Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

disusun oleh:

DIANA JULIANI

C1B018082

Prodi S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Bengkulu

2019
Karakteristik dan Peran Keselamatan dan Kesehatan

Keselamatan mencakup perlindungan karyawan dari cedera yang disebabkan oleh


kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan. Hal yang termasuk dalam cakupan definisi
mengenai keselamatan tersebut adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan cedera stres
berulang serta kekerasan di tempat kerja dan dalam rumah tangga.

Kesehatan mengacu pada kebebasan dari penyakit fisik maupun emosional. Masalah-
masalah dalam bidang ini bisa secara serius mempengaruhi produktivitas dan kualitas
kehidupan kerja karyawan. Hal-hal tersebut bisa secara dramatis menurunkan efektivitas
perusahaan dan semangat kerja karyawan. Sebenarnya, cedera dan penyakit yang berkaitan
dengan pekerjaan lebih sering terjadi daripada kebanyakan orang sadari.

Keselamatan: Dampak Ekonomi

Semua jenis kematian dan cedera terkait dengan pekerjaan meminta banyak korban,
bukan hanya dalam hal kesengsaraan, namun juga dalam kerugian ekonomi. Biaya finansial
yang signifikan seringkali terbawa hingga ke konsumen dalam bentuk harga yang tinggi.
Dengan demikian, kematian dan cedera yang terkait dengan pekerjaan mempengaruhi semua
orang, langsung atau tidak langsung. Biaya-biaya tidak langsung yang berhubungan dengan
perputaran dan kehilangan produktivitas menambah pengeluaran tersebut. Tingkat
pertumbuhan dalam biaya kecederaan di tempat kerja telah menurun secara signifikan.
Namun, biaya tersebut tetap tinggi.

Perusahaan-perusahaan telah menempuh perjalanan panjang dalam menyadari


pentingnya dan manfaat biaya keselamatan. Tempat tempat kerja menjadi lebih aman berkat
usaha para pemberi kerja, perusahaan asuransi, serikat pekerja, serta lembaga-lembaga negara
bagian dan federal. Para profesional keselamatan berupaya mencapai biaya ganti rugi
karyawan yang lebih rendah sebagaimana pula perusahaan perusahaan asuransi, yang bekerja
untuk menjaga biaya klien mereka maupun daya mereka sendiri tetap rendah.

Fokus Program keselamatan

 Tindakan Karyawan yang tidak Aman


Pelatihan dan orientasi karyawan baru yang menekankan keselamatan
sangatlah penting. Bulan-bulan pertama bekerja sering kali sangat menentukan
karena cedera kerja menurun seiring masa kerja. Pendekatan pertama dalam program
keselamatan adalah menciptakan lingkungan psikologis dan sikap karyawan yang
meningkatkan keselamatan. Jika para karyawan secara sadar atau tidak sadar berpikir
tentang keselamatan, kecelakaan pun menurun. Sikap tersebut harus meresap dalam
kegiatan perusahaan. Dengan demikian, sebuah kebijakan perusahaan yang kuat
dalam menekankan keselamatan dan kesehatan sangatlah penting.
 Kondisi Kerja yang tidak Aman
Pendekatan kedua dalam rancangan program keselamatan adalah
mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman. Di sini,
mengubah lingkungan kerja adalah fokus untuk mencegah kecelakaan. Manajemen
harus menciptakan lingkungan fisik yang tidak memungkinkan terjadinya kecelakaan.
 Mengembangkan Program Keselamatan
Alasan perlunya dukungan manajemen puncak terhadap program keselamatan,
diantaranya:
a. Kerugian pribadi. Luka fisik dan pemderitaan mental yang berhubungan dengan
cedera selalu tidak dirasa menyenangkan dan bahkan bisa bersifat traumatis bagi
karyawan yang cedera. Hal yang menjadi kekhawatiran terbesar adalah
kemungkinan terjadinya cacat tetap atau bahkan kematian.
b. Kerugian finansial bagi orang yang cedera. Sebagian karyawan dilindungi oleh
rancangan asuransi perusahaan atau asuransi kecelakaan pribadi. Namun, sebuah
cedera bisa menyebabkan kerugian finansial yang tidak ditanggung oleh asuransi.
c. Kehilangan produktifitas. Ketika seorang karyawan cedera, perusahaan akan
kehilangan produktifitas. Selain kerugian yang tampak, seringkali adapula biaya-
biaya tersembunyi.
d. Premi asuransi yang lebih tinggi. Premi asuransi untuk ganti rugi para karyawan
didasarkan pada riwayar klaim asuransi karyawan yang bersangkutan. Potensi
penghematan yang terkait dengan keselamatan karyawan memberikan dorongan
untuk menyusun program-program formal.
e. Kemungkinan hukuman penjara. Pelanggaran yang disengaja dan terus-menerus
atas ketentuan-ketentuan keselamatan bisa menyebabkan hukuman yang serius
bagi pemberi kerja.
f. Tanggung jawab sosial. Banyak eksekutif merasa bertanggung jawab atas
keselamatan dan kesehatan para karyawannya. Sejumlah perusahaan telah memiliki
program keselamatan yang sangat bagus bertahun-tahun sebelum terbentuknya
OSHA. Perusahaan-perusahaan tersebut memahami bahwa lingkungan kerja yang
aman bukan semata kepentingan perusahaan, namun juga sesuatu yang benar untuk
dilakukan.
Analisis bahaya pekerjaan. Proses multilangkah yang dirancang untuk mempelajari
dan menganalisis sebuah tugas atau pekerjaan, kemudian memilah tugas tersebut menjadi
langkah-langkah yang memberikan cara-cara untuk menghilangkan bahaya-bahaya yang
terkait.

Superfund amandements reauthorization act, title III (SARA). SARA mewajibkan


perusahaan-perusahaan untuk berkomunikasi secara lebih terbuka mengenai bahaya yang
berhubungan dengan bahan-bahan yang digunakan dan diproduksi serta limbah yang
dihasilkannya.

Keterlibatan karyawan. Satu cara untuk memperkuat program keselamatan adalah


menyertakan masukan karyawan, sehingga memberi kesan pencapaian oleh karyawan.

Ahli keselamatan. Salah satu tugas utama ahli keselamatan adalah memberikan
pelatihan keselamatan bagi para karyawan.

 Penyelidikan Kecelakaan
Terlepas dari kecelakaan tersebut menyebabkan cedera atau tidak, organisasi
harus mengevaluasi secara seksama setiap kejadian agar dapat ditentukan
penyebabnya dan dipastikan hal tersebut tidak terulang.
 Evaluasi Program Keselamatan
Evaluasi yang layak mengenai sebuah program keselamatan bergantung pada
pelaporan yang akurat dan pencatatan data.

Cedera Tekanan Berulang

Cedera tekanan berulang adalah kondisi yang ditimbulkan akibat terlalu banyaknya
tekanan pada persendian ketika tindakan yang sama dilakukan secara berulang kali.

Carpal tunnel syndrome (CTS) disebabkan oleh tekanan pada saraf tengah yang
timbul sebagai akibat dari penyempitan pembuluh yang menyelimuti saraf tersebut.

Ergonomika

Ergonomika adalah studi mengenai interaksi manusia dengan tugas, peralatan,


perkakas, dan lingkungan fisik.

 Kongres dan OSHA


Kongres membatalkan standar ergonomika OSHA yang kontoversial pada
tahun 2001.
 Keuntungan Ergonomika
Lingkungan kerja yang ergonomis bukan hanya membantu para karyawan,
namun bagus juga secara bisnis.

Kekerasan di tempat kerja

Kekerasan di tempat kerja adalah tindakan-tindakan kekerasan , termasuk serangan


fisik dan ancaman serangan, yang ditujukan kepada karyawan pada saat bekerja atau
bertugas.

 Karyawan yang rentan


Para karyawan yang bekerja di stasiun pengisian bahan bakar dan toko
minuman keras, pengemudi taksi, dan anggota polisi yang bekerja pada giliran malam
menghadapi bahaya terbesar dari kekerasan di tempat kerja.
 Organisasi yang Rentan
Ada banyak alasan untuk terjadinya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh
para karyawan atau mantan karyawan. Diantara yang paling umum adalah konflik
kepribadian, masalah perkawinan atau keluarga, penyalahgunaan obat atau alkohol,
dan pemecatan atau pemberhentian.
 Konsekuensi Hukum Kekesaran di Tempat Kerja
Akibat hukum kekerasan di tempat kerja meliputi gugatan diskriminasi,
tuntutan ganti rugi karyawan, tuntutan pihak ketiga atas kerusakan, tuntutan atas
gugatan terhadap privasi, dan tuntutan kekerasan OSHA.
 Karakteristik Individu dan Organisasi untuk Diawasi
Perusahaan-perusahaan berusaha mendeteksi karyawan yang melakukan
tindakan agresif ringan dan menunjukan perilaku-perilaku tertentu. Orang-orang
seperti itu seringkali meneruskan perbuatannya dengan tindakan yang lebih serius.
Setelah terindetifikasi, orang-orang tersebut diwajibkan bertemu dengan anggota staf
yang terlatih untuk konseling selama diperlukan. Pendekatan tersebut mungkin
membutuhkan lebih banyak komitmen dibanyak perusahaan, namun biaya alternatif
dari kekerasan bisa membuat pengeluaran tersebut cukup layak dalam jangka panjang.
 Tindakan Pencegahan
 Mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang melarang masuk senjata-
senjata ke dalam properti perusahaan, termasuk tempat parkir.
 Dalam situasi yang mencurigakan, karyawan diwajibkan menyerahkan diri
untuk pencarian senjata atau pemeriksaan untuk menentukan kesesuaian
mental mereka dalam bekerja.
 Memiliki kebijakan yang menyatakan bahwa organisasi tidak akan
menoleransi setiap peristiwa kekerasan atau ancaman kekerasan sekalipun.
 Memiliki kebijakan yang mendorong karyawan untuk melaporkan semua
kegiatan yang mencurigakan atau bersifat kekerasan kepada manajemen.
 Mengembangkan hubungan dengan pakar kesehatan mental yang akan siap
saat kondisi darurat timbul
 Melengkapi resepsionis dengan tombol alarm agar bisa memberi peringatan
kepada petugas keamana secara langsung.
 Melatih para manajer dan resepsionis untuk mengenali tanda-tanda peringatan
kekerasan dan teknik-teknik untuk meredakan situasi kekerasan.

Kekerasan dalam Rumah Tangga

Rembetan dari kekerasa dalam rumah tangga merupaka ancaman bagi kaum wanita
maupun perusahaan mereka.

Karakteristik Stres

Stres adalah reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan kepadanya.
Stres memengaruhi individu dengan cara yang berbeda-beda sehingga kondisinya sangat
bergantung pada individu. Peristiwa tertentu bisa membuat seseorang mengalami stres yang
sangat tinggi, tetapi tidak bagi orang yang lain. Selain itu, pengaruh stres tidaklah selalu
negatif.

 Akibat Potensial dari Stres


Stres bisa menyebabkan kurangnya tingkat kehadiran, penggunaan alkohol
atau obat-obatan lainnya secara berlebihan, kinerja yang buruk, atau bahkan kesehatan
yang begitu buruk.
 Pekerjan yang Penuh Stres
Pekerjaan dengan stres paling tinggi

1. Buruh 7. Pramusaji
2. Sekretaris 8. Operator mesin
3. Inspektur 9. Pemilik pertanian
4. Teknisi labolatorium klinis 10. Penambang
5. Supervisor 11. Tukang cat
6. Manajer/administrator
Pekerjaan dengan tres tinggi lainnya

1. Teller bank 16. Tukang ledeng


2. Pendeta 17. Petugas polisi
3. Pemogram komputer 18. Perawat praktik
4. Asisten dokter gigi 19. Karyawan hubungan
5. Tukang listrik
masyarakat
6. Pemadam kebakaran
20. Pemindah jalur kereta api
7. Pengawal
21. Perawat terdaftar
8. Penata rambut
22. Manajer penjualan
9. Petugas kesehatan
23. Tenaga penjualan
10. Teknisi kesehatan
24. Pekerja sosial
11. Masinis
25. Pekerja mental terstruktur
12. Pemotong daging
26. Asisten guru
13. Mekanik
27. Operator telepon
14. Musisi
28. Petugas gudang
15. Asisten perawat
Faktor umum pekerjaan tersebut penuh stres adalah kurangnya kendali
karyawan terhadap tugasnya. Para karyawan pada pekerjaan tersebut merasa telah
terjebak, diperlakukan lebih seperti mesin ketimbang manusia.
 Faktor-Faktor Keorganisasian
1. Budaya perusahaan
2. Pekerjaan itu sendiri
3. Kondisi kerja
 Faktor-Faktor Pribadi
1. Keluarga
2. Masalah finansial
 Lingkungan Umum
Ketidakpastian ekonomi, perang atau ancaman perang, ancaman terorisme,
jarak pergi-pulang yang jauh dalam lalu lintas yang padat, hujan tanpa henti, cuaca
yang sangat panas atau dingin membeku, secara umum bisa menciptakan stres.

Mengelola Stres

1. Olahraga
2. Mengikuti kebiasaan diet yang sehat
3. Tahu kapan berhenti sejenak
4. Menempatkan situasi yang penuh stres dalam perspektif
5. Menemukan seseorang yang mau mendengar
6. Membangun keteraturan dalam hidup anda
7. Kenali keterbatasan anda sendiri
8. Bersikap toleran
9. Cari waktu luang di luar
10. Menghindari kendali semu

Kejenuhan (Burnout)

Kejenuhan adalah kondisi mengganggu dimana orang-orang kehilangan makna tujuan


dasar dan penyelesaian pekerjaan mereka. Kejenuhan menyebabkan orang-orang yang
sebelumnya sangat berkomitmen pada pekerjaan mereka menjadi kecewa serta kehilangan
minat dan motivasi.

Program Kesehatan

Dalam mengembangkan sebuah program kesehatan, perusahaan mula-mula harus


melakukan penilaian risiko kesehatandengan mensurvei karyawannya dan menentukan
karyawan-karyawan yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit kronis, sebelum
mengimplementasikan program kesehatan untuk menangani kebutuhan-kebutuhan kesehatan
karyawan secara tepat. Setelah perusahaan mengidentifikasi karyawan-karyawan berisiko
tinggi dan isu-isu kesehatan yang dihadapinya, perusahaan bisa menentukan program yang
dibutuhkan dan kembali menawarkan insentif untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
seperti kelas berhenti merokok atau bergabung dengan klub pengawas berat badan.

Program Kebugaran Fisik

Kebugaran fisik penting untuk kesuksesan karier dan para pemberi kerja harus terlibat
dalam meningkatkan hal tersebut.

Penyalahgunaan Zat berbahaya

Penyalahgunaan zat berbahaya adalah penggunaan zat-zat ilegal atau penyalahgunaan


obat-obatan yang berpotensi merusak atau menimbulkan kecanduan seperti alkohol dan obat
terlarang.

 Penyalahgunaan alkohol
Alkoholisme adalah gangguan kesehatan yang dicirikan oleh pola minum yang
tidak terkendali dan kompulsif yang menggangu pola hidup normal. Hal tersebut
merupakan masalah signifikan yang mempengaruhi semua orang disetiap level
masyarakat, dan hal itu bisa merupakan penyebab maupun akibat stres yang
berlebihan.
 Penyalahgunaan obat
Penyalahgunaan zat berbahaya yang meliputi alkohol atau obat-obatan
meningkatkan pencurian oleh karyawan, rendahnya semangat kerja, dan berkurangnya
produktivitas.

Tempat Kerja yang Bebas dari Penyalahgunaan Zat Berbahaya

Langkah-langkah untuk mewujudkan tempat kerja yang bebas dari penyalahgunaan


zat berbahaya, diantaranya:

1. Membuat kebijakan bebas obat dan alkohol


2. Memberikan pendidikan dan pelatihan
3. Mengimplementasikan program pengujian obat
4. Menciptakan program bantuan karyawan

Program Bantuan Karyawan (EAP)


Program bantuan karyawan adalah pendekatan kompherensif yang telah diambil oleh
banyak organisasi untuk menangani sejumlah bidang permasalahan seperti kejenuhan,
penyalahgunaan alkohol dan obat, serta gangguan-gangguan emosi lainnya. Fokus awal
biasanya terletak pada kesehatan mental, termasuk konseling penggunaan zat berbahaya.

Tempat Kerja Bebas Rokok

Merokok di tempat kerja bukan hanya berbahaya bagi kesehatan karyawan, namun
juga membahayakan kesehatan keuangan perusahaan. Perusahaan dengan kebijakan tidak
mempekerjakan perokok memandang hal tersebut sebagai kenaikan produktivitas dengan
mempertimbangkan waktu ekstra yang terbuang untuk merokok, hari sakit yang bertambah,
dan biaya perawatan kesehatan yang meningkat.

Anda mungkin juga menyukai