Anda di halaman 1dari 14

Dasar Hukum dan Fungsi

Panitia Pembina K3

Disampaikan oleh: Emelia Yanti Siahaan/ Sekjend DPP.GSBI

pada “Peningkatan Sensitifitas Anggota Terhadap K3”

Bandung-Jawa Barat 2021


Pengertian P2K3

• Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja


adalah badan pembantu di tempat kerja yang
merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan
pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling
pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja.
• Artinya, Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja harus memiliki struktur organisasi dan diisi oleh
perwakilan pengusaha dan perwakilan pekerja.

2
Kriteria Perusahaan Wajib Membentuk
Panitia Pembina K3
• Perusahaan yang mempekerjakan 100 orang pekerja/buruh atau lebih;
• Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100
orang, tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radioaktif di lingkungan kerja.
• Untuk mencegah terjadinya gangguan keselamatan dan kesehatan
terhadap pekerja/buruh, maka diperlukan penerapan keselamatan
kerja, higienis perusahaan dan kesehatan kerja di perusahaan dalam
rangka peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja.
• Perusahaan yang memiliki salah satu kriteria tersebut diatas, maka
pengusaha wajib untuk membentuk Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3).

3
Dasar Hukum
1. Bab VI pasal 10 UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
2. Paragraf 5 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja UU
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Permen No. 03 Tahun 1978 tentang Persyaratan
Penunjukan dan Wewenang serta Kewajiban Pegawai
Pengawas K3 dan Ahli Keselamatan Kerja
4. Permen No. 03 Tahun 1984 Pengawasan
Ketenagakerjaan Terpadu
5. Permen No. 04 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina K3
serta Tatacara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja

4
Keanggotaan Panitia Pembina K3
• Keanggotaan Panitia Pembina K3 terdiri dari unsur pengusaha
dan pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Anggota. Sekretaris P2K3 adalah ahli Keselamatan Kerja dari
perusahaan yang bersangkutan. Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat dan
penetapannya berdasarkan usul dari pengusaha atau pengurus
yang bersangkutan.
• Jadi, untuk mendapatkan penetapan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari Menteri atau Pejabat,
pengusaha atau pengurus wajib mengurus penetapannya ke
kantor Dinas Tenaga Kerja setempat. Namun, sebelum
mengajukan, tentu pengusaha atau pengurus harus telah
membuat struktur P2K3 terlebih dahulu dan telah memiliki
sekretaris yang merupakan ahli Keselamatan Kerja (dibuktikan
dengan sertifikat keahlian).

5
Contoh struktur P2K3

6
Jumlah dan Susunan P2K3:
1. Perusahaan yang memiliki tenaga kerja 100 (seratus) orang atau
lebih, maka jumlah anggota sekurang-kurangnya ialah 12 (dua belas)

orang yang terdiri dari 6 (enam) orang mewakili pengusaha/pimpinan

Perusahaan dan 6 (enam) orang mewakili tenaga kerja.


2. Perusahaan yang memiliki tenaga kerja 50 (lima puluh) orang sampai
dengan 100 (seratus) orang, maka jumlah anggota sekurang-
kurangnya ialah 6 (enam) orang yang terdiri dari 3 (tiga) orang
mewakili pengusaha/pimpinan Perusahaan dan 3 (tiga) orang
mewakili tenaga kerja.
3. Perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 50 (lima puluh)
orang dengan tingkat resiko bahaya sangat besar, maka jumlah
anggota sesuai dengan ketentuan nomor 2 (dua) di atas.
4. Kelompok Perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 50
(lima puluh) orang untuk anggota kelompok, maka jumlah anggota
sesuai dengan ketentuan nomor 2 (dua) di atas dimana masing-
masing anggota mewakili Perusahaannya.
7
Tugas P2K3;

Berdasarkan Pasal 4 Permenaker No. 4/1987


dituliskan:

P2K3 mempunyai TUGAS memberikan saran


dan pertimbangan baik diminta maupun tidak
kepada pengusaha atau pengurus mengenai
masalah keselamatan dan kesehatan kerja

8
Fungsi P2K3:
• Menghimpun dan mengolah data mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.
• Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap
pekerja/buruh mengenai :
– Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran dan
peledakan serta cara menanggulanginya.
– Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja.
– Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja/buruh yang
bersangkutan.
– Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.

9
Lanjutan:
• Membantu Pengusaha/Pengurus dalam :
– Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja.
– Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.
– Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
– Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja
(PAK) serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
– Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan
kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi.
– Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan
makanan di perusahaan
– Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.
– Mengembangkan pelayanan kesehatan bagi pekerja/buruh.
– Mengembangkan laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja,
melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi
hasil pemeriksaan.
– Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan
dan kesehatan kerja.

10
• Membantu perusahaan menyusun kebijakan
manajemen dan pedoman kerja dalam rangka upaya
meningkatkan keselamatan kerja, higiene perusahaan,
kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja.

11
Contoh laporan P2K3:

12
Tatacara Pengajuan & Penetapan P2K3:

Untuk pengusaha atau pengurus yang berkeinginan mengajukan penetapan


Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ke Dinas Tenaga Kerja
setempat, harus melengkapi persyaratan dibawah ini :
• Membuat Surat Permohonan Pengesahan P2K3
• Melampirkan Struktur P2K3
• Fotokopi Sertifikat Ahli K3 Sekretaris P2K3
• Melampirkan Bukti Pembayaran BPJS Kesehatan & BPJS Ketenagakerjaan
Perusahaan
• Fotokopi Wajib Lapor Ketenagakerjaan terakhir perusahaan
• Setelah itu, pengusaha membawa persyaratan tersebut di atas ke Kantor
Dinas Tenaga Kerja setempat. Setelah di proses, pengusaha akan
mendapatkan SK Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dari Dinas Tenaga Kerja setempat.

13
TERIMA
KASIH

14

Anda mungkin juga menyukai