Anda di halaman 1dari 5

kerosene

Definisi Kerosene

Kerosene atau minyak tanah (Eko Budiono.1995) adalah fraksi yang dihasilkan

dari proses pengolahan minyak bumi baik secara fisika maupun secara kimia. Kerosene

digunakan untuk lampu dan bahan bakar rumah tangga.

Dalam penggunaanya,(Irwansyah.1995) kerosene harus memiliki persyaratan,

seperti density rendah, flash point yang lebih tinggi dari pada gasoline, warna yang

stabil, bebas bau, bebas dari aromate yang dapat terbakar yang menghasilkan nyala

yang berjelaga, kandungan sulfur rendah, dan mempunyai sifat-sifat lain yang dapat

terbakar oleh lampu. Kerosene mempunyai titik didih 175  – 275 oC (350  – 525 0F)

dengan density 15 0C sekitar 795 kg/m 3 serta mempunyai flash point abel 39 0C -43 0C

Komposisi Kerosene

A. Komponen Hidrokarbon

Kerosene (Eko Budiono.1995) adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan

mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada

1500C dan 275 0C (rantai karbon dari C 12 sampai C15). Komposisi utama kerosin adalah

paraffin, cycloalkanes (naphtha) serta senyawa aromatik.

Parafin adalah komposisi terbesar. Kerosin tersusun sekurang-kurangnya atas 12

karbon tiap molekul. Unsur pokok kerosin terutama sebagai hidrokarbon jenuh yang

terdiri atas tetrahidronaftalin dan disikloparafin.Sifat dari parafin adalah tingkat

kestabilan yang tinggi pada suhu kamar tidak dapat bereaksi dengan asam sulfat, alkali
pekat, asam nitrat bahkan asam kromat yang sangat oksidatif, kecuali yang

mengandung atom karbon tersier.

Hidrokarbon lain seperti aromatik dan cincin –cincin sikloparafin (hidrokarbon

naphtan). Pada hidrokarbon aromatik bersifat dapat dioksidasi dan membentuk asam

organik. Ada juga diaromatik (cincin aromatik yang terkondensasi), seperti pada

naftalin. Dan senyawaan dua cincin yang terisolasi dan sangat sedikit seperti pada

bifenil. (PT.Pertamina.2008. Kimia Minyak Bumi dan HC.Plaju:Refinery Unit III)

B. Komponen Non Hidrokarbon

Selain komponen hidrokarbon yang terdapat dalam kerosene, juga terdapat

komponen non hidrokarbon yang dapat menurunkan kualitas dari minyak. Sejumlah

kecil senyawaan hidrokarbon tersebut diantaranya adalah senyawa-senyawa

sulfur/balerang, nitrogen, garam-garam anorganik.

Sulfur merupakan senyawa kompleks yang tidak stabil terhadap suhu dan dalam

minyak umumnya sangat kerosif dan berbau. Beberapa jenis senyawaan sulfur yang

terdapat dalam minyak diantaranya adalah :

· Hidrogen Sulfida

· Merkaptan

· Alkil Sulfat

Senyawa nitrogen relatif stabil terhadap pengaruh panas sehingga sedikit sekali

ditemukan pada minyak hasil dari distilasi namun sangat berpengaruh terhadap mutu

produk seperti mestabilan warna produk. Beberapa senyawaan nitrogen diantaranya

adalah:
· Pyridine

· Quinoline

· Isoquinoline

Umumnya air yang terkandung didalam minyak mengandung senyawaan logam

berupa garam-garam anorganik yang terlarut, yang terdiri dari garam-garam klorida dan

sulfat dari K, Na, Mg dan Ca. Pengendapan garam-garam tersebut dapat menyebabkan

tertsumbatnya alat-alat penukar panas pada heat exchanger dan kondensor.

(PT.Pertamina.2008. Kimia Minyak Bumi dan HC.Plaju:Refinery Unit III)

Karakter Kerosene

Sifat-sifat kerosene sebagai bahan bakar (K. Mudjiraharjo.2001) adalah :

Sifat Umum

Sifat umum bahan bakar kerosene sangat erat hubungannya dengan

pemuatan,kontaminasi,material balence dan traksaksi jual beli.

Sifat umum pada kerosene dapat ditunjukkan pada pengujian :

o
- Specific gravity 60 / 60 F,ASTM D  –  1298

o
- Density 15 C ASTM D  –  1298

Sifat Mutu Pembakaran

Sifat mutu pembakaran artinya kerosene sebagai bahan bakar harus dapat memberikan

nyala api yang baik, tidak berasap dan menghasilkan panas yang tinggi. Terutama dalam

pembakaran dengan sumbu, kerosene harus member api yang baik dan tidak memberi asap.
Sebenarnya asap merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dan terdiri dari butiran-

butiran arang yang halus. Dengan demikian kerosene tidak boleh mengandung bahan yang sulit

terbakar sempurna. Dalam hal ini hidrokarbon aromatik harus tidak banyak terkandung dalam

kerosene.

Sifat mutu kerosene sesuai dengan spesifikasinya ditunjukkan dengan pengujian :

- Smoke Point ASTM D-1322

- Char value (angka kerak) IP-10

Sifat Penguapan

Dalam penggunaannya, diharapkan bahwa kerosene akan teruapkan sempurna, tidak 

meninggalkan residu setelah pembakaran selesai, mudah mengalir lewat sumbu, mudah menyala

pada suhu rendah/dingin. Terbentuknya residu setelah pembakaran selesai akan menimbulkan

kebuntuan saluran bahan bakar. Bila tingkat penguapannya rendah, ini menunjukkan bahwa

didalam kerosene terdapat fraksi yang lebih berat.

Sifat penguapan kerosene sesuai dengan spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :

- Distilasi, ASTM D-86

- Flash Point, IP-170

Sifat Perkaratan

Kerosene sebagai bahan bakar harus tidak bersifat korosif. Unsur-unsur dalam kerosene

sebagai pennyebab yang bersifat korosif adalah sulfur, dapat berupa hydrogen sulfida, merkaptan

dan tiofena. Kandungan sulfur dalam kerosene dapat menurunkan nilai panas pembakaran.

Sifat perkaratan kerosene ditunjukkan dengan pengujian


o
2. Minyak Kelas B : mempunyai flash point 73-150 C

o
3. Minyak Kelas C : mempunyai flash point >150 C

Anda mungkin juga menyukai