Anda di halaman 1dari 21

PANCASILA

SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
2

HELLO!
Kelompok 1
Nadira Salsabilla S. 18502020011132
Deva Ayu P.D.D 185020201111020
Diana Nurfita 185020201111024
Novriska Safitri 185020201111026
3

1.
PENGERTIAN
FILSAFAT DAN FILSAFAT PANCASILA
4

Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan
philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani  (philosophia).

Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau
philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti
kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.

Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti mencintai kebijaksanaan,


mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan.
5

Filsafat Menurut Konteksnya


» Filsafat berarti jiwa dan pikiran pada sebuah zaman atau era.
» Filsafat berarti ilmu filsafat.
» Filsafat berarti pandangan hidup.

Filsafat Menurut Para Filsuf


» Plato : Ilmu yang berusaha meraih kebenaran asli dan murni dan
menyelidiki sifat dasar dari penghabisan kenyataan.
» Sidwick : Filsafat adalah ilmu dari ilmu.

“ Filsafat adalah pemikiran yang mendalam


mengenai segala hal yang ada”
6

Pengertian Filsafat Pancasila


» Filsafat Pancasila secara Teoritis
• Secara teoritis, filsafat pancasila dapat
didefinisikan sebagai refleksi rasional, kritis,
radikal dan komprehensif tentang hakikat
Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan
budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan
pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh.
7

» Filsafat pancasila secara praktis


Secara praktis pancasila memiliki 2 kapasitas sebagai
pandangan hidup dan pandangan dunia. Sebagai
pandangan hidup pancasila memberikan preskripsi
nilai yang berciri normative sebagai panduan
kehidupan berbangsa dan bernegara (Slamet Sutrisno,
2006:8). Sedangkan sebagai pandangan dunia
pancasila merupakan basis kognitif intelektual bagi
paradigma pengetahuan yang terjabar kedalam filsafat
pancasila.
8

PANCASILA
SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

 Pancasila menjadi objek  Pancasila memungkinkan


material bagi kajian menjadi model berpikir
filsafat (genetivus- atau mode of thought dan
objektivus) sudut pandang atau point
of view yang digunakan
untuk melihat dan
memikirkan tentang
kenyataan (genetivus-
subjektivitas)
9
Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain,
apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan
Pancasila.

2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai
berikut:
- Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;

-Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;

-Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5;

-Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;

-Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.


10

Inti sila-sila Pancasila meliputi:

 Tuhan, yaitu sebagai kausa prima

 Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial

 Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri

 Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong

 Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
11

1. Landasan Ontologis Pancasila

 Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang


meyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan
atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika.
 Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai
filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.

 Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah


merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, malainkan
memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
12

 Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang Berketuhanan Yang Maha Esa,
yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada
hakikatnya adalah manusia.

 Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara


ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan
kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia adalah
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta sebagai makhluk
pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis sila
pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya. (lihat
Notonagoro, 1975: 53).
13

2. Landasan Epistemologis Pancasila


» Epistemologi merupakan cabang filsafat yang membahas pengetahuan
tentang sesuatu.
» Secara epistemologis, Pancasila tentu merupakan suatu sistem
keyakinan dan cita-cita (belief system) yang telah diketahui, dihayati, dan
dialami oleh masyarakat Indonesia menyangkut hal-hal praktis, dan
dijadikan landasan cara hidup (mode life) manusia Indonesia.
» Justifikasi epitemologis Pancasila pada hakikatnya tidak bisa
dipisahkan dengan dasar ontologisnya, yakni hakikat manusia Indonesia
sebagai subjek yang mengadakan Pancasila.
14

3. Landasan Aksiologis Pancasila

 Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar
aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga
merupakan suatu kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita
membahas tentang filsafat nilai Pancasila.

 Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan
logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.

 Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik.
Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika
suatu nilai.

 Nilai (value dalam Inggris) berasal dari kata Latin valere yang artinya kuat, baik,
berharga. Dalam kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang
dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodness). Nilai
itu sesuatu yang berguna. Nilai juga mengandung harapan akan sesuatu yang
diinginkan.
15

TIGA
TINGKATAN
NILAI
Dalam Fisafat Pancasila
16

1. Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima


sebagai dalil yang bersifat mutlak, sebagai
sesuatu yang benar atau tidak perlu
dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari
Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan,
dan nilai keadilan.

2. Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk


norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya
akan terkristalisasi dalam peraturan dan
mekanisme lembaga-lembaga negara.

3. Nilai praktis, adalah nilai yang sesungguhnya kita


laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini
merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan
nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam
17

Pancasila : Antara doktrin dan filsafat


Pancasila sebagai sistem filsafat memuat beberapa dimensi penting: dimensi ontologis ,
dimana pancasila mengacu pada hakikat pancasila itu sendiri, sementara dimensi
epistemology pancasila tampak pada sistem pengetahuan yang mendasari perjalanan bangsa
Indonesia.
18

A. Komparabilitas Filsafat Pancasila

setelah mengidentifikasi pancasila sebagai sebuah sistem filsafat atau


sistem berfikir yang khas Indonesia, kita bisa melihat filsafat pancasila
secara komparatif. Artinya, sistem filsafat pancasila perlu diperbandingkan
dengan beberapa sistem filsafat lain. Tujuannya adalah agar Body of
Knowledge atau ideas dalam sistem filsafat menjadi tampak.
19

B. Kritisisme Filsafat Pancasila


arti dan fungsi penting pemikiran filsafat adalah, disamping untuk menjelaskan isu-isu
global seperti kebebasan, hak asasi manusia, dan demokrasi, juga untuk mengembangkan
keilmuwan melalui perspektif dan pendekatan filsafat.
20

Jadi, filsafat pancasila tidak hanya mengabstrasikan


“Apa” hakikat pancasila dan menjawab “Apa” esensi
kenyataan serta “Mengapa” kenyataan itu terjadi,
tetapi juga “Bagaimana” mengubah kenyataan itu
dan “Kemana” arah kebaikan bagi kenyataan
tersebut. Dengan demikian, filsafat pancasila bukan
hanya bersifat teoritis, menjadi abstraksi yang
bertengger di menara gading dan tidak membumi,
melainkan bersifat praksis, yang senantiasa actual
kontekstual , dan responsive terhadap kenyataan
sejarah, serta mengupayakan perubahan social.
21

1. Andika Mehaga: sila pertama mendasaei sila selanjutnya, , jelaskan


2. Hilvia : mengapa pancasila menjadi system filsafat dan bagaicara
menanamkan pada generasi muda agar menanamkan pancasila sebagai
system filsafat?
3. Nafisah : komparabilitas pancasila. Apa kelebiham dan kekurangan
pancasila dari filsafat yang lain?
4. Syahri : masa reformasi permasalahan pancasila kompleks. Apakah
masa reformasi benar apabila masalahnya lebih kompleks. Jelaskan
tentang masalah intoleransi dalam hal warna kulit, contohnya.
Apabila atheis apakah tidak mengamalkan pancasila sila ke -1 ?
5. 5. rahma : monument pancasila, apakah itu bukti dari pancasila itu
sebagai filsafat? Apa ada bukti lainnya?
6. Patrick : dari setiasp ide, apakah ide itu masuk dalam sila pancasila?
Apabila masuk berikan contohnya?

Anda mungkin juga menyukai