KAS MERUPAKAN ASET LIKUID YANG MUDAH DIGUNAKAN, BANYAK
YANG MENGINGINKAN SEHINGGA MUDAH DICURI OLEH PIHAK YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB. MANAJEMEN MENGHADAPI DUA MASALAH DALAM AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI TUNAI: (1) UNTUK MENETAPKAN KONTROL YANG TEPAT UNTUK MENCEGAH TRANSAKSI TIDAK SAH OLEH PETUGAS ATAU KARYAWAN, DAN (2) UNTUK MEMBERIKAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGELOLA KAS DAN TRANSAKSI TUNAI DENGAN BENAR. NAMUN, BAHKAN DENGAN PERANGKAT KONTROL YANG CANGGIH, KESALAHAN DAPAT DAN MEMANG TERJADI. UNTUK ITU ENTITAS PERLU MERANCANG PENGENDALIAN INTERNAL YANG BAIK AGAR KAS PERUSAHAAN AMAN DAN TERLINDUNGI. PERLINDUNGAN TERHADAP KAS DAPAT BERUPA FISIK MAUPUN PERLINDUNGAN UNTUK MENJAGA AGAR KAS TIDAK DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN YANG TIDAK SEHARUSNYA. Beberapa bentuk pengendalian terhadap kas misalnya : Terdapat pemisahan tugas antara pihak yang melakukan otorisasi dengan pembayaran, pihak yang melakukan pengelolaan kas dan pencatatan, pihak pengguna dan pihak pembayar. Penggunaan lemari besi (brankas) untuk menyimpan kas atau di ruang tertutup dengan akses terbatas. Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang berbeda. Pengeluaran uang dilakukan melalui bank dan menggunakan cek sehingga terdapat pengendalian pencatatan oleh pihak lain. Penerimaan kas melalui bank untuk keamanan dan pengendalian pencatatan. Penggunaan sistem imprest kas kecil untuk memenuhi kebutuhan kas dalam jumlah kecil. Rekonsiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening koran bank. Tujuan Pengendalian Kas Pengendalian kas bertujuan untuk: a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas. b. Membuktikan kewajaran uang kas yang dicantumkan dalam neraca. c. Membuktikan kewajaran penyajian pengungkapan uang kas di neraca. d. Memperkecil kemungkinan penyelewengan atau manipulasi terhadap kas sehingga tetap dalam keadaan seimbang dan data keuangan yang dihasilkan dapat lebih akurat dan dapat diuji kebenarannya. e. Dengan adanya fungsi pemisahan tugas antara mencatat kas dengan yang memegang kas, maka pencatatan laporan keuangan perusahaan dapat sesuai dengan transaksi sebenarnya, sehingga antara administrasi dengan keuangan perusahaan memiliki data yang sama. f. Dengan adanya sistem otorisasi atau ditandatangani terlebih dahulu setiap dilakukan pengeluaran kas memperkecil kemungkinan adanya pengeluaran yang berlebihan, tetapi terbatas hanya pada kebutuhan tertentu saja. Menggunakan Rekening Bank Untuk memperoleh tujuan pengendalian yang diinginkan, perusahaan dapat memvariasikan jumlah dan lokasi bank serta jenis rekening bank. Untuk perusahaan besar yang beroperasi di banyak lokasi, lokasi rekening bank bisa jadi penting. Membangun rekening penagihan di lokasi-lokasi strategis dapat mempercepat aliran kas ke perusahaan dengan mempersingkat waktu antara pengiriman pembayaran oleh pelanggan dan penggunaan uang tunai oleh perusahaan. Perusahaan multilokasi besar sering menggunakan akun lockbox untuk mengumpulkan di kota-kota dengan penagihan pelanggan yang berat. Jadi, sistem lockbox meningkatkan kontrol atas uang tunai dan mempercepat pengumpulan uang tunai. Sistem Imprest Kas Kecil Untuk keperluan pengeluaran dalam jumlah kecil, entitas tidak mungkin melakukannya dengan menggunakan cek karena tidak efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran kas dalam jumlah kecil, entitas membentuk dana kas kecil. Jumlah dan kas kecil disesuaikan dengan kebutuhan entitas. Terdapat dua sistem kas kecil yaitu sistem imprest (dana tetap) dan sistem fluktuasi. 1. Sistem imprest kas kecil adalah mekanisme kas kecil dimana dana dipertahankan tetap. Pada awalnya dibentuk dana kas kecil dalam jumlah tertentu. Setiap ada pengeluaran akan dibuat bukti pengeluaran tetapi tidak dibuat jurnal. Jika jumlah kas kecil akan habis, maka akan dilakukan penggantian sejumlah dana yang telah dipakai. Pada saat penggantian akan dibuat jurnal terkait dengan pengeluaran tersebut dan mengurangi kas perusahaan. Setelah penggantian saldo dana kas kecil akan kembali sejumlah yang ditetapkan. 2. Sistem fluktuasi Dalam metode fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama seperti pada sistem imprest. Perbedaannya dengan sistem imprest adalah bahwa dalam metode fluktuasi saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran kas kecil. Pencatatan langsung dilakukan setiap terjadinya pengeluaran- pengeluaran dari dana kas kecil. Dalam rangka pengendalian, sistem imprest lebih baik, karena jumlah dana kas kecil akan terkontrol dan tidak akan terjadi penumpukan dana kas kecil dalam unit pembayaran (kasir). PERLINDUNGAN FISIK SALDO KAS PERUSAHAAN TIDAK HANYA HARUS MELINDUNGI PENERIMAAN KAS DAN PENGELUARAN KAS MELALUI LANGKAH-LANGKAH PENGENDALIAN INTERNAL, TETAPI JUGA HARUS MELINDUNGI KAS YANG ADA DAN DI BANK. KARENA PENERIMAAN MENJADI KAS DAN PENCAIRAN DILAKUKAN DARI KAS DI BANK, PENGENDALIAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN YANG MEMADAI MERUPAKAN BAGIAN DARI PERLINDUNGAN SALDO KAS, BERSAMA DENGAN PROSEDUR LAINNYA. SETIAP PERUSAHAAN MEMILIKI CATATAN KAS YANG DITERIMA, DICAIRKAN, DAN SISANYA. NAMUN, KARENA BANYAKNYA TRANSAKSI TUNAI, KESALAHAN ATAU KELALAIAN DAPAT TERJADI DALAM PENYIMPANAN CATATAN INI. OLEH KARENA ITU, PERUSAHAAN HARUS SECARA BERKALA MEMBUKTIKAN SALDO YANG TERTERA DI BUKU BESAR. IA DAPAT MENGHITUNG UANG TUNAI YANG BENAR-BENAR ADA DI KANTOR KAS KECIL, DANA PERUBAHAN, DAN KUITANSI YANG TIDAK DISETORKAN SEBAGAI PERBANDINGAN DENGAN CATATAN PERUSAHAAN. UNTUK CASH ON DEPOSIT, PERUSAHAAN MENYIAPKAN REKONSILIASI BANK REKONSILIASI CATATAN PERUSAHAAN DAN CATATAN BANK ATAS KAS PERUSAHAAN.