Dosen Pengampu :
Andrei Ramani, S.KM., M.Kes.
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan limpahan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Pendapatan Dengan Keikutsertaan
Jaminan Kesehatan Nasional di Wilaytah Pesisir Kabupaten Jember”. Tidak
lupa penyusun sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, yaitu :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
2.4. Keteraturan Membayar Iuran ................................................................ 16
2.4.1. Definisi .................................................................................................................. 16
2.4.2. Teori Lawrence Green ...................................................................................... 16
2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pembayaran Iuran
JKN………….. ................................................................................................................. 16
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
5
bulan maka penjaminan akan dihentikan sementara. Ketidakteraturan peserta
mandiri JKN dalam membayar iuran dapat berdampak pada penjaminan pelayanan
kesehatan di fasilitas kesehatan yang tersedia.
Data dari BPJS Kesehatan Kabupaten Jember per September
2018nmemiliki jumlah peserta JKN sebanyak 1.459.392 atau sebesar 60.33% dari
seluruh penduduk Kabupaten Jember. Kabupaten Jember memiliki 31 Kecamatan
dengan 50 Puskesmas yang bekerjsama dengan BPJS Kesehatan. Kecamatan yang
memiliki presentase rendah terkait peserta yang mengikuti JKN yaitu di Kecamatan
Sumbersari sebesar 38,96%. Di wilayah kerja Puskesmas Gladakpakem. (T., 2018).
Sedangkan jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan secara mandiri di Kabupaten
Jember per pertengahan Februari 2019 masih rendah yaitu sekitar 64%, dengan
target nasioanl tahun 2019 sebesar 90%. (Hatta, 2019).
Menurut penelitian di Universitas Andalas yang dilakukan oleh Susilo
(2015:44-47) faktor yang berhubungan dengan BPJS Kesehatan Mandiri yaitu
pengetahuan, pendidikan, pendapatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahauan, pendidikan dan pendapatan
terhadap kepatuhan peserta mandiri Jaminan Kesehatan Nasional dalam membayar
iuran di Kabupaten Jember.
6
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi faktor predisposisi (pengetahuan, pendapatan dan pendidikan)
pada peserta mandiri Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
b. Menganalisis hubungan faktor prediposisi terhadap kepatuhan peserta mandiri
Jaminan Kesehatan Nasional dalam membayar iuran.
7
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA
8
f) Pegawai Swasta; dan
g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang
menerima Upah.
2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:
a) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan
b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima upah
c) Pekerja sebagaimana dimaksudhuruf a dan huruf b, termasuk warga ne
gara asing yang bekerja di Indonesia pa ling singkat 6 (enam) bulan.
3) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas:
a) Investor;
b) Pemberi Kerja;
c) Penerima Pensiun;
d) Veteran;
e) Perintis Kemerdekaan; dan
f) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang
mampu membayar Iuran.
4) Penerima pensiun terdiri atas:
a) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
b) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
c) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
d) Penerima Pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c; dan
e) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d yang mendapat hak
pensiun. Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi
f) Istri atau suami yang sah dari Peserta; dan
g) Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari Peserta,
dengan kriteria:
1. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai
penghasilan sendiri; dan
2. belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25
(duapuluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan
formal.
9
Sedangkan Peserta bukan PBI JKN dapat juga mengikutsertakan
anggota keluarga yang lain.
3. WNI di Luar NegeriJaminan kesehatan bagi pekerja WNI yang
bekerja di luar negeri diatur dengan keten tuan peraturan
perundang- undangan tersendiri.
10
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional). Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. (JKN, BUKU
PEGANGAN SOSIALISASI Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional)
2.2.2. Asas
BPJS Kesehatan menyelenggarakan Jaminan Kesehatan berdasarkan asas:
1. Kemanusiaan
Asas kemanusiaan adalah asas yang terkait dengan penghargaan terhadap
martabat manusia.
2. Manfaat
Asas manfaat adalah asas yang bersifat operasional menggambarkan
pengelolaan yang efektif dan efisien.
3. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah asas yang bersifat
idiil.
2.2.3. Tujuan
Mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan kesehatan yang layak bagi
setiap peserta dan/atau anggota keluarganya sebagai pemenuhan kebutuhan dasar
hidup penduduk Indonesia. (JKN, Asas, Tujuan dan Prinsip, 2019)
2.2.4. Prinsip
Terdapat sembilan prinsip penyelenggaraan BPJS Kesehatan (UU No. 24 Tahun
2011 Pasal 4), yaitu:
1. Kegotong-royongan
Prinsip kegotongroyongan adalah prinsip kebersamaan antar peserta dalam
menanggung beban biaya Jaminan Sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban
setiap peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji, upah, atau
penghasilannya.
11
2. Nirlaba
Prinsip nirlaba adalah prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan
penggunaan hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi seluruh peserta.
3. Keterbukaan
Prinsip keterbukaan adalah prinsip mempermudah akses informasi yang
lengkap, benar, dan jelas bagi setiap peserta.
4. Kehati-Hatian
Prinsip kehati-hatian adalah prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti,
aman, dan tertib.
5. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas adalah prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan
keuangan yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
6. Portabilitas
Prinsip portabilitas adalah prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan
meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Kepesertaan bersifat wajib
Prinsip kepesertaan bersifat wajib adalah prinsip yang mengharuskan seluruh
penduduk menjadi peserta Jaminan Sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.
8. Dana amanat
Prinsip dana amanat adalah bahwa iuran dan hasil pengembangannya
merupakan dana titipan dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi
kepentingan peserta Jaminan Sosial.
9. Hasil pengelolaan dana jaminan kesehatan dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.
12
c. Memberikan saran, nasihat, dan pertimbangan kepada Direksi me ngenai
kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan BPJS; dan
d. Menyampaikan laporan pengawas an penyelenggaraan Jaminan Sosial
sebagai bagian dari laporan BPJS kepada Presiden dengan tembusan kepada
DJSN.
Dewan Pengawas berwenang untuk:
a. Menetapkan rencana kerja anggaran tahunan BPJS;
b. Mendapatkan dan/atau meminta laporan dari Direksi;
c. Mengakses data dan informasi mengenai penyelenggaraan BPJS;
d. Melakukan penelaahan terhadap data dan informasi mengenai
penyelenggaraan BPJS; dan
e. Memberikan saran dan rekomendasi kepada Presiden mengenai kinerja
Direksi.
Direksi bertugas untuk:
a. Melaksanakan pengelolaan BPJS yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi;
b. Mewakili BPJS di dalam dan di luar pengadilan; dan
c. Menjamin tersedianya fasilitas dan akses bagi Dewan Pengawas untuk
melaksanakan fungsinya.
Direksi berwenang untuk:
a. Melaksanakan wewenang BPJS;
b. Menetapkan struktur organisasi beserta tugas pokok dan fungsi, tata kerja
organisasi, dan sistem kepegawaian;
c. Menyelenggarakan manajemen kepegawaian BPJS termasuk mengangkat,
memindahkan, dan memberhentikan pegawai BPJS serta menetapkan
penghasilan pegawai BPJS;
d. Mengusulkan kepada Presiden penghasilan bagi Dewan Pengawas dan
Direksi;
e. Menetapkan ketentuan dan tata cara pengadaan barang dan jasa dalam rangka
penyelenggaraan tugas BPJS dengan memperhatikan prinsip transparansi,
akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas;
13
f. Melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS paling banyak
Rp100.000.000.000 (seratus miliar rupiah) dengan persetujuan Dewan
Pengawas;
g. Melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari Rp100.000.000.000
(seratus miliar rupiah) sampai dengan Rp500.000.000.000 (lima ratus mi liar
rupiah) dengan persetujuan Presiden; dan
h. Melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari Rp500.000.000.000
(lima ratus miliar rupiah) dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.
14
b. Iuran bagi peserta PPU (pejabat negara, anggota dewan, DPRD, PNS, prajurit,
kepala desa dan perangkatnya, dan pekerja/pegawai) sebesar 5% dari gaji atau
upah per bulan, dengan ketentuan 3% dibayar oleh pemberi kerja dan 2%
dibayar oleh peserta.
c. Iuran bagi peserta PPU selain peserta, sebesar 5% dari gaji atau upah per
bulan, dengan ketentuan 3% dibayar oleh pemberi kerja dan 2% dibayar oleh
peserta.
d. Iuran bagi peserta PBPU dan peserta BP, yaitu sebesar :
1) Rp. 25.000 per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang
perwatan kelas III;
2) Rp. 51.000 per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang
perwatan kelas II; atau
3) Rp. 80.000 per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang
perwatan kelas I
e. Iuran bagi penerima pensiun sebesar 5% dari pensiun pokok dan tunjangan
keluarga, dengan ketentuan 3% dibayar oleh pemberi kerja dan 2% dibayar
oleh penerima pensiun.
f. Iuran bagi veteran, perintis kemerdekan, janda, duda atau anak yatim dan/atau
piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan sebesar 5% dari 45% gaji pokok
PNS golongan ruang III/a dengan masa kerja 14 tahun per bula, dibayar oleh
pemerintah pusat.
2.3.3. Ketentuan Pembayaran Iuran
Beberapa ketentuan besaran iuran menurut Peraturan Presiden RI No 82 Tahun
2018, antara lain :
a. Peserta PBPU dan peserta BP wajib mebayar iuran paling lambat tanggal 10
(sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan.
b. Pemberi Kerja wajib membayar Iuran Jaminan Kesehatan seluruh Peserta
yang menjadi tanggung jawabnya pada setiap bulan yang dibayarkan paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan.
c. Keterlambatan pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan dikenakan denda
sebesar 2,5% dari perkiraan biaya paket Indonesian Case Based Groups
15
dengan ketentuan jumlah bulan tertunggak paling banyak 12 bulan dan besar
denda paling tinggi R. 30.000.000
d. BPJS kesehatan wajib mencatat dan menagih tunggakan iuran sebagai piutang
paling banyak untuk 24 bulan
16
pancaindra meliputi yaitu indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran,
indra rasa, dan indra raba (Notoatmodjo, 2012). Menurut penelitian (Mokolombam,
Mandagi, & Korompis, 2016), peserta JKN mandiri dengan pengetahuan baik lebih
patuh dalam membayar iuran dibandingkan responden dengan pengetahuan rendah.
Hal ini diketahui dari jumlah peserta JKN mandiri yang patuh membayar iuran
dengan tingkat pengetahuan baik lebih banyak dari jumlah peserta dengan
pengetahuan rendah.
b. Pendidikan
Pendidikan seseorang merupakan salah satu proses perubahan tingkah laku.
Pendidikan didefinisikan sebagai tingkat pendidikan formal tertinggi yang dicapai
dan ditunjukkan dengan bukti ijasah. Tingkat pendidikan kepala keluarga memiliki
dampak yang positif terhadap pengambilan keputusan daripada keluarga untuk
memiliki kemauan membayar atau tidak, kepala keluarga yang memiliki tingkat
pendidikan yang tertinggi akan memiliki kemauan membayar pada tawaran yang
pertama ataupun kedua (Kurniawan & Intisari, 2011).
c. Pekerjaan
Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. Sedangkan, pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja
dalam menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa pekerjaan secara umum di definisikan sebagai sebuah kegiatan
aktif yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan upah atau menghasilkan
barang dan/atau jasa. Pekerjaan berpengaruh terhadap tingkat kesadaran
masyarakat terhadap asuransi kesehatan, meskipun kesadaran terhadap asuransi
kesehatan tidak lantas mempengaruhi sikap masyarakat untuk memiliki asuransi
kesehatan (Siwoyo, Prabandari, & Hendrartini, 2015).
17
BAB 3. METODE PENELITIAN
18
Menurut Sugiyono (2013: 13), jenis penelitian kuantitatif merupakan
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme. Teknik
pengambilan sampel umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunkana instrument penelitian, dan analisis data dilakukan untuk menguji
hipotesis yang telah ada. Sedangkan, metode deskriptif digunakan dengan tujuan
untuk mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil penelitian.
Metode deskriptif menurut Sugiyono (2012: 29) metode ini berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang akan diteliti melalui
data dan sampel yang telah dikumpulkan, tanpa melakukan analisis dan pembuatan
kesimpulan secara umum.
19
Balai Desa dan dihadiri oleh masyarakat dimana setiap anggota atau unit dari
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel.
.
20
Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah keptatuhan peserta mandiri
dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di XX
3.4.2. Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2014) dalam Sugiarto (2016) Definisi Operasional
Variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati
dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk menguji kesempurnaan. Definisi
operasional dari variabel-variabel yang akan diamati adalah sebagai berikut :
No Variabel Definisi Teknik Skala Data Kriteria Penilaian
penelitian Operasional Pengumpulan
Data
1 Umur Selisih tahun saat Wawancara Interval a. < 1 tahun
dilakukan terjun dengan b. 1-4 tahun
lapang dengan kuisioner c. 5-14 tahun
tahun lahir d. 15-24 tahun
responden di e. 25-34 tahun
masyarakat desa f. 35-44 tahun
tersebut g. 45-54 tahun
h. 55-64 tahun
i. 65-74 tahun
j. 75 tahun
(Riskesdas, 2018)
2 Jenis Perbedaan organ Wawancara Nominal a. Laki-laki
kelamin seks sekunder dengan b. Perempuan
atau dibuktikan kuisioner
dengan KK, KTP,
Akta Kelahiran,
SIM dan kartu
identitas lainnya
21
3 Pendidikan Tingkatan Wawancara Nominal a. Tidak/belum
pendidikan dengan sekolah
terakhir yang kuisioner b. Tamat SD/MI
dicapai oleh c. Tamat SMP/MTs
responden di d. Tamat SMA/MA
sebuah institusi e. Tamat D1-D3
pendidikan saat f. Tamat Perguruan
dilakukan terjun tinggi
lapang
4 Pekerjaan Kegiatan yang Wawancara Nominal a. PNS/TNI/POLRI/
sering/menjadi dengan BUMN/BUMD
proritas utama kuisioner b. Pegawai swasta
dilakukan untuk c. Wiraswasta
mendapatkan d. Petani
uang dalam e. Nelayan
pemenuhan f. Buruh
kebutuhan g. Lainnya, sebutkan
5 Pendapatan Jumlah Wawancara Interval a. < 1 juta
pemasukan uang dengan b. 1-5 juta
atau penghasilan kuisioner c. > 5 juta
(penghasilan
utama dan
tambahan) dari
ayah dan/atau ibu
yang bekerja per
bulan
6 Jumlah Banyaknya orang Wawancara Rasio Jumlah (….orang)
anggota yang ada dalam dengan
keluarga satu KK kuisioner
Pengeluaran Seluruh biaya Wawancara Interval a. < 1 juta
yang dikeluarkan dengan b. 1-5 juta
oleh responden kuisioner c. > 5 juta
22
untuk pemenuhan
kebutuhan sehari-
hari
7 Pengetahuan Segala sesuatu Wawancara ordinal Kuisioner berisikan 15
responden yang diketahui dengan pertanyaan, dengan
tentang responden tentang kuisioner menggunakan skala
Jaminan Jaminan pilihan :
Kesehatan Kesehatan a. Ya
Nasional Nasional b. Tidak
(JKN) c. Tidak Tahu
Kriteria penilaian
sebagai berikut :
a. Pengetahuan
kurang jika
jawaban benar <
56%
b. Pengetahuan cukup
jika jawaban benar
antara 56% - 76%
c. Pengetahuan baik
jika Jawaban benar
≥ 76%
Sumber berdasarkan
Ketentuan Teoritis
(Arikunto,2013)
8 Kepatuhan Pembayarn iuran Wawancara Nominal a. Patuh membayar
membayar dilakukan oleh dengan iuran JKN
Iuran responden sesuai menggunakan (iuran dibayarkan
Jaminan dengan waktu kuisioner paling lambat
Kesehatan yang telah tanggal 10 setiap
Nasional ditetapkan bulan kepada
BPJS)
23
b. Tidak patuh
membayar iuran
JKN iuran
dibayarkan lebih
dari tanggal 10
setiap bulan
kepada BPJS
24
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti mendaoat keterangan atau informasi secara lisan dari sasaran
penelitian (responden), atau berbincang-bincang berhadapan muka dengan sasaran
penelitian tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2018).
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data primer mengenai pengetahuan
tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pendidikan dan pendapatan pada
peserta mandiri yang mempengaruhi kepatuhan dalam membayar iuran Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) di Wilayah Kabupaten Jember menggunakan teknik
wawancara terpimpin. Wawancara terpimpin yaitu wawancara dilakukan
berdasarkan pedoman-pedoman berupa kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya
oleh peneliti.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adala keterangan atau informasi yang berasal dari catatan
penting baik dari lembaga atau organisasi. Dokumentasi penelitian ini merupakan
pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian (Anggito &
Setiawan, 2018). Dokumentasi bias berbentuk tilisan, gambar atau karya-karya
monumental seseorang. Teknik dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data jumlah peserta mandiri Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di
Kabupaten Jember.
3.6.2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau
pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan
keterangan atau informasi dari sasaran penelitian (Gulo, 2002). Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup dan
beberapa daftar dokumen yang diperlukan untuk melengkapi sumber data sekunder.
Kuisioner adalah alat pengumpulan data yang berisi daftar pertanyaan yang telah
tersusun dengan baik, di mana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan
memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2018).
3.7. Teknik Pengolahan, Penyajian dan Analisis Data
3.7.1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting dalam
melakukan penelitian. Hal ini disebabkan data yang diperoleh dari peneletian masih
25
mentah, belum memberikan informasi apa-apa sehingga perlu dilakukan
pengolahan data untuk mengubah data awal menjadi data yang memberikan
informasi ke tingkat yang lebih tinggi (Notoatmodjo, 2018). Teknik pengolahan
data pada penelitian ini meliputi :
a. Pemeriksaan Data (Editing)
Editing adalah kegiatan untuk melakukan pengecekan dan perbaikan isian
kuisioner terkait apakah semua pertanyaan sudah terisi kemudian apakah jawaban
masing-masing pertanyaan yang diberikan cukup jelas, relevan dan konsisten
(Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan melalui
hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner dilakukan penyuntingan (editing)
terlebih dahulu oleh peneliti sebelum nantinya dilakukan pengolahan data oleh
peneliti, untuk memastikan bahwa tidak terdapat data yang tidak lengkap atau
meragukan.
b. Pemberian Kode (Coding)
Menurut Notoatmodjo (2018) Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode ini
sangat berguna dalam memasukan data (data entry). Pada penelitian ini setelah
kuisioner disunting, selanjutnya dilakukan pengklasifikasian jawaban dari para
sasaran penelitian (responden) kedalam kategori-kategori. Klasifikasi dilakukan
dengan menandai masing-masing jawaban berupa angka-angka, kemudian
dimasukan kedalam komputer.
c. Skoring
Skoring dilakukan setelah responden memberikan jawaban pada lembar
kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah menganalisis data dengan memberikan nilai, dengan nilai tertinggi
sampai nilai terendah.
d. Tabulasi (Tabulating)
Menurut Budiarto (2001) dalam Puspitasari (2017) Tabulating adalah suatu
kegiatan yang dilakukan dengan cara memasukkan data yang telah didapatkan
kedalam program komputer sesuai dengan variabel yang diteliti. Dalam penelitian
ini setelah dilakukan skoring pada data, kemudian data dimasukan kedalam
26
program aplikasi di komputer untuk memberikan kemudahan dalam menganalisis
data.
3.7.2. Teknik Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam membuat laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan
tujuan yang diinginkan. Pada umumnya cara penyajian data dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu penyajian dalam bentuk tulisan (textular), penyajian dalam
bentuk tabel (tabular) dan penyajian dalam bentuk grafik (Harnani & Rasyid, 2015).
Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel
(tabular) dan diberikan penjelasan dalam bentuk tulisan (textular) untuk
memberikan gambaran tetntang hasil tabel tersebut.
3.7.3. Teknik Analisis Data
Analisis data dapat meberikan arti dan makna yang berguna dalam
memecahkan masalah dalam penelitian. Data yang didapatkan dari hasil wawancara
pada penelitian ini dilakukan analisis secara univariat dan bivariat. Analisis
univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian.
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara
dua variabel, variabel bebas yaitu faktor pengetahuan, pendidikan dan pendapatan
pada peserta mandiri Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan variabel terikat
yaitu kepatuhan membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan
menggunakan uji Chi Square.
27
Menentukan jenis dan desain
Populasi dan sampel peserta JKN kategori Peserta
penelitian
Bukan Penerima Upah (PBPU)
Mengolah data, teknik penyajian Pengolahan data dengan editing, coding, skoring,
dan analisis data tabulating. Penyajian data dengan bentuk tulisan
dan tabel
28