Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT. DUGAPAT MAS


BIDANG K3 KELEMBAGAAN K3, KEAHLIAN K3, DAN SMK3

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 23

KELOMPOK 1

1. Ruskadiyana
2. Irma Novita Andini Putri
3. Ahmad Robikhan
4. Hartiena Nadiya Pudji Utama
5. Krisdian Adi Putra

PENYELENGGARA
PT. Centra Artha Prima Indonesia
JULI 2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Dasar Hukum

BAB II KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja


B. Struktur Organisasi
C. Alur Produksi

BAB III ANALISA

A. Analisa Temuan Positif


B. Analisa Temuan Negatif

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam era Globalisasi dan perdagangan bebas yang ditandai persaingan ketat
dalam seluruh aspek kehidupan. Penerapan K3 dilapangan sangat berkaitan dengan
pembangunan sektor – sektor lain seperti ketenagakerjaan, kesehatan, pertanian,
perindustrian dan lain-lain. Berbagai kebijakan pemerintah baik yang dituangkan dalam
peraturan perundang-undangan maupun aturan – aturan lain telah mendapat respon positif
dari dunia usaha. UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja beserta peraturan -
peraturannya sudah cukup memadai dalam membina dan mengarahkan dunia industri
untuk melaksanakan praktek-praktek K3. Disamping itu, Kementrian terkait juga telah
membuat kebijakan tentang k3 sehingga dapat terwujudnya budaya keselamatan dan
kesehatan kerja di Indonesia.
Undang – undang No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja menyediakan suatu
kerangka dasar untuk pencegahan terjadinya kecelakaan dan timbulnya penyakit akibat
kerja di tempat kerja. Perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin
hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar
apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja sehingga produktivitas kerja optimal
dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. Terkait masalah
perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan kerja, perusahaan menerapkan sistem
manajemen yang dapat melindungi tenaga kerja dari kecelakaan kerja dan menghindari
kerugian yang besar terhadap perusahaannya. Salah satu sistem manajemen yang harus
diterapkan adalah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Kunci utama dalam UU no 1 tahun 1970 adalah keterlibatan tenaga kerja dan
pengurus serta organisasi kerja yang ada di dalamnya untuk meningkatkan standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keterlibatan tenaga kerja dapat dicapai melalui
adanya perwakilan tenaga kerja untuk dibentuknya organisasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Hal ini dijelaskan dalam Permenaker No 04 tahun 1987 pada pasal 2
yakni setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3. P2K3 ialah badan pembantu ditempat kerja yang merupakan wadah
kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling
pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke PT.
Dugapat Mas ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan sertifikasi calon Ahli K3 Umum dari Kementerian Tenaga Kerja RI yang
diselenggarakan oleh PT. Centra Artha Prima, kegiatan tersebut juga untuk menambah
pengalaman dan pengetahuan bagi peserta untuk menjadi seorang Ahli K3 Umum.
Adapun tujuan–tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan tersebut antara lain :
1. Mengidentifikasi permasalahan di perusahaan meliputi Kelembagaan K3,
Keahlian K3, dan Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Memberikan rekomendasi/saran bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan
untuk melakukan perbaikan.
3. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 umum khususnya meliputi
Kelembagaan K3, Keahlian K3, dan Sistem Manajemen K3 (SMK3) di tempat
kerja, sehingga dapat bertindak secara professional didalam bekerja dan dapat
memberikan kontribusi yang bernilai dalam meningkatkan kinerja K3 di tempat
kerja.
4. Memperdalam ilmu teori dan praktik calon Ahli K3 Umum dengan harapan dapat
di implementasikan di dunia pekerjaan.

C. RUANG LINGKUP
I) Kelembagaan & Keahlian K3
1. Lembaga K3 antara lain :
a. Dewan K3 Nasional (DK3N)
- DK3N dibentuk oleh Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
- Tugas DK3N Memberikan saran dan pertimbangan kepada Menteri di
bidang K3 di tingkat nasional.
- Keanggotaan DK3N terdiri dari unsur pemerintah, serikat pekerja/serikat
buruh, organisasi pengusaha, organisasi profesi di bidang K3 dan/atau
akademisi.
- DK3N mengadakan rapat paling sedikit 1 kali setiap 3 bulan dan
dipimpin oleh ketua DK3N
b. Dewan K3 Provinsi (DK3P)
- DK3P dibentuk oleh Gubernur
- Tugas DK3P Memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur di
bidang K3 di tingkat provinsi
- Keanggotaan DK3N terdiri dari unsur pemerintah, serikat pekerja/serikat
buruh, organisasi pengusaha, organisasi profesi di bidang K3, dan/atau
akademisi
- DK3P dalam melaksanakan tugasnya dapat melakukan kerja sama
dengan badan pemerintah/non pemerintah Provinsi dan/atau
Kabupaten/Kota melalui Dinas Provinsi
c. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) merupakan badan
pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara
pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian
dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
- Tugas Pokok
Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada
pengusaha atau pengurus perusahaan mengenai masalah keselamatan dan
kesehatan kerja
- Fungsi
Menghimpun dan mengolah data tentang K3. Membantu menunjukkan
dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja. Membantu pengusaha atau
pengurus menyusun kebijakan manajemen K3 dan pedoman kerja
d. Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) merupakan suatu
lembaga usaha berdasarkan surat keputusan penunjukan dari Kementerian
Ketenagakerjaan, yang bergerak di bidang jasa keselamatan dan kesehatan
kerja dengan mempunyai ahli K3 di bidangnya
- Tugas Pokok: Membantu pelaksanaan pemenuhan syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundangan
- Fungsi: Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan masalah K3,
mulai dari tahap konsultasi, fabrikasi, pemeliharaan, reparasi, penelitian,
pemeriksaan, pengujian, audit K3 dan pembinaan K3
- PJK3 mencakup bidang
Jasa Konsultan K3. Jasa Fabrikasi, Pemeliharaan, Reparasi dan Instalasi.
Teknik K3. Jasa Pemeriksaan dan Pengujian Teknik. Jasa Pemeriksaan/
Pengujian dan atau Pelayanan Kesehatan Kerja. Jasa Audit K3. Jasa
Pembinaan K3
- Hak dan kewajiban PJK3
 Melakukan kegiatan sesuai dengan Keputusan Penunjukannya
 Menerima imbalan jasa sesuai dengan kontrak
 Mentaati semua peraturan perundangan yang berlaku
 Mengutamakan pelayanan dalam rangka pelaksanaan pemenuhan
syarat - syarat K3 sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
 Membuat kontrak kerja dengan pemberi kerja yang isinya antara lain
memuat secara jelas hak dan kewajiban
 Memelihara dokumen kegiatan untuk sekurang-kurangnya 5 tahun
 Melaporkan dan berkonsultasi dengan Dinas Tenaga Kerja setempat
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan menyerahkan
laporan teknis sesuai dengan ketentuan yang berlaku
 PJK3 yang dalam melakukan tugasnya mengakibatkan kerusakan
atau kerugian pihak lain karena tidak mengikuti prosedur sesuai
peraturan perundangan, wajib bertanggung jawab atas kerusakan dan
kerugian tersebut.
- Persyaratan PJK3
 Berbadan hukum
 Memiliki ijin usaha perusahaan
 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
 Memiliki bukti wajib lapor ketenagakerjaan
 Memiliki peralatan yang memadai sesuai usaha jasanya
 Memiliki ahli K3 yang sesuai dengan usaha jasanya yang bekerja
penuh pada perusahaan yang bersangkutan
 Memiliki tenaga teknis sesuai usaha jasanya
 PJK3 bidang pemeriksaan dan pengujian teknik dilarang melakukan
kegiatan PJK3 bidang jasa konsultan, Jasa pabrikasi, pemelihara,
reparasi dan instalasi teknik K3. Jasa Audit K3 dan Jasa Pembinaan
K3
2) Keahlian K3
a. Ahli K3 Umum
b. Ahli K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
c. Ahli K3 Pesawat Angkat (Crane)
d. Ahli K3 Konstruksi
e. Ahli K3 Kimia
f. Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran
g. Ahli K3 Listrik
h. Auditor SMK3
i. Inspektur Las (WI)
j. Operator Pesawat Uap/Crane/Forklift/Lift
k. Petugas Kebakaran
l. Petugas K3 Kimia
m. Dokter Pemeriksa Kes TK
n. Paramedis
o. Teknisi lift
- Pengertian Ahli K3 adalah tenaga tehnis berkeahlian khusus dari luar
Depnaker yang ditunjuk oleh Menaker untuk mengawasi ditaatinya
Undang-Undang Ketenagakerjaan
- Peran Ahli K3 adalah Sebagai sekretaris pada P2K3 di lini fungsional
Memfollow up rekomendasi atau saran dan perkembangan yang telah
disepakati kedua belah pihak di lini structural
- Penunjukan Ahli K3 Salah satunya adalah pelatihan untuk ahli K3 (juga
biasa disebut ahli K3 umum). Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1970 Tentang Keselamatan Kerja, yang dimaksud dengan Ahli
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknik berkeahlian khusus
dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-Undang Keselamatan Kerja.
- Dasar hukum penunjukan ahli K3 ada pada Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja berikut beberapa peraturan
pelaksananya sebagai berikut. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1992 Tahun 1992
Tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3) Sistem Manajemen K3 (SMK3)
merupakan Bagian dari sistem manajamen perusahaan yang secara keseluruhan
dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif
a. Tujuan penerapan SMK3
- Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
manusia (pasal 27 ayat 2 UUD 1945)
- Meningkatkan komitment pimpinan perusahaan dalam melindungi tenaga
kerja
- Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi kompetisi
perdagangan global
- Proteksi terhadap industri dalam negeri
- Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional
- Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk ekspor nasional
- Meningkatkan pelaksanaan pencegahan kec. melalui pendekatan sistem
- Perlunya upaya pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi yang
tekait dengan penerapan K3

D. DASAR HUKUM
Dasar hukum terkait dengan Kelembagaan dan SMK3, meliputi :
1. Undang – Undang Republik Indonesia No 1 tahun 1970
Undang – undang ini mengatur tentang keselamatan kerja.
2. Undang – undang Republik Indonesia No 13 tahun 2003
Undang – undang ini mengatur tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah RI No.50 tahun 2012
Peraturan ini berisi tentang penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Tenaga Kerja.
4. Permenaker RI No. Per 04/MEN/1987
Peraturan ini berisi tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Tata cara penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5. Permenakertrans RI No. Per-02/MEN/1992
Peraturan ini berisi tentang Tata cara penunjukkan, Kewajiban dan Wewenang
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
6. Permenaker RI No. Per-04/Men/1995
Peraturan ini berisi tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7. Permenaker RI No. Per-01/Men/2007
Peraturan ini berisi tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
8. Permenaker RI No. Per-26/Men/2014
Peraturan ini berisi tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
9. Permenaker RI No. Per-18/MEN/2016
Peraturan ini berisi tentang Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
10. Kepmenaker RI No. Kep-1135/MEN/1987
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia ini
menjelaskan tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja
11. Kepmenaker RI No. Kep-245/MEN/1990
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia ini
menjelaskan tentang Hari Keselamatan dan kesehatan Kerja Nasional
12. Kepmenakertrans RI No. Per-239/MEN/2003
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia ini
menjelaskan tentang pedoman pelaksanaan sertifikasi kompetensi calon ahli
keselamatan dan kesehatan kerja umum.
13. Kepmenakertrans RI No. Per-372/MEN/XI/2003
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia ini
menjelaskan tentang Petunjuk pelaksanaan bulan keselamatan dan kesehatan kerja
nasional tahun 2010-2014
14. SE Menakertrans RI No. SE.02/MEN/DJPPK/I/2011
Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
ini berisi tentang Peningkatan pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan
jasa keselamatan dan kesehatan kerja (PJK3)
15. SE Menakertrans RI No. SE.03/MEN/DJPPK/I/2011
Surat edaran yang dikelaurkan berisi tentang pelaksanaan penunjukan Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagimana dimaksud dalam Undang-Undang
No. 1 tahun 1970 yang sebelumnya disebut Ahli K3.
16. Kepdirjenbinwasker No. Kep-37/DJPPK/XI/2004
Keputusan ini menjelaskan tentang kelengkapan dan identitas ahli keselamatan
dan kesehatan kerja, Kartu tanda kewenangan AK3, Lencana AK3, Lencana
penegak ketentuan K3
17. Kepdirjenbinwasker & K3 No. Kep-69/PPK&K3/XII/2015
Keputusan Direktur Jenderal pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berisi tentang pedoman pembinaan calon
ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Umum.
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja


PT. Dugapat Mas adalah sebuah perusahaan berdiri sejak Juni 2007 dengan jenis
usaha Sigaret Kretek Tangan (SKT) yakni pengolahan tembakau atau pengelolaan
jasa industri rokok kretek yang tenaga manusia dalam proses linting rokok
menggunakan tangan atau kretek dengan sistem padat karya. PT Dugapat Mas ini
menempati area seluas 11.000m2 yang beralamat di Jl. Penggung – Jatinom KM 1
No. 18 desa Blanceran, kecamatan Karang Anom, Kab. Klaten Jawa Tengah..
Perusahaan ini memperkerjakan tenaga kerja dengan jumlah 1.315 orang yang terdiri
dari tenaga kerja laki-laki sebanyak 124 orang, tenaga kerja wanita sebanyak 1.191
orang. Status perusahaan ini adalah PMDN ( Penanaman Modal Dalam Negri).
Perusahaan ini merupakan rekanan / subcon dari PT. H.M Sampoerna tbk dalam
memproduksi rokok kretek seperti produk Dji Sam Soe dan Sampoerna hijau dengan
greate premium atau menggunakan kemasan khusus.
PT. Dugapat Mas memiliki visi menjadi perusahaan pengelola industri kretek
terkemuka. Misi perusahaan PT. Dugapat Mas yakni Perusahaan berkomitmen untuk
menyeiakan tempat kerja yang sehat, aman dan produk yang berkualitas.

B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi yang ada di PT. Dugapat Mas adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi


C. Alur Produksi
Alur produksi pembuatan rokok yang ada di PT. Dugapat Mas adalah sebagai
berikut : bahan baku yang didatangkan / disiapkan oleh PT. HM Sampoerna diproses
melalui beberapa tahapan, yaitu proses giling, gunting, layering, kemas, packing,
banderol dan finishing (produk jadi).

Gambar 2.2 Proses Giling dan Gunting

Gambar 2.3 Proses Layering dan Kemas


Gambar 2.4 Proses Packing dan Banderol

Gambar 2.5 Proses Finishing


BAB III
ANALISIS TEMUAN
A. Temuan Positif
No Lokasi Temuan Dampak / manfaat Peraturan perundang – undangan
1 Lisensi Ahli K3 Para tenaga kerja ahli di PT. PP No 50 tahun 2012 tentang penerapan
Dugapat Mas sudah memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan
lisensi yang terferifikasi oleh
Kemenaker Kesehatan Tenaga Kerja pasal 10 (3)
Sumber daya manusia sebagimana
dimaksud pada ayat (2) harus memiliki :
a. Kopetensi kerja yang dibuktikan
dengan sertifikat; dan
b. Kewenangan dibidang K3 yang
dibuktikan dengan surat izin kerja /
operasi dan / surat penunjukkan dari
instansi yang berwenang.
2 Audit Internal PT. Dugapat Mas melakukan PP No 50 tahun 2012 tentang penerapan
SMK3 audit internal terkait SMK3 Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Tenaga Kerja pasal 14 (2)
pemantauan dan evaluasi kerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat 1
melalui pemeriksaan, pengujian,
pengukuran dan audit internal dilakukan
oleh sumber daya manusia yang
kompeten

3 P2K3 P2K3 dibentuk dan Permenaker RI No. Per-04/MEN/1987


dibuktikan dengan surat tentang Panitia Pembina Keselamatan
pengesahan dari Dinas dan Kesehatan Kerja serta Tata cara
Tenaga Kerja dan penunjukan Ahli Keselamatan dan
Transmigrasi Kesehatan Kerja, Pasal 3 (3) P2K3
ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat
yang ditunjuknya atas usul dari
pengusaha atau pengurus yang
bersangkutan.
4 Struktur P2K3 Wadah kerjasama antara Permenaker RI No. Per-04/MEN/1987
pengusaha dan pekerja tentang Panitia Pembina Keselamatan
untuk mengembangkan dan Kesehatan Kerja serta Tata cara
kerjasama saling penunjukan Ahli Keselamatan dan
pengertian dan partisipasi Kesehatan Kerja, pasal 2(1) setiap tempat
efektif dalam penerapan kerja dengan kriteria tertentu pengusaha
K3. atau pengurus wajib membentuk P2K3.
Pasal 3(1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari
unsur pengusaha dan pekerja yang
susunannya terdiri dari ketua, sekertaris
dan anggota.

5 Rapat P2K3 Hasil dari monitoring dan Permenaker RI No.Per-04/MEN/1987


evaluasi yang dilakukan tentang Panitia Pembina Keselamatan
dapat menjadi dan Kesehatan Kerja serta Tata cara
rekomendasi untuk penunjukan Ahli Keselamatan dan
mengatasi masalah k3 Kesehatan Kerja
pasal 4 (1) P2K3 mempunyai tugas
memberikan saran dan pertimbangan baik
diminta maupun tidak kepada perusahaan
atau pengurus mengenai masalah
keselamatan dan kesehatan kerja. pasal 4
(2d) membantu pimpinan perushaan
menyusun kebijakan manajemen dan
pedoman kerja dalam rangka upaya
meningkatkan keselamatan kerja, hygiene
perusahaan, keselamatan kerja, ergonomi
dan gizi tenaga kerja.
6 Laporan P2K3 Laporan P2K3 dilaporkan Permenaker RI No.Per 04/MEN/1987
ke Kemenaker tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Tata cara
penunjukan Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
pasal 12 menyebutkan bahwa sekurang –
kurangnya 3 bulan sekali pengurus wajib
menyampaikan laporan tentang kegiatan
P2K3 kepada Menteri melalui Kantor
departemen Tenaga Kerja setempat.
7 Poster terkait Meningkatkan kesadaran Kepmenakertrans RI No.
K3 para pekerja mengenai K3 Kep.372/MEN/XI/2009 tentang petunjuk
pelaksanaan Bulan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional tahun 2010-
2014 dalam lampiran menyebutkan
program-program kegiatan Bulan K3
Nasional baik di Tingkat pusat,Provinsi
dan Kabupaten/Kota, maupun
perusahaan, meliputi kegiatan yang
bersifat promotif salah satunya adalah
sosialisasi dan Publikasi K3.

8 Sertifikat Proses audit SMK3 Permenaker RI no PER 26/MEN/2014


auditor SMK3 dilakukan oleh auditor tentang Penyelenggaraan Penilaian
yang tersertifikasi Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal
1 (3) SMK3 ialah tenaga teknis yang
berkeahlian khusus dan independen untuk
melaksanakan audit SMK3 yang ditunjuk
oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

9 Sertifikat PT. Dugapat Mas telah Permenaker RI No. Per 26/MEN/2014


Penerapan menerima sertifikat tentang Penyelenggaraan Penilaian
SMK3 penerapan SMK3 dari Penerapan Sistem Manajemen
Kemenaker Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dalam
pasal 30 (1) Tingkat pencapaian
penerapan SMK3 bagi setiap perusahaan
yang telah melakukan penilaian
penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud
dalam pasal 20 (1) meliputi :
a. Tingkat penilaian penerapan
kurang, apabila tingkat
pencapaian penerapan sebesar 0-
59%;
b. Tingkat penilaian penerapan baik
apabila tingkat pencapaian
sebesar 60-84%;
c. Tingkat penilaian penerapan
memuaskan, apabila tingkat
pencapaian penerapan sebesar 85-
100%
10 Sertifikat Zero PT. Dugapat Mas telah Permenaker RI No. Per-01/Men/2007
Accident Award menerima sertifikat tentang pedoman pemberian penghargaan
(ZAA) penghargaan ZAA
(penghargaan kecelakaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
nihil) oleh Menteri Tenaga Bab 1C (2) penghargaan kecelakaan nihil
Kerja dan Transmigrasi adalah tanda penghargaan keselamatan
dan kesehatan kerja yang diberikan
pemerintah kepada manajemen
perusahaan yang telah berhasil dalm
melaksanakan program keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga mencapai nihil
kecelakaan kerja pada jangka waktu
tertentu.
Dalam lampiran Kepmenakertrans RI No.
Per-372/MEN/XI/2003 disebutkan bahwa
program-program kegiatan Bulan k3
Nasional baik di tingkat pusat, provinsi,
dan kabupaten / kota, maupun
perusahaan, meliputi kegiatan yang
berisfat strategis antara lain pemberian
penghargaan.
11 Poster / Baliho Telah terpasang di PT. Undang – Undang Republik Indonesia
UU No 1 tahun Dugapat Mas UU No 1 tahun No 1 tahun 1970 dalam pasal 14 butir
1970 1970 a bahwa pengurus wajib secara tertulis
menempatkan dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua syarat keselamatan
kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-
undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat
kerja yang bersangkutan, pada tempat
yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja
12 Kebijakan K3 Upaya perusahaan untuk Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012
perusahaan mengendalikan resiko tentang penerapan SMK3 pasal 6(1)
dalam kegiatan kerja SMK3 sebagimana yang dimaksud dalam
sehingga tempat kerja pasal 3 ayat (1) meliputi : a. penempatan
aman, efisien dan kebijakan K3
produktif

13 Peringatan Menunjukkan bahwa Kepmenakertrans RI No. Per-


bulan K3 perusahaan ikut serta 372/MEN/XI/2003 tentang Petunjuk
Nasional melaksanakan Bulan K3 pelaksanaan bulan Keselamatan dan
Nasional sesuai dengan Kesehatan Kerja Nasional tahun 2010 -
Keputusan Menteri Tenaga 2014
kerja

B. Temuan Negatif
No Lokasi Potensi Probability Pemaparan Konsekuensi Rating Saran / Peraturan
bahaya / peluang / / akibat / rasio rekomendasi perundang –
pemajanan undangan
Surat ijin kerja / 0.5 1 1 0.5 Diharapkan Dalam PP No 50
1 operasi / surat perusahaan tahun 2012 tentang
penunjukkan dibidang memberikan penerapan Sistem
k3 Pesawat Angkat dan rekomendasi Manajemen
Angkut ulang agar Keselamatan dan
pekerja yang Kesehatan Tenaga
ditunjuk Kerja pasal 10 (3)
sebagai ahli / Sumber daya
operator manusia
dapat sebagimana
memperbahar dimaksud pada ayat
ui lisensi (2) harus memiliki :
yang telah c. Kopetensi kerja
habis masa yang dibuktikan
berlakunya dengan
sertifikat; dan
d. Kewenangan
dibidang K3
yang dibuktikan
dengan surat
izin kerja /
operasi dan /
surat
penunjukkan
dari instansi
yang
berwenang.
2 Surat ijin kerja / 0.5 1 1 0.5 Diharapkan Dalam PP No 50
operasi / surat perusahaan tahun 2012 tentang
penunjukkan dibidang memberikan penerapan Sistem
k3 Penanggulangan rekomendasi Manajemen
Kebakaran ulang agar Keselamatan dan
pekerja yang Kesehatan Tenaga
ditunjuk Kerja pasal 10 (3)
sebagai ahli / Sumber daya
operator manusia
dapat sebagimana
memperbahar dimaksud pada ayat
ui lisensi (2) harus memiliki :
yang telah e. Kopetensi kerja
habis masa yang dibuktikan
berlakunya dengan
sertifikat; dan
Kewenangan
dibidang K3 yang
dibuktikan dengan
surat izin kerja /
operasi dan / surat
penunjukkan dari
instansi yang
berwenang.
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan pada PT. Dugapat Mas dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Dugapat Mas, terdapat 13 temuan
positif dan 2 temuan negatif yang tidak sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Kelembagaan K3 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang ada
di PT. Dugapat Mas sudah diterapkan dengan sangat baik.
3. Keahlian K3 terutama lisensi petugas keahlian dibidang Pesawat Angkat dan Angkut
dan Penanggulangan Kebakaran sudah tidak berlaku.

B. Saran
Setelah menemukan temuan positif dan negatif dari hasil observasi di PT.
Dugapat Mas, saran yang kami berikan adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan perusahaan memberikan rekomendasi ulang agar pekerja yang ditunjuk
sebagai ahli / operator dapat memperbaharui lisensi yang telah habis masa berlakunya.
2. Perusahaan diupayakan untuk tetap berkomitmen melaksanakan kebijakan yang telah
disusun sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
3. Perusahaan bersama tenaga kerja saling bekerja sama untuk melaksanakan aturan-
aturan yang ada terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai