Anda di halaman 1dari 25

E-BOOK

PENGENALAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
(K3)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Di lingkungan kerja yang seringkali sibuk dan dinamis, upaya


menjaga keselamatan dan kesehatan menjadi sangat penting.
Dan yang perlu diingat adalah, keselamatan dan kesehatan
kerja bukan hanya tanggung jawab perusahaan, tetapi juga
tanggung jawab setiap individu yang berada di tempat kerja itu
sendiri. Setiap langkah kecil yang kita ambil untuk melindungi
diri sendiri dan orang lain dapat membuat perbedaan yang
signifikan dalam mencegah kecelakaan kerja.

Oleh karena itu, BCA memberikan pembelajaran tentang


pengenalan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk
memberikan gambaran tentang pentingnya keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja.

i
DAFTAR ISI
Pengenalan K3 dan Sistem Manajemen K3 (SMK3)……………….. 1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)…………………………….. 2
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)……………………………………………………………………………… 2
Tujuan Penerapan SMK3…………………………………………………… 2
Landasan Hukum dalam Penerapan K3……………………………… 3
BCA sudah membuat dan menerbitkan Manual K3…………… 5
Peran P2K3 dan Pekerja dalam Penerapan SMK3………………….. 6
Organisasi P2K3………………………………………………………………… 7
Petugas Evakuasi………………………………………………………………. 7
Peran Organisasi P2K3 dan Petugas Evakuasi……………………. 8
Rambu Peraturan Terkait K3……………………………………………… 9
Pengenalan Sumber Bahaya, Risiko K3 di Perkantoran, dan
Cara Pencegahannya………………………………………………………………. 11
Lima Jenis Sumber Bahaya yang Ada di Tempat Kerja………. 12
Contoh Risiko K3 yang Ada di Perkantoran dan Mitigasinya 15
Pengenalan Sarana dan Prasarana K3 di BCA………………………… 16
Pengenalan Media Komunikasi (Poster, Email, Instagram
Feed)………………………………………………………………………………… 17
Pengenalan Fasilitas………………………………………………………….. 19
Pengenalan K3 dan Sistem
Manajemen K3 (SMK3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
pekerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.

Pekerja adalah semua karyawan BCA mencakup manajemen,


pejabat, staf, karyawan kontrak, karyawan magang, dan pekerja
pihak ketiga seperti konsultan, outsourcing yang bertindak atas
nama BCA atau dalam kapasitas yang disepakati.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (SMK3)
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan yang
dijalankan secara sistematis dalam rangka pengendalian risiko
K3 kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan. Nantinya, semua
detail terkait SMK3 ini akan tertuang ke dalam manual K3 BCA.

Tujuan Penerapan SMK3

➢ Meningkatkan efektivitas perlindungan K3 yang


terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.
➢ Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja (PAK) dengan melibatkan unsur manajemen
dan pekerja.
➢ Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan
efisien untuk mendorong produktivitas kerja.

2
Landasan Hukum dalam Penerapan K3
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.

“Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan


atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan”, dan
“Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
perlu terjamin pula keselamatannya.”

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan.

1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk


memperoleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama.
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

3
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3).

Setiap perusahaan yang mempekerjakan pekerja paling


sedikit 100 orang atau mempunyai tingkat potensi bahaya
tinggi wajib menerapkan SMK3.

Permenkes Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran.

Setiap pimpinan kantor dan/atau pengelola gedung wajib


menyelenggarakan K3 Perkantoran.

BCA berkomitmen menjaga keselamatan dan kesehatan kerja


dengan tetap mengacu pada peraturan perundangan yang
berlaku terkait SMK3.

4
BCA Sudah Membuat dan Menerbitkan
Manual K3

➢ Manual Kebijakan K3: Dokumen baku SMK3 yang


berisi pokok-pokok persyaratan SMK3 dan
bagaimana BCA dapat memenuhi persyaratan
tersebut.
➢ Manual Prosedur K3: Dokumen baku SMK3 yang
berisi ketentuan dan petunjuk pelaksanaan
melakukan aktivitas/proses yang terkait dengan K3.

Untuk info lebih detail terkait Manual K3 bisa dilihat


langsung di PAKAR, dengan mengetik keyword “Sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja” pada kolom search.

5
Peran P2K3 dan Pekerja
dalam Penerapan SMK3
Organisasi P2K3

Guna mendukung penerapan sistem manajemen K3, BCA


membentuk organisasi P2K3 atau Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai roda penggerak
utamanya.

Anggota P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja


dengan struktur ketua, sekretaris dan anggota. Manajemen
menetapkan pejabat BCA tertentu sebagai perwakilannya
untuk menjabat Ketua P2K3. Dalam menjalankan tugasnya,
ketua P2K3 dibantu oleh sekretaris P2K3 yang bersertifikat
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U). Selain
ketua dan sekretaris, ada juga anggota P2K3 yang terdiri dari
beberapa unsur, dan salah satunya adalah petugas evakuasi di
tempat kerja.

Petugas Evakuasi
Petugas evakuasi terdapat pada setiap lantai gedung di BCA
dan terdiri dari:

Warden Team: petugas evakuasi yang berada


di kantor pusat.

Petugas Helm Merah dan Helm Putih:


petugas evakuasi yang berada di kantor
wilayah dan cabang.

7
Peran Organisasi P2K3 dan Petugas Evakuasi

Organisasi P2K3 berperan dalam:


➢ Mengembangkan dan menetapkan kebijakan, prosedur
serta strategi K3.
➢ Melakukan monitoring penerapan K3 di perusahaan serta
menindaklanjuti sumber bahaya di tempat kerja.
➢ Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan
dalam penerapan K3 di perusahaan.

Petugas evakuasi berperan dalam:


➢ Mengoordinasi proses penyelamatan saat terjadi kondisi
darurat.
➢ Melaporkan setiap insiden atau kejadian terkait K3 serta
kondisi yang dapat menimbulkan bahaya, seperti:
korsleting listrik dan kebakaran.
➢ Memonitor penerapan K3 di area atau unit kerja masing-
masing, seperti:
- Memberikan reminder terkait pencabutan stop kontak
yang sudah tidak dipakai.
- Menjadi role model dalam menjaga kebersihan
lingkungan.
- Memberikan reminder/sosialisasi terkait pemilahan
sampah.

Sebagai insan BCA, kita harus turut serta dalam membangun


budaya K3 di BCA, salah satunya dengan saling mengingatkan
terkait mematuhi semua peraturan dan petunjuk terkait K3.

8
Rambu Peraturan Terkait K3

Rambu Peringatan/Larangan

No Smoking: Sesuai peraturan daerah maka bank


merupakan kawasan dilarang merokok.

Restricted Area: Ruangan terbatas, tidak


sembarang orang boleh masuk ke area tersebut.

Dilarang Membuang Sampah Sembarangan:


Larangan untuk tidak membuang sampah di
sembarang tempat.

Awas Lantai Licin: Peringatan bahwa lantai dalam


kondisi basah dan licin.

9
Rambu Peraturan Terkait K3

Rambu Petunjuk

Assembly Point: Petunjuk dimana titik kumpul


berada.

Jalan Keluar Darurat: Petunjuk jalan ke luar


gedung dalam kondisi darurat.

APAR : Tanda petunjuk APAR.

Sebagai pekerja, kita harus melaporkan setiap insiden K3


atau kondisi berbahaya di tempat kerja kepada petugas K3
dan/atau P2K3.

10
Pengenalan Sumber Bahaya,
Risiko K3 di Perkantoran, dan
Cara Pencegahannya
Lima Jenis Sumber Bahaya yang Ada di
Tempat Kerja

1 Bahaya Fisik
Bahaya fisik adalah bahaya di tempat kerja yang dapat
mengancam keselamatan dan kesehatan secara fisik.
Contoh:
➢ Suhu ruangan yang terlalu dingin atau terlalu panas.
Solusi yang dapat diambil adalah minta teknisi atau
gunakan remote yang tersedia untuk menyesuaikan
suhu ruangan.
➢ Paparan cahaya berlebih atau radiasi dari layar
monitor/gadget dapat menyebabkan iritasi pada mata.
Solusi yang dapat diambil adalah menjaga jarak dengan
monitor/gadget dan praktikkan “20-20-20 rule”.

2 Bahaya Kimia
Bahaya kimia dapat terjadi karena paparan bahan-bahan
kimia.
Contoh:
➢ Cairan disinfektan/pembersih. Solusi yang dapat
diambil adalah memakai alat pelindung diri untuk
melindungi kulit dari terpapar cairan/bahan kimia.
➢ Partikel debu (bisa disebabkan melalui karpet yang
kotor/jarang dibersihkan). Solusi yang dapat diambil
adalah menggunakan masker untuk melindungi diri
dan minta petugas untuk membersihkan meja kerja
atau karpet agar tidak berdebu.

12
3 Bahaya Biologi
Bahaya biologi dapat berupa zat biologis yang dapat
menimbulkan ancaman bagi keselamatan dan kesehatan.
Contoh:
➢ Bakteri, virus, jamur, mikroorganisme yang dapat
berasal dari sisa makanan/minuman serta kondisi
lingkungan yang kurang bersih. Solusi yang dapat
diambil adalah memakai masker jika sedang sakit
agar tidak menularkan ke orang lain.
➢ Binatang seperti kecoa, semut, dan tikus biasanya
dapat muncul jika lingkungan tidak bersih, misal
terdapat ceceran makanan yang tidak segera
dibersihkan. Solusi yang dapat diambil adalah
menjaga kebersihan dan kerapian area kerja.

4 Bahaya Psikososial
Bahaya psikososial adalah bahaya yang terkait dengan
kesehatan mental pekerja dan dapat menimbulkan stres
kerja, serta dapat mengancam keselamatan dan kesehatan
pekerja.
Contoh:
1. Beban kerja berlebih atau kurang
2. Ketidakpuasan kerja
3. Konflik di tempat kerja
4. Kurangnya penghargaan
5. Kurangnya dukungan dari rekan kerja ataupun atasan
6. Ketidakjelasan tugas dan tanggung jawab
Jangan dipendam sendiri, diskusikan dengan teman,
atasan, atau ke layanan konseling BCA.

13
5 Bahaya Ergonomi
Bahaya ergonomi adalah bahaya yang disebabkan oleh
hubungan antara aktivitas kerja, penggunaan
alat/fasilitas, dan lingkungan kerja yang tidak baik
sehingga menyebabkan cedera atau penyakit pada
pekerja.
Contoh:
➢ Duduk terlalu lama. Solusi yang dapat diambil adalah
melakukan peregangan sederhana agar otot tidak
kaku.
➢ Bekerja dengan postur duduk yang tidak tepat dapat
mengakibatkan musculoskeletal disorder atau
gangguan pada sistem otot dan tulang rangka, seperti
low back pain. Solusi yang dapat diambil adalah
duduk dengan postur tubuh yang tepat.
➢ Mengangkat beban yang berlebih dan dengan postur
yang salah dapat menyebabkan nyeri sendi dan
meningkatkan risiko saraf terjepit. Solusi yang dapat
diambil jika akan mengangkat beban yang berat
adalah pastikan postur tubuh telah siap dan tepat.
➢ Desain alat kerja dan tempat kerja yang tidak sesuai
dengan variasi tubuh pekerja. Solusi yang dapat
diambil adalah menyesuaikan tinggi kursi dan layar
monitor dengan tinggi postur tubuh.

14
Contoh Risiko K3 yang Ada di Perkantoran dan
Mitigasinya
Berikut ini merupakan contoh-contoh risiko K3 yang ada di
perkantoran dan mitigasinya, yaitu:

➢ Penggunaan peralatan listrik yang tidak aman.


Risiko yang dimaksud adalah potensi terjadinya
hubungan arus pendek listrik yang dapat memicu
kebakaran.
➢ Penataan dokumen dan peralatan yang tidak aman.
Risiko yang dimaksud adalah potensi terjadinya
kecelakaan kerja dan jika terjadi gempa, kolong meja
yang seharusnya bisa jadi tempat berlindung menjadi
tidak bisa digunakan untuk berlindung.
➢ Penempatan APAR yang tidak sesuai.
Risiko yang dimaksud adalah pada saat dibutuhkan,
APAR akan sulit terlihat karena tertutup oleh benda.
Akibatnya, pada kondisi darurat menjadi sulit untuk
ditemukan. APAR harus digantung dan jangan sampai
tertutup atau terhalang oleh benda.
➢ Kondisi box hydrant gedung yang terhalang.
Risiko yang dimaksud adalah potensi terganggunya
proses pemadaman api saat terjadi kebakaran, karena
kesulitan untuk mengakses hydrant.
➢ Kondisi tangga dan pintu darurat yang tidak aman.
Risiko yang dimaksud adalah akan menghambat proses
evakuasi bagi orang yang melewati tangga tersebut.
Seharusnya tidak ada tumpukan barang di depan pintu
darurat dan kondisi tangga darurat tampak terang.
15
Pengenalan Sarana dan
Prasarana K3 di BCA
Pengenalan Media Komunikasi (Poster, Email,
Instagram Feed)
Promosi program K3 di BCA dilakukan dengan berbagai media
komunikasi, salah satunya adalah poster. Poster biasanya disebarkan
melalui email blast dan Instagram feed. Poster yang ada di Instagram
dapat dilihat di akun @bcasemuaberes sedangkan email blast akan
dikirimkan melalui “We Care”.

Berikut ini adalah contoh poster awareness K3 di BCA.

17
Pengenalan Media Komunikasi (Poster, Email,
Instagram Feed)

18
Pengenalan Fasilitas
Penyediaan Kotak P3K

Sebagai wujud komitmen BCA dalam penerapan K3, salah satunya


BCA telah melakukan pengadaan kotak P3K di Unit Kerja Kantor
Pusat, Kantor Wilayah, dan Cabang BCA.
Tujuannya adalah memberikan pertolongan pertama bagi rekan-
rekan BCA jika terjadi kecelakaan di tempat kerja seperti luka
karena terjatuh, tergores benda tajam, mual/pusing karena
situasi tertentu, serta insiden lainnya.

Kotak P3K di setiap kantor memiliki person in charge-nya (PIC)


masing-masing, daftarnya:
1. Yang bertanggung jawab di Unit Kerja Kantor Pusat (UKKP)
adalah sekretaris.
2. Yang bertanggung jawab di HUB adalah resepsionis.
3. Yang bertanggung jawab di Kantor Wilayah adalah Staf
Logistik/Sekretaris Kanwil.
4. bertanggung jawab di Kantor Cabang Utama adalah Kabag
APK.
5. bertanggung jawab di Kantor Cabang Pembantu adalah
Kabag/staf yang ditunjuk.

❖ Khusus untuk Unit Kerja Kantor Pusat (UKKP) yang berkantor di


gedung yang sama dengan kanwil atau cabang, maka dapat
menggunakan kotak P3K yang tersedia di kanwil atau cabang.
❖ Daftar PIC tersebut dapat menjadi sumber informasi jika rekan-
rekan BCA membutuhkan bantuan/pertolongan pertama.

19
Pengenalan Fasilitas

Petugas P3K

Selain menyediakan kotak P3K, BCA juga memiliki petugas P3K.


Seluruh petugas P3K ini telah mendapatkan pelatihan sebagai
first aider. Program pelatihan first aider ini diadakan agar
petugas P3K memiliki kompetensi untuk memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan.

Lalu siapa saja petugas P3K ini? Untuk di UKKP adalah warden
team, sedangkan di Kanwil dan Cabang adalah staf yang
ditunjuk.

Ruang Menyusui

BCA juga mendukung pekerja wanita yang telah kembali bekerja


setelah cuti melahirkan untuk tetap mengASIhi dengan
menyediakan fasilitas ruang menyusui di hampir seluruh gedung
BCA. Penyediaan ruang menyusui bertujuan untuk memberikan
privasi kepada karyawati yang sedang dalam masa menyusui
sehingga tetap dapat memerah ASI dengan nyaman di tempat
kerja.

20
Pengenalan Fasilitas
Pemilahan Sampah

Sebagai bentuk kepedulian BCA terhadap lingkungan, BCA juga


telah melaksanakan program pemilahan sampah yang
dikoordinasikan oleh Divisi Logistik dan ESG.

Berikut merupakan pengategorian tempat sampah yang sudah


berjalan di BCA:
❖ Tempat sampah berlabel warna biru, khusus untuk sampah
kertas.
❖ Tempat sampah berlabel warna kuning, khusus untuk sampah
botol plastik dan kaleng.
❖ Tempat sampah berlabel warna putih, khusus untuk sampah
yang tidak masuk di kedua kategori sebelumnya.

21

Anda mungkin juga menyukai