MANAJEMEN KEAMANAN
SUMBER DAYA MANUSIA
OLEH:
A.DHINI ALFIANDARI
P1806216008
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
di Rumah Sakit ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Keamanan dan kesehatan kerja merupakan salah satu faktor yang penting
perusahaan itu berjalan dengan baik. Tetapi, masih banyak organisasi maupun
perusahaan yang masih melalaikan tingkat keamanan dan kesehatan kerja dan
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman
merupakan hal yang diinginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja
mempengaruhi sosial, mental dan fisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu
peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat atau tidak
pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.
selama hidupnya, sebab dengan terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat
berfokus pada manusia dan kebutuhan dasarnya memiliki tanggung jawab dalam
mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera sebagaimana merawat klien yang telah
cedera tidak hanya di lingkungan rumah sakit tapi juga di rumah, tempat kerja, dan
komunitas. Perawat harus peka terhadap apa yang diperlukan untuk menciptakan
lingkungan yang aman bagi klien sebagai individu ataupun klien dalam kelompok
keluarga atau komunitas. Secara umum keamanan (safety) adalah status seseorang
dalam keadaan aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual,
finansial, politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah
Menurut Craven keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit dan cedera tetapi juga
keamanan ini selalu di terapkan demi menciptakan dan memelihara situasi aman,
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI KEAMANAN
selama hidupnya, sebab dengan terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat
kesadaran dan penjagaan adalah hal yang penting. Ilmu keperawatan sebagai
ilmu yang berfokus pada manusia dan kebutuhan dasarnya memiliki tanggung
merawat klien yang telah cedera tidak hanya di lingkungan rumah sakit tapi
juga di rumah, tempat kerja, dan komunitas. Perawat harus peka terhadap apa
yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi klien sebagai
keadaan aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial,
diinginkan. Menurut Craven, keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit dan
terbebas dari ancaman kecelakaan dan cedera (injury) baik secara mekanis,
kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik,
yang pada pembahasan ini akan difokuskan pada providing for safety atau
B. KARAKTERISTIK KEAMANAN
melindungi diri dari bahaya kecelakaan yaitu usia, gaya hidup, status
1. Usia
Individu belajar untuk melindungi dirinya dari berbagai bahaya melalui
pengetahuan dan pengkajian akurat tentang lingkungan. Perawat perlu
untuk mempelajari bahaya-bahaya yang mungkin mengancam individu
sesuai usia dan tahap tumbuh kembangnya sekaligus tindakan
pencegahannya.
2. Gaya Hidup
Faktor gaya hidup yang menempatkan klien dalam resiko bahaya
diantaranya lingkungan kerja yang tidak aman, tinggal didaerah dengan
tingkat kejahatan tinggi, ketidakcukupan dana untuk membeli perlengkapan
keamana, adanya akses dengan obat-obatan atau zat aditif berbahaya.
3. Status Mobilisasi
Klien dengan kerusakan mobilitas akibat paralisis, kelemahan otot,
gangguan keseimbangan/koordinasi memiliki resiko untuk terjadinya
cedera.
4. Gangguan Sensori Persepsi
Sensori persepsi yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting
bagi keamanan seseorang. Klien dengan gangguan persepsi rasa, dengar,
raba, cium, dan lihat, memiliki resiko tinggi untuk cedera.
5. Tingkat Kesadaran
Kesadaran adalah kemampuan untuk menerima stimulus lingkungan, reaksi
tubuh, dan berespon tepat melalui proses berfikir dan tindakan. Klien yang
mengalami gangguan kesadaran diantaranya klien yang kurang tidur, klien
tidak sadar atau setengah sadar, klien disorientasi, klien yang menerima
obat-obatan tertentu seperti narkotik, sedatif, dan hipnotik.
6. Status emosional
Status emosi yang ekstrim dapat mengganggu kemampuan klien menerima
bahaya lingkungan. Contohnya situasi penuh stres dapat menurunkan
konsentrasi dan menurunkan kepekaan pada simulus eksternal. Klien
dengan depresi cenderung lambat berfikir dan bereaksi terhadap stimulus
lingkungan.
7. Kemampuan Komunikasi
Klien dengan penurunan kemampuan untuk menerima dan mengemukakan
informasi juga beresiko untuk cedera. Klien afasia, klien dengan
keterbatasan bahasa, dan klien yang buta huruf, atau tidak bisa mengartikan
simbol-simbol tanda bahaya.
8. Pengetahuan pencegahan kecelakaan
Informasi adalah hal yang sangat penting dalam penjagaan keamanan. Klien
yang berada dalam lingkungan asing sangat membutuhkan informasi
keamanan yang khusus. Setiap individu perlu mengetahui cara-cara yang
dapat mencegah terjadinya cedera.
9. Faktor lingkungan
Lingkungan dengan perlindungan yang minimal dapat beresiko menjadi
adanyanya kondisi yang aman bebas dari bahaya yang mengancam hidupnya
dan adanya jaminan akan masa depan hidupnya menjadi salah satu factor yang
pemikiran untuk menciptakan suasana aman, tentram dan nyaman sebagi wujud
stabilitas rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan dalam segala aspek
dari efek limbah dari rumah sakit yang mungkin bisa menyebabkan
a. Patient Safety
mutu yang saat ini menjadi perhatian para praktisi pelayanan kesehatan,
hanya berhenti sebagai jargon atau wacana, tetapi harus diangkat dalam
sesi ini akan menjadi overview awal mengenai pasient safety dan
b. Clinical Pathway
keselamatan pasien.
Implementasi pasien safety tak bisa dipisahkan dari budaya safety yang
d. Medication Safety
Mengapa medication safety itu penting bagi setiap rumah sakit? Ada
dan hal itu tidak mungkin dicapai jika semua sumber daya organisasi
prima di rumah sakit yang jauh dari medical error dan memberikan
keluarganya adalah hal yang harus dilakukan oleh dokter maupun staf
medis lainnya. Dari proses ini pasien akan mandapatkan informasi dan
implementasi dari sistem ini? Sesi ini akan mengkaji secara mendalam
sakit harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
pasien.
keselamatan pasien dan keluarga ketika berada di Rumah Sakit. Upaya yang
sendiri.
jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah
Sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya
perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak
obat, dan keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak;
tahap preventive seperti tidak memberikan terapi provilaktik serta monitor dan
follow up yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti kegagalan
melaporkan bahwa dalam pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit ada
Alliance for Patient Safety, program bersama dengan berbagai negara untuk
sakit yang jauh dari medical error dan memberikan keamanan dan keselamatan
bagi pasien. Perkembangan ini diikuti oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
di rumah sakit.
2007):
medication names)
Sakit mengacu Hospital Patient Safety Standards yang dikeluarkan oleh Joint
2002), yaitu:
a) Hak pasien
jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang jelas dan benar kepada
pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau
Kriterianya adalah:
sumber daya
Kriterianya adalah :
Rumah Sakit.
Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis
e) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Standarnya adalah:
7 Langkah Menuju KP RS .
Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar unit &
meningkatkan kinerja RS
Kriterianya adalah :
pasien.
Standarnya adalah :
Kriterianya adalah :
Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik
keselamatan pasien
insiden.
Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork)
pasien.
untuk di lakukan di semua rumah sakit sebagai bagian dari star pelayanan
PENUTUP
safetiy-keselamatan-pasien-rumah-sakit/
II/Nomor.04/2006 Hal.1-3
2005