Anda di halaman 1dari 28

Pancasila merupakan sistem filsafat

OLEH :
Deni Setiyawan S.H., M.H

Materi Pancasila Pertemuan ke 1 1


Pengertian
Filsafat

kata filsafat dalam Bahasa Indonesia berasaldari bahasa Yunani


“Philosophia” terdiri dari kata Phile artinya Cinta dan Sophia
artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan,
cinta artinya hasratyang besar atau yang berkobar-kobar atau
yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaanartinya Kebenaran sejati
atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasratatau
keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 2


Pancasila
merupakan
sistem filsafat
Pancasila

Idiologi Negara
Filsafat Negara
Indonesia

Berkeadilan
Berketuhanan Berkesatuan sosial

Berkemanusiaan Bermusyawarah

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 3


Pancasila
merupakan
sistem filsafat

Abdulghani (1986) pancasila sebagai sistem filsafat


kemudian menjelma sebagai suatu ideologi bangsa
yang dijadikan pedoman hidup bagi manusia untuk
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 4


Filsafat pancasila
sebagai genetivus
Subjectivus

Wibisono (1996:3) pancasila mempunyai tiga unsur


pokok didalamnya yaitu;
1) Rasionalitas,
2) Penghayatan,
3) Kesusilaan,

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 5


Pancasila
merupakan
sistem filsafat

pendapat Kaelan (2000:164) pancasila sebagai


suatu sistem filsafat serta ideologi maka Pancasila
harus memiliki unsur rasionalitas yang paling utama
kedudukannya adalah sebagai suatu sistem
pengetahuan.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 6


Pancasila
merupakan
sistem filsafat
Filsafat Ilmu

Dasar
Pancasila
Negara

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 7


Pancasila
merupakan
sistem filsafat Philosofische Gronslag

segala hal bentuk


penyelenggaraan Negara

nilai-nilai yang terkandung


dalam pancasila

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 8


Pancasila
merupakan
sistem filsafat Pancasila

nilai - nilai adat nilai - nilai


nilai - nilai
istiadat religius
moral dan etika

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 9


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
berpikir dan
bersikap
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 10


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
1. Konsep adalah gagasan dasar yg bersifat abstrak,
berpikir dan
bersikap umum dan universal yang merupakan hasil olah
pikir manusia secara analitik, kritis, logis,
reflektif, radikal dan integral; Berupa dalil untuk
memberikan makna dan acuan kritik terhadap
fenoma yg dihadapinya. (Filsafat Pancasila)
2. Prinsip adalah suatu hal ihwal yang merupakan
perwujudan dari suatu konsep yang berupa dalil
atau axioma atau proposisi awal yang dijadikan
doktrin, asumsi atau landasan dalam berpikir,
bersikap dan bertingkah laku (cipta, rasa, karsa,
dan karya). (Aktualisasi Nilai Pancasila)

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 11


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
berpikir dan
bersikap

1. Konsep Religiositas
2. Konsep Humanitas
3. Konsep Nasionalitas
4. Konsep Soverinitas
5. Konsep Keadilan Sosial

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 12


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
berpikir dan
bersikap
Konsep Religiositas menegaskan pengakuan bangsa Indonesia
akan adanya kekuatan gaib yg menjadikan alam semesta,
termasuk manusia. Bangsa Indonesia menyebutnya sebagai
Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Konsep Religiositas ditegaskan
keyakinan bangsa Indonesia bahwa manusia diciptakan oleh
Tuhan YME sebagai makhluk termulia di antara ciptaanNya.
Manusia diciptakan sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk
sosial yang dianugerahi akal budi dan kehendak yang bebas.
Kebebasan bagi bangsa Indonesia bukan sekedar bebas dari
penjajahan, tetapi bebas untuk memwujudkan cita-cita rakyat
yang luhur, cita-cita kemerdekaan.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 13


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
berpikir dan
bersikap
Konsep Humanitas menegaskan pengakuan bangsa Indonesia
bahwa sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan YME manusia
sesuai dengan kodratnya memiliki kesetaraan satu sama
lainnya, bahkan merupakan satu keluarga yang dibangun atas
dasar saling mengasihi (Bung Karno juga menggunakan istilah
internasionalisme). Bahwa karena itu manusia mengemban
tugas untuk saling melayani (leladi sesamining dumadi) dan
menjaga keutuhan ciptaanNya (memayu hayuning bawono).
Atas dasar itu manusia akan hidup sejahtera.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 14


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
berpikir dan
Konsep Nasionalitas menegaskan bahwa internasionalisme
bersikap yang dianut bangsa Indonesia bukan dalam arti
kosmopolitisme yang mengabaikan eksistensi kebangsaan.
Kebangsaan Indonesia dibangun atas dasar kondisi geopolitik
Indonesia ( bukan atas dasar, misalnya, teori Otto v. Bauer),
oleh karena itu kebangsaan Indonesia memelihara cita-cita
rakyat yang luhur dan budi pekerti rakyat yang luhur serta
mengatasi segala paham golongan. Kebangsaan Indonesia
meliputi manusia dengan tempatnya, tanah airnya. Jadi
kebangsaan Indonesia meliputi manusia dan tempatnya, dari
Sabang hingga Merauke; persatuan dan kesatuan seluruh
rakyat dan negara Indonesia.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 15


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
berpikir dan Konsep Soverenitas menegaskan gagasan dasar bangsa
bersikap Indonesia bahwa kedaulatan pada dasarnya memang berada
di tangan rakyat, akan tetapi diejawantahkan demi
perwujudan cita-cita rakyat yang luhur. Oleh karena itu
kedaulatan rakyat diselenggarakan atas dasar aturan-aturan
dasar yang disepakati dan ditetapkan bersama. Kedaulatan
rakyat mengatasi segala paham golongan dan diselenggarakan
dalam rangka kemaslahatan segala golongan dan segenap
rakyat yang ditetapkan atas dasar musyawarah untuk
mencapai mufakat. Bung Karno dalam gagasannya
menegaskan bahwa kedaulatan rakyat tidak sekedar dalam arti
politieke rechtvaardigheid tetapi juga dalam arti sociale
rechtvaardigheid.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 16


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
berpikir dan
bersikap Konsep keadilan sosial menegaskan bahwa kemerdekaan
bangsa Indonesia diabdikan bagi terwujudnya cita-cita rakyat
yang luhur yaitu terwujudnya negara bangsa yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur; makmur dalam keadilan
dan adil dalam kemakmuran. Keadilan bukan dalam arti sama
rata, akan tetapi menempatkan setiap warga negara berbeda
sebanding atau setara dengan perbedaan dan keunikan
masing-masing. Oleh karena itu setiap warga negara harus
hidup layak sesuai dengan kemanusiaan dan sesuai dengan
darma baktinya yang diberikannya kepada bangsa dan negara.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 17


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
berpikir dan
bersikap Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa menegaskan bahwa
keimanan dan ketaqwaan bangsa Indonesia pada Tuhan YME
diejawantahkan selain melalui agama-agama yang diakui oleh
negara, dapat pula melalui bentuk pengorganisasian
kepercayaan lainnya. Setiap warga negara bebas memilih
agama atau kepercayaan yang diyakininya, dan tidak boleh
memaksakan keyakinannya kepada orang lain. Karena itu
setiap warga negara bebas beribadat menurut agamanya atau
kepercayaannya masing-masing dan negara wajib menjamin
kebebasan setiap warga negara untuk beribadat menurut
agamanya atau kepercayaannya itu.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 18


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
berpikir dan
bersikap
Prinsip Kemanusiaan yang adil dan beradab menegaskan
bahwa bangsa Indonesia meyakini dan menghormati kodrat,
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
YME yang termulia. Oleh karena itu pluralitas atau
kebhinnekaan bangsa Indonesia dihormati dan dijaga melalui
perlakuan yang sama dan setara antarwarga negara yang
dijamin oleh negara. Dengan demikian bangsa Indonesia juga
merasa senasib sepenanggungan.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 19


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
berpikir dan
bersikap

Prinsip Persatuan Indonesia menegaskan bahwa kebahagiaan


hidup hanya akan dicapai melalui persatuan dalam negara
Indonesia. Tanpa persatuan rakyat Indonesia akan terpecah
belah sehingga terjadi apa yang dikenal sebagai homo homini
lupus, manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 20


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
berpikir dan
bersikap Prinsip Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan menegaskan bahwa
kedaulatan rakyat atau demokrasi yang dianut bangsa
Indonesia bukanlah demokrasi yang bertumpu pada prinsip
one man one vote, karena prinsip tersebut cenderung
melahirkan natural selection dan survival of the fittest. Bung
Karno menegaskan bahwa yang hendak didirikan adalah
negara “semua buat semua”, karena itu syarat mutlak untuk
kokohnya negara Indonesia ialah permusyawaratan,
perwakilan.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 21


Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam
paradigma
berpikir dan
bersikap
Prinsip Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
menegaskan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang
diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Dalam
kerangka itu, Pemerintah Negara Indonesia wajib melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 22


PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila Dalam Kajian Ontologis

Pancasila Dalam Kajian


Epistimologi

Pancasila Dalam Kajian Aksiologi


Materi Pancasila Pertemuan ke 9 23
Pancasila Dalam
Kajian Ontologis

Secara ontologis kajian Pancasila sebagai filsafat


dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakekat dasar dari sila sila Pancasila. Menurut
Notonagoro hakekat dasar ontologis Pancasila
adalah manusia. Karena manusia merupakan
subyek hukum pokok dari sila sila Pancasila.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 24


Pancasila Dalam
Kajian
Epistimologi Dalam kajian epistimologi , Pancasila sebagai sistem
filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari
hakekat Pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan. Hal ini dimungkinkan karena
epistimologi merupakan bidang filsafat yang
membahas hakekat ilmu pengetahuan (ilmu tentang
ilmu). Kajian epistimologi Pancasila tidak dapat
dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Oleh karena
itu dasar epistimologis Pancasila sangat berkaitan
erat dengan konsep dasarnya tentang hakekat
manusia.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 25


Pancasila Dalam
Kajian
Epistimologi

Menurut Titus(1984: 20) terdapat tiga persoalan


yang mendasar dalam epistimologi yaitu :
tentang sumber pengetahuan manusia;
tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;
tentang watak pengetahuan manusia.

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 26


Pancasila Dalam
Kajian Aksiologi
Kajian aksiologi filsafat Pancasila pada hakekatnya membahas
tentang nilai praksis atau manfaat suatu pengetahuan tentang
Pancasila. Karena sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, sehingga nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila pada hakekatnya juga merupakan suatu
kesatuan. Selanjutnya aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa
kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah nilai dalam
kajian filsafat dipakai untuk merujuk pada ungkapan abstrak yang
dapat juga diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan”
(goodnes), dan kata kerja yang artinya sesuatu tindakan kejiwaan
tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian ( Frankena, 229).

Materi Pancasila Pertemuan ke 9 27


MATERI PANCASILA PERTEMUAN KE 9 28

Anda mungkin juga menyukai