Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN

MENYUSUI

MODUL PRAKTEK MATA KULIAH ASUHAN


KEBIDANAN MENYUSUI
D III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
MEDAN
DISUSUN
O
L
E
H

1. LUKIMA HUTAGALUNG
2. MARIA LIDYA PURBA
3. MIFTA INDIKA
4. MULIANI SYAHPUTRI

DOSEN PENGAMPU
Fitriyani Pulungan, SST, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES RI MEDAN
1
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

KATA
PENGANTAR

Puji dan syukur saya sampaikan kepada TUHAN YANG MAHA ESA yang telah
memampukan KAMI menyelesaikan pembuatan Modul YANG BERJUDUL
PENGENALAN TANDA BAHAYA PADA PAYUDARA YANG BERUBAH MENJADI
PANAS DAN TERASA SAKIT. Modul ini bertujuan agar para Mahasiswa Kebidanan dapat
lebih memahami tentang Kewnangan dan Pelimpahan dalam Praktek Kebidanan .

Modul ini memberikan penjelasan singkat yang dapat dipergunakan untuk


mengembangkan pegetahuan mengenai Kewenangan dan Pelimpahan dalam Praktek
Kebidanan yang dituangkan dalam bentuk Modul, diharapkan modul ini tidak hanya
menambah pengetahuan saja tetapi memberikan dorongan kepada para Mahasiswa
Kebidanan untuk dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam setiap akhir perkuliahan.
Tujuan dari setiap modul diharapkan dapat mempersiapkan para Mahasiswa Kebidanan
dengan baik di dalam kelas dan diluar kelas untuk mempelajari materi pelajaran yang akan
dibahas dalam setiap pertemuan baik dalam perorangan dan kelompok, sehingga setelah
tamat daapt menjadi bidan-bidan berpengetahuan yang baik

Akhir kata, modul ini tidak dapat terlepas dari kekurangan, kiranya kritik dan
saran dapat dijadikan masukan untuk perbaikan modul di masa yang akan datang.

Fitriyani Pulungan, SST, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI MEDAN
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

Daftar Isi
KATA PENGANTAR................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 4-5

a. Petunjukbelajar ...................................................................................
b. Tujuanpembelajaranumum ................................................................
c. Tujuanpembelajarankhusus ................................................................
d. Pokok-pokokmateri ............................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6-25

Pengertian Wewenang ………………………………………………………...6-7

Kewenangan Bidan……………………………………………………………7-8

Dasar Hukum……………………………………………………………………8

Penjelasan Umum Tentang UU Kebidanan……………………………………8-9

Tugas dan Kewenangan Kebidanan…………………………………………...9-10

Kewenangan Umum Kebidanan……………………………………………….11

Kewenangan Khusus Kebidanan………………………………………………12-20

Pelimpahan Kwewenangan Kebidanan…………………………………………20-25

TEST INFORMATIF................................................................................26-28
KUNCI JAWABAN.....................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................30

3
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

BAB I
PENDAHULUAN

PETUNJUK BELAJAR

Sebelum memulai mempelajari modul pembelajaran ini, dianjurkan agar membaca


do’a terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar mendapat
keberkatan ilmu.
1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajar secara global. Tujuan untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokok pikiran dalam materi uraian
ini,baca sekali lagi secara lebih cermat.Membaca secara cermat bertujuan untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran dari setiap sub pokok bahasan
3. Untuk memudahkan anda mencari kembali hal-hal penting seperti prinsip dan
konsep essensial, beri tanda pada konsep dan prinsip penting. Kemudian anda cari
hubungan antara konsep tersebut,sehingga anda memiliki konsep
4. Bila anda merasa belom yakin dalam membaca uraian pada kegiatan belajar
ini,ulangi lagi membaca materi kegiatan belajar sekali lagi
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan pada
kegiatan belajar ini,caranya adlah sebagiai berikut ini :
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui
dalam soal ini
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencan penyelesaian soal tersebut dengan menukiskan konsep
yang diperlukan dan cari hubungan antarkonsep tersebut
e. Tuliskan hasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal

4
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI
Setelah Mempelajari Materi pada ASUHAN KEBIDANAN MENYUSUI

Dan Diharapkan Mahasiswa Dapat lebih Mengetahui dan Memahami tentang


PENGENALAN TANDA BAHAYA PADA PAYUDARA YANG BERUBAH MENJADI
PANAS DAN TERASA SAKIT.

Mahasiswa mampu mengetahui TANDA BAHAYA PADA PAYUDARA YANG


BERUBAH MENJADI PANAS DAN TERASA SAKIT. dalam praktek kebidanan

Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa pokok materi yang harus anda pelajari meliputi :
1.Macam macam TANDA BAHAYA PADA PAYUDARA
2.Apa saja PENYEBAB TANDA BAHAYA PADA PAYUDARA itu muncul
3.Bagaimana cara mengaplikasikan serta mengantisipasi dan mencegah munculnya TANDA
BAHAYA PADA PAYUDARA

5
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

PENGENALAN TANDA BAHAYA PADA


PAYUDARA YANG BERUBAH MENJADI PANAS
dan SAKIT

GIZI DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB II

PEMBAHASAN

Arti mastitis

:
Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamae terutama pada primipara yang biasanya disebabkan
oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga
melalui peredaran darah.

Mastitis adalah reaksi sistematis seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai
komplikasi sumbatan air susu.

6
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

MACAM – MACAM MASTITIS

Mastitis Infektif, disebabkan oleh adanya kuman yang masuk kesaluran payudara melalui perantara
mulut atau hidung bayi ketika menyusui.

Mastitis Noninfektif, disebabkan karena adanya saluran payudara yang terumbat karena posisi
menyusui yang salah. Biasanya terjadi pada perempuan yang baru pertama kali menyusui.

Penyebab timbulnya mastitis

Pada umumnya didahului dengan puting susu lecet, saluran air susu tersumbat, dan infeksi
disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus yang masuk melalui lecet pada payudara. Tanda yang
sering muncul pada mastitis yaitu nyeri, kemerahan,dan ada luka pada payudara.

Dan juga terdapat beberapa penyebab lain,yaitu:

1. Sikap

Pemberin ASI jarang membawa hasil yang memuaskan jika ibu bersikap antagonis. Sebagai
ibu sangat cemas untuk meraih keberhasilan dalam menyusui, mereka tidak dapat rileks pada saat
menyusui. Refleks ejeksi ASI terhambat dan ibu mengalami frustasi.

2. Kesehatan umum

Kesulitan dapat timbul, ketika ibu berada dalam kondisi tidak sehat. Seperti halnya
pemberian ASI merupakan kontraindikasi pada ibu yang menderita penyakit tuberkulosis aktif,
diabetes tidak stabil yang tergantung insulin, penyakit terminal atau berat ketergantungan obat dan
kelainan psikisatrik tertentu.

3. Puting yang retak-retak

Puting yang terasa nyeri dan mengalami retak-retak sehingga pemberian ASI menimbulkan
penderitaan bagi ibu. putng susu harus di inspeksi setiap hari dengan penerangan yng baik, untuk
memastikan bahwa puting tersebut benar-benar dalam keadaan sehat. Pada saat ditemukan tanda
pertama keretakan puting, atau jika ibu mengeluh nyeripada saat menyusui bayinya, dan bia
penyesuaian posisi bayi tidak mengurangi rasa nyeri tersebut, maka puting suu harus diistirahatkan
selama 24jam. ASI dapat perah dengan tangan dan pemberian ASI dilakukan dengan sendok.
7
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

Keretakan puting dapat terjadi akibat :

a.) Mulut bayi tidak menemel puting dengan benar, tetapi menggigit puting.

b.) Penghisapan puting terlalu kuat, bayi karena lapar.

c.) Penggunaan pompa payudara mungkin diakukan terlalu berlebihan.

4. Puting yang masuk kedalam

Jika puting datar atau masuk kedalam (inversi) tidak ditemukan selama kehamilan, laktasi
akan sulit dilakukan, khiususnya selama hari ketiga dan keempat ketika payudara yang mengalami
distensi menarik puting kedalam dan membuatnya lebih mendatar.

5. Pembengkakan payudara

Payudara menjadi penuh dan keras pada hari ketiga hingga kelima setelah ibu melahirkan
bayi. Hal ini terjadi akibat penggembungan pembuluh vena karena pasukan darah kedalam payudara
akan meningkat sebagai persiapan untuk dimulainya laktasi.

Payudara yang penuh akan membuat puting teregang dan menjadi datar, sehingga kadang-
kadang menyulitkan bayi untuk menghisap puting dengan mulutnya.

patofisioslogis

Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran ASI) akibat
stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan alveoli yang berlebihan dan
mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan, sehingga permeabilitas
jaringan ikat meningkat. Beberapa komponen (terutama protein kekebalan tubuh dan natrium) dari
plasma masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel sehingga memicu respons imun.
Stasis ASI, adanya respons inflamasi, dan kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi.

Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu melalui duktus laktiferus ke lobus sekresi,
melalui puting yang retak ke kelenjar limfe sekitar duktus (periduktal) atau melalui penyebaran
hematogen (pembuluh darah). Organisme yang paling sering adalah Staphylococcus aureus,
Escherecia coli dan Streptococcus. Kadangkadang ditemukan pula mastitis tuberkulosis yang
8
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

menyebabkan bayi dapat menderita tuberkulosa tonsil. Pada daerah endemis tuberkulosa kejadian
mastitis tuberkulosis mencapai 1%.

Factor resiko terjadinya mastitis

1. Terdapat riwayat mastitis pada anak sebelumnya.

2. Puting lecet. Puting lecet menyebabkan timbulnya rasa nyeri yang membuat kebanyakan
ibu menghindari pengosongan payudara secara sempurna.

3. Frekuensi menyusui yang jarang atau waktu menyusui yang pendek.

4. Biasanya mulai terjadi pada malam hari saat ibu tidak memberikan bayinya minum
sepanjang malam atau pada ibu yang menyusui dengan tergesa-gesa.

5. Pengosongan payudara yang tidak sempurna

6. Pelekatan bayi pada payudara yang kurang baik. Bayi yang hanya mengisap puting (tidak
termasuk areola) menyebabkan puting terhimpit diantara gusi atau bibir sehingga aliran ASI tidak
sempurna.

7. Ibu atau bayi sakit.

8. Frenulum pendek.

9. Produksi ASI yang terlalu banyak.

10. Berhenti menyusu secara cepat/ mendadak, misalnya saat bepergian.

11. Penekanan payudara misalnya oleh bra yang terlalu ketat atau sabuk pengaman pada
mobil.

12. Sumbatan pada saluran atau muara saluran oleh gumpalan ASI, jamur,serpihan kulit, dan
lain-lain.

13. Penggunaan krim pada puting.

14. Ibu stres atau kelelahan.

15. Ibu malnutrisi.

9
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

Gambaran klinis pada ibu

1. Gejala mastitis infektif

a. Lemah, mialgia, nyeri kepala seperti gejala flu dan ada juga yang di sertai takikardia

b. Demam suhu > 38,5 derajat celcius

c. Ada luka pada puting payudara

d. Kulit payudara kemerahan atau mengkilat

e. Terasa keras dan tegang

f. Payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan yang berbatas tegas

g. Peningkatan kadar natrium sehingga bayi tidak mau menyusu karena ASI yang terasa asin

2. Gejala mastitis non infektif

a. Adanya bercak panas/nyeri tekan yang akut

b. Bercak kecil keras yang nyeri tekan

c. Tidak ada demam dan ibu masih merasa naik-baik saja.

Pemeriksaan deteksi dini

Bila payudara penuh dan bengkak (engorgement), bayi biasanya menjadi sulit melekat
dengan baik, karena permukaan payudara menjadi sangat tegang. Ibu dibantu untuk mengeluarkan
sebagian ASI setiap 3-4 jam dengan cara memerah dengan tangan atau pompa ASI yang
direkomendasikan. Sebelum memerah ASI pijatan di leher dan punggung dapat merangsang
pengeluaran hormon oksitosin yang menyebabkan ASI mengalir dan rasa nyeri berkurang.
10
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

Teknik memerah dengan tangan yang benar perlu diperlihatkan dan diajarkan kepada ibu
agar perahan tersebut efektif.

ASI hasil perahan dapat diminumkan ke bayi dengan menggunakan cangkir atau sendok.
Pembengkakan payudara ini perlu segera ditangani untuk mencegah terjadinya feedback inhibitor of
lactin (FIL) yang menghambat penyaluran ASI.

Pengosongan yang tidak sempurna atau tertekannya duktus akibat pakaian yang ketat dapat
menyebabkan ASI terbendung. Ibu dianjurkan untuk segera memeriksa payudaranya bila teraba
benjolan, terasa nyeri dan kemerahan. Selain itu ibu juga perlu beristirahat, meningkatkan frekuensi
menyusui terutama pada sisi payudara yang bermasalah serta melakukan pijatan dan kompres
hangat di daerah benjolan.

Pada kasus puting lecet, bayi yang tidak tenang saat menetek, dan ibu-ibu yang merasa
ASInya kurang, perlu dibantu untuk mengatasi masalahnya. Pada peradangan puting dapat diterapi
dengan suatu bahan penyembuh luka seperti lanolin, yang segera meresap ke jaringan sebelum bayi
menyusu. Pada tahap awal pengobatan dapat dilakukan dengan mengoleskan ASI akhir (hind milk)
setelah menyusui pada puting dan areola dan dibiarkan mengering. Tidak ada bukti dari literatur
yang mendukung penggunaan bahan topikal lainnya.

Kelelahan sering menjadi pencetus terjadinya mastitis. Seorang tenaga kesehatan harus
selalu menganjurkan ibu menyusui cukup beristirahat dan juga mengingatkan anggota keluarga
lainnya bahwa seorang ibu menyusui membutuhkan lebih banyak bantuan.

Ibu harus senantiasa memperhatikan kebersihan tangannya karena Staphylococcus aureus


adalah kuman komensal yang paling banyak terdapat di rumah sakit maupun masyarakat. Penting
sekali untuk tenaga kesehatan rumah sakit, ibu yang baru pertama kali menyusui dan keluarganya
untuk mengetahui teknik mencuci tangan yang baik. Alat pompa ASI juga biasanya menjadi sumber
kontaminasi sehingga perlu dicuci dengan sabun dan air panas setelah digunakan.

11
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

TEST INFORMATIF

1. Mastitis adalah infeksi melalui luka pada …

a.Korpus

b.Areola

c.Papilla

d.Jaringan adiposa

e.Lobulus

2.Mastitis terdiri dari dua jenis yaitu…


a.Mastitis infektif dan Mastitis Nonfektif

b. Mastitis infeksi dan Mastitis Nonfeksi

c. Mastitis infeksi dan Mastitis Nonfektif

d. Mastitis infektip dan Mastitis Nonfeksi

e. Mastitis infektif dan Mastitis efektif

3. Berikut penyebab mastitis yaitu, kecuali …

a. Posisi yang salah saat memberikan ASI

b. Cemas saat memberikan ASI

c.Terjadi keretakan pada puting

d. Kondisi fisik ibu

e.Alkohol

12
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

4. Faktor resiko terjadinya Mastitis yaitu, kecuali…

a.Adanya Riwayat mastitis pada anak sebelumnya

b.Ibu sehat

c.Puting lecet

d. Waktu menyusui yang singkat

e.Ibu sakit

5. Faktor resiko lainnya yang menjadi timbulnya Mastitis yaitu, kecuali…


a.Penggunaan krim pada puting.
b. Ibu stres
c. Berhenti menyusui secara mendadak
d. Produksi ASI terlalu banyak
e.Ibu kelebihan berat badan

6. Gejala mastitis infektif yang benar adalah, kecuali…


a. Lemas
b. Mialgia
c. Nyeri kepala
d.Gejala flu
e. Kaki bengkak

7. Gejala mastitis non infektif yang benar adalah, kecuali…


a.Adanya bercak panas
b.Rasa nyeri timbul saat di tekan
c.Bercak kecil keras yang nyeri saat di tekan
d.Tidak ada demam
e. Pembengkakakn pada kaki ibu

8. Penyebab ASI terbendung yang benar adalah …


a. Ibu kekurangan gizi
b. Pengosongan secara sempurna
13
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

c. Tertekannya ductus akibat pakaian yang ketat


d. Ibu kelebihan gizi
e. Ibu stres

9. Penyebab lain munculnya mastitis yang benar adalah


a. Ibu kekurangan gizi
b. Kelelahan
c. Ibu kelebihan gizi
d. Ibu kelebihan tidur
e.Ibu stres

10. Mastitis sering terjadi pada ibu …


a. Ibu menyusui
b.Ibu hamil
c. Ibu muda
d. Ibu melahirkan
e. Ibu lanjut usia

14
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

Kunci jawaban

1.C
2.A
3.E
4.B
5.E
6.E
7.E
8.C
9.B
10.A

15
ASUHAN KEBIDANAN
MENYUSUI

DAFTAR PUSTAKA

Saryono, dkk. 2009. Perawatan Payudara. Yogyakarta: Muha Medika

Hellen, Farrer. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo

http://bidaniaku.wordpress.com/2013/05/14/mastitis/ di akses pada tanggal 11


Maret 2014 pukul 09.33

http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/mastitis-pencegahan-dan-
penanganan.html di akses pada tanggal 11 Maret pukul 10.18

16

Anda mungkin juga menyukai