Anda di halaman 1dari 107

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI

RS BHAKTI KARTINI BEKASI

SKRIPSI

NAYA SOPIAH

0432950317043

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI, 2021
i

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI


RS BHAKTI KARTINI BEKASI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

NAYA SOPIAH

0432950317043

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI, 2021
v

LEMBAR PENGESAHAN

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS

BHAKTI KARTINI BEKASI

Diajukan dan disusun oleh:


Nama : Naya Sopiah
NIM : 0432950317043
Jurusan/Program Studi : Keperawatan / Keperawatan S1

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Hari Tanggal Bulan September
Tahun 2021 dan diterima sebagai bagian persyaratan yang Sah dan diperlukan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Jurusan Keperawatan Program Studi
Keperawatan S-1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh.
Susunan Dewan Penguji

Ketua Dewan Penguji: Ns. Puji Astuti, M.Kep.,Sp.Kep.MB ( )

Penguji I : Ns.Indah Puspitasari M.Kep


( )

Penguji II : Ns. Achmad Fauji, M.Kep.,Sp.Kep.MB ( )

Mengetahui dan Menyetujui


Bekasi, September 2021

Ketua Jurusan Keperawatan Ka. Prodi Keperawatan S-1

(Ns. Puji Astuti, M.Kep.,Sp.Kep.MB) (Ns. Rika Harini, M.Kep.,Sp.Kep.An)


NIP: 1320800010 NIP: 132071768
vi

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS


BHAKTI KARTINI BEKASI

Skripsi ini telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan Penguji Skripsi Jurusan
Keperawatan Program Studi Keperawatan S-1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani
Saleh.

Bekasi, September 2021

Pembimbing I :Ns. Puji Astuti, M.Kep., Sp.Kep.MB ( )

Pembimbing II : Ns.Indah Puspitasari.,M.Kep ( )


vii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan Hormat:

Saya bertandatangan dibawah ini:

Nama : Naya Sopiah

NIM : 0432950317043

Mahasiswa Jurusan Keperawatan Program Studi Keperawatan S-1 angkatan 2017

Menyatakan bahwa skripsi berjudul “Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung


Koroner Di RS Bhakti Kartini Bekasi “adalah hasil karya saya sendiri dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.

Bekasi, September 2021

(Naya Sopiah)
viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor
Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di RS Bhakti Kartini Bekasi”
Penyusunan skripsi dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan Jurusan Keperawatan pada Program Studi
Keperawatan S-1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh. Saya menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, penyusunan skripsi ini terasa sangat sulit.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Ibu Ns. Puji Astuti, M.Kep.,Sp. Kep.MB selaku dosen pembimbing 1 dan ketua
jurusan keperawatan yang senantiasa telah membimbing, meluangkan waktu
untuk memberikan arahan dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
(2) Ibu Ns.Indah Puspitasari.,M.Kep selaku dosen pembimbing 2 yang senantiasa
telah membimbing, memberikan arahan dengan sabar, dan memberikan motivasi
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan baik.
(3) Bapak Ns. Achmad Fauji, M.Kep.,Sp. Kep.MB selaku penguji sidang skripsi
STIKES Bani Saleh.
(4) Ibu Rika Harini, M.Kep.,Ns.,Kep.Anak selaku kaprodi keperawatan S-1 STIKES
Bani Saleh Bekasi.
(5) Bapak Dr.Ir Mursyid Ma’sum, M.Agr selaku ketua STIKES Bani Saleh Bekasi.
(6) Seluruh dosen jurusan keperawatan dan civitas akademik STIKES Bani Saleh.
(7) Kepada Pihak Rumah Sakit Bhakti Kartini Bekasi yang telah mengizinkan
melakukan penelitian
(8) Orangtua bapak dan ibu dan keluarga saya yang selalu memberikan dukungan,
semangat dan mendo’akan untuk kelancaran saya dalam menyusun skripsi ini.
(9) Teman-teman seperjuangan S1 keperawatan angkatan 2017 Stikes Bani Saleh
yang selalu bersama-samamemberikan semangat dan bantuan dalam penyusunan
skripsi ini.
ix

(10) Sahabat terdekat saya , Agung Aria Anggara, Syifa Fauziyah , dan Suntia Mustika
yang telah banyak memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Dan semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu keperawatan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bekasi, September 2021

Naya Sopiah
ii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh, saya yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama : Naya Sopiah
NIM : 0432950317043
Program Studi : Keperawatan S-1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh
Jurusan : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas skripsi saya yang berjudul:

“Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di RS Bhakti Kartini Bekasi”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
STIKES Bani Saleh berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Bekasi
Pada tanggal : September 2021
Yang menyatakan

(NayaSopiah)
ix

DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ……………………………………… iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………………………. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ............................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................6
1.4.1 Manfaat Teoritis .....................................................................................................6
1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................7
2.1 Konsep Dasar Penyakit Jantung Koroner ..........................................................7
2.1.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner ....................................................................7
2.1.2 Etiologi Penyakit Jantung Koroner ....................................................................7
2.1.3 Patofisologi Penyakit Jantung Koroner ..............................................................8
2.1.4 Klasifikasi Penyakit Jantung Koroner.................................................................8
2.1.5 Tanda & Gejala Penyakit Jantung Koroner .......................................................10
2.1.6 Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner ..........................................................10
2.1.7 Komplikasi Penyakit Jantung Koroner ...............................................................19
2.1.8 Kerangka Teori ..................................................................................................20
x

BAB III METODELOGI PENELITIAN ..........................................................................21

3.1 Kerangka Konsep ......................................................................................................21


3.2 Definisi Operasional .................................................................................................22
3.3 Desain penelitian ........................................................................................................24
3.3.1 Skema Penelitian ...........................................................................................25
3.4 Variabel Penelitian ....................................................................................................26
3.5 Populasi Dan Sampel ................................................................................................26
3.5.1 Populasi .........................................................................................................26
3.5.2 Sampel ...........................................................................................................26
3.5.3 Teknik Sampling ...........................................................................................27
3.6 Kriteria Inklusi Dan Eklusi .......................................................................................27
3.6.1 Kriteria Inklusi ..............................................................................................27
3.6.2 Kriteria Eklusi ...............................................................................................28
3.7 Instrumen Penelitian .................................................................................................28
3.7.1 Kuesioner ......................................................................................................28
3.8 Prosedur Penelitian ...................................................................................................29
3.8.1 Tahap Penelitian ............................................................................................29
3.8.2 Tahap Persiapan ............................................................................................29
3.8.3 Tahap Pelaksanaan ........................................................................................29
3.8.4 Tahap Akhir ..................................................................................................30
3.9 Uji Validitas Dan Reabilitas .....................................................................................31
3.9.1 Teknik Pengolahan Data ................................................................................32
3.9.2 Cara Pengolahan data ....................................................................................32
3.10 .. Analisa Data .........................................................................................................34
3.10.1 Analisa Univariat ..........................................................................................34
3.11 .. Etika Penelitian .....................................................................................................34
3.12 .. Tempat Dan Waktu Penelitian .............................................................................36

BAB IV HASIL ............................................................................................................. 37

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................... 37

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................... 41

5.1 Analisis Univariat ............................................................................................. 43


xi

5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................56

6.1 Kesimpulan .........................................................................................................56

6.2 Saran ..................................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................68

LAMPIRAN
xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


2.1 Gambar Perbedaan Pembuluh Darah Normal & Ateroklerosis .................................. 8
2.2 Diagram Kerangka Teori .................................................................. ......................... 20
2.3 Gambar Kerangka Konsep ......................................................... ................................ 21
2.4 Diagram Skema Penelitian ............................................................... .......................... 25
xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


2.1 Tabel Klasifikasi Tekanan Darah .................................................................................14
2.2 Tabel Tabel Klasifikasi Hasil Pemeriksaan Kolestrol .................................................14
2.3 Tabel Klasifikasi Obesitas Berdasarkan Indeks Massa Tubuh ........................................16
2.4 Tabel Klasifikasi Kadar Gula Dalam Darah ................................................................18
3.1 Tabel Definisi Operasional ..........................................................................................22
3.2 Tabel Uji Validitas Faktor Resiko PJK.........................................................................31
3.3 Tabel Uji Validitas PSS-10 ...........................................................................................32
4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia ........................................................................37
4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................37
4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Keluarga ..................................................38
4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Hipertensi ................................................48
4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Diabetes Mellitus ....................................39
4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Obesitas ....................................................39
4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Badan ...........................................................40
4.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tinggi Badan ..........................................................40
4.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Merokok ..................................................40
4.10 istribusi Frekuensi Berdasarkan Aktiitas Fisik ............................................................41
4.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Kolestrol Tinggi ......................................41
4.12 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Stress .....................................................................42
4.13 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Konsumsi Alkohol ..................................42
3.11.1 Tabel Jadwal Kegiatan ..............................................................................................58
xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman


Lampiran 1 Informad Consent....................................................................................... 66
Lampitan 2 Lembar Persetujuan ……………………................................................... 67
Lampiran 3 Lembar Surat Izin Penelitian …………………………………………….. 68
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Bimbingan …………………………………………....70
Lampiran 5 Formulir Penelitian ………………………………………………………. 78
Lampiran 6 Hasil Penelitian ........................................................................................... 83
xv

ABSTRAK

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh

Jurusan Keperawatan Program Studi Keperawatan S1

SKRIPSI, 2021

NAYA SOPIAH

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS BHAKTI


KARINI BEKASI

Xi+6 BAB+ 96 HALAMAN+ 6 Lampiran+ 6 Pustaka

Latar Belakang : Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh arterosklerosis yaitu terjadi
penimbunan endapan lemak pada bagian kedalaman lapisan sel endotel sehingga aliran darah
ke jantung akan berkurang.penyakit jantung koroner digunakan untuk menyebutkan masalah
klinis seperti asimtomatik arterosklerosis, angina pektoris stabil, dan sindrom koroner akut
angina pektoris tidak stabil, ST-Elevation Myocardial Infarction .Nonst-Elevation Myocardial
Infarction Tujuan: Mengetahui gambaran faktor resiko penyakit jantung koroner Metode :
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Menggunakan analisa univariat. populasi
dalam penelitian ini 173 orang sampel dalam penelitian 113 responden menggunakan simple
random sampling.cara ukur penelitian ini menggunakan kuesioner melalui google form.
Hasil: pada penelitian ini di poli klinik jantung rumah sakit bhakti kartini bekasi responden
yang beresiko penyakit jantung koroner berusia lansia akhir 56-65 tahun (42.5%). jenis
kelamin laki-laki (55,8%). riwayat keluarga (59,3%).riwayat hipertensi (66,4%).tidak riwayat
diabetes mellitus (45,1%) tidak riwayat merokok (39,8%). indeks massa tubuh normal 18,5-
24,9 (60,2%) nilai rata-rata tinggi badan 163,57 cm.nilai rata-rata berat badan 65,78 kg.
melakukan aktivitas fisik ≥ 30 menit/hari (59,3%) memiliki riwayat kolestrol tinggi (54,9%).
stress ringan (15,9%), riwayat konsumsi alkohol (88,5%) Kesimpulan: berdasarkan hasil
penelitian pada pasien di poli klinik jantung rumah sakit bhakti kartini bekasi tahun 2021 di
dapatkan hasil penelitian dengan presentase terbanyak penyakit jantung koroner berusia
lansia akhir (56-65 tahun) (42.5%).jenis kelamin laki-laki (55,8%). riwayat keluarga (59,3
%).riwayat hipertensi (66,4%). riwayat kolestrol tinggi (54,9%) nilai rata-rata tinggi badan
163,57 cm.nilai rata-rata berat badan 65,78 kg. Saran: Pihak rumah sakit diharapakan
memberikan edukasi terprogram dari faktor resiko penyakit jantung koroner kepada pasien

Kata Kunci : Jantung Koroner, Faktor Risiko, Poli Klinik Jantung


xvi

ABSTRACT
Bani Saleh College of Health Sciences
Department of Nursing Undergraduate Nursing Study Program
Mini Thesis, 2021
NAYA SOPIAH

RISK FACTORS FOR CORONAR HEART DISEASE IN BHAKTI KARTINI


HOSPITAL BEKASI

Xi+6 CHAPTER+ 96 PAGES+ 6 Appendices+ 6 Libraries


Background: Coronary heart disease is caused by atherosclerosis, namely the accumulation
of fatty deposits in the depths of the endothelial cell layer so that blood flow to the heart will
be reduced. Coronary heart disease is used to describe clinical problems such as
asymptomatic atherosclerosis, stable angina pectoris, and acute coronary syndrome angina
pectoris. unstable, ST-Elevation Myocardial Infarction. Non-Elevation Myocardial Infarction
Objective: To describe the risk factors for coronary heart disease Method : quantitative with
analytical descriptive approach. Using univariate analysis. the population in this study 173
people sampled in the study 113 respondents using simple random sampling. The
measurement method of this study used a questionnaire via google form. Results: in this
study at the heart clinic of the Bhakti Kartini Hospital, Bekasi, respondents who were at risk
of coronary heart disease were aged 56-65 years old (42.5%). male gender (55.8%). family
history (59.3%). history of hypertension (66.4%). no history of diabetes mellitus (45.1%) no
history of smoking (39.8%). normal body mass index 18.5-24.9 (60.2%) the average height is
163.57 cm. the average weight is 65.78 kg. doing physical activity 30 minutes/day (59.3%)
had a history of high cholesterol (54.9%). mild stress (15.9%),history of alcohol consumption
(88.5%) Conclusion: based on the results of research on patients at the heart clinic of the
Bhakti Kartini Hospital, Bekasi in 2021, the results of the study with the highest percentage
of coronary heart disease in the late elderly ( 56-65 years) (42.5%). Male gender (55.8%).
family history (59.3%). history of hypertension (66.4%). history of high cholesterol (54.9%)
the average value of height is 163.57 cm. the average value of body weight is 65.78 kg.
Suggestion: The hospital is expected to provide programmed education of risk factors for
coronary heart disease to patients

Keywords: Coronary Heart, Risk Factors, Cardiology Clinic


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot
jantung yang mempunyai fungsi untuk mensuplai nutrisi dan oksigen ke sel otot
jantung mengalami penyempitan di pembuluh darah koroner (World Healt
Organization, 2019) disebabkan oleh arterosklerosis yaitu suatu kondisi pada
pembuluh darah arteri dimana terjadi penimbunan endapan lemak, pada bagian
kedalaman tunika intima (lapisan sel endotel) sehingga aliran darah ke jantung
akan berkurang menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke otot-otot jantung
sehingga menyebabkan penyakit jantung koroner. penyakit ini disebut penyakit
jantung koroner atau biasa disebut PJK (Ramandityo, 2016).

Penyakit jantung koroner merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan


masalah klinis seperti asimtomatik arterosklerosis, angina pektoris stabil, dan
sindrom koroner akut (angina pektoris tidak stabil atau unstable angina, ST-
Elevation Myocardial Infarction Atau (STEMI), Dan Nonst-Elevation
Myocardial Infarction Atau NSTEMI) (Lopez, Ballard dan Jan, 2020).

Faktor resiko penyakit jantung koroner terdiri dari dua faktor yaitu faktor resiko
yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. untuk yang tidak
dapat dimodifikasi yaitu jenis kelamin, usia, dan riwayat keluarga. sedangkan
faktor resiko yang dapat dimodifikasi yaitu hipertensi, merokok, diabetes
mellitus, kolestrol tinggi (metabolisme lemak yang abnormal), obesitas, kurang
aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stress (Buku Pintar Posbindu PTM, 2016).

Negara Amerika Serikat tahun 2011 diperkirakan 16, 3 juta orang atau sekitar
16.300.000 orang atau 7% dari populasi penduduk Amerika Serikat yang
berumur lebih dari 20 tahun terdiagnosa PJK. dari angka tersebut 18,3% adalah
pria dan 6,1% adalah wanita, jumlah penyakit jantung koroner di Amerika
Serikat pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 18,2 juta orang berusia
2

≥20 tahun menderita penyakit jantung koroner (American Heart Association


,2016)

Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia mengalami peningkatan setiap


tahunnya pada tahun 2013 sebesar 0,5% atau sekitar 883.447 orang, sedangkan
berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar diperkirakan sekitar 2.650.340 orang.
pada tahun 2018 prevaalensi penyakit jantung koroner mengalami peningkatan
yaitu sebesar (1,5%) atau 15 dari 1.000 yang menderita penyakit jantung koroner
sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung. Provinsi
Kalimantan Utara(2,2%),Yogyakarta(2%),Gorontalo(2%),Aceh (1,6%),Sumatera
barat (1,6%), Jakarta (1,9%), Jawa Tengah (1,6%), Berdasarkan kelompok umur
65-74 tahun sebesar (3,6 %) kelompok umur 75 tahun ke atas (3,2 %), kelompok
umur 55-64 tahun (2,1%) dan kelompok umur 35-44 tahun (1,33 %) (Riskesdas,
2018).

Dampak yang terjadi menyebabkan tingginya angka morbiditas dan angka


mortalitas cenderung meningkat (Herman et al., 2015). kecacatan, beban sosial
ekonomi bagi keluarga penderita, masyarakat, dan negara. Ditinjau dari segi
pembiayaan pada tahun 2014 menghabiskan dana hingga Rp 4,4 triliun. Biaya
tersebut meningkat menjadi Rp 7,4 triliun pada 2016 dan terus meningkat pada
tahun 2018 sebesar Rp9,3 triliun. untuk periode Januari-Maret 2019 pembiayaan
untuk Penyakit Jantung sudah mencapai Rp2,8 triliun. (BPJS, 2018) Tingkat
pengetahuan yang rendah tentang faktor risiko pada penyakit jantung koroner,
berkurangnya kesadaran pencegahan penyakit jantung koroner. Tingkat
keparahan penderita jantung koroner yang meningkat menimbulkan penyakit
jantung lainnya seperti gagal jantung, nyeri dada penderita akan mengalami
angina pektoris menjadi Infark miokard akut, aritmia dan dan kematian (Hospital
Authority, 2016)

Penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan mengetahui faktor resiko solusi
kepada penderita jantung koroner yaitu dengan memperbaiki gaya hidup menjadi
lebih sehat, pola konsumsi makanan yang sehat,mengonsumsi obat secara rutin,
gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko penyakit jantung sebanyak 80%.
3

yang menjaga berat badan, tidak merokok, membatasi konsumsi alkohol,


berolahraga, serta mengonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat
memiliki resiko rendah menderita penyakit-penyakit kardiovaskuler (Savitri,
2016).

Penelitian ini sebelumnya sudah banyak di teliti di antaranya dari beberapa


penelitian sebelumnya Hasil penelitian (Johanis, 2016) setelah dilakukan uji
statistik menggunakan chisquare di dapatkan nilai p-value= 0,000. nilai α = 0,05
maka nilai p-value < α, keputusan stistiknya Ho ditolak. Ini berarti Ada
hubungan antara usia dengan penyakit jantung koroner. ,Hasil penelitian
(Indrayanti,2019) setelah dilakukan uji statistik menggunakan chisquare di
dapatkan nilai p-value= 0,001. nilai α = 0,05 maka nilai p-value < α, keputusan
stistiknya Ho ditolak. Ini berarti Ada hubungan antara obesitas dengan penyakit
jantung koroner. Hasil penelitian (Shufiah, 2016) yang berjudul faktor resiko
dan karakteristik penderita dengan kejadian penyakit jantung koroner , setelah
dilakukan uji statistik menggunakan chisquare di dapatkan nilai p-value= 0,002.
nilai α = 0,05 maka nilai p-value < α, keputusan stistiknya Ho ditolak. Ini
berarti Ada hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit jantung koroner.
Menurut penelitian sebelumnya hasil uji statistik menggunakan uji chi square
didapat nilai p-value = 0,006 nilai α = 0,05 maka nilai p-value < α, (<0,05 yang
artinya terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian penyakit
jantung koroner di Puskesmas Banjarsari Kota Metro Tahun 2020, (Yulendasari,
2020).

Hasil penelitian (Saputri&Herawati, 2016) di RS Haji Jakarta Hasil uji statistic


menunjukkan nilai p- value = 0,007 nilai α = 0,05 maka nilai p-value < α,
keputusan statistiknya adalah Ho ditolak. Ini berarti menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara hipertensi dengan kejadian penyakit jantung koroner.Hasil
penelitian berdasarkan uji statistik didapatkan p.value = 0,003 nilai α = 0,05
maka nilai p-value < α, keputusan statistiknya adalah Ho ditolak. Ini berarti
menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit
jantung koroner ( Iskandar, 2017) Menuurut penelitian ( Stewart, 2017) hasil
analisis di dapatkan bahwa nilai p-value = 0,002 dibandingkan dengan nilai α
4

(0,05 ) nilai p-value < α, keputusan statistiknya adalah Ho ditolak. Ini berarti
menunjukkan ada hubungan antara kadar kolesterol tinggi dengan kejadian
penyakit jantung koroner (Melaeny,2017) Menurut penelitian sebelumnya
berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square didapatkan p-
value=0,041 nilai α=0,05, maka p<α. Ho ditolak. ini berarti menunjukkan bahwa
ada hubungan antara diabetes mellitus dengan penyakit jantung koroner
(Marleni, 2017)

Menurut hasil penelitian sebelumnya hasil uji statistik menggunakan chisquare


berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square didapatkan p-
value=0,001 nilai α=0,05, maka p<α. Ho ditolak. bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian jantung koroner. Menurut
penelitian sebelumnya yang dilakuka oleh (Supargo dkk dalam Kasron ,2016)
hasil uji statistik menggunakan chisquare menggunakan Analisa bivariat
didapatkan bahwa nilai p-value=0,004 nilai α=0,05, maka p<α. Ho ditolak..
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stress pada pasien penyakit
jantung koroner. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
(Cora,2019) hasil uji statistik menggunakan chisquare menggunakan Analisa
bivariat didapatkan bahwa nilai p-value=0,019 nilai α=0,05, maka p<α. Ho
ditolak.. bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi alcohol
dengan penyakit jantung koroner.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Agustus 2021
di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi berdasarkan data Rekam Medik
di RS Bhakti Kartini Bekasi pada tahun 2018 sebanyak 1.114 orang, pada tahun
2019 mengalami peningkatan sebesar 1.200 orang. pada tahun 2020 1.378 orang
pada tahun 2021 sampai bulan juli sebanyak 2.597 orang yang menjalani
kontrol rawat jalan perhari sekitar 30-60 orang di poli klinik jantung RS Bhakti
Kartini Bekasi (Data Rekam Medik RS Bhakti Kartini Bekasi, 2021) di rumah
sakit bhakti kartini bekasi mengalami peningkatan kunjungan di poli klinik
5

jantung. oleh sebab itu petugas kesehatan perlu melakukan edukasi tentang
pencegahan faktor resiko penyakit jantung koroner di karenakan pasien kurang
pengetahuan tentang faktor resiko penyakit jantung koroner. Berdasarkan uraian
yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian
mengenai “Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner”.

1..2 Rumusan Masalah


Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh arterosklerosis yaitu terjadi
penimbunan endapan lemak di ke dalaman tunika intima sehingga aliran darah
ke jantung berkurang.penyakit jantung koroner yang digunakan untuk
menyebutkan masalah klinis seperti asimtomatik arterosklerosis, angina pektoris
stabil, dan sindrom koroner akut angina pektoris tidak stabil, ST-Elevation
Myocardial Infarction dan Nonst-Elevation Myocardial Infarction . faktor resiko
yang tidak dapat dimodifikasi yaitu jenis kelamin, usia, dan riwayat keluarga.
faktor resiko yang dapat dimodifikasi yaitu hipertensi, merokok, diabetes
mellitus, kolestrol tinggi, obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan
stress.dampak yang terjadi jika tidak diatasi akan mengalami angina pektoris
gagal jantung bahkan kematian. penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan
memperbaiki gaya hidup menjadi lebih sehat.di rumah sakit bhakti kartini bekasi
mengalami peningkatan kunjungan di poli klinik jantung. tahun 2019 sebanyak
1.200 orang. tahun 2020 sebanyak 1.378 orang tahun 2021 sampai bulan juli
sebanyak 2.597 orang. yang menjalani kontrol rawat jalan perhari sekitar 30-60
orang . oleh sebab itu petugas kesehatan perlu melakukan edukasi tentang
pencegahan faktor resiko penyakit jantung koroner di karenakan pasien kurang
pengetahuan tentang faktor resiko penyakit jantung koroner “ Berdasarkan latar
belakang di atas , maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
faktor resiko kejadian penyakit jantung koroner”

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum:
Mengetahui gambaran faktor resiko kejadian penyakit jantung koroner.
6

1.3.2 Tujuan Khusus:


Mengetahui gambaran karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin,dan
riwayat keluarga ,hipertensi,diabetes mellitus, obestas, merokok, stress,
konsumsi alkohol, aktivtas fisk, kolestrol tinggi di poliklinik jantung Bhakti
Kartini Bekasi tahun 2021.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
Faktor resiko penyakit jantung koroner perlu diketahui sebagai tindakan
pencegahan agar meminimalisir terjadinya komplikasi dan kematian.
1.4.2 Manfaat Praktis
1 Manfaat Untuk Pendidikan:
Untuk menambah perpustakaan dan untuk meningkatkan pengetahuan pembaca
tentang faktor resiko kejadian penyakit jantung koroner.
2. Manfaat Untuk Peneliti :
Memberikan pengalaman dan sarana pengembangan dalam melakukan penelitian
dan pengetahuan baru dalam melakukan penelitian mengenai penyakit jantung
koroner serta menambah wawasan peneliti di bidang keperawatan medikal
bedah.
3. Manfaat Pasien
Sebagai informasi dan meningkatkan pengetahuan mengenai faktor resiko
kejadian PJK sehingga bila pasien mengetahui diharapkan bisa merubah gaya
hidup yang lebih sehat..
4. Manfaat Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi institusi di poliklinik
jantung Bhakti Kartini Bekasi tahun 2021 untuk mengetahui tentang faktor
penyakit jantung koroner
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penyakit Jantung Koroner


2.1.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner
. Penyakit jantung koroner ( PJK) merupakan suatu penyakit karena penyempitan
pembuluh darah yang membawa oksigen ke otot jantung mengalami sumbatan
atau penyempitan terjadi karena adanya plak atau penimbunan lemak pada
dinding pembuuh arteri koroner. plak tersebut akan mempersepsi lumen arteri
koroner , baik secara total maupun parsial sehingga menurunkan ataupun
berhenti mensuplai oksigen bagi jantung, jantung merupakan organ aerobik
yang suplai oksigennya hanya bergantung dari ferfusi arteri koroner,
terganggunya aliran oksigen pada arteri koroner akan mengakibatkan iskemia
yang dapat berkembang menjadi nekrosis dapat mengakibatkan aritmia jantung
yang dapat berujung kematian (Wihastuti dkk, 2016)
2.1.2 Etiologi Penyakit Jantung Koroner
Akibat adanya penyumbatan pembuluh arteri oleh plak yang menghambat suplai
oksigen dan nutrisi ke jantung, kemunculan plak ini berupa timbunan lemak
melalui proses secara bertahap, biasanya disebut arteroklerosis. arteroklerosis
merupakan penyebab semua sumbatan di pembuluh darah arteri kemunculan
plak di pembuluh darah biasanya dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kadar
kolestrol dalam tubuh seseorang lemak (kolestrol dan trigliserida) semakin lama
semakin banyak dan menumpuk dibawah lapisan terdalam (endotelium) dari
dinding pembuluh arteri hal ini dapat menyebabkan aliran darah ke otot jantung
menjadi berkurang ataupun berhenti sehingga mengangu kerja jantung sebagai
memompa darah, dalam kondisi parah , kemampuan jantung memompa darah
dapat hilang,hal ini dapat merusak sistem pengontrolan irama jantung dan
berakhir degan kematian (Wihastuti dkk, 2016 )
8

Gambar 2.1.
Perbandingan pembuluh darah normal dan yang mengalami
arteroklerosis

Sumber: (Indonesia Herat Association, 2018)


2.1.3 Patofisologi Penyakit Jantung Koroner
Perkembangan penyakit jantung koroner dimulai dari penyumbatan pembuluh
darah jantung oleh plak disebabkan oleh peningkatan kadar kolestrol LDL (low-
density lipoprotein) darah berlebihan akan menumpuk pada dinding arteri
sehingga aliran darah menjadi terganggu dan juga dapat merusak pembuluh
darah. Lesi-lesi pada arteri menyumbat aliran darah ke jaringan dan organ-organ
utama, yang di manifestasikan sebagai penyakit koroner arteri, infark miokard,
penyakit vaskuler perifer (.Majid, 2018). inflamasi atau kerusakan di dinding
pembuluh darah berlansung secara perlahan-lahan dan berlansung dalam jangka
waktu yang lama dan menahun , endotel yang rusak akan terus diikuti oleh
penumpukan dan kerusakan berikutnya plak semkain tebal, plak yang khas
merupkan lesi berwarna putih kekuningan yang terletak pada tunika intima dan
menonjol ke lumen pembuluh darah plak Ada 2 jenis plak yang sudah
diketahui: 1.Fatty streak lesi awal yang tersusun dari kumpulan sel-sel makrofag
dan sel-sel otot polos yang penuh lemak didalam tunika intima 2.Plak
komplikata : atheroma mengawali klasifikasi, perdarahan ,fisura merupakan
predisposisi terjadniya thrombosis local ,penebalan tunika media, mikroemboli
kolestrol (Wihastuti, dkk.2016)

2.1.4 Klasifikasi Penyakit Jantung Koroner

PJK ( penyakit jantung koroner ) umumnya dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

1. Chronic Stable Angina ( Angina Pectoris Stabil –APS)


APS adalah bentuk awal dari PJK yang ditandai dengan nyeri dada atau rasa
tidak enak di dada, rahang ,bahu punggung biasanya dicetuskan pada saat stress
atau emosi, APS serangan timbul setiap kali melakukan aktivitas fisik dan hilang
dengan istirahat atau dengan pemberian nitrat,suatu aktivitas fisik yang berkaitan
9

dengan kurangnya aliran darah ke jantung tanpa disetai dengan kerusakan sel-sel
jantung lamanya serangan tidal lebik dari 5 menit ,gambar EKG pada penderita
ini tidak khas,tetapi suatu kelainan. (Nurrahmani, Ulfah 2015)
2. Acute Coronary Syndrome ( ACS ) suatu sindrom klinis yang bervariasi dan
biasanya dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Unstable Angina ( UA – Angina Pektoris Tidak Stabil APTS )
Angina pektoris tidak sabil adalah nyeri yang timbul saat istirahat , nyeri makin
hari makin sering timbul atau lebih berat dari sebelumnya. angina ini biasanya
menyertai peningkatan beban kerja jantung. hal ini tampaknya terjadi akibat
arterosklerosis koronaria, yang ditandai oleh trombus yang tumbuh dan mudah
mengalami spasme. apabila keadaan plak pada arteria koronaria menjadi tidak
stabil, misalnya mengalami pendarahan, ruptur atau terjadi fissura, sehingga
terbentuk trombus di daerah plak yang menghambat aliran darah koronaria dan
terjadi serangan angina pektoris. serangan angina pektoris jenis ini datangnya
tidak tentu waktu, dapat terjadi pada waktu penderita sedang melakukan
aktivitas fisik atau dalam keadaan istirahat, dan gejalanya bervariasi tergantung
bentuk ukuran dan keadaan trombus. (Nurrahmani, Ulfah 2015)
b. Acute Non Stelevasi Myocardial Infarction (Acute Nstemi)
Sudah terdapat kerusakan dari sel otot jantung dengan keluarnya enzim yang ada
di dalam otot jantung seperti:CK,CKMB,Troponin, (Nurrahmani, Ulfah 2015)
Diagnosis ditegakkan jika jika terdapat angina dan tidak disertai dengan segmen
ST elevasi yang persisten. pada EKG beragam bisa berupa depresi segmen ST
inversi gelombang T, gelombang T yang datar atau psudo-normalization, atau
tanpa perubahan EKG saat presentasi, untuk menegakkan NSTEMI depresi
segmen ST ≥ 0,5 mm di VI-V3 dan ≥ 1 mm di sadapan lainya , selain itu dapat
dijumpai segmen ST tidak persisten ( < 20 menit ) dengan amplitudo lebih
rendah dari segmen ST pada STEMI inversi gelombang T yang simetris ≥ 2mm
semakin memperkuat NSTEMI. ( Setyowati, 2017 )
c. Acute ST Elevasi Myocardial Infarction (Acute Stemi)
Keadaan mirip dengan acute nstemi, tetapi sudah ada kelainan EKG berupa ST
elevasi yang baru atau timbulnya blanch block yang baru(Nurrahmani, Ulfah
2015) infark miokard dengan segmen ST elevasi diketahui dari tanda dan gejala
yang diketahui dari pemeriksaan, pertama pada anamnesis nyeri dada, hampir
setengah kasus terjadi aktivitas berat , stress emosi dirasakan pada pagi hari
10

dalam beberapa jam setelah bangun tidur , diagnosis ditegakkan jika , adanya
nyeri dada lebih dari 20 menit dan tidak hilang pemberian nitrat biasa
.perubahan EKG , nekrosis miokard dilihat dari 12 lead EKG , selama fase awal
infark miokard akut , EKG pasien mengalami oklusi total arteri koroner
menunjukan elevasi segmen ST, .nilai elevasi segmen ST bervariasi , tergantung
kepada usia jenis kelamin dan lokasi infark yang terkena . bagi pria jika usia
lebih dari 40 tahun jika diperoleh segmen ST elevasi VI-V3 ≥ 2 mm dan ≥ 2,5
mm bagi pasien yang berusia ≤40 tahun. (Setyowati, 2017 )
2.1.5 Tanda & Gejala Penyakit Jantung Koroner.
Tanda & Gejala penyakit jantung koroner tidak dikenali oleh orang awam
penderta baru menyadarinya ketika kondisinya sudah parah, berikut ini tanda
dan gejala penyakit jantung koroner:
1. Nyeri dada menjalar ke lengan kiri bahu, leher sampai ke rahang bawah
sampai ujung jari merasa pegal atau kesemutan. nyeri berupa rasa tertekan,
tertusuk, panas atau rasa seperti diplintir. seperti rasa berat, sesak atau
“penuh” untuk rasa nyeri yang stabil biasanya berlangsung durasi 30 detik
hingga beberapa menit, rasa nyeri akan hilang bila penderita istirahat ,
menenangkan diri atau meminum obat, rasa nyeri yang tidak stabil biasanya
bertahan (tidak segera menghilang) meskipun penderita beristirahat ataupun
menengkan diri.
2. Mual dan muntah dan keringat dingin
3. Pusing: timbulnya rasa pusing muncul sebagai akibat dari menurunya jantung
untuk memompa darah sehingga aliran darah dalam tubuh terganggu.
4. Sesak nafas: karena otot jantung tidak bisa mendapatkan pasokan darah
dalam jumlah yang cukup,
5. Jantung berdebar-debar
6. Rasa lelah yang berkepanjangan ( Hospital Authority ,2016).
2.1.6 Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner
1. Usia
Penyakit jantung koroner terjadi pada orang dengan usia laki-laki usia 45 tahun,
pada perempuan usia 55 tahun meningkatnya usia seseorang berkaitan dengan
menambahnya waktu yang digunakan untuk proses pengendapan lemak pada
dinding pembuluh nadi,selain itu proses kerapuhan dinding pembuluh tersebut
semakin panjang,sehingga maka semakin besar kemungkinan terserang penyakit
11

jantung koroner (Majid, 2018). usia adalah faktor resiko terpenting dan 80% dari
kematian akibat penyakit jantung koroner mayoritas orang meninggal akibat
jantung koroner berusia 65 tahun atau lebih, selain itu pada usia 45 tahun
seseorang mempunyai peluang sebesar 50% mengalami penyakit dibandingkan
pada usia muda. (American Heart Association, 2018) Menurut hasil penelitian
yang dilakukan sebelumnya ada hubungan antara usia dengan kejadian penyakit
jantung koroner (Johanis, 2020) Klasifikasi usia menurut Depkes 2009 adalah :
Masa balita = 0 – 5 tahun, Masa kanak-kanak = 5 – 11 tahun , Masa remaja awal
= 12 – 16 tahun, Masa remaja akhir = 17 – 25 tahun, Masa dewasa awal = 26 –
35 tahun , Masa dewasa akhir = 36 – 45 tahun , Masa lansia awal = 46 – 55
tahun, Masa lansia akhir = 56 – 65 tahun, Masa manula = Lebih dari 65 –
sampai atas

2. Jenis Kelamin
Wanita memiliki resiko lebih rendah mengalami penyakit jantung dibanding
laik-laki .estrogen merupakan salah satu proteksi pada wanita, wanita rawan
dengan penyakit jantung koroner setelah menoupouse, hal tesebut dikarenakan
perempuan mempunyai hormon estrogen yang berfungsi sebagai pelindung
imunitas sebelum masa menopouse. laki- laki lebih berisiko terhadap penyakit
jantung koroner karena perubahan gaya hidup dan kebiasaan laki-laki merokok.
namun, perlu diwaspadai juga oleh perempuan agar menjaga gaya hidup
terutama menerapkan pola hidup sehat. sesudah masa menopouse peningkatan
setelah menopouse terjadi akibat penurunan kadar estrogen dan peningkatan
lipid dalam darah (Wihastuti,2016 dalam Apris, 2019) Menurut penelitian
sebelumnya yang dilakukan di Rumah Sakit TK.ii dr. AK Gani Palembang
bahwa adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit jantung
koroner ( Suherwin, 2016)
3. Riwayat Keluarga
Seseorang dianggap memiliki faktor resiko dari riwayat keluarga jika ada
anggota keluarga (ayah,ibu,atau saudara kandung) yang menderita penyakit
jantung koroner .resiko arterikleroisis akan meningkat pada laki-laki sebelum
usia 55 tahun, atau wanita sebelum usia 65 tahun, semakin banyak anggota
keluarga yang menderita sakit jantung, maka semakin berlipat pula resiko yang
diwariskan (Wihastuti dkk, 2016). Menurut hasil penelitian sebelumnya ada
hubungan antara riwayat keluarga di ruang poliklinik jantung RST. Dr
12

Reksodiwiryo Padang pada bulan April 2018 dengan kejadian penyakit jantung
koroner (Irawati, 2018)

4. Pekerjaan

Salah satu faktor struktur sosial yaitu pekerjaan akan mempengaruhi


pemanfaatan pelayanan kesehatan, pekerjaan seseorang dapat mencerminkan
sedikit banyaknya informasi yang diterima, informasi tersebut akan membantu
seseorang dalam mengambil keputusan untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada. pekerjaan sangat berkaitan dengan pola hidup karena bila
pekerjaan sebagai swasta maka lebih banyak waktu meluang untuk
mengkonsumsi rokok dang memakan makanan yang mengandung kolesterol
yang tinggi dengan demikian akan lebih beresiko meningkatkan terjadinya
penyakit jantung koroner namun pekerjaan bukan penghalang seseorang untuk
datang dan memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan.Hasil penelitian
menemukan tidak adanya hubungan antara pekerjaan dengan penyakit jantung
koroner. ( Ghani, 2016)

5. Status Ekonomi

Faktor ekonomi berhubungan dengan peningkatan prevalensi tekanan darah


tinggi dan obesitas. Secara teori hal tersebut sesuai dengan konsep ekonomi,
pengeluaran akan selalu mengikuti pendapatan. gaya hidup akan menyesuaikan
pendapatan yang didapatkan. status sosial ekonomi akan mempengaruhi
konsumsi kolesterol yang kemudian berpengaruh pada tekanan darah dan
kejadian aterosklerosis gaya hidup yang menyebabkan kalangan sosial ekonomi
rendah juga banyak yang mengkonsumsi junfood makanan berlemak dan
makanan tinggi kolesterol. Hal tersebut membuktikan bahwa status sosial
ekonomi bukan lagi menjadi faktor risiko penyakit jantung koroner dari hasil
penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara status sosial ekonomi
dengan penyakit jantung koroner di RS Umum Daerah Kota Semarang
(Farahdika, 2015)

6. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan dan
informasi yang akan diterima.dalam menjalani kehidupan namun tidak
selamanya yang berpendidikan dasar tingkat pengetahuannya tentang penyakit
13

jantung koroner rendah dan juga tidak semuanya yang berpendidikan menengah
keatas tingkat pengetahuannya tentang PJK tinggi penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
pendidikan dengan kejadian PJK. teori menunjukkan bahwa orang-orang dengan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki kesadaran akan kesehatan yang
lebih baik sehingga dapat menurunkan risiko untuk terkena PJK. pendidikan
memiliki dampak pada kesehatan seseorang seperti pengaruh pada perilaku
hidup yang lebih sehat, meningkatnya tingkat pendidikan maka akan
meningkatkan kesadaran individu untuk hidup sehat dan memperhatikan gaya
hidup dan pola makan. Pada individu yang pendidikan rendah mempunyai risiko
kurang memperhatikan gaya hidup dan pola makan serta apa yang harus
dilakukan dalam mencegah penyakit (Hakim, 2018) Menurut penelitian
sebelumnya tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian penyakit
jantung koroner (Farahdika, 2015)
7. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang menganggu fungsi
endotel, endotel ini mengawali proses pembentukan kerak yang dapat
mempersempit ilang koroner orang yang mempunyai darah tinggi beresiko
untuk mengalami penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi (hipertensi)
akan menaikkan beban kerja jantung, sehingga otot jantung menebal dan
menjadi lebih kaku. pengerasan otot jantung merupakan kondisi yang tidak
normal, karena jantung tidak dapat bekerja dengan baik, resiko penyakit jantung
koroner akan meningkat ((Nurrahmani, Ulfah 2015 dalam America Haert
Association, 2018). seseorang yang memiliki riwayat tekanan darah sistolik
130/85 mmHg – 139/ 89 mmHg akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan
penderita hipertensi dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120 per 80
mmHg. Menurut penelitian sebelumnya terdapat hubungan antara riwayat
hipertensi dengan penyakit jantung koroner.( Johanis, 2020)
14

Tabel 2.1
Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah
(mmHg) Diastol (mmHg)
Normal 120 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipetensi Derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 160 -179 100- 109
Hipertensi kritis 3 ≥ 180 ≥110
Sumber : (American Heart Asociation, 2017)

8. Kolestrol Tinggi

Kolestrol tinggi dalam jangka panjang koletrol itu akan membuat dinding
pembuluh darah menjadi tebal dan keras sehingga rongga pembuluh koroner
dapat menyempit, endapan kolestrol yang retak memicu pembentukan gumpalan
darah akhirnya menyumbat liang koroner. hiperlipidemia terjadinya peningkatan
kolestol total, kolestrol LDL,trigeserida, atau penurunan kolestrol HDL
kolestrol yang tinggi (kolestrol total > 240 mg/dL dan kolestrol LDL > 160
mg/dL resiko terjadinya PJK akan meningkat jika seseorang memiliki riwayat
kadar kolesterol ≤ 200 mg/dl maka seseorang dikatakan berisiko rendah terhadap
penyakit jantung koroner. (Iskandar dkk, 2017 dalam (Apris, 2019). Menurut
penelitian sebelumnya ada hubungan antara riwayat kolestrol total di unit Rawat
Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dengan kejadian penyakit jantung
koroner ( Widayanti & Widyastuti, 2020)

Tabel 2.2.
Hasil Pemeriksaan Kolesterol

Jenis kolestrol Kadar Dan Artinya

Kolestrol total Normal : : <200 mg/dl


Tinggi : 200-239 mg/dl
Sanggat tinggi :>240 mg/dl
Kolestrol LDL Baik : 100-129 mg/dl
Tinggi : 130-189 mg/dl
Sangat tinggi : >190 mg/dl
Kolestrol HDL Baik : > 60 mg/dl
Buruk : <60 mg/dl
Trigliseridia Normal : <150 mg/dl
Cukup tinggi : 150-199 mg/dl
Tinggi : 200-299 mg/dl
Sanggat tinggi : > 500 mg/dl
Sumber : (Nurrahmani, Ulfah 2015)
15

6 .Merokok
Kebiasaan hidup yang kurang sehat dapat mempengaruhi pembuluh darah
diantaranya yaitu merokok. ada beberapa zat yang terkandung dalam rokok bisa
menenpel di pembuluh darah sehingga lama kelamaan pembuluh darah akan
menyempit, mengakibatkan kerja jantung memompakan darah keseluruh tubuh
akan lebih berat sehingga tekanan pada pembuluh darah akan meningkat untuk
memenuhi suplai darah ke organ-organ lain. carbon monoxida juga akan
berikatan dengan hemogloin yang menggantikan oksigen, yang akan
mempercepat terjadinya atherosclerosis.perokokmempunyai resiko 10 tahun
lebih cepat dibannding yang tidak merokok, pada perokok mempunyai 2-3 kali
untuk meninggal karena penyakit jantung koroner daripada yang bukan
perokok,( Malaeny,.2017). kerusakan vaskuler yang meliputi penurunan aliran
darah jantung, suplai oksigen ke jaringan otot jantung, resistensi insulin
meningkat dan menurunnya aktivitas oksida nitrit (NO) pada endotel. kerusakan
endotel ini akan menyebabkan kemampuan dilatasi menurun, kontraski
pembuluh darah meningkat, sehingga dapat meningkatkan perkembangan
aterosklerosis. Klasifikasi Perokok Antara Lain: (Malaeny,.2017)
a.Perokok sangat berat adalah perokok yang mengkonsumsi rokok sangat sering
yaitu merokok lebih dari 31 batang per hari dari selang waktu merokok 5 menit
setelah bagun pagi

b.Perokok berat perokok yang mengkonsumsi rokok sering yaitu 21-30 batang
per hari dengan selang waktu 6 – 30 menit mulai dari bagun pagi.

c.Perokok sedang adalah yang mengkonsumsi rokok cukup yaitu sekitar 1-20
batang per hari dengan selang waktu 31-60 menit mulai dari bagun pagi.
d.Perokok ringan adalah perokok yang mengkonsumsi rokok jarang yaitu sekitar
10 batang per hari dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.Menurut
hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara
kebiasaan merokok dengan penyakit jantung koroner (Iskandar, 2017)

7. Obesitas

Obesitas atau berat badan yang berlebih berhubungan dengan beban kerja
jantung yang meningkat dan juga kebutuhan oksigen untuk jantung, obesitas
berhungan dengan intake kalori dan peningkatan kadar LDL ( Low Density
16

Lipoprotein) sehingga lemak dapat menyempit/ menghambat di arteri koroner.


obesitas atau kegemukan adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan
adanya penumpukan lemak tubuh yang melebihi batas normal. Orang dengan
kelebihan berat badan, berdasarkan penelitian beresiko untuk mengalami
serangan jantung. Menurut penelitian sebelumnya ada hubungan antara obesitas
dengan kejadian penyakit jantung koroner di RSU Meuraxa Banda Aceh.
pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) dilakukan dengan cara mengukur berat
badan dan tinggi badan. (Nurrahmani, Ulfah 2015 dalam Iskandar, 2017):

Tabel 2.3
Cara Menghitung Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh : Berat Badan (BB)
Tinggi Badan X Tinggi Badan ( m²)

Sumber : (Anies , 2016)


Obesitas orang dewasa ditentukan oleh indeks massa tubuh (IMT) adalah
pengukuran antropometri untuk menilai apakah komponen tersebut sesuai
dengan standar normal atau ideal, Setelah mendapatkan hasil pengukuran
indeks massa tubuh, dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 2.4
Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT
Indeks Massa Tubuh Kategori
≤ 18,5 Berat Badan Kurang ( Underwight)
18,5 -24,9 Normal
25,0-29,9 Beresiko (Overweight)
30- 34,9 Obesitas 1
35-39,9 Obesitas 2

Sumber : ( Nurrahmi & Kurniadi, 2015)


8. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang kurang merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung
koroner otot jantung tidak bisa bergerak dengan baik. dampak terhadap
fisiologis yang lain. dari kegiatan gerakan ini adalah menurunkanya kadar
kepekatan rendah dari lipid protein, menurunkan kadar glukosa darah,dan
memperbaiki cardiac output.dampak positif ini dapat mengurangi kemungkinan
penyakit jantung koroner selain berolahraga.aktivitas fisik dapat juga dilakukan
sambil melakukan kegiatan sehari-hari secara ekstra, misalnya : Naik tangga,
17

Jalan kaki/jalan cepat,tetap bergerak.mengerjakan pekerjaan rumah seperti,


menyapu,ngepel dan pekerjaan rumah lainnya. melakukan aktivitas fisik
minimal 30 menit akan mengakibatkan kelebihan kalori dalam tubuh sehingga
tidak terbuang melalui pembakaran. hal ini akan menyebabkan penimbunan
lemak di tubuh sehingga mempengaruhi gerak jantung dalam memompa darah,
sehingga banyak anggota tubuh kurang suplai oksigen (Nurrahmani, Ulfah 2015)
seseorang harus melakukan sedikitnya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang
sepanjang minggu. atau setidaknya 75 menit aktivitas fisik intensitas kuat
sepanjang minggu. stau kombinasi yang setara dari aktivitas intensitas sedang
dan kuat. untuk manfaat kesehatan tambahan, mereka harus meningkatkan
aktivitas fisik intensitas sedang hingga 300 menit per minggu, atau setara.
mereka yang memiliki mobilitas yang buruk harus melakukan aktivitas fisik
untuk meningkatkan keseimbangan dan mencegah jatuh, 3 hari atau lebih per
minggu ( World Health Organization, 2018) Menurut penelitian yang dilakukan
di poliklinik jantung Lestari& Ramadini RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun
2017 menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian
penyakit jantung koroner individu yang beraktivitas fisik rendah memiliki resiko
yang tinggi terhadap terjadinya penyakit jantung koroner, (Lestari&
Ramadini,2017)

12.Diabetes Mellitus (DM)

Komsumsi gula berlebih mempengaruhi kondisi jantung arteri termasuk sel-sel


endotel sel otot polos serta makrofag , kadar glukosa tinggi dalam tubuh
berperan dalam proses aterogenensis , proses ini terjadi karena glukosa tinggi
dalam tubuh berperan meningkatkan akumulasi diacyl-gliceril ( DAG) di
vaskular serta meningkatkan kadar glukosa melalui jalur aldoa reactive oxygen
species (ROS) dan mengubah struktur LDL , selanjutnya kan berlanjut pada
patogenesis aeteroklerosis seseorang yang mempunyai riwayat penyakit diabetes
melitus berhubungan dengan perubahan patofisiologi pada sistem
kardiovaskuler. Diantaranya dapat berupa disfungsi endotel dan gangguan
pembuluh darah yang pada akhirnya meningkatkan risiko terjadinya penyakit
arteri koroner (CAD).( (Wihastuti dkk,2016 dalam Apris ,2019). Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara riwayat penyakit
diabetes mellitus dengan kejadian penyakit jantung koroner (Torawoba, 2020)
18

Tabel 2.5
Klasifikasi Hasil Kadar Gula Darah
Bukan Belum DM
DM pasti DM
Kadar gula Plasma vena <100 100-199 ≥ 200
darah sewaktu Darah
( mg/dl) kapiler < 90 90-199 ≥ 200

Kadar gula Plasma vena < 100 100-125 ≥ 126


darah puasa
( mg/dl) Darah
kapiler <90 90-99 ≥ 100
Sumber : ( World Health Organization , 2016 )

13, Stress

Stres berkelanjutan akan mengakibatkan terjadinya penyempitan di pembuluh


darah, hal ini disebabkan oleh tingginya hormon adrenalin dan zat ketokelamin
di dalam darah. pada saat stress lambat laun akan membuat kerusakan endotel
hal itu karena adanya robekan di pembuluh darah yang menyebabkan
munculnya gumpalan serta penyempitan di pembuluh darah, stress merupakan
keadaan yang dapat menyebabkan perubahan homeostasis yang diprovokasi
oleh berbagai stressor lingkungan, psikologi maupun fisiologi, stress dapat
menginduksi saraf simpatis dan hypothalamic-pituary-adrenal (HPA).
peningkatan aktvitas syaraf simpatis dapat menginduksi inflmasi vaskular yang
menyebabkan arteroklerosis serta peningkatan adhesi dan agregasi platelet,
nerephineprine (NE) dapat mengontrol pelepasan chortocortrophin releasing
hormone (CRH) yang merupakankunci koordinasi stress, hiperkortisolemia yang
diinduksi oleh HPA axis juga berhungan dengan penyakit kardiovaskular
(Wihastuti dkk, 2016) Menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di
Poliklinik RS Medistra 2017 terdapat hubungan antar stress dengan kejadian
penyakit jantung koroner .( Azwinda ,2017) Kuesioner Perceived Stress Scale
(PSS-10) yang sudah di translate ke dalam Bahasa indonesia (Indira, 2016)
adalah kuesioner laporan diri yang mengukur evaluasi seseorang dari situasi
stres dalam satu bulan terakhir di kehidupan mereka. Setiap pertanyaan
diberikan skor 0 sampai 4.perceived Stress Scale terdiri dari sepuluh 10-item
pertanyaan, terdapat enam pertanyaan negative (1,2,3,6,9,10) dan empat
pertanyaan positive (4,5,7,8) Skor 0 untuk jawaban tidak pernah, skor 1 untuk
jawaban hampir tidak pernah, skor 2 untuk jawabaan kadang-kadang, skor 3
19

untuk jawaban sering dan skor 4 untuk jawaban sangat sering. Nilai skor ini
dibalik untuk menjawab pertanyaan positif, sehingga skor 0 = diubah menjadi
4, skor 1 = diubah menjadi 3, skor 2 = diubah menjadi 2. skor 3= diubah
menjadi 1. skor 4 diubah menjadi 0 . di kelompokkan menjadi 3 yaitu 1. Skor 0-
13 stress rendah. 2.Skor 14-26 stress sedang. 3.Skor 27-40 stress tinggi. (Cohen.
1988. di translate dalam bahasa indonesia Indira,2015)
14. Alkohol

Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah banyak dalam satu waktu dapat


meningkatkan progresif penyakit kardiovaskuler,alkohol dapat meningkatkan
progresifitas ateroklerosis, selain itu dapat meningkatkan resiko infark miokard
progresifitas ateroklerosis ,hubungan antara perubahan intima media thickness
dan plak ateroklerosis terlihat pada seseorang yang minum alkohol > 6 porsi tiap
satu waktu (Wihastuti dkk 2016). Menurut hasil penelitian sebelumnya ada
hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian penyakit jantung koroner (
Cora, 2018)

2.1.7 Komplikasi Penyakit Jantung Koroner


Komplikasi penyakit jantung koroner yaitu sebagai berikut:
1.Nyeri dada : angina yang diakibatkan oleh adanya penyempitan arteri koroner
dijantung sehingga otot-otot jantung akan kekurangan oksigen.
2.Serangan Jantung /Kematian otot jantung ( myocardial infartion) : rasa sakit
pada dada yang terjadi akibat sebagian otot jantung mati.biasanya hal ini terjadi
akibat arteri koroner yang mendarahi jantung mengalami penyumbatan total
3. Aritmia: denyut jantung yang tidak normal akibat adanya kerusakan pada otot
jantung dan bisa disertai dengan rasa berdebar-debar, gangguan irama jantung
yang ringan menimbulkan berbagai keluhan ,denyut jantung terasa berat dada
bergetar,denyut berhenti. bahkan yang berat bisa menimbulkan kematian.
4. Gagal jantung: dalam hal ini kemampuan jantung untuk memompa darah
melemah dapat mengakibatkan penimbunan cairan pada beberapa bagian tubuh,
dengan gejala sesak nafas bengkak dipergelangan kaki.. (Anies, 2016)
20

2.1.7 Kerangka Teori


Diagram 2.1
Kerangka Teori Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner

Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner

Usia, Jenis Kelamin, Riwayat KeluargaHipertensi,


.Obesitas, Merokok Diabetes Mellitus, Stress
Kolestrol Tinggi , Aktivitas Fisik ,Alkohol ,Pekerjaan,
Pendidikan, Status Sosial Ekonomi

Terjadinya penyempitan atau penyumbatan di pembuluh


darah koroner

Arteroklerosis

Penyakit Jantung Koroner (PJK) .

Kompikasi :

1. Nyeri dada
2. Gagal jantung
3. Serangan jantung
4. Aritmia

Sumber : (Wihastuti dkk, 2016. Apris, 2019. Farahdika, 2015. Hakim, 2018)
21

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep


Kerangka konsep adalah pembahasan konsep bertujuan untuk membahas
konsep-konsep tentang variabel atau yang terkait dalam penelitian kerangka
konsep (Djali, & Fatmawati 2020) Kerangka konsep dari penelitian ini sanya
satu variabel untuk melihat analisa univariat bertujuan untuk menggambarkan
faktor resiko kejadian penyakit jantung koroner maka dapat dibuat kerangka
konseptual sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kerangka Konsep Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner

Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner

1. Usia
2. Jenis Kelamin
3.Riwayat Keluarga
4. Hipertensi
5.. Obesitas
6. Merokok
7. Konsumsi Alkohol
8. Diabetes Mellitus
6, Aktivitas Fisik
7. Kolestrol Tinggi
8. Stress
22

3.2 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah suatu mendefinisikan suatu konsep/varibael agar
dapat diukur dengan cara melihat dimensi indicator dapat berupa aspek,
perilaku atau karakteristik ( Noor, 2017) Definisi operasional variabel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi Operasional Faktor
Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Usia Usia adalah perhitungan Kuesioner 1. Masa lansia Ordinal
usia yang dimulai pada awal = 45–55 tahun
saat kelahiran sampai 2. Masa lansia
sekarang akhir= 56–65 tahun
3. Masa manula =
65 – sampai atas
( Depkes, 2009)

2. Jenis Ciri fisik dan biologis Kuesioner 1. Laki-laki


Kelamin responden untuk 2. Perempuan Nominal
membedakan gender pada ( Apris, 2019)
penderita jantung koroner

3. Riwayat Riwayat keluarga adalah Kuesioner 1. Ada riwayat Ordinal


keluarga riwayat penyakit yang keluarga
pernah di derita ( ayah, 2. Tidak ada
ibu, kakek saudara yang riwayat keluarga
sedarah ) yang menderita
penyakit jantung koroner (Wihastuti,2016)

4. Hiperten Seseorang yang memiliki Kuesioner 1=Ya,mempunyai Ordinal


si riwayat tekanan darah riwayat hipertensi ≥
tinggi didapatkan hasil 1 bulan
jika tekanan darah tinggi 2= Tidak
lebih dari140/90 mmHg mempunyai riwayat
hipertensi
(AHA,2017)

4. Obesitas Peningkatan berat badan Kuesioner 1. Berat Badan Ordunal


dihitung dari IMT.( Kurang (
23

Indeks Massa T ubuh ) Underwight): ≤


18,5 1
2.Normal : 18,5 –
24,9
3. Overweight:
25,0-29,9
4. Obesitas: 30-
≥40
(Nurrahmi, 2015)
5. Tinggi Nilai rata-rata tinggi Kuesioner Menggunakan nilai Rasio
badan badan mean( rata-rata)
median (nilai
tengah), modus
nilai sering
muncul) nilai
minum, nilai
maksimum
6. Berat Nilai rata-rata berat badan Kuesioner Menggunakan nilai Rasio
Badan mean( rata-rata)
median (nilai
tengah), modus
nilai sering
muncul) nilai
minum, nilai
maksimum

7. Hiperten Seseorang yang memiliki Kuesioner 1.Ya,mempunyai Ordinal


si riwayat tekanan darah riwayat hipertensi ≥
tinggi didapatkan hasil 1 bulan
jika tekanan darah tinggi 2. Tidak
lebih dari140/90 mmHg mempunyai riwayat
hipertensi
(AHA,2017)
8. Meroko Merokok adalah Kuesioner 1. Memiliki riwayat Ordinal
k seseorang yang memiliki merokok. ≥ 1-20
riwayat merokok rata-rata batang/ hari
jumlah merokok yang 2. Tidak memiliki
dihisap oleh responden riwayat
per hari merokok/berhenti ≥
1 bulan terakhir
(Melaeny,2017)

9. Diabetes Seseorang yang memiliki Kuesioner 1. Ya, memiliki Ordinal


Mellitus riwayat gula darah riwayat gula darah
sewaktu tinggi ≥ 200 tinggi 200 mg/dl ≥
mg/dl 1 bulan terakhir
2.Tidak , memiliki
riwayat gula darah
tinggi
(WHO, 2016)
10. Kolestro Terjadi peningkatan Kuesioner 1. Ya, memiliki Ordinal
l Tinggi kolestrol dalah darah riwayat kolestrol
24

dimana hasil pengukuran tinggi


kadar kolesterol sewaktu 2. Tidak , memiliki
kriteria berikut: riwayat kolestrol
- Kadar kolesterol total ≥ tinggi
200 mg/dl lebih dari satu (Nurrahmani, 2015)
bulan teraktir
11. Aktivita Lamanya waktu dan Kuesioner 1. Ya ,melakukan Ordinal
s Fisik kesinambungan kegiatan aktivitas fisik
aktivitas fisik yang biasa selama ≥30 menit/
dilaksanakan responden ≥ 3hari
2.Tidak, melakukan
aktivitas fisik ≤ 30
menit/≤ 3 hari
(WHO,2018)

12. Alkohol Seseorang yang Kuesioner 1. Ya, mempunyai Ordinal


menpunyai riwayat riwayat konsumsi
mengkonsumsi alkohol alkohol/ berhenti ≤
6 bulan
2.Tidak pernah
konsumsi alkohol
(Wihastuti , 2016)

13. Stress Stress adalah sebuah Kuesioner Ordinal


tekanan psikologis dan 1. Skor 0-13 stres
fisik yang bereaksi ketika rendah.
mengahapi situasi yang 2.Skor 14-26 stres
dianggap berbahaya sedang.
3.Skor 27-40 stres
tinggi.

( Cohen. 1988
dalam indira, 2015)

3.3 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah suatu desain yang dirancang mulai ditemukannya
permasalahan penelitian menentukan rancangan atau metode penelitian untuk
menjawab penelitian jenis penelitian dengan desain penelitian deskiptif
analitik yaitu suatu metode penelitian yang diakuan dengan tujuan utama
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan yang sedang di
hadapi pada situasi sekarang (Cahyanigrum&Indra, 2019).
25

3.4.1 Skema Penelitian


Diagram 3.4
Skema Penelitian Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada
Pasien Rawat Jalan Di Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021

Metode kuantitatif dengan jenis penelitian


penelitian survei analitk dengan desain
penelitian deskriptif

Seluruh pasien yang terdiagnosa medis Penyakit


Populasi: Jantung Koroner atau ST-Elevation Miocard Infarct
(STEMI) atau Non ST-elevation Miocard Infarct
(NSTEMI) di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini
Bekasi tahun 2021

Sampel: 113 orang


menggunakan simpel

Kuesioner:: nama inisial usia jenis kelamin dan


Instrumen Penelitian
riwayat keluarga: hipertensi, obesitas , merokok
,diabetes mellitus, kolestrol, aktivitas fisik,stress,
riwayat konsumsi alkohol

Analisa Data Analisa univariat

Pengolahan Data
Editing Coding Entry Cleaning
data

di poli klinik jantung RS


Waktu dan tempat penelitian : Bhakti Kartini Bekasi tahun
2021 agustus 2021
26

3.5 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang harus di teliti dari karakter yang
dapat diobservasi dari unit amatan yang merupakan suatu dari objek satu
dengan objek lainnya dalam kelompok yang mempunyai variasi tertentu yang
yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan
(Cahyaningrum, 2019) penelitian ini hanya menggunakan satu variabel saja
yang diteliti adalah usia,jenis kelamin, riwayat keluarga, hipertensi, obesitas,
merokok, diabetes mellitus, kolestrol tinggi, aktivitas fisik, stress, konsumsi
alkohol
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh unit penelitian atau unit analisis yang akan
dipelajari karakteristiknya (Djaali& Fatmawati , 2020) Seluruh pasien yang
terdiagnosa medis Penyakit Jantung Koroner atau congestive heart failure
(CHF) ST-Elevation Miocard Infarct (STEMI) atau Non ST-elevation Miocard
Infarct (NSTEMI) di poliklinik jantung di poli klinik jantung RS Bhakti
Kartini Bekasi tahun 2021 Sebesar 173 pasien
3.6.2 Sampel
Sampel ataupun sebagian unit-unit yang ada dalam populasi yang
karakteristiknya dipelajari atau diselidiki (Djaali& Fatmawati , 2020) Besar
sampel sebagai berikut menggunakan rumus slovin :
n= N
1+
Keterangan :
n = besar sampel
N = jumlah populasi
= margin of eror ( ditetapkan pleh peneliti 5% =0,05)
apabila dimasukkan data yang di peroleh di poliklinik jantung rs bhakti kartini
bekasi yaitu:
27

n= N
1+

n=

=
= 113
Sampel dalam penelitian ini adalah 113 orang di poli klinik jantung RS Bhakti
Kartini Bekasi tahun 2021
3.6.3 Teknik Sampling
Teknik sampling yaitu menggunakan sampel Nonprobabilitas yaitu teknik
sampel yang tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai
sampel ,teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah ( Noor 2017).
Simple random sampling yaitu pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan secara acak sebanyak 173 pasien di di kocok terlebih dahulu
kemudian di dapatkan 113 pasien yang besedia menjadi responden dalam
penelitian.
3.7 . Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.7.1 Kriteria Inklusi adalah kriteria yang akan menyaring anggota populasi
yang akan menjadi subjek dalam penelitian yang kan diteliti (Irfanuddin,2019)
Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu:

1.Responden yang melakukan pemeriksaan di poliklinik jantung RS Bhakti


Kartini Bekasi

2. Pasien yang terdiagnosa medik Penyakit Jantung Koroner Atau ST-


Elevation Miocard Infarct (STEMI) atau Non ST-elevation Miocard Infarct
(NSTEMI)

3. Bersedia menjadi responden dalam penelitian


28

4. Berusia 45-80 tahun

5. Laki- laki dan permpuan

3.7.2 Kriteria Ekslusi : adalah kriteria yang digunkaan anggota sampel dari
kriteria inklusi, atau populasi yang tidak sesuai dengan sampel yang digunakan
dalam penelitian (Irfanuddin,2019).Kriteria ekslusi pada penelitian ini yaitu:

1. Pasien yang tidak bersedia diteliti


2. Pasien yang mengundurkan diri menjadi responden
3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu dalam melakukan penelitian instrumen


penelitian atau alat pengumpulan data berupa kuesioner pertanyaan dan
lembaran observasi. yang berkaitan dengan faktor resiko kejadian penyakit
jantung koroner di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi tahun
2021,dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa:
1. Kuesioner Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner

Berisikan kuesioner pertanyaan faktor resiko penyakit jantung koroner dibuat


pernyataan yang telah dimodifikasi oleh peneliti dari penelitian sebelumnya
kemudian peneliti lakukan uji validitas dan reabilitas sehingga butir
pertanyaan tersebut sudah valid dengan menggunakan skala guttman kategori
“ya”, atau “tidak”. Kuesioner tentang usia (Berliana, 2017) untuk kuesioner
jenis kelamin riwayat merokok. riwayat keluarga. hipertensi obesitas berisikan
pertanyaan berat badan dan tinggi menggunakan (Nirmolo Galuh Djati, 2018)
untuk kuesioner kolestrol tinggi (Minarti, 2018) konsumsi alkohol . diabetes
mellitus menggunakan kuesioner (Kalalembang Alfrienti, 2003) , untuk
aktivitas fisik menggunakan kuesioner dari (Worth Heart Organization, 2018)
untuk kuesioner stress menggunakan Kuesioner Perceived Stress Scale (PSS-
10) Cohen 1998 telah di translate ke dalam Bahasa Indonesia (Indira, 2015)
penelitian ini yang meliputi 10 pertanyaan. Soal-soal di PSS menanyakan
tentang perasaan dan pikiran selama sebulan terakhir.terdapat 4 dan 6
pertanyaan negatif (1,2, 3, 6,9,&10) dan pertanyaan positif (4, 5, 7, & 8) imana
skor PSS diperoleh dengan membalik Skor PSS-10 diperoleh dengan
membalik skor pada empat item positif, ( 0 = 4, 1 = 3, 2 = 2, 3 = 1 & 4 = 0)
lalu menjumlahkan total skornya. dengan jumlah poin 40 . Skor mulai dari 0-
29

13 stres rendah.Skor mulai dari 14-26 stres sedang.Skor mulai dari 27- 40 stres
tinggi.instrumen penelitian ini (Cohen. 1988 ) berupa kueisener online melalui
google form dibagikan link di grup whatsap.
3.9 Prosedur Penelitian

3.9.1 Tahap Persiapan

Peneliti mulai mencari fenomena dan topik terkait penelitian,peneliti memulai


dengan membuat skripsi, melalui proses pembimbingan dan ujian
proposal.peneliti mengisi lembar form untuk surat penelitian, kemudian
peneliti melakukan uji validitas reabilitas kuesioner di poli klinik jantung RS
Bhakti Kartini Bekasi, peneliti mengatkan surat pengantar penelitian dari
Ketua Jurusan Keperawatan Stikes Bani Saleh ke ruang diklat.ke RS Bhakti
Kartini Bekasi , setelah disetuji peneliti menyerahkan surat penelitian ke
kepala ruangan di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi tahun 2021
Setelah disetujui peneliti melakukan pengambilan data di poliklinik jantung di
di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi yang tertuju untuk melakukan
penelitian kuesioner online melalui google formulir

3.9.2 Tahap Pelaksanaan

Sebelumnya peneliti rencana awal melakukan penelitian di poli klinik jantung


RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi tetapi karna tidak dapat
perizinan penelitian menjadi terhambat sesuai waktu yang ditentukan
kemudian peneliti berpindah ke tempat penelitian lain di RS Bhakti Kartini
Bekasi. di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi sudah tersedianya
whatsap grup selanjutnya peneliti meminta izin kepada admin grup untuk di
masukan di grup whatsap, di grup whatsap khusus penyakit jantung koroner,
selanjutnya peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan manfaat dan tujuan
serta jaminan terhadap hak-hak responden, menjelaskan data yang didapat dari
responden dijamin kerahasiannya menjadi responden serta meminta ijin jika
pasien bersedia menjadi responden (inform consent) melalui media grup
whatsapp. Setelah itu peneliti menetapkan kriteria inklusi dalam penelitian,
peneliti memberikan kuesioner online melalui grup whatsap lalu masuk ke
link google formulir dan menjelaskan dalam mengisi kuesioner, penyebaran
kuesioner ini dilakukan secara langsung oleh peneliti selama pengisian
30

kuesioner, peneliti menyebarkan kuesioner online melalui google formulir


dengan mendatangi secara langsung di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini
Bekasi, kemudian peneliti melihat kembali jawaban responden apakah sudah
terisi semua tanpa terlewat, jika ada data yang tidak terisi maka peneliti
mengkonfirmasi lagi kepada responden dengan cara menelpon atau vidio call,
setelah pengumpulan data selesai peneliti mengucapkan terima kasih kepada
responden dan memberikan souvenir berupa masker kepada responden sebagai
ucapan terimakasih.
3.9.3 Tahap Akhir

Peneiti melakukan entry data dan melakukan pengolahan data menggunakan


analisa data univariat melalui aplikasi statusktik spss dan proses penyusunan
akhir setelah itu peneliti mengkonsultasikan hasil penelitian dengan dosen
pembimbing.

3.10 Uji Validitas Dan Reabilitas

3.10.1 Uji Validitas


Validitas adalah mengukur koefesien korolasi antara skor suatu pertanyaan
atau indicator yang diuji dengan skor total varibelnya , untuk menentukan
item pertanyaan valid atau tidak dengan melakukan uji signifikan koefesien
korolasi Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel. r tabel dicari pada
signifikan (0,05) 5% dengan Penentuan kevalidan suatu instrumen disajikan
sebagai berikut: 1. .r-hitung > r-tabel atau nilai sig r < 0,05 : valid , .r-hitung
< r-tabel atau nilai sig r > 0,05 : Tidak Valid .Jika ada butir pertanyaan yang
tidak valid, maka butir yang tidak valid tersebut dikeluarkan, dan proses
analisis diulang untuk butir yang valid saja. (Herlina, 2019 )
Tabel 3.2
Uji validitas kuesioner faktor resiko penyakit jantung koroner usia,jenis
kelmin, riwayat keluarga, hipertensi, merokok, konsumsi
alkohol,kolestrol tinggi
No.Soal r hitung r tabel Keterangan
1. 0, 373 0, 306 Valid
2. 0, 501 0, 306 Valid
3. 0, 527 0, 306 Valid
4. 0, 542 0, 306 Valid
5. 0, 408 0, 306 Valid
6. 0, 425 0, 306 Valid
31

7. 0, 348 0, 306 Valid


8. 0, 643 0, 306 Valid
9. 0, 408 0, 306 Valid
10. 0, 409 0, 306 Valid
11. 0, 409 0, 306 Valid
12. 0, 619 0, 306 Valid
13. 0, 482 0, 306 Valid
14. 0, 643 0, 306 Valid
15. 0, 535 0, 306 Valid
16. 0, 631 0, 306 Valid
17. 0, 502 0, 306 Valid
18. 0, 534 0, 306 Valid

Tabel 3.3 Uji validitas kuesioner Perceived Stress Scale


No.Soal r hitung r tabel Keterangan
1. 0,828 0,4821 Valid
2. 0,879 0,4821 Valid
3. 0,585 0,4821 Valid
4. 0,828 0,4821 Valid
5. 0,565 0,4821 Valid
6. 0,565 0,4821 Valid
7. 0,828 0,4821 Valid
8. 0,565 0,4821 Valid
9. 0,879 0,4821 Valid
10. 0,585 0,4821 Valid

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari semua pertanyaan sudah
menunjukkan semua nilai r hitung > nilai r tabel sehingga semua pertanyaan
dinyatakan valid.

3.10.2 .Uji Relibilitas


Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan
menggunakan alat ukur yang sama. (Herlina, 2019) faktor resiko kejadian
penyakit jantung koroner sudah dinyatakan valid telah diuji dan memiliki nilai
koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,.875 . Perceived Stress Scale telah
dinyatakan valid dan reliabel PSS-10 dalam bahasa Indonesia, telah diuji dan
memiliki nilai koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,770
32

3.11 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data:


3.11.1 Teknik Pengolahan Data
Dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik –teknik tersebut
untuk pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan melalui teknik
komputerisasi menggunakan aplikasi spss dalam pengolahan ini mencakup
tabulasi data dan perhitugan statistik,bila diperlukan untuk pengambilan
kesimpulan statistik dalam penelitian digunakan 5% (a = 0,05)
3.11.1.1 Cara Pengolahan Data
Sebelum data analisis terlebih dahulu dilakukan pengolahan data dengan cara
sebagai berikut :
1. Editing(Pemeriksaan Data)
Editing kegiatan yang dilakukan untuk pengecekan isian koesioner atau
formulir. setelah koesioner selesai diisi kemudian dikumpulkan langsung oleh
peneliti dan selanjutnya diperiksa kelengkapan data apakah dapat dibaca atau
tidak dan kelengkapan isian. jika isian belum lengkap, responden diminta
melengkapi lembar kuesioner pada saat itu juga. pada tahap ini dilakukan
pemeriksaan terhadap semua isian pada semua pertanyaan dalam kuesioner.
editing dilakukan pada saat pengumpulan data atau setelah data terkumpul
dengan memeriksa jumlah kuesioner, kelengkapan identitas, lembar kuesioner,
kelengkapan isian kuesioner, serta kejelasan jawaban maka kuesener tersebut
dikeluarkan (drop out)
2. Coding (Pemberian Kode)
Coding merupakan lembaran atau kode berisi nomer responden ,dan nomor-
nomor petanyaan. proses coding adalah proses memberikan kode atau simbol
pada setiap jawaban yang telah di isi dalam kuesioner selama penelitian.
peneliti memberikan kode pada setiap jawaban berupa angka untuk lebih
mudah ingat dan sederhana pada masing-masing variabel.kegiatan data
mengubah data menjadi data dalam bentu angka
3.Entry Data (Pemasukan Data)
Setelah koesioner terisi penuh, dan telah melewati pengkodean kemudian data
dianalis. data diproses dengan cara memasukan data dari koesioner ke paket
program windows. Entry data yaitu memasukkan data yang telah diperoleh
menggunakan fasilitas computer. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
program program aplikasi pengolahan data statistik SPSS
33

4. Cleaning ( Pembersihan Data )


Untuk mengecek atau melihat kembali data yang selesai dimasukan dalam
software statistik atau SPSS, proses ini bertujuan untuk melihat apakah ada
kesalahan dalam entry data.
5. Tabulating (Tabulasi)
Proses pengelompokan jawaban-jawaban yang serupa dan menjumlahkan
dengan teliti dan teratur, dilakukan kelompokan jawaban yang sama dengan
menjumlahkannya. pada tahapan ini data diperoleh untuk setiap variabel
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. dalam
penelitian ini peneliti melakukan tabulasi data menggunakan program aplikasi
pengolah data statistik SPSS (Harahap & Siregar ,2019 )
6. Processing ( Proses Data)
Untuk mencapai tujuan penelitian maka semua data yang sudah di peroleh dari
penelitian lalu di edit masukan di dalam komputer melalui aplikasi microsoft
excel 2010 kemudian dilakukan coding pada setiap pertanyaan usia 1= 45-55
tahun, 2= 55-65 tahun, 3= ≥65 tahn =3. pertanyaan jenis kelamin 1= laki-laki,
2= perempuan. pertanyaan riwayat keluarga 1= ya, memiliki riwayat keluarga
2=tidak., memiliki riwayat keluarga. pertanyaan hipertensi 1= ya, memiliki
riwayat hipertensi lebih dari 140 mg.dl 2= tidak, memiliki riwayat hipertensi
peertanyaan tinggi badan dan berat badan dilakukan perhitungan indeks massa
tubuh 1=underwight:≤18,5.2=Normal:18,5-24,9.3=preobesitas:25-29,9,4=
obesitas:30-≥40. Pertanyaan merokok 1= merokok.≥1-.≥20 batang/ hari.
2=Tidak merokok. pertanyaan diabetes mellitus 1= ya, gula darah ≥ 200 mg/dl,
2= tidak gula rah tinggi. pertanyaan kolestrol tinggi 1= ya, kolestrol tinggi ≥
20 mg/dl. 2= tidak kolestrol tinggi. pertanyaan aktivitas fisik 1=ya , ≥30mnt/ ≥
3hari, 2=tidak, ≤30 mnt/≤ 3 hari. Untuk pertanyaan skor setiap pertanyaan
diberikan skor 0 sampai 4.perceived Stress Scale terdiri dari sepuluh 10-item
pertanyaan, terdapat enam pertanyaan negative (1,2,3,6,9,10) dan empat
pertanyaan positive (4,5,7,8) Skor 0 untuk jawaban tidak pernah, skor 1 untuk
jawaban hampir tidak pernah, skor 2 untuk jawabaan kadang-kadang, skor 3
untuk jawaban sering dan skor 4 untuk jawaban sangat sering. Nilai skor ini
dibalik untuk menjawab pertanyaan positif, sehingga skor 0 = diubah menjadi
4, skor 1 = diubah menjadi 3, skor 2 = diubah menjadi 2. skor 3= diubah
menjadi 1. skor 4 diubah menjadi 0 . di kelompokkan menjadi 3 yaitu 1= Skor
34

0-13 stress rendah. 2= Skor 14-26 stress sedang. 3= Skor 27-40 stress tinggi.
(Cohen. 1988 di translate ke dalam Bahasa Indonesia Indira, 2015) kemudian
di lakukan analisis data mengunakan univariat di aplikasi SPSS 21 hasil
penelitian di sajikan dalam bentuk variabel disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi dalam bentuk tabel yaitu usia jenis kelamin riwayat keluarga
hipertensi,diabetes mellitus, stress, merokok, konsumsi alkohol, aktivitas
,kolestrol tinggi untuk mengetahui faktor resiko penyakit jantung koroner
3.11.2 Analisa Data
1. Analisa Data Univariat
Analisa univariat merupakan jenis analisa yang bertujuan untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan karakteristik dilakukan dengan menggunakan analisis
distribusi frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti yang mana datanya
dalam bentuk kategori ( Lolombulan , 2020) untuk melihat variabel faktor
usia,
jeniskelamin,riwayatkeluarga,diabetes,hipertensi,obesitas,merokok,aktivitasfisi
k,kolestroltinggi,alkohol dan stress.Analisis univariat yang digunakan dalam
penelitian menggunakan nilai proporsi dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Analisa Data Univariat
Distribusi Frekuensi Fresentase %
usia, jenis kelamin, riwayat Rumus
keluarga, hipertensi, obesitas, F
merokok, diabetes mellitus, P = x 100
kolestrol tinggi N
,aktivitasfisik,alkohol,stress Keterangan :
P = nilai persentase responden
f = frekuensi atau jumlah yang
benar
N = Jumlah responden

3.12 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperhatikan prinsip-prinsip dasar


etik penelitian yang meliputi autonomy, beneficence, anonymity dan
justice.informad concent , Respect for human dignnity. Pertimbangan etik
terkait penelitian ini dilakukan melalui perizinan di poli klinik jantung RS
Bhakti Kartini Bekasi tahun 2021
35

1. Anonmity

Peneliti tidak mencantumkan nama responden di lembar kuesener maupun


tabulasi data melainkan menggunakan nama inisial saja.untuk menjaga
kerahasiaan responden dalam penelitian

2. Benefience

Peneliti memberikan informasi terkait judul , tujuan ,manfaat dalam penelitian


variabel yang diteliti proses pengumpulan data selesai yaitu dengan
memberikan informasi yaitu dengan membagikan informasi hingga
membagikan informasi sehingga melakukan tanya jawab sehingga mereka
mendapatkan tambahan pengetahuan yaitu terkait dengan penyakit jantung
koroner.

3. Confidentiality

Peneliti semua data yang terkumpul tidak dipublikasikan ataupun diberikan


kepada orang lain tanpa persetujuan responden. oleh sebab itu realisasi hak
responden untuk merahasiakan informasi dari masing-masing responden

4. Informed Consent

Jika responden bersedia di teliti maka klik ya dalam google formulir, jika
responden menolak untuk di teliti maka klik tidak, dan peneliti tidak
memaksakan dan tetap menghormati hak responden menentukan responden
setuju atau tidak dalam penelitian .

5.Justice

Responden dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang ditetapkan. pada penelitian


ini peneliti tidak membedakan ras, suku, agama dalam memilih responden
tetapi dalam penelitian ini yang dijadikan responden sesuai dengan kriteria
inklusi dalam penelitian.

6.Respect for human dignnity


Dalam penelitian ini responden memilih bersedia atau tidak jika dijadikan
responden dalam penelitian, jika responden tidak bersedia menjadi responden
36

dalam penelitian maka peneliti tidak memaksa responden ikut serta dalam
penelitian

3.12 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi
pengambilan data dan penelitian pada pasien penyakit jantung koroner atau
Infark Miokard Tanpa Elevasi Segmen ST (NSTEMI) dan Infark Miokard
Dengan Elevasi Segmen ST (STEMI) dilaksanakan pada bulan agustus tahun
2021. Menggunakan aplikasi whatsap grup menyebarkan kuesioner melalui
google formulir
37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisa Univariat

Berdasarkan data yang terkumpul sebanyak 113 responden di poli klinik


jantung RS Bhakti Kartini 2021 di dapatkan distribusi berdasarkan
karakteristik responden :

4.1.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Usia


Tabel 4.1.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Usia Di Poli Klinik
Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021

Karakteristik Distribusi Frekuensi (n=113)

Usia Frekuensi Persentase (%)

Lansia Awal 25 22,1


Lansia Akhir 48 42,5
Manula 40 35,4
Total 113 100

Berdasarkan tabel 4.1.1 diatas dapat dilihat bahwa pada pasien yang berobat di
poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 mayoritas berusia lansia
akhir (56-65 tahun) yaitu sebanyak 48 responden (42,5%).
4.1.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Jenis Kelamin
Tabel 4.1.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Jenis Kelamin Di
Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021

Karakteristik Distribusi Frekuensi (n=113)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 63 55,8
Perempuan 50 44,2
Total 113 100
38

Berdasarkan Tabel 4.2.1 diatas dapat diketahui bahwa pada pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 mayoritas jumlah
penderita lebih banyak yaitu laki-laki 63 responden (55,8%)
4.1.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Riwayat Keluarga
Tabel 4.1.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Riwayat Keluarga
Di Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021

Karakteristik Distribusi Frekuensi (n=113)

Riwayat Keluarga Frekuensi Persentase (%)

Ada 67 59,3
Tidak Ada 46 40,7
Total 113 100

Berdasarkan Tabel 4.1.3 diatas dapat diketahui bahwa penderita pada pasien
yang berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 mayoritas
yang memiliki riwayat keluarga lebih banyak yaitu 67 responden (59,3%).
4.1.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Riwayat Hipertensi
Tabel 4.1.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Riwayat Hipertensi
Di Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021

Karakteristik Distribusi Frekuensi (n=113)

Riwayat Hipertensi Frekuensi Persentase (%)

Ya 75 66,4
Tidak 38 33,6
Total 113 100

Berdasarkan Tabel 4.1.4 diatas dapat diketahui bahwa pada pasien yang berobat
di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 mayoritas memiliki riwayat
hipertensi lebih banyak yaitu sebanyak 75 responden (66,4%)
39

4.1.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Riwayat Diabetes Mellitus


Tabel 4.1.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Riwayat Diabetes


Mellitus Di Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021

Karakteristik Distribusi Frekuensi (n=113)

Diabetes Mellitus Frekuensi Persentase (%)

Ya 51 45,1
Tidak 62 54,9
Total 113 100

Berdasarkan Tabel 4.1.5 diatas dapat diketahui bahwa pada pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 yang tidak
memiliki riwayat diabetes mellitus lebih banyak yaitu sebanyak 62 responden
(54,9%).
4.1.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Riwayat Obesitas
Tabel 4.1.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Obesitas Di Ruangan
Di Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021

Karakteristik Distribusi Frekuensi (n=113)

Obesitas Frekuensi Persentase (%)

Underweight 1 0,9
Normal 68 60,2
Pre Obesitas 30 26,5
Obesitas 14 12,4
Total 113 100

Berdasarkan Tabel 4.1.6 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi
40

2021 memiliki indeks massa tubuh normal 18,5-24,9sebanyak 68 responden


(60,2%),

4.1.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tinggi Badan


Tabel 4.1.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tinggi Badan Di Ruang Di
Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021

Variabel Mean Median Modus Minimum Maximum SD

TB 163,57 164 155 147 177 7,181

Berdasarkan tabel 4.1.7 diatas dapat diketahui bahwa tinggi badan pasien yang
berobat di poli klinik jantung di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi
2021 memiliki nilai rata-rata tinggi badan 163,57 cm.
4.1.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Badan
Tabel 4.1.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan Di Ruangan Di
Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021

Variabel Mean Median Modus Minimum Maximum SD

BB 65,78 65 65 47 88 10,679

Berdasarkan tabel 4..1.8 diatas dapat diketahui bahwa berat badan pasien
yang berobat di poli klinik jantung di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini
Bekasi 2021 memiliki nilai rata-rata berat badan 65,78 kg

4.1.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Riwayat Merokok


Tabel 4.1.9

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Riwayat Merokok Di


Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
41

Karakteristik Distribusi Frekuensi (n=113)

Riwayat Merokok Frekuensi Persentase (%)

Ya 45 39,8
Tidak 68 60,2
Total 113 100

Berdasarkan Tabel 4.1.9 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 tidak memiliki
riwayat merokok yaitu sebanyak 68 responden (60,2%)

4.1.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Aktivitas Fisik

Tabel 4.1.10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Aktivitas Fisik Di
Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021

Karakteristik Distribusi Frekuensi (n=113)

Aktivitas Fisik Frekuensi Persentase (%)

Ya 67 59,3
Tidak 46 40,7
Total 113 100

Berdasarkan Tabel 4.1.10 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 yang memiliki
aktivitas fisik fisik ≥ 30 menit/hari sebanyak 67 responden (59,3%)

4.1.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Riwayat Kolestrol Tinggi

Tabel 4.1.11
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Kolestrol Tinggi Di
Ruangan Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
42

Karakteristik Distribusi Frekuensi (n=113)

Kolesterol Frekuensi Persentase (%)

Ya 62 54,9
Tidak 51 45,1
Total 113 100

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 mayoritas
memiliki riwayat kolestrol tinggi yaitu sebanyak 62 responden (54,9%)
4.1.12 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Stress

Tabel 4.1.12
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Stress Di Poli
Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
Karakteristik Distribusi Frekuensi (n=113)

Stress Frekuensi Persentase (%)

Stress Ringan 18 15,9


Stress Sedang 92 81,4
Stress Berat 3 2,7
Total 113 100

Berdasarkan Tabel 4.1.12 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 memiliki stress
ringan sebanyak 18 responden (15,9%)

4.1.13 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Riwayat Konsumsi Alkohol

Tabel 4.1.13
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Riwayat Konsumsi
Alkohol Di Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
43

Karakteristik Distribusi Frekuensi (n=113)

Konsumsi Alkohol Frekuensi Persentase (%)

Ya 13 11,5
Tidak 100 88,5
Total 113 100

Berdasarkan Tabel 4.1.13 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 tidak memiliki
riwayat konsumsi alkohol sebanyak 100 responden (88,5%).
44

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Analisa Univariat


5.1.1 Faktor Usia

Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 sebanyak 113 responden
mayoritas berusia lansia akhir (56-65 tahun) Sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilkakukan oleh (Berliana,2017) sebanyak 81 orang
diketahui berusia.45-55 tahun 11 orang (11,5%) berusia 56-65 tahun 35 orang
(36,5%) ≥ 65 tahun 35 orang (36,5%) Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Hinonaung 2018) di Kampung Petta Selatan
pasien dengan penyakit jantung koroner berusia.45-55 tahun 14 orang (44%)
56-65 tahun 8 orang (25%) ≥ 65 tahun 4 orang ( 12%)

Penyakit jantung koroner terjadi pada orang dengan usia laki-laki usia 45
tahun, pada perempuan usia 55 tahun meningkatnya usia seseorang berkaitan
dengan menambahnya waktu yang digunakan untuk proses pengendapan
lemak pada dinding pembuluh nadi,selain itu proses kerapuhan dinding
pembuluh tersebut semakin panjang,sehingga maka semakin besar
kemungkinan terserang penyakit jantung koroner , mayoritas orang meninggal
akibat jantung koroner berusia 65 tahun atau lebih selain itu pada usia 45 tahun
seseorang mempunyai peluang sebesar 50% mengalami PJK dibandingkan
pada usia muda. Majid, 2018 dalam American Heart Association. 2018)

Menurut asumsi dari peneliti bahwa penyakit jantung koroner saat ini banyak
terjadi pada usia lansia, dimana secara anatomi fisiologis tubuh manusia masih
mampu bekerja dengan baik pada usia ini. hal tersebut dikarenakan adanya
faktor pemicu lain terutama dari segi gaya hidup pada zaman sekarang sepeti
merokok, dan mengkonsumsi makanan instan sehingga membuat tingginya
risiko terhadap penyakit jantung koroner.
45

5.1.2 Faktor Jenis Kelamin


Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 sebanyak 113 responden dapat
diketahui bahwa jumlah penderita lebih banyak yaitu laki-laki 63 responden
(55,8%).Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
(Niluh, Rampengan, dan Jim, 2016) jenis kelamin laki-laki lebih banyak
menunjukkan prosentase tertinggi yaitu sebesar 53,4 % (63 orang), sedangkan
yang berjenis kelamin perempuan hanya 44,6% (55 orang). Berbeda dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Pratiiwi ,2018) pada masyarakat
pangandaran 2018 nerjumlah 77 responden diketahui bahwa responden yang
berjenis kelamin Laki-laki sebanyak 13 orang (14,9 %) dan berjenis kelamin
Perempuan 74 (85.,1 %)

Penderita penyakit jantung koroner lebih banyak pada laki-laki. laki- laki lebih
berisiko terhadap penyakit jantung koroner karena perubahan gaya hidup dan
kebiasaan laki-laki merokok sehingga, laki-laki memiliki resiko sangat tinggi
terhadap penyakit jantung koroner atau serangan jantung dibandingkan dengan
perempuan, perempuan akan berisiko tinggi terhadap penyakit jantung koroner
apabila telah mengalami menopouse, hal tesebut dikarenakan perempuan
mempunyai hormon estrogen yang berfungsi sebagai pelindung imunitas
sebelum masa menopouse. (Patriyani & Purwanto, 2016 dalam Wihastuti,
2016)

Menurut asumsi dari peneliti bahwa laki-laki lebih berisiko terhadap penyakit
jantung koroner karena perubahan gaya hidup yang tidak sehat dan kebiasaan
laki-laki merokok. namun, perlu diwaspadai juga oleh perempuan agar
menjaga gaya hidup terutama menerapkan pola hidup sehat sebelum ataupun
sesudah masa menopouse.
46

5.1.3 Faktor Riwayat Keluarga


Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 sebanyak 113 responden dapat
diketahui bahwa jumlah penderita yang memiliki riwayat keluarga lebih
banyak yaitu 67 responden (59,3%) Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Yulendrasari ,2020) di Puskesmas
Banjarsari Kota Metro sebanyak 23 responden diketahui bahwa responden
yang memiliki riwayat keluarga sebanyak 14 responden (55,0%), sedangkan
yang tidak memiliki riwayat keluarga sebanyak 9 responden (45,0%). Berbeda
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Pratiiwi ,2018) pada
masyarakat pangandaran 2018 diketahui bahwa responden yang memiliki
riwayat keluarga Ada 26 orang (29,9%) tidak memiliki riwayat Keluarga 61
orang (70,1%)

Seseorang dianggap memiliki faktor resiko dari riwayat keluarga jika ada
anggota keluarga (ayah,ibu,atau saudara kandung) yang menderita penyakit
jantung koroner .resiko arterikleroisis akan meningkat pada laki-laki sebelum
usia 55 tahun, atau wanita sebelum usia 65 tahun, semakin banyak anggota
keluarga yang menderita sakit jantung, maka semakin berlipat pula resiko yang
diwariskan akan meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis lebih
awal.penyakit jantung koroner cenderung terjadi pada subyek yang
orangtuannya telah menderita penyakit jantung koroner dini. bila kedua orang
tuanya menderita penyakit jantung koroner pada usia muda, maka anaknya
mempunyai resiko tinggi bagi berkembangnya penyakit jantung koroner
daripada bila hanya seorang atau tidak ada yang menderita penyakit jantung
koroner (Andarmoyo, 2016 dalam Wihastuti dkk, 2016).

Menurut asumsi peneliti bahwa masih banyak responden yang memiliki


riwayat penyakit jantung di keluarga yang mengalami penyakit jantung
koroner, hal ini menunjukkan bahwa riwayat penyakit jantung dikeluarga
terhadap kejadian penyakit jantung koroner dipengaruhi riwayat maternal yang
berperan penting dalan peningkatan resiko penyakit jantung koroner di
karenakan pola hidup yang kurang sehat.
47

5.1.4 . Faktor Riwayat Hipertensi


Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 sebanyak 113 pada pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 yang memiliki
riwayat hipertensi lebih banyak yaitu sebanyak 75 responden (66,4%) . Hal ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Bertalina ,2015) di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung sebanyak 100 responden
diketahui bahwa responden yang tekanan darah responden terdiri dari tekanan
darah tinggi yang berjumlah 56 orang (58,3%) dan responden dengan tidak
hipertensi berjumlah 40 orang (41,7%). Berbeda dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh (Rachmawati ,2019) Di RSU Haji Surabaya Tahun 2019
sebanyak 200 responden diketahui bahwa responden yang memiliki tekanan
darah tinggi sebanyak 55 orang sedangkan yang tidak hipertensi sebanyak 145
orang ( 72,5%)

Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang menganggu fungsi
endotel, endotel ini mengawali proses pembentukan kerak yang dapat
mempersempit ilang koroner orang yang mempunyai darah tinggi beresiko
untuk mengalami penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi (hipertensi)
akan menaikkan beban kerja jantung, sehingga otot jantung menebal dan
menjadi lebih kaku. karena jantung tidak dapat bekerja dengan baik, resiko
penyakit jantung koroner yang memiliki riwayat tekanan darah sistolik 130/85
mmHg – 139/ 89 mmHg akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan
penderita hipertensi dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120 per
80 mmHg.Hasil penelitianframigham menunjukkan bahwa tekanan darah
sistolik sebesar 2 kali dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120 per
80 mmHg (Nurrahmani, Ulfah 2015 dalam America Heart Association, 2018).

Menurut pendapat peneliti bahwa faktor hipertensi mempengaruhi terjadinya


penyakit jantung koroner, hal tersebut dikarenakan pola hidup manusia saat ini
dimana lebih suka mengkonsumsi makanan yang instan atau junk food dan
berlemak, sehingga apabila seseorang dengan hipertensi perlu untuk
mengontrol tekanan darah agar menurunkan risiko terhadap PJK serta
menerapkan pola hidup lebih sehat.
48

5.1.5 Faktor Riwayat Diabetes Mellitus


Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 sebanyak 113 responden dapat
diketahui bahwa pada pasien yang berobat di poli klinik jantung RS Bhakti
Kartini Bekasi 2021 yang tidak memiliki riwayat diabetes mellitus lebih
banyak yaitu sebanyak 62 responden (54,9%) Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Rachmawati ,2019) Di RSU Haji Surabaya
Tahun 2019 sebanyak 200 responden diketahui bahwa responden yang
memiliki diabetes mellitus sebanyak 44 orang ( 22,0%) sedangkan yang tidak
diabetes mellitus sebanyak 136 orang ( 78,0%) penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh (Atika ,2018) pada penderita penyakit jantung koroner di
poliklinik jantung Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang Tahun 2017-2018
sebanyak 51 responden diketahui bahwa responden yang diabetes mellitus
lebih banyak yaitu sebanyak 26 orang (51.0%) sedangkan responden yang
tidak diabetes mellitus sebanyak 25 orang (49.0%)

Diabetes mellitus lebih dikenal dengan penyakit kencing manis, di mana kadar
glukosa di dalam darah menjadi tinggi karena tubuh tidak dapat memproduksi
atau mengeluarkan insulin secara cukup. dengan adanya resistensi glukosa,
maka glukosa dalam darah akan meningkat dan hal ini akan meningkatkan
kekentalan darah. kecenderungan untuk terjadinya aterosklerosis pun
meningkat dan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner.(
Ghani,2016)

Menurut asumsi peneliti responden dapat mengurangi risiko untuk diabetes


mellitus dengan cara mengatur pola makan, berolahraga, dan rutin dalam
mengkonsumsi obat, serta rutin melakukan pemeriksaan gula darah di fasilitas
kesehatan pada DM lebih cepat terjadi PJK dibandingkan dengan yang tidak
DM, kecenderungan untuk terjadinya aterosklerosis pun meningkat dan dapat
mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner
5.1.6 Faktor Riwayat Obesitas
Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 dapat diketahui bahwa mayoritas
pasien yang berobat di poli klinik jantung di poli klinik jantung RS Bhakti
49

Kartini Bekasi 2021 memiliki indeks massa tubuh normal sebanyak 68


responden (60,2%),Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh (Pratiwi 2018) Pada Masyarakat Pangandaran diketahui bahwa
responden yang Underweight 0 orang ( 0%) Sedangkan responden yang IMT
normal 26 orang (29,9% ) Sedangkan responden yang IMT Overweight 41
(47,1%) Sedangkan responden yang IMT Obesitas 20 orang (23%) Berbeda
yang dilakukan oleh (Siti Fadilah, 2019) sebanyak 90 responden underveigt 6
orang (7,6%) sedangkan IMT yang Normal sebanyak 31 orang ( 39,2)
sedangkan IMT obesitas sebanyak 42 ( 53,2%)

Seseorang dianggap menderita kegemukan bila indeks massa tubuh (IMT),


yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram
dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, Indek Massa Tubuh diatas 25 kg/m2
termasuk kategori Obesitas. Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh >
19 % pada laki-laki dan > 21 % Peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol
pada obesitas akan memicu munculnya thrombosis plak pada pembuluh darah.
Hal ini juga dapat menimbulkan penyakit jantung koroner (Kumar, 2016)

Menurut pendapat peneliti berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan


terhadap penderita PJK didapatkan hasil bahwa penderita PJK yang tidak
mempunyai obesitas lebih banyak dibandingkan yang mempunyai obesitas.
Dari responden yang tidak mengalami obesitas namun bisa menderita PJK
karena adanya faktor lain yang menjadi pemicu terjadinya PJK yaitu adanya
riwayat hipertensi dan juga riwayat PJK dari keluarga. Dan juga dari
responden mengaku bahwa perlahan sudah melakukan pola hidup sehat untuk
menurunkan berat badan.
50

5.1.7 Faktor Riwayat Merokok


Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 sebanyak 113 responden dapat
diketahui bahwa mayoritas pasien yang berobat di poli klinik jantung di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 tidak memiliki riwayat merokok
yaitu sebanyak 68 responden (60,2%) Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Yuliana 2015) di RSUP.Dr.M.Djamil
Padang sebanyak 88 responden diketahui bahwa responden yang memiliki
riwayat merokok sebanyak 34 orang ( 39%) sedangkan yang tidak memiliki
riwayat merokok sebanyak 54 orang (85%) Berbeda yang dilakukan oleh
(Patriani ,2016) di dirawat di ruang ICVCU sebanyak 40 responden diketahui
bahwa responden yang tidak merokok sebanyak 9 orang (21,5 %) sedangkan
yang memiliki riwayat merokok sebanyak 31 orang (77,5)

Merokok ada beberapa zat yang terkandung dalam rokok bisa menenpel di
pembuluh darah sehingga lama kelamaan pembuluh darah akan menyempit,
mengakibatkan kerja jantung memompakan darah keseluruh tubuh akan lebih
berat sehingga tekanan pada pembuluh darah akan meningkat untuk memenuhi
suplai darah ke organ-organ lain terdapat berbagai zat salah satunya adalah
nikotin yang akan masuk ke paru-paru, dari paru melalui peredaran darah
pulmonal akan sampai di pembuluh darah koroner. nikotin akan menempel
pada dinding pembuluh darah koroner dan mempermudah proses terjadinya
atherosclerosis perokok mempunyai resiko 10 tahun lebih cepat dibannding
yang tidak merokok, pada perokok mempunyai 2-3 kali untuk meninggal
karena penyakit jantung koroner daripada yang bukan perokok. Perokok sangat
berat adalah yaitu merokok lebih dari 31 batang per hari dari selang waktu
merokok 5 menit setelah bagun pagi, Perokok berat mengkonsumsi rokok
sering yaitu 21-30 batang per hari dengan selang waktu 6 – 30 menit mulai
dari bagun pagi. Perokok sedang mengkonsumsi rokok cukup yaitu sekitar 1-
20 batang per hari dengan selang waktu 31-60 menit mulai dari bagun pagi.
d.Perokok ringan adalah perokok yang mengkonsumsi rokok jarang yaitu
sekitar 10 batang per hari dengan selang waktu 60 menit dari bangun
pagi.Menurut hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan
51

antara kebiasaan merokok dengan penyakit jantung koroner ,( Malaeny,.2017


dalam Iskandar ,2017).

Menurut asumsi peneliti laki-laki walaupun jumlah responden dengan jenis


kelamin laki-laki juga termasuk banyak namun tidak semua dari jenis kelamin
laki-laki masih aktif merokok, karena dari kuesioner yang dilakukan banyak
dari mereka yang sudah lama berhenti dan tidak merokok selama bertahun-
tahun.
5.1.8 Faktor Aktivitas Fisik
Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 dapat diketahui bahwa mayoritas
pasien yang berobat di poli klinik jantung di poli klinik jantung RS Bhakti
Kartini Bekasi 2021 yang memiliki aktivitas fisik berat atau melakukan
aktivitas fisik ≥ 30 menit/hari sebanyak 67 responden (59,3%) Hal ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Widayanti ,2018) Faktor
Risiko Terjadinya Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Di Unit Rawat Jalan
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta 2018 sebanyak 50 responden diketahui
bahwa responden yang memiliki aktivitas fisik sebanyak 31 orang (62,0%)
tidak aktivitas fisik 19 (38,0%) berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh (Purwati ,2018) pada masyarakat pangandaran 2018 sebanyak
77 responden diketahui bahwa responden yang memiliki aktivitas fisik
sebanyak 23 orang (26,4%) Tidak melakukan aktivitas fisik sebanyak 64
orang (73,6%)

Aktivitas fisik rendah merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner.


Aktivitas fisik yang teratur dengan intensitas sedang hingga berat dapat
membantu dalam mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Aktivitas fisik mampu mengendalikan kolesterol darah, diabetes mellitus dan
obesitas atau kegemukan, serta mampu menurunkan tekanan darah pada
beberapa orang. Direkomendasikan Orang Dewasa setidaknya melakukan
aerobic 150 menit per minggu atau 75 menit per minggu untuk aktifitas
aerobik berat atau kombinasi keduanya sepanjang minggu. Meningkatkan
aktivitas penguatan otot intensitas sedang hingga tinggi (seperti menahan
beban) setidaknya 2 hari per minggu. Menyertakan aktivitas berintensitas
52

tinggi setidaknya 3 hari per minggu. Menyertakan aktivitas penguatan otot dan
tulang (menahan beban) setidaknya 3 hari per minggu. Meningkatkan jumlah
dan intensitas secara bertahap seiring waktu 15. (WHO, 2018)

Menurut pendapat peneliti Aktivitas fisik memang merupakan faktor prediktor


yang dapat menyebabkan PJK, namun penderita yang kurang aktivitas fisik
masih bisa dikendalikan dengan rutin melakukan kegiatan-kegiatan kecil yang
bisa dilakukan dalam sehari-hari seperti jalan-jalan ringan diharapkan
menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur minimal 3 kali seminggu
selama 30 menit diharapkan mampu mengurangi risiko terhadap pada
penelitian yang dilakukan bahwa responden yang menderita PJK lebih banyak
bisa melakukan banyak aktivitas fisik.
5.1.9. Faktor Kolestrol Tinggi
Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 dapat diketahui bahwa mayoritas
pasien yang berobat di poli klinik jantung di poli klinik jantung RS Bhakti
Kartini Bekasi 2021 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 memiliki riwayat
kolestrol tinggi yaitu sebanyak 62 responden (54,9%) Hal ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Widayanti,2018) Faktor Risiko
Terjadinya Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Di Unit Rawat Jalan Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta 2018 sebanyak 50 responden responden yang
memiliki riwayat kolestrol tinggi 45 orang (90,0%) sedangkan yang tidak
memiliki riwayat kolestrol tinggi sebanyak 5 orang (10,0%). berbeda dengan
penelitian ( Naumi, 2020) Di RSUD Dr. Prof.W.Z Kupang sebanyak 40
responden diketahui bahwa responden yang memiliki riwayat kolestrol tinggi
49 orang (27,50 %) sedangkan yang tidak memiliki riwayat kolestrol tinggi
sebanyak 29 orang (72,50%).

Tingginya kadar kolesterol dalam tubuh juga menimbulkan efek tidak baik
karena dapat menyebabkan terjadinya penyempitan tersumbatnya pembuluh
darah arteri. penyempitan pada arteri koroner mengakibatkan aliran darah ke
otot jantung berkurang atau berhenti sama sekali sehingga terjadilah PJK.
penebalan arteri yang disebabkan timbunan lemak akibat ektra sel dapat
53

menyebabkan iskemia pada jaringan hingga terjadinya infark. Tingginya


kadar lemak dalam darah akan mempengaruhi siklus metabolisme
lemak sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadinya kolestrol
tinggi.Terjadinya kolestrol tinggi pada tubuh mengakibatkan atrerokslerosis
dan proses ini menyebabkan arteri tersumbat sehingga memiliki faktor resiko
penyakit jantung koroner (Oktavitasari, Hamzah, & Muhsinin,2016)

Menurut asumsi peneliti dalam penelitian ini responden yang memiliki riwayat
kolestrol tinggi karena sering mengkonsumsi makan-makanan yang berlemak
dan bersantan biasanya dilatarbelakangi kebiasaan dalam mengkonsumsi
makanan berlemak. seseorang memiliki kolestrol tinggi dikarenakan
kurangnya pengetahuan akibat dari konsumsi lemak yang berlebihan hal ini
dapat terjadi karena responden tidak menyadari bahwa pola dan gaya hidup
yang ia lakukan adalah kurang sehat,
4.1.10. Faktor Stress
Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 sebanyak 113 responden dapat
diketahui bahwa mayoritas pasien yang berobat di poli klinik jantung di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 dapat diketahui bahwa
mayoritas pasien yang berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi
2021 memiliki stress ringan sebanyak 62 responden (54,9%). Hal ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Utami ,2019) di RSUD
Kardinah Kota Tegal sebanyak 113 responden diketahui bahwa responden
yang memiliki Riwayat Stres sebanyak 13 orang (11,5%) tidak memiliki
riwayat stress 100 orang (88,5%) berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh (Farahdika ,2015) di sebanyak 113 responden diketahui bahwa
responden yang memiliki Riwayat Stres sebanyak 37 responden di RS Umum
Daerah Kota Semarang diketahui bahwa responden yang memiliki Stres berat
sebanyak 26 orang (72,3%) stress ringan 13 orang (31,0%)

Ada dua faktor yang berkaitan dengan respon stress terhadap terjadinya
penyakit jantung. mekanisme pertama adalah melalui hipertensi. hipertensi
terjadi karena stress merangsang saraf simpatik untuk memproduksi hormon
adrenalin dan hormon noradrenalin yang menyebabkan tegangan pembuluh
54

darah dan peningkatan denyut jantung. Hipertensi diketahui dapat membawa


kerusakan pada lapisan bagian dalam pembuluh darah koroner yang memasok
oksigen keotot jantung, sehingga aliran darah ke jantung terganggu, sehingga
berakibat matinya otot jantung. mekanisme kedua adalah pelepasan hormon
kortisol dari kelenjar adrenalin yang diketahui dapat meningktkan kadar
kolestreol. Kolesterol dapat menyebabkan kerusakan pada arteri lebih berat
yaitu hambatan aliran darah sehingga berakibat terjadinya penyakit jantung
koroner dari teori yang dijelaskan oleh Fioranelli dkk (2018) dalam hasil
penelitiannya bahwa secara biologis stres berhubungan dengan patogenesis
PJK.

Menurut pendapat peneliti bahwa responden yang mengalami penyakit jantung


koroner, stress dapat memicu terbentuknya arteriosklerosis yang dapat
menghambat suplai darah ke jantung, sehingga stress juga berperan terhadap
pencetus terjadinya nyeri dada pada pasien penyakit jantung koroner, dimana
stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan menyebabkan
frekuensi jantung meningkat
5.1.11 Faktor Konsumsi Alkohol
Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 sebanyak 113 responden dapat
diketahui bahwa mayoritas pasien yang berobat di poli klinik jantung di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 tidak memiliki riwayat konsumsi
alkohol sebanyak 100 responden (88,5%) Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Cora, 2019) sebanyak 31 responden
diketahui bahwa responden yang mengkonsumsi alkohol sebanyak 14 orang
(45,2) dan yang tidak memiliki riwayat konsumsi alkohol sebanyak 17 orang
(54,8) Berbeda yang dilakukan oleh (Pradono, 2018 ) sebanyak 33 responden
diketahui bahwa responden yang mengkonsumsi alkohol sebanyak 14 orang
21,2 (88,0) tidak mengkonsumsi alkohol sebanyak 11 orang (12,0)

Secara kimiawi alkohol merupakan zat hasil fermentasi dan memiliki jalur
metabolisme tersendiri dalam tubuh1l ini disebabkan semakin bertambah umur
seseorang biasanya disertai dengan penyakit degeneratif dan semakin
bertambah pula faktor risiko penyakit jantung namun, beberapa penelitian
menemukan bahwa alkohol sebagai faktor yang melindungi terhadap PJK.
55

Alkohol berperan menghambat proses aterosklerosis berdasarkan durasi


konsumsi alcohol yangmengkonsumsi alcohol setiap hari lebih banyak
beresiko sangat tinggi terhadap pjk di banding 1 atau 2 kali selama seminggu
konsumsi alcohol secara berlebihan dapat meningkatkan resiko PJK
Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah banyak dalam satu waktu dapat
meningkatkan progresif penyakit kardiovaskuler,alkohol dapat meningkatkan
progresifitas ateroklerosis, selain itu dapat meningkatkan resiko infark
miokard yang fatal serta dapat menyebabkan kematian alkohol dapat
meningkatkan progresifitas ateroklerosis ,hubungan antara perubahan intima
media thickness dan plak ateroklerosis terlihat pada seseorang yang minum
alkohol > 6 porsi tiap satu waktu ((WHO, 2015 dalam Wihastuti dkk 2016).

Menurut asumsi peneliti responden menyadari bahwa konsumsi alkohol dapat


merusak kesehatan menurut dari hasil penelitian banyak yang tidak
mengkonsumsi alkohol karena masyarakat sadar bahwa konsumsi alkohol
dapat menimbulkan bahaya jika di konsumsi walaupun ada beberapa
responden yang pernah konsumsi alkohol yang mengkonsumsi alkohol dalam
jangka panjang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner konsumsi
alkohol yang berlebih tidak hanya meningkatkan risiko cedera secara
substansial, tetapi juga memperburuk penyakit kardiovaskuler
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, Setiap penelitian pasti memiliki hambatan
dalam proses pelaksanaannya. Dalam penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu :
1. Keterbatasan Peneliti
Penelitian ini merupakan awal bagi peneliti, sehingga peneliti banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna karena peneliti memiliki
keterbatasan ilmu pengetahuan dalam pengolahan data dan kurangnya
2. Bias Informasi
Keterbatasan yang tidak bisa dihindari pada penelitian adalah bias recall.
Meskipun sudah dilakukan penyebaran kuesioner dengan cara bertanya agar
responden dapat menjawab dan mengingat kejadian dimasa lalu dengan
sebaik-baiknya, namun tetap besar kemungkinan untuk 113 orang terjadinya
lupa dengan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dilakukan dimasa lalu.
56

3. Waktu Penelitian
Penelitian ini menjadi terlambat dikarenakan kendalan rencana awal
melakukan penelitian di RSUD dr.chasbullah abdulmadjid kota bekasi
dikarena izin penelitian terlalu lama dari batas waktu yang sudah di tentukan
kemudian peneliti melakukan penelitian di tempai lain yaitu RS Bhakti Kartini
Bekasi
57

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian tentang faktor resiko kejadian
penyakit jantung koroner adalah bahwa pada pasien yang berobat di poli klinik
jantung Rumah Sakit Bhakti Kartini Bekasi tahun 2021 denga sampel
sebanyak 113 responden dengan presentase tertinggi dari karakteristik
responden diperoleh rata-rata berusia lansia akhir (55-65) ( 42,5) tahun , jenis
kelamin responden laki-laki (55,8%) , riwayat keluarga (59%), riwayat
hipertensi ( 66,4%) riwayat kolestrol tinggi (54,9%) nilai rata-rata tinggi badan
163,57 cm, nilai rata-rata berat badan 65,78 kg
6.2 Saran

1. Bagi Masyarakat
Untuk masyarakat diharapkan melakukan pengendalian “Cerdik” yaitu cek
kesehatan secara berkala (tekanan darah dan kadar kolesterol,diabetes
mellitus), enyahkan asap rokok, rajin beraktifitas fisik, diet yang sehat dan
seimbang, istirahat yang cukup dan kelola stress. dan hindari konsumsi alkohol
2. Bagi RS Bhakti Kartini Bekasi
Meningkatkan pelayanan di poli klinik jantung dengan edukasi terprogram
kepada pasien tentang faktor resiko serta penyebab penyakit jantung koroner.
3. Bagi Peneliti
Semoga hasil dari penelitian ini bisa membuat peneliti berkembang dan
menambah wawasan mengenai Penyakit Jantung Koroner dan bermanfaat bagi
kita semua
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini belum sepenuhnya sempurna karena keterbatasan peneliti,
diharapkan peneliti selanjutnya mampu mengembangkan penelitian lain
mengenai Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner.
58

3.13.3 Tabel Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Sep
Pembimbing 2020 2020 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021

Minggu 4 1 2 2 3 4 2 3 4 1 3 2 2 3 2

1.
Pengajuan
Judul

2. Judul Acc
Dosen
Pembimbing
3. Penyusunan
Proposal
Konsultasi
Bimbingan
Proposal
4. Seminar
Proposal

5. Perbaikan
Proposal
6. Uji validitas
dan reabilitas
6. Mengurus
Surat Izin &
Kode Etik
Penelitian
7. Penelitian
8. Pengolahan
Data &
Penyusunan
Pembahasan
10. Uji Siding
Akhir
10. Perbaikan
Hasil
59

DAFTAR PUSTAKA

Alfridsyah, Hadi, A., & Iskandar. (2017). Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung
Koroner Pada Pasien Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh: Jurnal Action :
Aceh Nutrition Journal, 2(1), 32-42.
Ahmad Hasan Basri, Suciati Ningsih.2017. Faktor-Faktor Yang Berkontribusi Terhadap
Serangan Ulang Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (Analysis of Factors
Contributing to Recycling at Patient of Coronary Heart Diseases) Volume 08, Nomor
01, Juni 2017 Hal. 71-80
America Health Association. 2017 Skala Hipertensi. diakses pada tanggal 4 april 2021
American Heatlh Association. (2018). Heart Disease and Stroke Statistics 2018 At-a-
Glance. Diambil dari https://healthmetrics.heart.org/wpcontent/uploads/2018/02/At-
AGlance-Heart-Disease-and-StrokeStatistics-2018.pdf tanggal 04 Maret 2019
America Health Association . 2016. www.heart.org/HEARTORG/ diakses pada tanggal 11
april 2018.
America Health Association. 2018.Coronary Artery Disease – Coronary Heart Disease.
Retrieved from
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/MyHeartandStrokeNews/C
oronary-Artery-Disease%E2%80%94Coronary-Heart-
Disease_UCM_436416_Article.jsp#.XCXMSDAzbIU
Amisi, W.G., Nelwan, J.E. and Kolibu, F.K., 2018. Hubungan Antara Hipertensi Dengan
Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Yang Berobat Di Rumah Sakit
Umum Pusat Prof. Dr. Rd Kandou Manado. Kesmas, 7(4).
Anggraini, D.D., & Hidajah, A.C. (2018). Hubungan Antara Paparan Asap Rokok Dan
Pola Makan Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Perempuan Usia
Produktif: Amerta Nutr, 10-16.
Anies .2016. .Kolestrol Dan Penyakit Jantung Koroner. Jogyakarta: Ar- Ruzz Media
Apris, Muh Asrul.2019. Kadar Asam Urat Serum Dengan Berat Stenosis Pada Penyakit
Jantung Koroner. Siduarjo: Uwais:Inspirasi Indonesia
Atika Yushera .2018. Gambaran Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di
Poliklinik Jantung RSI Siti Rahmah Padang Tahun 2017-2018.
file:///C:/Users/Sifa/Downloads/352-1695-2-PB.pdf Diakses tanggal 8
september.2021 pukul: 09.40
Azwinda Eka.2017.Gambaran Kejadian Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Pola
60

Hidup Pasien Di Poliklinik Rs Medistra.Diakses Pada Tanggal 23 April.2021


Pukul.11.15 Wib
Buku Pintar POSBINDU PTM. 2016. Penyakit Tidak Menular Dan Faktor Risiko:
Kemekes RI
BPJS, 2016. Peningkatan Alokasi Anggaran Pelayanan Kesehatan Jantung. Jakarta.
Bertalina, Suryani. 2015. Hubungan Asupan Natrium, Gaya Hidup, dan Faktor Genetik
dengan Tekanan Darah pada Penderita Penyakit Jantung Koroner.
file:///C:/Users/Sifa/Downloads/467-1548-1-PB.pdf. Diakses tanggal 8
september.2021 pukul: 09.20
Cahyanigrum&Indra,2019. Cara Mudah Memahami Metodepenelitin. Yogyakarta :
Depublish
Cora, dkk. 2018. Hubungan Konsumsi Alkohol Dengan Kadar Trigliserida
Pada Mahasiswa. Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR), Volume 1,Nomor 3, Januari
2019
Depkes.(2018).Hasil Utama Riskesdas Tahun 2018. Diambil dari
http://www.depkes.go.id/resources /download/info-terkini/hasilriskesdas-2018.pdf
tanggal 04 Maret 2019

Data Rekam Medik RS Bhakti Kartini Bekasi, 2020.

Depkes.2009. https://www.klasifikasi-umur-menurut-depkes-terbaru-2010.html. diakses


tanggal 29 maret 2021
Djali, & Fatmawati 2020. Metodelogi Penelitian Kuantitatif . Jakarta: Sinar Grafisi Offset
Farahdika A, Azam M. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Penyakit Jantung
Koroner Pada Usia Dewasa Madya (41-60 Tahun) (Studi Kasus di RS Umum Daerah
Kota Semarang). Unnes J Public Heal [Internet]. 2015;4(2):117–23. Available from:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/view/5188

Fioranelli M, Bottaccioli AG, Bottaccioli F, Bianchi M, Rovesti M, Roccia MG. Stress


and

inflammation in coronary artery disease: A review


psychohonerurendocrineimmunology -based [Internet]. Vol. 9, Frontiers in
Immunology.Frontiers Media S.A.; 2018 [dikutip 23 Oktober 2020]. hal. 2031.
Tersediapada:/pmc/articles/PMC6135895/?report=abstract
Ghani, L., Dewi, M., & Novriani, H. 2016. Faktor Risiko Dominan Penyakit Jantung
Koroner di Indonesia. 153–164.
Hakim DL. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi : Pendidikan, Penghasilan, dan Fasilitas
61

dengan Pencegahan Komplikasi Kronis Pada Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2


[Internet]. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2018. Available from:
http://eprints.ums.ac.id/66356/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf
Hastuti, 2019 Genetika Obesitas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Harahap & Siregar ,2019. Strategi Dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Dan Publikasi
Yogyakarta : Depublish ( Grup Penerbitan Cv Budi Utama)
Herlina, 2019. Panduan Praktis Mengolah Data Kuesiner Menggunakan SPSS Jakarta :
Elek Media Komputindo
Hinonaung Jelita Siska Herlina.2018. Usia Dan Riwayat Penyakit Keluarga Berisiko
Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di Kampung Petta Selatan diakses
pada tanggal 9 september 2021 pukul 12: 48
Hospital Authority, All. 2016 www21.ha.org.hk/smartpatient/em/coronary-Heart-Disease-
indonesia tanggal 06 Maret 2019
Iqbal, R. N., & Sari, R. P. 2018. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Serangan Jantung Koroner Di Poliklinik Khusus Jantung Rsup Dr. M. Djamil
Padang 2017. Jurnal Keperawatan Abdurrab, 2(1), 39–44.
https://doi.org/10.36341/jka.v2i1.490.
Iskandar,dkk .2017. Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke. Jakarta: PT.
Buana Ilmu Populer .
Irawati Susi ,Sari Rebbi Permata, Arianti Diana , 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Penyakit Jantung Koroner Di Poliklinik Jantung Rst. Dr. Reksodiwiryo.
Padang Tahun 2018. Jurnal Ilmu Kesehatan (Jik) Oktober 2018 E-Issn :2580-930x
Volume 2 Nomor 2 P-Issn : 2597-8594143
Irfanuddin. 2019.Cara Sistematis Meneliti. Jakarta: Rayannakomunikasindo
Jim, E.L., Niluh, C.E., & Rampenggan, S.H. (2016). Gambaran Penyakit Jantung
Koroner pada Pasien Gagal Jantung Yang Menjalani Rawat Inap Di RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou Manadoperoide September-November 2016: Jurnal E-Clinic. 4(2), 1-9.
Johanis J Ice, 2019 Faktor Risiko Hipertensi, Merokok Dan Usia Terhadap Kejadian
Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Di Rsud Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
Https://Ejurnal.Undana.Ac.Id/MKM ISSN: 2772-0265 Diakses Tanggal 1 Aprill
2021 Pukul.10.00 Wib
Kementian Kesehatan Republik Indonesia .2017. Penyakit Jantung Penyebab Kemtian
Tertinggi, Kemenkes Mengingatkan Cerdik, Biru Komunikasi dan Pelayanan
Masyarakat, Sabtu, 29 Juli, 2017 Diunduh Pada 17 april 2018 dari www.depkes.go.id
62

Khusumawastuti, dkk. 2020. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Depublisher


Kasron, S.Kep, Ns.2016. Buku Ajar Keperawatan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta : TIM
.Kisyono,S..2017.Catatan Kebanggaan. Tersedia pada:
http://sonykisyono.blog.com/2007/03/tipe-perokok
Kumar M. R., Shankar R., Singh S, 2016, Hypertension Among The Adults In Rural
Varanasi: A Cross-Sectional Study On Prevalence And Health Seeking Behavior.
Indian Journal of Preventive and Social Medicine. 2016;47(1-2):78–83. [Google
Scholar].

Lestari& Ramadini. 2017. Hubungan Aktivitas Fisik Dan Stress Dengan Nyeri Dada
Pasien Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Human Care.
file:///C:/Users/Hp/Downloads/98-380-1-SP.pdf
Lily Marleni1, Aria Alhabib. 2017 Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI
Khadijah Palembang
Lolombulan , 2020. Analisa Data Stastitika Bagi Peneliti Kedokteran Dan Kesehatan
.Yogyakarta : Penerbit Andi .Anggota IKAPI
Lopez, E. O., Ballard, B. D. dan Jan, A. 2020. Cardiovascular Disease. StatPearls
[Internet]. doi: 10.1001/jama.1993.03510020054014
Mahardika AB. Perbedaan Kepatuhan Mengikut Prolanis Dengan Kadar Kolesterol Pada
Penderita Hipertensi di Puskesmas Banjardawa Kabupaten Pemalang [Internet].
Universitas Muhammadiyah Semarang; 2017. Available from:
http://repository.unimus.ac.id/731/ 20.
Majid,Abdul. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sistem Kardiovaskular.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Malaeny, CS., Katuuk, M., Onibila, F. 2017. Hubungan Riwayat Lama Merokok dan
Kadar Kolesterol Total Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner. Diambil dari
http://media.neliti.com/media/publ ication/111644ID-hubunganriwayat- lama-
merokok-dankadar. pdf pada tanggal 07 Maret 2019\
Marleni, L., & Alhabib, A. (2017). Faktor-Faktor Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI
Khadijah Palembang: Jurnal Kesehatan, 3(3), 478-483.
Mardjana .2109. I love Jantung Sehat. Bantul: In Azna Books.
Maryono, D. .2018.Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Jantung. Jakarta: PT. Buana Ilmu
Populer
Muhafilah Ilah, Saputri Vivin Febi.2018. Faktor - Faktor Risiko Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner (Pjk) Pada Usia Dewasa Di Rs Haji
Jakarta. http://journal.thamrin.ac.id/index.php/JIK/article/view/213 68. Jurnal Ilmiah
63

Kesehatan Vol 10 (1); Maret 2018 p-ISSN: 2301-9255 e:ISSN: 2656-1190


Muntaha, A. F. 2018. Penyandang Diabetes Melitus Di Puskesmas. Universitas
Muhammdiyah Surakarta
Nelwan, E.J., Widjajanto, E., Andarini, S. and Djati, M.S., 2017. Modified Risk Factors
for Coronary Heart Disease (CHD) in Minahasa Ethnic Group From Manado City
Indonesia. The Journal of Experimental Life Science, 6(2), pp.88-94
Nirmolo Galuh Djati, 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit
Jantung Koroner Pada Masyarakat Yang Berobat Di Puskesmas Madiun Kabupaten
Madiun Tahun 2018.Diakses Pada Tanggal 19 Desember 2020
Noor,Juliansyah. 2017 . Metodelogi Penelitian. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan ( KDT)
Nugraha, A., Nursiswati., & Rahayu, U. (2018). Faktor-Faktor Risiko Penyakit
Jantung Koroner Pada Pasien Wanita Di Poliklinik Jantung Rumah Sakit DR.
Slamet Kabupaten Garut: Jurnal Kesehatan Holistik, 2(2), 1-12
Nuraeni & Setiana 2018., Riset Eperawatan. Cirebon: Lovriz Publishis
Nurrahmani Ulfah ,2015. Stop Diabetes Hipertensi,Kolstrol dan Jantung Koroner
Yogyakarta istana media
Patriyani, R.E.H., & Purwanto, D.F. 2016. Faktor Dominan Risiko Terjadiya Penyakit
Jantung Koroner (PJK): Jurnal Keperawatan Global,1, 01-54.
Payudya, Jayantuka, 2018 . Panduuan Penelitian Beserta Analisis Statistik Dengan SPSS.
Yogyakarta : Depublish CV.Budi Utama.
PERKI. (2015). Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular, in
Physical Review D. Indonesia: PERKI.
ttp://www.inaheart.org/upload/image/Buku_PPK_CP_05Apr16.pdf
PERKENI. (2019). Hari Jantung Sedunia (World Heart Day): Your Heart is Our Heart
Too Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (P ERKI). Indonesian
Heart Association
Pratiwi, S. H., Sari, E. A., & Mirwanti, R. 2018. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner
da Masyarakat Pangandaran. Jurnal Keperawatan BSI, 6(2), 176–183.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/view/3840
Ramandityo, Danivan. 2016. Hubungan hipertensi dengan keparahan penyakit jantung
koroner berdasarkan Sullivan vessel score. (online),
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3738/1/DANIVAN%2520
FAJRI%2520RAMANDITYO-FKIK.pdf) diakses pada 22 Februari 2019 Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan. 1. Balitbangkes, 071118.
64

Regmi, M. dan Siccardi, M. A. 2020. Coronary Artery Disease Prevention. StatPearls


[Internet].
Tandra, H., (2016). Jangan Mau Dikatakan Tua, Rahasia Awet Muda dan TetapSehat.
Jaring Penala. Surabaya.
Riskesdas 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar. Online (at.http://depkes.go.id/) dakses pada
15 jnauari 2020
Rosita Meri,2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Jantung
Koroner. Diakses Pada Tanggal 17 Maret 2021 Pukul 20.00 Wib
Rosmala Fenty. 2018. Faktor-faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Penyakit Jantung
Koroner DI RSUS Kota Banjar. http://jurnal.stikesbp.ac.id/index.ph
p/jkma/article/view/56. diakses 6 Januari 2020
Rufaidah MF. . 2015 Penilaian Tingkat Risiko dan Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Penyakit Jantung Koroner Pada Masyakarat Binaan KPKM Buaran Fkik Uin
Syarif Hidayatullah Tahun 2015 [Internet]. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah; 2015. Available from: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bi
tstream/123456789/37628/1/MELIA FATRANI RUFAIDAH
-FKIK.pdf
Setyowati, 2017. Keperawatan Medikal Bedah : Sistem Kardiovaskular. Cirebon :
Lovrinz Publishing
Suherwin. 2018. Hubungan Usia, Jenis Kelamin Dan Riwayat Penyakit Dengan Kejadian
Penyakit Jantung Koroner Di Instalasi Gawat Darurat Rumahsakit Tk.Ii Dr. Ak. Gani
Palembang Tahun 2016. http://jurnal.stikes-aisyiyah-
palembang.ac.id/index.php/JAM/article/view/248/226 diakses 10 Mei 2020
Susi Irawati , Rebbi Permata Sari , Diana Arianti.2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Prnyakit Jantung Koroner Di Poliklinik Jantung Rst. Dr. Reksodiwiryo.
Padang Tahun 2018. Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Oktober 2018 E-ISSN :2580-930X
Volume 2 Nomor 2 P-ISSN : 2597-8594 143

Shoufiah, R. 2016. Hubungan Faktor Resiko dan Karakteristik Penderita dengan


Kejadian Penyakit Jantung Koroner. Mahakam Nursing Journal (MNJ), 1(1), 17-2
Singh, A., Museedi, A. S. Grossman, S. A. 2020. Acute Coronary Syndrome. StatPearls
[Internet].
Saputri, V. F., & Herawati, T. M. 2016. Faktor - Faktor Risiko Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner ( Pjk ) Pada Usia Dewasa.
8(September), 74–79.
Seplin malaeny, Cicilia, dkk. (2017). Hubungan Riwayat Lama Merokok Dan Kadar
65

Kolesterol Total Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di Poliklinik Jantung


RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. E-Journal Keperawatan (e-KP) Volume 5 No
1, hal : 1-23 februari 2017
Savitri, Astrid. 2016. Waspadalah ! Masuk Usia 40 Ke Atas. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press
Susanti, D., & Lastriyanti, L. 2020. Gambaran faktor risiko penderita penyakit jantung
koroner di poli jantung RSAL dr.Mintoharjo. Jurnal Mitra Kesehatan, 2(2), 7–18.
Tappi Nelwan Kandou, 2018. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dan Riwayat Keluarga
Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di Badan Layanan Umum Rumah Sakit
Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal: KESMAS, Volume 7 Nomor 4
Taufik dkk, 2016 . Analisa Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Penderita Rawat
Jalan Rumah Sakit Dokter Pringadi Medan. Jurnal Penelitian
Torawoba Oktavia Ruth , Nelwan Jeini Ester , Asrifuddin Afnal. 2020. Diabetes Melitus
Dan Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit. Jurnal
Kesmas, Vol. 10, No. 4, April 2021
Utami Nur Lissa , Azam Mahalul .2019. Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada
Penderita Diabetes Mellitus. Higeia Journal Of Public Health Research And
Development. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia
Vivin Febi Saputri1, Tri Mulia Herawati.2016. Faktor - Faktor Risiko Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner (Pjk) Pada Usia Dewasa Di Rs Haji
Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan,8(2); September 2016
Wihastuti dkk. 2016. Fatofisologi Dasar Kererawatan Penyakit Jantung Korener ::
Informasi Vaskular .Malang: Ub Press
Widayanti & Widyastuti, 2017. Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung Koroner Pada
Pasien Di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta: Jurnal
Keperawatan I CARE, Vol. 1 No. 1 Tahun 2020
Wongkar, A.H. 2018. Hubungan Profil Lipid Darah Low Density Lipoprotein Dengan
Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di BLU RSUP. Prof DR. R. D. Kandou Manado.
(online), (http://jkesmasfkm.unsrat.a.id) diakses pada 15 Juli 2019.
World Health Organization; 2015 [diakses tanggal 29 Oktober 2015]. Tersedia dari: http
://www.who.int/mediacentre/factsh eets/fs349/en/
World Health Organization. 2016. Cardiovascular diseases.
www.who.int/mediacentre/factsheds/fs317/en Diakses pada 23 mei 2018. WHO.
2016. Obesity and Overweight Factsheet No. 311.
66

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/index.html diakses pada tangga


4 April 2021 jam 9.11

World Health Organization.2018. https://drzuhdy.com/rekomendasi-dan-klasifikasi-


aktivitas-fisik-menurut-who/Who.com (2018): Physical activity

World Health Organization.2019.Cardiovascular diseases.


www.who.int/mediacentre/factsheds/fs317/en Diakses pada 23 mei 2018.

Writing Grup Members, Mozaffarian D , Benjamin EJ et al, 2016. Executive Summary:


Heart Disease and Stroke Statistic-2016 Update A Report From the American Heart
Association. Circulation;133:447-54.101161/CIR.0000000000000366
Yulendasari rika . 2020. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dan Riwayat Keluarga Dengan
Kejadian Jantung Koroner Di Puskesmas Banjarsari Kota Metro Tahun 2020
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (JIKMI)ISSN: - Vol. 1, Nomor 2, Oktober 2020 1
Zitnanova I, et al.2016. Gender differences in LDL and HDL cholesterol subfractions in
patients after the acute ischemic stroke and their association with oxidative stress
markers. J Clin Biochem Nutr. 2018;63(2):144-48. 14. Gupta R, et al. Gender
differences in 7 years trends in cholesterol lipoproteins and lipids in India: Insights
from a hospital database. Indian J Endocrinol Metab.; 20(2):211-8.
https://id-static.z dn.net/files/dab/38bacb98fe0eab8a57420b4f16515392.jpg
67

Lampiran 1 Inform Consent


INFORM CONSENT
FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI
RS BHAKTI KARTINI BEKASI
Kepada Yth. Bapak/Ibu calon responden
Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Naya Sopiah
NIM : 0432950317043
Adalah mahasiswi STIKes Bani Saleh Bekasi Jurusan S1 Keperawatan, melakukan
penelitian dengan judul “Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner”.
Dalam rangka mencapai tujuan penelitian, maka saya sangat mengharapkan
kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat memberikan informasi dengan menjawab
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sesuai dengan fakta yang ada. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor resiko kejadian penyakit jantung
koroner karakteristik penderita nama inisial, riwayat keluarga, usia dan jenis
kelamin. Faktor resiko hipertensi, obesitas,tinggi badan, berat badan, merokok,
stress dan diabetes mellitus, aktivitas fisik,kolestrol tinggi. Penelitian ini dilakukan
dengan cara membagikan kuesioner kepada calon responden dan melakukan
penyebaran kuesioner online melalui google form .Penelitian ini tidak
menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak/Ibu sebagai responden,
kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian. Jika Bapak/Ibu tidak bersedia menjadi responden
maka tidak ada ancaman kepada Bapak/Ibu .
Apabila Bapak/Ibu setuju, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani
persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah saya buat. Atas
perhatian dan kesediaannya Bapak/Ibu menjadi responden, saya ucapkan terima
kasih.
Bekasi ,Agustus, 2021
Peneliti,

(Naya Sopiah)
68

Lampiran 2 Lembar Persetujuan

FORMULIR PERSETUJUAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN


Judul Penelitian: Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di Rs
Bhakti Kartini Bekasi

Saya (Nama Lengkap): Naya Sopiah


Secara suka rela menyetujui bahwa saya terlibat dalam penelitian di atas. Saya
yakin bahwa saya memahami tentang tujuan, proses, dan efek yang mungkin
terjadi pada saya jika terlibat dalam penelitian ini. Saya telah memiliki
kesempatan untuk bertanya dan saya puas dengan jawaban yang saya terima
Saya memahami bahwa partisipasi saya dalam penelitian ini bersifat sukarela
dan saya dapat keluar sewaktu-waktu dari penelitian Saya memahami bahwa
saya akan menerima salinan dari lembaran pernyataan informasi dan persetujuan

Nama dan Tanda Tanggal


tangan responden No. HP

Nama dan Tanda Tanggal


tangan saksi

Nama dan Tanda tangan wali (jika Tanggal


diperlukan)

Saya telah menjelaskan penelitian kepada pastisipan yang bertandatangan diatas,


dan saya yakin bahwa responden tersebut paham tentang tujuan, proses, dan efek
yang mungkin terjadi jika dia ikut terlibat dalam penelitian ini.
Nama dan Naya Sopiah Tanggal 24 agustus 2021
Tanda No HP
tangan
peneliti
69

Lampiran 3 Surat Penelitian

KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN


HEALTH RESEARCH ETHICS COMMITTEE
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

KETERANGAN LOLOS ETIIK

DESCRIPTION OF ETHICAL
APPROVAL

“ETHICAL APPROVAL”
No: EC.093/KEPK/STKBS/V/2021

Protokol penelitian yang diusulkan oleh :


The research protocol proposed by
Peneliti Utama : Naya Sopiah
Anggota Peneliti : -
Nama Institusi : Jurusan Keperawatan, STIKES Bani Saleh

Dengan judul :
Title
“Faktor resiko kejadian penyakit jantung koroner ”
Dinyatakan layak etik sesuai 7 (tujuh) Standar WHO 2011, yaitu 1) Nilai Sosial, 2) Nilai Ilmiah, 3)
Pemerataan Beban dan Manfaat, 4) Risiko, 5) Bujukan/Eksploitasi, 6) Kerahasiaan dan Privacy, dan 7)
Persetujuan Setelah Penjelasan, yang merujuk CIOMS 2016. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh
terpenuhinya indicator setiap standar.

Declared to be ethically appropriate in accordance to 7 (seven) WHO 2011 Standards, 1) Social


Values, 2) Scientific Values, 3) Equitable Assessment and Benefits, 4) Risks, 5)
Persuasion/Exploitation, 6) Confidentiality and Privacy, and 7) Informed Concent, referring to
the 2016 CIOMS Guidelines. This is as inidicated by the fulfillment of the indicators of each
standard.
Pernyataan Laik Etik ini berlaku selama kurun waktu tanggal sampai dengan

This declaration of ethics applies during the period ,until

Bekasi,
Ketua KEPK STIKES Bani Saleh

Ns. Meria Woro L, M.Kep, Sp.Kep.K


70

Nomor : 206/AK/STIKES-BS/V/2021
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Pengambilan Data Penelitian
Kepada Yth,
Direktur di RS Bhakti Kartini Bekasi
Di _
Tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT, Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan
kita Nabi Muhammad S.A.W., keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Aamiin.

Sehubungan dengan penyusunan tugas akhir mahasiswa STIKES Bani Saleh, bersama ini
kami mohon diberikan ijin agar mahasiswa kami dapat melakukan pengambilan data
penelitian di Lembaga yang Bapak/Ibu Pimpin. Adapun nama mahasiswa dan judul yang
akan diambil adalah :
Nama : Naya Sopiah
NIM : 0432950317043
Jurusan : Keperawatan
Program Studi : Keperawatan S-1
Tempat Penelitian : RS Bhakti Kartini Bekasi
Judul Penelitian : Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner.

Demikian permohonan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, kami
ucapkan terima kasih
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bekasi, 28 Mei 2021

a.n. Ketua

Ns. Ponirah., S.Kep., M.Kes

Wakil Ketua I
71

Lampiran 4 Konsul Bimbingan


LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Naya Sopiah Nama Pbb : Ns Puji Astuti,
M.Kep
Judul Skripsi
FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS
BHAKTI KARTINI BEKASI
NO TGL/BAB/HAL KOMENTAR TANDA TANGAN
MHS PBB
5 April 2021
Bagian Depan Untuk Daftar Singkatan : Lihat lagi
KBBI atau Kamus Asing

BAB I 1. Bab I harus menggambarkan


MDEKS (masalah , dampak,
elaborasi artikel, kesenjangan dan
solusi )
- Di bab 1 belum ada paragraph
yang yang mencakup MDEKS
-Tidak boleh ada teori di bab I focus
ke hasil2 penelitian
-Artikel harus 2015 ke atas
-Referensi tidak ada dapus atau
terlalu lama
-Di rumusan masalah hasil
penelitian orang lain yang harusnya
ada di bab 1
- Mengapa ada 2 AHA yang
berbeda 2013 dan 2016 Dalam 1
paragraph
2. Tambahkan data untuk melihat
kesenjangan sehingga memperkuat
mengapa judul ini harus di telaah
lebih lanjut
Misal :
- Masyarakat tidak merasakan gejala
penyakit jantung koroner sehingga
faktor resiko tidak diketahui .
- Apa saja faktor resiko yang ada di
poli klinik jantung RSUD
dr.Chasbullah Abdulmadjid Kota
Bekasi
3. 3. Tambahkan data dari penelitian
sebelumnya ada hubungan atau tidak
terhadap faktor resiko penyakit jantung
koroner
4.Tambahkan data tentang angka
kejadian dan angka kematian yang
setiap tahunnya meningkat

BAB II 1.-Anatomi fisiologi boleh tidak masuk


atau sekilasnya
-Setiap gambar/bagan/table dll harus di
beri : Nomer dan Judulnya dan
72

dinawahnya di kasih sumber referensi


-Materi tumpeng tindih
-Faktor resiko bukan hanya dari teks
book tapi juga dari hasil penelitian.
2. patofisiologi proses memompa darah
:Pakai isitlah internatonal atau medis
umum lihat lagi referensi atau teks
booknya
-Sistem Peredaran Darah Tubuh
Manusia : pengulangan dengan 2.2.1
- Sitem Peredaran Darah : pengulangan
lagi
3. Fatofisiologi : lihat teks book lagi
4. Acute non Stelevasi myocardial
infarction (Acute Nstemi) : lihat teks
book lagi
- Acute ST elevasi myocardial
infarction (Acute Stemi) : Lihat teks
book lagi, mengapa NSTEMI banyak
pas STEMI sedikit ??
5. Manifestasi Klinis Penyakit jantung
Koroner.:
Lihat teks book utama :Kaitkan dengan
tanda dan gejala … jangan sembarangan
masukan dalam teori
6. Faktor resiko penyakit jantung
koroner tidak dapat dimodifikasi (tidak
dapat diubah) : Tambahkan hasil
penelitian
- Tabel Klasifikasi Jenis Kolestrol atau
hasil pemeriksaan kolesterol ???
- Perhitungan IMT: Lihat lagi teks
book
-Klasifikasi gula darah : Lihat lagi teks
book
7. pencegahan : tidak diteliti
8. kerangka teori :APAKAH ISINYA
SAMA DENAGN ISI BAB II ???
diubah isinya sama dengan bab 2
9. Tambahkan variabel perancu di bab 2
10. Semua faktor resiko di teliti
BAB III 1. Jenis – jenis data dan skala
ukur
2. SEBENARNYA SAUDARA
SKALA UKUR NYA
NUMERIK ATAU
KATEGORIK ??? untuk usia,
jenis kelamin, tingkat
pendidikan .
3. DO adalah definisi sederhana
yang siapapun yang baca punya
pemahaman yang sama dengan
peneliti
4. Pahami tentang populasi,
sampel dan KI/KE : Apakah
pasien tetap 72 yang ke
73

poliklinik ??? , Katanya total


populasi , tetapi ada KI dan KE
jadi jika tidak sampai 72
bagaimana caranya ? populasi
diambil dari 6 bulan terakhir
5. Semua isntrumen yang dipakai
dijelskan dari mana sumbernya
??? apakah buat sendiri kalua
buat bagaimana caranya karena
harus memenuhi syarat ilmu
dan metodolgi. Kalau ambil
punya orang dari mana
sumbernya ??? ui VR nya
sudsah memenuhi syarat atau
belum atau mau ada uji coba
dulu ?? dilakukan uji vr terlebih
dahulu di rumah sakit bhakti
kartini
- Untuk yang diteliti tambahkan
usia jenis kelamin dan riwayat
keluarga , faktor yang dapat
diubah ditambahkan
hiperlipidemia, aktivitas fisik
stress
- Apakah bapak/ibu mempunyai
kolestrol dalam batas normal
- Perokok berapa tahun terakhir
sehingga muncul pjk
- Apakah bapak/ ibu mengalami
peningkatan tekanan darah
190/100 dalam satu bulan
terakhir
6. Penjelasan jenis penelitian mau
langsung atau tidak langsung
ada dimana ? atau wawancara
atau google form
7. Pelajari lagi tentang uji statistic
yang akan dipakai
- Uji chiskuare 2x2 jadi kategori
di definisi operasional di
kategorikan 2
8. Instrumen yang mau dipakai
semuanya ada yang kualitatif
dan ada yang kuantitatif tetapi
mengapa di DO tidak ada hasil
ukur dan kategorik yang
operasional
9. Skema penelitian kaitkan lagi
dengan definisi operasional
10. Tidak ada daftar pustaka
11. Konsisten tabel definisi
operasional riwayat keluarga
12. Aktivitas fisik menggunakan
WHO
15/09/2021 Halaman depan :
pukul. 20.00- - Judul skripsi : ditambahkan
74

23.00 tempat penelitian menjadi


faktor resiko penyakit jantung
koroner di rs bhakti kartini
bekasi
- Kata pengantar dosen
pembimbing dan penguji dilihat
lagi di panduan
- Abstrak : di latar belakang cari
latar belakang yang paling
dominan
- Saran : diubah menjadi bagi
tempat penelitian menjadikan
edukasi terprogram bagi pasien
tentang faktor resiko yang
dimiliki sehingga dapat
menyebabkan penyakit jantung
koroner
- Pargrag diberbaiki konsisten
mau yang mana
Bab 1. :
1.Latar belakang
Defisini dan penyebab penyait
jantung koroner diubah menjadi
faktor resiko penyakit jantung
koroner yang dapat di modifikasi
dan yang tidak dapat di
modifikasi
Sudi pendahuluan diganti
menjadi prevalensi penyakit
jantung koroner berapa orang
yang memiliki faktor resiko
tersebut
manfaat penelitian no 2 dan 4
digabung jadi satu
Bab 2 :
- Klasifikasi usia dari tabel
dibuat hanya narasi saja
- Tabel hipertensi ,diabetes
mellitus, obesitas, kolestrol
tinggi diperbaiki pargraf dan
dibuat segitiga terbalik
- Pembahasan yang tidak terkait
penelitian dibuang/ dihapus saja
- Kerangka teori di perbaiki yang
mana terlebih dahulu yang
menyebabkan penyakit jantung
koroner
Bab 3 :
- Tabel kerangka konsep
diperbaiki hanya menggunakan
satu tabel untuk univariat saja
- Desain penelitian diganti dari
crossectional menjadi deskriptif
analitik
- Definisi operasional di faktor
resiko stress angkanya 0 diganti
75

menjadi 1
- Varibaleenelitian diubah
menjadi satu variabel saja
dihapus yang variabel
independen dan varibel
dependen
- Kriteria ekslusi pasien gagal
jantung tidak termasuk dalam
penelitian dihapus saja
- Instrumen penelitian jelaskan
bersumber dari mana bikin
sendiri atau sumber orang lain.
Penelitian ini bersumber dari
modifikasi peneliti lalu
dilakukan uji validas dan
reabilitas maka kuesioner
tersebut sudah valid
- Teknin pengolahan data dari
tabel dibuat narasi saja
- Etik penelitian di tambahkan
sesuai denganenelitian di
lapangan
Bab 4 :
- Hasil yang tebanyak saja yang
ditampilkan selebihnyatidak
usah ditampilkan
Bab 5:
- Hasil yang tebanyak saja yang
ditampilkan selebihnyatidak
usah ditampilkan
- Dibuat paragraf dirapihkan
sesuai dengan penelitian,
definisi dan asumsi peneliti

NO Hari/Tanggal Materi KOMENTAR Tanda Tangan


Bimbingan Bimbingan Mahasiswa Pembimbing
1. Jum’at Pengajuan Cari tema yang
04/12/2020 judul up to date, masih
Pukul: 09.13 wib (lewat chatt belum banyak di
whatsapp) terapkan dan
memberikan
manfaat
2. Rabu Bahas judul Intervensinya
09/12/2020 dan latar kalau bisa tidak
Pukul: 19.42 wib belakang hanya satu, dan
(lewat zoom) yang belum
banyak meneliti
3. Kamis Bahas judul Menawarkan
10/12/2021 (lewat chatt judul penelitian
Pukul 19:08 wib whatsapp) tahun lalu, namun
menggunakan
76

penelitian
langsung
4. Rabu Membahas Membahas apa
16/12/2021 bab 1 saja yang
Pukul 20:14 wib (lewat chatt tercantum pada
whatsapp) bab 1
5. Senin Membahas uji Jika lolos dari uji
21/12/2021 plagiarism plagiarism bisa
Pukul 06:45 wib (lewat chatt lanjut
whatsapp) menggunakan
judul tersebut jika
tidak lolos kita
akan diskusikan
kembali.
6. Senin Memberikan BAB 1
04/01/2021 hasil uji seharusnya tidak
Pukul 16:05 wib plagiarism boleh plagiat
(lewat chat karena hasil karya
whatsapp) penulis
7. Sabtu 9/01/2021 Bahas judul Membahas judul,
Pukul: 20.20 wib dan bahas bahas bab 1, dan
metode bahas instrument
penelitian penelitian
(lewat zoom)
8. Kamis Memberikan Memberikan
25/02/2021 artikel jurnal artikel jurnal dan
Pukul 07:27 wib dan proposal proposal skripsi
skripsi dalam dalam bentuk rar.
bentuk rar
(lewat chat
whatsapp dan
email)
9. Senin memberikan Konsul hasil uji
19/06/2021 hasil dan data validitas dan
Pukul. 11.20 wib mentah uji reabilitas
validitas dan kuesioner
reablitas
melalui
whatsap grup
10.Rabu Konsul skripsi Konsul Skripsi
16/09/2021 melalui zoom yang sudah
Pukul. 20.00- dilakukan
23.00 wib penelitian

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


Nama Mahasiswa : Naya Sopiah Nama Pbb : Ns indah puspitasari
. M.Kep
Judul Skripsi
FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS BHAKTI KARTINI
BEKASI

NO TGL/BAB/HAL KOMENTAR TANDA TANGAN


MHS PBB
77

16 Februari l
2021

Bagian Depan Tambahkan surat perstujuan dan


kata pengantar
BAB I 1.Bab I: Nama kota?/provinsi kapital

- Penyakit jantung koroner


masih merupakan salah satu
masalah dikarenakan angka :
apakah sudah Peneliti sudah
studi pendahuluan di RS?
- Tujuan khusus liat lagi di
panduan skripsi
- Daftar singkatan tidak usah
di pakai
- Hasil dari penelitian tidak
usah di pakai di bab 1 hanya
ada hubungan atau tidak
faktor resiko dengan
penyakit jantung koroner
BAB II 1.- Fisologi proses jantung
memompa darah Numbering nya
diperbaiki
2. Pemeriksaan untuk mendeteksi
penyakit jantung koroner tidak usah
di cantumkan di bab 2
3. Pencegahan tidak usah tidak di
cantumkan di bab 2

BAB III 1.Kerangka konsep yang tidak


diteliti pakai kotak terpus-putus
jangan bikin hitam semua
2.Definsi operasional tambahkan
karakteristik responden usia jenis
kelamin, dan riwayat keluarga
- Usia ≤ 40 tahun, Usia ≥ 40 tahun
Ini rancu usia yang diaksud peneliti.
Lebih diperjelas rentang usianya
- Stress : Nilainya berapa jika
dikatakan mengalami stress atau
tidak mengalami stress
- untuk diabetesa mellitus ditanyakan
apakah mempunyai riwayat gula
darah tinggi?
-Kalau populasi hanya 60 teknik
sampling
pakai total sampling
-Untuk analisa univariat dijadikan
tabel saja agar tidak terlalu panjang
-Analisa bivariat pakai rumus apa
-Apakah kuesioner stress dapat
dikatakan seseorang mengalami
stress ?
Kamis Halaman Depan
78

4/09/2021 - Tambahkan astrak dalam


bahasa inggris
- Hasil penelitian di abstrak
tidak usah pakai angka tetapi
dibuat narasi saja
- Kata kunci abstrak diubah
menjadi jantung koroner ,
faktor resiko, poli klinik
jantung
- Abstrak pargraf single
Bab 3
- Arti tanda panah dua arah ini
maksudnya harus mengerti.
Di kerangka konsep
penelitian bab 3
- Definisi operasional Font
11,, Spasi single semua yang
ada di dalam table
- Google form diganti menjadi
google formulir italic
- Di entry data dihasil sudah
bukan teori. Semua yang
dilakukan dari editing
,koding,entry data sampai
tabulating dituliskakn
- hasil statistic dari penelitia
lain tidak perlu dituliskan
- etik penelitian ditambahkan
sesuai dengan penelitian
Bab 5
- bab 5 gunakan sumber
referensi yang ada di bab 2
juga untuk pembahasan.
Banyak materi atau referensi
di bab 2 yang blm
digunakan.
- Bab 5 Dipembahasan tidak
hanya sejalan dengan
penelitian a atau penelitian
b. bisa juga dipaparkan ada
tidak penelitian yang
berbeda? Atau berikan
penjelasan kenapa riwayat
hipertensi atau riwayat
penyakit jantung atau
lainnya di setiap sub bab
faktor resiko. Padahal di bab
2 sudah ada penjelasan
materinya. Bisa dimasukan
ke bab pembahasan
- Kesimpulan tidak perlu
memaparkan angka atau
presentase hasil penelitian
lagi. Kesimpulan merupakan
ringkasan dari hasil berupa
kalimat utuh ,bukan angka
79

- Tabel jadwal kegiatan Font


11 spasi
- single.

NO Hari/Tanggal Materi KOMENTAR Tanda Tangan


Bimbingan Bimbingan Mahasiswa Pembimbing
1. Senin: Pengajuan Pengajuan judul
18/02/2020 judul skripsi
Pukul: 14.13 (lewat chatt
wib whatsapp)
2. Rabu Bahas Membahas bab 3
15/02/2020 proposal dan instrumen
Pukul: 09.00 skripsi penelitian dan
wib (lewat zoom)
3. Jumat Mengirim Mambahas bab 1
26/02/2021 hasil revisian 2 dan 3
Pukul 19:08 (lewat email
wib )
4. Senin Konsul hasil Hasil uji
19/06/2021 uji validitas validitas dan
Pukul. 14.00 dan reabilitas reabilitas di
wib melalui kasih tahu ke
whatsap pembimbing
80

Lampian 5 Kuesioner
FORMULIR PENELITIAN

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS


BHAKTI KARTINI BEKASI

1. Identitas Responden :
a. Nama Bapak / Ibu (Inisial) :

b.. Usia : 45 – 55 tahun 56 – 65 tahun

lebih dari 65 tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan


d. Apakah ada anggota keluarga/ saudara sedarah bapak/ibu yang terkena penyakit

jantung koroner : Ya Tidak


2. Faktor Resiko
A.. Obesitas

1. Apakah bapak/ibu mempunyai; riwayat berat badan berlebih ?

Ya Tidak

Berat badan (kg) : .............. Tinggi badan: ......... IMT: ..........

B. Hipertensi

2 . Apakah bapak/ibu memiliki riwayat tekanan darah tinggi?

Ya Tidak

3. Apakah bapak/ ibu menderita hipertensi lebih dari’ satu bulan di atas 140/90?

Ya Tidak
81

C. Merokok

4. .Apakah bapak/ibu mempunyai riwayat merokok?

Ya Tidak
5. .Jika ya, berapa batang rokok biasanya bapak/ibu hisap per hari ?

≥ 1 batang/hari ≥ 20 batang/hari
6.Bila tidak, kapan terakhir anda merokok ?

1= Ya (lebih dari 1 bulan terakhir) Tidak pernah sama sekali


D . Kolestrol Tinggi

7. Apakah bapak atau ibu memiliki riwayat kadar kolesterol yang tinggi?

Ya Tidak

8.Apakah bapak/ibu memiliki kolestrol total lebih dari 200 mg/dl ?

Ya Tidak

E. Diabetes

9..Apakah bapak/ibu mempunyai riwayat gula darah tinggi ?

Ya Tidak

10.Apakah hasil pemeriksaan gula darah sewaktu ≥200 mg/dl ?

. Ya Tidak

F Alkohol

11. Apakah bapak/ibu mempunyai riwayat mengkonsumsi minuman beralkohol ?

Ya Tidak

12. Bila Tidak, Kapan Terakhir Bapak/Ibu Mengkonsumsi alkohol ?

Ya (kurag dari 6 bulan terakhir) Tidak (Tidak pernah sama sekali)


82

G. Aktivitas Fisik

13. Apakah Bapak/Ibu mempunyai aktivitas fisik sehari-hari?

. Ya Tidak

14. Apakah bapak/ibu melakukan aktivitas fisik lebih dari 30 menit setiap hari ?

Ya Tidak

15. Berapa harikah dalam seminggu Bapak/Ibu melakukan aktivitas fisik ?

< 3 hari ≥ 3 hari

H.. Perceived Stress Scale (PSS-10)

0 : Tidak pernah.
1 : Hampir tidak pernah (1-2 kali).
2 : Kadang-kadang (3-4 kali).
3 : Sering (5-6 kali) .
4 : Sangat sering (lebih dari 6 kali)

Pertanyaan Tidak Hampir Kadang-kadang Sering Sangat


tidak Sering
pernah pernah

1. Selama sebulan 0 1 2 3 4
terakhir, Seberapa
sering anda sering
merasa kecewa karena
yang terjadi tidak
sesuai dengan apa
yang anda harapkan ?

2. Selama sebulan 0 1 2 3 4
terakhir, Seberapa
sering anda merasa
tidak dapat
mengendalikan hal-
hal penting dalam
hidup anda?

3. Dalam sebulan 0 1 2 3 4
terakhir, Seberapa
sering anda merasa
gelisah dan tegang?
83

4. Dalam sebulan 4 3 2 1 0
terakhir, Seberapa
sering anda merasa
yakin mengenai
kemampuan anda
dalam menangani
masalah-masalah
pribadi anda?

5. Dalam sebulan 4 3 2 1 0
terakhir, seberapa
sering Anda merasa
bahwa segala
sesuatunya berjalan
sesuai keinginan
Anda?

6. Dalam sebulan 0 1 2 3 4
terakhir, seberapa
sering Anda
menemukan bahwa
Anda tidak dapat
mengatasi semua hal
yang harus Anda
lakukan?

7. Dalam sebulan 4 3 2 1 0
terakhir, Seberapa
sering anda mampu
mengontrol gangguan
dalam hidup anda?

8. Dalam sebulan 4 3 2 1 0
terakhir, Seberapa
sering anda merasa
senang dengan segala
hal yang anda
lakukan?

9. Dalam sebulan 0 1 2 3 4
terakhir, Seberapa
sering anda merasa
marah karena sesuatu
yang terjadi diluar
kendali anda?

10. Dalam sebulan 0 1 2 3 4


terakhir, Seberapa
sering anda merasa
begitu banyak
84

kesulitan sehingga
anda tidak mampu
mengatasinya?

Keterangan:

Setiap pertanyaan diberikan skor 0 sampai 4.perceived Stress Scale terdiri dari sepuluh 10
item pertanyaan, terdapat enam pertanyaan negatif (1,2,3,6,9,10) dan empat pertanyaan
positif (4,5,7,8) Skor 0 untuk jawaban tidak pernah, skor 1 untuk jawaban hampir tidak
pernah, skor 2 untuk jawabaan kadang-kadang, skor 3 untuk jawaban sering dan skor 4
untuk jawaban sangat sering. Nilai skor ini dibalik untuk menjawab pertanyaan positif,
Akan tetapi item nomor 4,5,7,dan 8 di nilai dengan skor terbalik yaitu sehingga skor 0 =
diubah menjadi 4, skor 1 = diubah menjadi 3, skor 2 = diubah menjadi 2. skor 3= diubah
menjadi 1. skor 4 diubah menjadi 0 . di kelompokkan menjadi 3 yaitu 1. Skor 0-13 stress
rendah. 2.Skor 14-26 stress sedang. 3.Skor 27-40 stress tinggi. (Cohen. 1988 di translate
ke dalam bahasa indonesia Indira ,2015)
85

Lampiran 6 Hasil Penelitian

Data Hasil Penelitian

Distribusi frekuensi berdasarkan mean, median, modus, dan standar deviasi


Statistics
Jenis Riway
_Kel at_Kel Diabet Hiperten merok kolest aktivitas K Obe
amin uarga es si ok erol _fisik alkohol
ategori_usia sitas K_stress
N Vali 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113 113
d
Miss 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ing
Mean 1.44 1.41 1.55 1.34 1.60 1.45 1.41 1.88 2.1327 2.50 1.4513
44
Median 1.00 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 1.00 2.00 2.0000 2.00 1.0000
00
Mode 1 1 2 1 2 1 1 2 2.00 2.00 1.00
Std. Deviation .499 .493 .500 .475 .492 .500 .493 .320 .75005 .721 .49984
16
Variance .249 .244 .250 .225 .242 .250 .244 .103 .563 .520 .250
Range 1 1 1 1 1 1 1 1 2.00 3.00 1.00
Minimum 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.00
Maximum 2 2 2 2 2 2 2 2 3.00 4.00 2.00
Sum 163 159 175 151 181 164 159 213 241.00 283. 164.00
00

2. Distribusi Frekuensi berdasarkan usia

Kategori_usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lansia Awal 25 22.1 22.1 22.1
Lansia Akhir 48 42.5 42.5 64.6
Manula 40 35.4 35.4 100.0
Total 113 100.0 100.0

3. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin

Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 63 55.8 55.8 55.8
Perempuan 50 44.2 44.2 100.0
Total 113 100.0 100.0
86

4. Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat keluarga

Riwayat_Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 67 59.3 59.3 59.3
Tidak Ada 46 40.7 40.7 100.0
Total 113 100.0 100.0

5. Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat Diabetes mellitus

Diabetes
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 51 45.1 45.1 45.1
Tidak 62 54.9 54.9 100.0
Total 113 100.0 100.0

6. Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat hipertensi

Hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 75 66.4 66.4 66.4
Tidak 38 33.6 33.6 100.0
Total 113 100.0 100.0

7. Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat merokok

merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 45 39.8 39.8 39.8
Tidak 68 60.2 60.2 100.0
Total 113 100.0 100.0
87

8. Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat kolesterol tinggi

kolesterol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 62 54.9 54.9 54.9
Tidak 51 45.1 45.1 100.0
Total 113 100.0 100.0

9. Distribusi frekuensi berdasarkan aktivitas fisik

aktivitas_fisik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 67 59.3 59.3 59.3
Tidak 46 40.7 40.7 100.0
Total 113 100.0 100.0

10. Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat konsumsi alkohol

alkohol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 13 11.5 11.5 11.5
Tidak 100 88.5 88.5 100.0
Total 113 100.0 100.0

11. Distribusi frekuensi berdasarkan Obesitas

Obesitas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Underweight 1 .9 .9 .9
Normal 68 60.2 60.2 61.1
Pre Obesitas 30 26.5 26.5 87.6
Obesitas 14 12.4 12.4 100.0
Total 113 100.0 100.0
88

Statistics
Kategori_stress TB BB
N Valid 113 113 113
Missing 0 0 0
Mean 1.8673 163.57 65.78
Median 2.0000 164.00 65.00
Mode 2.00 155 65
Std. Deviation .41197 7.181 10.679
Variance .170 51.569 114.049
Range 2.00 30 41
Minimum 1.00 147 47
Maximum 3.00 177 88
Sum 211.00 18483 7433

Kategori_stress
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 18 15.9 15.9 15.9
Sedang 92 81.4 81.4 97.3
Berat 3 2.7 2.7 100.0
Total 113 100.0 100.0

Berat Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 47 1 .9 .9 .9
48 2 1.8 1.8 2.7
49 3 2.7 2.7 5.3
50 7 6.2 6.2 11.5
51 1 .9 .9 12.4
53 2 1.8 1.8 14.2
54 3 2.7 2.7 16.8
55 3 2.7 2.7 19.5
56 3 2.7 2.7 22.1
57 4 3.5 3.5 25.7
58 4 3.5 3.5 29.2
59 1 .9 .9 30.1
60 5 4.4 4.4 34.5
61 2 1.8 1.8 36.3
62 4 3.5 3.5 39.8
89

63 4 3.5 3.5 43.4


64 5 4.4 4.4 47.8
65 8 7.1 7.1 54.9
66 2 1.8 1.8 56.6
67 3 2.7 2.7 59.3
68 1 .9 .9 60.2
69 3 2.7 2.7 62.8
70 5 4.4 4.4 67.3
72 3 2.7 2.7 69.9
73 3 2.7 2.7 72.6
75 3 2.7 2.7 75.2
76 5 4.4 4.4 79.6
78 7 6.2 6.2 85.8
79 3 2.7 2.7 88.5
80 2 1.8 1.8 90.3
81 3 2.7 2.7 92.9
82 2 1.8 1.8 94.7
83 1 .9 .9 95.6
84 1 .9 .9 96.5
85 2 1.8 1.8 98.2
87 1 .9 .9 99.1
88 1 .9 .9 100.0
Total 113 100.0 100.0

Tinggi Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 147 1 .9 .9 .9
150 4 3.5 3.5 4.4
153 4 3.5 3.5 8.0
154 3 2.7 2.7 10.6
155 11 9.7 9.7 20.4
156 3 2.7 2.7 23.0
157 1 .9 .9 23.9
158 3 2.7 2.7 26.5
159 2 1.8 1.8 28.3
160 9 8.0 8.0 36.3
161 3 2.7 2.7 38.9
162 5 4.4 4.4 43.4
163 5 4.4 4.4 47.8
164 4 3.5 3.5 51.3
90

165 5 4.4 4.4 55.8


166 7 6.2 6.2 61.9
167 7 6.2 6.2 68.1
168 5 4.4 4.4 72.6
169 2 1.8 1.8 74.3
170 7 6.2 6.2 80.5
171 5 4.4 4.4 85.0
172 5 4.4 4.4 89.4
173 3 2.7 2.7 92.0
174 3 2.7 2.7 94.7
175 2 1.8 1.8 96.5
176 2 1.8 1.8 98.2
177 2 1.8 1.8 100.0
Total 113 100.0 100.0
1

Anda mungkin juga menyukai