Anda di halaman 1dari 57

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja
Prody Teknik D-3 Mesin ITS 2013

Konsep "triangle factor"

Dasar pemberlakuan kesehatan


dan keselamatan kerja di

Indonesia (I)

Pasal 86 UU no 13/2003
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan;
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilainilai agama.
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan


ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku.

Dasar pemberlakuan kesehatan dan


keselamatan kerja di Indonesia (II)
Pasal 87 UU no 13/2003
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Peraturan Perundangan Yang Berkaitan


Dengan Kesehatan Dan Lingkungan Kerja
1. Konvensi ILO No. 120 (UU No. 3 Tahun 1969 )
tentang Higiene Dalam Perniagaan Dan
Kantor-kantor.
2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
3. UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
4. UU
No.
13
tahun
2003
tentang
Ketenagakerjaan
5. PP No. No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan
Atas
Peredaran,
Penyimpanan
dan
Penggunaan Pestisida.
6. PP
No.
14
tahun
1993
tentang

Peraturan Perundangan Yang Berkaitan


Dengan Kesehatan Dan Lingkungan
Kerja
9.

Permenakertrans No. Per. 01/Men/1976

tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi


Dokter Perusahaan
10.

Permenakertrans No. Per. 01/Men/1979

tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi


Paramedis Perusahaan
11.

Permenaker No. Per. 03/Men/1985 tentang


Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pemakaian
Asbes

12. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980


tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

13. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981

Peraturan Perundangan Yang Berkaitan


Dengan Kesehatan Dan Lingkungan
Kerja
15. Permennaker No. Per. 03/Men/1985 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian
Asbes
16. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Tempat
Kerja Yang Mengelola Pestisida
17. Permenaker No. Per. 01/Men/1998 tentang
Penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Dengan Manfaat Lebih Baik
18. Kepmenaker No. Kepts. 333 tahun 1989 tentang
Diagnosis Dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
19. Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di
Tempat Kerja

Peraturan Perundangan Yang Berkaitan


Dengan Kesehatan Dan Lingkungan
Kerja
21. Kepmenakertrans No. Kep. 79/Men/2003 tentang
Pedoman Diagnosis Dan Penilaian Cacat Karena
Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja
22. Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004
tentang Pencegahan dan Penanggulangan
HIV/AIDS di Tempat Kerja.
23. SE. Menakertrans No. SE. 01/Men/1979 tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
24. SE. Menaker No. SE. 01/Men/1997 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Kimia Di Udara
Lingkungan Kerja
25. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang
Perusahaan Catering Yang Mengelola Makanan
Bagi Tenaga Kerja
26. Kepts. Dirjen Binawas No. Kepts. 157/BW/1989

HARI K-3
Tanggal 12 Januari ditetapkan sebagai Hari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional.
Berdasar Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor:
KEP.245/MEN/1990

28 April sebagai hari


Keselamatan dan
Kesehatan
Kerja Internasional yang
ditetapkan oleh
Organisasi
Pekerja International
atau
ILO (International Labour
Organization).

Proses Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Proses manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja seperti proses
manajemen pada umumnya adalah
penerapan berbagai fungsi
manajemen, yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan
(Sahab, 1997).

KEPUTUSAN

ANALISIS

PELAKSANAAN

MASALAH

EVALUASI

Gambar 2.9 Siklus Manajemen


Sumber: Sahab, 1997

Fungsi Perencanaan, meliputi


Perkiraan/peramalan
(forecasting)
Penetapan tujuan dan sasaran
Menganalisa data, fakta dan
informasi
Merumuskan masalah
Menyusun program

Fungsi Pelaksanaan, meliputi :

Pengorganisasian
Penempatan staf
Pendanaan
Implementasi program

Fungsi Pengawasan, meliputi :


Pemantauan
Evaluasi hasil kegiatan
Pengendalian

Audit K3
Audit K3 adalah suatu sistem pengujian terhadap
kegiatan operasi yang dilakukan secara kritis dan
sistematis untuk menentukan kelemahan unsur
sistem (manusia, sarana, lingkungan kerja dan
perangkat lunak) sehingga dapat dilakukan
langkah perbaikan sebelum timbul
kecelakaan/kerugian (Payaman, 1993).

Audit K3 memiliki tiga tujuan utama,


yaitu :

Menilai secara kritis dan sistematis semua


potensi bahaya dalam sistem di kegiatan
operasi.
Memastikan bahwa pengelolaan K3 di
perusahaan telah dilaksanakan sesuai
ketentuan pemerintah, standar teknis,
standar K3 yang handal dan kebijaksanaan
yang ditentukan manajemen.
Menentukan langkah untuk mengendalikan
bahaya potensial sebelum timbul gangguan
atau kerugian, serta untuk pengembangan
mutu/prestasi K3.

Manfaat Audit K3 adalah :

Manajemen/pengurus mengetahui kelemahan unsur


sistem operasi sebelum timbul gangguan operasi,
insiden, atau kecelakaan yang merugikan sehingga
kerugian dapat ditekan dan kehandalan serta efisiensi
dapat ditingkatkan.
Diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang
status mutu pelaksanaan K3 yang ada saat ini,
sasaran apa yang ingin dicapai di masa mendatang
dan tingkat pemenuhan terhadap
peraturan/perundang-undangan K3 yang berlaku.
Diperoleh peningkatan pengetahuan, kematangan dan
kesadaran tentang K3 bagi karyawan yang terlibat
dalam pelaksanaan audit K3.
Peningkatan citra pengurus perusahaan.

BAHAYA K3

KEWAJIBAN PENGUSAHA (PENGURUS)

Kewajiban Tenaga kerja

Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan(Sumamur, 1989).
Penerapan keselamatan kerja ditujukan tidak
hanya di satu tempat kerja saja tetapi di segala
tempat kerja baik berada di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di
udara. Keselamatan kerja juga diterapkan
diberbagai bidang kegiatan seperti pertanian,
industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan
umum, jasa dan lain-lain

lanjutan

Keselamatan kerja juga berarti kondisi yang


terlindungi terhadap bahaya, kecelakaan,
gangguan, kerusakan pada kegiatan kerja.
Keselamatan kerja sangat penting dalam
perusahaan, karena keselamatan tersebut
menyangkut seluruh aspek dalam perusahaan,
mulai dari keselamatan dalam penggunaan
mesin-mesin industri, keselamatan dalam
penggunaan alat-alat kerja seperti soldier,
gergaji, juga termasuk keselamatan lingkungan
tempat kerja dimana proses produksi itu
dilaksanakan.

Tujuan Keselamatan Kerja


Tujuan utama dari keselamatan kerja,
yaitu (Sumamur, 1989):
Melindungi tenaga kerja atas hak
keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
Menjamin keselamatan setiap orang lain
yang berada di tempat kerja.
Sumber produksi dipelihara dan
dipergunakan secara aman dan efisien.

Hubungan antara Keselamatan Kerja


dan Peningkatan Produksi dan
Produktivitas

Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaankecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian
dapat dikurangi dan ditekan sekecil-kecilnya, sehingga
pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.
Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan
dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif
dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan
produktivitas yang tinggi.
Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi
menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung kenyamanan
serta kegairahan kerja, sehingga faktor manusia dapat
diserasikan dengan tingkat efisiensi yang tinggi pula.
Praktek keselamatan tidak bisa dipisah-pisahkan dari
ketrampilan, keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsurunsur essensial bagi kelangsungan proses produksi.
Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan
partisipasi pengusaha dan buruh akan membawa iklim
keamanan dan ketenangan kerja, sehingga sangat membantu
bagi hubungan buruh dan pengusaha yang merupakan
landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi.

Agar keselamatan kerja


tercapai, usaha dilakukan
Job Hazard analysis: Proses untuk

mempelajari dan menganalisa suatu


jenis pekerjaan ( SUMBER BAHAYA)
kemudian membagi pekerjaan tsb ke
dalam langkah langkah
menghilangkan bahaya yang mungkin
terjadi.
Risk Management : mengantisipasi
kemungkinan kerugian/kehilangan
(waktu,produktivitas,dll) yang
berkaitan dengan program
25
keselamatan dan penanganan hukum

lanjutan
Adanya Safety Engineer:memberikan
pelatihan, memberdayakan
supervisor/manager lini produksi,mampu
mengantisipasi/melihat adanya situasi
kurang aman dan menghilangkan yang
kurang aman tersebut
Job Rotation
Personal protective equipment
(APD)
Penggunaan poster/propaganda
Perilaku yang berhati-hati
26

Contoh hasil analisa job hazard:


Repetitive Stress Injuries: suatu kondisi yang
disebabkan terlalu banyak tekanan pada
persendian akibat melakukan suatu gerakan
berulang a.l Carpal Tunnel Syndrome :
tekanan pada syaraf karena penyempitan
pembuluh tempat syaraf tsb akibat
gerakan/posisi tertentu yang berulang
Ergonomic problem Interaksi manusia
dengan usaha
kerja,peralatan,perlengkapan,dan lingkungan
fisik yang kurang cocok/nyaman.
27

Program Keselamatan Kerja yang


Efektif
Didukung dari Manajemen
Puncak
Pelatihan memadai dalam masa
Orientasi mengenai keselamatan
Pekerja yang sadar akan perlunya
safety dalam bekerja
Lingkungan dan tempat kerja
yang aman
28

Kekerasan dalam lingkungan kerja scr


fisik dan mental
Karena jenis dan situasi kerja: shift
malam,,pelayanan publik. contoh supir taxi,
penjual minuman,polisi,
Krn berkaitan dengan cash. contoh peg.
pompa bensin, peg. bank
Perusahaan kurang menjaga kemungkinan
celah kejahatan (kriminal biasa dan
kejahatan kerah putih)

29

Mengapa bisa terjadi kecelakaan

ADA 2 HAL PENYEBAB


KECELAKAAN
KONDISI TIDAK AMAN (UNSAFE CONDITION)
(88%)
TINGKAH LAKU TIDAK AMAN (UNSAFE ACT)
(10%)
TAKDIR ATAU NASIB (2%)

KECELAKAAN
Suatu kejadian
yang tidak diduga
semula dan tidak
dikehendaki yang
mengacaukan
suatu proses
sehingga dapat
menimbulkan
kerugian harta
benda, dan atau
korban manusia
termasuk penyakit
akibat kerja.

Studi rasio
KEGAGALAN
MANAJEMEN
FAKTOR MANUSIA
FAKTOR PERILAKU

FAKTOR KONDISI

KECELAKAAN
KERUGIAN
MATERI

LANGSUNG
* COST
* PROPERTI
* MARKET

*
*
*
*

NEGARA
MASYARAKAT
PERUSAHAAN
PEKERJA

TDK LANGSUNG
* SDM
* COMPANY
IMAGE

NON MATERI

SOSIAL
* KEMATIAN/CACAT

PSIKOLOG
* RASA AMAN

Bagaimana mengurangi tingkat kecelakaan


kerja?
Memperbaiki kondisi kerja
Mengurangi perilaku berbahaya
Mengurangi perilaku berbahaya melalui:
1. Penempelan poster dan propaganda lain
2. Pemberian pelatihan
3. Pemberian insentif
4. Komitmen manajemen puncak
5. Pemberian prioritas pada keselamatan
6. Penyusunan kebijakan
7. Penetapan sasaran
8. Penyelenggaraan inspeksi
9. Kerja dan tingkat stres karyawan

SEBAB-SEBAB SEORANG MELAKUKAN


TINDAKAN TIDAK AMAN

1.Yang bersangkutan tidak mengetahui


2. belum mampu/kurang terampil atau
kurang ahli
3. kemauan tidak ada

Teknologi dan Rekayasa

Kondisi kerja rawan


kecelakaan

Kondisi rawan kecelakaan termasuk:


Peralatan keselamatan kurang
Peralatan rusak
Prosedur berbahaya
Penyimpanan tidak aman
Pencahayaan kurang
Ventilasi tidak memadai

Teknologi dan Rekayasa

APA PERANAN PEKERJA ?

.aktif
.Melapor
.patuhi aturan
.Memberikan nasehat/saran
.Menggunakan alat keselamatan kerja.

Teknologi dan Rekayasa

PROSENTASE KECELAKAAN
Penyebab

Prosentase

1. Jatuh
2. Objek jatuh, bergerak, atau akan mengangkat
3. Mesin
4. Peralatan tangan
5. Menabrak benda diam
6. Alat angkat
7. Terkena arus listrik
8. Terbakar
9. Terluka akibat mengangkat barang
10. Lain-lain

20%
10%
9%
10%
6%
5%
2%
2%
30%
6%

Teknologi dan Rekayasa

Studi rasio kecelakaan

10
30
600

Kecelakaan Besar/Fatal

Kejadian yang menyebabkan korban meninggal/cacat

Kecelakaan Kecil
Kejadian yang menyebabkan korban luka

Kerusakan property (alat/baran

Nearmiss / hampir celaka


Kejadian tanpa menyebabkan kerugian

ALAT PELINDUNG DIRI

adalah jenis alat pelindung yang dipakai saat


bekerja
Fungsi ????
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Melindungi:
Mata
Muka
Kepala
Telinga
Kaki
Tangan dan lengan

8. Seluruh tubuh
Teknologi dan Rekayasa

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI TIDAK


AMAN

Mesin
Bubut
Las
Gerinda

Peralatan / Tools

Pesawat Angkat
forklift, crane, excavator,
loader

Bahan-bahan mudah terbakar, korosif, toxic, radioaktif

Lingkungan
Lingkungan (debu, suhu,
bising)

GAMBAR

Pada sekeliling kendaraan


pengaduk beton perlu
dipasang pagar pembatas
terpisah, pada saat
bergerak mundur
hendaknya ada asisten
yang memberikan
bantuan.

Helm hendaknya
dikencangkan dengan benar

GAMBAR
Di sekeliling lokasi
pembangunan perlu
dipasang pagar pengaman

Dinding yang runtuh,


bangunan yang mudah
runtuh harus dilengkapi
dengan
tanda-tanda dan pagar
pengaman

GAMBAR

Kasus ini terjadi ketika alat


penggali lubang sedang
mengangkat balok baja

CONTOH KASUS TERGENCET

Apa komentar saudara dan


bagaimana alasan komentar saudara
dari gambar 1 dan 2 di bawah (sesuai
dengan K3)
au
h

Gambar 1

Gambar 2

Apa komentar saudara dan


bagaimana alasan komentar saudara
dari gambar 1 dan 2 di bawah (sesuai
dengan K3)

Gambar 2
Gambar 1

Anda mungkin juga menyukai