Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 3

INFEKSI PAYUDARA
D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

1. ADE SOFIANITA
2. RANI RAHMADANI
3. SHELLA BACHRUDDIN

DOSEN PEMBIMBING
SRI RINTANI SIKUMBANG,SST.M.KES

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN


T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa, atas Berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Infeksi Payudara” . adalah
salah satu syarat untuk mengikuti Proses pembelajaran.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa, penulis dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasan nya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
yang membangun demi kesempurnaan dan kebaikan makalah ini sebagaimana mestinya.
Untuk itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan
trimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu SRI RINTANI SIKUMBANG,SST,M.KES
selaku pembimbing yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kesuksesan kita
bersama dan semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

Medan, Oktober , 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Tujuan......................................................................................................................1

1.3 Manfaat....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2

2.1 Pengertian................................................................................................................2

2.2 Penyebab infeksi payudara......................................................................................3

2.3 Bagaimana cara bakteri ini menyerang hingga menyebabkan mastitis?.................3

2.4 Gejala Infeksi Payudara...........................................................................................4

2.5 Diagnosis Infeksi Payudara.....................................................................................4

2.6 Pengobatan Infeksi Payudara...................................................................................5

2.7 Komplikasi Infeksi Payudara...................................................................................5

2.8 Pencegahan Infeksi Payudara..................................................................................6

BAB III CONTOH KASUS...................................................................................................7

BAB IV PENUTUP................................................................................................................8

4.1 KESIMPULAN........................................................................................................8

4.2 SARAN....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mastitis adalah infeksi peradangan pada payudara.terutama pada primipara yang biasanya
disebabkan oleh staphylococcus aureus. Infeksi ini terjadi melalui luka pada puting susu,
tetapi mungkin juga melalui peredaran darah (prawirohadjo 2001). Penyakit ini biasanya
menyertai laktasi, sehingga disebut juga sebagai mastitis laktasional atau mastitis peurpuralis.
Kadang – kadang keadaan ini dapat menjadi fatal apabila tidak diberi tindakan yang adekuat.

Mastitis biasanya hanya menyerang salah satu payudara saja, namun tidak menutup
kemungkinan terjadi pada kedua payudara. Mastitis menyebabkan penderitanya mengalami
kesulitan saat menyusui, sehingga kegiatan menyusui menjadi terhambat atau terhenti. Akan
tetapi, kegiatan menyusui sebaiknya tetap dilakukan karena hal ini tidak berbahaya untuk
bayi. Kandungan antibakteri dalam ASI membuat bayi terlindung dari infeksi, dan malah
mempercepat penyembuhan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:

a. Mengetahui definisi infeksi payudara


b. Mengetahui Penyebab infeksi payudara
c. Mengetahui Cara penyerangan bakteri
d. Mengetahui Gejala infeksi payudara
e. Mengetahui Diagnosis infeksi payudara
f. Mengetahui Pengobatan infeksi payudara
g. Mengetahui Komplikasi infeksi payudara
h. Mengetahui penanganan infeksi payudara

1.3 Manfaat
Manfaat makalah ini dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Bagi mahasiswa, hasil makalah diharapkan dapat memberikan pemahaman dan


pengertian terhadap pentingnya kesehatan dan dapat memberikan asuhan kebidanan yang
benar
b. Bagi penulis, makalah ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan wawasan,
pengetahuan dan pengalaman belajar yang terkait dengan masalah infeksi payudara

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Infeksi payudara atau mastitis didefenisikan sebagai peradangan payudara. Matitis adalah
infeksi yang terjadi pada jaringan payudara. Kondisi ini umumnya menyerang ibu menyusui,
terutama pada 12 minggu pertama setelah persalinan. Infeksi payudara juga dapat dialami
oleh wanita yang sedang tidak menyusui, walaupun jarang terjadi.

Mastitis biasanya hanya menyerang salah satu payudara saja, namun tidak menutup
kemungkinan terjadi pada kedua payudara. Mastitis menyebabkan penderitanya mengalami
kesulitan saat menyusui, sehingga kegiatan menyusui menjadi terhambat atau terhenti. Akan
tetapi, kegiatan menyusui sebaiknya tetap dilakukan karena hal ini tidak berbahaya untuk
bayi. Kandungan antibakteri dalam ASI membuat bayi terlindung dari infeksi, dan malah
mempercepat penyembuhan.

Menurut data yang diperoleh dari WHO, sekitar 10% dari wanita menyusui mengalami
mastitis. Mastitis biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan atau pada
saat menyapih.

Mastitis ini disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam jaringan payudara sehingga
menimbulkan payudara membengkak ataupun infeksi dalam skala yang bervariasi dari ringan
hingga amat berat.

2.2 Penyebab infeksi payudara


Pada ibu menyusui, infeksi payudara disebabkan oleh penumpukan ASI di kelenjar
payudara. Penumpukan ini menyebabkan penyumbatan saluran air susu, sehingga
2
menghasilkan tekanan yang cukup kuat dan menyebabkan ASI merembes ke jaringan di
sekitar payudara. Kandungan protein dalam ASI dianggap tubuh sebagai benda asing dan
sistem kekebalan tubuh akan bereaksi untuk melawannya. Kondisi ini akan menyebabkan
peradangan payudara.

Penyumbatan saluran ASI dapat dipicu oleh beberapa hal, yaitu:

 Payudara bengkak yang tidak disusui dengan adekuat, akhirnya terjadi mastitis
 Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak
 Hanya menggunakan satu payudara untuk menyusui.
 Bra yang terlalu ketat mengakibatkan payudara bengkak dan terasa sakit.

Selain penyumbatan saluran air susu, infeksi payudara pada ibu menyusui juga
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus agalactiae. Bakteri ini
berasal dari permukaan kulit atau mulut bayi yang masuk ke dalam saluran susu, melalui
celah pada puting payudara atau pembukaan saluran air susu. Bakteri juga dapat berasal dari
air susu yang tidak dikeluarkan hingga habis.

Pada wanita yang tidak sedang menyusui, infeksi payudara bisa disebabkan oleh beberapa
hal, seperti:

 Cedera pada payudara.


 Sistem kekebalan tubuh rendah, termasuk wanita yang pernah menjalani pengobatan
tumor dengan radioterapi.
 Tindikan pada payudara.
 Terlalu lelah atau stres.

2.3 Bagaimana cara bakteri ini menyerang hingga menyebabkan mastitis?


1. Celah luka di daerah puting
Bakteri ini masuk melalui celah luka yang biasanya disebabkan oleh kuatnya daya hisap
bayi pada permukaan aerola (puting) kemudian berkembang biak dan menyebabkan
infeksi.
2. Bersentuhan dengan benda yang mengandung bakteri

3
Payudara tersentuh oleh benda yang mengandung bakteri atau mulut bayi yang
mengandung bakteri hingga masuk melalui saluran air susu dan berkembang biak di
dalam payudara.
3. Pengulangan dari infeksi
Sebelumnya Pernah mengalami mastitis pada periode menyusui sebelumnya? Penyakit
ini bersifat mengulang.
4. Anemia
Memiliki penyakit anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh ibu menyusui dalam
menghadapi bakteri.
5. Saluran ASI tersumbat
Pemberian ASI tidak maksimal sehingga terjadi pembengkakkan akibat saluran ASI
tersumbat. Kondisi ini rentan terhadap serangan bakteri.

2.4 Gejala Infeksi Payudara


Gejala utama infeksi payudara adalah payudara membengkak, berwarna kemerahan, terasa
hangat, dan menimbulkan rasa nyeri ketika disentuh. Gejala lainnya adalah:

 Demam.
 Menggigil.
 Tubuh terasa lelah dan lemas.
 Mual dan muntah.
 Keluar cairan yang mengandung nanah.
 Muncul benjolan pada payudara.
 Pembesaran kelenjar getah bening di area ketiak atau leher.

2.5 Diagnosis Infeksi Payudara


Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan melakukan menanyakan riwayat kesehatan
terkait gejala yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan untuk
mendeteksi adanya benjolan di payudara. Untuk ibu menyusui, dokter akan melakukan
pemeriksaan terhadap sampel ASI di laboratorium guna mendeteksi keberadaan bakteri
penyebab infeksi dan menentukan jenis antibiotik yang cocok bagi penderita.

Dokter juga akan menganjurkan pasien, baik yang sedang menyusui maupun tidak, untuk
menjalani pemeriksaan lainnya bila ada kecurigaan ke penyakit lain. Di antaranya:

4
 USG payudara, untuk mendeteksi dan memeriksa benjolan atau tumor pada
payudara.
 Mammografi, untuk mendeteksi tanda-tanda kanker payudara yang dapat disebabkan
oleh infeksi payudara.
 Biopsi payudara, yaitu pemeriksaan laboratorium terhadap sampel jaringan payudara
untuk mendeteksi kemungkinan adanya sel kanker.
 MRI, untuk mendapatkan gambaran kondisi payudara secara lebih detail dan
mendeteksi tumor atau tanda kanker payudara.

2.6 Pengobatan Infeksi Payudara


Penanganan utama untuk infeksi payudara adalah pemberian obat antibiotik. Antibiotik
digunakan selama 10-14 hari sesuai petunjuk dokter. Biasanya keluhan akan membaik dalam
waktu 2-3 hari sejak awal pengobatan. Meski demikian, antibiotik sebaiknya tetap
dikonsumsi hingga periode pengobatan berakhir agar infeksi tidak muncul kembali.

Selain penanganan terhadap infeksi, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan di
rumah untuk meredakan gejala yang dialami, yaitu:

 Berikan kompres hangat pada area payudara yang mengalami infeksi untuk
meredakan rasa nyeri. Lakukan selama 15 menit, 4 kali sehari.
 Konsumsi obat pereda nyeri, seperti iburofen dan paracetamol, sebagai langkah lain
meredakan nyeri.
 Perbanyak istirahat.
 Hindari mengenakan pakaian yang terlalu ketat, termasuk bra, hingga gejala infeksi
menurun.
 Lakukan aktivitas menyusui secara teratur untuk meredakan infeksi.

Konsultasi dengan dokter anak juga penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang teknik dan posisi menyusui yang baik, guna mencegah infeksi kembali terjadi.

2.7 Komplikasi Infeksi Payudara


Ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat infeksi payudara, yaitu:
 Abses payudara, yaitu munculnya nanah di payudara dan terasa nyeri. Tindakan
operasi kecil diperlukan untuk mengeluarkan nanah dari dalam payudara.

5
 Infeksi jamur. Penggunaan antibiotik untuk mengobati infeksi payudara dapat
menyebabkan pertumbuhan jamur secara berlebih dalam tubuh. Kondisi ini dapat
menyebabkan puting berwarna merah serta payudara terasa nyeri dan panas. Bercak
putih atau kemerahan juga dapat ditemukan di mulut bayi. Jika ditemukan gejala-
gejala tersebut, dokter akan memberikan obat antijamur sebagai langkah pengobatan.

2.8 Pencegahan Infeksi Payudara


Ada beberapa tindakan perawatan payudara yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi
payudara, yaitu:
 Bersihkan payudara dengan handuk hangat untuk meningkatkan aliran ASI.
 Gunakan teknik atau posisi yang berbeda ketika menyusui.
 Gunakan payudara secara bergantian ketika sedang menyusui.
 Kosongkan payudara sepenuhnya ketika sedang menyusui untuk mencegah
pembengkakan dan penyumbatan saluran ASI. Jika bayi sudah berhenti menyusu dan
payudara belum sepenuhnya kosong, gunakanlah alat pompa ASI untuk memompa
ASI dan mengosongkan payudara.
 Hindari penggunaan sabun ketika membersihkan puting.
 Pijat payudara secara teratur untuk memperlancar saluran ASI.
 Perbanyak konsumsi cairan untuk mencegah dehidrasi.
 Hindari penggunaan bra yang terlalu ketat.
 Hindari menindik puting payudara karena dapat meningkatkan risiko infeksi.

6
BAB III
CONTOH KASUS
Seorang ibu, 24 tahun, P1Ab0, datang ke puskesmas dengan keluhan demam. Demam
dialami ibu sejak 5 hari yang lalu, setelah melahirkan 3 minggu yang lalu. Riwayat
persalinan, bayi lahir normal, 3400 gr, segera mengangis dan tidak dijumpai komplikasi
persalinan pada ibu. Keluhan ini disertai dengan nyeri pada payudara kanan, nyeri perut
bawah (-), keputihan (-). Pada pemeriksaan tanda vital, tampak ibu lemah, TD 110/80 mmHg,
N 88 x/mnt, P 24 x/mnt dan t 38,5 OC. Pemerikaan payudara tampak payudara kanan merah,
bengkak, tegang dan nyeri tekan.

7
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Matitis merupakan proses peradangan payudara yang mungkin disertai infeksi. Sebagian
besar mastitis terjadi dalam 6 minggu pertama setelah bayi lahir. Diagnosis mastitis
ditegakkan apabila ditemukan gejala demam, menggigil, nyeri payudara, tegang, panas, dan
bengkak. Beberapa faktor risiko utama timbulnya mastitis adalah puting lecet, frekuensi
menyusui yang jarang dan pelekatan bayi yang kurang baik. Melancarkan aliran ASI
merupakan hal yang paling penting dalam tata laksana mastitis. Selain itu ibu harus banyak
istirahat, banyak minum, mengkonsumsi nutrisi yang seimbang dan apabila perlu
mendapatkan terapi medikasi analgesik dan antibiotik. Infeksi payudara atau mastitis perlu
diperhatikan oleh ibu ibu yang baru melahirkan. Infeksi ini biasanya terjadi disebabkan
adanya bakteri yang hidup dipermukaan payudara. Berbagai macam faktor seperti kelelahan,
stres, dan bra yang ketat dapat menyebabkan penyumbatan saluran air susu dari payudara
yang nyeri dan jika tidak dilakukan pengobatan maka akan menjadi abses.

4.2 SARAN
Diharapkan kepada seluruh masyarakat, khususnya bagi wanita untuk selalu menjaga
kesehatan payudaranya agar tidak berpotensi terkena mastitis. Namun, banyak hal yang dapat
dilakukan untuk mengurangi resiko mastitis yaitu dengan cara tidak mengenakna bra yang
terlalu ketat yang dapat menghambat aliran air susu, menyusu sesering banyi
menginginkannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohadjo,S.2001. Pelayanan Kesehatan Martenal dan Neonatal. Jakarta: YBP


2. Djamudin,syahrul.2009. Askeb Nifas Pada Ibu Dengan Infeksi Payudara.[serial online].
http://healthcyaus.com/ (4 februari 2014)

Anda mungkin juga menyukai