Anda di halaman 1dari 34

PERGANTIAN KULIT DAN METAMORFOSIS

SERANGGA

PERGANTIAN KULIT dan


METAMORFOSIS
SERANGGA
NOER MOEHAMMADI, Drs; M.Kes.

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERGANTIAN KULIT DAN METAMORFOSIS


1. Pergantian Kulit
Kulit luar atau dinding tubuh serangga yg t.a. kutikula
bersifat mengeras, tidak lentur dan tidak dapat membesar,
karena memiliki sklerotin sebagai akibat dari proses
sklerosisasi atau pengerasan kulit
Dalam memberi kesempatan kepada tubuh serangga utk
berkembang menjadi besar, maka kulit luar tsb perlu
mengelupas terlebih dahulu, yg kemudian akan diganti
oleh kulit yang baru
Proses dengan pergantian kulit tersebut : ecdysis, dan
kulit lama yg terlepas disebut exuviae : pakaian .

Proses pergantian kulit ini dimungkinkan oleh


terbentuknya lapisan endokutikula baru yg berada di
bawah lapisan eksokutikula yg sudah mengeras
Sebelum kulit luar atau kutikula yg lama mengelupas, epi
dan prokutikula yg baru telah dipersiapkan oleh sel
epidermis yg ada di bawahnya
Selanjutnya sel epidermis mengeluarkan cairan hormon
( molting hormon ) untuk melancarkan proses pergantian
kulit
Hormon ini mengandung enzim-enzim khitinase dan
protease yg dapat melepaskan kutikula yg lama
Pelepasan kutikula lama terjadi dgn jalan melarutkan
bagian lapisan bawah dari endokutikula lama oleh hormon
tersebut .

Dengan demikian kulit luar yg lama terbuka dan


mengelupas terdorong oleh gerakan tubuh serangga yg
membesar dan telah memiliki kulit baru
Sehingga dapat dikatakan bahwa membesarnya tubuh
serangga sampai ukuran tertentu terjadi sebelum dinding
tubuh atau kutikula baru mengalami proses pengerasan
( sklerosisasi ) .

2. I n s t a r
Beberapa tingkatan yang dapat dibedakan satu sama
lainnya, yg membagi stadia larva maupun stadia nimfa
selama periode pertumbuhannya disebut dengan I n s t a r
Larva atau nimfa yg baru menetas dari telur disebut dgn
l a r v a atau n i m f a instar pertama
Larva (nimfa) pada instar ini terus tumbuh, ukurannya
membesar, yg selanjutnya akan diikuti oleh proses
pergantian kulit yg pertama
Larva (nimfa) yg telah mengalami pergantian kulit
pertama disebut instar kedua, dan yg telah mengalami
pergantian kulit ke dua disebut instar ketiga dst nya .

3. Metamorfosis : perubahan bentuk


Metamorfosis berasal dari kata Yunani :
meta
berubah
morphe
bentuk
(1) A metabola / a metamorfosis : tanpa metamorfosis
Kelompok serangga ini terdapat pada subklas Apterygota
( serangga tidak bersayap )
ordo Collembola
ordo Thysanura ( mis kutu buku )
ordo Protura .

(1) A metabola /
a metamorfosis :
tanpa metamorfosis

(2). Metamorfosis sederhana


( simple metamorfosis : incomplete metamorfosisi)

Pada subklas Pterygota terdapat adanya


perubahan bentuk maupun ukuran selama
perkembangan hidupnya

(2). Metamorfosis
sederhana
( simple
metamorfosis :
incomplete
metamorfosisi)

Tipe dari simple metamorfosis adalah :


a. Paurometabola
( gradual metamorfosis : perubahan bentuk bertahap)
Selama siklus hidupnya mengalami 3
pertumbuhan yaitu : telur, nimfa dan imago .

stadia

Contoh dari serangga ini adalah :


ordo Orthoptera ( mis : belalang : Valanga sp. )
ordo Hemiptera ( mis : Helopeltis antonii )
ordo Homoptera ( mis : wereng coklat: Nilaparvata lugens )

b. Hemimetabola ( incomplete metamorfosis : perubahan


bentuk tidak sempurna )

Stadia dalam perkembangan hidupnya terdiri atas :


telur,
naiad,
imago
Dijumpai pada ordo Odonata ( mis : capung ) .

3. Metamorfosis sempurna ( complete metamorfosis )

3. Metamorfosis sempurna ( complete metamorfosis )


Beberapa tipe dari Metamorfosis sempurna adalah :
a. Holometabola
Memiliki 4 stadia selama siklus hidupnya yaitu :
telur,
larva / ulat,
pupa / kepompong,
dewasa / imago

Larva yg telah menetas dari telur bentuknya berbeda


dgn imago .

Bentuknya menyerupai cacing dgn tungkai-tungkai pendek


atau tdk memilikinya, tanpa sayap dan tdk memiliki mata
majemuk, memiliki tipe alat mulut menggigit dan
mengunyah yg berbeda sekali dgn induknya sehingga habitat
maupun cara hidupnya berbeda
Dari larva berubah menjadi imago terlebih dulu melalui
bentuk transisi yg disebut pupa atau kepompong
Umumnya terdapat pada :
- ordo Diptera ( mis : lalat rumah )
- ordo Lepidoptera : kupu-kupu, ngengat
- ordo Coleoptera : kumbang
Subklas
Pterygota .
- ordo Hymenoptera (mis :lebah madu )

b. Hypermetabola

Terdapat pada :
ordo Coleoptera

: Carabidae

ordo Hymenoptera : Perilampidae


ordo Diptera

: Bombyliidae.

Keuntungan memiliki berbagai bentuk / stadia pada


perkembangan daur hidup serangga antara lain :
Dengan adanya perbedaan bentuk, misalnya
antara larva dengan imago maka akan terdapat
perbedaan habitat sehinnga akan mengurangi
kompetisi tempat
Dengan adanya perbedaan bentuk, maka akan
terdapat perbedaan jenis makanan antara larva
dengan imago sehingga akan mengurangi
kompetisi makanan

STADIA DALAM METAMORFOSIS


1. Stadia telur
Semua serangga bermula dari sel tunggal yg disebut
bakal telur (ovum)
Sebelum berkembang, bakal telur tersebut harus dibuahi
dahulu oleh sperma yg berasal dari serangga jantan
Reproduksi secara sexual terjadi dgn bersatunya gametgamet tsb. yaitu ovum dari serangga betina dgn sperma
dari serangga jantan
Proses pecahnya telur disebut : eclosion
Dapat juga terjadi dari sebuah sel telur berkembang
menjadi 2 atau lebih embriyo : polyembrionyc .

Polyembryonyc terjadi pada beberapa jenis parasit


dari ordo Hymenoptera pada famili :
Bracomidae : Macrosentrus sp
Platygasteridae : Plastygaster sp
Encyrtidae
Dryinidae
Perkembangan embryo diawali dengan membelahnya
beberapa nukleus dari sel tunggal, yg selanjutnya
dari masing-masing nukleus berkembang menjadi
satu embryo .

Umumnya serangga adalah : ovipar artinya serangga


muda keluar /menetas dari dari telur setelah telur ada
di luar
Ovovivipar bila telur menetas di dalam tubuh
induknya, yang kemudian serangga muda
dilahirkan .

2. Stadia Larva dan Nimfa


Larva adalah suatu bentuk dari salah satu stadia, dalam
daur hidup serangga, yang berada antara stadia telur
dan stadia pupa
Nimfa adalah serangga muda yg mirip dengan
induknya, tetaoi ukurannya kecil.
Nimfa adalah bentuk transisi dalam daur hidup
serangga antara telur dan stadia imago, dan biasanya
belum memiliki sayap dan alat genital
larva dijumpai pada serangga yg bermetamorfosis
sempurna ( divisi Endopterygota), sedangkan nimfa
terdapat pada serangga yang bermetamorfosis
sederhana ( divisi Exopterygota) .

Larva pada beberapa serangga yang bermetamorfosis


sempurna memiliki sebutan-sebutan lainnya, misal :
larva Lepidoptera

ulat

larva Diptera

bilatung

larva Coleoptera

lindi ( dalam tanah )


uret ( dalam batang tanaman ).

Bentuk Larva
Menurut bentuknya larva serangga yang mengalami
metamorfosis sempurna ( Hypermetamorfosis ), terbagi
atas :
a) Eruciform
Contoh :

Lepidoptera

Mecoptera

Hymenoptera ( beberapa).

b) Scarabaeiform
Contoh :

Coleoptera ( Scarabidae )

c) Campodeiform
Contoh :

Neuroptera
Trichoptera
Coleoptera .

d) Vermiform
Contoh : Diptera
Siphonoptera
Hymenoptera ( banyak )
Coleoptera ( beberapa )
Lepidoptera ( beberapa)

e) Elateriform
Contoh : Coleoptera ( beberapa ) .

3. Stadia Pupa ( Stadia Kepompong )


Stadia yang berada diantara stadia larva dan imago
Ada pupa pupa yang memliki wadah atau kantong yang
disebut Kokon (coccon) yang bentuk, warna serta
kekerasannya berbeda-beda
lapisan tipis maupun keras yang berasal dari kulit larva
sendiri, yang menyelimuti pupa disebut puparium .

Tipe Pupa
Terdapat 3 tipe pupa pada serangga yaitu :
1). Obtect
Contoh : Lepidoptera
Diptera

2). Exarate
Contoh : Umumnya pada Serangga yang

mengalami metamorfosis sempurna.

3). Coarctate
Contoh : Diptera ( subordo Brachycera dan

Cyclorrhapa )

4. Stadia Imago atau serangga dewasa

PUSTAKA
Jumar. (2000). Entomologi Pertanian. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
Natawigena, H.(1990). Entomologi Pertanian. Penerbit ORBA
SHAKTI. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai