Anda di halaman 1dari 47

MODUL K.

KEPERAWATAN ANAK

KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK, KONSEP


BERMAIN, KOMUNIKASI PADA ANAK, KONSEP
ANTICIPATORY GUIDANCE, DAN IMMUNISASI

Oleh
Sunarsih Rahayu,SKep.,Ns.,MKep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN

Disiapkan Oleh Dosen


Sunarsih Rahayu,SKep.,Ns.,MKep
NIP 19641001 198603 2 001

Diperiksa Oleh Ketua Prodi D-III


Sunarsih Rahayu,SKep.,Ns.,MKep
NIP 19641001 198603 2 001

Ketua Jurusan
Disahkan Oleh
Keperawatan
Widodo,.MN
NIP: 19700604 199803 1 002

Nomor Dokumen: Nomor Revisi

Tanggal Terbit: Halaman:

PERINGATAN
Dokumen ini adalah milik Poltekkes Kemenkes Surakarta dan tidak diperbolehkan
dengan cara dan alasan apapun membuat salinan tanpa seizin ketua Jurusan
Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA


Jln, Let Jen Sutoyo, Mojosongo Surakarta 57127. Telf: (0271) 853869

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadlirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, berkah, dan hidayah Nya, sehingga ”Modul Keperawatan
Anak” ini dapat terselesaikan. Modul Keperawatan Anak sangat diperlukan untuk
menunjang proses belajar mengajar mahasiswa Program Diploma III Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Surakarta. Modul ini sebagai pegangan
mahasiswa untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan mahasiswa pada Mata
Ajar Keperawatan Anak. Dengan modul ini, diharapkan mahasiswa lebih aktif,
kreatif, dan mandiri dalam mempelajari modul ini.
Modul ini juga sebagai pegangan dosen dalam membimbing mahasiswa
mempelajari materi Keperawatan Anak. Dengan modul ini, diharapkan ada
kesamaan pengertian, pandangan antara dosen dan mahasiswa sehingga dapat
tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Penulis menyadari penyusunan modul ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharap partisipasi pembaca untuk memberikan saran dan
masukan yang membangun guna kesempurnaan modul ini. Semoga modul ini
berguna bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Januari 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. 2
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. 3
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… 4
I PENDAHULUAN ………………………………………………... 5
II KEGIATAN BELAJAR …………………………………………… 7
Kegiatan Belajar 1. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak 7
A. Tujuan Pembelajaran ………………………………………… 7
B. Pokok Materi ………………………………………………… 7
C. Uraian Materi ………………………………………………… 7
D. Rangkuman …………………………………………………… 13
Kegiatan Belajar 2. Konsep Bermain ……………………………… 14
A. Tujuan Pembelajaran ………………………………………… 14
B. Pokok Materi ………………………………………………… 14
C. Uraian Materi ………………………………………………… 15
D. Rangkuman …………………………………………………… 23
Kegiatan Belajar 3. Komunikasi Pada Anak ……………………… 24
A. Tujuan Pembelajaran ………………………………………… 24
B. Pokok Materi ………………………………………………… 24
C. Uraian Materi ………………………………………………… 25
D. Rangkuman …………………………………………………… 31
Kegiatan Belajar 4. Anticipatory Guidance ………………………… 32
A. Tujuan Pembelajaran ………………………………………… 32
B. Pokok Materi ………………………………………………… 32
C. Uraian Materi ………………………………………………… 33
D. Rangkuman …………………………………………………… 38
Kegiatan Belajar 5. Immunisasi …………………………………… 39
A. Tujuan Pembelajaran ………………………………………… 39
B. Pokok Materi ………………………………………………… 39
C. Uraian Materi ………………………………………………… 39
D. Rangkuman …………………………………………………… 42
III PENUTUP ………………………………………………………… 43
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 44
TES AKHIR MODUL …………………………………………………… 45

4
I. PENDAHULUAN

Apa kabar? Salam jumpa dalam modul “Keperawatan Anak”. Apakah


anda pernah belajar tentang Keperawatan Anak?. Keperawatan anak adalah salah
satu materi yang harus dipelajari sebagai dasar untuk memberikan asuhan
keperawatan pada klien anak. Peran dan kompetensi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan pada anak mutlak diperlukan, karena perawatlah satu-satunya
tenaga kesehatan yang 24 jam mendampingi klien. Peran perawat disamping
memberikan asuhan keperawatan pada anak, juga harus berperan sebagi pengganti
ibu saat anak dirawat dirumah sakit. Perawat harus bisa memahami kebutuhan dan
masalah anak, dan juga sebagai teman bermain saat anak sedang mengalami stres
psikologis. Untuk itu mari kita pelajari bersama, modul keperawatan anak.
Modul ini akan membahas mengenai konsep tumbuh kembang anak,
konsep bermain, komunikasi pada anak, konsep anticipatory guidance, dan
immunisasi. Agar anda dapat memahami modul ini dengan mudah, maka modul
ini dibagi menjadi 5 Kegiatan Belajar, yaitu :
 Kegiatan belajar 1 akan membahas tentang konsep tumbuh kembang anak
yang meliputi pengertian pertumbuhan dan perkembangan, ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan anak, prinsip pertumbuhan dan
perkembangan anak, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak, aspek-aspek perkembangan yang dipantau, gangguan
pertumbuhan dan perkembangan yang sering ditemukan.
 Kegiatan belajar 2 akan membahas tentang konsep bermain yang meliputi
definisi bermain, fungsi bermain, faktor yang mempengaruhi pola bermain,
karakteristik dan klasifikasi bermain, karakteristik bermain sesuai tahap
perkembangan, alat permainan edukatif (APE), karakteristik bermain sesuai
tahap perkembangan.
 Kegiatan belajar 3 akan membahas tentang komunikasi pada anak yang
meliputi pengertian komunikasi, unsur-unsur komunikasi, faktor yang
mempengaruhi komunikasi, tehnik komunikasi yang efektif, komunikasi

5
terapeutik, hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi terapeutik,
komunikasi pada anak sesuai tahapan perkembangan, tehnik berkomunikasi
pada anak, pendekatan umum dalam melakukan pengkajian/pemeriksaan fisik,
tehnik berkomunikasi dengan orangtua anak.
 Kegiatan belajar 4 akan membahas tentang anticipatory guidance yang
meliputi pengertian anticipatory guidance, penyebab kecelakaan pada toddler,
bahaya umum yang dapat terjadi di lingkungan rumah, upaya pencegahan
kecelakaan yang dapat dilakukan orang tua di rumah, pengertian toilet
training, tujuan toilet training, cara mengajarkan toilet training, latihan
mengontrol berkemih dan defekasi, faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan toilet training. faktor-faktor yang menghambat toilet training.
 Kegiatan belajar 5 akan membahas tentang immunisasi yang meliputi definisi
immunisaasi, tujuan immunisasi, prinsip dasar immunisasi, macam-macam
immunisasi, pemberiaan vaksin, jadwal immunisasi.
Untuk dapat memahami materi pada setiap kegiatan belajar, anda dapat
mempelajari modul ini secara berurutan dari kegiatan belajar 1 sampai 5. Pada
setiap kegiatan belajar dalam modul ini, anda akan menemukan latihan, untuk itu
jangan lupa mengerjakannya. Untuk menilai kemajuan belajar anda, anda harus
menjawab tes akhir. Waktu untuk menyelesaikan modul ini kurang lebih 4 x 50
menit. Gunakan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya. Anda dinyatakan berhasil
apabila memperoleh nilai 80 atau 80 % dapat menyelesaikan tes akhir yang
diberikan.

Saya yakin anda dapat memahami modul ini dengan baik !


Selamat belajar . . . . . semoga berhasil !

6
II. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1

KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah anda menyelesaikan materi ini, anda diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan
2. Menyebutkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak
3. Menyebutkan prinsip-prinsip pertumbuhan dan perkembangan anak
4. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak
5. Menyebutkan aspek-aspek perkembangan yang dipantau
6. Menyebutkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang sering
ditemukan
B. Pokok-Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kegiatan belajar 1 di
atas, anda dapat mempelajari materi-materi tentang :
1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
2. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak
3. Prinsip-prinsip pertumbuhan dan perkembangan anak
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
5. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau
6. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang sering ditemukan
C. Uraian Materi
Pertama-tama marilah kita belajar bersama tentang pertumbuhan dan
perkemban anak. Simak baik-baik penjelasan materi di bawah ini.
1. Pengertian
Tahukah anda bahwa anak memiliki ciri yang khas yaitu selalu
tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja.

7
Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak menunjukkan ciri-
ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
sebagaian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang
dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara,
dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan merupakan
interaksi kematangan susunan syaraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya. Pertumbuhan terjadi secara silmultan dengan
perkembangan.
2. Ciri-ciri perumbuhan dan perkembangan anak
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak mempunyai
beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah :
a. Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya
perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahap sebelumnya. Contoh, seorang anak tidak
akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri, tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi
berdiri anak terhambat.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-
beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.

8
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembanganpun
demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi,
dan lain-lain. Anak sehat bertambah umur, bertambah berat dan tinggi
badannya serta bertambah kepandaiannya.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang
tetap, yaitu :
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimadistal).
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misal anak terlebih
dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar
kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.
3. Prinsip pertumbuhan dan perkembangan anak
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak mempunyai
prinsip-prinsip yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut :
a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan
sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar
merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui
belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang
diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
b. Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.
Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik,
dan terjadi berkesinambungan.

9
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-
faktor tersebut antara lain :
a. Faktor internal
1) Ras/etnik atau bangsa
2) Genetik : bawaan anak, potensi anak
3) Keluarga : kecenderungan postur tubuh
4) Umur : kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa prenatal,
tahun pertama kehidupan, dan remaja
5) Jenis kelamin : fungsi reproduksi anak perempuan berkembang
lebih cepat, tetapi setelah melewati pubertas, pertumbuhan anak
laki-laki akan lebih cepat.
6) Kelainan kromosom : down’s sindroma, sindroma turner’s
b. Faktor eksternal
1) Pra natal : gizi, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi,
infeksi, kelaianan imunologi, anoksia embrio, psikologis ibu.
2) Komplikasi persalinan : trauma kepala, asfiksia.
3) Post natal : gizi, penyakit kronis, kelainan kongenital, lingkungan
fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan
pengasuhan, stimulasi, obat-obatan.
Sekarang cobalah anda kerjakan latihan di bawah ini untuk
mengingatkan pemahaman materi yang telah anda pelajari !
Latihan
Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?

5. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau.


a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan
dengan kamampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

10
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melalukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat, seperti mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis, dan sebagainya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah, dan sebagainya.
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan
selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
6. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang sering ditemukan
a. Gangguan bicara dan bahasa
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan
anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan
atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan
kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak.
Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan
berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
b. Cerebral palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan
pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang
tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
c. Down sindroma
Anak dengan down syndrome adalah individu yang dapat dikenal dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi
akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya
lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan
jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau

11
lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan
motorik dan ketrampilan untuk menolong diri sendiri.
d. Perawakan pendek
Perawakan pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi
badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva
pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat
karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit
sistemik atau karena kelainan endokrin.
e. Gangguan autism
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang
gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti
meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut
sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup
bidang interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku.
f. Retardasi mental
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah
(IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar
dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang
dianggap normal.
g. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk
memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktif.
Sekarang cobalah anda kerjakan latihan di bawah ini untuk
mengingatkan pemahaman materi yang telah anda pelajari !
Latihan
Sebutkan dan jelaskan aspek-aspek perkembangan anak yang harus
dipantau?

12
D. Rangkuman
Sebelum anda melanjutkan kegiatan belajar 2 mengenai konsep
bermain, sebaiknya anda terlebih dahulu membaca rangkuman di bawah ini
untuk meyakinkan bahwa anda telah memahami materi kegiatan belajar 1
tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan anak.
Rangkuman :
1. Anak memiliki ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Anak menunjukkan ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan terjadi secara silmultan dengan perkembangan.
2. Anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang
merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak.

13
Kegiatan Belajar 2

KONSEP BERMAIN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah anda menyelesaikan materi ini, anda diharapkan dapat :
1. Menyebutkan definisi bermain
2. Menyebutkan fungsi bermain
3. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi pola bermain
4. Menyebutkan karakteristik dan klasifikasi bermain
5. Menyebutkan karakteristik bermain sesuai tahap perkembangan
6. Menyebutkan alat permainan edukatif (APE)
7. Menyebutkan karakteristik bermain sesuai tahap perkembangan
B. Pokok-Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kegiatan belajar 2 di
atas, anda dapat mempelajari materi-materi tentang :
1. Definisi bermain
2. Fungsi bermain
3. Faktor yang mempengaruhi pola bermain
4. Karakteristik dan klasifikasi bermain
5. karakteristik bermain sesuai tahap perkembangan
6. Alat permainan edukatif (APE)
7. karakteristik bermain sesuai tahap perkembangan
Silakan anda melanjutkan belajar tentang bermain. Baca dan
pelajari baik-baik uraian materi di bawah ini.
C. Uraian Materi
Tahukah anda bahwa masa anak adalah masa bermain, anak butuh
bermain, namun alat permainan harus yang mendidik. Dibawah ini akan
diuraikan tentang bermain pada anak.

14
1. Definisi bermain
Bermain merupakan cara ilmiah bagi anak untuk
mengungkapkan konflik yang ada dalam dirinya, yang pada awalnya anak
belum sadar bahwa dirinya sedang mengalami konflik (Miller B,F, 1983).
Menurut Foster dan Pearden, bermain didefinisikan sebagi suatu kegiatan
yang dilakukan oleh anak secara sungguh-sungguh sesuai dengan
keinginaannya sendiri / tanpa paksaan dari orang tua maupun lingkungan
dimana dimaksudkan semata hanya untuk memperoleh kesenangan dan
kepuasan.
Melalui bermain anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan,
fantasi serta daya kreasi dengan tetap mengembangkan kreatifitasnya dan
beradaptasi lebih efektif terhadap sumber stres. Dengan bermain anak
dapat mengungkapkan isi hati melalui kata-kata, anak belajar dan mampu
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, obyek bermain, waktu,
ruang dan orang.
2. Fungsi bermain
a. Perkembangan sensorik motorik
Permainan akan meembantu perkembangan gerak halus dan gerak
kasar dengan cara memainkan suatu obyek yang sekiranya anak
merasa senang. Contoh : orang tua memainkan pensil di depan anak
dan anak meraihnya.
b. Pekembangan kognitif
Permainan akan membantu anak mengenal benda-benda yang ada di
sekitarnya. Contoh : warna dan bentuk benda.
c. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas anak dalam bermain sendiri atau secara
bersama. Contoh : balok yang dapat disusun menjadi berbagai bentuk.
d. Perkembangan sosial
Bermain membantu anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari peran dalam kelompok. Contoh : anak bermain dengan
beberapa teman sebayanya.

15
e. Kesadaran diri
Dengan bermain, anak sadar akan kemampuan dan kelemahannya
sendiri. Contoh : anak tidak mampu melakukan sesuatu, maka anak
akan minta tolong atau menyerahkan kepada temannya.
f. Komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama pada anak yang masih
belum dapat menyatakan perasaannya secara verbal. Contoh : anak
menggambar anak kecil (mungkin ingin punya adik), anak melempar
sendok saat makan (mungkin tidak suka makanannya/lauknya).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anak
a. Tahap perkembangan
Setiap perkembangan mempunyai potensi / keterbatasan dalam
permainan. Alat permainan berbeda pada setiap umur.
b. Status kesehatan
Anak yang sedang sakit, kemampuan psikomotor/kognitif terganggu.
Saat-saat tertentu anak ambisius pada permainannya dan saat-saat
tertentu anak tidak ingin bermain.
c. Jenis kelamin
Anak akan membentuk komunitasnya yaitu anak akan bermain dengan
teman sejenis. Tipe dan alat permainaan laki-laki dan perempuan akan
berbeda.
d. Lingkungan
Lokasi dimana anak berada sangat mempengaruhi pola permainan
anak. Di kota jarang ada tanah lapang sehingga anak lebih suka
bermain game. Di desa masih banyak tanah kosong sehingga anak
lebih suka main bola atau layang-layang.
e. Alat permainan yang cocok
Anak menjadi senang jika permainan yang dilakukan cocok atau sesuai
yang diinginkan dan sesuai dengan tahap perkembangaannya.

16
4. Karakteristik dan klasifikasi bermain
a. Solitary play
Anak bermain sendiri walaupun disekitarnya ada orang lain. Anak asik
dengan mainannya sendiri tanpa menghiraukan orang-orang yang ada
di sekitarnya. Biasanya pada bayi atau anak toddler.
b. Paralel play
Anak bermain dengan kelompoknya, masing-masing anak mempunyai
mainan yang sama tetapi tidak ada interaksi di antara mereka, mereka
tidak ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Biasanya terjadi
padaa usia toddler dan preschool.
c. Associative play
Bermain dalam kelompok, dalam suatu aktivitas yang sama tetapi
masih belum terorganisir, tidak ada pembagian tugas, mereka bermain
sesuai keinginannya. Biasanya pada anak preschool. Contoh : bermain
hujan-hujanan, berlari-lari
d. Cooperative play
Anak bermain bersama-sama, permainan sudah terorganisir dan
terencana, ada aturan main. Biasanya terjadi pada usia sekolah. Contoh
: bermain kartu, petak umpet
e. Social affective play
Anak belajar memberikan respon melalui orang dewasa dengan cara
merajuk/berbicara sehingga anak menjadi senang dan tertawa.
b. Sense of pleasure play
Anak mendapat kesenangan dari suatu obyek di sekelilingnya. Contoh
: bermain pasir/air.
c. Skill play
Anak bermain ketrampilan dan dilakukan secara berulang-ulang.
Contoh : bermain sepeda-sepedaan.
d. Dramatic play
Bermain dengan melakukan peran sesuai keinginannya atau sesuai
dengan apa yang dilihat dan didengar, sehingga anak akan membuat

17
fantasi dari permainan itu. Contoh : berperan sebagai perawat, dokter,
guru.
5. Karakteristik bermain sesuai tahap perkembangan
a. Usia bayi
Bayi lebih suka pada mainan yang menonjol. Bayi akan berespon jika
bibirnya dirangsang dengan puting susu, secara reflek akan membuka
mulut dan meraih puting susu tersebut.
b. Umur 1 bulan
- Visual : mampu melihat obyek dalam jarak dekat, tertarik pada
benda yang berwarna mencolok’
- Auditory : ajak bicara, dengarkan nasyid atau lagu di telinga
- Tactile : beri kehangatan, peluk atau gendong
- Kinetik : menggelayut dalam kereta dorong
c. Umur 2 – 3 bulan
- Visual : buat ruangan terang, tempelkan gambar/cermin, ajak
memandang keluar
- Auditory : ajak beermain daan berbicara, ikutkan dalam pertemuan
keluarga, kenalkan dengan anggota keluarga
- Tactile : belai bayi, sisir rambut dengan lembut, gosok dengan
lotion/bedak
- Kinetik : ajak jalan-jalan dengan kereta, gerak-gerakkan berenang
waktu memandikan.
d. Umur 4 – 6 bulan
- Visual : berikan cermin, ajak nonton TV, beri mainan dengan
warna terang
- Auditory : ajak berbicara, ulangi suara yang diucapkan dengan
kata-kata kita, panggil namanya, remas kertas di dekat telinga,
bunyikan mainan dan lihat reaksi bayi
- Tactile : beri mainan sesuai tekstur (lembut, kasar), mandikan di
bak mandi

18
- Kinetik : bantu tengkurap, sokong waktu bayi berusaha untuk
duduk.
e. Umur 6 – 9 bulan
- Visual : mainan warna, gerak, bunyi yang lebih besar, kaca cermin,
bicara sendiri, main petak umpet, beri kertas untuk dirobek.
- Auditory : panggil nama ayah dan ibu, nama anggota tubuh,
beritahu bayi apa yang anda lakukan saat itu, ajarkan tepuk tangan,
beri perintah sederhana
- Tactile : meraba bermacam-macam tekstur, ukuran, main air
mengalir, berenang.
- Kinetik : gunakan baby walker, letakkan mainan agak jauh dan
suruh untuk mangambil.
f. Umur 9 – 12 bulan
- Visual : perlihatkan gambar lucu, ajak ke berbagai
tempat/keramaian, bermain bola, tunjukkan bangunan yang jauh.
- Auditory : tunjukkan kegiatan dari tubuh, kenalkan suara binatang
- Tactile ; beri makanan yang dapat dipegang sendiri, kenalkan pada
dingin atau panas
- Kinetik : beri mainan yang dapat ditarik/didorong.
6. Alat Permainan Edukatif (APE)
Alat permainan edukatif (APE) atau alat permainan yang sifatnya
mendidik adalah alat permainan yang fungsinya dapat mengoptimalkan
perkembangan anak.
a. Kegunaan APE :
1) Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang tingkat pertumbuhan anak.
2) Pengembangan bahasa anak, yaitu dengan melatih berbicara,
menggunakan kalimat yang benar
b. Syarat APE :
1) Aman, yaitu tidak mengandung racun, tidak ada bagian yang tajam,
tidak mudah pecah.

19
2) Ukuran dan berat APE sesuai dengan umur anak
3) Desainnya jelas, yaitu mempunyai ukuran, susunan, dan warna
tertentu, serta jelas maksud dan tujuannya.
4) Mempunyai fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek
perkembangan anak, seperti motorik, bahasa, kecerdasan, dan
sosialisasi.
5) Dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tidak terlalu sulit dan
tidak terlalu mudah.
6) Sederhana dan menarik perhatian.
7) Mudah diterima oleh semua kebudayaan
8) Tidak mudah rusak, bagian yang rusak mudah diperbaiki/diganti,
mudah pemeliharaannya, bahan mudah didapat, dan harganya bisa
dijangkau.
7. Macam-macam alat permainan untuk anak balita
Menurut Padmono S, yang dikutip oleh Sutjiningsih, permainan
untuk anak balita adalah sebagai berikut :
a. Umur 0 – 12 bulan
Tujuan : Melatih :
1) Refleks (umur 1 bulan) : menghisap, menggenggam
2) Kerja sama : mata dan tangan, mata dan telinga
3) Mencari obyek yang ada tetapi tidak terlihat
4) Mengenal sumber hasil suara
5) Kepekaan perabaan
6) Ketrampilan dengan gerakan yang berulang-ulang
Alat permainan yang dianjurkan :
1) Benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang
2) Berbentuk gambar atau bentuk muka
3) Bersifat lunak : boneka atau binatang
4) Dapat digoyangkan dan keluar suara
5) Berupa selimut dan boneka
6) Giring-giring

20
b. Umur 12 – 24 bulan
Tujuan :
1) Mencari atau mengikuti sumber suara
2) Memperkenalkan sumber suara
3) Melatih melakukan gerakan mendorong dan menarik
4) Melatih imajinasi
5) Melatih melakukan kegiatan sehari-hari yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan :
1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya
2) Dapat didorong dan ditarik
3) Alat rumah tangga yang tidak mudah pecah
4) Balok, kardus, buku gambar, kertas untuk dicoret, pensil warna
c. Umur 25 – 36 bulan
Tujuan :
1) Menyalurkan emosi atau perasaan
2) Mengembangkan ketrampilan bahasa
3) Melatih motorik halus dan kasar
4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung,
mengenal dan membedakan warna)
5) Melatih kerjasama mata dan tangan
6) Melatih daya imajinasi
7) Membedakan permukaan dan warna benda
Alat permainan yang dianjurkan :
1) Lilin yang dapat dibentuk
2) Alat untuk menggambar
3) Puzzle sederhana
4) Manik-manik besar
5) Bola
6) Benda dengan permukaan dan warna berbeda
d. Umur 37 – 72 bulan
Tujuan : Mengembangkan :

21
1) Kemampuan menyamakan dan membedakan
2) Kemampuan berbahasa
3) Pengertian berhitung, menambah dan mengurangi
4) Imajinasi (bermain pura-pura / sandiwara)
5) Kepercayaan diri
6) Kreativitas
7) Koordinasi motorik kasar dan halus (melompat, memanjat, lari)
8) Kemampuan mengontrol emosi
9) Sosialisasi
10) Membedakan benda dengan perabaan
11) Menumbuhkan sportifitas
12) Mengenalkan pengertian (ilmu pengetahuan)
13) Mengenalkan suasana kompetisi, gotong royong
Alat permainan yang dianjurkan :
1) Benda di sekitar rumah, buku, kertas lipat, gunting, air, dsb
2) Teman-teman bermain, anak sebaya, orangtua, orang lain
Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar 2 tentang bermain,
kerjakanlah latihan di bawah ini!
Latihan
1. Silahkan bagi kelas menjadi 8 kelompok (boleh kelompok
presentasi, boleh kelompok lain)!
2. Buatlah Satuan Acara Bermain (SAB)!
a. SAB sama seperti SAP, isinya tentang bermain
b. Gunakan teori di atas untuk menentukan topik bermain
c. Pilih topik bermain
d. Pilih kelompok usia
e. Tentukan jenis permainannya
f. Susun peran saat bermain : leader, timer, pendamping (rasio
leader dengan anak)
g. Siapkan alat yang akan digunakan saat praktik laboratorium
3. Tugas dikumpulkan atau dibawa pada pertemuan saat praktik

22
laboratorium sebagai panduan praktik bermain!

D. Rangkuman
Sebelum anda melanjutkan kegiatan belajar 3 mengenai komunikasi
pada anak, sebaiknya anda terlebih dahulu membaca rangkuman di bawah ini
untuk meyakinkan bahwa anda telah memahami materi kegiatan belajar 2
tentang konsep bermain.
Rangkuman :
1. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak secara
sungguh-sungguh sesuai dengan keinginaannya sendiri / tanpa paksaan
dari orang tua maupun lingkungan dimana dimaksudkan semata hanya
untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan.
2. Fungsi bermain
a. Perkembangan sensorik motorik
b. Pekembangan kognitif
c. Kreatifitas
d. Perkembangan sosial
e. Kesadaran diri
f. Komunikasi
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anak
a. Tahap perkembangan
b. Status kesehatan
c. Jenis kelamin
d. Lingkungan
e. Alat permainan yang cocok
4. Karakteristik bermain disesuaikan dengan tahap perkembangan dan
umur anak
5. Alat permainan edukatif (APE) atau alat permainan yang sifatnya
mendidik adalah alat permainan yang fungsinya dapat mengoptimalkan
perkembangan anak.

23
Kegiatan Belajar 3

KOMUNIKASI PADA ANAK

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah anda menyelesaikan materi ini, anda diharapkan dapat :
1. Menyebutkan pengertian komunikasi
2. Menyebutkan unsur-unsur komunikasi
3. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi komunikasi
4. Menyebutkan tehnik komunikasi yang efektif
5. Menyebutkan komunikasi terapeutik
6. Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi
terapeutik
7. Menyebutkan komunikasi pada anak sesuai tahapan perkembangan
8. Menyebutkan tehnik berkomunikasi pada anak
9. Menyebutkan pendekatan umum dalam melakukan
pengkajian/pemeriksaan fisik
10. Menyebutkan tehnik berkomunikasi dengan orangtua anak
B. Pokok-Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kegiatan belajar 3 di
atas, anda dapat mempelajari materi-materi tentang :
1. Pengertian komunikasi
2. Unsur-unsur komunikasi
3. Faktor yang mempengaruhi komunikasi
4. Tehnik komunikasi yang efektif
5. Komunikasi terapeutik
6. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi terapeutik
7. Komunikasi pada anak sesuai tahapan perkembangan
8. Tehnik berkomunikasi pada anak
9. Pendekatan umum dalam melakukan pengkajian/pemeriksaan fisik

24
10. Tehnik berkomunikasi dengan orangtua anak
Silakan anda melanjutkan belajar tentang komunikasi pada anak.
Baca dan pelajari baik-baik uraian materi di bawah ini.
C. Uraian Materi
1. Pengertian
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau
informasi dari seseorang kepada orang lain baik secara verbal maupun non
verbal. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan menggunakan simbol,
tanda atau tingkah laku. Komunikasi dapat diartikan pengiriman pesan
atau tukar menukar informasi atau ide/gagasan (Oxford Dictionary).
Menurut Haber (1987), komunikasi adalah suatu proses ketika informasi
disampaikan pada orang lain melalui simbol, tanda, atau tingkah laku.
Komunikasi bisa berbentuk komunikasi verbal, komunikasi nonverbal, dan
komunikasi abstrak (Champbell dan Glasper, 1995)
2. Unsur-unsur komunikasi
a. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan
Dalam berkomunikasi, komunikator harus merumuskan dan
memahami isi pesan, empati, menempatkan pada komunikan, kalimat
jelas, dan bahasa mudah dimengerti
b. Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang
Pesan dapat disampaiakn melalui lisan maupun tulisan, dengan
menggunakan lambang (intonasi suara, ekspresi wajah, gerakan tubuh,
warna)
c. Komunikan : penerima pesan
Komuniakan harus tanggap dan peka, dapat menafsirkan pesan.
Persepsi komunikan harus sama dengan persepsi komunikator
d. Media : sarana/saluran komunikasi
Berkomunikasi dapat menggunakan media cetak, audio, visual, dan
audio visual. Gangguan/kerusakan media akan mempengaruhi
komunikan

25
e. Respons/umpan balik
Respons sebagai dampak/pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik
secara langsung (lisan) maupun tidak langsung (non verbal). Respons
tidak langsung dapat berupa perubahan perilaku, bisa dalam waktu
singkat atau waktu cukup lama
3. Faktor yang mempengaruhi komunikasi
a. Situasi/suasana
Kebisingan membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima
b. Waktu
Komunikasi pada waktu yang kurang tepat mungkin diterima dengan
kurang tepat pula, karena perhatian tidak berfokus pada pesan yag
disampaikan
c. Kejelasan pesan
Kejelasan pesan akan mempengaruhi keefektifan komunikasi. Pesan
yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga
antara komunikan dan komunikator dapat berbeda persepsi yang akan
mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi
4. Tehnik komunikasi yang efektif
a. Apa dan bagaimana pesan disampaikan
b. Gunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti
c. Gunakan media yang tepat dan adekuat
d. Ciptakan suasana komunikasi yang baik dan tepat
e. Dengarkan dengan perhatian terhadap apa yang disampaikan
komunikan
f. Hindarkan komunikasi yang tidak disengaja
g. Harus terjadi umpan balik
h. Ekspresi verbal harus sesuai dengan ekspresi nonverbal
5. Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal di mana
perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar serta memperbaiki
pengalaman emosional klien yang negatif (Stuart Laraia, 2000)

26
Komunikasi teraputik adalah segala bentuk komunikasi yang
dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan pasien atau menghilangkan
distress psikologis (Sieh A., Louise K., dan Brenti, 1997)
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi terapeutik
a. Empati
Empati adalah kemampuan untuk mengerti sepenuhnya tentang
kondisi atau perasaan orang lain yang ditunjukkan secara verbal
maupun nonverbal. Empati didasari oleh adanya keinginan untuk
memberi perhatian dan membantu menyelesaikan masalah klien
b. Rasa percaya
Perawat tidak boleh mempunyai praduga yang negatif terhadap pasien.
Tanamkan rasa percaya kepada pasien bahwa perawat merasakan apa
yang sedang dirasakannya
c. Validasi
Tujuan validasi adalah menegaskan pesan yang telah disampaikan atau
meyakinkan pasien tentang pesan yang diterimanya
d. Perhatian
Perhatian yang diberikan kepada pasein merupakan adanya
keterlibatan emosi dari perawat yang diekspresikan secara nonverbal.
7. Komunikasi pada anak sesuai tahapan perkembangan
a. Masa bayi
Bayi belum dapat mengekspresikan perasaannya, sehingga komunikasi
dengan bayi menggunakan komunikasi nonverbal. Bayi
mengekspresikan perasaan dengan menangis, menggerakkan badan,
tangan dan kaki. Lakukan komunikasi terlebih dahulu dengan ibunya,
dan/atau mainan yang dipegangnya. Tunjukkan bahwa perawat ingin
membina hubungan baik dengannya dan ibunya. Komunikasi dengan
sentuhan, mendekap, menggendong, berbicara dengan lembut
b. Masa balita
Anak belum mampu berbicara secara fasih, sehingga saat menjelaskan
gunakan kata-kata sederhana, singkat, dengan istilah yang dikenalnya.

27
Anak takut pada ketidaktahuannya, sehingga perlu diberitahu tentang
apa yang akan terjadi padanya. Posisi yang baik saat berbicara
dengannya : jongkok, duduk di kursi kecil, atau berlutut, sehingga
pandangan mata sejajar dengannya. Beri reinforcement atas apa yang
telah dicapainya. Perawat harus konsisten dalam berkomunikasi secara
verbal maupun nonverbal
c. Usia 5-8 tahun
Anak sangat peka terhadap stimulus yang dirasakan akan mengancam
integritas tubuhnya. Anak membutuhkan penjelasan atas
pertanyaannya. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan berikan
contoh yang jelas sesuai kognitifnya
d. Anak usia 8-12 tahun
Anak sudah lebih mampu berkomunikasi. Perbendaharaan kata sudah
lebih banyak, dan mampu berpikir secara konkrit. Apabila akan
melakukan tindakan, perawat dapat menjelaskan dengan
mendemontrasikan pada mainan anak
e. Usia remaja
Anak diberi kesempatan untuk belajar problem solving secara positif.
Hargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya dalam
berkomunikasi, tunjukkan ekspresi wajah bersahabat, jangan
memotong pembicaraan saat ia sedang mengekspresikan perasaan dan
pikirannya, dan hindari perkataan yang menyinggung harga dirinya.
Hormati privasinya dan beri dukungan dan reinforcement pada apa
yang telah dicapainya secara positif
8. Tehnik berkomunikasi dengan anak
a. Melalui orang atau pihak ketiga
Hindarai berkomunikasi secara langsung, berbicara dahulu dengan
orangtua
b. Bercerita atau biblioterapi sebagai alat komunikasi
Dengan bercerita, menggunakan gambar yang menarik dan lucu, kita
bisa menyampaikan pesan tertentu. Isi cerita disesuaikan dengan

28
kondisi dan pesan yang akan disampaikan, dan menggunakan bahasa
sederhana dan mudah dimengerti anak
c. Fasilitasi anak untuk berrespons
Selama berkomunikasi jangan menimbulkan kesan bahwa hanya kita
yang dominan berbicara, tetapi fasilitasi anak untuk berrespons
terhadap pesan yang kita sampaikan. Dengarkan ungkapannya dengan
baik, hati-hati merefleksikan ungkapan yang negatif
d. Meminta anak untuk menyebutkan keinginannya
Minta anak untuk menyebutkan keinginannya, yang akan
menunjukkan perasaan dan pikirannnya, sehingga dapat diketahui
masalah yang terjadi pada anak
e. Pilihan pro dan kontra
Mengajukan satu situasi dan membbiarkan anak menyimak, kemudian
meminta untuk menuliskan hal posistif dan negative menurut
pendapatnya adalah cara untuk mengetahui perasan dan pikirannya
f. Penggunaan skala peringkat
Skala peringkat digunakan untuk mengkaji kondisi tertentu dan untuk
mengungkapkan perasaannya
g. Mintalah anak untuk menulis atau menggambar
Bantu anak mengekspresikan perasaannya dengan cara memintanya
untuk menulis atau menggambar tentang apa yang diinginkannya
h. Laksanakan program bermain
Permainan akan dapat menjalin hubungan interpersonal antara anak-
perawat, anak-orangtua , orangtua-perawat, anak-anak dan orangtua-
oangtua. Permainan dapat membantu anak mengekspresikan
perasaannya, sehingga permainan adalah komunikasi nonverbal
9. Pendekatan umum dalam melakukan pengkajian/pemeriksaan fisik
a. Bicara terlebih dahulu dengan orangtuanya, baru perhatian kita alihkan
pada anak
b. Mulai kontaak dengan anak dengan cerita lucu
c. Gunakan mainan sebagai awal masuk berbicara dengan anak

29
d. Ajukan pilihan tentang tempat pemeriksaan yang diinginkan
e. Pemeriksaan yang menimbulkan trauma dilakukan paling akhir
f. Hindarkan pemeriksaan dengan menggunakan alat yang menimbulkan
rasa takut
10. Tehnik berkomunikasi dengan orangtua
a. Mendorong orangtua untuk berbicara
Orangtua perlu didorong untuk mengekspresikan perasaan dan
pikirannya. Gunakan lebih banyak pertanyaan terbuka untuk memberi
kesempatan orangtua bercerita
b. Memfokuskan pembicaraan
Perawat harus kembali memfokuskan pada tujuan utama komunikasi
c. Mendengar secara aktif
Saat berkomunikasi, sikap paling baik adalah mendengarkan, jangan
melakukan interupsi, dan memperhatikan nonverbal
d. Empati
Perawat harus memahami perasaannya dan menerima dirinya apa
adanya, serta ingin membantu dalam problem solving
e. Diam
Diam sejenak di sela pembicaraan untuk memberi kesempatan dalam
berfikir sebelum merespons pembicaraan
f. Meyakinkan kembali
Yakinkan bahwa orangtua telah melakukan perannya dengan baik
sesuai kemampuannya
g. Merumuskan masalah bersama
Perawat dan orangtua dapat merumuskan masalah bersama dengan
prinsip harus ada kesepakatan terlebih dahulu bahwa ada satu masalah
yang perlu penyelesaian segera
h. Pemecahan masalah
Beri kesempatan orangtua untuk mengaambil keputusan atas masalah
yang dihadapi. Perawat sebagai fasilitator dalam membantu memberi
alteratif pilihan atas keputusan yang harus diambil

30
i. Antisipasi kemungkinan yang akan terjadi
Lakukan bimbingan dan antisipasi dengan cara menyiapkan mereka
bila masalah tresebyt muncul. Beri penjelasan kemungkinan yang akan
terjadi dan apa yang harus dilakukan
j. Hindari hambatan komunikasi
Hambatan komunikasi yang dapat terjadi :
1) Terlalu banyak memberi saran
2) Cepat mengambil keputusan tanpa menganalisis lebih jauh
3) Mengubah pokok pembicaraan tanpa menyelesaiakn satu
pembicaraan lebih dahulu
4) Membatasi pertanyaan atau memberi terlalu banyak pertanyaan
tetutup akan menghasilkan informasi terbatas
5) Menyela pembicaraan atau menyahut sebelum selesai berbicara
Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar 3 tentang
komunikasi pada anak, kerjakanlah latihan di bawah ini!
Latihan
Sebutkan dan jelaskan 5 tehnik berkomunikasi pada anak!

D. Rangkuman
Sebelum melanjutkan kegiatan belajar 4 mengenai anticipatory
guidance, anda baca dahulu rangkuman di bawah ini untuk meyakinkan anda
telah memahami materi kegiatan belajar 3 tentang komunikasi pada anak.
Rangkuman :
1. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari
seseorang kepada orang lain baik secara verbal maupun non verbal.
Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan menggunakan simbol,
tanda atau tingkah laku.
2. Komunikasi teraputik adalah segala bentuk komunikasi yang dirancang untuk
meningkatkan kesejahteraan pasien atau menghilangkan distress psikologis
3. Komunikasi pada anak dilakukan sesuai tahapan perkembangan

31
Kegiatan Belajar 4

ANTICIPATORY GUIDANCE

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah anda menyelesaikan materi ini, anda diharapkan dapat :
1. Menyebutkan pengertian anticipatory guidance
2. Menyebutkan penyebab kecelakaan pada toddler
3. Menyebutkan bahaya umum yang dapat terjadi di lingkungan rumah
4. Menyebutkan upaya pencegahan kecelakaan yang dapat dilakukan orang
tua di rumah
5. Menyebutkan pengertian toilet training
6. Menyebutkan tujuan toilet training
7. Menyebutkan cara mengajarkan toilet training
8. Menyebutkan latihan mengontrol berkemih dan defekasi
9. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan toilet
training
10. Menyebutkan faktor-faktor yang menghambat toilet training
B. Pokok-Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kegiatan belajar 4 di
atas, anda dapat mempelajari materi-materi tentang :
1. Pengertian anticipatory guidance
2. Penyebab kecelakaan pada toddler
3. Bahaya umum yang dapat terjadi di lingkungan rumah
4. Upaya pencegahan kecelakaan yang dapat dilakukan orang tua di rumah
5. Pengertian toilet training
6. Tujuan toilet training
7. Cara mengajarkan toilet training
8. Latihan mengontrol berkemih dan defekasi
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan toilet training

32
10. Faktor-faktor yang menghambat toilet training
Silakan anda melanjutkan belajar tentang anticipatory guidance.
Baca dan pelajari baik-baik uraian materi di bawah ini.
C. Uraian Materi
1. Pengertian anticipatory guidance
Anticipatory guidance adalah bantuan perawat terhadap orang tua
dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, melalui upaya
pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan kecelakaan, & supervisi
kesehatan (Marlow, 1988). Anak toddler mempunyai kecenderungan
mengalami kecelakaan, yang sering mengakibatkan kondisi fatal (tertabrak
motor/mobil, luka bakar, keracunan, jatuh, tenggelam). Orang tua perlu
mengenalinya secara cermat, sehingga mampu mencegah kecelakaan.
2. Penyebab kecelakaan pada toddler :
a. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar
b. Peningkatan kemampuan motorik halus (trampil menggengam sesuatu,
membuka menutup botol)
c. Rasa ingin tahu besar, tertarik untuk selalu mencoba
d. Laki2 lebih berpotensi mengalami kecelakaan
e. Tidak dijaga sewaktu bermain
f. Resiko kecelakaan lebih besar terjadi saat lapar & lelah
g. Merasa asing dg lingkungan/orang yg menjaganya
h. Belum tahu & belum berpengalaman dalam upaya melindungi diri
3. Bahaya umum yang dapat terjadi di lingkungan rumah :
a. Lantai rumah licin & basah
b. Rumah dg tangga curam &t idak ada pegangan
c. Alat makan minum terbuat dari bahan yg dapat pecah
d. Penyimpanan obat & zat berbahaya dalam keadaan terbuka,
e. dapat dijangkau anak
f. Sumur terbuka
g. Parit dan selokan di sekitar rumah terbuka
h. Letak rumah di pinggir jalan raya

33
i. Kompor/alat memasak letaknya dapat dijangkau anak
j. Kabel listrik berantakan
k. Stop-kontak tidak tertutup dan dapat dijangkau anak
4. Upaya pencegahan kecelakaan yang dapat dilakukan orang tua di rumah :
a. Benda tajam untuk memasak/berkebun disimpan dalam laci, dikunci
b. Benda kecil (manik-manik dll), disimpan di laci tertutup, kunci
c. Zat berbahaya, disimpan dalam lemari, terkunci
d. Amankan kompor dan berikan penutup yang aman
e. Jaga lantai rumah selalu bersih dan kering
f. Apabila ada tangga, pasang pintu bagian bawah/atas tangga, jaga
apabila anak naik turun tangga
g. Sekring listrik harus tertutup & atur kabelnya
h. Parit di depan/samping rumah, tutup dg papan/disemen
i. Rumah di pinggir jalan raya, ada pagar & selalu terkunci rapat.
j. Rumah ada sumur gali, tutup dg papan / kayu
k. Bayi yg tidur di tempat tidur, jangan ditinggal tanpa pengaman
5. Pengertian toilet training
Toilet training merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar
(Hidayat, 2008). Toilet training menjadi awal terbentuknya kemandirian
anak secara nyata, sebab anak sudah bisa melakukan hal-hal yang kecil
seperti buang air kecil dan buang air besar (Harunyahya, 2007).
Pada usia toddler (usia 1 sampai 3 tahun), kemampuan sfingter
uretra untuk mangontrol rasa ingin berkemih dan sfingter ani untuk
mengontrol rasa ingin defekasi mulai berkembang (Supartini, 2002). Toilet
training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu umur 18
bulan sampai 24 bulan (Hidayat, 2008).
6. Tujuan toilet training
Tujuan toilet training adalah mengajarkan kepada anak untuk
mengontrol keinginan buang air kecil dan buang air besar. Hal ini
berhubungan dengan perkembangan sosial anak di mana ia dituntut secara

34
sosial untuk menjaga kebersihan diri dan melakukan buang air kecil atau
buang air besar pada tempatnya, yaitu toilet.
7. Cara mengajarkan toiltet training
a. Teknik lisan
Merupakan usaha melatih dengan cara memberikan intruksi
pada anak dengan kata-kata sebelum atau sesudah buang air kecil dan
buang air besar.
b. Teknik modelling
Merupakan usaha untuk melatih anak dengan cara meniru
atau memberikan contoh buang air kecil maupun buang air besar
secara benar.
8. Latihan mengontrol berkemih dan defekasi (Supartini, 2002) :
a. Anak didudukkan pada toilet atau pot yang bisa diduduki dengan cara
menapakkan kaki dengan kuat pada lantai sehingga dapat
membantunya untuk mengejan.
b. Anak dibawa ke toilet untuk berkemih pada jam tertentu secara
regular. Misalnya, setiap dua jam. Latihan untuk merangsang rasa
untuk mengejan ini dapat dilakukan selama 5 sampai 10 menit.
c. Selama latihan, orang tua harus mengawasi anak dan kenakan pakaian
anak yang mudah untuk dibuka.
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan toilet training
a. Kesiapan fisik
1) Usia telah mencapai 18-24 bulan.
2) Dapat jongkok kurang dari 2 jam
3) Mempunyai kemampuan motorik kasar seperti jongkok, duduk dan
berjalan
4) Mempunyai kemampuan motorik halus seperti membuka celana
dan memakai celana
b. Kesiapan mental
1) Mengenal rasa ingin berkemih dan defekasi

35
2) Komunikasi secara verbal dan nonverbal jika merasa ingin
berkemih dan defekasi.
3) Keterampilan kognitif untuk mengikuti perintah dan meniru
perilaku orang lain.
c. Kesiapan psikologis
1) Dapat jongkok dan berdiri di toilet selama 5-10 menit tanpa berdiri
dulu
2) Mempunyai rasa ingin tahu dan penasaran terhadap kebiasaan
orang dewasa dalam buang air kecil dan buang air besar
3) Merasa tidak betah dengan kondisi basah dan adanya benda padat
dicelana dan ingin segera diganti.
d. Kesiapan orangtua
1) Mengenal tingkat kesiapan anak dalam buang air kecil dan buang
air besar.
2) Keinginan meluangkan waktu untuk latihan buang air kecil dan
buang air besar pada anak.
3) Memberikan intruksi pada anak dengan kata-kata sebelum atau
sesudah buang air kecil dan buang air besar.
4) Memberikan contoh buang air kecil dan buang air besar atau
membiasakan buang air kecil dan buang air besar secara benar.
5) Melatih anak dengan cara anak didudukkan pada toilet atau pot
yang bisa diduduki dengan menapakkan kaki anak dengan kuat
pada lantai sehingga dapat membantunya untuk mengejan.
6) Membawa anak ke toilet untuk berkemih pada jam tertentu secara
regular. Misalnya, setiap dua jam. Latihan untuk merangsang rasa
untuk mengejan ini dapat dilakukan selam 5 sampai 10 menit.
7) Selama latihan, orang tua harus mengawasi anak
8) Mengenakan pakaian anak (celana) yang mudah untuk dibuka.
9) Tidak mengalami konflik tertentu atau stres keluarga yang berarti.

36
e. Lingkungan
1) Tersedianya sarana untuk buang air kecil atau buang air besar.
Misalnya : kamar mandi/WC/kakus, pot yang bisa diduduki
2) Kamar mandi/WC/Kakus aman dan nyaman, lantai tidak licin
sehingga anak tidak takut
3) Orangtua dan saudara dekat memberi contoh buang air kecil dan
buang air besar sesuai dengan jenis kelamin
Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar 4 tentang
anticipatory guidance, kerjakanlah latihan di bawah ini!
Latihan
Bagaimanakah cara mengajarkan toilet training pada anak?

10. Faktor-faktor yang menghambat toilet training (Government of South


Australia, 1999) :
a. Upaya toilet training dilakukan terlalu dini.
b. Orangtua menetapkan standar waktu pelaksanaan tanpa
memperhatikan perkembangan anak.
c. Tekanan dari lingkungan atau orang lain untuk memaksakan toilet
training.
d. Orangtua atau pengasuh berpendapat bahwa anak harus mengalami
toilet training sesegera mungkin untuk membuktikan keberhasilan
pendidikan dan menunjukkan keunggulan si anak..
e. Perselisihan antara anak dan orangtua dalam menjalani toilet training.
f. Bereaksi terlalu keras atau memberikan hukuman pada anak yang
gagal dalam menyelesaikan proses buang air kecil atau buang air besar
di toilet dengan baik.
g. Adanya faktor stres pada kehidupan anak.
h. Adanya gangguan fisik atau organik pada anak, misalnya gangguan
sistem kemih ataupun sistem pencernaan sehingga menyebabkan
gangguan fisiologis berkemih dan defekasi.
i. Memaksakan anak untuk duduk di toilet.

37
j. Menggunakan obat-obatan untuk mempercepat buang air kecil atau
buang air besar.
D. Rangkuman
Sebelum anda melanjutkan kegiatan belajar 5 mengenai immunisasi,
sebaiknya anda terlebih dahulu membaca rangkuman di bawah ini untuk
meyakinkan bahwa anda telah memahami materi kegiatan belajar 4 tentang
anticipatory guidance.
1. Anak toddler mempunyai kecenderungan mengalami kecelakaan, yang sering
mengakibatkan kondisi fatal Orang tua perlu mengenalinya secara cermat,
sehingga mampu mencegah kecelakaan.
2. Toilet training merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar (Hidayat,
2008). Toilet training menjadi awal terbentuknya kemandirian anak secara
nyata, sebab anak sudah bisa melakukan hal-hal yang kecil seperti buang air
kecil dan buang air besar (Harunyahya, 2007).

38
Kegiatan Belajar 5

IMMUNISASI

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah anda menyelesaikan materi ini, anda diharapkan dapat :
a. Menyebutkan definisi immunisasi
b. Menyebutkan tujuan immunisasi
c. Menyebutkan prinsip dasar immunisasi
d. Menyebutkan macam-macam immunisasi
e. Menyebutkan pemberian vaksin
f. Menyebutkan jadwal immunisasi
B. Pokok-Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kegiatan belajar 5 di
atas, anda dapat mempelajari materi-materi tentang :
1. Definisi immunisasi
2. Tujuan immunisasi
3. Prinsip dasar immunisasi
4. Macam-macam immunisasi
5. Pemberian vaksin
6. Jadwal immunisasi
Silakan anda melanjutkan belajar tentang immunisasi. Baca dan
pelajari baik-baik uraian materi di bawah ini.
C. Uraian Materi
Tahukah anda bahwa ada beberapa penyakit yang dapat dicegah
dengan immunisasi. Dibawah ini akan diuraikan tentang immunisasi.
1. Definisi immunisasi
Immunisasi merupakan suatu reaksi antigen antibodi. Menurut
ilmu imunologi, antigen adalah kuman/racun (toksin), sedangkan antibody
adalah zat anti. Antibody terbentuk jika antigen masuk tubuh.

39
2. Tujuan immunisasi
Tujuan immunisasi adalah memberikan kekebalan pada tubuh
dengan cara memberi vaksin. Vaksin berasal dari bibit penyakit yang
dilemahkan/dimatikan. Bibit penyakit yang dilemahkan misalnya virus
campak, virus polio, bakteri calmett guerin (BCG), sedangkan bakteri
yang dirubah menjadi toxoid misalnya Tetanus Toxoid, Difteri Toxoid.
3. Prinsip dasar immunisasi
a. Antigen → tubuh → tubuh menolak → membuat zat anti (antibodi/
anti toxin)
b. Reaksi tubuh I lambat/lemah → tak cukup banyak antibody
c. Reaksi ke II, III, dst tubuh mulai lebih mengenal jenis antigen
d. Setelah beberapa waktu, zat anti dalam tubuh berkurang. Agar tetap
kebal, perlu diberi antigen ulang
e. Kadar antibodi tinggi dalam tubuh → sulit terserang penyakit
4. Macam-macam immunisasi
a. Immunisasi aktif, yaitu menyuntikan antigen ke dalaam tubuh
b. Immunisasi pasif, yaitu menyuntikkan bahan atau serum yang
mengandung zat anti.
5. Pemberian vaksin
a. Vaksin polio
- Virus hidup yang dilemahkan
- Bentuk cair
- Kemasan : 1 cc atau 2 cc dalam flacon, dilengkapi pipet
- Mudah dan cepat rusak jika terkena panas
- Per oral : 2 tetes, dari botol ke mulut bayi tanpa menyentuh mulut
b. Vaksin campak
- Virus hidup yang dilemahkan
- Kemasan : dalam flacon, bentuk gumpalan beku dan kering,
dilarutkan dalam 5 cc cairan
- Potensi vaksin yang sudah dilarutkan akan cepat menurun
- Mudah rusak oleh panas

40
c. Vaksin BCG
- Terdiri dari : toxsoid difteri dan tetanus toxoid, bakteri pertusis
- Dapat disimpan dalam suhu 2-8°
- Kemasan : 5 cc untuk DPT, 5 cc untuk TT, dan 25 cc untuk DT
- Umur 4 – 6 bulan
d. Vaksin DPT
- Terdiri dari : toxsoid difteri dan tetanus toxoid, bakteri pertusis
- Dapat disimpan dalam suhu 2-8°
- Kemasan : 5 cc untuk DPT, 5 cc untuk TT, dan 25 cc untuk DT
- Umur 9 – 12 bulan
e. Vaksin toxoid difteri
- Bagian dari vaksin DPT atau DT
- Racun yang dilemahkan
- Rusak jika dibekukan dan juga oleh panas
6. Jadwal immunisasi

JADUAL IMMUNISASI
UMUR PEMBERIAN IMMUNISASI
JENIS VAKSIN BULAN TAHUN
LHR 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12
PROGRAM PENGEMBANGAN IMMUNISASI / PPI (Diwajibkan)
BCG 1
HEPATITIS B 1 2 3
POLIO 0 1 2 3 4 5
DPT 1 2 3 4 5
CAMPAK 1 2
PROGRAM IMMUNISASI NON PPI (Dianjurkan)
Hib 1 2 3 4
PNEUMOKOKUS (PVC) 1 2 3 4
INFLUENZA DIBERIKAN SETAHUN SEKALI
MMR 1 2
TIFOID Ulangan tiap 3 tahun
HEPATITIS A 2 x interval 6-12 bulan
VARISELA 1
Ikatan Dokter Indonesia (IDA) Tahun 2007

41
Setelah selesai mempelajari kegiatan belajar 5 tentang
immunisasi, kerjakanlah latihan di bawah ini!
Latihan
Carilah dan pelajarilah jenis vaksin yang wajib iberikan pada anak dan
tuliskan!
1. Jenis vaksin
2. Kegunaan
3. Dosis
4. Efek samping

D. Rangkuman
Sebelum anda melanjutkan belajar modul berikutnya, sebaiknya anda
terlebih dahulu membaca rangkuman di bawah ini untuk meyakinkan bahwa
anda telah memahami materi kegiatan belajar 5 tentang bermain.
Rangkuman :
1. Immunisasi merupakan suatu reaksi antigen antibodi. Menurut ilmu
imunologi, antigen adalah kuman/racun (toksin), sedangkan antibody
adalah zat anti. Antibody terbentuk jika antigen masuk tubuh.
2. Prinsip dasar immunisasi
a. Antigen → tubuh → tubuh menolak → membuat zat anti (antibodi/
anti toxin)
b. Reaksi tubuh I lambat/lemah → tak cukup banyak antibody
c. Reaksi ke II, III, dst tubuh mulai lebih mengenal jenis antigen
d. Setelah beberapa waktu, zat anti dalam tubuh berkurang. Agar tetap
kebal, perlu diberi antigen ulang
e. Kadar antibodi tinggi dalam tubuh → sulit terserang penyakit
3. Macam-macam immunisasi
a. Immunisasi aktif, yaitu menyuntikan antigen ke dalaam tubuh
b. Immunisasi pasif, yaitu menyuntikkan bahan atau serum yang
mengandung zat anti.

42
III. PENUTUP

Selamat! Anda telah mempelajari modul mata ajar Keperawatan Anak


tentang konsep tumbuh kembang anak, konsep bermain, komunikasi pada anak,
konsep anticipatory guidance, dan immunisasi. Penulis yakin anda cukup
memahami uraian materi yang diberikan.
Hal yang penting untuk anda ingat dari modul ini adalah bahwa materi
ini merupakan konsep yang harus dipelajari sebagai dasar dalam mempelajari
materi selanjutnya yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada klien anak.
Uraian tentang materi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang baik
bagi anda pada saat anda memberikan asuhan keperawatan pada anak baik sehat
maupun sakit atau yang sedang dirawat di rumah sakit. Perawat harus bisa
memahami pertumbuhan dan perkembangan anak, bisa berkomunikasi dengan
anak dan juga sebagai teman bermain saat anak sedang mengalami stres
psikologis.
Untuk mengukur kembali pemahaman anda mengenai isi modul ini,
jangan lupa untuk mengerjakan test akhir modul yang ada di bagian akhir modul
ini.

Selamat atas keberhasilan anda!

43
DAFTAR PUSTAKA

Dep Kes RI. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta
: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Hockenberry, MJ & Wilson, D., 2009., Essentials of Pediatric Nursing. (Eighth


Edition). St.Louis, Missouri : Mosby Elsevier.

Muscari., 2005., Panduan Belajar : Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.

Riyadi,S & Sukarmin., 2009., Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta :


Graha Ilmu

Suriadi., Yuliani.R., 2001., Buku Pegangan Praktek klinik Asuhan Keperawatan


Pada Anak., Edisi 1., Jakarta : CV.Sagung Seto.

Wong.DL., 2004., Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik., Edisi 4., Jakarta.

44
TES AKHIR MODUL

Bagus anda telah menyelesaikan seluruh kegiatan belajar dalam


modul ini, untuk mengukur tingkat pemahaman anda, kerjakanlah tes akhir
berikut!

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mimilih salah satu jawaban yang
paling benar!
1. Tinggi badan seorang anak biasanya ditentukan oleh tinggi badan orang
tuanya.
Apakah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut?
a. Umur
b. Genetik
c. Keluarga
d. Ras/etnik
e. Jenis kelamin
2. Perkembangan seorang anak berlangsung dari tahapan umum ke tahapan
khusus (spesifik) dan terjadi secara berkesinambungan.
Apakah arti pernyataan diatas?
a. Pertumbuhan dapat diramalkan
b. Pola perkembangan dapat diramalkan
c. Perkembangan merupakan hasil proses
d. Perkembangan menimbulkan perubahan
e. Pertumbuhan dan perkembangan tahap awal menentukan perkembangan
anak selanjutnya
3. Tiga orang anak balita sedang bermain di pantai, mereka membuat orang-
orangan dari pasir, berlari-lari di pinggir pantai dan terkadang berguling-
guling di pinggir pantai.
Apakah klasifikasi bermain pada anak tersebut?
a. Paralel play
b. Solitary play

45
c. Associative play
d. Social afective play
e. Sense of plesure play
4. Seorang anak asyik bermain sendiri dengan bonekanya meskipun ada orang
lain di sekitanya.
Apakah klasifikasi bermain pada anak tersebut?
a. Paralel play
b. Solitary play
c. Associative play
d. Social afective play
e. Sense of plesure play
5. Seorang ibu mengajak bercanda anaknya yang berumur 6 bulan. Ibu menutup
wajahnya dengan telapak tangan dan membuka tangannya sambil
mengucapkan “ciluuuk...ba”, sehingga anak menjadi senang dan tertawa.
Apakah klasifikasi bermain pada anak tersebut?
a. Paralel play
b. Solitary play
c. Associative play
d. Social afective play
e. Sense of plesure play
6. Seorang anak usia 10 bulan, anak rewel dan menangis terus. Untuk
menenangkan anak tersebut dibutuhkaan mainan.
Apakah alat permainan yang dianjurkan?
a. Manik-manik besar
b. Mainan yang dapat didorong dan ditarik
c. Alat rumah tangga yang tidak mudah pecah
d. Benda dengan permukaan dan warna berbeda
e. Mainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara
7. Seorang anak usia 3 tahun, anak membutuhkan bermain untuk menstimulasi
perkembangannya.
Apakah alat permainan yang dianjurkan?

46
a. Benda di sekitar rumah
b. Lilin yang dapat dibentuk
c. Benda yang aman untuk dipegang
d. Bola dengan giring-giring di dalamnya
e. Mainan yang dapat didorong dan ditarik
8. Apakah yang melatarbelakangi kecenderungan kecelakaan pada anak toddler?
a. Tidak asing lagi dengan lingkungan
b. Motorik kasar mengalami penurunan
c. Tidak mempunyai rasa ingin tahu untuk mencoba
d. Perempuan lebih berpotensi mengalami kecelakaan
e. Belum berpengalaman dalam upaya melindungi diri
9. Apakah tanda kesiapan mental anak mampu mengontrol rasa ingin berkemih
atau defekasi?
a. Ada gerakan usus yang teratur47
b. Anak berusia 18 bulan sampai 2 tahun
c. Tidak betah dengan kondisi basah, ingin segera diganti
d. Mengenal rasa ingin berkemih atau defekasi yang datang tiba-tiba
e. Dapat duduk /jongkok di toilet selama 5-10 menit tanpa berdiri dulu
10. Seorang perawat yang akan melakukan tindakan, menjelaskan terlebih dahulu
dengan mendemontrasikan pada mainan anak.
Berapakah usia anak yang cocok dilakukan komunikasi tersebut?
a. Masa bayi
b. Masa balita
c. Usia 5-8 tahun
d. Usia 8-12 tahun
e. Usia remaja

47

Anda mungkin juga menyukai