Dosen Pengampu:
Dr. Farida Wahyu Ningtiyas, S,KM,M.Kes
Rahayu Sri Pujiati, S.KM,.M.Kes
Yunus Ariyanto, S.KM,.M.Epid
Taufan Asrisyah Ode, S.KM,.M.Kes
Kelompok 1
Ilvinatul Mumtaz 172110101007
Shalsabiila Alkatiri 172110101044
Dewi Farakh M 172110101068
Faiz Afif Lutfir R 172110101060
Adinda Jasmine R 172110101104
Fifiyatus Sholehah 172110101128
Ainiyatur Rohmah 172110101173
Helena R. Taran 172110101190
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan Proposal Penelitian dengan judul “Pengaruh Personal Hygiene
Terhadap Kejadian Penyakit Kulit Pada Masyarakat Pesisir Pantai Payangan Kabupaten
Jember”. Tujuan penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian
Kesehatan Masyarakat Pantai dan Perkebunan Kelas D. kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas bantuan yang telah diberikan secara langsung maupun tidak langsung
selama proposal penelitian ini. Rasa terima kasih ini disampaikan khususnya kepada:
1. Ibu Dr. Farida Wahyu Ningtiyas, S.KM., M.Kes, Ibu Rahayu Sri Pujiati, S.KM,. M.Kes,
Bapak Yunus Ariyanto, S.KM,.M.Epid, dan Bapak Taufan Asrisyah Ode, S.KM,. M.Kes
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Kajian Kesehatan Masyarakat Pantai dan
Perkebunan yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan laporan
penelitian ini.
2. Orang tua dan seluruh anggota kelompok yang telah bekerja sama serta memberikan
kritik, saran, dan masukan unutk penyelesaian laporan penelitian ini.
Kami sadar bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami berharap
kritik dan saran yang membangun untuk dapat menyempurnakannya. Kami juga berharap
penelitian ini dapat memberikanpengetahuan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................................2
1.4 Manfaat.................................................................................................................................3
iii
2.4 Kerangka Teori..................................................................................................................10
....................................................................................................................................................11
3.3.1 Populasi........................................................................................................................12
3.3.2 Sampel..........................................................................................................................12
4.1 Hasil.....................................................................................................................................14
4.3.2 Hubungan Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Air Bersih yang Mengalir
terhadap Kejadian Penyakit Kulit......................................................................................22
4.3.3 Hubungan Kebiasaan Mandi Minimal 2 Kali Sehari terhadap Kejadian Penyakit
Kulit.......................................................................................................................................23
iv
4.3.7 Hubungan Kebiasaan Tidak Menggunakan Pakaian Secara Bersama-sama
terhadap Kejadian Penyakit Kulit......................................................................................24
4.3.8 Hubungan Kebiasaan Mengganti Pakaian Minimal 1 Kali dalam Sehari terhadap
Kejadian Penyakit Kulit......................................................................................................25
4.3.9 Hubungan Kebiasaan Mencuci Pakaian Setelah di Pakai 1-2 hari terhadap
Kejadian Penyakit Kulit......................................................................................................25
4.3.10 Hubungan Kebiasaan Mencuci Pakaian Terpisah dengan Orang Lain terhadap
Kejadian Penyakit Kulit......................................................................................................26
4.3.11 Hubungan Menjemur Kasur 1 kali seminggu terhadap Kejadian Penyakit Kulit
................................................................................................................................................26
4.3.12 Hubungan Kebiasaan Mengganti Sprei dan Sarung Bantal Kurang dari 2
Minggu terhadap Kejadian Penyakit Kulit.......................................................................27
4.3.15 Hubungan Mencuci Kaki Setiap Sebelum Tidur dengan Kejadian Penyakit
Kulit.......................................................................................................................................28
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................30
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................30
5.2 Saran..............................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................31
LAMPIRAN.................................................................................................................................32
DEFINISI OPERASIONAL.......................................................................................................43
INSTRUMEN.................................................................................................................................4
v
BAB I PENDAHULUAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah kumpulan perilaku yang
dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat. Sedangkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan
mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).
Nelayan merupakan sebagian orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam
operasi penangkapan ikan (binatang air, tanaman air lainnya). Orang yang pekerjaannya
1
hanya membuat jaring, mengangkut alat-alat perlengkapan kedalam perahu atau kapal tidak
dikategorikan sebagai nelayan (Satria, 2015). Gangguan dan permasalahan kesehatan yang
terjadi pada nelayan seperti sebagian besar disebabkan oleh gaya hidup yang tidak baik dan
kurangnya menjaga kebersihan personal. Beberapa gangguan kesehatan yang dialami
diataranya gangguan pada mata, muskoloskeletal atau otot, masalah gizi, kecelakaan kerja,
tenggelam dan penyakit kulit.
Data Profil Kesehatan Indonesia 2010 yang menunjukkan bahwa penyakit kulit dan
subkutan menjadi peringkat ketiga dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di
rumah sakit se-Indonesia berdasarkan jumah kunjungan yaitu sebanyak 192.424 kunjungan
dan 122.076 kunjungan diantaranya merupakan kasus baru. Hal ini menunjukkan bahwa
penyakit kulit masih sangat dominan terjadi di Indonesia. (Depkes.RI, 2002)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Laporan Bulanan (LB1) Subbag Program dan
Informasi Dinas Kesehatan Jember, bahwa jumlah kunjungan di puskesmas sekabupaten
Jember tahun 2016 adalah sebesar 1.108.198 kunjungan. Dari jumlah jumlah tersebut
penyakit dermatitis termasuk dalam 10 penyakit terbanyak di puskesmas dengan jumlah
25,163 masyarakat yang memeriksakan ke puskesmas.
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang pengaruh masyarakat daerah pesisir Pantai Payangan
Sumberrejo, Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember dalam menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dengan besaran kejadian penyakit kulit.
3
BAB II TUJUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pantai
Pantai merupakan bentuk geografis yang terdiri dari pasir, terdapat di daerah
pesisir laut dan menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Pantai terbentuk akibat
adanya gelombang yang menghantam tepi daratan tanpa henti, sehingga wilayah
daratan tersebut mengalami pengikisan. (Raihansyah, et al., 2016). Daerah pantai
atau pesisir termasuk daerah yang rentan mengalami kerusakan. Dampak dari
kerusakan wilayah pesisir akan sangat terasa oleh masyarakat yang menghuni wilayah
pesisir. Hal tersebut dikarenakan oleh kondisi perekonomian masyarakat yang
menggantungkan pada sumber daya pesisir.
2.2 Karakterisitk Masyarakat Perkebunan Karakteristik Masyarakat Pantai
Secara umum kegiatan yang dilakukan masyarakat pesisir untuk memenuhi
kebutuhannya meliputi aktivitas ekonomi berupa kegiatan perikanan dengan
memanfaatkan lahan darat, lahan air, dan laut terbuka; kegiatan pariwisata dan
rekreasi yang memanfaatkan lahan darat, lahan air, dan objek di bawah air;
kegiatan transportasi laut yang memanfaatkan lahan darat dan alokasi ruang di laut
untuk jalur pelayaran, kolam pelabuhan dan lain-lain; kegiatan indutri yang
memanfaatkan lahan darat; kegiatan pertambangan yang memanfaatkan lahan darat
dan laut; kegiatan pembangkit energi yang menggunakan lahan darat dan laut;
kegiatan industri maritim yang memanfaatkan lahan darat dan laut, pemukiman
yang memanfaatkan lahan darat untuk perumahan dan fasilitas pelayanan umum;
dan kegiatan pertanian dan kehutanan yang memanfaatkan lahan darat. Aktivitas
ekonomi tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan tingkat ketergantungan yang cukup tinggi terhadap kondisi lingkungan dan
sumber daya alam yang ada di sekitarnya, pemerintah dalam pengelolaan
lingkungan hidup dan sumberdaya alam, lembaga sosial aktivitas, ekonomi
pendidikan, kesehatan dan lain-lain (Pinto, 2015).
2.2 Definisi Personal Hygiene
2.2.1 Macam-Macam Personal Hygiene
Menurut terdapat macam-macam personal hygiene (Lavenia 2019), yaitu:
1. Hand hygiene
4
Menjaga kebersihan tangan dari kotoran ataupun kuman, seperti mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan serta setelah dari kamar mandi dengan
menggunakan sabun antiseptic, antiseptic handrud, dan surgical handscrub,
2. Body hygiene
Menjaga kebersihan tubuh dari kotoran atau kuman dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit, seperti mandi
3. Oral hygiene
Menjaga kesehatan mulut, gigi, gusi dan bibir, seperti menggosok gigi
dengan tujuan mengurangi partikel-partikel makanan, plak, dan bakteri yang
melekat di bagian mulut.
4. Special hair application
Menjaga kebersihan rambut agar tidak terjadi pertumbuhan bakteri, seperti
keramas menggunakan shampoo, mencukur bulu kamluan secara rutin
dalam 40 hari
5. Clothes hygiene
Menjaga kebersihan pakaian agar tidak terjadi penularan penyakit dari
pakaian, seperti mencuci baju dan tidak menumpuk cucian.
5
Faktor yang dimaksud yaitu lama kontak, kekerapan (terus menerus atau berselang),
adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian pula gesekan dan trauma
fisik. Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan (Djuanda, 2010).
Faktor individu juga ikut berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya
perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas,
usia (anak dibawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi), ras (kulit hitam
lebih tahan daripada kulit putih), jenis kelamin (insidensi dermatitis kontak iritan
lebih banyak pada wanita), penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang
rangsang terhadap bahan iritan menurun), misalnya dermatitis atopik (Djuanda, 2010).
6
2.3.4. Epidemiologi Penyakit Kulit di Jawa Timur
Kusta merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium Leprae. Kusta dikenal dengan “The Great Imitator Disease” karena
penyakit ini seringkali tidak disadari karena memiliki gejala yang hampir mirip dengan
penyakit kulit lainnya. Hal ini juga disebabkan oleh bakteri kusta sendiri mengalami
proses pembelahan yang cukup lama yaitu 2–3 minggu dan memiliki masa inkubasi 2–
5 tahun bahkan lebih (Kemenkes RI, 2018). Insiden kusta di dunia pada tahun 2016
berdasarkan data WHO mengalami peningkatan, yakni dari 211.973 pada tahun 2015
menjadi 214.783 di tahun 2016. Sebesar 94% dari insiden kusta ini dilaporkan oleh 14
negara dengan >1000 kasus baru tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan masih banyak
wilayah yang menjadi kantong endemisitas tinggi kusta di dunia. Asia Tenggara
merupakan regional dengan insiden kusta tertinggi yakni 161.263 kasus tahun 2016.
Indonesia merupakan negara dengan penyumbang insiden kusta ke-3 tertinggi di dunia,
yakni sebanyak 16.286 kasus, setelah Brazil (25.218 kasus) & India (145.485 kasus)
(Donadeu, Lightowlers, Fahrion, Kessels, & Abela-Ridder, 2017).
Jawa Timur menjadi provinsi dengan insiden kusta tertinggi di pulau jawa
yakni sebanyak 3.373 kasus dan kasus cacat kusta tingkat 2 nya nomor 2 tertinggi,
sebanyak 293 kasus pada tahun lalu 2017 (Kemenkes RI, 2018). Jawa Timur pernah
menjadi provinsi di bagian barat Indonesia dengan kategori high burden yakni NCDR
>10/100.000 penduduk dan atau insiden >1000 kasus tahun 2016 (Dinkesprov Jawa
Timur, 2017). Angka prevalensi kusta di Jawa Timur pada tahun 2015 adalah 0,99 per
10.000 penduduk dan meningkat pada tahun 2016 menjadi 1,03 per 10.000 penduduk.
Tipe kusta Multibacillar (MB) lebih sering ditemukan di wilayah Jawa Timur
daripada tipe Paucibacillar (PB), namun demikian tipe kusta Paucibacillar (PB) di
Jawa Timur dari tahun 2015-2017 mengalami kenaikan (Gambar 1) (Dinkesprov Jawa
Timur, 2017).
7
telah melebihi target secara kumulatif (>90%). Penderita kusta yang berhasil
menyelesaikan Multidrug Treatment (MDT) berjumlah 136.544 kasus.
a. Demam
b. Nafsu berkurang
c. Bercak putih
d. Kulit merah dan berisi nanah
e. Terasa gatal
f. Bersin
g. Minyak berlebihan
h. Luka terbuka dan terasa sakit
i. Badan terasa lesu dan radang mata
1. Dermatitis
a. kulit terasa gatal yang hebat
b. kulit mulai memerah yang lebih sering ditemukan pada wajah, lutut, tangan dan
kaki
c. kulit pecah-pecah
d. timbul gelembung kecil yang mengandung nanah
2. bisul atau furunkel
Berikut adalah Gejala Penyakit Bisul:
a. Rasa Gatal Pada Bagian Kulit Tertentu
8
b. Timbul Benjolan Kecil dengan Warna Kemerahan
c. Keluar Mata Nanah Pada Benjolan Tersebut Jika Sudah Membesar
9
Penyebab kudis yaitu sarcoptes scabiei dan merupakan penyakit menular
dari kulit ke kulit serta dapat didderita oleh semua orang tanpa memandang
umur dan jenis kelamin.
Keturunan
Lingkungan
10
2.5 Kerangka Konsep
Keterangan :
11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik. Penelitian analitik ini
digunakan untuk menggambarkan hubungan, memprediksi hubungan antar variabel bebas
dan variabel terikat. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu
penelitian yang menekankan pada pengukuran atau observasi data satu kali dalam satu waktu
pada variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2012).
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dapat
mewakili populasi (Sastroasmoro, 2011). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dengan penghitungan menggunakan metode Lemeshow.. Penghitungan jumlah
sampel dengan metode lameshow adalah sebagai berikut :
n=
n= 79
12
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability
sampling dengan teknik simple random sampling atau pemilihan sampel secara acak.
Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono,
2012).
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Karakteristik Respondent
Distribusi responden berdasarkan usia Responden dalam penelitian ini adalah
masyarakat yang bertempat tinggal di pesisir pantai payangan desa watu ulo kabupaten
jember, Responden berjumlah 79 orang. Terdapat enam karakteristik responden yang
dimasukkan penelitian ini, yaitu umur, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir,
pekerjaan dan penghasilan.
1. Umur
Umur berhubungan dengan usia kerja, kekuatan fisik dan kecerdasan intelektual
maupun emosional. Menurut Badan Pusat Statistik (2017), golongan umur produktif
dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu 15-24 tahun, 25-34 tahun, 35-44 tahun, 45-54
tahun, 55-64 tahun dan ≥65 tahun.
Hasil karakteristik berdasarkan umur, mayoritas umur responden berkisar 45-54
tahun yang secara jelas dapat terlihat dari tabel 4.1 berikut:
14
Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, terdiri atas responden laki-laki sebanyak
35 responden atau 44,3% dan responden perempuan sebanyak 44 responden atau 55%.
Secara jelas terlihat dari tabel 4.2 berikut:
Berdasarkan table diatas untuk responden berdasarkan jenis kelamin dapat di ketahui
untuk jumlah yang berjenis kelamin laki laki berjumlah 35 responden dengan
presentase 44,3% sedangkan jumlah yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 44
dengan presentase 55,7%. Dengan jumlah total 79 respoden dengan presentase 100%.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa dari data primer berdasarkan jenis kelamin responden
dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.
3. Distribusi responden berdasarkan status perkawinan
Jumlah responden berdasarkan status pekerjaan terdiri atas status menikah, belum
menikah, cerai hidup, cerai mati. Secara jelas terlihat dari tabel 4.3 berikut:
Berdasarkan table diatas untuk responden berdasarkan status perawinan dapat diketahui
responden yang sudah menikah berjumlah 69 responden dengan presentase 87,6%
sedangkan responden yang belum menikah berjumlah 4 responden dengsn presentase
5,0% dan untuk responden yang telah cerai hidup berjumlah 3 responden dengan
presentase 3,7% sedangkan yang telah cerai mati berjumlah 3 responden dengan
15
presentase 3,7%. Untuk jumlah total responden berjumlah 79 responden dengan
presentase 100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dari data primer berdasarkan status
perkawinan responden dengan status menikah lebih banyak dari pada status perkawinan
belum menikah, cerai hidup ataupun cerai mati.
Jumlah responden berdasarkan status pekerjaan terdiri atas nelayan dan ibu rumah
tangga Secara jelas terlihat dari tabel 4.5 berikut:
16
6. Tabel 4.5 Persentase Jumlah Responden Berdasarkan berdasarkan pendapatan per
bulan.
Jumlah Responden
Kriteria Persentase (%)
(Orang)
<Rp. 2.170.917 51 65,4%
Rp. 2.170.917 15 19,2%
< Rp. 2.170.917 13 15,4%
Total 79 100%
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan table diatas untuk pendapatan per bulan responden dapat di ketahui untuk
jumlah pendapatan perbulan yang kurang dari Rp. 2.170.917 (dua juta seratus tujuh
puluh ribu sembilan ratus tujuh puluh rupiah) berjumlah 51 responden dengan
presentase 65,4% dan untuk responden dengan penghasilan Rp.2.170.917 (dua juta
seratus tujuh puluh ribu sembilan ratus tujuh puluh rupiah) berjumlah 15 responden
dengan presentase 19,2% sedangkan responden yang penghasilannya lebih dari
Rp.2.170.917 (dua juta seratus tujuh puluh ribu sembilan ratus tujuh puluh rupiah)
berjumlh 13 responden dengan presentase 15,4%. Data responden total sebanyak 79
responden dengan presentase 100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dari data primer
berdasarkan jumlah responden dengan pendapatan perbulan kurang dari Rp. 2.170.917
(dua juta seratus tujuh puluh ribu sembilan ratus tujuh puluh rupiah) lebih banyak dari
pendapatan Rp.2.170.917 (dua juta seratus tujuh puluh ribu sembilan ratus tujuh puluh
rupiah) dan juga kurang dari Rp.2.170.917 (dua juta seratus tujuh puluh ribu sembilan
ratus tujuh puluh rupiah).
17
1. Nelayan 35 44,3%
2. Ibu rumah tangga 44 55,7%
Total penduduk yang bekerja 79 100%
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan table di atas dapat di ketahui untuk responden yang bekerja sebagai
nelayan berjumlah 35 responden dengan presentase 44,3% sedangkan untuk pekerjaan
sebagai iu rumah tangga sebanyak 4 responden dengan jumlah presentase 55,7%
dengan jumlah total 79 responden dengan presentase 100%. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa dari data primer berdasarkan jumlah responden dengan jenis pekerjaan utama
ibu rumah tangga lebih banyak dari pada pekerjaan nelayan.
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa 43 dari 80 orang pernah mengalami
penyakit kulit dalam 1 bulan terakhir ini
18
1. Jumlah anggota keluarga yang terkena penyakit kulit
Berdasarkan table diatas jumlah anggota keluarga yang mengalami keluhan kesehatan
kulit sebanyak 44 orang dari 80 orang responden
2. Jenis penyakit kulit
Jika iya, apa jenis penyakit kulit yang anda alami?
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 1,3 1,3 1,3
Dermatitis (gatal,
35 43,8 43,8 45,0
kemerahan, bengkak)
Infeksi jamur (kurap, 8 10,0 10,0 55,0
panu, kutu air)
19
Pemfigus (lepuhan,
2 2,5 2,5 57,5
bersisik, gatal/tdk gatal)
Psoriasis (bercak merah
1 1,3 1,3 58,8
bersisik)
Tidak 33 41,3 41,3 100,0
Total 80 100,0 100,0
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami
jenis penyakit kulit yaitu Dermatitis (gatal, kemerahan, bengkak) dengan jumlah 35
orang
3. Upaya mengatasi
upaya dalam mengatasi penyakit kulit yang di derita?
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2 2,5 2,5 2,5
Membiarkan 13 16,3 16,3 18,8
Memeriksakan ke
15 18,8 18,8 37,5
pelayanan kesehatan
Mengobati sendiri 17 21,3 21,3 58,8
Tidak 33 41,3 41,3 100,0
Total 80 100,0 100,0
20
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa responden jika terkena penyakit kulit
berupaya dalam mengatasi nya dengan cara diobati sendiri sebanyak 17 orang.
21
serta mencegah terjadinya perkembangan kuman penyakit, sehingga perlu untuk
memotong kuku dengan cara menggunting kuku sekali seminggu.
22
4.3.5 Hubungan Menggunakan Handuk Sendiri terhadap Kejadian
Penyakit Kulit
Kejadian Penyakit Total Asymp. r
Kulit Sig. (2
Ya Tidak
sided)
Menggunakan Tidak 34 11 45 0,000 0,488
Ya 9 25 34
Handuk Sendiri
Total 43 36 79
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari uji statistik Chi Square
diperoleh nilai sig sebesar 0,000 yang <0,05 sehingga H1 diterima yang artinya
terdapat hubungan kebiasaan menggunakan handuk sendiri terhadap kejadian
penyakit kulit. Hal ini sejalan dengan penelitian Muafidah et al (2017) yang
menyatakan bahwa menggunakan handuk bersama-sama berpengaruh terhadap
kesehatan kulit dikarenakan handuk yang dipakai secara bergantian bias menjadi
media untuk penularan penyakit.
23
Tidak Tidak 24 21 45 0,825 -0,025
Menggunakan
Ya 19 15 34
Pakaian Secara
Bersama-sama
Total 43 36 79
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari uji statistik diperoleh nilai
sig sebesar 0,825 yang >0,05 sehingga H0 diterima yang artinya tidak terdapat
hubungan kebiasaan tidak menggunakan pakaian secara bersama-sama terhadap
kejadian penyakit kulit.
24
Total 43 36 79
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari uji statistik Chi Square
diperoleh nilai sig sebesar 0,006 yang <0,05 sehingga H1 diterima yang artinya
terdapat hubungan kebiasaan mencuci pakaian setelah dipakai 1-2 hari terhadap
kejadian penyakit kulit.
25
karena tanpa kita sadari kasur dapat menjadi lembab dikarenakan seringnya berbaring
dan suhu kamar yang berubah-ubah
Sarung Bantal
Kurang dari 2
Minggu
Total 43 36 79
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari uji statistik Chi Square
diperoleh nilai sig sebesar 0,023 yang <0,05 sehingga H1 diterima yang artinya
terdapat hubungan kebiasaan mengganti sprei dan sarung bantal kurang dari 2 minggu
terhadap kejadian penyakit kulit. Hal ini sejalan dengan penelitian Sajida (2013)
bahwa kebersihan tempat tidur dan sprei memiliki hubungan dengan penyakit kulit.
Dikarenakan kuman penyakit kulit sangat suka berada di perlengkapan tidur untuk
berkembang biak
26
Kulit sided)
Ya Tidak
Mencuci Tidak 39 21 60 0,001 0,377
Rambut Ya 4 15 19
dengan
Shampoo 2
kali seminggu
Total 43 36 79
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari uji statistik diperoleh nilai
sig sebesar 0,001 yang <0,05 sehingga H1 diterima yang artinya terdapat hubungan
kebiasaan memotong kuku 1 minggu sekali terhadap kejadian penyakit kulit. Hal ini
sejalan dengan penelitian Zebua (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
mencuci rambut dengan kejadian penyakit kulit, dikarenakan rambut berguna untuk
melindungi kepala, rambut yang tidak bersih akan menjadi sarang kutu dan ketombe.
27
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Melizar, and Zara Yunizar. 2016. "Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit pada Manusia
Menggunakan Metode Dempster-shafer." Teknik Informatika 1-22.
Sihotang, Hengki Tamando, Erwin Panggabean, and Herlina Zebua. 2018. "Sistem Pakar
Mendiagnosa Penyakit Herpes Zoster Dengan Menggunakan Metode Teorema
Bayes." Informatic Pelita Nusantara Volume 3 No 1 25-36.
Putri1, D. D. (2018). Klasifikasi Penyakit Kulit Pada Manusia Menggunakan Metode Binary,
1-9.
Tami, M. (2019). Jurnal Berkala Epidemiologi. Hubungan Antara Kusta Tipe Pausi Basiler
Dengan Angka Keberhasilan Pengobatan Kusta Di Jawa Timur, 17-24.
Fattah, N. (2018). Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian
Penyakit Kulit pada Pasien di Puskesmas Tabaringan Makassar. UMI Medical
Journal, 3(1), 36-46.
Muafida, N., Santoso, I., & Darmiah, D. (2017). The Relation of Personal Hygiene with The
Incidence of Scabies at Al Falah Male Boarding School Students Sub-district of Liang
Anggang in the Year 2016. Journal of Health Science and Prevention, 1(1), 1-9.
Sajida, A., Santi, D. N., & Naria, E. (2013). Hubungan personal hygiene dan sanitasi
lingkungan dengan keluhan penyakit kulit di Kelurahan Denai Kecamatan Medan
denai Kota Medan Tahun 2012. Lingkungan dan Kesehatan Kerja, 2(2).
Zebua, A. P. (2014). Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kulit pada Pemulung dan
Fasilitas Sanitasi di Tpa Terjun Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun
2014. Lingkungan dan Kesehatan Kerja, 3(2).
29
LAMPIRAN
Tests of Normality
Memotong kuku Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
setiap 1 minggu
sekali Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian Tidak .431 53 .000 .588 53 .000
Penyakit Ya
.455 26 .000 .557 26 .000
Kulit
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
penyakitkuli memotong_ku
t ku
Spearman's rho Kejadian Correlation
1.000 .387**
Penyakit kulitCoefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 79 79
Memotong kuku Correlation
.387** 1.000
setiap 1 minggu Coefficient
sekali Sig. (2-tailed) .000 .
N 79 79
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tests of Normality
Mencuci Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
tangan
dengan air
bersih dan
megalir Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Penyakitkul Tidak .340 70 .000 .637 70 .000
it Ya .519 9 .000 .390 9 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
penyakitkuli
t cuci_tangan
30
Spearman's rho Kejadian Correlation
1.000 -.248*
penyakit Coefficient
kulit Sig. (2-tailed) . .027
N 79 79
Mencuci Correlation
-.248* 1.000
tangan Coefficient
dengan air Sig. (2-tailed) .027 .
N
bersih yang 79 79
mengalir
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tests of Normality
Mandi Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
minimal 2
Kali sehari Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian Tidak .412 64 .000 .607 64 .000
Penyakit Ya
.514 15 .000 .413 15 .000
kulit
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
penyakitkuli
t mandi_2kali
Spearman's rho Kejadian Correlation
1.000 .399**
penyakit Coefficient
kulit Sig. (2-tailed) . .000
N 79 79
Mandi Correlation
.399** 1.000
minimal 2 Coefficient
kali sehari Sig. (2-tailed) .000 .
N 79 79
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tests of Normality
31
Memakai Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
handuk milik
sendiri Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian Tidak .469 45 .000 .534 45 .000
penyakit Ya
.458 34 .000 .552 34 .000
kulit
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
penyakitkuli handuk_sendi
t ri
Spearman's rho Kejadian Correlation
1.000 .488**
penyakit kulit Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 79 79
Memakai Correlation
.488** 1.000
handuk milik Coefficient
sendiri Sig. (2-tailed) .000 .
N 79 79
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tests of Normality
Tidak memakai Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
pakaian secara
Bersama Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian Tidak .356 45 .000 .635 45 .000
penyakit Ya
.368 34 .000 .633 34 .000
kulit
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
Tidak memakai
penyakitkuli pakaian secara
t bersama
Spearman's rho Kejadian penyakit Correlation
1.000 -.025
kulit Coefficient
Sig. (2-tailed) . .825
N 79 79
32
Tidak memakai Correlation
-.025 1.000
pakaian secara Coefficient
bersama Sig. (2-tailed) .825 .
N 79 79
Tests of Normality
Mencuci pakaian Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
setelah dipakai Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian tidak .399 65 .000 .617 65 .000
penyakit ya
.478 14 .000 .516 14 .000
kulit
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
penyakitkuli mencuci_paka
t ianstlhdipakai
Spearman's rho Kejadian penyakit kulit Correlation
1.000 .308**
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .006
N 79 79
Mencuci pakaian Correlation
.308** 1.000
setelah dipakai Coefficient
Sig. (2-tailed) .006 .
N 79 79
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tests of Normality
Mencuci pakaian Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
terpisah dengan
orang lain Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian Tidak .338 38 .000 .637 38 .000
penyakit Ya
.382 41 .000 .627 41 .000
kulit
a. Lilliefors Significance Correction
33
Correlations
Kejadian Mencuci pakaian
penyakit terpisah dengan orang
kulit lain
Spearman's rho Kejadian Correlation
1.000 -.086
penyakit kulit Coefficient
Sig. (2-tailed) . .453
N 79 79
Mencuci pakaian Correlation
-.086 1.000
terpisah dengan Coefficient
orang lain Sig. (2-tailed) .453 .
N 79 79
Tests of Normality
Menggunakan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
selimut milik
pribadi Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian Tidak .380 64 .000 .628 64 .000
penyakit Ya
.385 15 .000 .630 15 .000
kulit
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
Kejadian
penyakit Menggunakan selimut
kulit milik pribadi
Spearman's rho Kejadian Correlation
1.000 .140
penyakit kulit Coefficient
Sig. (2-tailed) . .218
N 79 79
Menggunakan Correlation
.140 1.000
selimut milik Coefficient
pribadi Sig. (2-tailed) .218 .
N 79 79
Tests of Normality
Menjemur handuk Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
di bawah sinar
matahari Statistic df Sig. Statistic df Sig.
34
Kejadian Tidak .370 68 .000 .631 68 .000
penyakit Ya
.353 11 .000 .649 11 .000
kulit
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
penyakitkuli menjemur_ha
t nduk
Spearman's rho Kejadian penyakit Correlation
1.000 .072
kulit Coefficient
Sig. (2-tailed) . .526
N 79 79
Menjemur handuk Correlation
.072 1.000
di bawah sinar Coefficient
matahari Sig. (2-tailed) .526 .
N 79 79
Tests of Normality
Mengganti pakaian Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
sehari 2 kali Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian Ya .351 71 .000 .636 71 .000
penyakit tidak
.455 8 .000 .566 8 .000
kulit
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
penyakitkuli mengganti_pa
t kaian
Spearman's rho Kejadian penyakit Correlation
1.000 -.139
kulit Coefficient
Sig. (2-tailed) . .223
N 79 79
Mengganti pakaian Correlation
-.139 1.000
sehari 2 kali Coefficient
Sig. (2-tailed) .223 .
N 79 79
35
Cases
Menggunakan alas Valid Missing Total
Kasur bersama N Percent N Percent N Percent
Kejadian Ya 66 100.0% 0 0.0% 66 100.0%
Penyakit Tidak 11 100.0% 0 0.0% 11 100.0%
3 2 100.0% 0 0.0% 2 100.0%
kulit
Correlations
Kejadian
Penyakit Menggunakan alas
kulit Kasur bersama
Spearman's rho Kejadian Penyakit Correlation
1.000 -.005
kulit Coefficient
Sig. (2-tailed) . .964
N 79 79
Menggunakan alas Correlation
-.005 1.000
Kasur bersama Coefficient
Sig. (2-tailed) .964 .
N 79 79
Tests of Normality
Mencuci rambut Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
dengan shampoo Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian Tidak .417 60 .000 .603 60 .000
Penyakit ya
.482 19 .000 .507 19 .000
kulit
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
penyakitkuli mencuci_sha
t mpo
Spearman's rho Kejadian Correlation
1.000 .377**
Penyakit kulit Coefficient
Sig. (2-tailed) . .001
N 79 79
Mencuci rambut Correlation
.377** 1.000
dengan shampoo Coefficient
Sig. (2-tailed) .001 .
N 79 79
36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tests of Normality
Mencuci Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
kaki
sebelum
tidur Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian Tidak .410 47 .000 .609 47 .000
penyakit Ya
.386 32 .000 .625 32 .000
kulit
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
Kejadian
penyakit Mencuci kaki
kulit sebelum tidur
Spearman's rho Kejadian penyakit Correlation
1.000 .229*
kulit Coefficient
Sig. (2-tailed) . .043
N 79 79
Mencuci kaki Correlation
.229* 1.000
sebelum tidur Coefficient
Sig. (2-tailed) .043 .
N 79 79
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tests of Normality
Mengganti sprei Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
dan bantal kurang
dari 2 minggu Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian tidak .417 46 .000 .602 46 .000
penyakit ya
.392 33 .000 .621 33 .000
kuit
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
37
Mengganti
Kejadian sprei dan
penyakit bantal kurang
kuit dari 2 minggu
Spearman's rho Kejadian Correlation
1.000 .256*
penyakit kuit Coefficient
Sig. (2-tailed) . .023
N 79 79
Mengganti sprei Correlation
.256* 1.000
dan bantal Coefficient
kurang dari 2 Sig. (2-tailed) .023 .
N 79 79
minggu
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
38
39
DEFINISI OPERASIONAL
No. Variabel/Sub Definisi Operasional Sumber Data Cara Skala Kriteria Penilaian
variabel Pengumpulan data
Data
Karakteristik Responden
1 Jenis Kelamin Perbedaan organ seks Primer Wawancara Nominal 1. Laki-laki
sekunder atau dibuktikan dan kuisioner 2. Perempuan
dengan KK, KTP, Akta individu
Kelahiran, SIM dan kartu
identitas lainnya
2 Umur Lamanya tahun yang diakui Primer Wawancara Rasio Umur (dalam tahun) responden
oleh reponden berdasarkan dan kuisioner
akta kelahiran atau lamanya individu
seseorang hidup terhitung
mulai dilahirkan sampai
sekarang dia hidup
3 Status Perkawinan Status Perkawinan dari Primer Wawancara Nominal 1. Menikah
seseorang yang telah dan kuisioner 2. Belum menikah
melakukan hubungan dengan individu 3. Hidup bersama
individu yang berlawanan 4. Cerai hidup
jenis dan telah memiliki 5. Hidup terpisah
40
sebuah ikatan pernikahan 6. Cerai mati
4 Pendidikan Pendidikan terakhir yang Primer Wawancara Nominal 1. Tidak/belum sekolah
pernah di tempuh responden dan kuisioner 2. Tamat SD/MI
individu 3. Tamat SMP/MTS
4. Tamat SMA/MA/SMK
5. Tamat D1-D3
6. Tamat Perguruan Tinggi
5 Pekerjaan Mata pencaharian utama dari Primer Wawancara Nominal 1. Bekerja
responden yang merupakan dan kuisioner a. PNS/TNI/POLRI/BUMN/
sumber penghasilan untuk individu BUMD
mencukupi kebutuhan hidup b. Pegawai swasta
sehari-hari c. Wiraswasta
d. Petani
e. Nelayan
f. Buruh
g. Lainnya, sebutkan
2. Tidak bekerja
Pendapatan per Jumlah uang yang diukur Primer Wawancara Interval Jumlah pendapatan perbulan:
Bulan dengan banyaknya akumulasi dan kuisioner
1. < Rp. 2.170.917,80
pendapatan, setelah individu
2. ≥ Rp. 2.170.917,80
dikonversi menjadi perbulan.
41
(UMR Jember tahun 2019)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
1 Personal Hygiene
Membersihkan Kegiatan yang menjadi Primer Wawancara Nominal Ya
rumah kebiasaan responden dalam Tidak
membersihkan rumah saat
pagi dan sore
Frekuensi Jumlah melakukan kegiatan Primer Wawancara Nominal .... kali
membersihkan membersihkan rumah dalam
rumah satu hari oleh responden
Membuang sampah Kebiasaan responden dalam Primer Wawancara Nominal Ya
pada tempatnya membuang sampah pada Tidak
tempatnya
Memotong kuku Kebiasaan responden untuk Primer Wawancara Nominal Ya
memotong kuku sebelum Tidak
kukunya panjang
Jarak pemotongan Lama/jarak interval Primer Wawancara Nominal .... minggu
kuku pemotongan kuku dari
pemotongan sekarang dan
terakhir dalam jarak beberapa
minggu.
42
Mencuci tangan Kebiasaan responden Primer Wawancara Nominal Ya
dengan air mencuci tangan dengan air Tidak
mengalir dan sabun mengalir dengan
menggunakan sabun
Mandi 2x sehari Frekuensi kebiasaan Primer Wawancara Nominal Ya
responden mandi dalam Tidak, lainnya......
sehari
2 Pemakaian Handuk
Menggunakan Kepemilikan handuk dalam Primer Wawancara Nominal Ya
handuk sendiri penggunaan oleh responden Tidak
Tidak Perilaku responden untuk Primer Wawancara Nominal Ya
meminjamkan peminjaman handuknya Tidak
handuk kepada kepada orang lain
anggota keluarga
lainnya
Menjemur handuk Perilaku responden dalam Primer Wawancara Nominal Ya
setelah mandi menjemur handuk setelah Tidak
mandi
Mencuci handuk Kebiasaan responden dalam Primer Wawancara Nominal Ya
seminggu sekali mencuci handuk seminggu Tidak
sekali
43
Meletakkan handuk Kebiasaan responden Primer Wawancara Nominal Ya
terpisah dengan meletakkan handuk terpisah Tidak
anggota kelurga dengan anggota keluarga
lainya lainnya
3 Pakaian
Ganti pakaian Perilaku rsponden untuk Primer Wawancara Nominal Ya
sehari sekali mengganti pakaiannya dalam Tidak
sehari satu kali
Tidak Perilaku responden untuk Primer Wawancara Nominal Ya
meminjamkan tidak meminjamkan pakaian Tidak
pakaian kepada kapada anggota keluarga
anggota keluarga yang lain
lainnya
Mencuci langsung Perilaku responden untuk Primer Wawancara Nominal Ya
pakaian yang kotor mencuci langsung pakaian Tidak
yang kotor
Meletakkan Perilaku responden untuk Primer Wawancara Nominal Ya
pakaian terpisah meletakkan pakian terpisah Tidak
dengan anggota dengan anggota keluarga
keluaga lainnya lainnya
Menyetrika Perilaku responden untuk Primer Wawancara Nominal Ya
44
pakaian setelah meyetrika setelah dicuci dan Tidak
dicuci dan kering kering
4 Perlengkapan Tidur
Menggunakan Perilaku responden untuk Primer Wawancara Nominal Ya
selimut sendiri memakai selimut sendiri Tidak
Tidak Perilaku responden untuk Primer Wawancara Nominal Ya
meminjamkan tidak meminjamkan selimut Tidak
selimut kepada kepada anggota keluarga
anggota keluarga lainnya
lainnya
Tidak tidur Perilaku responden untuk Primer Wawancara Nominal Ya
berhimpitan tidak tur berhimpitan Tidak
Menjemur alas Perilaku responden untuk Primer Wawancara Nominal Ya
tidur sekali dalam menjemur alas tidur seklai Tidak
seminggu dalam seminggu
Mengganti sprei Perilaku responden untuk Primer Wawancara Nominal Ya
sekali dalam mengganti sprei seminggu Tidak
seminggu sekali
5 Penyakit Kulit
Kondisi penyakit Keadaan responden memiliki Primer Wawancara Nominal Ya
kulit penyakit kulit yang dialami Tidak
45
sekarang
Lama penyakit Rentang waktu responden Primer Wawancara Nominal .... bulan
kulit mengalami penyakit kulit
yang diderita
Jenis penyakit kulit Suatu macam penyakit kulit Primer Wawancara Nominal Dermatitis (gatal, kemerahan,
yang diderita oleh responden dan observasi bengkak)
Psoriasis (bercak merah bersisik)
Infeksi jamur (kurap, panu, kutu air)
Skleroderma (kulit keras dan menebal)
Pemfigus (lepuhan, bersisik, gatal/tdk
gatal)
Infeksi bakteri (bisul, kusta, selulitis)
Infeksi virus (campak, cacar, herpes,
kutil)
Infeksi parasit (kudis oleh kutu atau
tungau)
46
INSTRUMEN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama Responden
Jenis Kelamin
Umur
Status Perkawinan Menikah
Belum Menikah
Hidup Bersama
Cerai Hidup
Hidup Terpisah
Cerai Mati
Pendidikan Terakhir Tidak/belum sekolah
Tamat SD/MI
Tamat SMP/MTS
Tamat SMA/MA/SMK
Tamat D1-D3
Tamat perguruan tinggi
Pekerjaan 1. Bekerja:
PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD
Pegawai swasta
Wiraswasta
Petani
Nelayan
Buruh
2. Lainnya, sebutkan....
Pendapatan Per Bulan Jumlah pendapatan per bulan:
3. < Rp. 2.170.917,80
47
4. ≥ Rp. 2.170.917,80
48
Tidak
5. Meletakkan handuk terpisah dengan anggota kelurga Ya
lainya ? Tidak
3. Pakaian
4. Perlengkapan Tidur
1. Apakah anda Menggunakan selimut sendiri ? Ya
Tidak
2. Tidak meminjamkan selimut kepada anggota Ya
keluarga lainnya ? Tidak
3. Apakah posisi tidur anda berhimpitan ? Ya
Tidak
4. Apakah anda Menjemur alas tidur sekali dalam Ya
seminggu ? Tidak
5. Mengganti sprei sekali dalam seminggu Ya
Tidak
6. Penyakit Kulit
1. Aoakah anda mengetahui kondisi penyakit kulit ? Ya
Tidak
2. Berapa Lama penyakit kulit yang anda alami ? …… Bulan
49
kemerahan, bengkak)
Psoriasis (bercak merah
bersisik)
Infeksi jamur (kurap,
panu, kutu air)
Skleroderma (kulit keras
dan menebal)
Pemfigus (lepuhan,
bersisik, gatal/tdk gatal)
Infeksi bakteri (bisul,
kusta, selulitis)
Infeksi virus (campak,
cacar, herpes, kutil)
Infeksi parasit (kudis
oleh kutu atau tungau)
50
4