Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTEK LAPANGAN

TERAPI BERMAIN
DENVER DEVELOPMEN SCREENING TEST II
( DDST II )

DI SUSUN OLEH:
SRI NUR HARTININGSIH
C/KP/V
04.03.0143

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


ILMU KEPERAWATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2006
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktek lapangan dengan judul Terapi Bermain dan Denver Development Screening
Test II tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dwi Suharyanta ST.MM selaku ketua Stikes Surya Global Yogyakarta
2. Bapak Darmasta Maulana S. kep selaku dosen wali
3. Ibu Sapti Nur Siwi selaku kepala TK ABA Pandeyan II
4. Ibu Hj. Suti Rojiyah selaku kepala TK Aisyah Kota Gede
5. Ibu Asih Narni selaku ketua koordinator Play Grup Citra
6. Ibu Suratiyem selaku kepala TK ABA Ranting Giwangan
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun laporan ini sangat penulis harapkan.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat yang
membaca pada umumnya.

Yogyakarta, Februari 2006

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam memahami pertumbuhan dan perkembangan anak, diperlukan suatu
kepekaan terhadap kebutuhan anak, karena dengan kepekaan tersebut mudah
didapatkan. Proses pemahaman pada tumbuh kembang dan dapat lebih terarah jika
kita mempelajari tumbuh kembang.
Pengertian tumbuh kembang itu sendiri adalah merupakan pertambahan jumlah
dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kualitatif dapat diukur,
sadangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnya fungsi alat tubuh yang
dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang
dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tesebut akan berlainan
dalam suatu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan. Merupan satu kejadian
merupkan kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi masih saling
berhubungan satu dengan yang lain. Peristiwa pertumbuhan anak dapat terjadi
perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran didalam sel, organ maupun individu,
sedangkan peristiwa perkembangan pada anak dapat terjadi pada perubahan bentuk
dan fungsi pematangan mulai dari sosial, emosional, dan intelektual. Pertumbuhan
dan perkembangan pada anak terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembangan
secara fisik dapat terjadi dalam perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai
dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan
secara intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbol maupun abstrak
seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca dan lain-lain, sedangkan
perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku sosial di lingkungan
anak
Proses percepatan dan perlambatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya:
1. Faktor Herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam dalam mencapai
tumbuh kembang anak disamping juga faktor lain.Yang termasuk faktor herediter
adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.
Pada pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki
setelah lahir akan cenderung lebih cepat atau pertumbuhan tinggi badan dan
berat badan, dibanding perempuan dan dan akan bertahan sampai usia tertentu
mengigant anak perempuan akan mengalami pubertas lebih dahulu dan
sebaliknya, disaat anak laki-laki mencapai pubertas masa laki-laki mencapai
pubertas maka laki-laki cenderung lebih besar.
2. a. Lingkungan Pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai dari konsepsi sampai
lahir meliputi gizi pada waktu ibu hamil, lingkungan, mekanis seperti posisi
janin dalam uterus, zat kimia, atau toksin seperti penggunaan obat-obatan,
alkohol atau kebiasaan merokok ibu hamil, hormon, seperti adanya hormon
plasenta, somatotropin, tiroid, insulin, dan lain-lain yang mempengaruhi
pertumbuhan janin.
b. Lingkungan Postnatal
Budaya lingkungan
Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dalam memahami
dan memprepsikan pola hidup sehat. Hal ini dapat terlihat apabila kehidupan
atau perilaku mengikuti budaya yang ada kemumgkinan besar dapat
menghambat dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan.
Status Sosial Ekonomi
Hal ini dapat terlihat anak dengan status sosial ekonomi tinggi,
tentunya pemenuhan kebutuhan gizi sangat cukup baik dibandingkan dengan
anak dengan status sosial ekonomi rendah.
Nutrisi
Nutrisi adalah satu komponen yang penting dan menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi
kebutuhan dalam berkembang selama masa pertumbuhan, terdapat kebutuhan
gizi yang diperlukan sperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,vitamin, dan
air. Kebutuhan ini sangat diperlukan pada masa-masa tersebut, apabila
kebutuhan ini sangat kurang terpenuhi maka akan menghambat pertumbuhan
dan perkembangan.
Iklim/Cuaca
Kebutuhan gizi dapat dengan mudah diperoleh pada musim tertentu,
demikian juga pada musim tertentu terkadang terkadang kesulitan
mendapatkan makanan yang bergizi seperti saat musim kemaarau penyediaan
air bersih atau sumber makanan sangat kesulitan.
Olah raga dan latihan fisik
Olah raga atau latihan dapat memacu pertumbuhan anak karena dapat
meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh dapat
teratur. Selain itu latihan juga meningkatkan stimulasi perkembangan otot dan
pertumbuhan sel.
Posisi anak dalam keluarga
Hal ini dapat dilihat pada anak tunggal, dalam aspek perkembangan
secara umum kemampuan intelektual lebih menonjol dan cepat berkembang
karena sering interaksi dengan orang dewasa, akan tetapi perkembangan
motoriknya kadang-kadang terlambat karena tidak ada stimulasi yang biasanya
dilakukan saudara kandungnya.
Status kesehatan
Hal ini dapat dilihat apabila anak dengan kondisi sehat dan sejahtera
maka percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah, akan tetapi apabiala
kondisi status kesehatan kurang maka akan terjadi perlambatan.
Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh dan berkembang antara
lain somatotropin (growth hormone) yang berperan dalam memenuhi
pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel
kartilago dan sistem skeletal, hormon tiroid dengan menstimulasi metabolisme
tubuh, sedangkan glikokortikoid yang mempunyai fungsi menstimulasi
pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan
ovarium untuk memproduksi estrogen selanjutnya hormon tersebut akan
mestimulasi perkembangan seks baik laki maupun perempuan yang sesuai
dengan peran hormonnya.
Karena pertumbuhan dan perkembangan anak itu sangat penting, dan sangat
mempengaruhi kematangan anak dimasa yang akan datang maka perlulah
dilakukan pemeriksaan tumbuh kembang anak dari latar belakang inilah
penulis membahas sedikit tentang pemeriksaan DENVER II dan Terapi
Bermain.
B Tujuan

1.Untuk mengetahui tahap pencapaian tumbuh kembang anak


2.Untuk mengetahui cara melakukan Denver Development Screening Test II (DDST)
3. Untuk mengetahui masalah tumbuh kembang pada anak
3.Untuk mengetahui terapi bermain bagi anak guna mencapai stimulasi untuk
perkembangan berikutnya
BAB II
LANDASAN TEORI

DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST II (DDST II)

A. Tahap Pencapaian Tumbuh Kembang Anak

Masa Neonatus
Pertumbuhan dan perkembangan post natal atau dikenal dengan
pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir dengan masa neonatus (0-28
hari) yang merupakan masa kehidupan yang baru dalam ekstra uteri, dengan
terjadi proses adaptasi semua sistem tubuh, proses adaptasi ini dimulai dari
aktivitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan
antara 35-50 kali permenit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali
per menit, dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandigkan dengan
rongga dada, Kemudian terjadi aktifitas pergerakan bayi yang mulai
meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti menangis, memutar-mutar
kepala, dan menghisap (rooting reflex) dan menelan.
Perkembangan Motorik, Bahasa, dan Adaptasi Sosial
Pada masa neonatus perkembangan motorik kasar dapat diawali tanda
gerakan seimbang pada tubuh, mulai mengangkat kepala, kemudian pada
motorik halus dimulainya tanda-tanda kemampuan untuk mengikuti garis
tengah bila kita memberikan respon terhadap gerakan jari dan tangan. Pada
perkembangan bahasa ditunjukkan adanya kemampuan bersuara (menangis)
dan bereaksi terhadap suara atau bel dan pada perkembangan adaptasi sosial
ditunjukkan adanya tanda-tanda terseyum dan mulai menatap muka untuk
mengenali seseorang.
Umur 1-4 Bulan
Perubahan dalam pertumbuhan diawali dengan perubahan berat badan
pada usia ini, bila gizi anak baik maka perkiraan berat badan akan mencapai
700-1000 gram/bulan sedangkan pertumbuhan tinggi badan agak tak setabil
tidak mengalami kecepatan dalam perubahan tinggi badan, kemudian dalam
perkembangannya dapat dilihat dari perkembangan motorik kasar, halus,
bahasa dan adaptasi sosial.
Perkembangan Motorik Bahasa dan Adaptasi sosial
Perkembangan motorik kasar memiliki kemampuan mengangkat
kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, dapat duduk
dengan kepala tegak, jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong pada posisi
berdiri, kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring
terlentang, berguling, dari terlentang ke miring, posisi lengan dan tungkai
kurang fleksi, dan berusaha untuk merangkak.
Perkembangan motorik halus dapat melakukan usaha yang bertujaun
untuk memegang sesuatu objek, mengukuti objek dari sisi kesisi, mencoba
memegang benda ke dalam mulutnya, memegang benda tetapi terlepas,
memperhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan,
menahan benda ditangan walaupun hanya sebentar.
Pada perkembangan bahasa ditandai dengan adanya kemampuan
bersuara dan tersenyum, dapat berbunyi huruf hidup, berceloteh, mulai mampu
mengucapkan kata-kata ooh/ahh, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan
atau bereaksi dengan mengoceh.
Perkembangan adaptasi sosial mulai dari mengamati tangannya,
tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak tersenyum, mengenal
ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak, tersenyum
pada wajah manusia, waktu tidur dalam sehari lebih sedikit dari pada waktu
terjaga, membentuk siklus tidur bangun, menangis menjadi sesuatu yang
berbeda, membedakan wajah-wajah yang dikenal, senang menatap wajah-
wajah yang dikenal, senang menatap wajah-wajah yang dikenalnya, diam saja
apabila ada orang asing.
Umur 4-8 Bulan
Pada umur ini pertumbuhan berat badan dapat terjadi 2 kali berat
badan pada waktu lahir dan rata-rata kenaikan 500-600 gram/bulan apabila
mendapt gizi yang baik. Sedangkan pada tinggi badan tidak mengalami
kecepatan dalam petumbuhan dan terjadi kestabilan berdasarkan pertambahan
umur.
Perkembangan Motorik, Bahasa, dan Adaptasi sosial
Pada perkembangan motorik kasar awal bulan ini terjadi perubahan
dalam aktivitas seperti posisi tengkurap pada alas dan sudah menagangkat
kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua tangannya dan pada bulan
keempat sudah mampu memalingkan ke kanan dan ke kiri dan sudah mulai
terjadi kemampuan dalam duduk dengan kepala tegak, menumpu beban pada
kaki dan dada terangkat dan mampu menumpu pada lengan, berayun kedepan
dan kebelakang, bergulung dari terlentang ke tengkurap dan dapat duduk
dengan bantuan selama waktu singkat.
Pada perkembangan motorik halus sudah mulai mengamati benda,
mulai mengunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi
benda yang sedang dipegang, mengamati objek dengan tangan tertangkup,
mampu menahan kedua benda dikedua tangan secara stimultan, menggunakan
bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, memudahkan objek dari satu tangan
ketangan yang lain.
Pada perkembangan bahasa dapat menirukan bunyi atau kata-kata,
menoleh kearah suara atau menoleh kearah sumber bunyi, tertawa menjerit,
menggunakan vokalisasi semakin banyak, mengunakan kata-kata yang terdiri
dari dua suku kata dan dapat membuat dua bunyi vokal yang bersamaan
seperti ba-ba.
Perkembangan adaptasi sosial merasa terpaksa jika ada orang asing,
mulai bermain dengan mainan, takut akan kehadiran orang asing, mudah
frustasi dan memukul-mukul lengan dan kaki jika sedang kesal.
Umur 8-12 Bulan
Pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat mencapai 3 kali berat
badan lahir apabila mencapai usia 1 tahun dan pertambahan berat badan per
bulan sekitar 350-450 gram pada usia 7-9 bulan dan 250-350 garm/bulan pada
usia 10-12 bulan apabila dalam pemenuhan gizi yang baik dan pertumbuhan
tinggi badan sekitar 1,5 kali tingi badan saat lahir, pada usia satu tahun
penambahan tinggi badan tersebut masih stabil dan diperkirakan tinggi badan
akan mencapai 75 cm.
Secara umum perkembangan bayi pada tahun pertama adalah
peningkatan beberapa organ fisik/biologis seperti ukuran panjang badan pada
tahun pertama pertanbahan kurang lebih (25-30 cm), peningkatan jaringan
subkutan, perubahan pada fontanel anterior menutup pada usia 9-18 bulan.
Perkembangan Motorik, Bahasa, dan Adaptasi sosial
Pada perkembangan motorik kasar dapat terjadi kemampuan diawali
dengan duduk tanpa pegangan, berdiri, bangkit terus berdiri, berdiri 2 detik
dan berdiri sendiri. Kemudian pada motorik halus mencari atau meraih benda
kecil, bila diberi kubus mampu memindahkanya, mampu mengambilnya dan
mampu memegang dengan jari, dan ibu jari, mebenturkannya dan mampu
menaruh benda atau kubus ketempatnya.
Pada perkembangan motorik bahasa mulai mammpu mengatakan
mama yang belum spesifik, mengoceh hingga mengatakan dengan spesifik,
dapat mengucapkan 1-2 kata, sedangkan perkembangan adaptasi sosial
dimulai kemampuan untuk bertepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah
mulai minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang, main-main bola
atau lainnya dengan orang.
Masa Anak 1-2 Tahun
Pertumbuahan dan perkembangan anak usia tahun kedua pada anak
akan mengalami beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik, dimana
pada tahun kedua anak akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,5-2,5
kg dan panjang badan 6-10 cm, kemudian pertumbuhan otak juga mengalami
perlambatan yaitu kenaikan lingkar kepala hanya 2 cm, untuk pertumbuhan
gigi terdapat tambahan 8 buah gigi susu termasuk gigi geraham pertama, dan
gigi taring sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah.
PerkembanganMotorik, Bahasa, dan Adaptasi sosial
Dalam perkembangan motorik kasar anak sudah mampu melangkah
dan berjalan dengan tegak, pada sekiar umur 18 bulan anak mampu menaiki
tangga dengan cara satu tangan di pegang dan pada akhir satu tahun kedua
sudah mampu berlari-lari kecil, menendang bola dan mulai mencoba
melompat. Perkembangan motorik halus mampu mencoba menyusun atau
membuat menara pada kubus. Kemampuan bahasa pada anak sudah mulai
ditunjukkan dengan memiliki 10 perbendaharaan kata, Kemampuan meniru
dan mengenal serta responsif terhadap orang lain sangat tinggi, Mampu
menunjukkan dua gambar, mampu mengombinasikan kata-kata, mulai mampu
menunjukkan lambaian anggota badan. Pada perkembanganm adapatasi sosial
mulai membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok gigi
serta mencoba memakai baju.
Masa PraSekolah
Pada pertumbuhan dan perkembangan masa pra sekolah pada anak
pertumbuhan fisik khususnya berat badan menglami kenaikan rata-rata
pertahunnya adalah 2 kg, kelihatan kurus akan tetapi aktifitas motorik tinggi,
di mana sistem tubuh sudah mencapai kematangan seperti berjalan dan
melompat, dan lain-lain. Pada pertumbuhan ukuran tinggi badan anak akan
bertambah rata-rata 6,75-7,5 cm setiap tahun.
Perkembangan Motorik, Bahasa, dan Adaptasi sosial
Pada perkembangan motorik kasar, diawali dengan kemampuan untuk
berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki,
berjalan dengan tumit kejari kaki, menjelajah, membuat posisi merangkak,
berjalan dengan bantuan.
Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan
menggoyang-goyangkan jari-jari kaki, menga,bar orang, melepas objek
dengan jari lurus, mampu menjepit benda, melambaikan tangan, menggunakan
tangannya untuk bermain, menempatkan objek kedalam wadah, makan
sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan, menggunakan sendok dengan
bantuan, makan dengan jari, membuat coretan diatas kertas.
Pada perkembangan bahasa diawali mampu menyebutkan hingga 4
gambar, menyebutkan satu hingga 2 warna, menyebutkan kegunaan benda,
menghitung, mengartikan dua kata, mengerti beberapa kata sifat dan
sebagainya, menggunakan bunyi kata, memahami arti larangan, berespon
terhadap panggilan dan orang-orang anggota keluarga dekat.
Perkembangan adaptasi sosial dapat bermain dengan permainan sederhana,
menangis jika dimarahi, membuat permainan sederhana dengan gaya tubuh,
mengenali anggota keluarga.

CARA MELAKUKAN DENVER DEVELOPMENT SRCEENING TEST


(DDST)
Dalam melakukan tes ini terdapat beberapa perkembangan dalam
penggunaan tes, saat ini telah terjadi revisi atau perubahan dalam penggunaan
tes yang dikenal dengan DDST II, akan tetapi dijelaskan kembali
perkembangan pengunaan tes, di mana tes ini awalnya adalah dengan nama
DDST, kemudian terjadi revisi dengan nama DDST-R dan saat ini
mengguankan DDST II yang sudah mengalami penyempurnaan dalam
pengukuran.
Pada penilaian DDST ini menilai perkembangan anak dalam 4 faktor
diantaranya penilaian terhadap personal sosial, motorik halus, motorik kasar,
bahasa, dengan persyaratan tes sebagai berikut:
1. Lembar formulir DDST II
2. Alat bantu atau peraga seperti benang wol merah, manik-manik, kubus
warna merah kuning hijau biru, permainan anak bola kecil, bola kertas dan
pensil.
Cara Pengukuran :
1. Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan.
2. Tarik garis pada lembar DDST II sesui dengan umur yang telah ditentukan.
3. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang
ada mulai dari motorik, motorik halus dan personal sosial
4. Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan, dan abnormal.
1. Keterlambatan (abnormal) apabila terdapat 2 keterlambatan/lebih
pada 2 sekor atau bila dalam sekor didapat 2 keterlambatan lebih
ditambah satu sekor atau lebih terdapat 1 keterlambatan.
2. Meragukan apabila 1 sekor terdapat 2 keterlambatan atau lebih 1
sekor atau lebih didapatkan keterlambatan.
3. Dapat juga dengan menentukan ada tidaknya keterlambatan pada
masing-masing sekor bila menilai tiap sekor atau menyimpulkan
gangguan perkembangan keseluruhan.(Soetjiningsih, 1998).

C. MASALAH TUMBUH KEMBANG


Secara umum terdapat beberapa ciri anak yang memiliki kelainan dan
perlu pendeteksian diantaranya apabila pada usia 1-1,5 bulan belum bisa
tersenyum secara spontan, anak usia lebih 3 bulan masih menggenggam dan
belum sersuara, usia 4-5 bulan belum bisa tengkurap dengan kepala diangkat,
pada usia 7-8 bulan anak belum bisa didudukkan tanpa bantuan, pada usia 12
bulan belum bisa menjimpit, pada usia 15 bulan belum berjalan, pada usia 18
bulan anak belum mampu mengucapkan 4-5 kata, pada usia 2 tahun belum
bisa menyebut namanya sendiri, pada usia 30 bulan anak belum bisa
menggambar, ada usia 3 tahun anak belum bisa berpakaian, pada usia 3,5
tahun anak belum bisa mengenal warna, pada usia 4 tahun anak belum bisa
menggambar orang 3 bagian dan pada usia 4,5 tahun anak belum bisa bercerita
maka maka perilaku ini perlu dilakukan pendeteksian untuk mengenal
berbagai masalah tumbuh kembang. Ada beberapa masalah tumbuh kembang
anak diantaranya:
Gagal Tumbuh (Failure to Thrive)
Merupakan kegagalan untuk tumbuh dimana sebenarnya anak tersebut lahir
denagn cukup bulan tetapi dalam pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya
mengalami kegagalan pertumbuhan fisik dengan malnutrisi dan retardasi
perkembangan sosial atau motorik. Faktor yang mempengaruhi terjadinya
gagal tumbuh adalah gangguan psikososial dimana anak tidak mendapatkan
kasih sayang dari orang tua sehingga banyak dijumpai pada panti-panti. Ciri
gagal tumbuh yang lain adalah secara organik tidak ditemukan adanya
kelainan dan secara anamnesa anak ditelantarkan dalam perawatannya.
Gangguan Makan
1. Penolakan makan yang diakibatkan beberapa faktor diantaranya anak tidak
menyukai terhadap pemberian makan secara paksa atau tidak menarik
perhatian anak.
2. Pika merupakan keadaan anak berulang kali makan yang tidak bergizi
seperti kapur tembok, kertas, kotoran yang dipungut dari lantai, mainan
dan lain-lain.
3. Terjadinya regurgitasi atau mengeluarkan kembali makanan kedalam
mulut tanpa disertai perasaan mual atau gangguan gastrointestinal.
4. Anoreksia nervosa dan bilibunia gangguan makan yang sering dijumpai
pada anak remaja wanita ditandai dengan penurunan berat badan.
Gangguan Tidur
Gangguan tidur dalam hal ini adalah gangguan tidur teror dan gangguan tidur
berjalan (somnambulisme). Gangguan tidur teror ditandai kadang-kadang anak
sering menangis pada tengah malam, menjerit, meritih dan lain-lain.
Somnambulisme merupakan episode berulang bangkit dari tempat tidur dan
berjalan pada waktu tidur.
Enuresis Fungsional.
Merupakan gangguan dalam pengeluaran urin yang involunter pada waktu
siang atau malam hari pada anak yang berumur lebih dari 4 tahun tanpa
adanya kelainan fisik.
Enkopresis Fungsional
Merupakan gangguan dalam pengeluaran tinja yang tidak terkontrol pada anak
yang terjadi secara berulang-ulang tanpa adanya konstipasi dan penyebab
organik pada anak yang berumur lebih dari 4 tahun.
Gagap
Merupakan gangguan dalam arus bicara yang ditandai adanya pengulangan
suara, suku kata atau terjadinya bloking dalam berbicara. Gagap ini dapat
terjadi karena faktor psikologis atau juga disebabkan oleh kelainan neurologis
yaitu gangguan dalam dominasi serebral.
Mutisme Evektif
Merupakan gangguan berbicara yang ditandai menolak untuk berbicara pada
situasi sosial seperti sekolah, ditempat-tempat umum.
Gangguan Perkembangan Spesifik
Gangguan perkembangan spesifik pada anak seperti gangguan menulis,
gangguan perkembangan berhitung, gangguan perkembangan berbahasa,
perkembangan motorik yang spesifik.
Retardasi Mental
Merupakan gangguan perkembangan dimana terjadi kelaianan fungsi
Intelektual yang sub normal adanya perilaku adaptif sosial dan timbul pada
masa perkembangan yaitu pada masa perkembangan yaitu dibawah 18 tahun.
Terjadi gangguan intelektual subnormal disini dilakukan tes psikologis dengan
tes angka taraf kecerdasan IQ dimana akan mempunyai IQ dibawah 70,
Kemudian berperilaku adaptif sosial pada anak dengan retardasi mental dapat
dilihat dengan cara kemampuan anak dalam melakukan tugas kemandirian
atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tugas perkembangan pada
usianya belum optimal. Berdasarkan tingkatan dalam retardasi mental dapat
dibagi menjadi 4 kelompok retardasi mental diantaranya: retardasi mental
ringan IQ 50-70, retardasi mental sedang IQ 20-34, retardasi mental sangat
berat IQ kurang dari 20.
Atuisme
Autisme atau dikenal dengan nama sindrom dengan memiliki gejala tidak
mampu bersosialisasi, mengalami kesulitan menggunakan bahasa, berperilaku
berulang-ulang serta bereaksi tidak biasa terhadap rangsangan sekitarnya
dengan kata lain pada pihak anak autisme dapat terjadi kelainan emosi,
intelektual dan kemauan atau gangguan pervasif.
Ciri anak autis antara lain : tidak perduli dengan lingkungan sosial,
perkembagan bahasa dan bicara tidak normal terhadap lingkungan tebatas
sedang pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya orientasi
lingkungan, rendahnya ingatan meskipun kejadian itu baru saja terjadi, dan
kurang perduli terhadap keadaan sekitar.
Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktif
Gangguan pemusatan atau dikenal dengan kurangnya konsentrasi ditandai
dengan gangguan konsentrasi, sifat impulsif, dan hiperaktivitas.
Penganiayaan dan Peangabaiaan Anak
Tindakan yang disengaja yang dapat memeberikan orang lain dapat
menimbulkan sakit, cidera fisik atau emosional pada anak berisiko terhadap
sakit atau cidera. Terdapat 4 penganiayaan yaitu penganiayaan fisik,
penganiayaan emosional, penaganiayaan sekssual, dan pengabaiaan
kesemuanya dapat dipicu oleh lingkungan yang ada disekitar anak.

B.TERAPI BERMAIN
Pengertian bermain adalah suatu aktifitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran,
menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.
A. Fungsi Bermain
1. Membantu perkembangan sensorik motorik
Dilakukan dengan melakukan rangsangan pada sensorik sekitarnya sebagai
contoh bayi dapat dilakukan dengan rangsanagn taktil, audio dan visualnya
akan lebih menonjol seperti cepat mengenal sesuatu yang baru
dilihatnya.Demikian juga pendengaran dikenalkan rangsangan melalui
suara-suara maka daya pendengaran akan cepat berkembang dibandingkan
dengan tidak ada stimulasi. Kemapuan motorik apabila sejak usia motorik
sudah dilakukan rangsangan maka kemampuan motorik akan cepat
berkembang dan ini akan memberikan dasar perkembangan berikutnya.
2. Membantu perkembangan kognitif, perkembangan kognitif dapat dilakukan
dengan pemainan. Anak akan mencoba berkomunikasi dengan bahasa
anak, mampu memahami objek permainan seperti dunia tempat tinggal,
mampu membedakan khayalan kenyataan, mapu belajar warna, memahami
bentuk ukuran dan manfaat benda yang digunakan dalam permainan,
sehingga meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.
3. Menigkatkan sosialisasi anak, proses sosialisasi dapat terjadi melalui
permainan, sebagai cotoh dimana pada usia bayi akan merasakan
kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang
duninya sama, pada usia todler mulai bersosialisasi satu dengan yang lain,
pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman
sebaya.
4. Meningkatkan kreatifitas, dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu
dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang digunakan
dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model
permainan ini, seperti bongkar pasang mobil-mobilan.
5. Menigkatkan kesadaran diri, kemapun anak untuk mengeksplorasi tubuh
dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian
dari individu yang saling berhubungan, anak mulai belajar mengatur
perilaku, memahami perilaku orang lain.
6. Mempunyai nilai terapeutik, bermain dapat menjadikan anak lebih senang
dan nyaman sehingga adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan.
7. Mempunyai nilai moral pada anak, hal ini dapat dijumpai anak sudah
mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan
berinteraksi dengan teman.
B. Macam-macam Permainan
Kita dapat mengenal macam-macam permainan diantaranya:
1. Bermain Afektif Sosial
Perasaan senang dengan berhubungan dengan orang lain dapat
dilakukan seperti orang tua memeluk anaknya sambil berbicara,
bersenandung kemudian akan memberikan respon seperti tersenyum,
tertawa,dan lain-lain.
2. Bermain Bersenang-senang
Bermain hanya memberikan kesenangan anak melalui objek yang ada
sehingga anak merasa senang dan bergembira tanpa adanya kehadiran
orang lain.
3. Bermain Ketrampilan
Menggunakan objek yang dapat melatih kemampuan ketrampilan anak
yang diharapkan mampu untuk berkreatif dan terampil dalam segala
hal. Sifat pemainan adalah bersifat aktif dimana anak selalu ingin
mencoba kemampuan dalam ketrampilan tertentu seperti bermain
dalam bongkar pasang gambar, latihan memakai baju dan lain-lain.
4. Bermain Dramatik
Dapat dilakukan anak dengan mencoba melakukan berpura-pura dalam
berperilaku seperti anak memerankan sebagai seorang dewasa, seorang
ibu dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bermain Menyelidiki
Permainan ini dengan meberikan sentuhan pada anak untuk berperan
sesuatu atau memeriksa dari alat permainan seperti mengocok untuk
mengetahui isinya dan permainan ini bersifat mengocok untuk
mengetahui isinya dan permainan ini bersifat aktif pada anak dan dapat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan pada anak.
6. Bermain Konstruksi
Bertujuan untuk menyusun suatu objek permainan agar menjadi sebuah
konstruksi yang benar seperti permainan yang seperti permainan
menyusun balok. Sifat permainan ini adalah aktif dimana anak selalu
ingin menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam permainan dan akan
membangun kecerdasan pada anak.
7. Permainan
Permainan ini dapat dilakukan secara sendiri atau bersama temannya
dengan menggunakan beberapa peraturan permainan ular tangga.
Sifatnya aktif anak akan memberikan respon kepada temannya sesuai
dengan jenis permainan dan akan berfungsi memberikan kesenangan
atau kepuasan sendiri dengan melihatnya
8. Bermain Onlooker
Jenis permainan ini adalah dengan melihat apa yang dilakukan oleh
anak lain yang sedang bermain tetapi tidak berusaha untuk bermain.
Sifat permainan ini bersifat pasif akan tetapi mempunyai kesenangan
9. Bermain Soliter/Mandiri
Merupakan bermain yang dilakukan sendiri hanya berpusat pada
permainannya sendiri tanpa mempedulikan orang lain. Sifat aktif akan
tetapi bentuk stimulasi tambahan kurang, karena dilakukan sendiri
dalam perkembangan mental pada anak, kemudian dapat membantu
untuk meciptakan kemandirian pada anak.
10. Bermain Pararel
Merupakan bermain secara mandiri tetapi di tengah-tengah anak lain
yang sedang bermain akan tetapi tidak ikut dalam kegiatan orang
lain.Sifat dari permainan ini adalah anak aktif secara sendiri tetapi
masih dalam menyelesaikan tugas mandiri dalam kelompok tersebut
terlatih dengan baik.
11. Bermain Asosiatif
Merupak bermain secara bersama dengan tidak mengikat sebuah aturan
yang ada, semuanya bermain tanpa mempedulikan teman yang lain
dalam sebuah aturan. Bermain ini akan menumbuhkan kreatifitas anak
karena srimulasi dari anak yang lain ada, akan tetapi belum dilatih
dalam mengikuti peraturan dalam kelompok.
12. Bermain Kooperatif
Merupakan bermain secara bersama dengan adanya aturan yang jelas
sehingga adanya perasaan dalam kebersamaan sehingga terbentuk
hubungan pemimpin dan pengikut.

Jenis Alat Permainan Berdasarkan Kelompok Umur

Usia 0-1 Tahun


Pada masa ini anak mulai dapat dilatih dengan adanya reflek, melatih
kerja sama antara mata dan tangan, mata dan telinagn dalam koordinasi,
melatih menceri objek yang ada tetapi tidak kelihatan, melatih mengenal
suara, kepekaan perabaan, ketrampilan dengan gerakan yang berulang,
sehingga fungsi bermain pada usia ini dapat memperbaiki pertumbuhan dan
perkembangan.
Jenis permainan yang dianjurkan pada usia ini antara lain: benda
(permainan) aman yang dimasukkkan ke mulut, gambar bentuk muka, boneka
orang dan binatang, alat permainan yang dapat bergoyang dan menimbulkan
suara, alat permainan yang berupa selimut, boneka, dan lain-lain.
Usia 1-2 Tahun
Jenis permainan yang dapat digunakan pada anak melakukan gerakan
mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih anak
melakukan kegiatan sehari-hari dan memperkenalkan beberapa bunyi dan
mampu membedakannya.
Jenis permainan yang cocok seperti alat permaian yang didorong dan
ditarik, berupa alat rumah tangga balok-balok, buku bergambar, kertas, pensil
berwarna, dan lain-lain.
Usia 2-3 Tahun
Usia ini dianjurkan bermain dengan tujuan untuk menyalurkan
perasaan atau emosi anak, mengembangkan ketrampian berbahasa, melatih
motorik kasar dan halus, mengembangkan kecerdasan, melatih daya imajinasi
dan melatih kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Adapun jenis permainan pada usia ini yang dapat digunakan antara
lain: alat-alat untuk gambar, puzzele sederhana, manik-manik ukuran besar,
berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda-beda
dan lain-lain.
Usai 3-6 Tahun
Pada usia ini anak sudah mampu mengembangkan kreatifitas dan
sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan
kemampun menyamakan dan membedakan, kemampun berbahasa,
mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan sportifitas, mengembangkan
koordinasi motorik, mengembangkan dan mengontrol emosi, motorik kasar
dan halus, memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong royong.
Peraminan yang dapat digunakan pada usia ini seperti : benda-benda
disekitar rumah, buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk
belajar melipat, gunting dan air.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Denver Development Screening Test di pakai untuk memantau
tumbuhan dan perkembangan anak mencapi tingkat pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal. Dimana kemampuan perkembangan yang
distimulasi terdiri dari personal sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik
kasar. Bahwa DDST itu bukan merupakan test IQ, bukan merupakan test
diagnostik, mudah dan cepat dilakukan, dapat diandalkan, bukan merupakan
pemeriksaan fisik, tidak meramalkan kemampuan adaptif dimasa yang akan
datang, membandingkan kemampuan anak seusianya.
Skor pada DDST yaitu :
1. O = F (Fail/gagal)
2. M = R (Refusal/menolak)
3. V = P (Pass/lewat)
4. No = No Opportunity
Interpretasi hasil akhir keseluruhan ada 4 sekor :
1. Normal
Bila tidak ada delay, paling banyak 1 caution, lakukan ulangan berikutnya.
2. Suspect
Bila didaptkan 2/lebih caution, 1/ lebih delay. Lakukan uji ulang dalam 1-2
minggu untuk menghilangkan faktor sesaat.
3. Untestebel
Bila skor menolak satu/lebih item disebelah kiri garis umur, bila menolak
lebih dari satu item pada area 75%-90% (warna hijau).
Bermain merupakan suatu kreatifitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran,
menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.
Dengan bermain anak akan mengenal dunia, mampu mengembangkan
kematangan fisik, emosional dan mental sehingga akan membuat anak tumbuh
kembang menjadi kreatif, cerdas dan penuh inovatif.
Saran
Untuk lebih mengetahui perkembangan anak sebaiknya sejak dini anak
dilakukan pemerksaan dengan Denver II, sehingga anak dapat distimulasi
untuk perkembangan berikutnya. Dan keterlambatanperkembangan bisa
diantisipasi.
Banyak ditemukan anak pada masa tumbuh kembang mengalami
perlambatan yang dapat disebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan
bermain, yang seharusnya masa tersebut merupakan masa bermain yang
diharapkan menumbuhkan kematangan dalam pertumbuhan dan
perkembangan sehingga nantinya anak tidak mengalami perlambatan dalam
pertumbuhan dan perkembangan dan anak mampu bersosialisasi degan teman
sebayanya.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul, Pengantar Ilmu Keprawatan Anak 1, 2005, Salemba


Medika: Jakarta
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI.

BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang..
B. Tujuan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Denver Development Screening Test II(DDST II)..
A. Tahap Pencapian Tumbuh Kembang Anak
B. Cara Melakukan DDST II...
C. Masalah Tumbuh Kembang..
B. Terapi Bermain.
A. Fungsi Bermin.
B. Macam-macam Permainan.
C. Jenis-jenis Permainan Berdasarkan Umur...
BAB III PENUTUP..
A. Kesimpulan..
B. Saran
DAFTAR PUSTAK

Anda mungkin juga menyukai