Anda di halaman 1dari 60

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

DENGAN MASALAH SEROTINUS BLUD RUMAH SAKIT


KONAWE SELATAN
TAHUN 2017

OLEH:

SULISTIANI

914312910106.038

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA

KENDARI

2017
STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
DENGAN MASALAH SEROTINUS BLUD RUMAH SAKIT
KONAWE SELATAN
TAHUN 2017

PROPOSAL

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Diploma Iii Kebidanan

OLEH:

SULISTIANI

914312910106.038

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA

KENDARI

2017
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Penelitian

Yang disusun dan di ajukan oleh :

SULISTIANI
914312910106.038

Untuk dibawakkan pada Seminar Proposal Penelitian

Pada tanggal :

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbig II

Wiwin.S.St,M.Kes Arif Pawenari.Skm,M.Kes

Mengeahui

Sekoah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna Prodi DIII Kebidanan


Keua ketua

dr.H.Marzuki Hanafi Bantayan,MD,M.Si Suhartati.S.St,M.Kes


HALAMAN PENGESAHAN

Hasil Penelitian

Yang disusun dan di ajukan oleh :

SULISTIANI
914312910106.038

Untuk dibawakkan pada Seminar Proposal Penelitian

Pada tanggal :

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbig II

Wiwin.S.St,M.Kes Arif Pawenari.Skm,M.Kes

Mengeahui

Sekoah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna Prodi DIII Kebidanan


Keua ketua

dr.H.Marzuki Hanafi Bantayan,MD,M.Si Suhartati.S.St,M.Kes


HALAMAN PENGESAHAN

KTI

Yang disusun dan di ajukan oleh :

SULISTIANI
914312910106.038

Untuk dibawakkan pada Seminar Proposal Penelitian

Pada tanggal :

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbig II

Wiwin.S.St,M.Kes Arif Pawenari.Skm,M.Kes

Mengeahui

Sekoah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna Prodi DIII Kebidanan


Keua ketua

dr.H.Marzuki Hanafi Bantayan,MD,M.Si Suhartati.S.St,M.Kes


HALAMAN PERSETUJUAN

Dewan Penguji Ujian Akhir Kti Yang Berjudul :

Yang Disusun Dan Diajukan Oleh :


Sulistiani
914312910106.038

Telah Di Pertahankan Di Depan Dewan Penguji Ujian Akhir Kti


Pada Tanggal :

Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat.

Dewan Penguji
1. (Ketua Merangkap Anggota)
2. (Sekertaris Merangkap Anggota)
3. (Anggota)Stakeholder
4. (Anggota)
5. (Anggota)
6. (Anggota)

Mengetahui :

Sekolah Tinggi Imu Kesehatan Avicenna


Ketua,

dr.H.Marzuki Hanafi Bantayan,MD,M.Si


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis masih di berikan kesempatan dan kesehatan dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul Studi Kasus Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Masalah Serotinus Di Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017karya tulis ilmiah ini

meupakan salah satu syarat penulis dalam rangka menyelesaikan pendidikan

Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Avicenna

Kendari. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada ibu

Wiwin, S.St,M.Kesselaku pembimbing 1 dan bapak Arief Pawennari

Skm,M.Kes.selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan

arahan selama Penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah ini,ucapan terima kasih yang

sedalam-dalamnya juga penulis tak lupa menyampaikan kepada :

1. Bapak dr.H.Marzuki Hanafi Bantayan,MD,M.Si selaku Ketua STIK


Avicena
2. Bapak dr.H.Thamrin Datjing,M.Kes selaku pembantu Ketua 1 Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna Kendari
3. Bapak La Ode Ahmad Jazuli,S.pd.,M.pd. selaku pembantu Ketua II
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna Kendari
4. Bapak dr. Amirullah,M.Si. selaku pembantu Ketua Iii Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Avicenna Kendari
5. Ibu Suhartati,S.ST,M.Kes. selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
6. Bapak dan ibu dosen serta seluruh staf dan tata usaha dalam lingkungan
STIK Avicenna Kendari
7. Direktur BLUD RUMAH SAKIT KONSEL beserta staf yang telah
memberikan izin dan membantu proses penelitian
8. Kepada Balitbang yang telah memberikan rekomendasi penelitian
9. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Muhammad
Nasir dan IbundaMiratna Wati yang telah mengasuh dan membesarkan
Penulis dengan kasih sayang ,atas segala jerih payah,pengorbanan,serta
dukungan yang tidak putus putusnya serta doanya selama penulis
menjalankan pendidikan,semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada keduanya serta saudara-saudara ku dan seluruh
keluarga besar yang telah memberikan dorongan moril,material,dan
spiritual.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh

dari kesempurnaan sehingga memerlukan perbaikan,oleh karenanya saran dan

kritik yang membnagun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

penyusunan karya tulis ilmiah.

Kendari, 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

RINGKASAN

ABSTRACT

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Medis

B. Teori Tentang Manajemen Asuhan Kebidanan

C. Kerangka Konseptual

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

B. Waktu Dan Tempat


C. Populasi Dan Sampel

D. Metode Pengumpulan Data

E. Pengelolahan Dan Penyajian Data

F. Alat Dan Bahan Yang Di Gunakan

G. Etika Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

B. Hasil Penelitian

BAB V PEMBAHASAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel.2.1 hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor pelvic


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tujuh langkah Varney dalam catatan SOAP

Gambar 2.2 kerangka konsep penelitian


DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil atau

persalinan.Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau

kelahiran terjadi di Negara negara berkembang. Rasio kematian ibu di

Negara- Negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian

per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika di bandingkan dengan rasio

kematian ibu di 9 negara-negara maju dan 51 negara persemakmuran

dengan penyebab kematian yaitu persalinan,eklamsi,infeksi,partus

lama,dan abortus. Angka kejadian kehamilan serotinus 10% dari seluruh

kehamilan(Kemenkes RI,2015)

Angka kejadian serotinus menurut ASEAN adalah singapura

mencatat paling rendah angka ibu bersalin dengan serotinus hanya 3 ibu

yang meninggal per 100.000 ibu melahirkan. Kemudian disusul malasyia

(5 ibu meninggal/100.000 kelahiran), Thailand (8-10/100.000), Vietnam

(50/100.000 kelahiran). Masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di

Indonesia berdasarkan hasil survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI)

2012 tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup.

SDKI tahun 2012 AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000

kelahiran hidup, sebagian besar penyebab kematian ibu saat persalinan


adalah akibat dari buruknya infrastruktur transportasi dan kesehatan

linkungan yang diperparah dengan rendahnya tingkat kesehatan ibu yang

bersangkutan (Kemenkes RI,2015)

Berdasarkan sustainable development goals (SDGs), pada tahun

2030 ditargetkan untuk mengurangi AKI hingga dibawah 70/100.000

kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).

Di Indonesia kejadian persalinan serotinus dengan tindakan seksio

sesaria meningkat terus,baik dirumah sakit pendidikan maupun rumah

sakit swasta. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh gulardi dan

basmallah (2010) terhadap 64 rumah sakit di Jakarta tercatat 17.665

kelahiran hidup,sekitar 55,3% melahirkan dengan seksio sesaria.

(Sarwono,2010).

Berdasarkan data dinas kesehatan provinsi Sulawesi tenggara pada

tahun 2016 jumlah kematian ibu di provinsi Sulawesi tenggara sebesar

Per 100.000 kelahiran hidup. (Dinkes provinsi sultra,2016).

Berdasarkan data BLUD rumah sakit konsel pada tahun 2014

menunjukan bahwa angka persalinan serotinus kasus dari persalinan

(..%), dan pada tahun 2015 terdapat ..kasus serotinus dari ..persalinan

(%),sedangkan pada tahun 2016 terdapat

B. Rumusan Penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan

permasalahan penelitian ini dengan 7 langkah varney yaitu:


1. Bagaimana melakukan asuhan kebidanan tahap pengkajian/identifikasi

data dasar pada ibu bersalin dengan masalah serotinus di ruang

bersalin BLUD Rumah Sakit Konawe Selatan Tahun 2017?

2. Bagaimana melakukan asuhan kebidanan tahap identifikasi

diagnosa/masalah aktual pada ibu bersalin dengan masalah serotinus di

ruang bersalin BLUD Rumah Sakit Konawe Selatan Tahun 2017?

3. Bagaimana melakukan asuhan kebidanan tahap identifikasi

diagnosa/masalah potensial pada ibu bersalin dengan masalah

serotinus di ruang bersalin BLUD Rumah Sakit Konawe Selatan tahun

2017?

4. Bagaimana melakukan asuhan kebidanan tahap evaluasi perlunya

tindakan segera /kolaborasi pada ibu bersalin dengan masalah serotinus

di ruang bersalin BLUD Rumah Sakit Konawe Selatan tahun 2017?

5. Bagaimana melakukan asuhan kebidanan tahap rencana asuhan pada

ibu bersalin dengan masalah serotinus di ruang bersalin BLUD Rumah

Sakit Konawe Selatan tahun 2017?

6. Bagaimana melakukan asuhan kebidanan tahap pelaksanaan

/implementasi pada ibu bersalin dengan masalah serotinus di ruang

bersalin rumah sakit umum daerah kabupaten konawe selatan tahun

2017?

7. Bagaimana melakukan asuhan kebidanan tahap evaluasi pada ibu

bersalin dengan masalah serotinus di ruang bersalin BLUD Rumah

Sakit Konawe Selatan tahun 2017?


C. Tujun Penelitian

1. Tujuan umum

Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu

bersalin dengan masalah serotinus di ruang bersalin BLUD Rumah

Sakit Konawe Selatan tahun 2017

2. Tujuan khusus

2.1 mampu melakukan asuhan kebidanan tahap pengkajian/identifikasi

data dasar pada ibu bersalin dengan masalah serotinus di ruang

bersalin rumah BLUD Rumah Sakit Konawe Selatan tahun 2017

2.2 mampu melakukan asuhan kebidanan tahap identifikasi

diagnosa/masalah aktual pada ibu bersalin dengan masalah

serotinus di ruang bersalin rumah BLUD Rumah Sakit Konawe

Selatan 2017

2.3 mampu melakukan asuhan kebidanan tahap identifikasi diagnosa/

masalah potensial pada ibu bersalin dengan masalah serotinus di

ruang bersalin BLUD Rumah Sakit Konawe Selatan tahun 2017

2.4 mampu melakukan asuhan kebidanan tahap evaluasi perlunya

tindakan segera /kolaborasi pada ibu bersalin dengan masalah

serotinus di ruang bersalin rumah sakit umum daerah kabupaten

konawe selatan tahun 2017


2.5 mampu melakukan asuhan kebidanan tahap rencana asuhan pada

ibu bersalin dengan masalah serotinus di ruang bersalin BLUD

Rumah Sakit Konawe Selatan tahun 2017

2.6 mampu melakukan asuhan kebidanan tahap pelaksanaan/

implementasi pada ibu bersalin dengan masalah serotinus di ruang

bersalin BLUD Rumah Sakit Konawe Selatan tahun 2017

2.7 mampu melakukan asuhan kebidanan tahap evaluasi pada ibu

bersalin dengan masalah serotinus di ruang bersalin rumah sakit

umum daerah kabupaten konawe selatan tahun 2017

D. manfaat penulisan

1. bagi tempat penelitian

proposal ini dapat di gunakan sebagai bahan masukan serta

menjadi pertimbangan sebagai evaluasi dalam rangka meningkatkan

pelayanan asuhan keidanan khususnya pelayanan bagi ibu bersalin dengan

serotinus

2. masyarakat umum

penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan bagi semua kalangan masyarakat.

3. Bagi institusi pendidikan

Peneliti ini di harapkan dapat menjadi bahan ajaran bagi institusi

setempat untuk di terapkan kepada mahasiswa dan mahasiswi terkait


masalah persalinan serotinus pada ibu serta melaksanakan asuhan

kebidanan pada ibu bersalin secara menyeluruh.

4. Bagi peneliti dan peneliti selanjutnya

4.1 Bagi peneliti

Peneliti merupakan proses belajar bagi peneliti dalam menerapkan

ilmu pengetahuan yang telah di peroleh di bangku kuliah sekaligus

menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan persalinan

serotinus dalam memberikan pelayanan kebidanan yang opimal

4.2 Proposal ini diharapkan dapat menambah imu pengetahuan dan dapat

menjadi bahan bacaan atau referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Medis

1. Persalinan

1.1 Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37 - 42 minggu). Lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Indrayani & Moudy,

2013)

Persalinan normal di sebut juga dengan persalinan eutosia.

Persalinan eutosia terjadi antara usia gestasi 37 dan 42 minggu penuh

dan kemajuan persalinan terjadi bertahap hingga bayi di lahirkan

pervagina dengan presentasi Verteks. (Michelle L.Murray dan Gayle

M. Huelsmann,2013)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir atau

melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan

sendiri). (Marni ,2012)

1.2 Klasifikasi Persalinan

Klasifikasi persalinan terbagi atas tiga (Marni,2012) yaitu:


1.2.1 Persalinan spontan

Persalinan dikatakan spontan jika persalinan berlangsung kekuatan

ibunya sendiri dan melalui jalan lahir. Persalinan Normal disebut juga

partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala

dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

dan bayi yang umumnya berlangsung Kurang dari 24 jam.

1.2.2 Persalinan Buatan

Persalinan buatan adalah persalinan yang berlangsung dengan

bantuan tenaga dari luar misalnya Ekstraksi dengan forcep atau dilakukan

operasi sectio cessarea

1.2.3 Persalinan anjuran

Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk

persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya

pemberian picton dan prostaglandin.

1.3 Teori Penyebab Bermulanya Persalinan

Berdasarkan beberapa teori menurut Indrayani & Moudy (2013)

yang kompleks yang di anggap berpengaruh terhadap kejadian persalinan

yaitu :

1.3.1 Teori Keregangan

Otot uterus mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga terjadi

persalinan.
1.3.2 Teori penurunan progesterone

Proses pematangan plasenta terjadi sejak usia kehamilan 28

minggu,dimana terjadi penimbunan jaringan ikat,pembuluh darah

mengalami penyempitan dan buntu, Villi chorionic mengalami

penurunan. Hal ini menyebabkan otot uterus lebih sensitif terhadap

oksitosin sehingga uterus berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan

progesterone tertentu.

1.3.3 Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Perubahan

estrogen dan progesteron mengubah sensitivitas otot uterus,sehingga

sering terjadinya kontraksi Braxton hicks. Dengan semakin tuanya

keehamilan kadar progesteron menurun,oksitosin meningkat sehingga

terjadinya persalinan.

1.3.4 Teori prostaglandin

Peningkatan kadar prostaglandin sejak usia kehamilan 15 minggu,yang di

keluarkan oleh desidua. Apabila di berikan prostaglandin saat hamil

dapat menyebabkan kontraksi uterus sehingga hasil konsepsi di

keluarkan, karena prostaglandin di anggap dapat merupakan pemicu

terjadinya persalinan

1.3.5 Teori hipotalamus pituitary-glandula suprarenalis

Teori hipotalamus pituitary-glandula suprarenalis ini di tunjukan pada

kasus anesefalus. Pada kehamilan dengan anesefalus sering sering terjadi

kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian


kortikosteriod yang dapat menyebabkan maturitas janin,induksi

(mulainya) persalinan. Dari percobaan tersebut di simpulkan adanya

hubungan antara hipotalamus dan pituitary dengan mulainya

persalinan,sedangkan galndula suprarenal merupakan pemicu terjadinya

persalinan.

1.3.6 Teori berkurangnya nutrisi

Teori berkurangnya nutrisi pada janin pertama kali dikemukakan oleh

hipokrates, dimana ia mengemukakan apabila nutrisi berkurang maka

hasil konsepsi akan segera di keluarkan

1.3.7 Teori plasenta menjadi tua

Semakin tua plasenta akan menyebabkan penurunan kadar estrogen dan

progesteron yang berakibat pada kontraksi pembuluh darah sehingga

menyebabkan uterus berkontraksi

1.3.8 teori iritasi mekanik

Berdasarkan anatominya,pada bagian belakang serviks terdapat

ganglion servikale (fleksus frankenhauser). Penurunan bagian terendah

janin akan menekan dan menggeser ganglion sehingga menyebabkan

kontraksi uterus

1.4 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

1.4.1 Passage (Jalan lahir)

1.4.1.1 Adalah jalan lahir yang akan di lewati janin terdiri dari rongga

panggul,dasar panggul,vagina dan serviks.

1.4.1.2 Agar janin dan plasenta dapat melewati jalan lahir tanpa ada rintangan
1.4.1.3 Rongga rongga panggul normal adalah pintu atas panggul hampir

berbentuk bundar,sacrum lebar dan melengkung,promontorium tidak

menonjol kedepan,kedua spina ichiadica tidak menonjol ke

dalam,arcus pubis cukup luas (90-100) ukuran konjungata vera

(ukuran muka belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah simpisis

ke promontorium) ialah 10-11 cm,ukuran diameter tramversa

(ukuran melintang pintu atas panggul) 12-14cm,diameter oblique

(ukuran serong pintu atas panggul) 12-14,pintu bawah panggul

ukuran muka melintang 10-10,5 cm.

Ukuran panggul yang sering di pakai dalam kebidanan

a. Distancia spinarum : spina iliaca anterior superior (SIAS) dextra

sinistra.( ind.23,er.26)

b. Distancia cristarum : jarak terjauh antara crista iliaka kanan dan

kiri (ind.26,er.29)

c. Konjungata eksterna : jarak pinggir atas syimpisis dan ujung

prosesus spinosus tulang lumbal ke-V (ind.18,er.20)

d. Lingkar panggul : dari pinggir atas syimpisis ke pertengahan

antara SIAS trochanter mayor sepihak kepala dan kembali melalui

tempat-tempat yang sama di pihak lain.( Ind.80,er.20)

Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat

menyebabkan hambatan persalinan apabila : panggul sempit seluruhnya,


panggul sempit sebagian ,panggul miring,panggul seperti corong ,ada

tumor dalam panggul.

Bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:

a. panggul gynecoid

panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama

dengan diameter tranversa bulat. Jenis inidi temukan pada 45% wanita.

b. Panggul android

Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pada

panggul pria.panjang diameter transversa dekat dengan sacrum . pada

waktu yang di temukan 15%

c. Panggul anthropoid

Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang

diameter anteroposterior lebih agak besar daripada diameter transversa

. jenis di temukan 35% pada wanita.

d. Panggul Platypeloid

Merupakan panggul picak. Diameter tranversa lebih besar daripada

diameter anteroposterior,menyempit arah muka belakang. Jenis ditemukan

pada 5% wanita.

Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam

jaringan,untuk dapat di lalui bayi dengan mudah jaringan dan otot-otot

harus lemas dan mudah meregang,apabila terdapat kekakuan pada

jaringan ,maka otot-otot ini akan mudah rupture


Kelainan pada jalan lahir lunak diantara nya di sebabkan oleh

serviks yang kaku (pada primi tua primer atau sekunder dan serviks yang

cacat atau skiatrik),serviks gantung ( ostium uteri eksternum terbuka

lebar,namun ostium uteri internum tidak terbuka),serviks konglumer

(ostium uteri internum terbuka,namun ostium uteri eksternum tidak

terbuka),edema serviks (terutama karena kesempitan panggul,sehingga

serviks dijepit diantara kepala dan jalan lahir dan timbul edema),terdapat

vaginal septum,dan tumor pada vagina.

( Retno Heru Setyorini,2013)

1.4.2 Power atau Kekuatan

Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua (Jenny J. S.

Sondakh, 2013), yaitu :

1.4.2.1 Kekuatan primer (kontraksi involunter)

Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal

dan diantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang. Istilah

yang digunakan untuk menggambarkan kontraksi involunter ini

antara lain frekuensi,durasi,dan intensitas kontraksi. Kekuatan

primer ini mengakibatkan serviks menipis (effacement) dan

berdilatasi sehingga janin turun.

1.4.2.2 kekuatan sekunder (kontraksi volunter)

Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu

berkontraksi dan mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga


menimbulkan tekanan intraabdomen. Tekanan ini menekan uterus

pada semua sisi dan menambah kekuatan dalam mendorong keluar.

Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi

setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting dalam

usaha mendorong keluar dari uterus dan vagina.

1.4.3. Passanger

1.4.3.1 Passanger terdiri dari janin dan plasenta

1.4.3.2 Janin merupakan passanger utama,dan bagian janin yang paling

penting adalah kepala karena kepala janin mempunyai ukuran paling

besar,dan 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala

1.4.3.3 Kelainan kelainan yang sering menghambat dari pihak pasangger

adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hidrocepalus

ataupun anencephalus,kelainana letak seperti letak muka ataupun

letak dahi,kelainan kedudukan seperti lintang ataupun letak sungsang

1.4.4 Psyche (Psikologi)

1.4.4.1 Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab

lamanya persalinan,his menjadi kurang baik,pembukaan menjadi tidak

lancar.

1.4.4.2 Menurut Pritchard,dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor

utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan


berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga

persalinan menjadi lama.

( Retno Heru Setyorini,2013)

1.5 Tahapan Persalinan

1.5.1 Kala 1

Biasa di sebut kala pembukaan yaitu di mulai dari serviks

membuka sampai pembukaan lengkap 10 cm yang terbagi atas :

1.5.1.1 Fase laten dari pembukaan 0 sampai dengan 3 cm yang lamanya

sekitar 6 jam

1.5.1.2 fase aktif terbagi atas

a. Fase akselerasi :pembukaan yang terjadi sekitar 2 jam mulai dari

pembukaan 3cm sampai 4cm

b. Fase dilatasi maksimal :pembukaan berlangsung selama 2

jam,terjadi sangat cepat dari 4cm menjadi 9cm

c. Fase deselerasi,pembukaan terjadi sekitar 2 jam dari pembukaan

9cm s/d lengkap.

Fase tersebut pada primigravida berlangsung sekitar 13

jam,sedangkan pada multigravida sekitar 7 jam.secara klinis di

mulainya kala 1 persalinan di tandai adanya his dan pengeluran darah

bercampur lendir.Lendir berasal dari lendir kanalis servikalis karena

serviks membuka dan mendatar,sedangkan darah berasal dari


pembuluh darah kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis yang

pecah karena penggeseran pergeseran ketika serviks membuka

Mekanisme membuka serviks berbeda antara primigravida dan

multigravida.pada primi ostium uteri internum (OUI) akan membuka

lebih dulu sehingga serviks menipis dan mendatar,kemudian ostium

uteri eksternum (OUE) Membuka. Pada multi OUI sudah sedikit

membuka, OUI dan OUE serta penipisan dan pendataran serviks

terjadi dalam saat yang sama.

( Retno Heru Setyorini,2013)

1.5.2 Kala 2

Disebut juga kala pengeluaran, pada saat ini his menjadi lebih kuat

dan cepat,sekitar 2-3 menit sekali. Biasanya kepala sudah masuk ruang

panggul,yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin Meneran

Rasa tekanan pada rektum, sehingga merasa ingin Bab, perineum

mulai menonjol dan menjadi lebar, dengan anus membuka, labia mulai

membuka dan tidak lama kemudian janin tampak pada vulva pada waktu

his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala tidak masuk lagi di

luar his. Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal, kepala janin di

lahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis pubis, diikuti dahi, muka,

dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sejenak, kepala janin

melakukan putaran faksi luar dan his lagi untuk mengeluarkan badan dan

anggota tubuh lainnya. Pada primi kala 2 berlangsung rata rata 1,5 jam

dan multi rata rata 0,5 jam. ( Retno Heru Setyorini,2013)


1.5.3 Kala 3

1.5.3.1. Kala 3 dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya

plasenta dapat diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda

di bawah ini.

a. Uterus menjadi bundar

b. Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen

bawah rahim.

c. Tali pusat bertambah panjang

d. Terjadi semburan darah tiba-tiba

1.5.3.2 Cara melahirkan plasenta adalah menggunakan tehnik dorsal

cranial.

1.5.3.3 pengeluaran selaput ketuban. Selaput janin biasanya lahir dengan

mudah,namun kadang-kadang masih ada bagian plasenta yang

tertinggal. Bagian tertinggal tersebut dapat dikeluarkan dengan

cara:

a. Menarik pelan-pelan

b. Memutar atau memilin seperti tali

c. Memutar pada klem

d. Manual atau digital

1.5.3.4 Kala 3 terdiri dari dua fase, yaitu:

a. fase pelepasan plasenta

- Schultze, proses lepasnya plasenta seperti menutup payung.


- Duncan, pada cara ini lepasnya plasenta mulai dari pinggir

20%.

b. Fase pengeluaran plasenta

- Kutsner

Dengan meletakan tangan disertai tekanan di atas simpisis, tali

pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum

lepas. Jika diam atau sudah maju berarti sudah lepas.

- Klein

Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit. Bila tali pusat

kembali berarti belum lepas, diam atau turun berarti lepas. (cara

ini tidak digunakan lagi).

- Strassman

Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat

bergetar berarti plasenta belum lepas, tidak bergetar berarti

sudah lepas.

(Jenny J. S. Sondakh, 2013),

1.5.4 Kala 4

Masa setelah 1-2 jam melahirkan. Ibu masih tetap harus berada di

dalam ruangan bersalin dan tidak boleh di pindahkan keruang nifas agar

dapat di awasi dengan baik.

Yang harus di awasi pada kala 4 adalah:

a. Tingkat kesadaran Ibu

b. Pemeriksaan tanda tanda vital :tekanan darah,nadi,dan pernapasan


c. Kontraksi uterus

d. Terjadinya pendarahan

Pendarahan masih dianggap normal jika tidak melebihi 500cc,

tetapi tidak boleh menunggu sampai terjadi pendarahan lebih dari

500 cc, sebelum jumlah pendarahan mencapai 500 cc, bidan harus

waspada jangan sampai jumlah pendarahan lebih dari 500 cc.

( Retno Heru Setyorini,2013)

1.5 Delapan Belas Penapisan

Apabila terdapat satu atau lebih,maka harus di rujuk yaitu riwayat

bedah sesar, pendarahan pervagina, persalinan kurang bulan (usia kehamilan

<37 minggu ), ketuban pecah dengan mekonium yang kental,ketuban prcah

lama (>24 jam), ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (<37 minggu),

ikterus, anemia berat, tanda/gejala infeksi, preeklamsia hipertensi dalam

kehamilan, tinggi fundus 40 cm /lebih, gawat janin, primipara dalam fase

aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5, presentasi bukan

kepala, presentasi ganda, kehamilan gemeli, tali pusat menumbung, syok.

(Sarwono, 2010)

2. SEROTINUS

2.1 Pengertian

Kehamilan postterm di sebut juga Serotinus, atau kehamilan lewat

bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate /post datisme,


atau pascamaturitas adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu

(294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus

neagele dengan suklus haid rata rata 28 hari

2.2 Etioogi

Menurut sarwono 2014, beberaa teori yang di ajukan pada umumnya

menyatakan bahwa terjadinya kehamilan postterm sebagai akibat gangguan

terhadap timbulnya persalinan. Beberapa teori diajukan antara lain sebagai

berikut :

2.2.1 Pengaruh progesterone

Penurunan hormone proggesteron dalam kehamilan di percaya

merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memacu

proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas

uterus terhadap oksitosin, sehingga beberapa penulis menduga bahwa

terjadinya kehamilan postterm adalah karena masih berlangsungnya

pengaruh estrogen.

2.2.2 Teori oksitosin

Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan

postterm member kesan atau di percaya bahwa oksitosin secara fisiologis

memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan

pelepasan oksitosin dari neourohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia

kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu faktor penyebab kehamian

postterm.
2.2.3 Teori kortisol/ACTH janin

Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai pemberi tanda untuk

dimulainya persalinan adalah janin, di duga akibat peningkatan tiba-tiba

kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta

sehingga produksi progesterone berkurang dan memperbesar sekresi

estrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi

prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anesealuus, hipoplasia

adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan

menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga

kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.

2.2.4 Saraf uterus

Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser akan

membangkitkan kontraksi uterus . Pada kehamilan keadaan dimana tidak

ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat

pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai

penyebab terjadinya kehamian postterm.

2.2.5 Herediter

Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu mengalami

kehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat

bulan pada kehamilan berikutnya. Mogren (1999) seperti di kutip

Cunningham ,menyatakan bahwa bilamana seorang ibu mengalami

kehamilan postterm saat melahirkkan anak perempuan, maka besar

kemungkinan anak perempuannya akan mengalami kehamilan postterm.


2.3 Diagnosis

Menurut WHO (2014)

2.3.1 USG di trimester pertama (usia kehamilan antara 11 - 14 minggu)

sebaiknya ditawarkan kepada semua ibu hamil untuk menentukan usia

kehamilan dengan tepat.

2.3.2 Bila terdapat perbedaan usia kehamilan lebih dari 2 hari berdasarkan

perhitungan hari pertama haid terakhir dan USG, trimester pertama,

waktu tafsiran kelahiran harus di sesuaikan berdasarkan hasil USG.

2.3.3 Bila terdapat perbedaan usia kehamilan lebih dari 10 hari berdasarkan

perhitungan hari pertama haid terakhir dan USG, trimester kedua, waktu

tafsiran kelahiran harus di sesuaikan dengan hasil USG

2.3.4 Ketika terdapat hasil USG trimester pertama dan kedua, usia kehamilan

ditentukan oleh hasil USG yang paling awal.

2.3.5 Jika tidak ada USG lakukan anamnese yang baik untuk menentukan hari

pertama haid terakhir, waktu djj pertama terdeteksi, dan waktu pertama

gerakan janin di rasakan.

2.4 Tanda-tanda postmatur/postterm

Tanda-tanda postmatur/postterm terbagi atas 3 stadium (Erna

Setiyaningrum, 2013) :

2.4.1 Stadium I

Kulit menunjukan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering,

rapuh dan mudah mengelupas

2.4.2 Stadium II
Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.

2.4.3 Stadium III

Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan talipusat

2.5 Risiko Kehamilan Lewat Waktu/Serotinus

2.5.1 Risiko foetal dan neonatal akibat kehamilan postmatur

2.5.1.1 Kehamilan postmatur tanpa penyulit belum merupakan kelainan

patologis

2.5.1.2 Setiap bayi postmatur tidak menderita sindrom postmaturitas

2.5.1.3 Sindrom postmaturitas merupakan kelainan patologis yang ditandai oleh

insufiensi plasenta

Karakteristik kehamilan postmatur :

a. Cairan amnion yang berkurang

b. Cairan amnion yang bercampur mekonium

c. Oligohidramnion

d. Foetal distress

e. Lemak subkutan yang berkurang

f. Kulit yang kering dan pecah pecah

Mayoritas mordibitas dan mortalitas yang berkaitan dengan

kehamilan postmatur terjadi karena postmaturitas

- Kematian janin 3 kali lebih sering pada bayi-bayi yang dilahirkan

setelah umur kehamilan lebih dari 42 minggu


- Kematian bayi yang serupa adalah empat kali lebih sering pada

bayi yang lahir sesudah kehamilan 42 minggu

Kehamilan lama yang berkaitan dengan :

g. Hipoksia pada janin

h. Asidosis pada janin

i. Serangan kejang pada neonatus

j. Kematian janin

Kehamilan postmatur juga berkaitan dengan

k. Trauma lahir

l. Distosia bahu

2.5.2 Risiko Kehamilan Postmatur Pada Ibu

2.5.2.1 Peningkatan kemungkinan melahirkan bayi melalui pembedahan

2.5.2.2 Pendarahan hebat

2.5.2.3 Infeksi

2.5.2.4 Terauma psikologis

(Y.L.Latin, 2014)

2.6 Pemeriksaan penunjang

2.6.1 USG untuk menilai usia kehamilan,oligohiramnion,derajat maturitas

plasenta

2.6.2 KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin

2.6.3 Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi ( tes

tanpa tekanan di nilai apakah reaktif atau tidak ada dan tes oksitosin)
2.6.4 Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopknotik

(Zuyina lukluk A & Siti Aspuah,2013)

2.7 Penatalaksanaan

(Erna Setiyaningrum, 2013) prinsip tatalaksana dari kehamilan lewat

waktu merencanakan pengakhiran kehamilan . Cara pengakhiran kehamilan

tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor

pelvic.(pelvic score = ps)

Factor Skor

0 1 2 3

Pembukaan serviks (cm0 Tertutup 1-2 3-4 >5

Panjang serviks (cm) >4 3-4 1-2 <1

Konsistensi Kenyal Rata-rata Lunak -

Posisi Posterior Tengah Anterior -

Turunnya kepala (cm dari -3 -2 -1 +1,+2

spina iskiadika)

Turunnya kepala(dengan 4/5 3/5 2/5 1/5

palpasi abdominal

menurut sistem

perlimaan)

Tabel.2.1 hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor pelvic


Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan,antara lain:

2.7.1 Metode hormone induksi persalinan dengan oksitosin

Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien

harus memenuhi beberapa syarat, antara lain kehamilan aterm, ada

kemunduran his, ukuran panggul normal, tidak ada disproporsi

sefapelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba

lunak, mualai mendatar, dan mulai membuka). Selain itu, pengukuran

pelvic juga harus dilakukan sebelumnya.

Induksi persalinan dilakukan dengan oksitosin 5 IU dalam infuse

dextrose 5% sebelum dilakukan induksi,pasien dinilai terlebih dahulu

kesejahteraan janinnya dengan alat KTG, serta diukur skor pelvisnya .

Jika keadaan janin baik dan skor pelvis >5, maka induksi persalinan

dapat dilakukan. Tetesan infuse di mulai dari 8 tetes / menit, lalu

dinaikan tiap 30 menit sebanyak 4 tetes/menit hingga timbul his yang

adekuat. Selama pemberian infuse, kesejahteraan janin tetap diperhatiakn

karena dikhawatirkan dapat timbul gawat janin. Setelah timbul his

adekuat ,tetesan infuse dipertahankan hingga persalinan. Namun, jika

infuse pertama habis dan his adekuat belum muncul,dapat diberikan

infuse drip oksitosin 5IU ulangan. Jika his adekuat yang diharapkan tidak

muncul, dapat dipertimbangkan terminasi dengan seksio sesaria.

2.7.2 Metode non hormonal induksi persalinan

2.7.2.1 Pemasangan balon kateter foley


Secara umum kateter dimasukan kedalam serviks kemudian balon

di isi udara 25 hingga 50 ml untuk menjaga kateter tetap ada pada

tempatnya. Beberapa uji klinis membuktikan bahwa tehnik ini sangat

efektif.

2.7.2.2 Pemisahan ketuban

Prosedurnya dikenal dengan pemisahan atau mengusap ketuban

mengacu pada upaya memisahkan membrane amnion dari bagian serviks

yang mudah diraih dan segmen uterus bagian bawah pada saat

pemeriksaan dalam dengan tangan terbungkus sarung tangan bidan

memeriksa wanita untuk menentukan penipisan serviks, pembukaan dan

posisi lazimnya.

2.7.2.3 Amniotomi

Pemecahan ketuban dengan sengaja (AROM), saat dilakukan bidan

harus memeriksa dengan teliti untuk mengkaji penipisan serviks,

pembukaan posisi, dan letak bagian bawah. Presentasi selain kepala

merupakan kontraindikasi AROM dan kontraindikasi lainnya adalah

ketika kepala belum turun atau bayi kecil karena dapat menyebabkan

prolaps talipusat.

2.7.2.4 Pompa payudara dan stimulasi putting

Penggunaan cara ini efektif aman karena menggunakan metode

yang sesuai dengan fisiologi kehamilan dan persalinan. Penanganannya

dengan menstimulasi selama 15 menit di selingi istirahat dengan metode

kompres hangat selama 1 jam sebanyak 3 kali perhari


2.7.2.5 Minyak jarak

Ingesti minyak jarak 60 mg yang dicampur dengan jus apel

maupunjeruk dapat meningkatkan angka kejadian persalinan spontan jika

diberikan pada kehamilan cukup bulan

2.7.2.6 Aktifitas seksual

Jika bidan tidak merasa bahwa penatalaksanaan aktif pada

persalinan lewat bulan di indikasikan, protocol dalam memuat panduan

rekomendasi yang mencakup pemberian, waktu, dosis, dan langkah

kewaspadaan.

2.7.3 Bedah sectio caesarea

Sebagai alternative terakhir untuk menyelamatkan ibu dan bayinya


B. Tinjauan Tentang Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di

gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan penemuan keterampilan

dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan

yang berfokus pada klien. (Ai yeyeh Rukiah,dkk.2013).

2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

2.1 Pengkajian

( Elisabeth M.F Lalita, 2013)Pada langkah pertama ini

dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh

data dilakukan dengan cara :

2.1.1 Anamneses, anamneses dilakukan untuk mendapatkan

biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat

kehamilan, persalinan dan nifas, bio-psiko-sosio-spiritual

serta pengetahuan klien

2.1.2 Pemeriksaan fisisk sesuai dengan kebutuhan dan

pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi :

a. Pemeriksaan khusus ( inspeksi, palpasi, auskultasi dan

perkusi)

b. Pemeriksaan penunjang ( laboratorium dan catatan

terbaru serta catatan sebelumnya)


2.2 Interpresentasi Data Dasar

Langkah kedua adalah menetapkan diagnosis atau masalah

berdasarkan penafsiran data dasar yang telah di kumpulkan.

Diagnosis pada dasarnya sangat relevan dengan daya objektif,

sedangkan untuk masalah lebih cenderung subjektifitas/respon

klien terhadap tindakan yang akan dan atau yang telah dilakukan

karena belum tentu setiap individu merasakan masalah yang sama

dalam kondisi/menerima diagnosis yang sama.

(Ai yeyeh Rukiah.dkk, 2013).

2.3 Merumuskan Diagnosa Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau

diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan

diagnose yang telah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. bidan

diharapkan dapat waspada dan siap-siap mencegah diagnosis atau

masalah potensial ini menjadi benar benar terjadi. Langkah ini

penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.

Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu

mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan

masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan

tindakan antisipasi agar masalah potensial tidak terjadi. (Sumiaty

& Niluh nita silfia,2014)


2.4 Antisipasi Dan Tindakan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh

bidan/dokter dikonsultasikan /di tangani bersama dengan anggota

tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi klien. Data baru di

kumpulkan di evaluasi kemungkinan bisa terjadi kegawatdaruratan

dimana harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa

ibu dan anak. (Rismalinda P.H,2014)

2.5 Merencanakan Asuhan Kebidanan

Melakukan perencanaan menyeluruh yang merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnosis/masalah yang telah

diidentfikasi dan di antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh

tidak hanya meliputi yang sudah teridentfikasi dari kondisi pasien

/masalah yang benar tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi

terhadap wanita tersebut apakah dibutuhkan penyuluhan

,konseling, dan apakah merujuk.

2.6 Melaksanankan perencanaan

Rencana asuhan menyeluruh dilakukan secara efisien dan

aman. Pada saat bidan berkolaborasi dengan dokter untuk

menangani jika yang mengalami komplikasi, maka bertanggung

jawab terhadap pelaksanaannya rencana asuhan menyeluruh

tersebut. Manjemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya

serta meningkatkan mutu dari asuahan klien.


2.7 Evaluasi

Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan

sebagian yang telah teridentifikasi didalam maslah dan diagnosis

3. Pendokumentasian 7 Langkah Varney

Catatan soap terdiri atas empat langkah yang disarikan dari 7

langkah varney dalam manajemen kebidanan. Semua metode

dokumentasi memiliki kesamaan dalam pengkajian (Jenny Mandang

,2016)

Tujuh langkah varney dalam catatan soap :

subjektif
Mengumpulkan data
objektif
Identifikasi diagnose/maslah

Identifikasi masalah /diagnose analisa


potensial

Menetapkan kebutuhan/tindakan
segera

Penyusunan rencana asuhan

Pelaksanaan asuhan pelaksanaan

Evaluasi hasil asuhan


Dimana (S) = merupakan data subjektif

(O) = data objektif

(A)= analisa/assessment/pengkajian

(P)= planning/perencanaan

Gambar 2.1 Tujuh langkah Varney dalam catatan SOAP

Alasan pemakaian soap dalam pendokumentasian kebidanan,

karena :

a. Soap merupakan pencatatan yang memuat kemajuan informasi

yang sistematis,mengorganisasikan penemuan kesimpulan

sehingga terbentuk suatu rencana asuhan

b. Soap merupakan intisari dari manajemen kebidanan untuk

penyediaan pendokumentasiaan

c. Soap merupakan urutan-urutan yang membantu bidan

mengorganisasikan pikiran dalam pemberian asuhan yang bersifat

komprehensif

4. Implementasi Manajemen Kebidanan Dalam SOAP

4.1 Identifikasi dan analisis masalah

4.1.1 Data subjektif

4.1.1.1 Biodata mencakup identitas klien

a. Nama yang jelas dan lengkap


b. Umur ditulis dalam catatan tahun.

c. Alamat ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan

bila diperlukan keadaan mendesak.

d. Pekerjaan klien ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan

pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan klien

e. Agama ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan

pengaruhnya terhadap kebiasaan kesewhatan klien.

f. Pendidikan ditanyakan untuk mengetahui tingkat

intelektualnya.

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui

perihal yang mendorong klien datang ke bidan.

4.1.1.2 Riwayat menstruasi

Hal yang perlu ditanyakan: menarche, siklus menstruasi,

lamanya, banyaknya darah yang keluar, aliran darah yang

keluar,menstruasi terakhir, adakah dismenorhae, gangguan

sewaktu menstruasi

4.1.1.3 Riwayat perkawinan

a. Kawin :..kali

b. Usia kawin pertama :kali

4.1.1.4 Riwayat kehamilan dan persalinan

a. Jumlah kehamilan dan persalinan: G(gravid), P(para),

A(abortus), H(hidup).
b. Riwayat persalinan yaitu jarak antar dua kelahiran tempat

melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan

c. Masalah/gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan

melahirkan missal: preeklamsi, infeksi, dll.

d. Riwayat kelahiran anak, mencakup berat bayi sewaktu lahir

,adakah kelainan bawaan bayi, jenis kelamin bayi, keadaan

bayi saat dilahirkan (hidup/mati)

4.1.1.5 Riwayat ginekologi

Pengalaman yang berkaitan dengan penyakit kandunagn

mencakup: infertilitas, penyakit kelamin, tumor atu kanker

sistem reproduksi, operasi ginekologi

4.1.1.6 Riwayat keluarga berencana

Bila ibu pernah mengikuti kb perlu ditanyakan: jenis

kontrasepsi, efek samping, alasan berhenti (bila tidak memakai

lagi), lamanya menggunakan alat kontrasepsi.

4.1.1.7 Riwayat kehamilan sekarang

Waktu mendapat hari pertama haid terakhir, keluhan

berkaitan dengan kehamilan

4.1.1.8 Gambaran penyakit yang lalu

Ditanyakan apakah ada hubungannya masalah yang

dihadapi klien.

4.1.1.9 riwayat penyakit keluarga


untuk mengetahui kemungkinanadanya pengaruh penyakit

keluarga terhadap gangguan kesehatan klien

4.1.1.10 keadaan social budaya

Untuk mengetahui keadaan psikososial perlu

ditanyakan antara lain : jumlah anggota keluarga ,

dukungan moral dan material dan keluarga, pandanagan

dan penerimaan keluarga terhadap kehamilan, kebiasaan-

kebiasaan yang menguntukan dan merugikan, pandanagn

terhadap kehammilan, persalinan dan bayi baru lahir.

4.1.2 Data objektif

4.1.2.1 Pemeriksaan umum dan tanda-tanda vital

4.1.2.2 Pemeriksaan fisik

4.1.2.3 Pemeriksaan khusus kebidanan

4.1.2.4 Pemeriksaan penunjang(lab,usg,dll)

4.1.3 Analisa

Pada tahap ini langkah-langkah yang difikirkan pada

tahapan manajemen kebidanan yaitu menganalisis atau

menentukan diagnosa aktual, masalah aktual, diagnosa potensial

,masalah potensial, dan kebutuhan klien.

4.1.3.1 Diagnose
Di dalam diagnose unsur-unsur berikut perlu

cantumkan yaitu :

a. Keadaan pasien/klien (khusus bagi ibu hamil dan

melahirkan termaksud keadaan bayinya)

b. Masalah utama dan penyebabnya

c. Masalah potensial

d. Kebutuhan

e. Prognosis

4.1.3 Penatalaksanaan

4.1.3.1 Rencana tindakan

Langkah langkah tindakan yang dilakukan berdasarkan

masalah yang dihadapioleh klien

4.1.3.2 Tindakan pelaksanaan

Tindakan yang dilakukan oleh bidan harus sesuai dengan rencana

asuhan yang telah disusun.

Berbagai hal yang perlu mendapat perhatian didalam tahap

pelaksanaan, ialah :

a. Intervensi yang dilakukan harus berdasarkan prosedur tetap

yang lazim dilakukan

b. Pengamatan dilakukan secara cermat dan tepat sesuai dengan

kriteria evaluasi yang ditetapkan

c. Pengendalian keadaan pasien/klien sehingga secara berangsur-

angsur menuju kondisi kesehatan yang diharapkan


4.1.4 Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui kemajuan hasil

dari tindakan yang dilakukan.hasil evaluasi dapat digunakan untuk

kegiatan asuhan lebih lanjut bila diperlukan,atau sebagai bahan

peninjauan terhadap langkah-langkah didalam proses manjemen

sebelumnya oleh karena tindakan yang dilakukan kurang berhasil.

(jenny mandang, 2016)

C. KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Fikir

Dalam menunjukan pelayanan asuhan kebidanan yang berkualitas dan

optimal, bidan harus memberikan asuhan kebidanan secara profesional

kepada pasien khusunya pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu

bersalin dengan masalah serotinus di BLUD RS konsel tahun 2017.

Salah satu bukti kualitas pelayanan kebidanan yang profesional

tercermin dalam asuhan kebidanan. Asuhan kebidanan pada ibu

bersalin berdasarkan konsep varney yang terdiri dari 7 langkah yaitu

pengkajian, perumusan diagnosa masalah kebidanan aktual, perumusan

diagnosa masalah kebidanan potensial, perencanaan asuhan kebidanan,

implementasi dan evaluasi. (Sumiaty & Niluh Nita Silfiah,2013)


2. Kerangka Konsep Penelitian

Pengkajian (Identifikasi Data


Dasar)

Identifikasi Diagnose/Masalah
Aktual

Identifikasi Diagnose /Masalah


Potensial

Penatalaksanaan
Tindakan Segera Dan Kolaborasi Asuhan Kebidanan
Ibu Bersalin
Serotinus

Rencana Asuhan

Implementasi

Evaluasi

Keterangan :

= variable yang diteliti

= hubungan variable yang diteliti

= variable dependen

Gambar 2.2 kerangka konsep penelitian


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dgunakan adalah metode deskriktif dengan

pendekatan kasus dimana penelitian diguanakn untuk mendeskripsikan

atau menggambarkan suatu keadaan secara objektif yang dilakukan

dengan cara melakukan meneliti suatu permasalahn dari suatu kasusyang

terdiri dari uni tunggal (Notoadmojo, 2010), dengan tujuan mendapatkan

penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan masalah

serotinus di BLUD rumah sakit Konsel tahun 2017.

B. Waktu Dan Tempat

1. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan sejak tanggal 6 juli sampai dengan

9 juli 2017

2. Tempat

Penelitian ini telah di laksanakan di ruang bersalin BLUD rumah

sakit konsel

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan

serotinus di ruang bersalin BLUD rumah sakit konsel pada periode

januari 06 juli 2017 sebanyak 18 orang


2. Sampel

Tehnik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan cara accidental sampling yaitu pengambilan sampel

yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang

kebetulan ada di tempat penelitian sesuai dengan konteks penelitian( ).

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin dengan serotinus

sebanyak 1 orang.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data asli yang di kumpulkan sendiri oleh peniliti

untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus (sunyoto, 2012).

Data primer diproleh dengan cara melakukan anamnese pada

responden atau dengan melakukan wawancara pada responden,

pengamatan (observasi) pada responden, dan pemeriksaan fisik

meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bersumber dari catatan yang ada pada

status pasien atau rekam medic. Data sekunder diperoleh dari hasil

heteroanamnese,pemeriksaan dokter,hasil pemeriksaan tenaga

kesehatan lainnya, (laboratorium, radiologi, ultrasonografi (USG)).

Yang dapat pada buku status pasien atau dapat bersumber dari rekam

medic rumah sakit


E. Pengelolahan Dan Penyajian

1. Pengelolahan Data

Penegelolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menerapkan

manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney meliputi pengkajian

data dasar dengan mengumpulkan data subjektif dan data objektif dari

pasien, diagnosa masalah aktual ditentukan berdasarkan hasil

pengkajian yang telah dilakukan, diagnosa masalah potensial

berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan, tindakan

segera/kolaborasi emergency, perencanaan asuhan, implementasidan

evaluasi.

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini sesuai dengan 7 langkah varney

meliputi pengkajian data dasar,diagnose masalah actual,diagnose

masalah potensial,tindakan segera/kolaborasi emergency, perencanaan

asuhan, implementasidan evaluasi. Selain itu penyajian juga dilakukan

dala bentuk data subjektif, dan objektif, assessment, dan planning

(SOAP)

F. Alat Dan Bahan Yang Di Gunakan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah format asuhan

kebidanan pada ibu bersalin, alat tulis, timbangan berat badan, alat

pengukur tinggi badan, tensimeter, thermometer, stetoskop, reflex

hammer, jam tangan, partus set, infuse set, selang infuse, aboket, plester,

gunting, kassa, betadin, cairan Ringer laktat (RL), oksitosin.


G. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian,peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi pihak institusi atau pihak lain dengan mengajukan

permohonan izin kepada institusi tempat penelitian dalam hal ini adalah

pihak rumah sakit.

Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan

menekankan masalah etika penelitian yang meliputi :

1. Informed Concent

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti

yang memenuhi kriteria institusi dan disertai dengan judul penelitian

dan manfaat penelitian,bila subjek menolak maka peneliti tidak akan

memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak-hak subjek.

2. Anonymity

Untuk menjaga kerahasiaan ,penelitin tidak akan mencantumkan nama

responden pada format pengkajian, tetapi pada format tersebut

diberikan kode responden.

3. Confidentiality

Kerahasian responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data

tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4. Beneficence

Peneliti melindungi subjek agar terhindar dari bahaya dan

ketidaknyamanan fisik.
5. Full disclosure

Penelitian memberikan kepada responden untuk membuat keputusan

secara suka rela tentang partisipasinya dalam penelitian ini dan

keputusan tersebut tidak dapat di buat tanpa memberikan penjelasan

selengkap-lengkapnya.
BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. gambaran umum lokasi penelitian

1. letak geografis

2. lingkungan fisik

3. status

4. fasilitas pelayanan kesehatan

4.1 pelayanan medis

4.2 pelayanan penunjang medis

HASIL PENELITIAN
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

B. SARAN

1. Bagi rumah sakit

Sebagai bahan evaluasi bagi pihak rumah sakit untuk melihat sejauh

mana pelaksanaan asuhan kebidanan padaibu bersalin dengan serotinus

2. Bagi masyarakat khususnya ibu agar selalu memeriksa kehamilannya

agar terhindar dari kehamian serotinus

3. Bagi akademik

Dengan adanya karya tulis ilmiah yang berjudul studi kasus asuhan

kebidananpadaibu bersain dengan masalah serotinus di rsu kabupaten

konsel tahun 2017. Diharapkan karya ilmiah ini :

3.1 dapat digunakan sebagai sumber kepustakaan menambah referensi

terhadap teoriyang telah diberikan selama perkuliahan di

perpustakaan

3.2 diharapkan para pembaca terutama mahasiswa dapat menambah

wawasan dan pengetahuan khususnya tentang kehamilan serotinus

4. bagi peneliti selanjutnya yang tertarik mengambil judul tentang

kehamilan serotinus disarankan menggunakan metode penelitian yang

berbeda sebagaimana dalam penelitian ini masih banyak

kekurangannya.
Daftar pustaka

Murray.Michelle L & Gayle M.hueesmann.2013.persalinan dan melahirkan

praktik dan berbasis bukti.Penebit buku kedokteran EGC.jakarta.

Indrayani,dkk.2013.asuhan persalinan dan bayi baru lahir.trans info media.jakartA

Rukiah,ai yeyeh,dkk.2013.Asuhan kebidanan 1 kehamilan.trans info media.jakarta

Anda mungkin juga menyukai