Skripsi Naya Revisi Sidang 29-09-21 New Baru
Skripsi Naya Revisi Sidang 29-09-21 New Baru
SKRIPSI
NAYA SOPIAH
0432950317043
JURUSAN KEPERAWATAN
BEKASI, 2021
i
SKRIPSI
NAYA SOPIAH
0432950317043
JURUSAN KEPERAWATAN
BEKASI, 2021
v
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Hari Tanggal Bulan September
Tahun 2021 dan diterima sebagai bagian persyaratan yang Sah dan diperlukan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Jurusan Keperawatan Program Studi
Keperawatan S-1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh.
Susunan Dewan Penguji
Skripsi ini telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan Penguji Skripsi Jurusan
Keperawatan Program Studi Keperawatan S-1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani
Saleh.
Dengan Hormat:
NIM : 0432950317043
(Naya Sopiah)
viii
KATA PENGANTAR
(1) Ibu Ns. Puji Astuti, M.Kep.,Sp. Kep.MB selaku dosen pembimbing 1 dan ketua
jurusan keperawatan yang senantiasa telah membimbing, meluangkan waktu
untuk memberikan arahan dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
(2) Ibu Ns.Indah Puspitasari.,M.Kep selaku dosen pembimbing 2 yang senantiasa
telah membimbing, memberikan arahan dengan sabar, dan memberikan motivasi
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan baik.
(3) Bapak Ns. Achmad Fauji, M.Kep.,Sp. Kep.MB selaku penguji sidang skripsi
STIKES Bani Saleh.
(4) Ibu Rika Harini, M.Kep.,Ns.,Kep.Anak selaku kaprodi keperawatan S-1 STIKES
Bani Saleh Bekasi.
(5) Bapak Dr.Ir Mursyid Ma’sum, M.Agr selaku ketua STIKES Bani Saleh Bekasi.
(6) Seluruh dosen jurusan keperawatan dan civitas akademik STIKES Bani Saleh.
(7) Kepada Pihak Rumah Sakit Bhakti Kartini Bekasi yang telah mengizinkan
melakukan penelitian
(8) Orangtua bapak dan ibu dan keluarga saya yang selalu memberikan dukungan,
semangat dan mendo’akan untuk kelancaran saya dalam menyusun skripsi ini.
(9) Teman-teman seperjuangan S1 keperawatan angkatan 2017 Stikes Bani Saleh
yang selalu bersama-samamemberikan semangat dan bantuan dalam penyusunan
skripsi ini.
ix
(10) Sahabat terdekat saya , Agung Aria Anggara, Syifa Fauziyah , dan Suntia Mustika
yang telah banyak memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Dan semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu keperawatan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Naya Sopiah
ii
Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh, saya yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama : Naya Sopiah
NIM : 0432950317043
Program Studi : Keperawatan S-1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh
Jurusan : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas skripsi saya yang berjudul:
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
STIKES Bani Saleh berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
(NayaSopiah)
ix
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ……………………………………… iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………………………. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ............................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................6
1.4.1 Manfaat Teoritis .....................................................................................................6
1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................7
2.1 Konsep Dasar Penyakit Jantung Koroner ..........................................................7
2.1.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner ....................................................................7
2.1.2 Etiologi Penyakit Jantung Koroner ....................................................................7
2.1.3 Patofisologi Penyakit Jantung Koroner ..............................................................8
2.1.4 Klasifikasi Penyakit Jantung Koroner.................................................................8
2.1.5 Tanda & Gejala Penyakit Jantung Koroner .......................................................10
2.1.6 Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner ..........................................................10
2.1.7 Komplikasi Penyakit Jantung Koroner ...............................................................19
2.1.8 Kerangka Teori ..................................................................................................20
x
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
SKRIPSI, 2021
NAYA SOPIAH
Latar Belakang : Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh arterosklerosis yaitu terjadi
penimbunan endapan lemak pada bagian kedalaman lapisan sel endotel sehingga aliran darah
ke jantung akan berkurang.penyakit jantung koroner digunakan untuk menyebutkan masalah
klinis seperti asimtomatik arterosklerosis, angina pektoris stabil, dan sindrom koroner akut
angina pektoris tidak stabil, ST-Elevation Myocardial Infarction .Nonst-Elevation Myocardial
Infarction Tujuan: Mengetahui gambaran faktor resiko penyakit jantung koroner Metode :
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Menggunakan analisa univariat. populasi
dalam penelitian ini 173 orang sampel dalam penelitian 113 responden menggunakan simple
random sampling.cara ukur penelitian ini menggunakan kuesioner melalui google form.
Hasil: pada penelitian ini di poli klinik jantung rumah sakit bhakti kartini bekasi responden
yang beresiko penyakit jantung koroner berusia lansia akhir 56-65 tahun (42.5%). jenis
kelamin laki-laki (55,8%). riwayat keluarga (59,3%).riwayat hipertensi (66,4%).tidak riwayat
diabetes mellitus (45,1%) tidak riwayat merokok (39,8%). indeks massa tubuh normal 18,5-
24,9 (60,2%) nilai rata-rata tinggi badan 163,57 cm.nilai rata-rata berat badan 65,78 kg.
melakukan aktivitas fisik ≥ 30 menit/hari (59,3%) memiliki riwayat kolestrol tinggi (54,9%).
stress ringan (15,9%), riwayat konsumsi alkohol (88,5%) Kesimpulan: berdasarkan hasil
penelitian pada pasien di poli klinik jantung rumah sakit bhakti kartini bekasi tahun 2021 di
dapatkan hasil penelitian dengan presentase terbanyak penyakit jantung koroner berusia
lansia akhir (56-65 tahun) (42.5%).jenis kelamin laki-laki (55,8%). riwayat keluarga (59,3
%).riwayat hipertensi (66,4%). riwayat kolestrol tinggi (54,9%) nilai rata-rata tinggi badan
163,57 cm.nilai rata-rata berat badan 65,78 kg. Saran: Pihak rumah sakit diharapakan
memberikan edukasi terprogram dari faktor resiko penyakit jantung koroner kepada pasien
ABSTRACT
Bani Saleh College of Health Sciences
Department of Nursing Undergraduate Nursing Study Program
Mini Thesis, 2021
NAYA SOPIAH
BAB I
PENDAHULUAN
Faktor resiko penyakit jantung koroner terdiri dari dua faktor yaitu faktor resiko
yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. untuk yang tidak
dapat dimodifikasi yaitu jenis kelamin, usia, dan riwayat keluarga. sedangkan
faktor resiko yang dapat dimodifikasi yaitu hipertensi, merokok, diabetes
mellitus, kolestrol tinggi (metabolisme lemak yang abnormal), obesitas, kurang
aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stress (Buku Pintar Posbindu PTM, 2016).
Negara Amerika Serikat tahun 2011 diperkirakan 16, 3 juta orang atau sekitar
16.300.000 orang atau 7% dari populasi penduduk Amerika Serikat yang
berumur lebih dari 20 tahun terdiagnosa PJK. dari angka tersebut 18,3% adalah
pria dan 6,1% adalah wanita, jumlah penyakit jantung koroner di Amerika
Serikat pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 18,2 juta orang berusia
2
Penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan mengetahui faktor resiko solusi
kepada penderita jantung koroner yaitu dengan memperbaiki gaya hidup menjadi
lebih sehat, pola konsumsi makanan yang sehat,mengonsumsi obat secara rutin,
gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko penyakit jantung sebanyak 80%.
3
(0,05 ) nilai p-value < α, keputusan statistiknya adalah Ho ditolak. Ini berarti
menunjukkan ada hubungan antara kadar kolesterol tinggi dengan kejadian
penyakit jantung koroner (Melaeny,2017) Menurut penelitian sebelumnya
berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square didapatkan p-
value=0,041 nilai α=0,05, maka p<α. Ho ditolak. ini berarti menunjukkan bahwa
ada hubungan antara diabetes mellitus dengan penyakit jantung koroner
(Marleni, 2017)
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Agustus 2021
di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi berdasarkan data Rekam Medik
di RS Bhakti Kartini Bekasi pada tahun 2018 sebanyak 1.114 orang, pada tahun
2019 mengalami peningkatan sebesar 1.200 orang. pada tahun 2020 1.378 orang
pada tahun 2021 sampai bulan juli sebanyak 2.597 orang yang menjalani
kontrol rawat jalan perhari sekitar 30-60 orang di poli klinik jantung RS Bhakti
Kartini Bekasi (Data Rekam Medik RS Bhakti Kartini Bekasi, 2021) di rumah
sakit bhakti kartini bekasi mengalami peningkatan kunjungan di poli klinik
5
jantung. oleh sebab itu petugas kesehatan perlu melakukan edukasi tentang
pencegahan faktor resiko penyakit jantung koroner di karenakan pasien kurang
pengetahuan tentang faktor resiko penyakit jantung koroner. Berdasarkan uraian
yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian
mengenai “Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1.
Perbandingan pembuluh darah normal dan yang mengalami
arteroklerosis
dengan kurangnya aliran darah ke jantung tanpa disetai dengan kerusakan sel-sel
jantung lamanya serangan tidal lebik dari 5 menit ,gambar EKG pada penderita
ini tidak khas,tetapi suatu kelainan. (Nurrahmani, Ulfah 2015)
2. Acute Coronary Syndrome ( ACS ) suatu sindrom klinis yang bervariasi dan
biasanya dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Unstable Angina ( UA – Angina Pektoris Tidak Stabil APTS )
Angina pektoris tidak sabil adalah nyeri yang timbul saat istirahat , nyeri makin
hari makin sering timbul atau lebih berat dari sebelumnya. angina ini biasanya
menyertai peningkatan beban kerja jantung. hal ini tampaknya terjadi akibat
arterosklerosis koronaria, yang ditandai oleh trombus yang tumbuh dan mudah
mengalami spasme. apabila keadaan plak pada arteria koronaria menjadi tidak
stabil, misalnya mengalami pendarahan, ruptur atau terjadi fissura, sehingga
terbentuk trombus di daerah plak yang menghambat aliran darah koronaria dan
terjadi serangan angina pektoris. serangan angina pektoris jenis ini datangnya
tidak tentu waktu, dapat terjadi pada waktu penderita sedang melakukan
aktivitas fisik atau dalam keadaan istirahat, dan gejalanya bervariasi tergantung
bentuk ukuran dan keadaan trombus. (Nurrahmani, Ulfah 2015)
b. Acute Non Stelevasi Myocardial Infarction (Acute Nstemi)
Sudah terdapat kerusakan dari sel otot jantung dengan keluarnya enzim yang ada
di dalam otot jantung seperti:CK,CKMB,Troponin, (Nurrahmani, Ulfah 2015)
Diagnosis ditegakkan jika jika terdapat angina dan tidak disertai dengan segmen
ST elevasi yang persisten. pada EKG beragam bisa berupa depresi segmen ST
inversi gelombang T, gelombang T yang datar atau psudo-normalization, atau
tanpa perubahan EKG saat presentasi, untuk menegakkan NSTEMI depresi
segmen ST ≥ 0,5 mm di VI-V3 dan ≥ 1 mm di sadapan lainya , selain itu dapat
dijumpai segmen ST tidak persisten ( < 20 menit ) dengan amplitudo lebih
rendah dari segmen ST pada STEMI inversi gelombang T yang simetris ≥ 2mm
semakin memperkuat NSTEMI. ( Setyowati, 2017 )
c. Acute ST Elevasi Myocardial Infarction (Acute Stemi)
Keadaan mirip dengan acute nstemi, tetapi sudah ada kelainan EKG berupa ST
elevasi yang baru atau timbulnya blanch block yang baru(Nurrahmani, Ulfah
2015) infark miokard dengan segmen ST elevasi diketahui dari tanda dan gejala
yang diketahui dari pemeriksaan, pertama pada anamnesis nyeri dada, hampir
setengah kasus terjadi aktivitas berat , stress emosi dirasakan pada pagi hari
10
dalam beberapa jam setelah bangun tidur , diagnosis ditegakkan jika , adanya
nyeri dada lebih dari 20 menit dan tidak hilang pemberian nitrat biasa
.perubahan EKG , nekrosis miokard dilihat dari 12 lead EKG , selama fase awal
infark miokard akut , EKG pasien mengalami oklusi total arteri koroner
menunjukan elevasi segmen ST, .nilai elevasi segmen ST bervariasi , tergantung
kepada usia jenis kelamin dan lokasi infark yang terkena . bagi pria jika usia
lebih dari 40 tahun jika diperoleh segmen ST elevasi VI-V3 ≥ 2 mm dan ≥ 2,5
mm bagi pasien yang berusia ≤40 tahun. (Setyowati, 2017 )
2.1.5 Tanda & Gejala Penyakit Jantung Koroner.
Tanda & Gejala penyakit jantung koroner tidak dikenali oleh orang awam
penderta baru menyadarinya ketika kondisinya sudah parah, berikut ini tanda
dan gejala penyakit jantung koroner:
1. Nyeri dada menjalar ke lengan kiri bahu, leher sampai ke rahang bawah
sampai ujung jari merasa pegal atau kesemutan. nyeri berupa rasa tertekan,
tertusuk, panas atau rasa seperti diplintir. seperti rasa berat, sesak atau
“penuh” untuk rasa nyeri yang stabil biasanya berlangsung durasi 30 detik
hingga beberapa menit, rasa nyeri akan hilang bila penderita istirahat ,
menenangkan diri atau meminum obat, rasa nyeri yang tidak stabil biasanya
bertahan (tidak segera menghilang) meskipun penderita beristirahat ataupun
menengkan diri.
2. Mual dan muntah dan keringat dingin
3. Pusing: timbulnya rasa pusing muncul sebagai akibat dari menurunya jantung
untuk memompa darah sehingga aliran darah dalam tubuh terganggu.
4. Sesak nafas: karena otot jantung tidak bisa mendapatkan pasokan darah
dalam jumlah yang cukup,
5. Jantung berdebar-debar
6. Rasa lelah yang berkepanjangan ( Hospital Authority ,2016).
2.1.6 Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner
1. Usia
Penyakit jantung koroner terjadi pada orang dengan usia laki-laki usia 45 tahun,
pada perempuan usia 55 tahun meningkatnya usia seseorang berkaitan dengan
menambahnya waktu yang digunakan untuk proses pengendapan lemak pada
dinding pembuluh nadi,selain itu proses kerapuhan dinding pembuluh tersebut
semakin panjang,sehingga maka semakin besar kemungkinan terserang penyakit
11
jantung koroner (Majid, 2018). usia adalah faktor resiko terpenting dan 80% dari
kematian akibat penyakit jantung koroner mayoritas orang meninggal akibat
jantung koroner berusia 65 tahun atau lebih, selain itu pada usia 45 tahun
seseorang mempunyai peluang sebesar 50% mengalami penyakit dibandingkan
pada usia muda. (American Heart Association, 2018) Menurut hasil penelitian
yang dilakukan sebelumnya ada hubungan antara usia dengan kejadian penyakit
jantung koroner (Johanis, 2020) Klasifikasi usia menurut Depkes 2009 adalah :
Masa balita = 0 – 5 tahun, Masa kanak-kanak = 5 – 11 tahun , Masa remaja awal
= 12 – 16 tahun, Masa remaja akhir = 17 – 25 tahun, Masa dewasa awal = 26 –
35 tahun , Masa dewasa akhir = 36 – 45 tahun , Masa lansia awal = 46 – 55
tahun, Masa lansia akhir = 56 – 65 tahun, Masa manula = Lebih dari 65 –
sampai atas
2. Jenis Kelamin
Wanita memiliki resiko lebih rendah mengalami penyakit jantung dibanding
laik-laki .estrogen merupakan salah satu proteksi pada wanita, wanita rawan
dengan penyakit jantung koroner setelah menoupouse, hal tesebut dikarenakan
perempuan mempunyai hormon estrogen yang berfungsi sebagai pelindung
imunitas sebelum masa menopouse. laki- laki lebih berisiko terhadap penyakit
jantung koroner karena perubahan gaya hidup dan kebiasaan laki-laki merokok.
namun, perlu diwaspadai juga oleh perempuan agar menjaga gaya hidup
terutama menerapkan pola hidup sehat. sesudah masa menopouse peningkatan
setelah menopouse terjadi akibat penurunan kadar estrogen dan peningkatan
lipid dalam darah (Wihastuti,2016 dalam Apris, 2019) Menurut penelitian
sebelumnya yang dilakukan di Rumah Sakit TK.ii dr. AK Gani Palembang
bahwa adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit jantung
koroner ( Suherwin, 2016)
3. Riwayat Keluarga
Seseorang dianggap memiliki faktor resiko dari riwayat keluarga jika ada
anggota keluarga (ayah,ibu,atau saudara kandung) yang menderita penyakit
jantung koroner .resiko arterikleroisis akan meningkat pada laki-laki sebelum
usia 55 tahun, atau wanita sebelum usia 65 tahun, semakin banyak anggota
keluarga yang menderita sakit jantung, maka semakin berlipat pula resiko yang
diwariskan (Wihastuti dkk, 2016). Menurut hasil penelitian sebelumnya ada
hubungan antara riwayat keluarga di ruang poliklinik jantung RST. Dr
12
Reksodiwiryo Padang pada bulan April 2018 dengan kejadian penyakit jantung
koroner (Irawati, 2018)
4. Pekerjaan
5. Status Ekonomi
6. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan dan
informasi yang akan diterima.dalam menjalani kehidupan namun tidak
selamanya yang berpendidikan dasar tingkat pengetahuannya tentang penyakit
13
jantung koroner rendah dan juga tidak semuanya yang berpendidikan menengah
keatas tingkat pengetahuannya tentang PJK tinggi penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
pendidikan dengan kejadian PJK. teori menunjukkan bahwa orang-orang dengan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki kesadaran akan kesehatan yang
lebih baik sehingga dapat menurunkan risiko untuk terkena PJK. pendidikan
memiliki dampak pada kesehatan seseorang seperti pengaruh pada perilaku
hidup yang lebih sehat, meningkatnya tingkat pendidikan maka akan
meningkatkan kesadaran individu untuk hidup sehat dan memperhatikan gaya
hidup dan pola makan. Pada individu yang pendidikan rendah mempunyai risiko
kurang memperhatikan gaya hidup dan pola makan serta apa yang harus
dilakukan dalam mencegah penyakit (Hakim, 2018) Menurut penelitian
sebelumnya tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian penyakit
jantung koroner (Farahdika, 2015)
7. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang menganggu fungsi
endotel, endotel ini mengawali proses pembentukan kerak yang dapat
mempersempit ilang koroner orang yang mempunyai darah tinggi beresiko
untuk mengalami penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi (hipertensi)
akan menaikkan beban kerja jantung, sehingga otot jantung menebal dan
menjadi lebih kaku. pengerasan otot jantung merupakan kondisi yang tidak
normal, karena jantung tidak dapat bekerja dengan baik, resiko penyakit jantung
koroner akan meningkat ((Nurrahmani, Ulfah 2015 dalam America Haert
Association, 2018). seseorang yang memiliki riwayat tekanan darah sistolik
130/85 mmHg – 139/ 89 mmHg akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan
penderita hipertensi dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120 per 80
mmHg. Menurut penelitian sebelumnya terdapat hubungan antara riwayat
hipertensi dengan penyakit jantung koroner.( Johanis, 2020)
14
Tabel 2.1
Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah
(mmHg) Diastol (mmHg)
Normal 120 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipetensi Derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 160 -179 100- 109
Hipertensi kritis 3 ≥ 180 ≥110
Sumber : (American Heart Asociation, 2017)
8. Kolestrol Tinggi
Kolestrol tinggi dalam jangka panjang koletrol itu akan membuat dinding
pembuluh darah menjadi tebal dan keras sehingga rongga pembuluh koroner
dapat menyempit, endapan kolestrol yang retak memicu pembentukan gumpalan
darah akhirnya menyumbat liang koroner. hiperlipidemia terjadinya peningkatan
kolestol total, kolestrol LDL,trigeserida, atau penurunan kolestrol HDL
kolestrol yang tinggi (kolestrol total > 240 mg/dL dan kolestrol LDL > 160
mg/dL resiko terjadinya PJK akan meningkat jika seseorang memiliki riwayat
kadar kolesterol ≤ 200 mg/dl maka seseorang dikatakan berisiko rendah terhadap
penyakit jantung koroner. (Iskandar dkk, 2017 dalam (Apris, 2019). Menurut
penelitian sebelumnya ada hubungan antara riwayat kolestrol total di unit Rawat
Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dengan kejadian penyakit jantung
koroner ( Widayanti & Widyastuti, 2020)
Tabel 2.2.
Hasil Pemeriksaan Kolesterol
6 .Merokok
Kebiasaan hidup yang kurang sehat dapat mempengaruhi pembuluh darah
diantaranya yaitu merokok. ada beberapa zat yang terkandung dalam rokok bisa
menenpel di pembuluh darah sehingga lama kelamaan pembuluh darah akan
menyempit, mengakibatkan kerja jantung memompakan darah keseluruh tubuh
akan lebih berat sehingga tekanan pada pembuluh darah akan meningkat untuk
memenuhi suplai darah ke organ-organ lain. carbon monoxida juga akan
berikatan dengan hemogloin yang menggantikan oksigen, yang akan
mempercepat terjadinya atherosclerosis.perokokmempunyai resiko 10 tahun
lebih cepat dibannding yang tidak merokok, pada perokok mempunyai 2-3 kali
untuk meninggal karena penyakit jantung koroner daripada yang bukan
perokok,( Malaeny,.2017). kerusakan vaskuler yang meliputi penurunan aliran
darah jantung, suplai oksigen ke jaringan otot jantung, resistensi insulin
meningkat dan menurunnya aktivitas oksida nitrit (NO) pada endotel. kerusakan
endotel ini akan menyebabkan kemampuan dilatasi menurun, kontraski
pembuluh darah meningkat, sehingga dapat meningkatkan perkembangan
aterosklerosis. Klasifikasi Perokok Antara Lain: (Malaeny,.2017)
a.Perokok sangat berat adalah perokok yang mengkonsumsi rokok sangat sering
yaitu merokok lebih dari 31 batang per hari dari selang waktu merokok 5 menit
setelah bagun pagi
b.Perokok berat perokok yang mengkonsumsi rokok sering yaitu 21-30 batang
per hari dengan selang waktu 6 – 30 menit mulai dari bagun pagi.
c.Perokok sedang adalah yang mengkonsumsi rokok cukup yaitu sekitar 1-20
batang per hari dengan selang waktu 31-60 menit mulai dari bagun pagi.
d.Perokok ringan adalah perokok yang mengkonsumsi rokok jarang yaitu sekitar
10 batang per hari dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.Menurut
hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara
kebiasaan merokok dengan penyakit jantung koroner (Iskandar, 2017)
7. Obesitas
Obesitas atau berat badan yang berlebih berhubungan dengan beban kerja
jantung yang meningkat dan juga kebutuhan oksigen untuk jantung, obesitas
berhungan dengan intake kalori dan peningkatan kadar LDL ( Low Density
16
Tabel 2.3
Cara Menghitung Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh : Berat Badan (BB)
Tinggi Badan X Tinggi Badan ( m²)
Aktivitas fisik yang kurang merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung
koroner otot jantung tidak bisa bergerak dengan baik. dampak terhadap
fisiologis yang lain. dari kegiatan gerakan ini adalah menurunkanya kadar
kepekatan rendah dari lipid protein, menurunkan kadar glukosa darah,dan
memperbaiki cardiac output.dampak positif ini dapat mengurangi kemungkinan
penyakit jantung koroner selain berolahraga.aktivitas fisik dapat juga dilakukan
sambil melakukan kegiatan sehari-hari secara ekstra, misalnya : Naik tangga,
17
Tabel 2.5
Klasifikasi Hasil Kadar Gula Darah
Bukan Belum DM
DM pasti DM
Kadar gula Plasma vena <100 100-199 ≥ 200
darah sewaktu Darah
( mg/dl) kapiler < 90 90-199 ≥ 200
13, Stress
untuk jawaban sering dan skor 4 untuk jawaban sangat sering. Nilai skor ini
dibalik untuk menjawab pertanyaan positif, sehingga skor 0 = diubah menjadi
4, skor 1 = diubah menjadi 3, skor 2 = diubah menjadi 2. skor 3= diubah
menjadi 1. skor 4 diubah menjadi 0 . di kelompokkan menjadi 3 yaitu 1. Skor 0-
13 stress rendah. 2.Skor 14-26 stress sedang. 3.Skor 27-40 stress tinggi. (Cohen.
1988. di translate dalam bahasa indonesia Indira,2015)
14. Alkohol
Arteroklerosis
Kompikasi :
1. Nyeri dada
2. Gagal jantung
3. Serangan jantung
4. Aritmia
Sumber : (Wihastuti dkk, 2016. Apris, 2019. Farahdika, 2015. Hakim, 2018)
21
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3.Riwayat Keluarga
4. Hipertensi
5.. Obesitas
6. Merokok
7. Konsumsi Alkohol
8. Diabetes Mellitus
6, Aktivitas Fisik
7. Kolestrol Tinggi
8. Stress
22
( Cohen. 1988
dalam indira, 2015)
Pengolahan Data
Editing Coding Entry Cleaning
data
n= N
1+
n=
=
= 113
Sampel dalam penelitian ini adalah 113 orang di poli klinik jantung RS Bhakti
Kartini Bekasi tahun 2021
3.6.3 Teknik Sampling
Teknik sampling yaitu menggunakan sampel Nonprobabilitas yaitu teknik
sampel yang tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai
sampel ,teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah ( Noor 2017).
Simple random sampling yaitu pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan secara acak sebanyak 173 pasien di di kocok terlebih dahulu
kemudian di dapatkan 113 pasien yang besedia menjadi responden dalam
penelitian.
3.7 . Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.7.1 Kriteria Inklusi adalah kriteria yang akan menyaring anggota populasi
yang akan menjadi subjek dalam penelitian yang kan diteliti (Irfanuddin,2019)
Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu:
3.7.2 Kriteria Ekslusi : adalah kriteria yang digunkaan anggota sampel dari
kriteria inklusi, atau populasi yang tidak sesuai dengan sampel yang digunakan
dalam penelitian (Irfanuddin,2019).Kriteria ekslusi pada penelitian ini yaitu:
13 stres rendah.Skor mulai dari 14-26 stres sedang.Skor mulai dari 27- 40 stres
tinggi.instrumen penelitian ini (Cohen. 1988 ) berupa kueisener online melalui
google form dibagikan link di grup whatsap.
3.9 Prosedur Penelitian
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari semua pertanyaan sudah
menunjukkan semua nilai r hitung > nilai r tabel sehingga semua pertanyaan
dinyatakan valid.
0-13 stress rendah. 2= Skor 14-26 stress sedang. 3= Skor 27-40 stress tinggi.
(Cohen. 1988 di translate ke dalam Bahasa Indonesia Indira, 2015) kemudian
di lakukan analisis data mengunakan univariat di aplikasi SPSS 21 hasil
penelitian di sajikan dalam bentuk variabel disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi dalam bentuk tabel yaitu usia jenis kelamin riwayat keluarga
hipertensi,diabetes mellitus, stress, merokok, konsumsi alkohol, aktivitas
,kolestrol tinggi untuk mengetahui faktor resiko penyakit jantung koroner
3.11.2 Analisa Data
1. Analisa Data Univariat
Analisa univariat merupakan jenis analisa yang bertujuan untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan karakteristik dilakukan dengan menggunakan analisis
distribusi frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti yang mana datanya
dalam bentuk kategori ( Lolombulan , 2020) untuk melihat variabel faktor
usia,
jeniskelamin,riwayatkeluarga,diabetes,hipertensi,obesitas,merokok,aktivitasfisi
k,kolestroltinggi,alkohol dan stress.Analisis univariat yang digunakan dalam
penelitian menggunakan nilai proporsi dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Analisa Data Univariat
Distribusi Frekuensi Fresentase %
usia, jenis kelamin, riwayat Rumus
keluarga, hipertensi, obesitas, F
merokok, diabetes mellitus, P = x 100
kolestrol tinggi N
,aktivitasfisik,alkohol,stress Keterangan :
P = nilai persentase responden
f = frekuensi atau jumlah yang
benar
N = Jumlah responden
1. Anonmity
2. Benefience
3. Confidentiality
4. Informed Consent
Jika responden bersedia di teliti maka klik ya dalam google formulir, jika
responden menolak untuk di teliti maka klik tidak, dan peneliti tidak
memaksakan dan tetap menghormati hak responden menentukan responden
setuju atau tidak dalam penelitian .
5.Justice
dalam penelitian maka peneliti tidak memaksa responden ikut serta dalam
penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel 4.1.1 diatas dapat dilihat bahwa pada pasien yang berobat di
poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 mayoritas berusia lansia
akhir (56-65 tahun) yaitu sebanyak 48 responden (42,5%).
4.1.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Jenis Kelamin
Tabel 4.1.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Jenis Kelamin Di
Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
Laki-laki 63 55,8
Perempuan 50 44,2
Total 113 100
38
Berdasarkan Tabel 4.2.1 diatas dapat diketahui bahwa pada pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 mayoritas jumlah
penderita lebih banyak yaitu laki-laki 63 responden (55,8%)
4.1.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Riwayat Keluarga
Tabel 4.1.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Riwayat Keluarga
Di Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
Ada 67 59,3
Tidak Ada 46 40,7
Total 113 100
Berdasarkan Tabel 4.1.3 diatas dapat diketahui bahwa penderita pada pasien
yang berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 mayoritas
yang memiliki riwayat keluarga lebih banyak yaitu 67 responden (59,3%).
4.1.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Riwayat Hipertensi
Tabel 4.1.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Riwayat Hipertensi
Di Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
Ya 75 66,4
Tidak 38 33,6
Total 113 100
Berdasarkan Tabel 4.1.4 diatas dapat diketahui bahwa pada pasien yang berobat
di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 mayoritas memiliki riwayat
hipertensi lebih banyak yaitu sebanyak 75 responden (66,4%)
39
Ya 51 45,1
Tidak 62 54,9
Total 113 100
Berdasarkan Tabel 4.1.5 diatas dapat diketahui bahwa pada pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 yang tidak
memiliki riwayat diabetes mellitus lebih banyak yaitu sebanyak 62 responden
(54,9%).
4.1.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Riwayat Obesitas
Tabel 4.1.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Obesitas Di Ruangan
Di Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
Underweight 1 0,9
Normal 68 60,2
Pre Obesitas 30 26,5
Obesitas 14 12,4
Total 113 100
Berdasarkan Tabel 4.1.6 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi
40
Berdasarkan tabel 4.1.7 diatas dapat diketahui bahwa tinggi badan pasien yang
berobat di poli klinik jantung di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi
2021 memiliki nilai rata-rata tinggi badan 163,57 cm.
4.1.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Badan
Tabel 4.1.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan Di Ruangan Di
Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
BB 65,78 65 65 47 88 10,679
Berdasarkan tabel 4..1.8 diatas dapat diketahui bahwa berat badan pasien
yang berobat di poli klinik jantung di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini
Bekasi 2021 memiliki nilai rata-rata berat badan 65,78 kg
Ya 45 39,8
Tidak 68 60,2
Total 113 100
Berdasarkan Tabel 4.1.9 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 tidak memiliki
riwayat merokok yaitu sebanyak 68 responden (60,2%)
Tabel 4.1.10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Aktivitas Fisik Di
Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
Ya 67 59,3
Tidak 46 40,7
Total 113 100
Berdasarkan Tabel 4.1.10 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 yang memiliki
aktivitas fisik fisik ≥ 30 menit/hari sebanyak 67 responden (59,3%)
Tabel 4.1.11
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Kolestrol Tinggi Di
Ruangan Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
42
Ya 62 54,9
Tidak 51 45,1
Total 113 100
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 mayoritas
memiliki riwayat kolestrol tinggi yaitu sebanyak 62 responden (54,9%)
4.1.12 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Stress
Tabel 4.1.12
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Stress Di Poli
Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
Karakteristik Distribusi Frekuensi (n=113)
Berdasarkan Tabel 4.1.12 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 memiliki stress
ringan sebanyak 18 responden (15,9%)
Tabel 4.1.13
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Riwayat Konsumsi
Alkohol Di Poli Klinik Jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021
43
Ya 13 11,5
Tidak 100 88,5
Total 113 100
Berdasarkan Tabel 4.1.13 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 tidak memiliki
riwayat konsumsi alkohol sebanyak 100 responden (88,5%).
44
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 sebanyak 113 responden
mayoritas berusia lansia akhir (56-65 tahun) Sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilkakukan oleh (Berliana,2017) sebanyak 81 orang
diketahui berusia.45-55 tahun 11 orang (11,5%) berusia 56-65 tahun 35 orang
(36,5%) ≥ 65 tahun 35 orang (36,5%) Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Hinonaung 2018) di Kampung Petta Selatan
pasien dengan penyakit jantung koroner berusia.45-55 tahun 14 orang (44%)
56-65 tahun 8 orang (25%) ≥ 65 tahun 4 orang ( 12%)
Penyakit jantung koroner terjadi pada orang dengan usia laki-laki usia 45
tahun, pada perempuan usia 55 tahun meningkatnya usia seseorang berkaitan
dengan menambahnya waktu yang digunakan untuk proses pengendapan
lemak pada dinding pembuluh nadi,selain itu proses kerapuhan dinding
pembuluh tersebut semakin panjang,sehingga maka semakin besar
kemungkinan terserang penyakit jantung koroner , mayoritas orang meninggal
akibat jantung koroner berusia 65 tahun atau lebih selain itu pada usia 45 tahun
seseorang mempunyai peluang sebesar 50% mengalami PJK dibandingkan
pada usia muda. Majid, 2018 dalam American Heart Association. 2018)
Menurut asumsi dari peneliti bahwa penyakit jantung koroner saat ini banyak
terjadi pada usia lansia, dimana secara anatomi fisiologis tubuh manusia masih
mampu bekerja dengan baik pada usia ini. hal tersebut dikarenakan adanya
faktor pemicu lain terutama dari segi gaya hidup pada zaman sekarang sepeti
merokok, dan mengkonsumsi makanan instan sehingga membuat tingginya
risiko terhadap penyakit jantung koroner.
45
Penderita penyakit jantung koroner lebih banyak pada laki-laki. laki- laki lebih
berisiko terhadap penyakit jantung koroner karena perubahan gaya hidup dan
kebiasaan laki-laki merokok sehingga, laki-laki memiliki resiko sangat tinggi
terhadap penyakit jantung koroner atau serangan jantung dibandingkan dengan
perempuan, perempuan akan berisiko tinggi terhadap penyakit jantung koroner
apabila telah mengalami menopouse, hal tesebut dikarenakan perempuan
mempunyai hormon estrogen yang berfungsi sebagai pelindung imunitas
sebelum masa menopouse. (Patriyani & Purwanto, 2016 dalam Wihastuti,
2016)
Menurut asumsi dari peneliti bahwa laki-laki lebih berisiko terhadap penyakit
jantung koroner karena perubahan gaya hidup yang tidak sehat dan kebiasaan
laki-laki merokok. namun, perlu diwaspadai juga oleh perempuan agar
menjaga gaya hidup terutama menerapkan pola hidup sehat sebelum ataupun
sesudah masa menopouse.
46
Seseorang dianggap memiliki faktor resiko dari riwayat keluarga jika ada
anggota keluarga (ayah,ibu,atau saudara kandung) yang menderita penyakit
jantung koroner .resiko arterikleroisis akan meningkat pada laki-laki sebelum
usia 55 tahun, atau wanita sebelum usia 65 tahun, semakin banyak anggota
keluarga yang menderita sakit jantung, maka semakin berlipat pula resiko yang
diwariskan akan meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis lebih
awal.penyakit jantung koroner cenderung terjadi pada subyek yang
orangtuannya telah menderita penyakit jantung koroner dini. bila kedua orang
tuanya menderita penyakit jantung koroner pada usia muda, maka anaknya
mempunyai resiko tinggi bagi berkembangnya penyakit jantung koroner
daripada bila hanya seorang atau tidak ada yang menderita penyakit jantung
koroner (Andarmoyo, 2016 dalam Wihastuti dkk, 2016).
Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang menganggu fungsi
endotel, endotel ini mengawali proses pembentukan kerak yang dapat
mempersempit ilang koroner orang yang mempunyai darah tinggi beresiko
untuk mengalami penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi (hipertensi)
akan menaikkan beban kerja jantung, sehingga otot jantung menebal dan
menjadi lebih kaku. karena jantung tidak dapat bekerja dengan baik, resiko
penyakit jantung koroner yang memiliki riwayat tekanan darah sistolik 130/85
mmHg – 139/ 89 mmHg akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan
penderita hipertensi dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120 per
80 mmHg.Hasil penelitianframigham menunjukkan bahwa tekanan darah
sistolik sebesar 2 kali dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120 per
80 mmHg (Nurrahmani, Ulfah 2015 dalam America Heart Association, 2018).
Diabetes mellitus lebih dikenal dengan penyakit kencing manis, di mana kadar
glukosa di dalam darah menjadi tinggi karena tubuh tidak dapat memproduksi
atau mengeluarkan insulin secara cukup. dengan adanya resistensi glukosa,
maka glukosa dalam darah akan meningkat dan hal ini akan meningkatkan
kekentalan darah. kecenderungan untuk terjadinya aterosklerosis pun
meningkat dan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner.(
Ghani,2016)
Merokok ada beberapa zat yang terkandung dalam rokok bisa menenpel di
pembuluh darah sehingga lama kelamaan pembuluh darah akan menyempit,
mengakibatkan kerja jantung memompakan darah keseluruh tubuh akan lebih
berat sehingga tekanan pada pembuluh darah akan meningkat untuk memenuhi
suplai darah ke organ-organ lain terdapat berbagai zat salah satunya adalah
nikotin yang akan masuk ke paru-paru, dari paru melalui peredaran darah
pulmonal akan sampai di pembuluh darah koroner. nikotin akan menempel
pada dinding pembuluh darah koroner dan mempermudah proses terjadinya
atherosclerosis perokok mempunyai resiko 10 tahun lebih cepat dibannding
yang tidak merokok, pada perokok mempunyai 2-3 kali untuk meninggal
karena penyakit jantung koroner daripada yang bukan perokok. Perokok sangat
berat adalah yaitu merokok lebih dari 31 batang per hari dari selang waktu
merokok 5 menit setelah bagun pagi, Perokok berat mengkonsumsi rokok
sering yaitu 21-30 batang per hari dengan selang waktu 6 – 30 menit mulai
dari bagun pagi. Perokok sedang mengkonsumsi rokok cukup yaitu sekitar 1-
20 batang per hari dengan selang waktu 31-60 menit mulai dari bagun pagi.
d.Perokok ringan adalah perokok yang mengkonsumsi rokok jarang yaitu
sekitar 10 batang per hari dengan selang waktu 60 menit dari bangun
pagi.Menurut hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan
51
tinggi setidaknya 3 hari per minggu. Menyertakan aktivitas penguatan otot dan
tulang (menahan beban) setidaknya 3 hari per minggu. Meningkatkan jumlah
dan intensitas secara bertahap seiring waktu 15. (WHO, 2018)
Tingginya kadar kolesterol dalam tubuh juga menimbulkan efek tidak baik
karena dapat menyebabkan terjadinya penyempitan tersumbatnya pembuluh
darah arteri. penyempitan pada arteri koroner mengakibatkan aliran darah ke
otot jantung berkurang atau berhenti sama sekali sehingga terjadilah PJK.
penebalan arteri yang disebabkan timbunan lemak akibat ektra sel dapat
53
Menurut asumsi peneliti dalam penelitian ini responden yang memiliki riwayat
kolestrol tinggi karena sering mengkonsumsi makan-makanan yang berlemak
dan bersantan biasanya dilatarbelakangi kebiasaan dalam mengkonsumsi
makanan berlemak. seseorang memiliki kolestrol tinggi dikarenakan
kurangnya pengetahuan akibat dari konsumsi lemak yang berlebihan hal ini
dapat terjadi karena responden tidak menyadari bahwa pola dan gaya hidup
yang ia lakukan adalah kurang sehat,
4.1.10. Faktor Stress
Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa pada pasien yang berobat di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 sebanyak 113 responden dapat
diketahui bahwa mayoritas pasien yang berobat di poli klinik jantung di poli
klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi 2021 dapat diketahui bahwa
mayoritas pasien yang berobat di poli klinik jantung RS Bhakti Kartini Bekasi
2021 memiliki stress ringan sebanyak 62 responden (54,9%). Hal ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Utami ,2019) di RSUD
Kardinah Kota Tegal sebanyak 113 responden diketahui bahwa responden
yang memiliki Riwayat Stres sebanyak 13 orang (11,5%) tidak memiliki
riwayat stress 100 orang (88,5%) berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh (Farahdika ,2015) di sebanyak 113 responden diketahui bahwa
responden yang memiliki Riwayat Stres sebanyak 37 responden di RS Umum
Daerah Kota Semarang diketahui bahwa responden yang memiliki Stres berat
sebanyak 26 orang (72,3%) stress ringan 13 orang (31,0%)
Ada dua faktor yang berkaitan dengan respon stress terhadap terjadinya
penyakit jantung. mekanisme pertama adalah melalui hipertensi. hipertensi
terjadi karena stress merangsang saraf simpatik untuk memproduksi hormon
adrenalin dan hormon noradrenalin yang menyebabkan tegangan pembuluh
54
Secara kimiawi alkohol merupakan zat hasil fermentasi dan memiliki jalur
metabolisme tersendiri dalam tubuh1l ini disebabkan semakin bertambah umur
seseorang biasanya disertai dengan penyakit degeneratif dan semakin
bertambah pula faktor risiko penyakit jantung namun, beberapa penelitian
menemukan bahwa alkohol sebagai faktor yang melindungi terhadap PJK.
55
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini menjadi terlambat dikarenakan kendalan rencana awal
melakukan penelitian di RSUD dr.chasbullah abdulmadjid kota bekasi
dikarena izin penelitian terlalu lama dari batas waktu yang sudah di tentukan
kemudian peneliti melakukan penelitian di tempai lain yaitu RS Bhakti Kartini
Bekasi
57
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian tentang faktor resiko kejadian
penyakit jantung koroner adalah bahwa pada pasien yang berobat di poli klinik
jantung Rumah Sakit Bhakti Kartini Bekasi tahun 2021 denga sampel
sebanyak 113 responden dengan presentase tertinggi dari karakteristik
responden diperoleh rata-rata berusia lansia akhir (55-65) ( 42,5) tahun , jenis
kelamin responden laki-laki (55,8%) , riwayat keluarga (59%), riwayat
hipertensi ( 66,4%) riwayat kolestrol tinggi (54,9%) nilai rata-rata tinggi badan
163,57 cm, nilai rata-rata berat badan 65,78 kg
6.2 Saran
1. Bagi Masyarakat
Untuk masyarakat diharapkan melakukan pengendalian “Cerdik” yaitu cek
kesehatan secara berkala (tekanan darah dan kadar kolesterol,diabetes
mellitus), enyahkan asap rokok, rajin beraktifitas fisik, diet yang sehat dan
seimbang, istirahat yang cukup dan kelola stress. dan hindari konsumsi alkohol
2. Bagi RS Bhakti Kartini Bekasi
Meningkatkan pelayanan di poli klinik jantung dengan edukasi terprogram
kepada pasien tentang faktor resiko serta penyebab penyakit jantung koroner.
3. Bagi Peneliti
Semoga hasil dari penelitian ini bisa membuat peneliti berkembang dan
menambah wawasan mengenai Penyakit Jantung Koroner dan bermanfaat bagi
kita semua
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini belum sepenuhnya sempurna karena keterbatasan peneliti,
diharapkan peneliti selanjutnya mampu mengembangkan penelitian lain
mengenai Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner.
58
No Kegiatan Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Sep
Pembimbing 2020 2020 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021
Minggu 4 1 2 2 3 4 2 3 4 1 3 2 2 3 2
1.
Pengajuan
Judul
2. Judul Acc
Dosen
Pembimbing
3. Penyusunan
Proposal
Konsultasi
Bimbingan
Proposal
4. Seminar
Proposal
5. Perbaikan
Proposal
6. Uji validitas
dan reabilitas
6. Mengurus
Surat Izin &
Kode Etik
Penelitian
7. Penelitian
8. Pengolahan
Data &
Penyusunan
Pembahasan
10. Uji Siding
Akhir
10. Perbaikan
Hasil
59
DAFTAR PUSTAKA
Alfridsyah, Hadi, A., & Iskandar. (2017). Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung
Koroner Pada Pasien Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh: Jurnal Action :
Aceh Nutrition Journal, 2(1), 32-42.
Ahmad Hasan Basri, Suciati Ningsih.2017. Faktor-Faktor Yang Berkontribusi Terhadap
Serangan Ulang Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (Analysis of Factors
Contributing to Recycling at Patient of Coronary Heart Diseases) Volume 08, Nomor
01, Juni 2017 Hal. 71-80
America Health Association. 2017 Skala Hipertensi. diakses pada tanggal 4 april 2021
American Heatlh Association. (2018). Heart Disease and Stroke Statistics 2018 At-a-
Glance. Diambil dari https://healthmetrics.heart.org/wpcontent/uploads/2018/02/At-
AGlance-Heart-Disease-and-StrokeStatistics-2018.pdf tanggal 04 Maret 2019
America Health Association . 2016. www.heart.org/HEARTORG/ diakses pada tanggal 11
april 2018.
America Health Association. 2018.Coronary Artery Disease – Coronary Heart Disease.
Retrieved from
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/MyHeartandStrokeNews/C
oronary-Artery-Disease%E2%80%94Coronary-Heart-
Disease_UCM_436416_Article.jsp#.XCXMSDAzbIU
Amisi, W.G., Nelwan, J.E. and Kolibu, F.K., 2018. Hubungan Antara Hipertensi Dengan
Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Yang Berobat Di Rumah Sakit
Umum Pusat Prof. Dr. Rd Kandou Manado. Kesmas, 7(4).
Anggraini, D.D., & Hidajah, A.C. (2018). Hubungan Antara Paparan Asap Rokok Dan
Pola Makan Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Perempuan Usia
Produktif: Amerta Nutr, 10-16.
Anies .2016. .Kolestrol Dan Penyakit Jantung Koroner. Jogyakarta: Ar- Ruzz Media
Apris, Muh Asrul.2019. Kadar Asam Urat Serum Dengan Berat Stenosis Pada Penyakit
Jantung Koroner. Siduarjo: Uwais:Inspirasi Indonesia
Atika Yushera .2018. Gambaran Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di
Poliklinik Jantung RSI Siti Rahmah Padang Tahun 2017-2018.
file:///C:/Users/Sifa/Downloads/352-1695-2-PB.pdf Diakses tanggal 8
september.2021 pukul: 09.40
Azwinda Eka.2017.Gambaran Kejadian Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Pola
60
Lestari& Ramadini. 2017. Hubungan Aktivitas Fisik Dan Stress Dengan Nyeri Dada
Pasien Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Human Care.
file:///C:/Users/Hp/Downloads/98-380-1-SP.pdf
Lily Marleni1, Aria Alhabib. 2017 Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI
Khadijah Palembang
Lolombulan , 2020. Analisa Data Stastitika Bagi Peneliti Kedokteran Dan Kesehatan
.Yogyakarta : Penerbit Andi .Anggota IKAPI
Lopez, E. O., Ballard, B. D. dan Jan, A. 2020. Cardiovascular Disease. StatPearls
[Internet]. doi: 10.1001/jama.1993.03510020054014
Mahardika AB. Perbedaan Kepatuhan Mengikut Prolanis Dengan Kadar Kolesterol Pada
Penderita Hipertensi di Puskesmas Banjardawa Kabupaten Pemalang [Internet].
Universitas Muhammadiyah Semarang; 2017. Available from:
http://repository.unimus.ac.id/731/ 20.
Majid,Abdul. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sistem Kardiovaskular.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Malaeny, CS., Katuuk, M., Onibila, F. 2017. Hubungan Riwayat Lama Merokok dan
Kadar Kolesterol Total Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner. Diambil dari
http://media.neliti.com/media/publ ication/111644ID-hubunganriwayat- lama-
merokok-dankadar. pdf pada tanggal 07 Maret 2019\
Marleni, L., & Alhabib, A. (2017). Faktor-Faktor Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI
Khadijah Palembang: Jurnal Kesehatan, 3(3), 478-483.
Mardjana .2109. I love Jantung Sehat. Bantul: In Azna Books.
Maryono, D. .2018.Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Jantung. Jakarta: PT. Buana Ilmu
Populer
Muhafilah Ilah, Saputri Vivin Febi.2018. Faktor - Faktor Risiko Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner (Pjk) Pada Usia Dewasa Di Rs Haji
Jakarta. http://journal.thamrin.ac.id/index.php/JIK/article/view/213 68. Jurnal Ilmiah
63
(Naya Sopiah)
68
DESCRIPTION OF ETHICAL
APPROVAL
“ETHICAL APPROVAL”
No: EC.093/KEPK/STKBS/V/2021
Dengan judul :
Title
“Faktor resiko kejadian penyakit jantung koroner ”
Dinyatakan layak etik sesuai 7 (tujuh) Standar WHO 2011, yaitu 1) Nilai Sosial, 2) Nilai Ilmiah, 3)
Pemerataan Beban dan Manfaat, 4) Risiko, 5) Bujukan/Eksploitasi, 6) Kerahasiaan dan Privacy, dan 7)
Persetujuan Setelah Penjelasan, yang merujuk CIOMS 2016. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh
terpenuhinya indicator setiap standar.
Bekasi,
Ketua KEPK STIKES Bani Saleh
Nomor : 206/AK/STIKES-BS/V/2021
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Pengambilan Data Penelitian
Kepada Yth,
Direktur di RS Bhakti Kartini Bekasi
Di _
Tempat
Sehubungan dengan penyusunan tugas akhir mahasiswa STIKES Bani Saleh, bersama ini
kami mohon diberikan ijin agar mahasiswa kami dapat melakukan pengambilan data
penelitian di Lembaga yang Bapak/Ibu Pimpin. Adapun nama mahasiswa dan judul yang
akan diambil adalah :
Nama : Naya Sopiah
NIM : 0432950317043
Jurusan : Keperawatan
Program Studi : Keperawatan S-1
Tempat Penelitian : RS Bhakti Kartini Bekasi
Judul Penelitian : Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner.
Demikian permohonan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, kami
ucapkan terima kasih
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
a.n. Ketua
Wakil Ketua I
71
menjadi 1
- Varibaleenelitian diubah
menjadi satu variabel saja
dihapus yang variabel
independen dan varibel
dependen
- Kriteria ekslusi pasien gagal
jantung tidak termasuk dalam
penelitian dihapus saja
- Instrumen penelitian jelaskan
bersumber dari mana bikin
sendiri atau sumber orang lain.
Penelitian ini bersumber dari
modifikasi peneliti lalu
dilakukan uji validas dan
reabilitas maka kuesioner
tersebut sudah valid
- Teknin pengolahan data dari
tabel dibuat narasi saja
- Etik penelitian di tambahkan
sesuai denganenelitian di
lapangan
Bab 4 :
- Hasil yang tebanyak saja yang
ditampilkan selebihnyatidak
usah ditampilkan
Bab 5:
- Hasil yang tebanyak saja yang
ditampilkan selebihnyatidak
usah ditampilkan
- Dibuat paragraf dirapihkan
sesuai dengan penelitian,
definisi dan asumsi peneliti
penelitian
langsung
4. Rabu Membahas Membahas apa
16/12/2021 bab 1 saja yang
Pukul 20:14 wib (lewat chatt tercantum pada
whatsapp) bab 1
5. Senin Membahas uji Jika lolos dari uji
21/12/2021 plagiarism plagiarism bisa
Pukul 06:45 wib (lewat chatt lanjut
whatsapp) menggunakan
judul tersebut jika
tidak lolos kita
akan diskusikan
kembali.
6. Senin Memberikan BAB 1
04/01/2021 hasil uji seharusnya tidak
Pukul 16:05 wib plagiarism boleh plagiat
(lewat chat karena hasil karya
whatsapp) penulis
7. Sabtu 9/01/2021 Bahas judul Membahas judul,
Pukul: 20.20 wib dan bahas bahas bab 1, dan
metode bahas instrument
penelitian penelitian
(lewat zoom)
8. Kamis Memberikan Memberikan
25/02/2021 artikel jurnal artikel jurnal dan
Pukul 07:27 wib dan proposal proposal skripsi
skripsi dalam dalam bentuk rar.
bentuk rar
(lewat chat
whatsapp dan
email)
9. Senin memberikan Konsul hasil uji
19/06/2021 hasil dan data validitas dan
Pukul. 11.20 wib mentah uji reabilitas
validitas dan kuesioner
reablitas
melalui
whatsap grup
10.Rabu Konsul skripsi Konsul Skripsi
16/09/2021 melalui zoom yang sudah
Pukul. 20.00- dilakukan
23.00 wib penelitian
16 Februari l
2021
Lampian 5 Kuesioner
FORMULIR PENELITIAN
1. Identitas Responden :
a. Nama Bapak / Ibu (Inisial) :
Ya Tidak
B. Hipertensi
Ya Tidak
3. Apakah bapak/ ibu menderita hipertensi lebih dari’ satu bulan di atas 140/90?
Ya Tidak
81
C. Merokok
Ya Tidak
5. .Jika ya, berapa batang rokok biasanya bapak/ibu hisap per hari ?
≥ 1 batang/hari ≥ 20 batang/hari
6.Bila tidak, kapan terakhir anda merokok ?
7. Apakah bapak atau ibu memiliki riwayat kadar kolesterol yang tinggi?
Ya Tidak
Ya Tidak
E. Diabetes
Ya Tidak
. Ya Tidak
F Alkohol
Ya Tidak
G. Aktivitas Fisik
. Ya Tidak
14. Apakah bapak/ibu melakukan aktivitas fisik lebih dari 30 menit setiap hari ?
Ya Tidak
0 : Tidak pernah.
1 : Hampir tidak pernah (1-2 kali).
2 : Kadang-kadang (3-4 kali).
3 : Sering (5-6 kali) .
4 : Sangat sering (lebih dari 6 kali)
1. Selama sebulan 0 1 2 3 4
terakhir, Seberapa
sering anda sering
merasa kecewa karena
yang terjadi tidak
sesuai dengan apa
yang anda harapkan ?
2. Selama sebulan 0 1 2 3 4
terakhir, Seberapa
sering anda merasa
tidak dapat
mengendalikan hal-
hal penting dalam
hidup anda?
3. Dalam sebulan 0 1 2 3 4
terakhir, Seberapa
sering anda merasa
gelisah dan tegang?
83
4. Dalam sebulan 4 3 2 1 0
terakhir, Seberapa
sering anda merasa
yakin mengenai
kemampuan anda
dalam menangani
masalah-masalah
pribadi anda?
5. Dalam sebulan 4 3 2 1 0
terakhir, seberapa
sering Anda merasa
bahwa segala
sesuatunya berjalan
sesuai keinginan
Anda?
6. Dalam sebulan 0 1 2 3 4
terakhir, seberapa
sering Anda
menemukan bahwa
Anda tidak dapat
mengatasi semua hal
yang harus Anda
lakukan?
7. Dalam sebulan 4 3 2 1 0
terakhir, Seberapa
sering anda mampu
mengontrol gangguan
dalam hidup anda?
8. Dalam sebulan 4 3 2 1 0
terakhir, Seberapa
sering anda merasa
senang dengan segala
hal yang anda
lakukan?
9. Dalam sebulan 0 1 2 3 4
terakhir, Seberapa
sering anda merasa
marah karena sesuatu
yang terjadi diluar
kendali anda?
kesulitan sehingga
anda tidak mampu
mengatasinya?
Keterangan:
Setiap pertanyaan diberikan skor 0 sampai 4.perceived Stress Scale terdiri dari sepuluh 10
item pertanyaan, terdapat enam pertanyaan negatif (1,2,3,6,9,10) dan empat pertanyaan
positif (4,5,7,8) Skor 0 untuk jawaban tidak pernah, skor 1 untuk jawaban hampir tidak
pernah, skor 2 untuk jawabaan kadang-kadang, skor 3 untuk jawaban sering dan skor 4
untuk jawaban sangat sering. Nilai skor ini dibalik untuk menjawab pertanyaan positif,
Akan tetapi item nomor 4,5,7,dan 8 di nilai dengan skor terbalik yaitu sehingga skor 0 =
diubah menjadi 4, skor 1 = diubah menjadi 3, skor 2 = diubah menjadi 2. skor 3= diubah
menjadi 1. skor 4 diubah menjadi 0 . di kelompokkan menjadi 3 yaitu 1. Skor 0-13 stress
rendah. 2.Skor 14-26 stress sedang. 3.Skor 27-40 stress tinggi. (Cohen. 1988 di translate
ke dalam bahasa indonesia Indira ,2015)
85
Kategori_usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lansia Awal 25 22.1 22.1 22.1
Lansia Akhir 48 42.5 42.5 64.6
Manula 40 35.4 35.4 100.0
Total 113 100.0 100.0
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 63 55.8 55.8 55.8
Perempuan 50 44.2 44.2 100.0
Total 113 100.0 100.0
86
Riwayat_Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 67 59.3 59.3 59.3
Tidak Ada 46 40.7 40.7 100.0
Total 113 100.0 100.0
Diabetes
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 51 45.1 45.1 45.1
Tidak 62 54.9 54.9 100.0
Total 113 100.0 100.0
Hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 75 66.4 66.4 66.4
Tidak 38 33.6 33.6 100.0
Total 113 100.0 100.0
merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 45 39.8 39.8 39.8
Tidak 68 60.2 60.2 100.0
Total 113 100.0 100.0
87
kolesterol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 62 54.9 54.9 54.9
Tidak 51 45.1 45.1 100.0
Total 113 100.0 100.0
aktivitas_fisik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 67 59.3 59.3 59.3
Tidak 46 40.7 40.7 100.0
Total 113 100.0 100.0
alkohol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 13 11.5 11.5 11.5
Tidak 100 88.5 88.5 100.0
Total 113 100.0 100.0
Obesitas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Underweight 1 .9 .9 .9
Normal 68 60.2 60.2 61.1
Pre Obesitas 30 26.5 26.5 87.6
Obesitas 14 12.4 12.4 100.0
Total 113 100.0 100.0
88
Statistics
Kategori_stress TB BB
N Valid 113 113 113
Missing 0 0 0
Mean 1.8673 163.57 65.78
Median 2.0000 164.00 65.00
Mode 2.00 155 65
Std. Deviation .41197 7.181 10.679
Variance .170 51.569 114.049
Range 2.00 30 41
Minimum 1.00 147 47
Maximum 3.00 177 88
Sum 211.00 18483 7433
Kategori_stress
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 18 15.9 15.9 15.9
Sedang 92 81.4 81.4 97.3
Berat 3 2.7 2.7 100.0
Total 113 100.0 100.0
Berat Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 47 1 .9 .9 .9
48 2 1.8 1.8 2.7
49 3 2.7 2.7 5.3
50 7 6.2 6.2 11.5
51 1 .9 .9 12.4
53 2 1.8 1.8 14.2
54 3 2.7 2.7 16.8
55 3 2.7 2.7 19.5
56 3 2.7 2.7 22.1
57 4 3.5 3.5 25.7
58 4 3.5 3.5 29.2
59 1 .9 .9 30.1
60 5 4.4 4.4 34.5
61 2 1.8 1.8 36.3
62 4 3.5 3.5 39.8
89
Tinggi Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 147 1 .9 .9 .9
150 4 3.5 3.5 4.4
153 4 3.5 3.5 8.0
154 3 2.7 2.7 10.6
155 11 9.7 9.7 20.4
156 3 2.7 2.7 23.0
157 1 .9 .9 23.9
158 3 2.7 2.7 26.5
159 2 1.8 1.8 28.3
160 9 8.0 8.0 36.3
161 3 2.7 2.7 38.9
162 5 4.4 4.4 43.4
163 5 4.4 4.4 47.8
164 4 3.5 3.5 51.3
90