Anda di halaman 1dari 2

Delphi Terancam Hancur Perusahaan sudah merugi sejak lama dan akan memangkas 50 ribu karyawan.

DETROIT -- Delphi Corporation, perusahaan pemasok perlengkapan kendaraan bermotor terkemuka AS, terancam bangkrut menyusul lesunya bisnis otomotif di negara itu. Kelusuan terjadi akibat persaingan dan kenaikan harga minyak dunia. Selain hendak menutup pabrik, Delphi juga berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 50 ribu karyawannya. Apabila itu benar-benar terjadi, kasus PHK itu yang terbesar dalam sejarah PHK di AS. Pengadilan pailit di New York telah meminta manajemen perusahaan untuk melakukan reorganisasi. Perusahaan juga diizinkan melanjutkan aktivitasnya. Manajemen akan membahas rencana tersebut lebih lanjut Selasa (11/10) mendatang. Namun, kegiatan Delphi yang tidak berada di AS tidak termasuk yang akan ditutup. ''Kami akan berusaha menyelesaikan masalah ini secepat mungkin,'' kata CEO Delphi, Robert S Miller. Perusahaannya akan terus membayar gaji karyawan dan para pemasok sesuai dengan jadwal meski induk perusahaan sebelumnya, General Motor Corp (GM), menyatakan pengajuan masalah tersebut ke pengadilan dapat mengganggu pasokan suku cadang. ''Kami tidak akan merugikan pelanggan. Karyawan akan memperoleh gaji dan fasilitas kesehatan, termasuk para pensiunan. Setiap ada perubahan akan kami rundingkan dengan cara yang telah kami sepakati,'' ujar Miller. Apabila Miller gagal merestrukturisasi perusahaan bersama GM dan serikat pekerja United Auto Workers (UAW), Delphi akan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan. Batas waktunya adalah 17 Oktober bertepatan dengan perubahan Undang-Undang Kepailitan AS. Menurutnya, Delphi akan melanjutkan negosiasi dengan GM dan UAW untuk memangkas gaji para pekerja. Upah karyawan Delphi dibuat perusahaan bersama GM. ''Kami menyimpulkan masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Tidak efisien bila pembicaraan masih berlanjut bertepatan dengan perubahan UU,'' jelas Miller. Anggota UAW menyesalkan keputusan Delphi mengajukan masalah ini ke pengadilan pailit satu hari setelah mereka memberian sejumlah uang kepada 21 pejabat eksekutif di perusahaan itu agar mereka tidak meninggalkan perusahaan tersebut. ''Kejadian yang menjijikkan karena para petinggi menyelamatkan diri mereka, tapi di sisi lain mereka meminta pengorbanan lebih kepada pekerja, teknisi, administrasi, dan staf pendukung,'' kata kepala serikat pekerja. John Butler, pengacara kepailitan yang ditunjuk Delphi, menyatakan kliennya akan berusaha merestrukturisasi dengan mencari kesepakatan bersama. Kontrak Delphi dengan UAW akan berakhir 2007. Delphi akan meninjau kembali dana pensiun karyawan. Berkurangnya keuntungan perusahaan yang selama ini terus belanjut akan membuat perusahaan merugi dan bisa bangkrut. Delphi memiliki 31 pabrik di 13 negara bagian, termasuk di Michigan, Ohio, Alabama, dan california. Di seluruh dunia, perusahaan tersebut memiliki 185 ribu karyawan. Jim Gillette, analisis CSM Worldwide, menyatakan ada sejumlah pabrik yang tidak menguntungkan yang perlu dijual atau ditutup. Masalah pailit ini dapat memengaruhi perusahaan lain hingga mengalami nasib serupa. ''Ini bukan kejadian yang terbatas karena akan berdampak luas kepada industri,'' katanya.

Deplhi akan membiayai ongkos produksinya sebesar 4,5 miliar dolar dengan dana pinjaman. Jumlah itu termasuk dua miliar dolar AS yang dipinjam dari debitor JP Morgan, Chase Bank, dan Citigroup Global Market Inc. Delphi mengalami kerugian 4,8 miliar dolar AS pada tahun 2004 dan kerugian dalam enam bulan pertama tahun ini mencapai 750 juta dolar AS. Sebelumnya Delphi tercatat di urutan ke-63 dalam daftar Fortune 500 tahun 2005 yang merupakan perusahaan terbesar. Perusahaan ini membukukan aset 17,1 miliar dolar AS dan utang 22,2 miliar dolar AS. Ketika Delphi melaporkan tidak mampu membayar dana pensiun sebesar 4,3 miliar dolar AS akhir 2004, GM menyebutkan Delphi dapat menanggung 10 hingga 11 miliar dolar AS untuk menutupi gaji karyawan. Delphi juga menghadapi masalah tingginya harga bahan baku seperti yang dihadapi industri AS lainnya. Di antaranya Tower Automotive dan suplier perlengkapan otomotif lainnya yang telah dinyatakan bangkrut.

'Ini di Luar Kemampuan Kami' ''Tidak ada yang bisa kami kerjakan. Ini di luar kemampuan kami,'' ungkap Tim Krzeszewski (52), karyawan bagian sheet metal, yang bekerja di dekat pabrik kemudi Delphi. Setiap perusahaan yang terancam bangkrut tentu yang paling menderita adalah para pekerja dan sektor usaha lain yang selama ini menjadi mitra usaha. Sulit dibayangkan nasib yang harus ditanggung ribuan tenaga kerja dan keluarga mereka. Serikat pekerja telah menerima seruan karyawan dan pensiunan yang mempersoalkan jaminan pensiun dan kesehatan mereka. Namun, karyawan lainnya seakan pasrah dan tidak mengharapkan terjadinya perubahan karena pengadilan pailit akan memilah keinginan mereka. ''Ini menjadi masalah bisnis. Kami akan kembali bekerja dan melakukan apa yang bisa dikerjakan,'' kata Harry Johnson (46), pengawas yang bekerja di pabrik tersebut. Delphi telah didaftarkan masuk Bab 11 UU Pailit AS di Manhattan dan telah diperintahkan pengadilan untuk melakukan reorganisasi. Meski pihak perusahaan mengaku akan menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada karyawan, tetap saja hal itu tidak mampu mengusir kegundahan nasib mereka, terutama setelah tidak bekerja lagi. Sekilas Perkembangan Delphi Corp - Delphi memiliki 31 pabrik di 13 negara bagian, termasuk di Michigan, Ohio, Alabama, dan California. - Total karyawan di seluruh dunia 185 ribu - Pada 2001 melakukan PHK lima persen karyawannya (11.500 orang) - Pada 2001 menutup sembilan pabrik karena lemahnya produksi di Eropa dan Amerika Utara - Pada 2002 PHK terhadap 6.100 karyawan di 25 lokasi di AS dan Eropa - Pada 2003 menyatakan akan PHK 5.500 karyawan hingga akhir 2004 - Pada 2004 kehilangan keuntungan hingga 4,8 miliar dolar AS - Pada semester pertama 2005 kehilangan keuntungan hingga 750 juta dolar AS - Pada 2005 mengancam akan PHK 50 ribu karyawan (ap/hir )

Anda mungkin juga menyukai