Anda di halaman 1dari 9

3. a. pengertian geopolitik?

GEOPOLITIK berasal dari dua kata, yaitu “geo” dan “politik“. Maka, Membicarakan pengertian
geopolitik, tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik. “Geo”
artinya Bumi/ Planet Bumi. Sedangkan politik, selalu berhubungan
dengan kekuasaan atau pemerintahan. Dari beberapa pengertian di atas, pengertian geopolitik
dapat lebih disederhanakan lagi. Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-
masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada percaturan politik
internasional. Di indonesia, geopolitik juga disebut dengan wawasan nusantara.
b. Apa dasar,fungsi dan tujuan dari geopolitik (wawasan nusantara)?
- Pandangan geopolitik berlandaskan pada pemikiran kewilayahan dan kehidupan
bangsa Indonesia. Wawasan nusantara mempunyai latar belakang, kedudukan, fungsi,
dan tujuan filosofis sebagai dasar pengembangan wawasan nasional Indonesia.
- Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-
rambu dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi
penyelenggaraan negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-Tujuan Wawasan Nusantara
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu

 Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa


tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi
dan keadilan sosial".
 Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik
alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia
adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk
menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta
martabat manusia di seluruh dunia.

4. a. Pengertian konstitusi?

=> Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Constitution”, dan berasal dari bahasa
Belanda “constitutie”. Dalam bahasa latin (contitutio,constituere), sedangkan dalam bahasa
Prancis yaitu “constiture”. Dalam bahasa Jerman yaitu “vertassung, konstitution”, sedangkan
dalam ketatanegaraan RI diartikan sama dengan Undang – undang dasar. Konstitusi / UUD
dapat diartikan peraturan dasar yang memuat ketentuan – ketentuan pokok dan menjadi satu
sumber perundang- undangan. Konstitusi adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara suatu pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyarakat Negara.
b. perbedaan konstitusi dan UUD
=> PERBEDAANNYA

UUD adalah peraturan yang menjadi dasar seluruh peraturan ,konstitusi, atau  Perundang-
undangan disebuah negara, Tidak sah sebuah konstitusi tanpa mengacu pada UUD.sedangkan
KONSTITUSI adalah Semua ketentuan,peraturan, atau perundang-undangan, termasuk
didalamnya UUD itu sendiri.
Perbedaan antara UUD dan Konstitusi

UUD Konstitusi

Memuat peraturan tertulis saja. Memuat peraturan tertulis dan lisan.

Bersifat dasar dan belum memiliki sanksi Bersifat dasar, belum memiliki sanksi pemaksa
pemaksa atau sanksi pidana bagi atau sanksi pidana bagi penyelenggaraanya,
penyelenggaraanya. timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis.

Mengandung pokok-pokok sebagai berikut: Memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

  Adanya jaminan terhadap HAM dan warganya   Organisasi negara, misalnya pembagian
kekuasaan antar badan legislatif, eksekutif, dan
  Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu yudikatif
negara yang bersifat fundamental
  HAM
  Adanya pembagian dan pembatasan tugas
ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental   Prosedur mengubah UUD

  Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah


sifat tertentu dari UUD

Contoh : UUD NKRI 1945 Contoh : Konstitusi RIS 1949

Hierarki atau tata urutan peraturan perundang-undangan di


Indonesia merujuk ke Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (“UU 12/2011”) yang berbunyi:
 
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
 
Jenis peraturan perundang-undangan selain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011 di atas mencakup
peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa
Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan,
lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan
Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-
Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota,
Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
[1] Peraturan Perundang-undangan ini diakui keberadaannya
dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang
diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.[2] 
 
Yang Berwenang Menetapkan/Mengesahkan Peraturan
Perundang-undangan dan Muatan yang Diatur di Dalamnya
Dan perlu juga diketahui bahwa dari hierarki dan jenis-jenis peraturan
perundang-undangan tersebut, materi muatan mengenai ketentuan
pidana hanya dapat dimuat dalam Undang-undang, Perda Provinsi,
atau Perda Kabupaten/Kota.[18]

PENGERTIAN HAM (HAK ASASI


MANUSIA)
 Hak asasi manusia merupakan seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya
atau keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang harus dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara,
hukum, pemerintah atau setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. Dalam UUD HAM NO.39 tahun 1999
 Hak asasi manusia (HAM),yaitu sebagai  perangkat hak-hak dasar manusia yang
tidak boleh  dapat dipisahkan oleh dari keberadaanya  sebagai manusia. Maka dari itu,
martabat manusia adalah sumber dari semua HAM. Martabat  manusia  akan dapat
berkembang  jika hak tersebut paling dasar yakni kemerdekaan dan persamaan dapat
dikembangkan. UDHR (Universal Declaration of Human Rights)
 HAM merupakan hak yang bersifat mendasar. Hak ini yang telah dimiliki setiap
manusia dengan didasarkan pada kodratnya yang tidak dapat bisa dipisahkan sehingga
HAM bersifat suci. Prof. Koentjoro Poerbopranoto
 Dapat dipersingkat HAM adalah hak yang sudah telah melekat pada diri manusia
sejak lahir yang bersifat permanen yang harus dihormati, dihargai, dijaga atau dilindungi
oleh setiap manusia.

Tujuan HAM :
 Melindungi orang dari kekerasan atau sewenang-wenang
 Mengembangkan rasa saling menghargai antar manusia.
 Mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran atau tanggung jawab untuk
menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar.

nilai utama yang terkandung dalam HAM adalah:

kebebasan: yaitu bebas menentukan pilihan sebatas tidak melanggar hak orang lain

kemerdekaan: yaitu merdeka sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sederajat, merdeka untuk
memilih, dipilih, berpendapat

perlindungan: mendapatkan perlindungan sesuai dengan haknya sebagai warga dan mendapat
keadilan di mata hukum.

Komnas HAM mencatat setidaknya ada tiga jenis


pelanggaran HAM yang belum tergarap pada masa Jokowi
hingga 4 tahun ia menjabat. Berikut ini rinciannya.

1. Penuntasan HAM berat masa lalu


Jokowi pernah berjanji untuk menuntaskan kasus
pelanggaran berat HAM masa lalu pada masa awal ia
menjabat. Kasus itu di antaranya peristiwa penembak
misterius atau Petrus yang terjadi pada 1982 hingga 1985.
Selanjutnya, peristiwa penghilangan aktivis pada pangkal
masa Orde Baru tahun 1997-1998. Ada lagi Trisakti, Semanggi
I, Semanggi II, Talangsari, dan kerusuhan Mei 1998.

Selanjutnya, peristiwa Wasior Wamena pada 2002-2003.


Terakhir, Komnas HAM menambah tiga berkas pelanggaran
HAM berat dari Aceh, yaitu kasus jambu kepok, kasus
Simpang KKA, dan kasus rumah gedong. Kasus-kasus ini
mandek di level Kejaksaan Agung.
ADVERTISEMENT

Komnas HAM memandang ketidakjelasan penyelesaian


kasus-kasus pelanggaran HAM berat ini adalah bentuk
pengingkaran atas keadilan.

2. Konflik sumber daya alam dan agraria


Kasus pelanggaran HAM yang berkaitan dengan masalah SDA
dan agraria dinilai mencuat pada era Jokowi. Kasus ini
muncul berbarengan dengan adanya pembangunan
infrastruktur yang gencar.

Banyak laporan masuk dari masyarakat terkait sengketa


lahan imbas dari pembangunan stasiun kereta api, bandara,
waduk, dan lain-lain. Masyarakat juga acap berkonflik dengan
TNI dan Polisi.

Salah satu yang tak ujung kelar adalah pembangunan Bandar


Udara (Bandara) Internasion

al Yogyakarta di Kulonprogo. Menurut Komnas HAM, tidak


terjadi kesepakatan antara masyarakat dan PT Angkasa Pura
I serta PP KSO sebagai pemenang lelang proyek
pembangunan fisik bandara.

Baca: KontraS: Isu HAM Jokowi-JK Dikalahkan Ambisi Genjot


Infrastruktur

Menurut catatan Komnas HAM, ada 68 keluarga yang


menolak pembangunan bandara di Kulon Progo. Selain itu,
masih ada 138 keluarga yang belum mengambil konsinyasi.
Adapun di sekitar lahan bandara, 18 keluarga bertahan
tinggal dengan membangun tenda-tenda di sekitar proyek
pembangunan. Di tenda itu, terdapat anggota keluarga yang
masih berusia kanak-kanak.
Alih-alih memperoleh jalan terang, keluhan masyarakat ini,
menurut Komnas HAM, malah tak ditanggapi baik oleh PT
Angkasa Pura I. AP I tidak melakukan pendekatan yang
responsif untuk menyelesaikan sengketa. AP I disebut hanya
mengatakan proyek kelar April seperti yang diperintahkan
Jokowi.

3. Kasus pelanggaran HAM intoleransi


Intoleransi dan kebebasan berekspresi juga mencuat era
Jokowi. Dalam 4 tahun pemerintahan Jokowi, terdapat
catatan penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah

di Lombok Timur. Penyerangan Ahmadiyah ini terjadi pada 19-


20 Mei 2018.

ADVERTISEMENT

Akibat penyerangan, 24 orang yang masuk golongan


Ahmadiyah di Desa Gereneng mengungsi. Sebab, rumah
mereka rusak setelah sejumlah orang merusak rumah
mereka. Penyerangak terhadap Ahmadiyah ini bukan yang
pertama kali di Indonesia. Namun, belum juga ada
penyelesaian kasus.

Anda mungkin juga menyukai