SKRIPSI :
0432950420001
JURUSAN KEPERAWATAN
SKRIPSI :
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
0432950420001
JURUSAN KEPERAWATAN
2
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan Hormat:
NIM : 0432950420001
Yang Dirawat Di Ruang ICU Di Primaya Hospital Bekasi Timur adalah hasil
karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
Materai 10.000
3
LEMBAR PENGESAHAN
4
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi ini telah disetujui untuk diuji sidangkan dihadapan Penguji Sidang Skripsi
Bani Saleh.
Pembimbing I
Pembimbing II
KATA PENGANTAR
5
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena atas
berkat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Gambaran Kecemasan Pada Keluarga Pasien Yang Dirawat Diruang ICU Primaya
Hospital Bekasi Timur. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan
berbagai pihak, penyusunan skripsi ini terasa sangat sulit. Oleh karena itu, saya
Bekasi
6
7. Seluruh dosen dan staff Prodi Keperawatan STIKes Bani Saleh yang telah
10. Orang Tua yang selalu mendoakan penulis dalam menyusun skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih
atas bantuan, nasihat serta dukungannya dalam penyusunan skripsi ini. Semoga
segala kebaikan yang diberikan oleh semua pihak yang telah membantu
baik isi maupun susunannya. Oleh karean itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis serta
VitaYuanita Fitria
7
Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh, saya yang
bertanda tangan dibawah ini:
(Terlampir)
8
ABSTRAK
9
SKRIPSI, 2021
VITA YUANITA FITRIA
Keluarga pasien unit perawatan intensif sering mengalami kecemasan karena rata-
rata kematian yang tinggi dari pasien dalam perawatan intensif. Dampak dari
kecemasan keluarga dapat menimbulkan ketidakmampuan keluarga dalam
mengambil keputusan sehingga menghambat pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat
kecemasan keluarga pada pasien yang dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU)
di RS Primaya Bekasi Timur. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sample 73 orang yang diambil
cara metode kuisioner. Pengumpulan data dilakukan dilakukan dalam kurun
waktu 3 bulan, yaitu dari bulan Agutus - Oktober 2021 di RS Primaya Bekasi
Timur, dengan menggunakan instrumen HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden tidak mengalami cemas (33,0%),
responden mengalami kecemasan ringan (46,6%), responden mengalami
kecemasan sedang (12,4%), dan sebagian kecil responden mengalami kecemasan
berat (4,1%). Simpulan bahwa cemas ringan lebih banyak dialami oleh responden
sehingga disarankan bagi perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan pada keluarga pasien dengan,memberikan dukungan psikologis
keluarga dan membantu keluarga dalam pengambilan keputusan, demi
mengurangi tingkat kecemasan keluarga.
Kata Kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga
ABSTRACT
10
Mini Thesis, 2021
VITA YUANITA FITRIA
DESCRIPTION OF ANXIETY IN THE FAMILY OF PATIENTS THAT WAS TAKEN IN ICU
ROOM PRIMAYA PRIVATE HOSPITAL BEKASI TIMUR
Family members of intensive care unit patients often experience anxiety because
of the high mortality rate of patients in intensive care. The impact of family
anxiety can lead to the family's inability to make decisions, thus hampering the
provision of nursing care to patients. The purpose of this study was to describe the
level of family anxiety in patients treated in the Intensive Care Unit (ICU) at
Primaya Hospital, East Bekasi. This study uses a descriptive design, the type of
research used in this study is descriptive with a cross sectional approach with a
sample of 73 people taken by non-probability sampling method. Data collection
was carried out within a period of 3 months, i.e. from month to month
August-October 2021 at Primaya Hospital, East Bekasi, using the HARS
(Hamilton Anxiety Rating Scale) instrument. The results showed that a small
proportion of respondents did not experience anxiety (33.0%), almost half of
respondents experienced mild anxiety (46.6%), more than half of respondents
experienced moderate anxiety (12.4%), and a small proportion of respondents
experienced anxiety. weight (4.1%). The conclusion is that mild anxiety is more
experienced by respondents, so it is recommended for nurses to improve the
quality of nursing services to patients' families by making anxiety interventions
such as assessing the anxiety felt by the family, providing family psychological
support and helping families in decision making, in order to reduce the level of
family anxiety.
11
LEMBAR PENGESAHAN …….……………………………………….. iv
ABSTRAK ………………………………………………...................….… x
ABSTRACT …………………………......………………...................…… xi
1. PENDAHULUAN ……………………………………………...…. 1
12
3.1 Desain Penelitian …..…………………………….....………….............. 28
5. PEMBAHASAN ……………………………………...…………… 43
Lampiran
13
DAFTAR GAMBAR
xiv
1 BAB I
2 PENDAHULUAN
Intensive Care Unit (ICU) merupakan unit di rumah sakit yang berfungsi
untuk perawatan pasien kritis, gawat, atau klien yang mempunyai resiko tinggi
kegawatan, penyakit akut, cedera atau penyakit yang mengancam nyawa atau
kembali). (Khusnuriyati, 2013).. Suasana yang serba cepat dan aktivitas ICU yang
pasien, perawat serta staf ICU yang lainnya sehingga keadaan pasien tidak mudah
terisolasi, takut akan kematian atau kecacatan pada tubuh pasien karena terpisah
secara fisik dengan pasien. Ditambah lagi dengan jam besuk yang dibatasi, tarif
ICU yang mahal, dan masalah keuangan yang belum tentu memadai. Keadaan
2013).
transisi non elektif memunculkan ketidakpastian bagi pasien serta keluarga pasien.
1
penyakit kritis, namun mengatasi kebutuhan psikologis keluarga pasien pada awal
penyakit kritis juga harus diperhatikan (Ronald & Sara, 2010). ICU untuk
peraturan kunjungan ke pasien dibatasi dan berbeda dengan unit lain sehingga
setelah anggota keluarganya dirawat di ruang ICU menurut McAdam dan Puntillo
dalam Bailey (2009). Kecemasan terjadi sebagai proses respon emosional ketika
pasien atau keluarga merasakan ketakutan, kemudian akan diikuti oleh beberapa
(Pratiwi & Dewi, 2016). Keadaan penyakit kritis menghadapkan keluarga pasien
mempengaruhi lebih dari setengah dari anggota keluarga terkena penyakit kritis
pasien. Proporsi anggota keluarga mengalami tekanan psikologis yang berat dari
penyakit kritis akan terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya angka pasien
yang dirawat di unit perawatan intensif untuk penggunaan alat bantu nafas yang
berkepanjangan (Ronald & Sara, 2010). Beberapa faktor yang berhubungan stres
psikologi tidak hanya pada pasien namun berdampak pada keluarga. Beban
penyakit kritis dapat berdampak pada kecemasan. Anggota keluarga pasien sakit
kritis mengalami tingkat kecemasan tinggi situasional dan stress ketika orang-
2
orang tercinta yang dirawat di ICU. Perasaan takut dan tidak menentu sebagai
sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang dan
yang tinggi, hal ini dapat berdampak pada kecemasan. Anggota keluarga pasien
sakit kritis mengalami tingkat kecemasan tinggi situasional dan stress ketika
orangorang tercinta yang dirawat di ruang rawat intensive (ICU). Beberapa faktor
menderita gangguan emosional selama tinggal di ICU dan setelah keluar ICU.
Kecemasan, depresi dan gangguan stress paska trauma lebih tinggi pada anggota
keluarga dari pada pasien, selanjutnya gejala-gejala ini pada anggota keluarga
bertahan tiga bulan, sementara menurun pada pasien. Selamat dari Unit Perawatan
Intensif mungkin mengalami tekanan psikologis untuk waktu yang lama, biasanya
pasien dan anggota keluarga menderita gejala kecemasan, depresi dan stres paska
3
Hadir dengan kritis, kondisi tidak stabil pasien membutuhkan perawatan
intensif sering didahulukan dari pada gejolak psikologis yang dialami keluarga
mereka. Mengatasi masalah psikologis ini tetap merupakan bagian integral dari
ICU. Dengan demikian merupakan tanggung jawab penting dari perawat adalah
menjadi dua meliputi faktor internal (jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan
Sadock, 2010).
Bekasi Timur selama 3 bulan yaitu tanggal 1 Februari sampai 30 April 2021
terdapat 20 pasien dengan akut miokard infark. Hasil wawancara dengan keluarga
dengan sulit tidur, mudah menangis dan gelisah. Banyak keluarga mengalami
4
kecemasan saat dipanggil oleh perawat ICU karena jam kunjung pasien dibatasi
dan tidak boleh ditunggu. Keluarga berprasangka buruk tentang kondisi medis
pasien jika dipanggil oleh perawat mereka beranggapan bahwa keluarganya kritis.
Disini peran perawat ICU sangat berperan penting dalam komunikasi. Keluarga
merasa mendapat akses informasi sangat kurang karena waktu awal masuk rumah
sakit dan waktu visit dokter dijelaskan. Keluarga pasien mengeluh saat menunggu
pasien merasa kurang nyaman karena tempat tunggu tidak ada fasilitas hiburan
tentang gambaran kecemasan pada keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU
Dari latar belakang dan alasan pemilihan judul tersebut di atas, maka
keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU Primaya Hospital Bekasi Timur?”
1.3 Tujuan
5
1.3.2.2. Diketahui kecemasan keluarga pasien berdasarkan karakteristik
Hasil penelitian dapat dijadikan Sebagai sumber bacaan atau referensi dalam
proses kegiatan belajar mengajar dan bahan pustaka tentang gambaran kecemasan
pada pasien dan keluarga dalam gambaran di ruang ICU dan wawasan penulis
6
BAB II
3 TINJAUAN PUSTAKA
Kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas yang disertai dengan
kecemasan merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya rasa
dalam realita, kepribadian masih tetap utuh, perilaku terganggu tetapi masih
dalam batas normal (Stuart, 2016). Kecemasan adanya rasa takut akan terjadi
sesuatu yang disebabkan karena adanya antisipasi bahaya yang merupakan sinyal
2018). Kecemasan berbeda dari rasa takut, karakteristik rasa takut adalah adanya
objek/sumber yang spesifik dan dapat diidentifikasi serta dapat dijelaskan oleh
sama pada beberapa situasi dan hubungan interpersonal. (Suliswati, 20015). Jadi
yang tidak jelas yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan merasa
7
2.1.2.1 Kecemasan ringan
dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan, individu yang akan melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, dan individu yang tiba-tiba dikejar anjing
menggonggong.
suami istri yang menghadapi kelahiran bayi pertama yang mengalami resiko
berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta
tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Contohnya
individu yang mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintai karena
8
2.1.2.4 Panik
melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi
pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat,
1) Kecemasan realistik
Yaitu ketakutan terhadap bahaya atau ancaman nyata yang ada dilingkungan
2) Kecemasan neorotik
dengan hukuman atau ancaman dari orang tua maupun orang lain yang otoritas
3) Kecemasan moral
9
2) Ketegangan meliputi ; lesu, tidak bisa istirahat dengan tenang, rasa
dan gelisah.
4) Gangguan tidur yaitu sering terbangun tengah malam, tidak bisa tidur
merah.
11) Gejala gastro intestinal meliputi: rasa terbakar diperut, mual, perut
12) Gejala urogenital meliputi: sering buang air kecil, tidak datang
10
14) Tingkah laku meliputi gemetar, kulit kering, napas pendek dan cepat,
Rating Scale For Anxiety ( HRS-A) terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-
1 : gejala ringan
2 : gejala sedang
3 : gejala berat
benzodiazepim, obat ini tidak boleh digunakan dalam waktu lama karena bisa
meyebabkan ketergantungan.
11
menyebabkan pelepasan endokrin akan menghambat stimulus cemas yang
khawatir, takut dan ragu yang berlebihan dan merasa dirinya 10 tidak mampu, dan
tidak percaya diri dan itupun merasa suatu ancaman bagi mereka.
Gejala yang dapat dirasakan lansung seperti sakit kepala, sesak nafas,
tremor, detak jantung yang cepat, sakit perut, dan ketegangan otot.
1) Physical symtom atau reaksi fisik yang terjadi pada orang cemas misalnya
berdebardebar, pusing.
12
2) Thought, yaitu pemikiran yang negatif dan irasional individu berupa
perasaan tidak siap, tidak mampu, merasa tidak memiliki ke ahlian, dan
positif
terganggu dan tidak nyaman seperti sakit kepala, mual, keringat dingin,
memikirkan pekerjaan.
dua yaitu:
1) Teori Psikoanalitik
naluri dan impuls primitive seseorang, sedangkan Ego mencerminkan hati nurani
13
kecemasan dalam ego adalah mengingatkan ego bahwa adanya bahaya yang akan
2) Teori Interpersonal
menimbulkan kecemasan. Individu dengan harga diri yang rendah akan mudah
mengalami kecemasan.
3) Teori perilaku
spesifik, pola berpikir yang salah, atau tidak produktif dapat menyebabkan
adanya bahaya dalam situasi tertentu dan menilai rendah kemampuan dirinya
4) Teori biologis
dalam mekanisme biologis yang berkaitan dengan kecemasan. Gangguan fisik dan
dari kecemasan.
14
2.1.5.2 Faktor presipitasi
kecelakaan.
1) Usia
Gangguan kecemasan lebih mudah dialami oleh seseorang yang mempunyai usia
lebih muda dibandingkan individu dengan usia yang lebih tua (Kaplan &
Sadock, 2010).
2) Stressor
15
3) Lingkungan Individu yang berada di lingkungan asing lebih mudah
4) Jenis kelamin
tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan
5) Pendidikan
16
2.1.6. Alat Ukur Tingkat Kecemasan
HAM-A atau HARS merupakan salah satu skala penilaian pertama yang
dikembangkan untuk mengukur tingkat gejala kecemasan. Skala ini terdiri dari 14
item, meliputi gejala dan mengukur tingkat kecemasan psikis (agitasi mental dan
tekanan psikologis) dan kecemasan somatik (Hamilton, 1959) terdiri dari suasana
sakit kepala, tegang), dan perilaku yang diamati saat wawancara (Thompson,
2015).
dengan rincian :
17
15 - 20 : ringan
21- 27 : sedang
28 - 41 : berat
42 - 56 : panik
Unit rawat intensif merupakan area khusus pada sebuah rumah sakit dimana
pasien yang mengalami sakit kritis atau cidera memperoleh pelayanan medis, dan
mendefinisikan Intensive Care Unit ( ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit
yang mandiri dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus pula yang
ditujukan untuk obervasi, perawatan, dan terapi pasien- pasien yang menderita
penyakit, cidera atau penyulit- penyulit yang mengancam nyawa atau potensial
yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim.
18
2.2.2. Jenis Pasien di ICU
Adapun pasien yang layak dirawat di ICU antara lain (Kemenkes RI, 2011):
1) Pasien yang memerlukan intervensi medis segera oleh tim intensive care;
1) Etika kedokteran
intervensi medis segera oleh tim intensive care, pasien yang memerlukan
19
metode terapi titrasi, dan pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan
fisiologis.
3) kerjasama multidisipliner
bekerja sama di dalam tim yang dipimpin oleh seorang dokter intensivis
Brain (fungsi otak) dan fungsi organ loain, dilanjutkan dengan diagnosis dan
terapi definitif.
Dimana setiap tim multidisiplin harus bekerja dengan melihat kondisi pasien
evaluasi pasien sesuai bidangnya dan member pandangan atau usulan terapi
20
6) Asas prioritas
jumlah tempat tidur ICU, maka berlaku asas prioritas dan indikasi masuk.
7) Sistem manajemen
mutu pelayanan di rruang ICU yang memerlukan tim kendali mutu yang
memberi masukan dan bekerja sama dengan staf structural ICU untuk selalu
8) Kemitraan profesi
juga antar profesi seperti profesi medic, profesi perawat dan profesi lain.
Agar dicapai hasil optimal maka perlu peningkatan mutu SDM (Sumber
pela
Dimana unit pelayanan di ruang ICU mempunyai biaya dan teknologi yang
tinggi, multi disiplin dan multi profesi, jadi harus berdasarkan asas
21
10) Kontinuitas pelayanan yang ditujukan untuk efektifitas
Fungsi utama HCU adalah menjadi unit perawatan dari bangsal rawat dan
ruang ICU. Di HCU tidak diperlukan peralatan canggih seperti ICU tetapi
ICU level I maka perawatnya adalah perawat terlatih yang bersertifikat bantuan
hidup dasar dan bantuan lanjut, untuk ICU level II diperlukan minimal 50% dari
jumlah seluruh perawat di ICU merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU,
dan untuk ICU level III diperlukan 75% dari jumlah seluruh perawat di ICU
pertalian darah, adopsi, atau perkawinan (Setiadi. 2008). Keluarga, adalah unit
22
terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri dan anaknya atau ayah dan
dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpaanak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah
keluarga belajar disiplin, belajar norma, budaya dan perilaku melalui hubungan
manusia.
23
2.3.2.4 Fungsi ekonomi
masalah keessehatan.
kesehatan.
24
Gejala (Purnamarini, Setiawan
Faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan Kondisi pasien di & Hidayat, 2016)
(Stuart, 2013) ruang perawatan a. Komponen kognitif
ICU b. Komponen fisik/ sensasi
Prediposisi Presipitasi
a. Teori psikoanalitik a. Eksternal fisiologis
b. Teori interpersonal - Ancaman fisik c. Komponen perilaku
c. Teori perilaku - Ancaman sistem
2.4. Kerangka Teori Penelitian
Tata Laksana
a. Farmakologi
b. Non-farmakologi
25
26
hubungan antara kaitan konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara
variable yang satu dengan lainnya yang akan diamati atau diukur melalui
Tingkat kecemasan
-Tidak ada kecemasan
Pasien Di Ruang ICU -Cemas Ringan
-Cemas Sedang
-Cemas Berat
2.6. Definisi Operasional
No
Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Standar
.
1. Usia Usia Melakukan Usia Nominal
berdasarkan wawancara diklasifikasikan
DEPKES RI dan melihat menjadi:
(2009) adalah KTP atau
1. Remaja: 12 –
satuan waktu identitas
25 tahun
yang mengukur responden.
waktu 2. Dewasa: 26 –
keberadaan 45 tahun
27
responden.
28
pasien dengan pasien dengan 2. Suami/ Istri
yang disatukan responden. 3. Saudara
dengan ikatan Kandung
perkawinan, 4. Lain nya
kelahiran, (Paman, Bibi)
adopsi, dan
boleh jadi tidak
diikat oleh
hubungan
darah.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
(Moleong, 2014:71).
terhadap data variabel hanya satu kali saja dalam satu waktu (dalam waktu
3.3.1. Populasi
30
31
adalah semua keluarga pasien yang dihitung dari jumlah pasien yang
sebanyak 78 orang.
3.3.2. Sampel
sampel tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dalam hal ini adalah
(Notoatmojo, 2012).
rawat di ICU.
Keterangan
N : ukuran populasi.
78
n= 2
1+78(0,05)
78
n=
1+0,195
78
n=
1,195
responden tidak dapat dianalisis atau tidak lengkap maka besar sampel
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan, yaitu dari bulan
pengumpulan
instrumen dalam penelitian ini dengan memberikan skor 0-4 pada masing-
ringan); skor 2 (gejala sedang); skor 3 (gejala berat), dan skor 4 (gejala
memulainya
35
dengan meminta surat izin penelitian dari STIKES Bani Saleh yang
3) Confidentiality (kerahasiaan)
oleh peneliti.
36
disediakan.
tersebut.
diberi skor.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
yang menunggu pasien ruang ICU dengan kriteria yang telah ditetapkan
peneliti. Pada bab ini peneliti menyajikan dan menjelaskan tentang hasil
pada penelitian ini meliputi tingkat kecemasan keluarga pasien ruang ICU
39
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Keluarga Pasien Ruang ICU
di Primaya Hospital Bekasi Timur
12-25 27 37
26-45 38 52.1
46-65 8 10,9
Total 73 100%
12-25 tahun. Sisanya adalah responden dalam golongan usia 46-65 tahun
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Keluarga Pasien Ruang
ICU
di Primaya Hospital Bekasi Timur
Laki-laki 29 39,7
Perempuan 44 60,3
Total 73 100%
40
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar
(39,75%).
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Keluarga Pasien Ruang ICU
di Primaya Hospital Bekasi Timur
SD 28 38,4
SMP 11 15,1
SMA 22 30,1
Total 73 100%
41
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Keluarga Pasien Ruang ICU
di Primaya Hospital Bekasi Timur
Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)
Wiraswasta 19 26.0
Total 73 100%
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien
Ruang ICU
di Primaya Hospital Bekasi Timur
Tingkat
Frekuensi (n) Persentase (%)
Kecemasan
Total 73 100%
42
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah yang paling
3 responden (4,1%).
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Keluarga dengan Pasien
Ruang ICU
di Primaya Hospital Bekasi Timur
Hubungan dengan Frekuensi Persentase
Suami 11 15,1
Istri 14 19,1
Ibu 11 15,1
Anak 31 42,4
Adik 1 1,4
Kakak 4 5,5
Lainnya 1 1,4
Total 73 100%
43
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah yang paling
kategori ibu yaitu 11 responden (15,1%), dan kategori kakak yaitu (5,5%).
44
BAB V
PEMBAHASAN
penelitian dengan teori-teori yang telah ada dan dijabarkan pada bab
pasien yang paling banyak ditemui adalah usia 26-45 tahun yakni sebanyak 38
responden (52,1%). Sedangkan usia keluarga pasien yang paling sedikit ditemui
adalah usia 46-65 tahun. Penelitian sebelumnya juga mendukung bahwa rentang
usia keluarga pasien yang paling banyak adalah 36-45 tahun sebanyak 16
berumur lebih muda dibandingkan dengan seseorang yang berumur lebih tua
karena adanya penerimaan mekanisme koping yang lebih baik seiring dengan
45
46
kematangan jiwa seseorang, sehingga seseorang yang memiliki umur lebih muda
yang lebih tua. Akan tetapi, kecemasan juga dapat terjadi pada seseorang
yang lebih tua, karena faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan tidak hanya
Pasien
sejalan dengan penelitian ini yang menyebutkan bahwa keluarga yang menunggu
pasien di ruang ICU dan ICCU berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 18
(60%) dari 30 responden (Ismail, 2015) dan 16 responden perempuan (53,3%) dari
penelitian tersebut, hal ini berkaitan dengan pekerjaan yang dimiliki dimana
perempuan merupakan anggota keluarga yang berada di rumah atau tidak bekerja
sehingga waktu yang dimiliki lebih banyak dibandingkan laki-laki (Ikawati &
Sulastri, 2011).
47
Pasien
orang (38,4%) dan hanya sekitar 12 orang (16,4%) yang memiliki pendidikan akhir di
perguruan tinggi. Terdapat penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini yaitu
pendidikan maka semakin mudah seseorang berpikir secara rasional dan menangkap
informasi baru termasuk dalam menguraikan masalah baru, sedangkan semakin rendah
dalam tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor kurang
pahamnya dalam menangkap informasi baru, menguraikan masalah, dan berpikir secara
rasional sehingga mudah untuk mengalami kecemasan. Akan tetapi 28 kecemasan yang
dimiliki oleh seseorang ini tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan tetapi juga dapat
Pasien
pekerjaan, yaitu sebanyak 31 (42,5%) dari 73 responden termasuk ibu rumah tangga di
wiraswasta (Sugimin, 2017), dan swasta (Retnaningsih & Etikasari, 2016). Menurut
Friedman dalam Suprajitno, (2004) terdapat beberapa fungsi dalam keluarga yang dapat
dilihat dan telah diterapkan oleh masyarakat yaitu fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi,
perawatan, dan fungsi ekonomi yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Penelitian yang dilakukan oleh Ikawati & Sulastri, (2011) menyebutkan bahwa
dengan pekerjaan yang dimiliki dimana perempuan merupakan anggota keluarga yang
berada di rumah atau tidak bekerja sehingga waktu yang dimiliki lebih banyak
adalah anggota keluarga yang tidak bekerja karena mereka memiliki lebih banyak waktu
dibandingkan dengan anggota keluarga yang bekerja. Anggota keluarga akan saling
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anggota keluarga yang merawat
cemas 27 (37,0%), cemas sedang 9 (12,3%), dan cemas berat 3 (4,1%). Hal ini sesuai
pasien berada di tingkat kecemasan ringan yaitu 16 orang (50%) dari 32 orang (Sentana,
2016). Penelitian yang dilakukan oleh Retnaningsih & Etikasari (2016) juga
24 responden. Akan tetapi, penelitian lain menyebutkan bahwa keluarga pasien berada
berat (29,2%) sedang, (18,8%) ringan, dan 10,4% keluarga tidak mengalami kecemasan
Pada penelitian ini, terdapat 3 anggota keluarga yang mengalami kecemasan berat.
memiliki tanda-tanda gejala pernapasan seperti sering menarik napas, rasa tertekan atau
sempit di dada, perasaan tercekik, napas pendek; mengalami perasaan cemas seperti
firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, cemas, dan mudah tersinggung; mengalami
gejala perasaan seperti sedih, perasaan berubah sepanjang hari, bangun dini hari,
hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi hilangnya minat; dan gangguan
tidur seperti sulit untuk memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak nyenyak,
dan bangun dengan lesu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Sugimin, 2017)
saat pengambilan data, anggota keluarga merasa khawatir dengan keadaan pasien karena
tidak dapat mengunjungi pasien terus menerus yang disebabkan adanya batasan jam
kunjung yang telah ditetapkan oleh rumah sakit serta adanya batasan pengunjung
dimana dikarenakan masih dalam suasana pandemic covid-19, mahalnya biaya karena
tidak memiliki asuransi, dan anggota mengungkapkan bahwa mereka tidak dapat
bekerja karena harus menemani anggota keluarga yang sakit. Penelitian sebelumnya
pasien di ruangan ICU, proses pemulihan yang membuat keluarga merasa stress karena
terhadap sembuh tidaknya pasien yang dirawat di ruangan tersebut, masalah keuangan,
merawat anak, dan bekerja juga menjadi penyebab keluarga pasien ICU menjadi cemas
(Bolosi et al., 2018; Acaroglu et al., 2008). Dampak dari kecemasan yang dialami oleh
keluarga ini akan mempengaruhi pikiran dan motivasi sehingga keluarga tidak mampu
dan pemulihan anggota keluarganya yang dirawat (Sibuea dalam Astuti & Sulastri,
2012). Menggerakkan sumber koping yang ada di lingkungan sekitar seperti dukungan
kecemasan ringan karena berkaitan dengan adaptasi dan mekanisme koping yang
dimiliki oleh anggota keluarga tersebut. Pada saat menunggu pasien, keluarga dapat
saling berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain, memberikan dukungan, berbagi
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 31 responden (42,4%) dari
73 responden yang menunggu pasien di ruang intensif Primaya Hospital Bekasi Timur
adalah anak dari pasien. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
51
Riyanti, S (2019) yang menunjukkan bahwa responden dengan kategori anak dari pasien
Menurut penelitian Setiawati (2009) seorang anak memiliki tanggung jawab dan
kewajiban untuk merawat orang tuanya yang sedang sakit, terlebih jika orang tuanya
memiliki sakit kronis. Hal ini merupakan sebagai bentuk dari bakti seorang anak
terhadap orang tuanya. Selain itu, ikatan emosional, psikologis, dan fisik antara anak
6.1. Kesimpulan
berikut :
bahwa golongan usia yang banyak ditemui adalah 26-45 tahun yakni
52
53
Hospital Bekasi Timur jumlah yang paling banyak adalah kategori anak
kakak yaitu (5,5%). Responden yang paling sedikit adalah kategori adik
6.2. Saran
penelitian selanjutnya.
55
56
56
57
58
perempu
46 12-25 1 2 SMA 3 wiraswasta 3 tidak cemas 1
an istri 2
pegawai
47 26-45 2 laki-laki 1 PT 4 2 tidak cemas 1
swasta anak 4
perempu cemas
48 26-45 2 2 SMA 3 wiraswasta 3 2
an ringan istri 2
cemas
49 26-45 2 laki-laki 1 SMP 2 wiraswasta 3 2
ringan anak 4
perempu tidak cemas
50 26-45 2 2 SD 1 1 3
an bekerja sedang istri 2
pegawai cemas
51 12-25 1 laki-laki 1 SMA 3 2 2
swasta ringan suami 1
perempu tidak
52 26-45 2 2 SD 1 1 tidak cemas 1
an bekerja istri 2
53 26-45 2 laki-laki 1 SMP 2 wiraswasta 3 tidak cemas 1 anak 4
tidak
54 26-45 2 laki-laki 1 SD 1 1 tidak cemas 1
bekerja anak 4
perempu cemas
55 26-45 2 2 SMA 3 wiraswasta 3 2
an ringan anak 4
perempu tidak cemas
56 26-45 2 2 SD 1 1 2
an bekerja ringan anak 4
tidak
57 26-45 2 laki-laki 1 SD 1 1 tidak cemas 1
bekerja suami 1
perempu pegawai cemas
58 12-25 1 2 SMA 3 2 2
an swasta ringan istri 2
tidak cemas
59 26-45 2 laki-laki 1 SD 1 1 3
bekerja sedang suami 1
perempu cemas
60 26-45 2 2 SMA 3 wiraswasta 3 2
an ringan anak 4
perempu pegawai
61 12-25 1 2 PT 4 2 tidak cemas 1
an swasta istri 2
tidak cemas
62 26-45 2 laki-laki 1 SD 1 1 2
bekerja ringan suami 1
perempu pegawai
63 12-25 1 2 SMA 3 2 tidak cemas 1
an swasta istri 2
perempu tidak cemas
64 26-45 2 2 SD 1 1 2
an bekerja ringan anak 4
pegawai
65 12-25 1 laki-laki 1 PT 4 2 tidak cemas 1
swasta suami 1
cemas
66 26-45 2 laki-laki 1 SMP 2 wiraswasta 3 2
ringan anak 4
perempu tidak cemas
67 26-45 2 2 SD 1 1 3
an bekerja sedang anak 4
pegawai cemas
68 26-45 2 laki-laki 1 SMA 3 2 2
swasta ringan kakak 6
61
.
62
SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN MENJADI PEMBIMBING
Bekasi, ……………………..
Yang Membuat Pernyataan
………………………………
63
NAMA :
NIM :
DOSEN PEMBIMBING I :
JUDUL SKRIPSI :
Mengajukan permohonan untuk mengikuti sidang skripsi pada semester gasal / genap
tahun akademik 20…../20…., dengan keterangan sebagai berikut:
Judul Skripsi :
……………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Bekasi, …………………….
Diperiksa oleh Hormat saya
Koordinator Keperawatan S-1
Disetujui/Tidak disetujui
Ketua Jurusan,