Anda di halaman 1dari 4

AUDITING

Kasus Easy Clean, Co.: Evaluation of Internal Control Environment

HAFIZAH MARDIAH
RINA SUSANTI

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS
2015
AUDITING

Kasus Easy Clean, Co.: Evaluation of Internal Control Environment

SINOPSIS KASUS

Ted adalah seorang manajer audit di salah satu KAP nasional dan salah satu kliennya adalah perusahaan
Easy Clean, Co. Easy Clean menyediakan pelayanan steam-cleaning karpet domestic dan industry. Ini
adalah pertama kalinya Easy Clean diaudit. Sehingga Ted tidak memilki audit files tahun-tahun
sebelumnya untuk di-review. Akhir-akhir ini Ted melakukan wawancara preliminary dengan Doug Dosio
yang merupakan saudara Phil, pemilik Easy Clean. Tujuan wawancara yang dilakukan Ted adalah untuk
memperoleh pemahaman lingkungan pengendalian klien.

Untuk persiapan wawancara ini, Ted mereviu standar audit professional. Satandar audit (AU 314)
mengindikasikan lingkungan pengendalian “sets the tone of an organization, influencing the control
consciousness of its people. It is the foundation for all other components of internal control, providing
discipline and structure.” Standar tersebut menyatakan factor pengendalian lingkungan mencakup:

1. Integritas dan etika


2. Dewan direksi
3. Filosofi manajemen dan gaya operasi manajemen
4. Struktur organisasi
5. Kompetensi pelaporan keuangan
6. Otoritas dan pertanggungjawaban
7. Sumber daya manusia

PEMBAHASAN KASUS

Berikut 7 poin dalam penilaian atau evaluasi dari pengendalian lingkungan perusahaan (angka 1-7
merupakan nilai dari pengendalian lingkungan yang lemah sedang sampai kuat):

1. Integritas dan Nilai Etika. Nilai = 3, cukup lemah

Alasan: Integritas dalam manajemen dan pegawai cukup lemah karena tumpang tindih dari job
description yang sering dilanggar manajemen, dan kurangnya pemahaman pegawai terkait pekerjaanya.

KELOMPOK II: Hafizah Mardiah&Rina Susanti 1


Tidak ada komunikasi etika dari pihak manajemen puncak, begitu juga monitoring atas perilaku pegawai
dan manajemen tidak ada.

2. Dewan direksi. Nilai = 1, sangat lemah

Alasan:

Tidak adanya dewan direksi yang formal, kompeten dan independen, sekaligus tidak ada dewan komite
audit. Dewan direksi dibentuk secara informal dan yakni Phil dan Doug beserta istrinya, dan terlihat
tidak mengawasi dan mengambil tindakan jika diperlukan karena rapat hanya setahun sekali dan itu bila
diperlukan, otomatis juga kurang kompeten dalam pengawasan.

3. Filosofi manajemen dan gaya operasi manajemen. Nilai = 2, lemah

Alasan: Resiko bisnis tidak dinilai, dimonitor, dan di-manage dengan pantas. Manajemen tidak melihat
resiko apa saja yang dihadapi perusahaan sehingga tidak terlihat apakah manajemen bersedia untuk
mengambil resiko yuang relative kecil. Manajemen juga tidak memprioritaskan pengendalian internal,
namun pada ekspansi perusahaan.

4. Sturktur organisasi. Nilai = 2, lemah

Alasan: Garis otoritas dan pertanggungjawaban kurang jelas, dan pelaksanaanya tumpang tindih.
Kebijakan operasional tidak sepenuhnya ditentukan oleh senior manajemen, karena para pengendara
van bisa masuk dan keluar semaunya, dengan alasan order datang pada saat kantor tutup.

Kebijakan dalam transaksi dan prosedur ditetapkan dengan tidak jelas dan tidak diikuti dengan tegas, hal
ini terlihat dari keterlibatan manajemen puncak (Mr.Day, dalam membantu pelaksanaan pencatatan jika
clerk mengalami kesulitan), begitu juga phil yang bertugas pada services klien dan promosi, ikut serta
dalam otorisasi transaksi dalam perusahaan. Manajemen kurang aktif ikut serta dalam mensupervisi dan
mengawasi pemrosesan data. Job description dan bagan organisasi tidak di-update secara periodik.

5. Kompetensi pelaporan keuangan. Nilai = 3, cukup lemah

Alasan: Manajemen tidak berkompeten, karena tidak ada bukti bahwa manajemen dan pegawai
berkompeten dalam bidangnya, karena pengakuan Doug, Mr.Day, dan Phill tidak berlatarbelakang
akuntansi, begitu juga karyawan, tidak ada lulusan yang sesuai dengan akuntansi. Pelatihan karyawan
dilakukan oleh manajemen.

KELOMPOK II: Hafizah Mardiah&Rina Susanti 2


6. Otoritas dan pertanggungjawaban. Nilai= 2, lemah

Alasan: Tidak ada kode pelaksanaan jelas ada dan otomatis tidak ada yang dikomunikasikan. Pemberian
delegasi, wewenang, tugas, tanggungjawab, fungsi operasi tidak ada dan tidak dikomunikasikan dengan
baik, sehingga sering terjadi ikut serta manajemen (Mr.Day dalam pencatatan transaksi)

Sistem dokumentasi computer kurang jelas mengindikasikan adanya otoriasasi atas transaksi dan input
data, karena pada saat input hanya cek yang diotorisasi manual oleh Mr.Day ataupun Phil saja, tidak ada
otorisasi dan crosscheck dalam sistem komputer sebagai penolakan begitu juga otoriasasi atas
perubahan sistem tidak menjadi concern Phill dan Doug, diserhakan tanpan pengawasan pada Mr.Day.
Dokumentasi atas porses data dan prosedur tidak dilakukan dengan baik.

7. Sumber daya manusia. Nilai = 1, sangat lemah

Alasan: Tidak semua pegawai memiliki latar yang tepat atas pekerjaanya, kebanyakan masih dalam
study. Pegawai mengerti tugas dan prosedur pekerjaanya, namun kekurangan kompetensi, sehingga
menjadi keterbatasan. Pelatihan karyawan baru dilakukan oleh manajemen.

Adanya kontrol kualitas dari pekerjaan pegawai, namun kontrol ini dilakukan oleh Mr.Day yang
merupakan manajemen yang kurang independen. Turnover pegawai tinggi, hal ini sangat rentan dan
sangat costly bagi perusahaan, dan juga pengendalian internal perusahaann terkait dengan pelaporan
keuangan.

KELOMPOK II: Hafizah Mardiah&Rina Susanti 3

Anda mungkin juga menyukai