b. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dibentuk oleh pengusaha atau
pengurus dan disahkan oleh Menteri tenaga Kerja atau pejabat yang ditunjuknya.
Struktur Organisasi P2K3
• Ketua dijabat oleh salah seorang Pimpinan Perusahaan yang
mempunyai kewenangan dalam menetapkan kebijaksanaan di
perusahaan.
• Sekretaris dijabat oleh ahli K3/Petugas K3 (Safety Officer) atau calon
yang dipersiapkan untuk menjadi Petugas K3.
• Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam
perusahaan dan telah memahami permasalahan K3 (akan mendapat
pelatihan khusus dari Depnaker).
1. Ketua
• Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota untuk memimpin
rapat pleno.
• Menentukan langkah, policy demi tercapainya pelaksanaan program-program P2K3.
• Mempertanggung jawabkan pelaksanaan K3 di perusahaan kepada Depnaker
melalui perusahaan.
• Mempertanggung jawabkan program P2K3 dan pelaksanaannya kepada Direksi.
• Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di perusahaan.
2. Wakil ketua
• Sebagai wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam hal ketua
berhalangan.
3. Sekretaris
• Membuat undangan rapat dan membuat notulennya.
• Mengelola administrasi surat-surat P2K3.
• Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.
• Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi, demi suksesnya
program-program K3.
• Membuat laporan ke departemen-departemen yang bersangkutan mengenai adanya
tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) di tempat kerja.
4. Anggota
• Melaksanakan program-program dan bertanggung jawab hasil pelaksanaan yang telah
ditetapkan sesuai dengan lingkup kerja/bagian/seksi masing-masing.
• Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.
• Memberikan masukan dan usulan program perlindungan dll
Program Kerja Panitia Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3)
• Safety Meeting merupakan rapat yang membahas mengenai
keseluruhan elemen sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.
• Inventarisasi permasalahan K3 adalah dokumen-dokumen tentang
permasalahan terkait keselamatan dan kesehatan kerja serta sumber-
sumber yang berpotensi membahayakan para pekerja.
• Identifikasi dan inventarisasi sumber bahaya adalah mengidentifikasi
dan menginventarisasi sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan
penyakit akibat kerja maupun kerugian lainnya di tempat kerja.
Program Kerja Panitia Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3)
• Penerapan norma K3 adalah salah satu program kerja P2K3 yang memastikan
bahwa perusahaan benar-benar menerapkan norma-norma K3 dengan
meningkatkan kesadaran, partisipasi dan tanggung jawab menciptakan
perilaku K3 sehingga K3 benar-benar menjadi budaya.
• Inspeksi/safety patrol adalah mengadakan piket patroli harian yang berfungsi
untuk memantau kondisi operasional yang berlangsung selama jam kerja.
• Penyelidikan dan analisa kecelakaan yaitu petugas P2K3 melakukan
penyelidikan dan analisis penyebab kecelakaan yang terjadi di perusahaan.
Dan selanjutnya petugas P2K3 memberikan rekomendasi kepada pihak top
manajemen untuk mencegah kecelakaan terjadi kembali.
Program Kerja Panitia Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3)
• Pendidikan dan latihan meliputi melakukan training safety untuk karyawan
disemua tingkatan dan sesuai dengan kepentingan (didalam atau diluar
perusahaan), memberikan pendidikan dalam bentuk: memasang spanduk-spanduk
K3, Membuat film-film tentang K3, buletin & majalah tentang K3, serta melakukan
seminar didalam atau diluar perusahaan dengan mengundang tenaga ahli K3.
• Prosedur dan tata cara evakuasi yaitu membuat prosedur dan tata cara evakuasi
dalam keadaan darurat yang efektif dan efisien.
• Catatan dan data K3 adalah kegiatan P2K3 untuk senantiasa menghimpun data dan
membuat catatan serta laporan terkait penerapan K3 di perusahaan.
• Laporan pertanggungjawaban adalah laporan atas hasil kegiatan P2K3 yang dibuat
oleh ketua P2K3.
Pertemuan P2K3
Secara efektif P2K3 dapat mengadakan pertemuan atau sidang rutin
sekurang-kurangnya adalah 3 bulan sekali. P2K3 mungkin dapat
memutuskan untuk mengadakan pertemuan lebih sering, dan di
sebagian besar tempat kerja, P2K3 mengadakan pertemuan setiap
bulan agar mereka lebih mampu menangani isu-isu K3 di tempat kerja,
menyusun rencana, menerapkan dan memantau program-programnya
secara efektif. Namun demikian, pertemuan dapat ditunda apabila
sekurang-kurangnya separuh anggota menghendaki dengan berbagai
alasan dan kepentingan perusahaan.
1. Frekuensi pertemuan mungkin tergantung dari berbagai faktor,
antara lain:
• Volume pekerjaan yang harus diselesaikan oleh P2K3
• Ukuran tempat kerja atau area yang harus ditangani oleh P2K3
• Jenis pekerjaan yang dilakukan
• Potensi bahaya dan tingkat resiko yang ada di tempat kerja atau area
yang harus ditanganinya
• Adanya perubahan proses operasi di tempat kerja
• Pembelian peralatan baru atau pengenalan sistem kerja baru, dan
• Pengenalan atau sosialisasi peraturan perundangan baru yang relevan
2. Masalah-masalah yang relevan dengan peningkatan kinerja K3, yaitu:
• Membahas hasil evaluasi program kerja yang telah dilaksanakan
• Menyusun rekomendasi tentang cara pencegahan dan pengendalian
potensi bahaya yang ditemukan
• Menyusun program pelatihan K3 bagi karyawan perusahaan
• Mereview efektifitas sarana pengendalian resiko yang telah
dilaksanakan
Peran dan Fungsi Panitia Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3)
• Peran pokok Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
sebagai badan pertimbangan di tempat kerja ialah memberikan saran
dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada
pengusaha/pengurus tempat kerja yang bersangkutan mengenai
masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
• Fungsi Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah
menghimpun dan mengolah segala data dan atau permasalahan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja yang
bersangkutan, serta mendorong ditingkatkannya penyuluhan,
pengawasan, latihan dan penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Langkah-Langkah Pembentukan
P2K3
• Tahap Persiapan
1. Membuat Kebijakan K3
a. Pengurus harus terlebih dulu menggariskan dan menjalankan pokok-
pokok kebijakan K3 secara umum dan menetapkan maksud tujuan
untuk membentuk P2K3.
b. Perlu dilakukan pembinaan dan latihan secara terus menerus untuk
peningkatan kinerja K3.
c. Pengawasan dan pelaksanaan semua ketentuan K3 yang telah
digariskan.
d. Perlu penyediaan anggaran operasional yang cukup.
Langkah-Langkah Pembentukan
P2K3
2. Tahap pelaksanaan pembentukan
a. Membentuk P2K3
• Setelah pengurus berhasil mendapatkan dan menyusun calon anggota P2K3,
maka langkah berikutnya adalah melakukan pembentukan P2K3 secara resmi.