Anda di halaman 1dari 22

PANCASILA

Sebagai filsafat, Dasar negara dan ideologi nasional

HAKIKAT PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT


Disampaikan oleh :
Ade Engkus Kusnadi, S. Pd., M. Pd.
PANCASILA SEBAGAI
Dosen pengampu MKPK PPKn DASAR NEGARA

PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI NASIONAL

1
HAKIKAT
PANCASILA
Peristilahan: Proses Perumusan :
Sansekerta - Pantja  BPUPKI (29 April
dan syila; 1945);
Buku Sutasoma (Empu  Panitia Sembilan (22
Tantular) - Juni 1945)
“Pancakrama”  PPKI (7 Agustus
1945)

BACK
HOME
2
Pancasila sebagai filsafat
PENGERTIAN FILSAFAT
 Filsafat berasal dari kata Yunani philosophia.
Filsafat tersusun dari dua kata philein (cinta) dan
sophos (hikmat).
 Secara etimologi filsafat didefinisikan :
 Pengetahuan tentang hikmah,
 Pengetahuan tentang prinsip atau dasar-dasar,
 Mencari kebenaran, dan
 Membahas dasar-dasar dari apa yang dibahas.

 Dengan demikian pendapat bahwa intisari filsafat


ialah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan
bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma, serta
agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga
sampai ke dasar-dasar persoalannya.
BACK
HOME
3
Beberapa pengetian filsafat menurut
ahli :
Menurut Dr. Sidi Gozalba mengungkapkan bahwa filosof mempunyai
pengertian atau definisi tentang filsafat sendiri-sendiri.

Beberapa contoh pengertian filsafat menurut beberapa ahli, antara lain:


 Plato, mengatakan bahwa filsafat tidaklah lain daripada
pengetahuan tentang segala yang ada.
 Aristoteles, berpendapat bahwa kewajiban filsafat ialah terus
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
 Kant, menyebut filsafat adalah pokok dan pangkal segala
pengetahuan dan pekerjaan.
 Al Kindi, sebagai ahli filsafat Islam yang memberikan
pengertian di kalangan umat Islam, membagi filsafat ke dalam
tiga lapangan : Ilmu Fisika (Al ilmu althobiyyat), Ilmu
Matematika (Al ilmu al riyadi), dan Ilmu Ketuhanan (Al ilmu
rububiyyat)
 Ibnu Sina, membagi filsafat dalam dua bagian yaitu
teori dan praktek, yang keduanya berhubungan dengan agama.

BACK NEXT
4
Ciri-Ciri Berfikir Filosofis
SindiGazalba : Radikal, Sistematik, dan
Universal.
Sudarto : Metodis, Sistematis, Koheren,
Rasional, Kemprehensif, Radikal,
Universal

5
Pengelompokkan filsafat
 Filsafat sebagai sebagai produk, mencakup :
o filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep,
teori, sistem atau pandangan tertentu;
o Filsafat sebagai suatu jenis problema yang
dihadapi manusia sebagai hasil dari aktifitas
berfilsafat.
 Filsafat sebagai suatu proses.
(Kaelan, 2010)
 Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat
sebagai pandangan hidup;
 Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti
BACK praktis. NEXT
6
Filsafat Pancasila
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat
dalam arti produk, sebagai pandangan hidup,
dan dalam arti praktis.

FilsafatPancasila dapat didefinisikan secara


ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional
tentang Pancasila sebagai dasar negara dan
kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang
mendasar dan menyeluruh.
BACK NEXT
7
Pancasila sebagai sistem filsafat
 Sistem = kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan
tertentu dan secara keseluruhan merupakan satu
kesatuan yang utuh;
 Ciri-ciri sistem :
1. Suatu kesatuan bagian-bagian;
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-
sendiri;
3. Saling berhubungan, saling ketergantungan;
4. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu
tujuan bersama (tujuan sistem);
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
(Shore dan Voich, 1974 : 22)
BACK NEXT
8
Hubungan antar sila dalam Pancasila
menurut Sunardi

Sila Kesatu

Sila Kelima Sila Kedua

Sila Keempat Sila Ketiga

BACK NEXT
9
Inti sila-sila dalam Pancasila

 Tuhan, yaitu sebagai kausa prima


 Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk
sosial
 Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
 Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja
sama dan gotong royong
 Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan
orang lain yang menjadi haknya.

BACK NEXT
10
Kajian Filsafat Pancasila
Dasar Ontologis
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang
meyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada,
keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya
dengan metafisika.
 Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar
dari sila-sila Pancasila.
 Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah
merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan
memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
 Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia,
yang memiliki hakikat mutlak yaitu monopluralis, atau
monodualis, karena itu juga disebut sebagai dasar
antropologis. Subyek pendukung pokok dari sila-sila
BACK
Pancasila adalah manusia. NEXT
BACK NEXT
11
 Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang Berketuhan
Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan
beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan
sosial pada hakikatnya adalah manusia.
 Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-
sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang
mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan
jiwa, jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia adalah
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta
sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang
Maha Esa. Maka secara hirarkis sila pertama
mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya.
(lihat Notonagoro, 1975: 53).
BACK NEXT
12
 Dasar Epistemologis :
 Epistemologi adalah cabang filsafat yang
menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan
validitas ilmu pengetahuan.
 Sebagai suatu paham epistemologi, maka Pancasila
mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu
pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai
karena harus diletakkan pada kerangka moralitas
kodrat manusia serta moralitas religius dalamupaya
untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan
yang mutlak dalam hidup manusia.
BACK NEXT
13
Dasar Aksiologis :
 Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang
diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang
diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan
kedudukan metafisika suatu nilai.
 Nilai (value dalam Inggris) berasal dari kata Latin
valere yang artinya kuat, baik, berharga. Dalam
kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya
abstrak yang dapat diartikan sebagai
“keberhargaan” (worth) atau “kebaikan”
(goodness). Nilai itu sesuatu yang berguna. Nilai
juga mengandung harapan akan sesuatu yang
diinginkan.

BACK NEXT
14
 Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan
nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
 Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil
yang bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak
perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila
adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
 Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosial
dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam
peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.
 Nilai praksis, adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan
dalam kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai
dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam
masyarakat.
 Nila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai
moral merupakan nilai dasar yang mendasari nilai
intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BACK NEXT
15
Pancasila sebagai dasar Negara
Pancasila sebagai dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara = Pancasila
sebagai Paradigma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai Paradigma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
memberi konsekuensi terhadap
kedudukan lainnya.

BACK
HOME
16
PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI NASIONAL
Hakikat ideologi
Secara harfiah, ideologi berarti ilmu
pengetahuan tentang ide-ide (the science
of ideas) , atau ajaran tentang pengertian-
pengertian dasar.
Ideologi = sistem pemikiran (system of throught)

Ideologi terbuka Ideologi tertutup


BACK
HOME
17
Ideologi terbuka & tertutup
Ideologi terbuka = sistem pemikiran terbuka;
Ideologi Tertutup = sistem pemikiran tertutup.

“Ciri ideologi tertutup, bahwa atas nama ideologi


dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang
dibebankan kepada masyarakat. Sedangkan
ideologi terbuka memiliki ciri khas bahwa nilai-
nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,
melainkan digali dan diambil dari suatu
kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat
itu sendiri.”
BACK NEXT
18
Pancasila sebagai ideologi terbuka

Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi


Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,
antisipatif dan senantiasa mampu
menyesuaikan dengan perkembangan
jaman.

BACK NEXT
19
Dimensi Pancasila sebagai ideologi
terbuka :
 Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam Pancasila yang bersifat sistematis
dan rasional yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung
dalam lima sila Pancasila.

 Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam


Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma,
sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD
1945 yang memiliki kedudukan tertinggi dalam tertib
hukum Indonesia.

 Dimensi realistis, suatu ideologi harus mampu


mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang
dalam masyarakat.
BACK NEXT
20
Refleksi Nilai-Nilai Pancasila

21
Terimakasih ....

“Semoga memberikan pencerahan dan


kemanfaatan. Aamiin.”

Ade Engkus Kusnadi, S. Pd., M. Pd.


HOME
22

Anda mungkin juga menyukai