Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH : Manajemen Sumber Daya Manusia Rumah Sakit


DOSEN : Dr. dr. H. Noer Bahry Noor, M.Sc

MANAJEMEN KESELAMATAN
SUMBER DAYA MANUSIA

OLEH:
A.DHINI ALFIANDARI
P1806216008

KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT


PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah Manajemen keselamatan di Rumah Sakit ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk

itu Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu

dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar

kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang manajemen keselamatan

di Rumah Sakit ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 1 Oktoberr 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks, tidak saja

menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga merupakan tempat

pendidikan dan penelitian kedokteran. Semakin luas pelayanan kesehatan dan

fungsi suatu rumah sakit maka semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya.

Kerumitan yang meliputi segala hal tersebut menyebabkan rumah sakit mempunyai

potensi yang bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis,

risiko ini juga membahayakan pengunjung rumah sakit tersebut.

Dalam Permenaker Nomor 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen

Kesehatan dan Keselamatan Kerja, yang menyatakan bahwa setiap perusahaan

yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau

mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan

produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,

pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3.

Keselamatan lingkungan kerja sangat penting dalam kehidupan sekarang

ini. Penting untuk menyadari betapa pentingnya arti keselamatan tersebut, dan jika

diabaikan akan menghambat kelancaran fungsi lingkungan kerja. Pengertian

management keselamatan kerja sendiri masih dirasa kurang dipergunakan dalam

lingkungan kerja. Management keselamatan kerja merupakan usaha mengelola

keselamatan kerja artinya mengatur agar seluruh potensi keselamatan berfungsi


secara optimal dalam mendukung tercapainya program yang dijalan kan dan

mencapai tujuan yang diharapkan.

Dalam management keselamatan biasanya mencakup berbagai

permasalahan-permasalahan yang baerkaitan dengan keselamatan suatu kegiatan

yang dilakukan. Management keselamatan itu mecakup diantaranya hak dan

kewajiban karyawan untuk mengikuti prosodur keselamatan. Perlengkapan

keselamatan, kecelakaan kerja, hilang atau rusaknya peralatan keselamatan, dan

penyakit yang ditimbulkan oleh hubungan kerja.

Keselamat di tempat kerja melibatkan management dan pengaturan yang

efektif secara definitive untuk menghindari kecelakaan. Pada saat yang sama,

management ini juga melibatkan pekerja menjadi waspada terhadapan bahaya

tertentu dan memiliki pengetahuan tentang langkah-langkah yang digunakan untuk

mengatasinya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI KESELAMATAN

Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang

aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan,

psikologis, ataupun pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-

faktor tersebut. Untuk mencapai hal ini, dapat dilakukan perlindungan

terhadap suatu kejadian yang memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi

atau kesehatan.

Management keselamatan kerja merupakan usaha mengelola

keselamatan kerja artinya mengatur agar seluruh potensi keselamatan

berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya program yang

dijalan kan dan mencapai tujuan yang diharapkan.

B. SISTEM KESELAMATAN

Sistem keselamatan adalah cabang ilmu teknik. Perubahan teknologi

secara kontinu, peraturan lingkungan serta perhatian terhadap keselamatan

publik menyebabkan berkembangnya sistem keselamatan. Keselamatan

umumnya dipandang sebagai gabungan dari berbagai aspek: kualitas,

kehandalan, ketersediaan, kestabilan dan keselamatan. Dalam suatu pabrik,

umumnya terdapat departemen SHE (safety, health, and environment) yang

merancang dan mengatur sistem keselamatan pabrik.


C. JENIS-JENIS KESELAMATAN

Perlu dilakukan pembedaan antara produk yang memenuhi standar,

yang aman, dan yang dirasakan aman. Pada umumnya, terdapat tiga jenis

keadaan:

Keselamatan normatif digunakan untuk menerangkan produk atau

desain yang memenuhi standar desain.

Keselamatan substantif digunakan untuk menerangkan pentingnya

keadaan aman, meskipun mungkin tidak memenuhi standar.

Keselamatan yang dirasakan digunakan untuk menerangkan

keadaan aman yang timbul dalam persepsi orang. Sebagai contoh

adalah anggapan aman terhadap keberadaan rambu lalu lintas.

Namun, rambu-rambu ini dapat menyebabkan kecelakaan karena

menyebabkan pengemudi kendaraan gugup.

D. RISIKO DAN RESPON KESELAMATAN

Keselamatan umumnya didefinisikan sebagai evaluasi dampak dari

adanya risiko kematian, cedera, atau kerusakan pada manusia atau benda.

Resiko ini dapat timbul karena adanya situasi yang tidak aman atau tindakan

yang tidak aman. Contoh dari situasi yang tidak aman adalah lingkungan

kerja yang sangat bising, lingkungan kerja dengan kondisi ekstrem

(bertemperatur sangat tinggi atau rendah atau bertekanan tinggi) atau

terdapat senyawa kimia yang berbahaya. Sebagai respons dari risiko ini,
berbagai tindakan diambil sebagai pencegahan. Respons yang diambil

umumnya berupa respons secara teknis dan keluarnya peraturan. Sebagai

tindakan pencegahan akhir, dilakukan asuransi, yang akan memberikan

kompensasi atau restitusi bila terjadi kecelakaan atau kerusakan.

E. PENGUKURAN KESELAMATAN

Pengukuran keselamatan adalah aktivitas yang dilakukan untuk

meningkatkan keselamatan, contohnya adalah mengurangi risiko

kecelakaan. Beberapa pengukuran keselamatan meliputi:

Pengamatan visual terhadap keadaan tidak aman seperti

terdeteksinya pintu keluar darurat yang tertutupi oleh barang yang

disimpan.

Pemeriksaan visual terhadap cacat seperti retak, sambungan yang

kendor.

Analisis Kimia.

Analisis X-ray untuk memeriksa objek yang tertutup seperti hasil

pengelasan, tembok semen, atau kulit bagian luar pesawat.

Uji destruktif dari sampel.

Uji tekan dilakukan dengan memberi tekanan pada orang atau

produk, untuk menentukan "breaking point".

Penerapan dari protokol dan prosedur standar sehingga aktivitas

kerja terkontrol.

Pelatihan tenaga kerja, vendor, dan pengguna produk.


Instruksi manual yang menjelaskan cara penggunaan suatu produk

atau pelaksanaan suatu aktivitas.

Video instruksional yang mendemonstrasikan cara menggunakan

produk yang benar.

Evaluasi aktivitas oleh ahlinya untuk meminimalkan kecelakaan dan

meningkatkan produktivitas.

Peraturan Pemerintah untuk menetapkan standar minimal.

Peraturan Internal Industri

Pernyataan etis oleh organisasi atau perusahaan sehingga karyawan

mengerti apa yang diharapkan dari mereka.

Pemeriksaan Fisik untuk menentukan apakah seseorang berada

dalam keadaan yang mungkin menyebabkan masalah.

Evaluasi periodik terhadap karyawan, departemen-departemen, dan

sebagainya.

Survei lingkungan untuk mengamati tingkat pencemaran

lingkungan.

F. ORGANISASI DAN STANDARISASI KESELAMATAN

Pada saat ini, terdapat berbagai organisasi yang mengatur standar

keselamatan perusahaan. Organisasi ini dapat berupa organisasi publik

ataupun organisasi pemerintah. American National Standards Institute.

Salah satu organisasi standardisasi di Amerika Serikat yang banyak

dijadikan acuan oleh dunia adalah American National Standards Institute


(ANSI). Pada umumnya, beberapa anggota dari suatu jenis industri secara

sukarela membentuk komite untuk mempelajari suatu masalah keselamatan

dan kemudian mengajukan standardisasi. Standarisasi ini diajukan ke ANSI

yang kemudian melakukan peninjauan dan akhirnya mengadopsi

standardisasi yang telah dibuat. Sebagian aturan pemerintah menentukan

bahwa produk yang dijual harus memenuhi standar ANSI tertentu.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Keselamatan adalah sesuatu yang harus diutamakan dalam setiap kegiatan

apapun (safety first), karena keselamatan merupakan faktor penting yang

menunjang keberhasilan suatu proses yang dilakukan, dan keselamatan sangat

mempengaruhi sumber daya manusia yang menjadi stakeholders dalam instansi

tersebut.

Agar keselamatan tetap terjaga, seluruh stakeholders dalam instansi tersebut

harus mengetahui system keselamatan itu sendiri. Tidak juga mengetahui, tetapi

juga mampu mengaktualisasikan system tersebutke dalam dunia kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai