Anda di halaman 1dari 18

72 Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2016, Hal. 72 – 89 Vol. 23, No.

1
ISSN: 1412-3126

PENDETEKSIAN KECURANG LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN


FRAUD DIAMOND

Mafiana Annisya
(mafianaannisyach@gmail.com)
Lindrianasari
(sari_170870@yahoo.com)
Yuztitya Asmaranti
(yuztitya@yahoo.com)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mendorong laporan keuangan penipuan dengan analisis
Frauds Diamond. Penelitian ini menganalisis pengaruh tekanan variabel proksi oleh stabilitas keuangan, tekanan
eksternal, target keuangan, kesempatan ditunjukkan oleh sifat industri, razionalization proksi oleh opini audit, dan
kemampuan untuk mengganti direksi proxy terhadap laporan keuangan penipuan. Sampel adalah total 27 perusahaan
real estate dan real estate yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel stabilitas keuangan yang diukur dengan rasio perubahan total aset menunjukkan pengaruh positif
terhadap laporan keuangan penipuan. Penelitian ini tidak menemukan tekanan eksternal variabel yang diukur dengan
rasio leverage, target keuangan yang diukur dengan return on asset, sifat industri yang diukur dengan rasio perubahan
persediaan, opini audit yang diukur dengan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
mengklarifikasi , dan capablity diukur dengan perubahan direksi pengaruh pada laporan keuangan penipuan
Kata kunci: Fraud diamond, fraudulent financial statement, stabilitas keuangan, tekanan eksternal, target keuangan,
sifat industri, opini audit.

ABSTRACT
This study aimed to analyze the factors that encourage fraudulent financial reports with analysis of diamond fraud. This
research analyzes the influence of variable pressure proxied by financial stability, external pressure, financial targets,
the opportunity proxied by nature of industry, razionalization proxied by audit opinion, and the capability to replace
any directors proxies against financial statements fraudulent. The sample was a total of 27 real estate companies and
real estate listing on the Indonesian Stock Exchange in the period 2010-2014. The results showed that the variables of
financial stability as measured by the ratio of the change in total assets showed a positive influence on fraudulent
financial statements. This study did not find a variable external pressure as measured by the leverage ratio, financial
targets as measured by return on assets, nature of industry as measured by the ratio of inventory changes, the audit
opinion as measured by obtaining an unqualified opinion with clarifying language, and capablity measured with the
change of directors influence on fraudulent financial statements.
Keywords: Fraud diamond, fraudulent financial statement, financial stability, external pressure, financial targets,
nature of industry, audit opinion.

PENDAHULUAN terlalu besar jika dibandingkan dengan penyalah


gunaan aset yang mencapai 85,4 %, tetapi ke
Association of Certified Fraud Examiners- curangan laporan keuangan menyebabkan dam
ACFE dalam Report to the Nations on Occu pak keuangan terbesar. Hal ini akan mengakibat
pational Fraud and Abuse (ACFE, 2014) kan informasi yang disajikan dalam laporan
menemukan sekitar 77 % kecurangan dilakukan keuangan tidak relevan dan tidak dapat diandal
oleh individu melalui departemen seperti akun kan.Informasi tersebut dapat mempengaruhi
tansi, operasi, penjualan, eksekutif atau mana pengambilan keputusan pihak eksternal dan
jemen tingkat atas, layanan konsumen, pem internal perusahaan, serta dapat berpotensi
belian dan keuangan. Selain itu, terjadi pening munculnya pihak yang merasa dirugikan.
katan pada sebagian besar jenis fraud salah Banyak kasus kecurangan yang terjadi
satunya pada kecurangan laporan keuangan seperti kasus Enron, Health South Corporation,
sebesar 9,0 %, meningkat dari tahun 2012 yang Tyco, Worldcom, Bank of Credit and Commer
hanya 7,6 % (ACFE, 2012). Angka ini tidak ce International, dan banyak kasus kecurangan
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 73

lainnya. Di Indonesia salah sektor yang me periode pengamatan dari tahun 2010 – 2012.
mungkinkan terjadinya kecurangan yaitu sektor Variabel – variabel ini diuji dengan analisis
properti dan real estate. Menurut Sudaryatmo regresi berganda.Hasil penelitian ini menunjuk
sebagai ketua Yayasan Lembaga Konsumen kan variabel financial stability yang diproksi
Indonesia terjadi peningkatan pada pengaduan kan dengan leverage ratio, variabel nature of
kasus hukum sektor properti oleh konsumen ke industry yang diproksikan dengan rasio per
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (Tribun ubahan piutang dan variabel razionalization
Timur, 2015).Berdasarkan data Yayasan Lem yang diproksikan dengan rasio perubahan total
baga Konsumen Indonesia terdapat 157 kasus akrual, terbukti berpengaruh terhadap financial
pengaduan sektor properti yang ditujukan ke statement fraud.
pada sekitar 100 pengembang. Dari keseluruhan Penelitian ini dilakukan untuk meneliti
kasus terdapat 17 jenis keluhan (kompas.com, faktor – faktor yang masih belum konsisten dari
2014). Peningkatan kasus pada sektor ini penelitian – penelitian sebelumnya untuk mem
sebesar 12,7 % dari tahun 2013 yang hanya 121 pengaruhi seseorang dalam melakukan fraud.
kasus, mengindikasi perlunya pengawasan ter Pada penelitian ini menggunakan enam variabel
hadap potensi kecurangan di sektor ini. proksi independen yaitu stabilitas keuangan
Secara umum, kecurangan (fraud) akan (financial stability), tekanan eksternal (external
selalu terjadi ketika tidak adanya pencegahan pressure), target keuangan (financial target),
dan pendeteksian sebelumnya. Oleh karena itu, kondisi industri (nature of industry), opini audit
terdapat beberapa cara dalam mendeteksi ke dan pergantian direksi.Variabel proksi tersebut
curangan seperti segitiga kecurangan (fraud tri mewakili variabel independen dalam fraud
angel) dan segiempat kecurangan (fraud dia diamond yaitu tekanan (pressure), kesempatan
mond). Cressey (1953) dalam Skousen et al. (opportunity), rasionalisasi (rationalization),
(2008) mengemukakan tiga kondisi berupa ke dan kemampuan (capability). Periode peng
rangka untuk mengidentifikasi faktor-faktor amatan yang peneliti lakukan yaitu lima tahun
yang mempengaruhi tindakan kecurangan yaitu dari tahun 2010 – 2014 dengan sampel per
pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), usahaan jasa sektor properti dan real estate
dan rationalization (rasionalisasi) yang disebut yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut
sebagai fraud triangle. Selanjutnya Wolfe dan –turut dalam periode pengamatan.
Hermanson (2004) menambahkan tiga kondisi
yang telah ditemukan oleh Cressey (1953) LANDASAN TEORI DAN
dalam Skousen et al. (2008) dengan kemam PENGEMBANGAN HIPOTESIS
puan (capability), sehingga empat kondisi ter
sebut dinamakan fraud diamond. Teori Keagenan (Agency Theory)
Pada penelitian ini peneliti mencoba men
deteksi kecurangan laporan keuangan (fraud Jensen dan Meckling (1976) menyatakan
ulent financial statement) dengan menggunakan hubungan keagenan timbul karena adanya kon
fraud diamond. Peneliti mengadopsi penelitian trak antara prinsipal dan agen dengan mende
Sihombing dan Rahardjo (2014) yang bertujuan legasikan beberapa wewenang pengambilan ke
untuk menganalisis dan menemukan bukti putusan kepada agen. Sesuai dengan perjanjian
empiris mengenai pengaruh fraud risk factor tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa
menurut fraud diamond yaitu Pressure, Oppor keputusan akan memberikan kewenangan untuk
tunity, Rationalization dan Capability terhadap agen. Pada praktiknya manajer perusahaan yang
Financial Statement Fraud. Penelitian tersebut berperan sebagai agen dengan tanggung jawab
menggunakan delapan variabel proksi indepen meningkatkan keuntungan para pemilik (prin
den yaitu financial targets, financial stability, cipal), tapi manajer juga memiliki kepentingan
external pressure, nature of industry, innefective untuk memaksimumkan kesejahteraannya (Ujiy
monitoring, change in auditor, rationalization, antho & Pramuka, 2007). Ketika manajer
capability.Adapun sampel yang digunakan ada memiliki kepentingan untuk memaksimumkan
lah perusahaan manufaktur selama tiga tahun kesejahteraannya, dapat memungkinkan agent
74 Mafiana Annisya, Lindrianasari dan Yuztitya Asmaranti Jurnal Bisnis dan Ekonomi

tidak bertindak sesuai kepentingan principal. melakukan kejahatan. Menurut SAS No. 99
Berdasarkan hal tersebut informasi yang dihasil (dalam Skousen et al., 2008) terdapat be
kan oleh manajemen memungkinkan untuk me berapa kondisi terkait dengan tekanan yang
nyesatkan para pengguna laporan keuangan. mengakibatkan seseorang untuk melakukan
Perbedaan kepentingan tersebut dapat meng kecurangan yaitu: financial stability, exter
akibatkan timbulnya konflik kepentingan antara nal pressure, personal financial need, dan
agent dan principal yang memicu adanya biaya financial target.
agensi.
2. Kesempatan (Opportunity).
Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent
Financial Statement) Kesempatan adalah kondisi yang memung
kinkan untuk dilakukannya suatu kejahatan.
Fraud adalah tindakan bersifat umum dan Shelton (2014) menyatakan kesempatan
mencakup beragam makna berupa cara cerdik adalah metode kejahatan yang bisa dilaku
seseorang yang dirancang untuk mendapatkan kan, seperti beban keuangan. Menurut SAS
keuntungan dengan penyajian yang salah No. 99 dalam Skousen et al. (2008) ter
(Albrecht et al., 2011). Kecurangan laporan dapat beberapa kondisi terkait dengan ke
keuangan adalah tindakan yang disengaja yang sempatan yang mengakibatkan seseorang
menghasilkan salah saji material dalam laporan untuk melakukan kecurangan yaitu: nature
keuangan. Sementara Sihombing dan Rahardjo of industry, ineffective of monitoring,
(2014) Kecurangan laporan keuangan merupa struktur organisasional.
kan kesengajaan ataupun kelalaian dalam
laporan keuangan yang disajikan tidak sesuai 3. Rasionalisasi (Rationalization)
dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Kelalaian atau kesengajaan ini sifatnya material Rasionalisasi merupakan elemen ketiga dari
sehingga dapat memengaruhi keputusan yang fraud triange dan paling sulit diukur
akan diambil oleh pihak yang berkepentingan. (Skousen et al., 2008). Rasionalisasi adalah
Menurut Australian Audit Standard (AUS) sikap yang memperbolehkan seseorang me
dalam Brennan and McGrath (2007) Fraudulent lakukan kecurangan, dan menganggap tinda
financial reporting adalah salah saji yang di kannya tersebut tidaklah salah. Mereka
sengaja termasuk kelalaian jumlah atau peng yang terlibat dalam penipuan laporan
ungkapan dalam laporan keuangan untuk me keuangan mampu merasionalisasi tindakan
nipu pengguna laporan keuangan. penipuan secara konsisten dengan mereka
kode etik mereka (Suyanto, 2009). Ada
Teori Fraud Triangel beberapa kondisi terkait dengan kesempat
an yang mengakibatkan seseorang untuk
Cressey (1953) dalam Skousen et al. melakukan kecurangan yaitu: auditor
(2008) memperkenalkan fraud triangel yang change, dan opini audit (dalam Skousen et
dapat digunakan untuk mendeteksi penyebab al. 2008).
terjadinya kecurangan. Adapun tiga elemen
yang menjadi penyebab terjadinya kecurangan Teori Fraud Diamond
(fraud) yaitu:
Wolfe dan Hermanson (2004) menambah
1. Tekanan (pressure). kan tiga kondisi yang ditemukan oleh Cressey
(1953, dalam Skousen et al., 2008) berupa
Shelton (2014) menyatakan bahwa tekanan faktor – faktor yang mempengaruhi seseorang
adalah motivasi seseorang untuk melakukan melakukan kecurangan, dengan elemen ke
penipuan, biasanya karena beban keuangan. mampuan (capability). Wolfe dan Hermanson
Tekanan juga dapat dikatakan sebagai ke (2004) berpendapat bahwa penipuan tidak akan
inginan atau intuisi seseorang yang terdesak terjadi tanpa orang yang tepat dengan kemampu
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 75

an yang tepat untuk melaksanakan setiap detail Hal ini juga diungkapkan oleh Ardiyani dan
dari penipuan. Adapun sifat-sifat yang dijelas Utaminingsih (2015) yang mengatakan External
kan Wolfe dan Hermanson (2004) terkait Pressure merupakan kemampuan untuk meme
elemen kemampuan (capability) dalam tindakan nuhi pertukaran- persyaratan pencatatan, mem
pelaku kecurangan yaitu: Position / function, bayar utang, atau memenuhi utang perjanjian
brains, confidence / ego, coercion skills, diakui secara luas yang berasal dari pihak
effective lying, immunity to stress. eksternal. External Pressure dihitung mengguna
kan leverage ratio, yaitu rasio total utang dibagi
PENGEMBANGAN HIPOTESIS dengan total aset (debt to assets ratio). Ketika
perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi
Pengaruh financial stability sebagai variabel maka perusahaan itu memiliki utang yang besar
proksi pertama pressure terhadap fraudulent (Kasmir, 2013:152). Manajemen perusahaan
financial statement akan merasa tertekan dengan utang yang se
makin besar, karena risiko kreditnya juga akan
Menurut SAS No. 99 (dalam Skousen et tinggi, sehingga memungkinkan terjadinya ke
al., 2008) dijelaskan bahwa manajer meng curangan.
hadapi tekanan untuk melakukan kecurangan Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et
dan manipulasi laporan keuangan ketika sta al. (2008) dan Rahmanti dan Daljono (2013)
bilitas keuangan dan profitabilitas perusahaan membuktikan bahwa external pressure tidak ber
nya terancam kondisi ekonomi, industri, dan pengaruh terhadap kecurangan. Hal ini di
situasi lainnya. Loebbecke dan Bell dalam dukung oleh Ardiyani dan Utaminingsih (2015)
Skousen et al. (2008) mengindikasi perusahaan external pressure yang diproksikan dengan
yang mengalami pertumbuhan di bawah rata- menggunakan proksi leverage ratio tidak ber
rata industri, memungkinan manajemen untuk pengaruh terhadap financial statement fraud.
manipulasi laporan keuangan untuk meningkat Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
kan prospek perusahaan. Sihombing dan Rahardjo (2014) menyatakan
Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et bahwa external pressure memiliki pengaruh
al. (2008) membuktikan bahwa pertumbuhan dalam mendeteksi kecurangan laporan
aset yang cepat secara positif berpengaruh ke keuangan.
mungkinan terjadinya kecurangan. Pada peneliti Hipotesis yang kami formulasikan atas penjelas
an Sihombing dan Rahardjo (2014), menunjuk an di atas adalah sebagai berikut.
kan bahwa financial stability yang diproksikan
dengan perubahan total aset (ACHANGE) ter Ha2: External Pressure berpengaruh positif
bukti berpengaruh terhadap financial statement terhadap fraudulent financial statement.
fraud. Berdasarkan uraian tersebut maka
hipotesis yang diajukan yaitu: Pengaruh financial target sebagai variabel
proksi ketiga pressure terhadap fraudulent
Ha1: Financial stability berpengaruh positif financial statement
terhadap fraudulent financial statement.
Pihak manajer berusaha untuk meningkat
Pengaruh external pressure sebagai variabel kan kinerjanya guna mencapai berbagai target
proksi kedua pressure terhadap fraudulent perusahaan, salah satunya adalah target ke
financial statement uangan. Skousen et al. (2008) mengatakan
Return on total aset (ROA) adalah ukuran ki
Skousen et al.(2008) mengatakan sumber nerja operasional secara luas digunakan untuk
tekanan eksternal salah satunya adalah dengan menunjukkan seberapa efisien aset telah diguna
kemampuan perusahaan dalam membayar utang kan. Hal ini didukung oleh Kasmir (2013:202)
atau memenuhi persyaratan utang. Selain itu, yang mengatakan ROA adalah rasio yang
manajer juga dimungkinkan memiliki tekanan menunjukkan hasil (return) atas jumlah yang
untuk mendapatkan tambahan utang atau modal. digunakan perusahaan. Oleh karena itu, ROA
76 Mafiana Annisya, Lindrianasari dan Yuztitya Asmaranti Jurnal Bisnis dan Ekonomi

digunakan sebagai proksi variabel financial memiliki pengaruh terhadap financial statement
targets. fraud. Sedangkan penelitian Sihombing dan
Penelitian Skousen et al. (2008) tidak Rahardjo (2014) menyatakan nature of industry
menguatkan bukti bahwa return on assets berpengaruh positif terhadap kecurangan
(ROA) berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan pe nelitian
laporan keuangan. Hasil ini didukung oleh sebelumnya, peneliti memilih perubah an
penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014) yang persediaan (INVENTORY) pada penjualan
mengatakan bahwa variabel financial target selama lima tahun. Oleh karena itu diajukan
yang diproksikan dengan ROA tidak ber hipotesis sebagai berikut:
pengaruh terhadap fianancial statement fraud.
ROA aktual yang telah dicapai tahun sebelum Ha4: Nature of Industry berpengaruh positif
nya akan digunakan manajemen untuk menetap terhadap fraudulent financial statement.
kan target keuangan pada tahun – tahun berikut
nya (Rahmanti dan Daljono, 2013). Semakin Pengaruh opini audit sebagai variabel proksi
tinggi ROA maka semakin baik kinerja mana rationalization terhadap fraudulent financial
jemen, yang artinya keseluruhan operasi per statement
usahaan telah efektif. Hanya saja, dalam mening
katan kinerjanya dengan menargetkan ROA Shelton (2014) mengatakan rasionalisasi
lebih tinggi memungkinkan manajemen melaku adalah bagaimana membenarkan pikirannya
kan kecurangan laporan keuangan berupa mana dalam melakukan tindakan kejahatan. Menurut
jemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, hipo Skousen et al. (2009) rasionalisasi adalah
tesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: faktor yang sulit untuk diukur untuk mendeteksi
kecurangan seperti manajemen laba.Manajemen
Ha3: Financial Targets berpengaruh positif laba adalah proses pembuatan keputusan mana
terhadap fraudulent financial statement. jemen yang membuka jalan terhadap dorongan
atau pemahaman manajemen atas istilah yang
Pengaruh nature of industry sebagai variabel mungkin menuntun pada kecurangan laporan
proksi opportunity terhadap fraudulent keuangan (Skousen et al., 2008). Hanya saja
financial statement auditor lebih mentolerir usaha klien untuk me
ngelola laba dari waktu ke waktu (Varmer,
Penilaian estimasi seperti persediaan yang 2003 dalam Fimanaya dan Syafruddin, 2014).
sudah usang dan piutang tak tertagih memung Hal ini didukung oleh pernyataan Sukirman dan
kinkan manajemen untuk melakukan manipu Sari (2013) yaitu pihak auditor eksternal perlu
lasi, seperti memanipulasi umur ekonomis aset. mengidentifikasi dan mempertimbangkan faktor
Hal ini sesuai dengan pendapat Summers dan – faktor risiko yang menyebabkan klien audit
Sweeney (1998, dalam Skousen et al., 2008) mereka melakukan tindakan kecurangan.
akun persediaan dan piutang dapat digunakan Auditor dapat memberikan beberapa opini
untuk mengidentifikasi manipulasi laporan ke atas perusahaan yang diauditnya sesuai dengan
uangan. Loebbecke et al., (1989 dalam Skousen kondisi yang terjadi pada perusahaan tersebut.
et al., 2008) mengamati sejumlah penipuan me Salah satu opini auditor yang diberikan adalah
libatkan piutang dan inventaris. Ardiyani dan wajar tanpa pengecualian dengan bahasa pen
Utaminingsih (2015) mengatakan Persediaan me jelas. Opini tersebut merupakan bentuk tolerir
rupakan aktiva lancar yang rentan dengan pen dari auditor atas manajemen laba (Fimanaya
curian dan kecurangan karena persediaan dalam dan Syafruddin, 2014). Hal ini memungkinkan
suatu perusahaan biasanya dalam jumlah yang manajemen untuk bersikap rasionalisasi atau me
besar serta mempunyai pengaruh yang besar nganggap kesalahan yang dibuatnya tidaklah
terhadap neraca dan perhitungan laba rugi. salah, dikarenakan telah ditolerir oleh auditor
Penelitian Ardiyani dan Utaminingsih melalui bahasa penjelas tersebut dalam opini
(2015) menyatakan variabel nature of industry nya.
dengan proksi persediaan ( inventory) tidak
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 77

Penelitian Fimanaya dan Syafruddin Perubahan direksi adalah penyerahan


(2014) menyatakan bahwa opini wajar tanpa pe wewenang dari direksi lama kepada direksi baru
ngecualian dengan bahasa penjelas berpengaruh dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja
negatif dan tidak signifikan terhadap kemungki manajemen sebelumnya. Namun, perubahan
nan kecurangan pada laporan keuangan. Hal ini direksi dapat menimbulkan stress period se
sesuai dengan penelitian Suyanto (2009) me hingga berdampak pada semakin terbukanya
nyatakan rasionalisasi dengan variabel proksi peluang untuk melakukan fraud (Brennan dan
opini audit tidak berpengaruh terhadap frau Laksono, 2015). Sihombing dan Rahardjo
dulent financial statement. Maka hipotesis yang (2014) menggunakan perubahan direksi sebagai
diajukan untuk membuktikan hasil penelitian ini proksi dari capability (kemampuan) untuk me
adalah: ngetahui indikasi terjadinya financial statement
fraud. Perubahan direksi dapat menimbulkan
Ha5: Opini wajar tanpa pengecualian dengan kinerja awal yang tidak maksimal karena mem
bahasa penjelas berpengaruh positif ter butuhkan waktu untuk beradaptasi (Sihombing
hadap Fraudulent Financial Statement. dan Rahardjo, 2014). Berdasarkan uraian ter
sebut, penelitian ini mengajukan hipotesis se
Pengaruh pergantian direksi sebagai variabel bagai berikut:
proksi capability terhadap fraudulent finan
cial statement Ha6: Pergantian direksi berpengaruh positif
terhadap kecurangan fraudulent finan
Wolfe dan Hermanson (2004) menambah cial statement
kan tiga kondisi yang ditemukan oleh Cressey
(1953) dalam Skousen et al. (2008) berupa Model Penelitian
faktor – faktor yang mempengaruhi seseorang
melakukan kecurangan, dengan elemen kemam Perancangan model penelitian bertujuan
puan (capability). Wolfe dan Hermanson (2004) agar lebih memahami konsep penelitian dan
berpendapat bahwa penipuan tidak akan terjadi arah dari hubungan variabel independen ter
tanpa orang yang tepat dengan kemampuan hadap variabel dependen. Model penelitian
yang tepat untuk melaksanakan setiap detail dari yang digunakan dalam penelitian ini menunjuk
penipuan. Capability artinya upaya seseorang kan gambaran tentang variabel proksi indepen
dalam melakukan tindak kecurangan demi ter den financial stability,external pressure,
capainya tujuan tertentu. Adapun sifat-sifat financial target, nature of industry, opini audit,
yang dijelaskan Wolfe dan Hermanson (2004) dan pergantian direksi (CEO) memengaruhi
terkait elemen kemampuan (capability) dalam variabel dependen yaitu kecurangan laporan
tindakan pelaku kecurangan yaitu capability keuangan (fraudulent financial statements).
seperti: position /function,brains, confidence/ Berikut ini model penelitian yang digunakan
ego, coercion skills, effective lying dan oleh peneliti:
immunity to stress. Berdasarkan sifat – sifat
yang dikemukakan Wolfe dan Hermanson
(2004) tersebut, maka posisi CEO, direksi, mau
pun kepala divisi lainnya menjadi yang paling
sesuai dengan karakteristik tersebut. Posisi
CEO, direksi, maupun kepala divisi lainnya
dapat menjadi faktor penentu terjadinya ke
curangan, dengan memanfaatkan posisinya yang
dapat memengaruhi orang lain guna memper
lancar tindakan kecurangannya.
78 Mafiana Annisya, Lindrianasari dan Yuztitya Asmaranti Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Gambar 1
Model Penelitian

TEKANAN (Pressure)
Financial Stability(X1)

External Pressure (X2)


(+)
Financial Target (X3)
(+)

PELUANG (Opportunity) (+) FRAUDULENT


Nature Of Industry(X4)
(+) FINANCIAL

(+) STATEMENT
RASIONALISASI
(Rationalization)
Opini Audit (X5)
(+)

KEMAMPUAN
(Capability)
Pergantian Direksi(X6)

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel


3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan
Populasi dalam penelitian adalah seluruh keuangan tahunan dalam website per
perusahaan go public yang telah terdaftar di usahaan atau website BEI selama periode
Bursa Efek Indonesia. Metode pemilihan sample 2010 – 2014 yang dinyatakan dalam rupiah
menggunakan metode purposive sampling yaitu (Rp).
pemilihan sampel berdasarkan tujuan penelitian
dengan pertimbangan khusus. Adapun kriteria – 4. Perusahaan yang mengalami laba selama
kriteria dalam pengambilan sampel yaitu: periode pengamatan.

1. Perusahaan yang memiliki konsistensi ter 5. Perusahaan yang mengungkapkan data –


golong sub sektor properti dan real estate data berkaitan dengan variabel penelitian
berturut – turut selama periode tahun 2010 dan tersedia secara lengkap.
– 2014.
6. Perusahaan yang tidak delisting selama
2. Perusahaan yang terdaftar di bursa efek periode pengamatan.
Indonesia berturut – turut selama periode
tahun 2010 – 2014.
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 79

7. Perusahaan yang sahamnya masih aktif ATS (Average Total Assets) =


diperdagangkan selama periode peng (Beginning Total Assets + End Total Assets): 2
amatan.
Financial performance dari suatu laporan
8. Perusahaan yang memiliki laporan auditan keuangan dianggap mampu memprediksi terjadi
setiap tahunnya. nya kecurangan laporan keuangan (Skosen dan
Twedt, 2009). Financial performance diproksi
Variabel Dependen kan dengan perubahan pada akun piutang, per
ubahan pada akun persediaan, perubahan pada
Variabel dependen yang digunakan dalam akun penjualan tunai, perubahan pada EBIT.,
penelitian ini adalah fraudulent financial yaitu:
statement. Penelitian ini mendeteksi kecurangan
laporan keuangan (fraudulent financial state Financial performance =
ment) dengan menggunakan fraud score model
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh change in receivable + change in inventories +
Dechow et al. (2012). Model F-Score merupa change in cash sales + change in earnings
kan penjumlahan dari dua variabel yaitu kualitas
akrual dan kinerja keuangan (Skousen dan
Twedt, 2009), dapat digambarkan dalam per Keterangan:
samaan berikut :
Change in receivables = Receivables
F-Score = Accrual Quality + Financial Average Total Assets
Performance

Komponen variabel pada F-Score meliputi dua Change in inventories = Inventories


hal yang dapat dilihat di laporan keuangan, yaitu Average Total Assets
accrual quality dan Financial Performance.
Accrual quality diproksikan dengan RSST
accrual (Richardson et al., 2004) yaitu:
Change in cash sales = Sales Receivables
Sales (t) Receivables (t)
RSST accrual = ( WC+ NCO+ FIN )
Average Total Assets
Change in earning =

Keterangan: Earnings (t) Earnings (t – 1)


Average Total Assets (t) Average Total Assets (t – 1)
WC (Working Capital) = (Current Assets –
Current Liability)
Variabel Independen
NCO (Non Current Operating Accrual)=
(Total Assets – Current Assets – Invesment and 1. Financial Stability
Advances) – (Total Liabilities– Current
Liabilities – Long Term Debt) Skousen et al.(2008) membuktikan bahwa
semakin besar rasio perubahan total aset suatu
FIN (Financial Accrual ) = Total Investment – perusahaan, maka kemungkinan dilakukannya
Total Liabilities kecurangan laporan keuangan suatu perusahaan
semakin tinggi, rasio perubahan total aset dijadi
80 Mafiana Annisya, Lindrianasari dan Yuztitya Asmaranti Jurnal Bisnis dan Ekonomi

kan proksi pada variabel stabilitas keuangan Persediaan sebagai proksi dari Nature of
(financial stability). Dalam penelitian ini, stabili Industry yang dapat dihitung dengan mengguna
tas keuangan diproksikan dengan rasio perubah kan rumus:
an total aset (ACHANGE), yang dihitung
dengan rumus:
Inventory = Inventory t Inventory t - 1
Sales t Sales t-1
ACHANGE = ( Total Aset t – Total Aset t – 1 )
Total Aset t – 1
5. Opini Audit

2. External Pressure Menurut Skousen et al. (2009) rasio


nalisasi adalah faktor yang sulit untuk diukur.
External Pressure merupakan tekanan Penelitian ini memproksikan rationalization
yang berlebihan bagi manajemen untuk me dengan opini audit (AO) yang diukur yang
menuhi persyaratan atau harapan dari pihak dengan variabel dummy. Apabila perusahaan
ketiga.External pressure pada penelitian ini yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian
diproksikan dengan rasio leverage (LEV). Rasio dengan bahasa penjelas selama periode 2010-
leverage dihitung dengan rumus Debt to Assets 2014 maka diberi kode 1, dan apabila per
Ratio(Kasmir,2013)yaitu: usahaan yang mendapat selain opini tersebut
maka diberi kode 0.

Debt to Assets Ratio = Total Debt 6. Capability


Total Assets
Wolfe dan Hermanson (2004) menge
mukakan bahwa perubahan direksi akan dapat
3. Financial Target menyebabkan stress period yang berdampak
pada semakin terbukanya peluang untuk melaku
Return on Asset dijadikan sebagai proksi kan fraud.Penelitian ini memproksikan capa
untuk variabel financial targets dalam penelitian bility dengan pergantian direksi perusahaan
ini. Return on Asset (ROA) merupakan bagian (DCHANGE) yang diukur dengan variabel
dari rasio profitabilitas dalam analisis laporan dummy. Apabila terdapat perubahan direksi per
keuangan atau pengukuran kinerja perusahaan usahaan selama periode 2010-2014 maka diberi
(Skousen dkk., 2008). ROA (Kasmir, 2013) kode 1, sebaliknya apabila tidak terdapat per
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: ubahan direksi perusahaan selama periode 2010-
2014 maka diberi kode 0.

ROA = Earning After Interest and Tax Metode Analisis Data


Total Assets
Pengujian hipotesis dilakuka dengan anali
sis regresi berganda dengan menggunakan per
4. Nature of Industry samaan regresi sebagai berikut:

Nature of Industry merupakan keadaan


ideal suatu perusahaan dalam industri. Summers
dan Sweeney (1998 dalam Skousen et al., 2008) F-SCORE = β0 + β1 ACHANGE + β2LEV
mencatat bahwa akun piutang dan persediaan + β3ROA + β4INVENTORY +
memerlukan penilaian subjektif dalam memper β5 AO+ β6DCHANGE + e
kirakan tidak tertagihnya piutang. Oleh karena
itu, penelitian ini menggunakan Rasio Total
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 81

Keterangan: determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t


β0 = Koefisien regresi konstanta (Ghozali, 2013:97).
β1,2,3,4,5,6
=Koefisien regresi masing -
masing proksi HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
F-Score =Fraudulent Financial Statement
ACHANGE = Rasio perubahan total aset Data yang peroleh adalah 51 perusahaan,
LEV = Rasio total kewajiban per total dan hanya 27 perusahaan yang memenuhi
asset kriteria sebagai sampel dalam penelitian.
ROA = Rasio pengembalian investasi Periode pengamatan dalam penelitian adalah 5
INVENTORY = Rasio perubahan persediaan tahun, sehingga jumlah keseluruhan sampel
AO = Opini Audit dalam penelitian adalah 135 laporan tahunan.
DCHANGE = Pergantian direksi Pada penelitian ini terdapat data oulier sebanyak
e = error 4 pengamatan, sehingga jumlah sampel kese
luruhan menjadi 131 pengamatan.
Sebelumnya pengujian regresi linear ber
ganda terhadap model, dilakukan tahapan–tahap Statistik Deskriptif
an uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji
multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji hete Statistik deskriptif memberikan gambaran
roskedastisitas. Selanjutnya, ketepatan fungsi atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai
regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur rata – rata (mean), standar deviasi, varian,
dari nilai Goodness of fit. Secara statistik, nilai maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan
Goodness of fit dapat diukur dari koefisien skewness (Ghozali, 2013:19).

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


F_SCORE 131 -0.3725 0.927 0.2768 0.2718
ACHANGE 131 -0.2027 3.6111 0.256 0.3718
LEV 131 0.068 0.7402 0.4567 0.1329
ROA 131 0.0027 0.2541 0.0652 0.0385
INVENTORY 131 -1.8629 1.6997 -0.1258 0.5309
AO 131 - 1 0.4046 0.4927
DCHANGE 131 - 1 0.4656 0.5007
Source: Hand collected

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel Skousen dan Twedt (2009) menyatakan
1 dijelaskan bahwa: apabila nilai rata – rata yang dihasilkan
rendah, tetapi nilai standar deviasinya
1. Rata – rata (mean) untuk variabel fraudu tinggi maka potensi terjadinya fraud juga
lent financial statement (F-Score) adalah semakin tinggi. Nilai standar deviasi yang
sebesar 0,2768, artinya sebesar 27,68% dihasilkan adalah 0,2717, berarti risiko
tingkat risiko kecurangan terjadi pada terjadinya kecurangan pada sektor properti
sektor property dan real estate. Penelitian
82 Mafiana Annisya, Lindrianasari dan Yuztitya Asmaranti Jurnal Bisnis dan Ekonomi

dan real estate tergolong rendah. yaitu -1,862 berasal dari Perdana Gapura
Kemudian nilai minimum dan maksimum Prima Tbk pada tahun 2011, dan nilai
yang dihasilkan masing – masing sebesar - maksimum berasal dari Goa Makassar
0,3724 dan 0,9270. Tourism Development Tbk sebesar 1,699
pada tahun 2013. Nilai rata-rata (mean)
2. Variabel financial stability yang diukur yang diperoleh adalah sebesar -0.1257, arti
dengan rasio perubahan total aset nya -12,57% rasio perubahan persediaan
(ACHANGE) memiliki nilai minimum se yang terjadi pada 27 perusahaan sektor
besar -0,2027 yang diperoleh dari Duta property dan real estate selama periode
Anggada Realty Tbk pada tahun 2010. Nilai pengamatan, dan perusahaan yang menjadi
maksimum sebesar 3,6111 yang diperoleh sampel penelitian tidak mengalami per
dari Cowell Development Tbk tahun 2012. ubahaan persediaan yang terlalu banyak se
Rata-rata (mean) untuk variabel financial lama tahun penelitian. Standar deviasi yang
stability adalah 0,2559, artinya 25,59% dihasilkan adalah sebesar 0,5309.
rasio perubahan total aset yang terjadi pada
27 perusahaan sektor property dan real 6. Variabel opini audit dan diukur dengan
estate selama periode pengamatan. Nilai variabel dummy. Nilai rata – rata (mean)
standar deviasi yang diperoleh adalah yang diperoleh adalah sebesar 0,4046 arti
sebesar 0,3718. nya sebesar 40,46% sampel yang diteliti
mendapatkan opini wajar tanpa pengecuali
3. Variabel external pressure yang dihitung an dengan bahasa penjelas selama periode
dengan rasio leverage (LEV) yaitu debt to pengamatan, dan sisanya 59,54% mendapat
assets ratio menunjukkan nilai minimum kan opini selain wajar tanpa pengecualian
sebesar 0,0680 diperoleh dari Ciputra dengan bahasa penjelas selama periode
Property Tbk pada tahun 2010. Nilai maksi penelitian. Nilai standar deviasi yang di
mum sebesar 0,7402 atau 74,02% berasal hasilkan adalah sebesar 0,49269.
dari Goa Makassar Tourism Development
Tbk pada tahun 2012. Nilai rata – rata 7. Variabel independen yang terakhir adalah
(mean) yang diperoleh adalah sebesar capability yang diproksikan dengan per
0,4567, artinya setiap 1% total aset men gantian direksi dan diukur dengan variabel
jamin 45,67% total utangnya, dan standar dummy. Nilai rata – rata (mean) yang
deviasi yang dihasilkan adalah sebesar diperoleh adalah sebesar 0,4656 artinya
0,1329. sebesar 46,56% sampel yang diteliti me
lakukan perubahan direksi selama periode
4. Variabel financial target yang diukur pengamatan, dan sisanya 53,44% tidak me
dengan retrun on assets (ROA). Variabel lakukan perubahan direksi selama periode
ini memiliki nilai minimum sebesar 0,0027 penelitian. Nilai standar deviasi yang di
berasal dari Megapolitan Development Tbk hasilkan adalah sebesar 0,50073.
tahun 2011. Nilai maksimum sebesar
0,2541 atau 25,41% diperoleh dari Modern Penelitian ini sudah lulus uji asumsi
land Realty Tbk pada tahun 2013. Nilai klasik yaitu uji normalitas, multikolonieritas,
rata-rata (mean) yang diperoleh adalah autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Selanjut
sebesar 0,0652, artinya 6,52% kemampuan nya diketahui hasil uji koefisien determinasi
perusahaan dalam menghasilkan laba dari menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,689
total asetnya dan standar deviasi yang artinya,sebesar 68,9% fraudulent financial
dihasilkan adalah sebesar 0,0385. statement dipengaruhi oleh variabel indepen
den pressure (financial stability, external
5. Variabel nature of industry dihitung dengan pressure, financial target),variabel opportunity
rasio perubahan persediaan (INVEN (nature of industry), variabel rationalization
TORY). Nilai minimum yang dihasilkan (opini audit), dan variabel capability ( per
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 83

gantian direksi), sedangkan sisanya sebesar regresi dapat digunakan untuk memprediksi
31,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang Fraudulent Financial Statement atau dapat
tidak termasuk dalam model regresi ini. Ber dikatakan semua variabel independen secara
dasarkan uji ANOVA atau uji F test, me bersama – sama berpengaruh terhadap variabel
nunjukkan nilai F sebesar 49,051 dengan signi dependen.
fikansi 0,000. Nilai signifikansi yang jauh
lebih kecil dari 0,05, menunjukkan model

Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis

Model Unstandardized Coefficients t Sig.


B Std. Error Beta
(Constant) 1.042 .057 18.434 .000

ACHANGE .106 .037 .145 2.830 .005

LEV -1.739 .104 -.850 -16.790 .000

1 ROA .362 .363 .051 .997 .321

INVENTORY .042 .027 .082 1.561 .121

AO -.062 .030 -.113 -2.065 .041

DCHANGE .020 .028 .036 .703 .483


a. Dependent Variable: F_SCORE
Source: Hand collected

Berdasakan tabel diatas diketahui bahwa hasil nilai signifikan sebesar 0,005 < 0,05
variabel ACHANGE memiliki nilai signifikansi dengan nilai koefisien 0,106, dan nilai t hitung
0,005 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar 2,830 > 2,830 > nilai t tabel yaitu 1,97928. Hal tersebut
nilai t tabel sebesar 1,97928, maka ACHANGE memberikan bukti financial stability berpeng
berpengaruh terhadap fraudulent financial aruh positif signifikan terhadap risiko terjadinya
statement. Kemudian variabel LEV memiliki fraudulent financial statement. Hasil uji hipo
nilai signifikansi 0,000 < 0,05, namun nilai t tesis Ha1 terdukung. Aset perusahaan dapat di
hitung < nilai t tabel sebesar 1,97928, dan gunakan untuk melihat kondisi keuangan per
berbeda arah dengan hipotesis yang diajukan, usahaan, karena aset dapat menggambarkan ke
maka variabel LEV tidak berpengaruh terhadap kayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Kondisi
fraudulent financial statement. Selanjutnya perusahaan yang tidak stabil dapat diakibatkan
variabel ROA, INVENTORY, AO, dan oleh kinerja manajemen yang tidak mampu
DCHANGE memiliki nilai signifikansi > 0,05 memaksimalkan aset yang dimiliknya sehingga
dan nilai t hitung masing – masing 0,997, 1,561, dapat menimbulkan perubahan aset yang terlalu
-2,065, dan 0,703 < nilai t tabel sebesar terlalu tinggi atau bahkan terlalu rendah pada
1,97928 maka tidak berpengaruh terhadap tahun tertentu. Jumlah aset perusahaan dimasa
fraudulent financial statement. lalu yang kecil, dapat memotivasi perusahaan
untuk meningkatkan total asetnya (Sihombing
Pengaruh Financial Stability sebagai Varia dan Rahardjo, 2014). Hanya saja perusahaan
bel Proksi Pertama Pressure terhadap Frau yang memiliki aset kecil atau memiliki aset
dulent Financial Statement yang besar namun arus kas keluar juga besar,
memiliki peluang untuk melakukan manipulasi
Berdasarkan hasil pengujian variabel finan agar stabilitas perusahaannya terlihat baik
cial stability (ACHANGE) terhadap fraudulent (Sihombing dan Rahardjo, 2014). Kondisi
financial statement (F-SCORE), memperoleh keuangan yang stabil dapat memperkecil risiko
84 Mafiana Annisya, Lindrianasari dan Yuztitya Asmaranti Jurnal Bisnis dan Ekonomi

terjadinya kecurangan laporan keuangan. Kon Hasil penelitian ini menunjukkan leverage tidak
disi tersebut dapat dilihat dari perubahan aset berpengaruh terhadap kecurangan laporan
yang tidak terlalu signifikan berbeda dari tahun keuangan. Hal tersebut terjadi dikarenakan per
sebelumnya. Hal ini dapat menjadi tekanan usahaan memiliki kemampuan dalam membayar
bagi manajer untuk menampilkan kondisi per utang – utangnya maka nilai leverage menjadi
ubahan aset yang stabil dan menunjukkan stabi lebih rendah, sehingga tidak menjadi tekanan
litas perusahaan yang terlihat baik kepada para bagi manajer, namun pihak manajer perusahaan
pengguna laporan keuangan, sebagai upaya me mendapatkan tekanan untuk mencari tambahan
narik minat investor untuk menanamkan modal modal lain, selain dengan perjanjian utang.
diperusahaannya. Loebbecke dan Bell (dalam Sesuai dengan Prajanto (2012 dalam Rahmanti
Skousen et al., 2008) mengindikasi perusahaan dan Daljono, 2013) yang menyatakan banyak
yang mengalami pertumbuhan di bawah rata- perusahaan lebih memilih menerbitkan saham
rata industri, memungkinan manajer untuk mani kembali untuk memperoleh tambahan modal
pulasi laporan keuangan untuk meningkatkan usaha dari investor tanpa harus melakukan
prospek perusahaan. Hal ini juga didukung perjanjian utang baru yang menyebabkan beban
dengan nilai konstanta dari hasil pengujian yang utang perusahaan besar dan nilai leverage
positif, menunjukkan semakin tinggi rasio per perusahaan semakin rendah. Hasil penelitian ini
ubahan total aset suatu perusahaan, semakin mendukung penelitian Ardiyani dan Utamining
tinggi juga tingkat risiko kecurangan pada sih (2015) yang menyatakan leverage tidak
laporan keuangannya. Hasil penelitian ini men berpengaruh terhadap fraudulent financial
dukung penelitian yang dilakukan oleh Skousen statement. Selain itu, mendukung penelitian
et al. (2008) yang membuktikan bahwa per Rahmanti dan Daljono (2013) yaitu tidak ter
tumbuhan aset yang cepat secara positif ber dapat pengaruh faktor risiko tekanan eksternal
pengaruh terhadap kemungkinan terjadinya ke terhadap kemungkinan kecurangan laporan
curangan. Hasil ini juga konsisten Sihombing keuangan. Namun,tidak mendukung hasil pene
dan Rahardjo (2014), menunjukkan bahwa fina litian dari Sihombing dan Rahardjo (2014) yang
ncial stability yang diproksikan dengan per menyatakan external pressure memiliki peng
ubahan total aset (ACHANGE) terbukti berpeng aruh positif dalam mendeteksi kecurangan lapo
aruh terhadap financial statement fraud. ran keuangan.

Pengaruh External Pressure sebagai Varia Pengaruh Financial Target sebagai Variabel
bel Proksi Kedua Pressure terhadap Frau Proksi Ketiga Pressure terhadap Fraudulent
dulent Financial Statement Financial Statement

Berdasarkan hasil pengujian variabel Berdasarkan hasil pengujian variabel finan


external pressure (LEV) terhadap fraudulent cial target (ROA) terhadap fraudulent financial
financial statement (F-SCORE), memperoleh statement (F-SCORE), memperoleh hasil nilai
hasil nilai signifikan sebesar 0,000 kurang dari signifikan sebesar 0,321 lebih dari 0,05 dengan
0,05 dengan memiliki nilai koefisien (-1,739), memiliki nilai koefisien 0,362. Nilai t hitung
namun nilai t hitung < nilai t tabel sebesar 0,997 < nilai t tabel 1,97928. Hal tersebut mem
1,97928, dan berbeda arah dengan hipotesis berikan bukti external pressure berpengaruh
yang diajukan. Hasil uji hipotesis ini menunjuk positif tidak signifikan terhadap risiko ter
kan external pressure berpengaruh negatif sig jadinya fraudulent financial statement, dan hipo
nifikan terhadap fraudulent financial statement, tesis Ha3 tidak terdukung. Hal tersebut dikarena
sehingga Ha2 tidak terdukung. Tekanan ekster kan sebagaian besar objek penelitian mengalami
nal berupa risiko kredit yang tinggi sebagai peningkatan mutu operasional. Hal tersebut me
akibat tingginya pinjaman atau utang peru lalui sistem yang telah modern; pemilihan sum
sahaan kepada pihak kreditur, dapat mengakibat ber daya manusia yang lebih potensial seperti
kan manajer perusahaan melakukan manipulasi adanya pelatihan khusus yang memberikan
keuangan, guna meyakinkan pihak kreditur. program pengembangan kompetensi sumber
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 85

daya manusia; berbagai kebijakan manajemen dan Utaminingsih, 2015). Persediaan yang
perusahaan yang mampu meningkatkan nilai per disimpan terlalu lama dalam jumlah besar dapat
usahaan seperti manajemen pemasaran yang me menimbulkan risiko kerugian berupa kerusakan
ningkatkan penjualan melalui promosi, pame barang, penurunan harga, dan risiko lainnya.
ran, launcing produk, brosur, dan iklan; pemilih Persedian memerlukan penilaian subjektif
an metode akuntansi seperti pemilihan metode dalam memperkirakan obsolete inventory (perse
penyusutan garis lurus sehingga beban penyusut diaan usang), manajemen dapat menggunakan
an lebih rendah dan dapat meningkatkan laba; hal tersebut sebagai alat untuk memanipulasi
adanya program lain yaitu program pemberian laporan keuangan (Summers dan Sweeney,
opsi pembelian saham kepada manajemen dan 1998 dalam Sihombing dan Rahardjo, 2014).
karyawan sehingga mereka merasa bertanggung Hasil penelitian ini adalah variabel nature of
jawab atas perusahaan serta kebijakan lainnya; industry tidak berpengaruh terhadap fraudulent
dan semakin berkembangnya pangsa pasar financial statement, dikarenakan persediaan
untuk sektor properti dan real estate yang dapat pada sektor properti dan real estate berupa
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini bangunan seperti hotel, rumah hunian, pusat
sesuai dengan pendapat Sihombing dan Rahar perbelanjaan, ruko, dan bangunan lainnya yang
djo(2014)bahwa kenaikan profitablitas perusaha memiliki waktu usang cukup lama, sehingga
an juga dapat dilakukan dengan peningkatan manajer akan sulit untuk melakukan kecurangan
mutu operasional perusahaan seperti moderni dari pemanfaatan penilaian subjektif atas per
sasi sistem informasi, perekrutan tenaga kerja sediaan usang. Oleh karena itu, rasio perubahan
yang potensial. Serta kebijakan direksi yang persediaan tidak berpengaruh bagi pihak mana
tepat dalam menyelesaikan masalah.Oleh karena jemen perusahaan untuk melakukan kecurangan
itu, tidak menjadi tekanan bagi pihak mana laporan keuangan. Hasil penelitian ini men
jemen perusahaan ketika ingin meningkatkan dukung penelitian Ardiyani dan Utaminingsih
profitabilitas perusahaan. Hasil Penelitian ini (2015) menyatakan variabel nature of industry
mendukung penelitian Sihombing dan Rahardjo dengan proksi persediaan (inventory) tidak
(2014) dan Rahmanti dan Daljono (2013), memiliki pengaruh terhadap financial statement
namun bertentangan dengan hasil penelitian fraud. Namun, tidak mendukung penelitian
Skousen et al. (2008) yang menyatakan bahwa Sihombing dan Rahardjo (2014) yang menyata
financial target berpengaruh terhadap kemungki kan nature of industry berpengaruh positif
nan financial statement fraud. terhadap kecurangan laporan keuangan.

Pengaruh Nature of Industry sebagai Varia Pengaruh Opini Audit sebagai Variabel
bel Proksi Opportunity terhadap Fraudulent Proksi Razionalization terhadap Fraudulent
Financial Statement Financial Statement

Berdasarkan hasil pengujian variabel Berdasarkan hasil pengujian variabel opini


nature of industry (INVENTORY) terhadap audit (AO) terhadap fraudulent financial
fraudulent financial statement (F-SCORE), statement (F-SCORE), memperoleh hasil nilai
memperoleh hasil nilai signifikan sebesar 0,121 signifikan sebesar 0,041 < 0,05 dengan me
lebih dari 0,05 dengan memiliki nilai koefisien miliki nilai koefisien (-0,062), nilai t hitung <
0,042. Nilai t hitung 1,561 < nilai t tabel sebesar nilai t tabel sebesar 1,97928 dan berbeda arah
1,97928. Hal pengujian ini memberikan bukti dengan hipotesis yang diajukan. Hal ini member
nature of industry berpengaruh positif tidak ikan bukti opini audit berpengaruh negatif
signifikan terhadap risiko terjadinya fraudulent signifikan terhadap risiko terjadinya fraudulent
financial statement, dan hipotesis Ha4 tidak financial statement, dan hipotesis Ha5 tidak
terdukung. Persediaan merupakan aktiva lancar terdukung. Hasil dari pengujian ini adalah opini
yang rentan dengan pencurian dan kecurangan audit tidak berpengaruh terhadap fraudulent
karena persediaan dalam suatu perusahaan financial statement, dikarenakan tambahan
biasanya dalam jumlah yang besar (Ardiyani bahasa penjelas dalam laporan auditor indepen
86 Mafiana Annisya, Lindrianasari dan Yuztitya Asmaranti Jurnal Bisnis dan Ekonomi

den adalah penjelas dari hal – hal tertentu manajemen yang lebih baik dari sebelumnya,
seperti pendapat wajar yang diberikan sebagian karena dilakukannya perekrutan direksi yang
didasarkan atas laporan independen lain, infor lebih berkompeten. Berdasarkan hasil penelitian
masi tambahan yang diharuskan Ikatan Akuntan ini tidak mendukung teori dari Wolfe dan
Indonesia, dan keadaan tertentu lainnya. Hermanson (2004) yang menyatakan bahwa ke
Pendapat ini diberikan jika keadaan ter mampuan mempengaruhi tindak kecurangan.
tentu yang mengharuskan auditor menambah Wolfe dan Hermanson (2004) hal - hal terkait
kan paragraf penjelas dalam laporan audit, elemen kemampuan (capability) dalam tindakan
meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar pelaku kecurangan yaitu capability seperti:
tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh position / function, brains, confidence / ego,
auditor (Agoes, 2012:76).Selain itu, adanya pe coercion skills, effective lying dan immunity to
nambahan bahasa penjelas tidak mempengaruhi stress, dan hal – hal tersebut termasuk kedalam
materialitas dari laporan keuangan, sehingga sifat - sifat seorang direksi. Berbeda dengan
tidak mempengaruhi kemungkinan dilakukan Wolfe dan Hermanson (2004), hasil penelitian
nya rasionalisasai atas kecurangan pada laporan ini mendukung penelitian Sihombing dan
keuangan oleh pihak manajemen perusahaan. Rahardjo (2015) menyatakan capability tidak
Penelitian ini mendukung penelitian Fimanaya berpengaruh terhadap financial statement fraud.
dan Syafrudin (2014) menyatakan bahwa opini Sihombing dan Rahardjo (2015) mengatakan
wajar tanpa pengecualian dengan bahasa hasil penelitian ini akan berbeda apabila
penjelas berpengaruh negatif dan tidak signifi pergantian direksi dilakukan utntuk menutupi
kan terhadap kemungkinan kecurangan pada kecurangan yang dilakukan direksi sebelumnya.
laporan keuangan.Hal ini sesuai dengan pene
litian Suyanto (2009) menyatakan rasionalisasi PENUTUP
dengan variabel proksi opini audit tidak ber
pengaruh terhadap fraudulent financial state Simpulan
ment, namun tidak mendukung hasil penelitian
Sukirman dan Sari (2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pada 27 perusahaan sektor properti dan real
Pengaruh Pergantian Direksi sebagai Varia estate periode 2010- 2014 menghasilkan kesim
bel Proksi Capability terhadap Fraudulent pulan sebagai berikut:
Financial Statement
1. Financial Stability
Berdasarkan hasil pengujian variabel
capability yang diproksikan dengan pergantian Merupakan variabel proksi pertama dari
direksi (DCHANGE) terhadap fraudulent variabel pressure dihitung dengan mengguna
financial statement (F-SCORE), memperoleh kan rasio perubahan total aset berpengaruh
hasil nilai signifikan sebesar 0,483 lebih dari positif signifikan terhadap risiko fraudulent
0,05 dengan memiliki nilai koefisien 0,020, dan financial statement. Hal ini menunjukkan
nilai t hitung 0,703 < nilai t tabel sebesar bahwa setiap kenaikan pada rasio perubahan
1,97928. Hal tersebut memberikan bukti per total aset akan menaikkan risiko terjadinya
ubahan direksi berpengaruh positif tidak signifi fraudulent financial statement, dengan kata
kan terhadap risiko terjadinya fraudulent finan lain kenaikan rasio perubahan total aset dapat
cial statement, dan hipotesis Ha6 tidak ter menjadi tekanan bagi pihak manajemen per
dukung. Hasil dari pengujian ini adalah perganti usahaan untuk melakukan kecurangan dalam
an direksi tidak berpengaruh terhadap frau kondisi keuangan yang tidak stabil.
dulent financial statement, hal ini dapat di
karenakan adanya pengawasan dari dewan komi 2. Eksternal Pressure
saris terkait dengan kinerja dari tiap direksi.
Selain itu, adanya pergantian direksi tersebut Merupakan variabel proksi kedua dari varia
memungkinkan terjadinya perubahan kinerja bel pressure dihitung dengan menggunakan
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 87

rasio leverage yaitu debt to assets ratio tidak 6. Pergantian direksi merupakan proksi dari
berpengaruh terhadap risiko fraudulent finan variabel capability diukur dengan melihat
cial statement. Hal ini dikarenakan pihak ada atau tidaknya pergantian direksi tidak ber
manajemen mampu membayar utang per pengaruh terhadap risiko fraudulent financial
usahaan sehingga leveragenya rendah, dan statement. Hal ini menunjukkan bahwa per
pihak manajer perusahaan dapat mencari tam gantian direksi tidak dimanfaatkan sebagai
bahan modal lain, selain dengan melakukan kemampunnya untuk melakukan kecurangan
perjanjian utang. atas laporan keuangan.

3. Financial Target Keterbatasan Penelitian

Merupakan variabel proksi ketiga dari varia Dalam penelitian ini memiliki beberapa keter
bel pressure dihitung dengan menggunakan batasan sebagai berikut:
rasio return on assets (ROA) tidak ber
pengaruh terhadap risiko fraudulent finan 1. Sampel dari penelitian yang digunakan hanya
cial statement. Hal ini menunjukkan bahwa pada sektor properti dan real estate yang ter
setiap kenaikan pada rasio return on assets daftar di Bursa Efek Indonesia.
(ROA) tidak menjadi tekanan bagi pihak
manajemen perusahaan, dikarenakan kenaik 2. Variabel independen yang digunakan sebagai
an tersebut diiringi dengan peningkatan mutu variabel proksi opportunity, ratonalization,
operasional, sehingga tidak menjadi tekanan dan capability hanya terbatas pada satu
bagi pihak manajemen perusahaan ketika variabel.
ingin meningkatkan profitabilitas perusahaan
3. Sedikitnya sumber referensi untuk pengambil
4. Nature of Industry an keputusan pada variabel opportunity, ter
utama dengan menggunakan variabel proksi
Merupakan variabel proksi dari variabel nature of industry yang dihitung dengan rasio
opportunity dihitung dengan menggunakan perubahan persediaan.
rasio perubahan persediaan tidak berpeng
aruh terhadap risiko fraudulent financial 4. Peneliti mengunakan F-Score untuk meng
statement. Hal ini menunjukkan bahwa setiap ukur fraudulent financial statement, namun
kenaikan atau penurunan rasio perubahan per perhitungan ini masih jarang digunakan se
sediaan tidak berpengaruh bagi pihak mana hingga masih membutuhkan penelitian lebih
jemen perusahaan untuk melakukan kecurang lanjut.
an laporan keuangan.
5. Variabel rationalization diukur dengan meng
5. Opini Audit gunakan proksi opini audit merupakan varia
bel dummy, sehingga hasil yang diperoleh
Merupakan variabel proksi variabel ratio kurang akurat dalam mendeteksi kecurangan
nalization diukur dengan melihat diperoleh laporan keuangan.
atau tidaknya opini wajar tanpa pengecualian
dengan bahasa penjelas tidak berpengaruh 6. Variabel capability diukur dengan mengguna
terhadap risiko fraudulent financial state kan proksi pergantian direksi merupakan
ment. Hal ini menunjukkan diperoleh atau variabel dummy, sehingga hasil yang diper
tidaknya opini audit tersebut, tidak mempeng oleh kurang akurat, hal ini dikarenakan pene
aruhi kemungkinan dilakukannya rasionali liti belum menemukan proksi yang lebih
sasai atas kecurangan pada laporan keuangan spesifik dan akurat hasil perhitungannya
oleh pihak manajemen perusahaan. untuk mendeteksi kecurangan.
88 Mafiana Annisya, Lindrianasari dan Yuztitya Asmaranti Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Saran Association of Certified Fraud Examiners


(ACFE). (2012). Report to Nation.
Saran yang dapat peneliti diberikan untuk Diakses dari
penelitian selanjutnya adalah: https://www.acfe.com/uploadedFiles/ACF
E_Website/Content/rttn/2012-report-to-
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat nations.pdf pada tanggal 17 September
menggunakan sampel yang lebih banyak dari 2015.
beberapa sektor lain seperti pertambangan,
Association of Certified Fraud Examiners
kimia, dan sektor lainnya, sehingga memper
(ACFE). (2014). Report to Nation.
oleh hasil yang lebih maksimal. Diakses dari
http://www.acfe.com/rttn/docs/2014-
2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mene
report-to-nations.pdf pada tanggal 25
mukan variabel proksi lain yang dapat diguna September 2015.
kan untuk mengetahui variabel lain yang
diduga berpengaruh terhadap risiko terjadi Brennan, Niamh M. and McGrath, Mary.
nya fraudulent financial statement. (2007). Financial Statement Fraud:
Incidents, Methods and Motives.
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat Australian Accounting Review, 17 (2) (42)
mencari lebih banyak sumber referensi (July): 49-61.
lainnya, seperti literatur luar negeri. Dechow, P. M, Hutton, A. P, Kim, J H, and
Sloan, R. G.( 2012). Detecting Earning
4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat me Management : A New Approach. Journal
lakukan penelitian lebih lanjut dengan meng of Accounting Reserach, Vol. 50, Ed. 2,
gunakan alat ukur F-score, namun disertai Hal. 275-334
dengan pencarian referensi yang lebih
banyak. Fimanaya, Fira dan Syafruddin, Muchamad.
(2014). Analisis Faktor – Faktor yang
5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mene Mempengaruhi Kecurangan laporan
mukan variabel lain untuk mengukur variabel Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan
rationaliztion dan capability, dan mengguna Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa
kan metode lain seperti wawancara untuk Efek Indonesia Tahun 2008 – 2011).
mendapatkan hasil penelitian yang lebih Diponegoro Journal of Accounting, Vol.
akurat dan beragam. 03, No. 03, Hal. 1 -11.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multi
DAFTAR PUSTAKA variate Dengan Program SPSS 21, Edisi
Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit
Agoes. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Universitas Diponegoro.
Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Hanifa, Septia Ismah dan Laksito, Herry.
Publik Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba (2015). Pengaruh Fraud Indicator
Empat Terhadap Fraudulent Financial Statement:
Albrecht, W. S., Albrecht, C.O., Albrecht , C.C. Studi Empiris pada Perusahaan yang
and Zimbelman, Mark F. (2011). Fraud Listed di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Examination 4th Edition. Cengage Tahun 2008-2013. Diponegoro Journal of
Learning: Mason, Ohio USA. Accounting, Vol. 04, No. 04, Hal 1-15.
Ardiyani, Susmita dan Utaminingsih, Nanik Sri. Jansen, Michael C. and Meckling , William H.
(2015). Analisis Determinan Financial (1976). Theory of the Firm: Managerial
Statement Melalui Pendekatan Fraud Behavior, Agency Cost and Ownership
Triangel. Accounting Analysis Journal. Structure. Journal of Financial
Vol 4 No 1. Hal. 1-10. Economics. Vol 3, No 4, hal. 305-306.
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 89

Kasmir.(2013). Analisis Laporan Keuangan. Skousen,C. J.,Smith,K.R.andWright,C.J. (2008).


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Detecting and Predecting Financial State
ment Fraud: The Effecti veness of The
Kompas.com.( 2014). Sentul City, “Cuan”, dan
Fraud Triangle and SAS 99. http://ssrn.
Kasus Korupsi. Diakses dari
com/abstract=1295494 pada 20 September
http://properti.kompas.com/read/2014/10/
2015.
02/085540721/Sentul.City.Cuan.dan.Kasu
s.Korupsi pada tanggal 20 September Sukirman dan Sari, Maylia Pramono. (2013).
2015. Model Deteksi Kecurangan Berbasis
Rahmanti, Martantya dan Daljono. (2013). Fraud Triangel (Studi Kasus Pada Per
usahaan Publik di Indonesia). Jurnal Akun
Pendeteksian Kecurangan Laporan
tansi dan Auditing, Vol. 09, No. 02. Hal.
Keuangan Melalui faktor Risiko Tekanan
dan Peluang. Diponegoro Journal Of 199-225
Accounting, Vol.2 No 2, Hal 1-12. Suyanto. (2009). Fraudulent Financial Statement
Shelton, Austin. (2014). Analysis of Capabilities Evidence from Statement on Auditing
Standard No. 99. Gajah Mada Internatio
Attributed to the Fraud Diamond.
Undergraduate Honors These.Paper 21. nal Journal of Business, Vol. 11, No. 01,
hal. 117-144.
availabel at http://dc.etsu.edu/honors/213
pada 25 September 2015. Tribun Timur. (2015). Hati – Hati Kasus
Properti Terbanyak Kedua Setelah Perban
Sihombing, Kennedy Samuel dan Rahardjo,
kan.Diakses dari http://makassar. Tribun
Shiddiq Nur. (2014). Analisis Fraud
Diamond dalam Mendeteksi Financial news.com/2015/01/04/sekali-lagi-hati-hati
Statement Fraud: Studi Empiris pada -beli-properti-ini-masalahnya.pada tanggal
18 September 2015.
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010- Ujiyantho, Muh.Arif dan Pramuka, Bambang
2012. Diponegoro Journal of Accounting Agus.(2007).Mekanisme Corporate Gover
Vol. 03 No. 02. ISSN (Online): 2337- nance, Manajemen Laba, dan Kinerja
3806. Keuangan. Prosiding Simposium Nasional
Akuntansi 10. Makassar.
Skousen, C. J. and Twedt, Brady James. (2009).
Fraud in Emerging Markets :A Cross Wolfe, David T. and Hermanson, Dana R.
Country Analysis. http://ssrn.com/abstract (2004). The Fraud Diamond: Considering
=1340586 pada 24 September 2015. theFour Elements of Fraud. CPA Journal.
Vol 74 Issue 12, hal. 1-5.

Anda mungkin juga menyukai