Anda di halaman 1dari 8

Hari/ Tanggal : Selasa, 26 Juli 2021

Nama Pemateri : Bapak Herman Prokoso Hidayat


Materi : Dasar – Dasar K3, Kelembagaan, dan Keahlian K3
Nama : Muhammad Putra J Sani

Hasil Resume :

DASAR DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

K3 merupakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan
Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK),
kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.

Tujuan K3 :

• Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga kerja


sehingga kinerjanya dapat meningkat.
• Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang
berada di lingkungan kerja.
• Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat
digunakan secara aman dan efisien. Latar Belakang
1) Perkembangan yang menuju era industri
2) Penggunaan alat untuk membantu proses produksi
3) Penerapan ilmu pengetahuan tersebut dimulai pada abad 18 dengan munculnya industri tenun,
penemuan ketel uap untuk keperluan industri, listrik.
4) Sejak revolusi industri di inggris dimana banyak terjadi kecelakaan, UU tahun 1911 AMERIKA
SERIKAT WORK COMPENSATION.
5) Pada tahun 1931, H. W Heinrich dalam bukunya yang terkenal “industrial Accident Prevention”

Pengertian dalam dasar dasar keselamatan kerja :


Incident : Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja ada perubahan
maka dapat mengakibatkan terjadinya accident.
Accident : Suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diinginkan, gangguan terhadap pekerjaan
berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang, dan pencemaran lingkungan.
Hazard : Merupakan sumber bahaya potensial yang menyebabkan kerusakan

Danger : Merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi dimana atau kapan muncul sumber bahaya.
Risk : Ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber bahaya
Kesehatan : Agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi tingginya

Keselamatan : Mengendalikan kerugian dari kecelakaan. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan


menghilangkan risiko yang tidak bisa diterima.
Metode Identifikasi Bahaya

1) Sistem Monitoring / Checklist


2) Safety Review
3) Preleminary Hazard Analysis (PHA)
4) Hazard Operability Studies (HAZOPS)
5) Fault Tree Analysis (FTA)
6) Inspeksi
7) Human Error Analysis
8) Dll seperti JSA, JSO

Langkah Penanggulangan Kecelakaan Kerja Menurut ILO

1) Peraturan Perundang – undangan


• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelaku K3
2) Standarisasi
• Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan pelaku K3
3) Inspeksi / pemeriksaan
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih memenuhi ketentuan
& persyaratan K3
4) Riset teknis, medis, psikologis & statistik
• Riset / penelitian untuk menunjang tingkat kemajuan bidang K3 sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik & teknologi
5) Pendidikan & latihan
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & ketrampilan K3 bagi tenaga kerja
6) Persuasi
• Cara penyuluhan & pendekatan di bidang K3, bukan melalui penerapan & pemaksaan
melalui sanksi – sanksi
7) Asuransi
• Insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan pembayaran premi
yang lebih rendah terhadap perusahaan yang memenuhi syarat K3
8) Penerapan K3 di tempat kerja
• Langkah – langkah pengaplikasikan di tempat kerja dalam upaya memenuhi syarat – syarat
K3 di tempat kerja.

KELEMBAGAAN K3

Ialah sebuah organisasi badan swasta nasional independent, non pemerintah yang bergerak
di bidang pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), berupa perusahaan atau dunia usaha
berbadan hukum di Indonesia. Lembaga K3 yang ada di Indonesia apda saat ini adalah : P2K3,
DK3N dan PJK3 Kelembagaan K3 meliputi :

1) P2K3
2) Ahli K3
3) PJK3
4) DK3N
PENGERTIAN :
1) P2K3
Merupakan wadah kerjasama antara pimpinan dan tenaga kerja dalam menangani masalah K3
diperusahaan yang bertugas pokok memberikan saran dan pertimbangan dibidang K3 kepada
pengusaha / pengurus tempat kerja (baik diminta atupun tidak).
2) PJK3
Suatu badan usaha yang ditunjuk melalui surat keputusan penunjukan menteri yang bergerak di
bidang jasa keselamatan dan kesehatan kerja.
3) DK3N
Suatu lembaga yang dibentuk untuk membantu memberikan saran dan pertimbangan kepada
menteri tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
Organisasi P2K3 memiliki beberapa program yaitu :
1) Safety meeting untuk memonitor tindakan tindakan yang mempunyai potensi bahaya
2) Investasisasi permasalahan K3
3) Identifikasi dan inventarisasi sumber bahaya
4) Peraturan norma K3 memantau apakah perusahaan telah menerapkan norma – norma K3
5) Inspeksi / safety patrol untuk mengetahui penerapan kesadaran K3 pada perilaku pekerja
6) Penyelidikan dan analisan kecelakaan
7) Pendidikan dan latihan
8) Prosedur dan tata cara evakuasi
9) Catatan dan data K3
10) Laporan pertanggung jawaban
11) Penelitian

Peran ahli K3 yaitu sebagai sekertaris dari organisasi P2K3 dan memfollow up rekomendasi
atau saran dan perkembangan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dan Menjaga jalannya
pelaksanaan peraturan K3 sesuai bidang yang ditekuninya. Mengontrol keadaan lingkungan kerja
mulai dari mengecek kondisi mesin, menganalisis sifat pekerjaan, dan mengawasi proses produksi.

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


1. Persyaratan pembentukan
Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3.
Kriteria yang dimaksud adalah :
a. Tempat kerja dimana dipekerjakan 50 (lima puluh) orang atau lebih
b. Tempat kerja / perusahaan dimana dipekerjakan kurang dari 50 (lima puluh) orang dengan
tingkat bahaya sangat besar
c. Kelompok tempat kerja (sentra industri kecil) dimana dipekerjakan kurang dari 50 (lima puluh)
orang tenaga kerja untuk anggota kelompok tempat kerja/perusahaan.
Prosedur pembentukan P2K3 :
a. Syarat keanggotaan
1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusahan dan tenaga kerja yang susunannya terdiri
atas Ketua, Sekretaris, dan Anggota
2) Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 atau petugas K3 di perusahaan
3) Ketua P2K3 adalah pimpinan perusahaan atau salah satu pimpinan perusahaan yang ditunjuk
(khusus untuk kelompok perusahaan/sentra industri)
4) Jumlah dan susunan P2K3 adalah sebagai berikut ;
a) Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 (seratus) orang atau lebih, jumlah anggota
sekurang-kurangnya 12 (dua belas) orang terdiri 6 (enam) orang mewakili pengusaha/pimpinan
dan 6 (enam) orang mewakili tenaga kerja
b) Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh) sampai dengan 100 (seratus) orang,
jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam) orang yang terdiri atas 3 (tiga) orang mewakili
pengusaha dan 3 (tiga) orang mewakili pekerja
c) Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja kurang dari 50 (lima puluh) orang dengan tingkat
resiko bahaya sangat besar jumlah anggota sesuai dengan butir b di atas
d) Kelompok perusahaan yang mempunyai tenaga kerja kurang dari 50 (lima puluh) orang untuk
anggota kelompok, jumlah anggota sesuai dengan butir b di atas yang masing-masing anggota
mewakili perusahaannya.
b. Langkah pembentukan
1) Tahap persiapan
(a) Perusahaan
(1) Kebijakan K3
Pengusaha lebih dahulu menggariskan dan menjalankan pokok-pokok kebijakan mengenai K3
secara umum serta maksudnya untuk membentuk P2K3. Kebijakan ini disebut safety and health
policy.
(2) Kebijakan tentang K3 ini harus dituangkan secara tertulis karena sangat penting bagi
manajemen dan pihak-pihak terkait.
(3) Inventarisasi calon anggota
(a) Pimpinan perusahaan menyusun daftar calon anggota P2K3 yang digariskan oleh unit kerjanya
masing-masing dan memutuskan diantara para calon tersebut yang akan menjadi calon anggota
P2K3
(b) Setelah pimpinan perusahaan menyusun keanggotaan P2K3 masing-masing makan calon
anggota tersebut dikumpulkan dan diberi pengarahan singkat tentang kebijakan pimpinan
perusahaan dalam hal K3.
(4) Konsultasi ke Kantor Disnakertrans setempat.
Selama dalam tahap menyusun kebijakan tentang K3 dan pengurus calon anggota P2K3, pimpinan
perusahaan dapat melakukan konsultasi dengan kantor Disnakertrans setempat untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk teknis yang diperlukan dengan proses pembuatan P2K3 yang dianggap masih
belum jelas.
(b) Pemerintah Daerah
(1) Inventarisasi perusahaan
Kantor Disnakertrans setempat mengadakan inventarisasi terhadap perusahaan-perusahaan yang
menurut ketentuan sudah harus membentuk P2K3.
(2) Pengarahan kepada perusahaan
(a) Terhadap perusahaan yang bersangkutan diberikan pemberitahuan dan penjelasan tentang latar
belakang dibentuknya P2K3 di perusahaan masing-masing pemberitahuan/penjelasan/penyuluhan
dapat dilakukan melalui surat menyurat maupun melalui pegawai pengawas ketenagakerjaan
petugas yang mempunyai program perusahaan yang bersangkutan.
(b) Hal ini juga dapat dilakukan melalui penyuluhan serentak terhadap beberapa perusahaan secara
klasikal.

2) Tahap pelaksanaan
(a) Perusahaan
(1) Membentuk P2K3
Setelah perusahaan berhasil menyusun calon anggota P2K3 maka dilanjutkan dengan pembentukan
P2K3 secara resmi oleh pimpinan perusahaan.
(2) Melaporkan ke Disnakertrans setempat
Setelah pimpinan perusahaan membentuk P2K3 kemudian melaporkannya kepada Disnakertrans
setempat. Pada waktu melaporkan telah dibentuk P2K3 di perusahaan masing-masing pimpinan
perusahaan dapat sekaligus mengajukan permohonan tertulis untuk mendapatkan pengesahan.
(b) Pemerintah daerah
(1) Penerbitan surat keputusan pengesahan P2K3
Kantor Disnakertrans setempat setelah menerima permohonan pengesahan langsung untuk
menerbitkan SK pengesahan pembentukan P2K3 atas nama Bupati/Walikota setempat.
(2) Pelantikan/pengukuhan
Kepala disnakertrans setempat setelah menerbitkan pengesahan P2K3 dilanjutkan dengan melantik
anggota P2K3 secara resmi.
Pelantikan/pengukuhan dapat dilakukan secara bersama-sama diantara beberapa P2K3, perusahaan
dan juga anggota P2K3 yang baru menggantikan anggota yang lama.
3) Struktur organisasi
(a) Bentuk organisasi dan kepengurusan
Organisasi P2K3 dapat mempunyai banyak variasi tergantung kepda besar, jenis bidang, bentuk
kegiatan dari perusahaan dan lain sebagainya. Kepengurusan dari pada organisasi P2K3 terdiri dari
seorang ketua, wakil ketua, seorang atau lebih sekretaris dan beberapa anggota terdiri dari unsur
pengusaha dan pekerja
(1) Ketua dijabat oleh seorang pimpinan perusahaan yang mempunyai kewenangan dalam
menerapkan kebijakan di perusahaan
(2) Sekretaris dapat dijabat oleh ahli K3 atau petugas K3 atau ahli lain yang dipersiapkan untuk
menjadi petugas K3
(3) Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam perusahaan dan telah memahami
permasalahan K3.
(b) Tugas-tugas pengurus P2K3
Tugas-tugas Ketua, wakil ketua, sekretaris dan anggota-anggota harus diuraikan secara jelas dalam
pembinaan tugas atau job description sebagai berikut :
(1) Ketua
- Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota untuk memimpin rapat pleno
- Menentukan langkah, policy demi tercapainya pelaksanaan program-program P2K3
- Mempertanggungjawabkan pelaksanaan program-program P2K3 dan pelaksanaannya kepada
direksi
- Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di perusahaan.
(2) Wakil ketua
Sebagai wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam hal ketua berhalangan.
(3) Sekretaris
- Membuat undangan rapat dan notulen
- Mengelola administrasi surat-surat P2K3
- Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3
- Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi demi suksesnya program-
program K3
- Membuat laporan ke Disnakertrans setempat dan instansi lain yang bersangkutan mengenai
unsafe condition di tempat kerja
(4) Anggota
- Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan seksi masing-masing
- Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai