Anda di halaman 1dari 23

Hukum

Persaingan
Usaha
HELLO!
Nadira Salsabilla (185020200111032)
Rosita Wandari (185020200111049)
Annisa’ Imtinan (185020200111069)
Deva Ayu P (185020201111020)
Novriska Safitri (185020201111026)

2
Pengertian Hukum
Persaingan Usaha

Hukum persaingan usaha merupakan
hukum yang mengatur segala sesuatu yang
berkaitan dengan persaingan usaha.
Hukum persaingan usaha adalah
seperangkat aturan hukum yang mengatur
mengenai segala aspek berkaitan dengan
persaingan usaha, yang melingkupi hal-hal
yang boleh dan tidak boleh dilakukan
dalam kompetisi sebuah usaha atau bisnis.

4
Dasar Hukum Persaingan Usaha
▪ Pasal 33 Undang-Undang Dasar Tahun 1945,
yang mengamanatkan tidak pada tempatnya
adanya monopoli yang merugikan masyarakat
dan persaingan usaha yang tidak sehat.
▪ UU No. 5 Tahun 1999 tentang Praktik Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang
diundangkan dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 No. 33
5
Ruang Lingkup Hukum Persaingan
Usaha
a. Perjanjian yang dilarang Dalam UU No. 5 Tahun 1999
1. Perjanjian Oligopoli
Pasal 4 UU No. 5 Tahun 1999
2. Perjanjian Penetapan Harga
UU No. 5 Tahun 1999
3. Pemboikotan
Pasal 10 Ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999
4. Kartel
Pasal 11 UU No. 5 tahun 1999
5. Trust
Pasal 12 UU No. 5 Tahun 1999
6
6. Oligopsoni
Pasal 13 Ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999

7. Integrasi Vertikal
UU No. 5 Tahun 1999

8. Perjanjian tertutup
adalah persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa
hanya memasok atau tidak memasok kembali barang dan atau jasa
tersebut kepada pihak tertentu dan atau pada tempat tertentu.

9. Perjanjian Dengan Pihak Luar Negeri


UU No. 5 Tahun 1999

7
b. Kegiatan yang Dilarang Dalam UU No. 5 Tahun 1999
1. Monopoli
UU No. 5 Tahun 1999 Pasal 17
2. Monopsoni
Pasal 18 UU No. 5 Tahun 1999
3. Penguasaan pasar
adalah penolakan atau penghalangan pengusaha tertentu untuk melakukan kegiatan
usaha yang sama pada pasar bersangkutan
4. Persekongkolan
adalah menentukan pemenang tender untuk mendapatkan informasi kegiatan usaha
pesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan
8
c. Posisi Dominan
Posisi yang ditempati oleh perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar.

Posisi dominan bisa timbul melalui hal-hal berikut ini:


1. Jabatan Rangkap
Seseorang yang menduduki jabatan sebagai direksi atau komisaris dari suatu perusahaan
pada waktu yang bersamaan dilarang merangkap menjadi direksi atau komisaris pada
perusahaan lain

2. Pemilikan Saham
Pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada beberapa perusahaan sejenis yang
melakukan kegiatan usaha dalam bidang yang sama

3. Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan


Pasal 28 UU No. 5 Tahun 1999
Pasal 29 UU No. 5 Tahun 1999

9
Komisi Pengawas
Persaingan Usaha
1. Tugas Komisi pengawas Persaingan Usaha
a. Melakukan penilaian terhadap perjanajian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat;
b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan tindakan pelaku usaha yang dilarang;
c. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalah gunaan posisi dominan
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat;

d. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan


dengan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat;
e. Menyusun pedoman dan publikasi yang berkaitan dengan UU No. 5 Tahun 2010;
f. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja komisi kepada Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).

11
KPPU Berwenang menjatuhkan sanksi tindakan administratif, berupa:

a. Penetapan pembatalan perjanjian;


b. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal;
c. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yang terbukti
menimbulkan praktek monopoli dan/atau menyebabkan persaingan usaha
tidak sehat dan/atau merugikan masyarakat;
d. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan penyalahgunaan posisi
dominan;
e. Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan usaha dan
pengambilalihan saham;
f. Penetapan pembayaran ganti rugi;
g. Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1.000.000.000,00 dan setinggi-
tingginya Rp 25.000.000.000,00.

(Pasal 47 UU No.5/1999)
Proses Hukum di KPPU
 Laporan
 Pemeriksaan pendahuluan
 Pemeriksaan lanjutan
 Putusan
 Pasca putusan

13
2. Tata Cara Penanganan Perkara di Komisi Pengawas Persaingan Usaha

a. Pemeriksanan atas Laporan

Pemeriksaan atas laporan adalah pemeriksaan yang dilakukan karena adanya laporan dari
pelaku usaha yang merasa dirugikan ataupun dari masyarakat/konsumen.

b. Pemeriksaan Atas Dasar Inisiatif KPPU

Pemeriksaan atas dasar inisiatif KPPU adalah pemeriksaan yang didasarkan atas adanya
dugaan atau indikasi pelanggaran terhadap UU No. 5 Tahun 1999.
Adapun jenis pemeriksaan oleh KPPU adalah sebagi berikut:
▪ Tahap Pemeriksan Pendahuluan
▪ Tahap pemeriksaan lanjutan
▪ Tahapan Eksekusi Putusan Komisi

14
Sumber Perkara
 Laporan:
1. Setiap orang yg mengetahui terjadinya dugaan pelanggaran terhadap UU {Pasal 38 ayat (1) UU
No.5/1999}
2. Pihak yang dirugikan {Pasal 38 ayat (2) UU No.5/1999}
 Inisiatif KPPU {Pasal 40 ayat (1) UU No.5/1999}

15
Pemeriksaan Pendahuluan:
 Jangka waktu 30 hari {Pasal 39 ayat (1) UU No.5/1999}
 Untuk menetapkan perlu atau tidaknya dilakukan pemeriksaan lanjutan {Pasal 39 ayat (1)
UU No.5/1999}

16
Pemeriksaan Lanjutan:
 Jangka waktu 60 hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 hari {Pasal 43 ayat (1) dan (2)
UU No.5/1999}

 KPPU wajib melakukan pemeriksaan terhadap pelaku usaha yg dilaporkan {Pasal 39 ayat (2)
UU No.5/1999}

 KPPU wajib menjaga kerahasian informasi yg diperoleh dari pelaku usaha yg dikatagorikan
rahasia perusahaan {Pasal 39 ayat (3) UU No.5/1999}

 KPPU dapat mendengarkan keterangan saksi, saksi ahli atau pihak lain {Pasal 39 ayat (4)
UU No.5/1999}

17
 Pelaku usaha dan atau pihak lain yg diperiksa wajib menyerahkan alat bukti yg diperlukan
dalam penyelidikan & pemeriksaan {Pasal 41 ayat (1) UU No.5/1999}

 Pelaku usaha dilarang menolak diperiksa, memberikan informasi atau menghambat proses
pemeriksaan {Pasal 41 ayat (2) UU No.5/1999}

 KPPU dapat menyerahkan kepada penyidik untuk dilakukan penyidikan sesuai dgn
ketentuan yg berlaku apabila pelaku usaha melanggar ketentuan di atas {Pasal 41 ayat (3)
UU No.5/1999}

Pemeriksaan lanjutan:
 Alat bukti pemeriksaan KPPU berupa:
 Keterangan saksi
 Keterangan ahli
 Surat dan atau dokumen
 Petunjuk
 Keterangan pelaku usaha
(Pasal 42 UU No.5/1999)
18
19
Putusan:
 Selambat-lambatnya 30 hari terhitung sejak selesainya pemeriksaan lanjutan {Pasal 43 ayat
(3) UU No.5/1999}

 Harus dibacakan dalam suatu sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum dan segera
diberitahukan kepada pelaku usaha {Pasal 43 ayat (4) UU No.5/1999}

Pasca Putusan:
 Pelaku usaha menerima dan melaksanakan putusan {Pasal 44 ayat (1) UU No.5/1999}

 Pelaku usaha tidak menerima dan mengajukan keberatan ke PN {pasal 44 ayat (2) UU
No.5/1999}

 Pelaku usaha tidak menerima dan tidak juga mengajukan keberatan ke PN maka KPPU
menyerahkan putusan kepada Penyidik untuk melakukan penyidikan {pasal 44 ayat (4) UU
No.5/1999}
20
2. Tata Cara Penanganan Perkara di Komisi Pengawas Persaingan Usaha

c. Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha


Kewenangan KPPU yang mirip dengan kewenangan badan penyidik, badan
penuntut, bahkan badan pemutus, tetapi itu semua hanya dalam rangka
menjatuhkan hukuman administrasi saja karena KPPU bukanlah suatu
Polisi Khusus, atau Badan Penyelidik Sipil. Akan tetapi, putusan KPPU
mempunyai kekuatan eksekutorial, yakni keputusan yang sederajat dengan
hakim. Putusan KPPU dapat langsung dimantakan penetapan eksekusi pada
Pengadilan Negeri yang berwenang tanpa harus beracara sekali lagi di
pengadilan tersebut.

21
TERIMAKA
SIH
22
Umul : kegiatan yang dilarang (monopoli) missal pln dan pertamina
melanggar hk persaingan usaha?
Nova : persaingan 2 toko apakah itu disebut persaingan usaha?
Rizaldy : apakah bulog memonopoli pasar? Dan mengapa kalau benar
monopoli dia berikan hak
Zulvan : kenapa di Indonesia masih ada praktik monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat? Sedangkan sudah ada peraturannya
Yudin ; syarat agar akuisisi dianggap legal
Deko : apabila 2 perusahaan yg bergabung melakukan Perjanjian
Penetapan Harga apakah hal tsb termasuk pelanggaran?
Nisa : jika perusahaan menguasai pemasok untuk kesejahteraan
konsumen apakah diperbolehkan?
Mughni : apakah setiap perjanjian eksklusif termasuk pelanggaran
persaingan usaha
23

Anda mungkin juga menyukai