Anda di halaman 1dari 141

Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 1

FILSAFAT
PANCASILA

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

A. pMenjelaskan Konsep Filsafat.


B. Menjelaskan Konsep Filsafat Pancasila.
C. Menjelaskan dasar Filsafat Pancasila
D. Menjelaskan Prinsip Filsafat Pancasila
E. Menjelaskan ciri-ciri berpikir Filsafat.
F. Menjelaskan Kriteria dan ciri khas filsafat Pancasila

Pokok Bahasan :

Filsafat Pancasila

Sub Pokok Bahasan :

A. Konsep Filsafat
B. Konsep Filsafat Pancasila
C. Dasar Filsafat Pancasila
D. Prinsip Filsafat Pancasila
E. Ciri-ciri berpikir Filsafat
F. Kriteria dan ciri khas filsafat Pancasila

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 1


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

FILSAFAT PANCASILA

A. Konsep Filsafat

Filsafat menurut J. Greet adalah ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip
mencari sebab-mushababnya yang terdalam. Secara sederhana filsafat dapat diartikan
sebagai kebenaran yang sejati. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai filsafat pancasila
akan dibahas di bawah ini.

B. Konsep Filsafat Pancasila

Pengertian Filsafat Pancasila menurut Ruslan Abdul gani, Pancasila adalah filsafat
negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia.
Mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat, hal itu karena pancasila merupakan hasil
perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian
dituangkan dalam suatu sistem yang tepat. Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila ini
memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.

Secara ontologi, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakikat dasar sila-sila pancasila. Menurut Notonagoro, hakikat dasar antologi
pancasila adalah manusia, karena manusia ini yang merupakan subjek hukum pokok sila-sila
pancasila.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki susunan lima sila
yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai sifat dasar kesatuan yang
mutlak, yang berupa sifat kodrat monodualis yaitu sebagai makhluk individu sekaligus juga
sebagai makhluk sosial, serta kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri
dan sekaligus juga sebagai makhluk Tuhan. Konsekuensi pancasila dijadikan dasar negara
Indonesia adalah segala aspek dalam penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai
pancasila yang merupakan kodrat manusia yang monodualis tersebut.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 2


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Kajian epistemologi filsafat pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari
hakikat pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan adanya karena
epistemologi merupakan bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan (ilmu
tentang ilmu). Kajian epistemologi pancasila ini tidak bisa dipisahkan dengan dasar
antologinya. Oleh karena itu, dasar epistemologis pancasila sangat berkaitan dengan konsep
dasarnya tentang hakikat manusia. Sebagai suatu paham epistemologi, pancasila
mendasarkan pandangannya bahwa imu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai
karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius
dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu pancasila secara epistemologis harus menjadi dasar moralitas bangsa dalam
membangun perkembangan sains dan teknologi pada saat ini.

Kajian Aksiologi filsafat pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis
atau manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila. Hal ini disebabkan karena sila-sila
pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai
dasar yang terkandung di dalam pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang
utuh. Aksiologi pancasila ini mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai
pancasila.

Secara aksiologi, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai pancasila.


Sebagai pendukung nilai, bangsa Indonesia itulah yang mengakui, menghargai, menerima
pancasila sebagai sesuatu yang bernilai. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan pancasila
sebagai sesuatu yang bernilai itu akan tampak menggejala dalam dalam sikap, tingkah laku
dan perbuatan bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna
bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus
didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, pesatuan, kerakyatan dan yang terakhir
keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan ini bertolak dari pandangan bahwa negara
merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, di mana
merupakan masyarakat hukum.

Sumber pengertian Filsafat Pancasila menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah


filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa
Indonesia. Mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat, hal itu karena pancasila merupakan

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 3


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang
kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat.

Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan


pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.Secara ontologi, kajian pancasila sebagai
filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila pancasila.
Menurut Notonagoro, hakikat dasar antologi pancasila adalah manusia, karena manusia ini
yang merupakan subjek hukum pokok sila-sila pancasila.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki susunan lima sila
yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai sifat dasar kesatuan yang
mutlak, yang berupa sifat kodrat monodualis yaitu sebagai makhluk individu sekaligus juga
sebagai makhluk sosial, serta kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri
dan sekaligus juga sebagai makhluk Tuhan. Konsekuensi pancasila dijadikan dasar negara
Indonesia adalah segala aspek dalam penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai
pancasila yang merupakan kodrat manusia yang monodualis tersebut.

Kajian epistemologi filsafat pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari


hakikat pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan adanya karena
epistemologi merupakan bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan (ilmu
tentang ilmu). Kajian epistemologi pancasila ini tidak bisa dipisahkan dengan dasar
antologinya. Oleh karena itu, dasar epistemologis pancasila sangat berkaitan dengan konsep
dasarnya tentang hakikat manusia Sebagai suatu paham epistemologi, pancasila
mendasarkan pandangannya bahwa imu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai
karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius
dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu pancasila secara epistemologis harus menjadi dasar moralitas bangsa dalam
membangun perkembangan sains dan teknologi pada saat ini.

Kajian Aksiologi filsafat pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis
atau manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila. Hal ini disebabkan karena sila-sila
pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai
dasar yang terkandung di dalam pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang
utuh. Aksiologi pancasila ini mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai
pancasila.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 4


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Secara aksiologi, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai pancasila.
Sebagai pendukung nilai, bangsa Indonesia itulah yang mengakui, menghargai, menerima
pancasila sebagai sesuatu yang bernilai. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan pancasila
sebagai sesuatu yang bernilai itu akan tampak menggejala dalam dalam sikap, tingkah laku
dan perbuatan bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna
bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus
didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, pesatuan, kerakyatan dan yang terakhir
keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan ini bertolak dari pandangan bahwa negara
merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, di mana
merupakan masyarakat hukum.

C. Dasar Filsafat Pancasila

Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya


dilandasi oleh filsafat atau ideology pancasila. Fundamen Negara ini harus tetap kuat dan
kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideology berarti
mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan Negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat
atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.

Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai


Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.

b. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila adalah dasar negara


(filsafat negara) RI.

c. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan
budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain
(Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi system filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila
adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.

d. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat
Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan
secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan
filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 5


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
D. Prinsip Filsafat Pancasila

Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Filsafat Pancasila Konsep dasar religiositas,


humanitas, nasionalitas, sovereinitas dan sosialitas tersebut kemudian terjabar menjadi
prinsip berupa lima sila yang diacu oleh bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Oleh Bung Karno sila-sila Pancasila itu disebut the five principles
of Pancasila.

Prinsip adalah gagasan dasar, berupa aksioma atau proposisi awal yang memiliki
makna khusus, mengandung kebenaran berupa doktrin dan asumsi yang dijadikan landasan
dalam menentukan sikap dan tingkah laku manusia. Prinsip dijadikan acuan dan dijadikan
dasar menentukan pola pikir dan pola tindak sehingga mewarnai tingkah laku pendukung
prinsip dimaksud. Sila-sila Pancasila itulah prinsip-prinsip Pancasila. Berikut disampaikan
prinsip-prinsip filsafat Pancasila dan penjabarannya. Ketuhanan Yang Maha Esa Dari konsep
religiositas terjabar menjadi :

1. prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa yang berisi ketentuan sebagai berikut:
a) Pengakuan adanya berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
Setiap individu bebas memeluk agama dan kepercayaannya, Tidak memaksakan suatu
agama atau kepercayaan kepada pihak lain, Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, Saling hormat-
menghormati antar pemeluk agama dan kepercayaan, Saling menghargai terhadap
keyakinan yang dianut oleh pihak lain, Beribadat sesuai dengan keyakinan agama yang
dipeluknya, tanpa mengganggu kebebasan beribadat bagi pemeluk keyakinan lain,
Dalam melaksanakan peribadatan tidak mengganggu ketenangan dan ketertiban umum.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab Dari konsep humanitas berkembang menjadi prinsip
kemanusiaan yang adil dan beradab dengan ketentuan-ketentaun sebagai berikut:
Hormati disposisi/kemampuan dasar manusia sebagai karunia Tuhan dengan
mendudukkan manusia sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya, Hormatilah
kebebasan manusia dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat, Hormatilah sifat
pluralistik bangsa dengan cara: Kembangkan sikap inklusif, yang bermakna bahwa dalam
berhubungan dengan pihak lain tidak bersikap menangnya sendiri, bahwa pendapatnya
tidak mesti yang paling benar dan tidak meremehkan pendapat pihak lain. Jangan
bersifat sektarian dan eksklusif yang terlalu membanggakan kelompoknya sendiri dan
tidak memperhitungkan kelompok lain. Sebagai akibat berkembang sikap curiga,
cemburu dan berlangsung persaingan yang kurang sehat. Hindari sifat formalistik yang

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 6


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
hanya menunjukkan perilaku semu. Sikap pluralistik dilandasi oleh sikap saling percaya
mempercayai dan saling hormat menghormati. Bahkan harus didasari oleh rasa kasih
sayang sehingga dapat mempersatukan keanekaragaman dalam kerukunan. Usahakan
sikap dan tindakan konvergen bukan divergen. Sikap pluralistik mencari common
denominator atau de grootste gemene deeler dan de kleinste gemene veelvoud dari
keanekaragaman sebagai common platform dalam bersikap dan bertingkah laku
bersama. Tidak bersifat ekspansif, sehingga lebih mementingkan kualitas dari pada
kuantitas. Bersikap toleran, memahami pihak lain serta menghormati dan menghargai
pandangan pihak lain. Tidak menyentuh hal-hal yang bersifat sensitif pada pihak lain.
Bersikap akomodatif dilandasi oleh kedewasaan dan pengendalian diri secara prima.
Hindari sikap ekstremitas dan mengembangkan sikap moderat, berimbang dan
proporsional.
c) Persatuan Indonesia Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam prinsip Persatuan
Indonesia adalah: Bangga pada negara-bangsanya atas kondisi yang terdapat pada
negara-bangsanya serta prestasi-prestasi yang dihasilkan oleh warganegaranya. Cinta
pada negara-bangsanya serta rela berkorban demi negara-bangsanya.
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan berisi keten-tuan sebagai berikut: Dalam mengambil keputusan bersama
diutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat. Win win solution dijadikan acuan
dalam mencari kesepakatan bersama. Dengan cara ini tidak ada yang merasa
dimenangkan dan dikalahkan. Dalam mencari kesepakatan bersama tidak semata-mata
berdasarkan pada suara terbanyak, tetapi harus berlandasan pada tujuan yang ingin
diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap
keputusan bersama harus mengandung substansi yang mengarah pada terwujudnya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia serta terwujud dan kokohnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Tidak menerapkan prinsip tirani minoritas dan
hegemoni/dominasi mayoritas. Segala pemangku kepentingan atau stakeholders dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dilibatkan dalam penetapan kebijakan bersama
sesuai dengan peran, kedudukan dan fungsi masing-masing. Mengacu pada prinsip
politiek-economische demokratie (Bung Karno), bahwa demokrasi harus mengantar
rakyat Indonesia menuju keadilan dan kemakmuran, sociale rechtvaar-digheid.
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berisi ketentuan sebagai berikut:
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan; Cabang-
cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasasi hajat hidup orang

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 7


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
banyak dikuasai oleh negara; Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat. Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara; Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan serta
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Setiap orang
berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja.

E. Ciri – ciri Berpikir filsafat

Berfilsafat termasuk dalam berfikir namun berfilsafat tidak identik dengan berfikir.
Sehingga, tidak semua orang yang berfikir itu mesti berfilsafat, dan bisa dipastikan bahwa semua
orang yang berfilsafat itu pasti berfikir. Seorang siswa yang berfikir bagaimana agar bisa lulus
dalam Ujian Akhir Nasional, maka siswa ini tidaklah sedang berfilsafat atau berfikir secara
kefilsafatan melainkan berfikir biasa yang jawabannya tidak memerlukan pemikiran yang
mendalam dan menyeluruh.

Oleh karena itu ada beberapa ciri berfikir secara kefilsafatan.

a. Berfikir secara radikal. Artinya berfikir sampai ke akar-akarnya. Radikal berasal dari kata
Yunani radix yang berarti akar. Maksud dari berfikir sampai ke akar-akarnya adalah berfikir
sampai pada hakikat, esensi atau sampai pada substansi yang dipikirkan. Manusia yang
berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk dapat menangkap pengetahuan hakiki, yaitu
pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan indrawi.
b. Berfikir secara universal atau umum. Berfikir secara umum adalah berfikir tentang hal-hal
serta suatu proses yang bersifat umum. Jalan yang dituju oleh seorang filsuf adalah
keumuman yang diperoleh dari hal-hal yang bersifat khusus yang ada dalam kenyataan.
c. Berfikir secara konseptual. Yaitu mengenai hasil generalisasi dan abstraksi dari pengalaman
tentang hal-hal serta proses-proses individual. Berfikir secara kefilsafatan tidak
bersangkutan dengan pemikiran terhadap perbuatan-perbuatanbebas yang dilakukan oleh
orang-orang tertentu sebagaimana yang biasa dipelajari oleh seorang psikolog, melainkan
bersangkutan dengan pemikiran “apakah kebebasan itu”?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 8


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
d. Berfikir secara koheren dan konsisten. Artinya, berfikir sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir
dan tidak mengandung kontradiksi atau dapat pula diartikan dengan berfikir secara runtut.
e. Berfikir secara sistematik. Dalam mengemukakan jawaban terhadap suatu masalah, para
filsuf memakai pendapat-pendapat sebagai wujud dari proses befilsafat. Pendapat-pendapat
itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung maksud dan tujuan tertentu.
f. Berfikir secara komprehensif (menyeluruh). Berfikir secara filsafat berusaha untuk
menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
g. Berfikir secara bebas. Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun
religius. Berfikir dengan bebas itu bukan berarti sembarangan, sesuka hati, atau anarkhi,
sebaliknya bahwa berfikir bebas adalah berfikir secara terikat . akan tetapi ikatan itu berasal
dari dalam, dari kaidah-kaidah, dari disiplin fikiran itu sendiri. Dengan demikian pikiran dari
luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat.
h. Berfikir atau pemikiran yang bertanggungjawab. Pertanggungjawaban yang pertama adalah
terhadap hati nuraninya sendiri. Seorang filsuf seolah-olah mendapat panggilan untuk
membiarkan pikirannya menjelajahi kenyataan. Namun, fase berikutnya adalah bagaimana
ia merumuskan pikiran-pikirannya itu agar dapat dikomunikasikan pada orang lain serta
dipertanggungjawabkan.

F. Kriteria dan ciri khas filsafat Pancasila

Ciri-ciri filsafat yaitu menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Ciri berfilsafat, yaitu:

1) Menyeluruh; artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan tidak hanya
ditinjau dari satu sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui
hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu lainnya, hubungan ilmu dengan moral,
seni, dan tujuan hidup.

2) Mendasar; artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau
esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap nilai
dan keilmuan. Filsafat tidak hanya berhenti pada kulit-kulitnya (periferis) saja, tetapi sampai
menembus ke kedalamannya (hakikat)

3) Spekulatif; artinya hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi pemikiran
selanjutnya. Hasil pemikiran berfilsafat selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menelusuri
bidang-bidang pengetahuan yang baru. Namun demikian tidaklah berarti hasil pemikiran
kefilsafatan tersebut meragukan kebenarannya, karena tidak pernah ketuntasan.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 9


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Ciri-ciri berpikir secara kefilsafatan menurut Ali Mudhofir adalah sebagai berikut:

a) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara radikal. Radikal berasal dari bahasa
Yunani, Radix artinya akar. Berpikir secara radikal adalah berpikir sampai ke akar-akarnya,
berpikir sampai kepada hakikat, esensi atau sampai ke substansi yang dipikirkan. Manusia
yang berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk menangkap pengetahuan hakiki, yaitu
pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan indrawi.

b) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara universal (umum). Berpikir secara universal
adalah berpikir tentang hal-hal serta proses-proses yang bersifat umum, dalam arti tidak
memikirkan hal-hal yang parsial. Filsafat bersangkutan dengan pengalaman umum dari umat
manusia. Dengan jalan penelusuran yang radikal itu filsafat berusaha sampai pada berbagai
kesimpulan yang universal (umum)

c) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual. Konsep di sini adalah hasil
generalisasi dari pengalaman tentang ha-hal serta proses-proses individual. Dengan ciri yang
konseptual ini, berpikir secara kefilsafatan melampaui batas pengalaman hidup sehari-hari.

d) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara koheren dan konsisten. Koheren artinya sesuai
dengan kaidah-kaidah berpikir (logis). Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.

e) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara sistematik. Sistematik berasala dari kata sistem.
Sisten di sini adalah kebulatan dari sejumlah unsur yang saling berhubungan menurut tata
pengaturan untuk mencapai sesuatu maksud atau menunaikan sesuatu peranan t5ertentu.
Dalam mengemukakan jawaban terhadap sesuatu masalah. Pendapat-pendapat yang
merupakan uraian kefilsafatan harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung
adanya maksud atau tujuan tertentu.

f) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara komperehensif. Konperehensif adalah mencakup


secara menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan. Berpikir secara kefilsafatan berusaaha untuk
menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.

g) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara bebas. Sampai batas-batas yang luas makasetiap
filsafat boleh dikatakan merupakan suatu hasil dari pemikiran yang bebas. Bebas dari segala
prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius.

h) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan dengan pemikiran yang bertanggungjawab. Seseorang


yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sambil bertanggungjawab. Pertanggungjawaban
yang pertama adalah terhadap hati nuraninya sendiri. Di sini tampaklah hubungan antara
D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 10
Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
kebebasan berpikir dalam filsafat dengan etika yang melandasinya. Fase berikutnya adalah
cara bagaimana ia merumuskan berbagai pemikirannya agar dapat dikomunikasikan pada
orang lain.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 11


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

RANGKUMAN

Filsafat menurut J. Greet adalah ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip
mencari sebab-mushababnya yang terdalam. Secara sederhana filsafat dapat diartikan
sebagai kebenaran yang sejati. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai filsafat pancasila
akan dibahas di bawah ini.

Pengertian Filsafat Pancasila menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah filsafat


negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia.
Mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat, hal itu karena pancasila merupakan hasil
perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian
dituangkan dalam suatu sistem yang tepat. Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila ini
memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.

Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya


dilandasi oleh filsafat atau ideology pancasila. Fundamen Negara ini harus tetap kuat dan
kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideology berarti
mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan Negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat
atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.

Berfilsafat termasuk dalam berfikir namun berfilsafat tidak identik dengan berfikir.
Sehingga, tidak semua orang yang berfikir itu mesti berfilsafat, dan bisa dipastikan bahwa
semua orang yang berfilsafat itu pasti berfikir. Seorang siswa yang berfikir bagaimana agar
bisa lulus dalam Ujian Akhir Nasional, maka siswa ini tidaklah sedang berfilsafat atau berfikir
secara kefilsafatan melainkan berfikir biasa yang jawabannya tidak memerlukan pemikiran
yang mendalam dan menyeluruh.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 12


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI

1. Jelaskan Konsep Filsafat ?


2. Jelaskan Konsep Filsafat Pancasila ?
3. Jelaskan Dasar Filsafat Pancasila ?
4. Sebutkan prinsip filsafat pancasila ?
5. Sebutkan Ciri-ciri berpikir Filsafat ?
6. Sebutkan criteria dan cirri khas filsafat pancasila ?
7. Jelaskan criteria dan cirri khas filsafat pancasila ?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 13


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 2

PANCASILA SEBAGAI SISTEM


FILSAFAT

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

A. Menjelaskan konsep Pancasila sebagai sistem filsafat.


B. Menjelaskan Fungsi Pancasila sebagai sistem filsafat.
C. Menjelaskan pandangan Pancasila sebagai sistem filsafat.
D. Menjelaskan bukti Pancasila sebagai sistem filsafat.

Pokok Bahasan :

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Sub Pokok Bahasan :

A. Pancasila sebagai sistem filsafat.


B. Fungsi Pancasila sebagai sistem filsafat.
C. Pandangan Pancasila sebagai sistem filsafat.
D. Bukti Pancasila sebagai sistem filsafat.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 14


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. Konsep pancasila sebagai Sistem filsafat

Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari
Bahasa Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta)
atau Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam
bahasa Arab disebut Failasuf. Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran fundamental dan
monumental manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya
kebenaran ini diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup
(filsafat hidup, Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan
dan merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka; yang dapat berbeda antar
ajaran filosof. Karena itulah berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme,
spiritualisme; realisme, dan berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme,
individualisme, liberalisme-kapitalisme; marxisme-komunisme; sosialisme dll.

adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang
bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan beragam
dalam artian BHINEKA TUNGGAL IKA. Esensi seluruh sila-silanya merupakan suatu kasatuan.
Pancasila berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh
Bangsa Indonesia sejak dahulu. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat
sesuatu baik materal konkrit (manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral dan
pandangan hidup). Pancasila mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Pancasila sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga
disebut sebagai Dasar Falsafah Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini
mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan
pemerintahan.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 15


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
2. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai
kaidah Negara yang fundamental atau mendasar, sehingga sifatnya tetap, kuat dan tidak
dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil pemilihan umum.
3. Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional. Dalam ilmu hukum istilah sumber hukum
berarti sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi dapat
diartikan Pancasila sebagai Sumber hukum dasar nasional, yaitu segala aturan hukum yang
berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus bersumber pada Pancasila.
4. Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Pandangan Hidup
bangsa atau Way of Life mengandung makna bahwa semua aktifitas kehidupan bangsa
Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila, karena Pancasila juga
merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa
Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia
sendiri.
5. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir
bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa kepribadian bangsa
Indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.
6. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia. Pada saat bangsa Indonesia bangkit
untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia telah sepakat untuk
menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud pada tanggal 18
Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh bangsa Indonesia.
7. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan tujuan
bersama Bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan
Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan
berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan
dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan
damai.
8. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa. Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah Nusantara
yang terdiri dari berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila dijadikan
Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan Pancasila mempunyai nilai-nilai umum dan universal
sehingga memungkinkan dapat mengakomodir semua perikehidupan yang berbhineka dan
dapat diterima oleh semua pihak.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 16


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
B. Fungsi Pancasila sebagai sistem filsafat
a. Fungsi pancasila sebagai filsafat dalam kehidupan bernegara, harus memberikan jawaban
yang mendasar tentang hakikat kehidupan barnegara.
b. Mampu memberikan serta mencarikan kebenaran yang subtansi tentang hakikat negara,
ide negara serta tujuan negara. Dasar negara kita terdapat lima dasar dimana setiap
silanya berkaitan dengan sila yang lainnya dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan
tidak berbagi atau tidak terpisahkan.
c. Mampu menjadi perangkat serta pemersatu berbagai ilmu yang dikembangkan di
Indonesia. Fungsi dari filsafat akan terlihat jelas apabila dinegara tersebut sudah berjalan
keteraturan kehidupan bernegara.

C. Pandangan Pancasila sebagai sistem filsafat

Pancasila sebagai dasar atau filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945, serta diundangkan dalam Berita Republik Indonesia, no. 7, yang terdiri atas 2
(dua) bagian, yaitu Pembukaan dan Batang Tubuh (Pasal-Pasal). Pada alinea keempat
Pembukaan tercantum rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara meliputi:
a. Basis atau fundamen Negara

b. Tujuan yang menentukan Negara

c. Pedoman yang menentukan cara bagaimana Negara itu meleksanakan fungsi-


fungsinyadalam mencapai tujuan.

Pengetahuan system filsafat perbandingan dengan sisten filsafat lainnya didunia.


Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri dari
lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama
untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Pancasila
sebagai sistem filsafat atau sebagai dasar negara kita merupakan sumber dari segala
sumber hukum yang berlaku di negara kita. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
indonesia dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan bathin dalam masyarakat kita yang beraneka
ragam sifatnya. Filsafat Pancasila adalah filsafat yang mempunyai obyek Pancasila, yaitu
obyek Pancasila yang benar dan sah sebagaimana tercantum didalam pembukaan UUD
1945 alenia ke-4. Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 17


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
dengan cara deduktif dan induktif. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila
serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan
yang komprehensif. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala
itu. Perbandingan Filsafat Pancasila Dengan Sistem Filsafat Lainnya Di DuniaSecara
filosofis, Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang
lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain-
lain paham filsafat di dunia.

1) Dasar Antologis Sila-sila Pancasila Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah
manusia yang memiliki hakikat mutlak, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut
sebagai dasar antropologis. Subjek pokok pendukung sila-sila Pancasila adalah
manusia.

2) Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila Pancasila pada hakikatnya juga merupakan


suatu sistem pengetahuan. Kalau manusia merupakan basis ontologi Pancasila maka
dengan demikian mempunyai implikasi terhadap bangunan epistemologis dari
Pancasila. Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologis, yaitu :
pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran
pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia. Pancasila
mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak
bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta
moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang
mutlak dalam hidup manusia.

3) Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya
nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan
manusia. Menurut Notonegoro, nilai-nilai tersebut dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu :

a) Nilai Material : segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia

b) Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu
aktivitas atau kegiatan.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 18


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
c) Nilai Kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia yang dapat
dibedakan atas empat tingkatan sebagai berikut :

1) Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia.
2) Nilai keindahan/estetis : nilai yang bersumber pada perasaan manusia.
3) Nilai kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur kehendak (will, wollen,karsa)
manusia
4) Nilai religius : nilai kerohanian tertinggi dan bersifat mutlak yang berhubungan
dengan kepercayaan dan keyakinan manusia serta bersumber pada wahyu Tuhan
Yang Maha Esa.

Sedangkan jika dibandingkan dengan filsafat-filsafat lainya yaitu :

1. Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar-benar ada adalah materi. Dengan kata lain Materialisme
merupakan paham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain
materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
2. Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak
adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu
masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham
liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
3. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah
segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada
akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian,
bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana
kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu.
4. Komunisme adalah Paham yang menganut ajaran Karl Marx yang bercita-cita
menghapus hak milik perseorangan dan mengganti hak milik secara bersama
(dikontrol pemerintah).
5. Religiusisme mempunyai pengertian sebagai paham atau keyakinan akan adanya
kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan
manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-
normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak
jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 19


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
6. “Utilitarianisme” berasal dari kata Latin, utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori
ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat tersebut harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
7. Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan
usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan.
8. Kata kapitalisme berasal dari capital yang berarti modal, dengan yang dimaksud modal
adalah alat produksiseperti misal tanah, dan uang. Dan kata isme berarti suatu paham
atau ajaran. Jadi arti kapitalisme itu sendiri adalah suatu ajaran atau paham tentang
modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur dengan uang.
9. Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini
terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa.
a. Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu penjelmaan
pikiran.
b. Untuk menyatakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-
aktivitas pikiran.
c. Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala pisikis seperti pikiran-pikiran, diri,
roh, ide-ide, pikiran mutlak, dan lain sebagainya dan bukan berkenaan dengan
materi.
d. Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk fisik
tidak ada.
e. Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. dunia eksternal tidak
bersifat fisik.

D. Bukti Pancasila sebagai sistem filsafat


1. Pancasila juga sering disebut sabagai dasar filsafat ( falsafah ) Negara yang artinya
Pancasila merupakan untuk mengatur pemerintahan negara / penyelenggaraan negara .
Konsekuensinya , seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, terutama segala
peraturan perundang-undangan, termasuk proses reformasi dlam segala bidang di
jabarkan dari nilai-nilai pancasila .
2. Pancasila merupakan sumber dasarnilai dan norma kaidah hukum negara yang secara
konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta unsur-unsurnya , yaitu
rakyat , wilayah, serta pemerintahan negara yang berdaulat . Sebagai Dasar Negara,
Pancasila merupakan suatu sumber nilai , norma, serta kaidah baik koral maupun

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 20


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
hukum negara, dan menguasai hukum dasar , bik yang tertulis ( UUD) maupun yang
tidak tertulis ( Konvensi Dasar ) maupun yang tidak tertulis ( konvensi Ketatanegaraan ).
3. Pancasila sebagai dasar negara juga mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.
Sebagai sumber hukum dasar nasional Pancasila tercantum dalam pembukaan UUD
1945 , Kemudian di jelmakan atau di jabararkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran
yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945 . Rumusan Pancasila yang terdapat
dalam pembukaan Undang-Undang 1945 alinea IV tersebut menjadi landasan
konstitusional dalam penyelenggaraan negara .
4. Dengan Pancasila sebagai sumber Hukum dasar nasional berarti semua peraturan
perundang-undangan harus bersumber pada pancasila karena Pancasila mengandung
nilai-nilai luhur yang telah disepakati dan dirumuskan secara konstitusional dalam
pembukaan UUD 1945 . Ketentuan yang mengatur pancasila sebagai sumber hukum
dasar nasional ini dicantimkan dalam ketetapan MPR , No. III/MPR/2000 Kedudukan
Pancasila sebagai dasar Negara dapat dirinci sebagai berikut : Pancasila sebagai dasar
negara merupakan sumber hukum dasar Nasional ( Indonesia ) yang dijabarkan lebih
lanjut kedalam 4 pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 21


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

RANGKUMAN

Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari
Bahasa Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta)
atau Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam
bahasa Arab disebut Failasuf.

Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran fundamental dan monumental manusia
untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya kebenaran ini diakui
sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup,
Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan dan
merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka; yang dapat berbeda antar ajaran
filosof. Karena itulah berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme,
spiritualisme; realisme, dan berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme,
individualisme, liberalisme-kapitalisme; marxisme-komunisme; sosialisme dll, adalah lima
sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari nilai-nilai
budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan beragam dalam artian BHINEKA
TUNGGAL IKA. Esensi seluruh sila-silanya merupakan suatu kasatuan. Pancasila berasal dari
kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak
dahulu. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu baik materal konkrit
(manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral dan pandangan hidup).

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 22


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI

1. Jelaskan Pancasila sebagai sistem filsafat ?


2. Sebutkan Fungsi Pancasila sebagai sistem filsafat ?
3. Jelaskan Pandangan Pancasila sebagai sistem filsafat ?
4. Sebutkan Bukti Pancasila sebagai sistem filsafat ?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 23


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 3

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI


BANGSA DAN NEGARA

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian Ideologi.


2. Memahami pengertian Pancasila sebagai ideologi negara.
3. Menjelaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
4. Memahami makna Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara.
5. Memahami Pancasila sebagai ideologi terbuka.

Pokok Bahasan :

Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara

Sub Pokok Bahasan :

1. Menjelaskan pengertian Ideologi.


2. Memahami Pancasila sebagai ideologi negara.
3. Menjelaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
4. Memahami makna Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara.
5. Memahami Pancasila sebagai ideologi terbuka.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 24


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau kelompok
orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain unsur-unsur yang
merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal bahan) Pancasila.

Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para


pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa
dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat
atau mengambil ideologi dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan
ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok
atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa
sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara
komperhensif. Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa
Indonesia.

1. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata “idea” yang artinya gagasan, pengertian kata “logi” yang
artinya pengetahuan. Jadi ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan,
pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian pengertian
dasar. Istilah ideologi pertama kali di kemukakan oleh Destutt de Tracy seorang perancis
pada tahun 1796. Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang
dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang
politik atau sosial atau sosial ekonomi. Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian
ideologi secara fungsional dan ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional di
golongkan menjadi dua tipe yaitu ideologi doktriner dan ideologi yang pragmatis.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 25


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah kumpulan gagasan-
gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut
berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana di kutip oleh Kaelan
mengemukakan, bahwa ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang
menjadi dasar atau yang menjadi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa
yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki
ciri:

a) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
b) Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup,
yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan, kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus
membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu
yang di hayati menjadi sesuatu keyakinan. Semakin mendalam kesadaran ideologis
seseorang maka akan semakin tinggi pula komitmen nya untuk melaksanakannya.

Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam


yang dimilikinya dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan
atau pedoman hidup mereka. Pengertian yang demikian itu juga dapat di kembangkan
untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.

2. Pancasila sebagai ideologi negara

adalah Pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu
teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi
tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Berdasarkan Tap. MPR No.
XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4, ditegaskan bahwa
Pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Pancasila disebut sebagai ideologi negara karena Pancasila telah memenuhi unsur-
unsur keyakinan hidup, tujuan hidup, cara-cara yang dipilih untuk mencapai tujuan hidup,
sehingga Pancasila dapat dikatakan sebagai suatu ideologi. Unsur keyakinan hidup dalam

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 26


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Pancasila tercermin pada sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab dan persatuan Indonesia. Bangsa Indonesia merumuskan tujuan hidupnya dalam
sila kelima, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tujuan hidup yang sangat mulia itu tentunya harus diperjuangkan dengan segala
pengorbanan dengan cara-cara yang efektif . Cara-cara yang digunakan untuk mewujudkan
sila kelima adalah melalui sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Dalam sila inilah tercermin makna demokrasi. Dengan prinsip
demokrasi, tujuan hidup bangsa dan negara akan diupayakan untuk diwujudkan dengan
sebaik-baiknya.

3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Negara bisa diibaratkan dengan sebuah bangunan, tempat bernaungnya para


penghuninya, yakni rakyat. Agar bangunan tersebut kokoh nan kuat, tentu harus memiliki
dasar bangunan yang kuat serta kokoh pula. Sama halnya dengan negara, agar negara bisa
menjadi kuat dan kokoh, haruslah memiliki dasar negara yang kuat. Dasar
negara merupakan cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai oleh negara itu. Cita-cita dan
tujuan didirikannya suatu negara akan dijadikan sebagai pedoman dan arah dalam gerak
langkah penyelenggaraan pemerintah negara.

Para pendiri Bangsa Indonesia telah mengatakan bahwa bangsa Indonesia


memerlukan sebuah dasar bagi penyelenggaraan negara. Dasar negara tersebut biasa
disebut dengan nama Ideologi Negara. Pancasila sebagai pandangan hidup, sering disebut
dengan way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia maupun petunjuk
hidup. Walau ada banyak istilah mengenai pengertian dari pandangan hidup, akan tetapi
pada dasarnya memiliki makna yang sama. Lebih lanjutnya, Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa digunakan untuk petunjuk dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia
baik dari segi sikap maupun setiap perilaku masyarakat Indonesia yang harus dijiwai oleh
nilai-nilai luhur yang terkandung pada Pancasila.

Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri dengan kokoh dan mengetahui dengan
jelas arah, ke mana tujuan yang ingin dicapai sangat memerlukan yang namanya "pandangan
hidup". Tanpa mempunyai pandangan hidup, suatu bangsa akan mudah terombang-ambing

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 27


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
untuk menghadapi berbagai masalah yang timbul, baik persoalan dari masyarakatnya sendiri
maupun persoalan dunia.

Pandangan Hidup adalah sebagai prinsip atau asas yang mendasari berbagai
jawaban mengenai pertanyaan dasar untuk apa seseorang itu hidup. Berdasar dari
pengertian tersebut, maka dalam pandangan hidup bangsa terkandung konsepsi dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung pula dasar pikiran terdalam serta
gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pandangan hidup bagi suatu
negara menjadi hal yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan dan lestarinya bangsa.
Hal ini disadari oleh pendiri bangsa seperti bisa kita buktikan pada pidato Mohammad Yamin
pada sidang BPUPKI yang pertama.

Para pendiri negara dengan dilandasi pemikiran dan semangat kebangsaan tinggi
telah sepakat bahwa dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Mengapa harus Pancasila?
Para pendiri negara memiliki pemikiran bahwa pandangan hidup bangsa harus tepat dengan
ciri khas Bangsa Indonesia, oleh karena itu diambil dari kepribadian bangsa yang tertinggi
dan konsepsi mendasar dari norma bangsa.

Pancasila dianggap oleh pendiri bangsa Indonesia memiliki nilai kehidupan yang
paling baik. Disepakatinya, disetujuinya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia telah melalui serangkaian proses yang panjang serta pemikiran mendalam dan
nantinya dijadikan dasar dan motivasi dalam segala bentuk sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan negara
sebagaimana yang telah tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

4. Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara

Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara Kesatuan


Republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi nasional Indonesia yang
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Sebagai ideologi bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya (cultural bond) yang berkembang secara
alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah
sesuatu yang sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 28


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat
tergantung daya tahan dari ideologi itu.

Kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi
itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah ideologi
memiliki tiga dimensi tersebut:

a. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang mencerminkan
realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu lahir atau
muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita
masyarakat pada awal kelahirannya.
b. Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai
dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan
masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik
kehidupan bersama sehari-hari.
c. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi dalam
mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.
Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan zaman tanpa
menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya.
Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran-tafsiran
terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita-realita baru yang
muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.

Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat dikatakan


sebagai ideologiterbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :

a) Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang


majemuk.
b) Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
c) Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
d) Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan Negara.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 29


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan perlunya aktualisasi
maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisa saja terwujud karena Pancasila itu sendiri
memuat lima prinsip dasar di dalamnya, yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan,
kepribadian dan prestasi. Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi
pembangunan sebuah masyarakat, bangsa dan personal-personal di dalamnya.

Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat lalu
lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut, masyarakat akan
memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main yang telah disepakati. Ketika
Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah konsensus, maka Pancasila berperan
sebagai payung hukum dan tata nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila juga mengalami
tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah Pancasila
mampu bertahan.

Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia sendiri dan
berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu religius monotheis,
humanis universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam keberagaman,demokrasi
dalam musyawarah mufakat dan yang berkeadilan sosial. Dengan demikian Pancasila
bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan
rakyat dan kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung pada
kesadaran, pemahaman dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap
bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap
dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel. Ketahanan ideologi Pancasila
harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan keterbukaannya tersebut.

Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari


kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi
penerus bangsa harus mampu menjaga nilai-nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka
perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia. Upaya–
upaya tersebut antara lain:

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 30


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
1. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus Pancasila pada
setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
2. Lebih memasyarakatkan pancasila.
3. Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap Pancasila.
5. Menolak dengan tegas faham-faham yang bertentangan dengan Pancasila.

Selain sebagai dasar Negara, Pancasila juga berkedudukan sebagai ideologi Negara.
Ideologi Negara adalah pedoman hidup dalam penyelenggaraan Negara.

Hakikat ideologi Negara adalah nilai-nilai dasar yang disepakati oleh mayoritas
warga Negara dan yang ingin di wujud nyatakan dalam kehidupan bernegara.Pancasila
merupakan ideologi Negara, karena didalamnya terdapat nilai-nilai dasar yang disepakati
oleh mayoritas warga Negara Indonesia dan ingin diwujudkan dalam kehidupan bernegara.
Kesepakatan itu terjadi pada masa awal berdirinya Negara Indonesia, yaitu dalam sidang
PPKI pada tanggal 18 Oktober 1945.

Makna Pancasila sebagai ideologi Negara adalah Pancasila mampu memberika arah,
wawasan, asas, dan pedoman dalam seluruh bidang kehidupan Negara. Setidaknya ada 4
fungsi Pancasila sebagai ideologi, yaitu :

a. Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan.


b. Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuan
c. Memberikan tekad dalam memelihara dan mengembangkan identitas bangsa.
d. Menyoroti kenyataan yang ada dan kritis terhadap upaya perwujudan cita-cita yang
terkandung dalam Pancasila.

Dengan kata lain, sebagai ideologi Negara, Pancasila berfungsi sebagai pedoman
kehidupan bangsa Indonesia dalam menjaga keutuhan Negara dan memperbaiki
kehidupan bangsa Indinesia.

1) Pancasila sebagai Ideologi yang Reformatif, Dinamis dan Terbuka


2) Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah
bersifat aktual,

3) dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi pancasila adalah bersifat
aktual, dinamis, aspiratif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 31
Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika
perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi pancasila bukan berarti
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, namun mengeksplisitkan
wawasannya secara lebih komplit, sehingga memiliki kemampuan reformatif untuk
memecahkan masalah-masalah aktual yang seiring dengan aspirasi rakyat,
perkembangan iptek serta zaman. Menurut Kaelan berdasarkan pengertian tentang
ideologi terbuka, nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi
terbuka adalah sebagai berikut :
a) Nilai dasar yaitu : hakikat kelima sila Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kesatuan, kerakyatan dan keadilan.
b) Nilai instrumental yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta
lembaga pelaksanaannya.
c) Nilai praksis yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu
realisasi perkembangan yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki
tiga dimensi yaitu:

1. Dimensi idealis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam Pancasila yang
bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila pancasila yaitu Ketuhanan, kemanusian, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
2. Dimensi normatif yaitu nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan
dalam suatu sistem norma, sebagaimna terkandung dalam norma-norma
kenegaraan.
3. Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang
hidup dan berkembang di dalam masyarakat.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 32


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi Besar lainnya di Dunia,
Ideologi-ideologi besar yang terdapat di beberapa negara :

1) Ideologi Agama

Dalam Ideologi Agama, konsepsi negara dan agama adalah satu, artinya bahwa
pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan, dan segala tata kehidupan
dalam masyarakat, bangsa, dan negara didasarkan atas firman-firman Tuhan. Dengan
demikian agama menguasai masyarakat politis. Dalam praktek kenegaraan terdapat dua
macam pengertian negara berideologi agama, yaitu:

a) Negara Berideologi Agama Langsung

Dalam sistem negara berideologi agama langsung, kekuasaan adalah langsung


merupakan otoritas Tuhan. Adanya negara di dunia ini adalah atas kehendak Tuhan, dan
yang memerintah adalah Tuhan. Contohnya, dalam perang dunia II, rakyat Jepang rela
mati berperang untuk kaisarnya, karena menurut kepercayaannya, kaisar adalah sebagai
anak Tuhan. Doktrin-doktrin dan ajaran-ajaran berkembang dalam negara berideologi
agama langsung , sebagai upaya untuk memperkuat dan meyakinkan rakyat terhadap
kekuasaan Tuhan dalam negara.

Dalam sistem negara yang demikian, maka agama menyatu dengan negara,
dalam arti seluruh sistem negara, norma-norma negara adalah merupakan otoritas
langsung dari Tuhan melalui Wahyu.

b) Negara Berideologi Agama Tidak Langsung

Berbeda dengan sistem negara berideologi agama langsung, negara berideologi


agama tidak langsung berpegangan bahwa bukan Tuhan sendiri yang memerintah dalam
negara, melainkan Kepala Negara atau Raja, yang memiliki otoritas atas nama Tuhan.
Kepala Negara atau Raja memerintah negara atas kehendak Tuhan, sehingga kekuasaan
dalam negara merupakan suatu karunia dari Tuhan. Dalam sejarah kenegaraan kerajaan
Balanda, raja mengemban tugas suci yaitu kekuasaan yang merupakan amanat dari
Tuhan. Raja mengemban tugas suci dari Tuhan untuk memakmurkan rakyatnya.

Negara merupakan penjelmaan dari kekuasaan Tuhan, dan oleh karena


kekuasaan raja dalam negara adalah merupakan kekuasaan yang berasal dari Tuhan,
maka sistem dan norma-orma dalam negara dirumuskan berdasarkan firman-firman

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 33


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Tuhan. Demikianlah kedudukan agama dalam negara berideologi agama dimana firman
Tuhan, norma agama serta otoritas Tuhan menyatu dengan negara.

2) Ideologi Liberal

Paham liberalisme berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu paham yang


meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialisme yang meletakkan
materi sebagai nilai tertinggi, empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta
empiris (yang ditangkap dengan indera manusia) serta individualisme yang meletakkan
nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan
negara. Menurut paham liberalisme memandang bahwa manusia sebagai manusia
pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia lainnya. Manusia sebagai
individu memiliki potensi dan senantiasa berjuang untuk dirinya sendiri. Menurut
Hobbes istilah ”homo homini lupus” berarti bahwa dalam hidup masyarakat bersama
akan menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya.

Liberalisme yaitu bahwa rakyat merupakan ikatan dari individu-individu yang


bebas, dan ikatan hukumlah yang mendasari kehidupan bersama dalam negara.
Kebebasan manusia dalam realisasi demokrasi senantiasa mendasarkan atas kebebasan
individu di atas segala-galanya. Rasio merupakan hakikat tingkatan tertinggi dalam
negara, sehingga dimungkinkan akan berkedudukan lebih tinggi daripada nilai religius.
Hal ini harus dipahami karena demokrasi akan mencakup seluruh sendi-sendi kehidupan
dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, antara lain bidan politik, ekonomi,
sosial, kebudayaan, ilmu pengetahuan bahkan kehidupan agama ataupun religius. Atas
dasar inilah perbedaan sifat serta karakter bangsa sering menimbulkan gejolak dalam
menerapkan demokrasi yang hanya mendasarkan pada paham liberalisme

3) Ideologi Komunis

Berbagai macam konsep dan paham sosialisme sebenarnya hanya paham


komunislah sebagai paham yang paling jelas dan lengkap. Paham ini adalah sebagai
bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis sebagai hasil dari ideologi
liberal. Menurut paham ini, munculnya masyarakat kapitalis menyebabkan penderitaan
rakyat, sehingga komunisme muncul sebagai reaksi atas penindasan rakyat kecil oleh
kalangan kapitalis yang didukung pemerintah. Ideologi komunisme mendasarkan pada
suatu keyakinan bahwa manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial saja dan
sekumpulan relasi sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukan individualisme.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 34


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Karena tidak adanya hak individu, maka dapat dipastikan bahwa menurut paham
komunisme bahwa demokrasi individualisme itu tidak ada, yang ada adalah hak
komunal.

Dalam masyarakat terdapat kelas-kelas yang saling berinteraksi secara dialektis


yaitu kelas kapitalis dan kelas proletar (buruh). Kelas Kapitalis senantiasa melakukan
penindasan atas kelas buruh proletar. Semua ini harus dilenyapkan. Untuk merubah hal
tersebut, maka harus dilakukan dengan mengubah secara revolusioner infrastruktur
masyarakat. Etika ideologi komunisme adalah mendasarkan suatu kebaikan hanya pada
kepentingan demi keuntungan kelas masyarakat secara totalitas.

Kaitannya dengan negara, bahwa negara adalah sebagai manifestasi dari


manusia sebagai makhluk komunal. Mengubah masyarakat secara revolusioner harus
berakhir dengan kemenangan pada pihak kelas protelar. Pemerintah negara harus
dipegang oleh orang-orang yang meletakkan kepentingan pada kelas proletar. Hak
individual dianggap tidak ada dan hak asasi dalam negara hanya berpusat pada hak
kolektif. Sehingga komunisme adalah anti demokrasi dan hak asasi manusia.

5. Pancasila sebagai ideologi terbuka


Pancasila merupakan Ideologi terbuka hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila
bersifat aktual, dinamis, antisifasif dan senentiasa mampu menyelesaikan dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan
aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai
dasar yang terkandung didalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya lebih kongkrit,
sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual
yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek dan
zaman.
1. Ideologi terbuka dan ideologi tertutup

Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai
melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya berada dalam sistem
pemerintahan yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang hanya berisi
suatu orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-
norma sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip
moral yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak
dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara demokratis.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 35


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang dinyatakan sebagai
kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus dipatuhi. Kebenaran
suatu ideologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-
prinsip moral yang lain.

2. Ideologi tertutup bersifat Dogmatis dan Apriori, dogmatis berarti mempercayai suatu
keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori , yaitu berprasangka terlebih dahulu
akan suatu keadaan. ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku dan dipatuhi oleh
masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau kelompok masyarakat , yang
berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter. Bersifat totaliter
berarti menyangkut seluruh aspek kehidupan.

Dari arti kedua Ideologi ini, perbedaannya adalah Ideologi terbuka bersifat
inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok
orang, artinya bahwa sistem ini bersifat demokratis dan terbuka, sedangkan Ideologi
tertutup bersifat otoriter (negara berlaku sebagai penguasa) dan totaliter, arti dari
totaliter itu sendiri adalah bahwa pemerintahan dengan kekuasaannya mempunyai hak
mutlak untuk mengatur di segala bidang aspek yang ada.

a. Ciri-ciri ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
1) Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi,
bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.
2) Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia adalah milik
seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka.
3) Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi ke-kini-an
mereka.
4) Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan
falsafah itu.
5) Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari
berbagai latar belakang budaya dan agama.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 36


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Rangkuman

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau kelompok
orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain unsur-unsur yang
merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal bahan) Pancasila.

Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para


pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa
dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat
atau mengambil ideologi dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan
ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok
atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa
sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara
komperhensif. Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa
Indonesia.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 37


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI

1. Jelaskan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara ?


2. Jelaskan pengertian Ideologi ?
3. Sebutkan Pancasila sebagai ideologi negara ?
4. Sebutkan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa ?
5. Jelaskan makna Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara ?
6. Jelaskan Pancasila sebagai ideologi terbuka ?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 38


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 4

IDENTITAS NASIONAL

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan Pengertian Identitas.


2. Menjelaskan Konsep Identitas Nasional
3. Menjelaskan Komponen Identitas Nasional :
a. Bahasa Indonesia.
b. Bendera Kebangsaan.
c. Lagu Kebangsaan.
d. Lambang Negara
e. Bhineka Tunggal Ika.

Pokok Bahasan :

Identitas Nasional

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Identitas.
2. Konsep Identitas Nasional
3. Komponen Identitas Nasional :
a. Bahasa Indonesia.
b. Bendera Kebangsaan.
c. Lagu Kebangsaan.
d. Lambang Negara.
e. Bhineka Tunggal Ika.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 39


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

IDENTITAS NASIONAL

1. Pengertian identitas

Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau Negara sendiri.
Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku
pula pada suatu kelompok.

Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-


kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik pisik seperti budaya,
agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan
kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau
identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action) yang
diwujutkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut
nasional. Kata nasional sendiri tidak dapat dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme
sebagaimana akan dijelaskan kemudian.

Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi yang
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan pengertian
tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan
hal ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.

Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas yang


sifatnya nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena
identitas nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai
identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir
belakangan bila dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki
warga bangsa itu secara askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga bangsa telah
memiliki identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 40


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

2. Konsep Identitas Nasional


Kata identitas berasal dari bahasa Inggris “identity” yang memiliki pengertian ciri-
ciri, tanda atau jati diriyang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya
dengan orang lain. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada
kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan baik fisik seperti
budaya, cita-cita, dan tujuan. Himpunan-himpunan inilah yang kemudian disebut dengan
istilah identitas bangsa atau identitas nasional.

Identitas nasional merupakan ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat
khas dan membedakannya dengan bangsa yang lain. Ciri khas yang melekat pada suatu
bangsa itulah yang dimaksud dengan identitas nasional. Proses pembentukan identitas
nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang dan
mengikuti perkembangan zaman.

Dengan sifat identitas nasional yang relatif, mengharuskan setiap bangsa untuk
selalu kritis terhadap identitas nasionalnya agar selalu paham akan makna jati dirinya.

Dalam identitas nasional terkandung beberapa unsur yang terlihat secara umum,
diantaranya :

a. Pola perilaku

Adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari,


seperti adat istiadat, budaya dan kebiasaan, ramah tamah, hormat kepada orang tua
serta gotong royong. Gotong royong sendiri merupakan salah satu identitas nasional yang
bersumber dari adat istiadat dan budaya.

b. Lambang-lambang

Adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi negara seperti bendera,
bahasa dan lagu kebangsaan.

c. Alat-alat perlengkapan

Adalah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai


tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan teknologi. Misalnya candi, masjid, teknologi
bercocok tanam, kapal laut dan lainnya.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 41


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
3. Komponen identitas nasional :
1) Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa
dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur
ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Dan di
Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Karena di Indonesia
ada berbagai macam bahasa daerah dan memiliki ragam bahasa yang unik sebagai
bagian dari khas daerah masing-masing.
2) Bendera Kebangsaan
Bendera adalah sebagai salah satu identitas nasional, karena bendera merupakan
simbol suatu negara agar berbeda dengan negara lain. Seperti yang sudah tertera dalam
UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang
Merah Putih”. Warna merah dan putih juga memiliki arti sebagai berikut, merah yang
artinya berani dan putih artinya suci.
3) Lagu Kebangsaan
Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pertama kali dimainkan pada
kongres pemuda (Sumpah pemuda) tanggal 28 Oktober 1928. Setelah proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage
Rudolf Soepratman ini dijadikan lagu kebangsaan. Ketika mempublikasikan Indonesia
Raya tahun 1928, wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan “lagu kebangsaan”
di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali
oleh surat kabar Sin Po. Setelah dikumandangkan tahun 1928, pemerintah colonial
Hindia Belanda segera melarang penyebutkan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya.
Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Mereka ganti lagu itu dengan
mengucapkan “Mulai, Mulai !, bukan “Merdeka, Merdeka!” pada refrain. Akan tetapi,
tetap saja mereka menganggap lagu itu sebagai lagu kebangsaan. Sekanjutnya lagu
Indonesia Raya selalu dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai politik. Setelah
indeonesia merdeka, lagu itu ditetapkan sebagai lagu kebangsaan perlambang
persatuan bangsa.
Namun pada saat menjelaskan hasil Festival Film Indonesia (FFI) 2006 yang
kontroversional pada kompas tahun 1990-an, Remy sylado, seorang budayawan dan
seniman senior Indonesia mengatakan bahwa lagu Indonesia Raya merupakan jiplakan
dari sebuah lagu yang diciptakan tahun 1600-an berjudul Lekka Lekka panda panda,
Kaye A. solapung seorang pengamat musik, menanggapi tulisan remi dalam kompas

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 42


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
tahun 1991. Ia mengatakan bahwa Remy hanya sekedar mengulang tuduhan Amir
Pasaribu pada tahun 1950-an. Ia juga mengatakan dengan mengutip Amir Pasaribu
bahwa dalam literature music, ada lagu Lekka Lekka Pinda Pinda Belanda, begitu pula
Boola-Boola dan Lekka Lekka tidak sama persis dengan Indonesia Raya, dengan hanya
delapan ketuk yang sama. Begitu juga dengan penggunaan chord yang jelas berbeda.
Sehingga, ia menyimpulkan bahwa Indonesia Raya tidak menjiplak.
Dari susunan liriknya, merupakan soneta atau sajak14 baris yang terdiri dari satu
oktaf (atau dua kuatren) dan satu sekstet. Penggunaan bentuk ini dilihat sebagai
mendahului zaman” (avant gerde), meskipun soneta sendiri sudah popular di eropa
semenjak era renaisans. Rupanya penggunaan soneta tersebut mengilhami karena lima
tahun setelah dia dikumandangkan, para seniman Angkatan Pujangga Baru mulai
banyak menggunakan soneta sebagai bentuk ekspresi puitis.
Lirik Indonesia Raya merupakan saloka atau pantun berangkai, merupakan cara
empu Walmiki ketika menulis epic Ramayana. Dengan kekuatan liriknya itulah Indonesia
Raya segera menjadi saloka sakti pemersatu bangsa, dan dengan semakin dilarang oleh
belanda, semakin kuatlah ia menjadi penyemangat dan perekat bangsa Indonesia.
Cornel Simanjutak dalam majalah Arena telah menulis bahwa ada tekanan kata
dan tekanan music yang bertentangan dalam kata berseru dalam kalimat Marilah kita
berseru. Seharusnya kata ini diucapkan berseru (tekanan pada suku ru). Tetapi karena
tekanan melodinya, kata itu terpaksa dinyanyikan berseru (tekanan pada se). Selain itu,
rentang nada pada Indonesia Raya secara umum terlalu besar untuk lagu yang ditujukan
bagi banyak orang. Dibandingkan Dengan lagu-lagu kebangsaan lain yang umumnya
berdurasi setengah menit bahkan ada yang hanya 19 detik, Indonesia Raya memang
jauh lebih panjang.
Secara musical, lagu ini telah dimuliakan-justru-oleh orang Belanda (atau Belgia)
bernama jos Cleber yang tutup usia tahun 1999. Setelah menerima permintaan kepada
studio RRI Jakarta Jusuf Rono dipuro pada tahun 1950, Jos Cleber pun menyusun
arasemen baru, yang menyempurnakannya ia lakukan setelah juga menerima masukan
dari presiden Soekarno. Indonesia Raya menjadi lagu kebangsaan yang agung, namun
gagah berani (maestoso can bravura).

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 43


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
4) Lambang Negara

Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 36A bahwa
lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. garuda Pancasila disini yang
dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung
garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan
kejayaan Indonesia. sedangkan perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa
Indonesia. Simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam
pancasila,yaitu:

a. Bintang melambangkan sila ketuhanan Yang Maha Esa (sila ke-1)


b. Rantai melmbangkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (sila ke-2)
c. Pohon Beringin melambangkan Sila Persatuan Indonesia (Sila ke-3)
d. Kepala Banteng melambangkan Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan (Sila ke-4)
e. Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (sila
ke-5)

Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah


berarti berani dan Putih berarti suci.

Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah


Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa.

Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus


1945), antara lain:

1) Jumlah Bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17


2) Jumlah Bulu pada ekor berjumlah 8
3) Jumlah Bulu pada di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
4) Jumlah bulu di leher berjumlah 45
5) Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan Negara Indonesia,
yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda, tetapi tetap satu jua”.

5) Bhinneka Tunggal Ika

Bhineka Tnggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam


kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Pluralistik bukan pluralisme, suatu paham

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 44


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
yang membiarkan keanekaragaman seperti apa adanya. Dengan paham pluralisme tidak
perlu adanya konsep yang mensubtitusi keanekaragaman demikian pula halnya dengan
faham multikulturalisme.

Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling
benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain. Pandangan
sektarian dan eksklusif ini akan memicu terbentuknya kekakuan yang berlebihan dengan
tidak atau kurang memperhatikan pihak lain, memupuk kecurigaan, kecemburuan, dan
persaingan yang tidak sehat. Bhineka Tunggal Ika bersifat inklusif. Golongan mayoritas dalam
hidup berbangsa dan bernegara tidak memaksakan kehendaknya pada golongan minoritas

Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat eormalitas yang hanya menunjukkan perilaku
semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya mempercayai, saling hormat
menghormati, saling cinta mencintai dan rukun. Hanya dengan cara demikian maka
keanekaragaman ini dapat dipersatukan.

Bhineka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen, yang bermakna pebedaan
yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu,
dalam bentuk kesepakatan bersama. Hal ini akan terwujud apabila dilandasi oleh sikap
toleran, non sektarian, inklusif, dan rukun.

Dalam menerapkan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
perlu dilandasi oleh rasa kasih sayang. Saling curiga mencurigai harus dibuang jauh-jauh.
Saling percaya mempercayai harus dikembangkan, iri hati, dengki harus dibuang dari kamus
Bhineka Tunggal Ika.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 45


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

RANGKUMAN

Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau Negara sendiri.
Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku
pula pada suatu kelompok.

Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-


kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik pisik seperti budaya,
agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan
kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau
identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action) yang
diwujutkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut
nasional.

Adapun Komponen Identitas Nasional mencakup Bahasa Indonesia, Bendera


Kebangsaan, Lagu Kebangsaan, Lambang Neagara, Bhineka Tunggal Ika.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 46


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI

1. Jelaskan Pengertian Identitas ?


2. Jelaskan konsep identitas nasional ?
3. Sebutkan Komponen Identitas Nasional ?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 47


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 5

KARAKTERISTIK
IDENTITAS NASIONAL

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

a. Menjelaskan Pengertian Karakteristik Identitas Nasional.


b. Menjelaskan Hakikat Karakteristik Identitas Nasional.
c. Sebutkan Karakteristik Identitas Nasional Sebagai Jati diri Bangsa

Pokok Bahasan :

Karakteristik Identitas Nasional

Sub Pokok Bahasan :

a. Pengertian Karakteristik Identitas Nasional.


b. Hakikat Karakteristik Identitas Nasional.
c. Karakteristik Identitas Nasional Sebagai Jati diri Bangsa

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 48


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

KARAKTERISTIK IDENTITAS NASIONAL

1. Pengertian karakteristik identitas nasional

Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
yang lain.Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini
akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,ciri-ciri serta
karakter dari bangsa tersebut.Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional
sebagaimana di jelaskan di atas maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di
pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan
kepribadian suatu bangsa.

Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai


persamaan nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan watak
atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu
wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.

2. Hakikat karakteritik identitas nasional

kita sebagai bangsa di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah


pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti
yang luas, misalnya di dalam aturan perundang-undangan atau moral yang secara
normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik itu di dalam tataran nasional maupun
internasional dan lain sebagainya. Dengan demikian nilai-nilai budaya yang
tercermin di dalam identitas nasional tersebut bukanlah barang jadi yang sudah
selesai dalam kebekuan normatif dan domatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang
cenderung terus-menerus bersemi karena adanya hasrat menuju kemajuan yang
dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional
merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar
tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam
masyarakat.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 49


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
3. Karakteristik Identitas Nasional sebagai Jati Diri Bangsa

Secara lebih jauh, Sigmund Freud pernah menggariskan bahwa, “Character is


striving system with underly behaviour” yang dapat diartikan bahwa karakter itu
adalah kumpulan data nilai yang diwujudkan dalam suatu sistem daya juang (daya
dorong) yang melandasi pikiran, sikap, dan prilaku. Artinya identitas nasional
tersebut berada pada kedudukan yang luhur dalam tatanan kehidupan berbangsa
dan bernegara, oleh karena itu sebagai nilai, asas, norma kehidupan bangsa sudah
semestinya untuk dijunjung tinggi oleh warga dari bangsa tersebut. Identitas
nasional suatu negara pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kepribadian bangsa
yang sesungguhnya untuk mewujudkan kredibilitas, integritas, dan harkat dan
martabat bangsa dalam rangka mencapai tujuan negara.

Menurut Soemarno Soedarsono, identitas nasional (karakter bangsa )


tersebut tampil dalam tiga fungsi, yaitu :

a. Sebagai penanda keberadaan atau eksistensinya. Bangsa yang tidak mempunyai


jadi diri tidak akan eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Sebagai pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan kematangan jiwa, daya
juang, dan kekuasaan bangsa ini. Hal ini tercermin dalam kondisi bangsa pada
umumnya dan kondisi ketahanan bangsa pada khususnya, dan
c. Sebagai pembeda dengan bangsa lain di dunia.

Karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi dibentuk dan dibangun


secara sadar dan sengaja, berdasarkan jati diri masing-masing. Telah menjadi suatu
kemafhuman bahwa suatu bangsa yang terdiri atas manusia-manusia yang dalam
peradabannya senantiasa bergerak dan berinteraksi dengan bangsa lain melalui
segala identitasnya masing-masing, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akan tetapi jika suatu bangsa hendak terus berkarakter, maka bangsa tersebu harus
dapat mempertahankan identitas nasionalnya sebagai penyanggah untuk kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam menghadapi kekuatan-kekuatan luar. Sebab kalau
tidak, negara itu akan mati

Tanda-tanda suatu negara akan mati, menurut Mahatma Gandhi (Founding


Fathers bangsa India) dalam teori Seven Deadly Sins-nya (tujuh dosa yang dapat
mematikan suatu negara), yakni apabila telah bertumbuh-kembangnya budaya,
nilai-nilai, dan perilaku: Kekeyaan Tanpa Bekerja (wealth without work);

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 50


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Kesenangan Tanpa Hati Nurani (pleasure without conscience); Pengetahuan Tanpa
Karakter (knowledge without character); Bisnis Tanpa Moralitas (bussiness without
morality); Ilmu Tanpa Kemanusiaan (science without humanity); Agama Tanpa
Pengorbanan (religion without sacrifice); dan Politik Tanpa Prinsif (politics without
principle).

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 51


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

RANGKUMAN

Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang
lain.Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki
identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,ciri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut.Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana di jelaskan di atas
maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa
atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa.

Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai


persamaan nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan watak atau
karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu
sebagai suatu kesatuan nasional.

kita sebagai bangsa di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah pancasila
yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti yang luas, misalnya
di dalam aturan perundang-undangan atau moral yang secara normatif diterapkan di dalam
pergaulan, baik itu di dalam tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya.
Dengan demikian nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut
bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan domatis, melainkan
sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-menerus bersemi karena adanya hasrat menuju
kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas
nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar
tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 52


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI

1. Jelaskan Pengertian Karakteristik Identitas Nasional ?


2. Jelaskan Hakikat Karakteristik Identitas Nasional ?
3. Sebutkan karakteristik identitas nasional sebagai jati diri bangsa ?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 53


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 6

POLITIK INDONESIA

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan tentang Konsep Politik.


2. Menjelaskan Konsep Politik Indonesia.
3. Memahami Politik Bebas Aktif.
4. Menjelaskan Peran Serta Indonesia dalam Politik Dunia.

Pokok Bahasan :

Politik Indonesia

Sub Pokok Bahasan :

1. Konsep Politik
2. Konsep Politik Indonesia
3. Politik Bebas Aktif
4. Peran Serta Indonesia Dalam Politik Dunia

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 54


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

POLITIK INDONESIA

1. Konsep Politik

Menurut Aristoteles, selama manusia menjadi makhluk sosial (zoon politikon),


selama itu pula ditemukan politik. Ini berarti dalam kehidupan bersama, manusia memiliki
hubungan yang khusus yang diwarnai oleh adanya aturan yang mengatur. Ada kekuasaan
dan wewenang yang dipegang oleh segelintir orang yang sekaligus melahirkan aturan serta
aturan mana yang perlu dipelihara dan tidak, kemudian menentukan apakah seseorang
mengikuti aturan atau tidak, serta menentukan sanksi serta ganjaran bagi yang mengikuti
dan melanggar aturan tersebut.

Secara etimologis, politik berasal dari bahasa Yunani yaitu “polis” yang berarti kota.
Orang yang mendiami polis disebut “polites” atau warga negara, sementara kata
“politikos” berarti kewarganegaraan. Lalu muncul istilah “politike techne” yang berarti
kemahiran politik. “Ars politica” yang berarti kemahiran tentang soal kenegaraan. “Politike
epitesme” berarti ilmu politik, istilah yang saat ini banyak digunakan.

Politik memiliki banyak definisi tergantung sudut pandang si pembuat definisi.


Miriam Budiardjo (1993) mendefinisikan politik sebagai berbagai macam kegiatan yang
terjadi di suatu negara, yang menyangkut proses menentukan tujuan dan bagimana cara
mencapai tujuan itu. Sementara itu, Hoogerwerf, mendefinisikan politik sebagai pertarungan
kekuasaan. Hans Morgenthau juga mendefinisikan politik sebagai usaha mencari kekuasaan
(struggle power). Sementara David Easton mengartikan politik sebagai semua aktivitas yang
mempengaruhi kebijaksanaan dan cara bagaimana kebijaksanaan itu dilaksanakan.

Dengan demikian, mengikuti Miriam Budiardjo, sesungguhnya politik itu memiliki


beberapa konsep pokok. Beberapa konsep pokok politik tersebut adalah : politik berkaitan
dengan negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making),
kebijaksanaan umum (public policy), pembagian (distribution) dan alokasi (alocation).

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 55


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Roger F. Soltou mengatakan ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari negara, tujuan
negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan itu, hubungan antara negara
dengan warganegara, hubungan antara negara dengan negara lain.

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk


mempengaruhi tingkah laku orang lain atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari si
pemilik pengaruh. Harold D. Lasswel dan A. Kaplan mengatakan ilmu politik mempelajari
pembentukan dan pembagian kekuasaan. Sementara W. A Robson mengatakan politik
sebagai ilmu yang mempelajari kekuasaan dalam masyarakat yaitu hakikat, dasar, proses,
ruang lingkup dan hasil-hasilnya. Fokus utamanya adalah tertuju pada perjuangan untuk
mencapai dan mempertahankan kekuasaan, melaksanakan kekuasaan atau pengaruh atas
orang lain atau menentang pelaksanaan kekuasaan itu.

2. Konsep Politik Indonesia

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah usaha untuk
menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar
warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis. Untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan
alokasi (allocation) dari sumber daya alam, perlu dimiliki kekuasaan (power) serta wewenang
(authority). Unsur-unsur ini diperlukan sebagai konsep pokok yang akan dipakai untuk
meneropong unsur-unsur lain. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa konsep-
konsep pokok itu ialah;

a. Negara (state)
b. Kekuasaan (power)
c. Pengambilan Keputusan (desicion making)
d. Kebijakan (policy, beleid)
e. Pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 56


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
3. Politik Bebas Aktif

Dalam berbagai uraian tentang politik Luar Negeri yang bebas aktif, maka Bebas dan
Aktif disebut sebagai sifat politik luar negeri Republik Indonesia. Bahkan di belakang kata
bebas dan aktif masih ditambahkan dengan sifat-sifat yang lain, misalnya anti kolonialisme,
anti imperialisme. Dalam dokumen Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri
Republik Indonesia (1984-1989) yang telah ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri RI tanggal
19 Mei 1983, dijelaskan bahwa sifat Politik Luar Negeri adalah:

a. Bebas Aktif
b. Anti kolonialisme
c. Mengabdi kepada Kepentingan Nasional dan
d. Demokratis

Dalam risalah Politik Luar Negeri yang disusun oleh Kepala. Badan Penelitian dan
Pengembangan. (Litbang) Masalah Luar Negeri Departemen Luar Negeri, Suli Sulaiman yang
disebut sifat politik luar negeri hanya Bebas Aktif serta anti kolonialisme dan anti
Imperialisthe. Sementara M. Sabir lebih cenderung untuk menggunakan istilah dan sifat
secara terpisah. Menurut M. Sabir, ciri atau ciri-ciri khas biasanya disebut untuk sifat yang
lebih permanen, sedangkan kata sifat memberi arti sifat biasa yang dapat berubahubah.

Dengan demikian karena bebas dan aktif merupakan sifat yang melekat secara
permanen pada batang tubuh pollitik bebas aktif, penulis menggolongkannya sebagai ciri-ciri
politik bebas aktif sedangkan Anti Kolonialisme dan Anti Imperialisme disebutnya sebagai
sifat.

Sebagaimana telah diuraikan terdahulu, rumusan yang ada pada alinea I dan alinea
IV Pembukaan UUD 1945 merupakan dasar hukum yang sangat kuat bagi politik luar negeri
RI. Namun dari rumusan tersebut, kita belum mendapatkan gambaran mengenai makna
politik luar negeri yang bebas aktif. Karena itu dalam uraian ini akan dikutip beberapa
pendapat mengenai pengertian bebas dan aktif:

1. A.W. Wijaya merumuskan:


a. Bebas, berarti tidak terikat oleh suatu ideologi atau oleh suatu politik negara asing atau
oleh blok negara-negara tertentu, atau negara-negara adikuasa (super power).
b. Aktif artinya dengan sumbangan realistisi giat mengembangkan kebebasan persahabatan
dan kerjasama internasional dengan menghorrnati kedaulatan negara lain.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 57


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Sementara itu Mochtar Kusumaatmaja merumuskan bebas aktif sebagai berikut :

1. Bebas : dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang
pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan dalam
Pancasila.

2. Aktif : berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak
bersifat pasif-reaktif atas kejadian-kejadian internasionalnya, melainkan bersifat aktif .

B. A Urbani menguraikan pengertian bebas sebagai berikut : perkataan bebas


dalarn politik bebas aktif tersebut mengalir dari kalimat yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut : supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas.

Jadi menurut pengertian ini, dapat diberi definisi sebagai "berkebebasan politik
untuk menentukan dan menyatakan pendapat sendiri, terhadap tiap-tiap persoalan inter
nasional sesuai dengan nilainya masing-masing tanpa apriori memihak kepada suatu
blok".

Di dalam dokumen yang berhasil disusun oleh pemerintah yang dituangkan di


dalam Rencana Strategi Politik Luar negeri Republik Indonesia (1984-1989) antara lain
dinyatakan bahwa politik Luar negeri suatu negara hakekatnya merupakan salah satu
sarana untuk mencapai kepentingan nasional.

Sedangkan di Indonesia, jika dicermati, rumusan pokok kepentingan nasional itu


dapat dicari dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945, yaitu bahwa bangsa Indonesia
diamanatkan untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
menyelenggarakan empat fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Hankam, dalam hal ini adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
2. Fungsi Ekonomi yaitu memajukan kesejahteraan UMUITI.
3. Fungsi Sosial dan Budaya, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Fungsi Politik, yaitu pada rumusan kalimat ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.Ke empat fungsi pokok
tersebut sesungguhnya sekaligus juga merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 58


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
a. Landasan ideal yaitu Pancasila
1. Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)

Indonesia mengakui bahwa manusia sebagai ciptaan Allah SWT Tuhan YME yang
mempunyai martabat yang sama. Indonesia tidak menganut rasialisme.

2. Sila 2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)

Indonesia selalu aktif menentang segala bentuk penjajahan.

3. Sila 3 (Persatuan Indonesia)


Indonesia menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai hal yang sangat
penting. Politik luar negeri RI harus memperhatikan dan mengabdi kepada kepentingan
nasional.
4. Sila 4 (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /
Perwakilan) Indonesia menyelesaikan setiap masalah intemasional melalui musyawarah
untuk mencapai mufakat.
5. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia)

Indonesia menginginkan terwujudnya keadilan sosial yang berlingkup


intemasional dengan mengembangkan sikap luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dalam tata pergaulan internasional.

Landasan konstitusional (struktural) yaitu UUD 1945

1) Pembukaan UUD 1945 :


Alenia I
Indonesia wajib membantu bangsa lain yang masih dijajah bangsa asing.
Alenia II
Indonesia aktif dalam perjuangan bangsa-bangsa untuk mewujudkan ketertiban
dunia yang abadi.
Alenia III
Indonesia aktif dalam perjuangan bangsa-bangsa untuk mencapai ketertiban dan
keadilan di seluruh dunia.
2) Pasal-pasal UUD 1945:
Pasal 11(1),“Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain”.
Pasal 13 (1),“Presiden mengangkat data dan konsul”.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 59


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Pasal 13 (2), “Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR”.

Pasal 13 (3), “Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR”.

b. Landasan operasional:

1. Tap MPR, yaitu GBHN bidang hubungan luar negeri.

Landasan (pedoman) perjuangan pelaksanaan politik luar negeri RI berdasarkan


Tap MPRS No. XII/MPRS/1966 (Penegasan Kembali Landasan Kebijakan Politik Luar
Negeri RI): Dasasila Bandung yang mencerminkan solidaritas bangsa Asia-Afrika dan
perjuangan melawan imperialis dan kolonialis dalam segala bentuk dan
manifestasinya, serta bersifat non intervensi negara lain. Berprinsip bahwa masalah
Asia hendaknya dipecahkan bangsa Asia sendiri dengan kerjasama regional Asia.

Pemuiihan kembali kepercayaan bangsa lain terhadap maksud dan tujuan


revolusi Indonesia dengan cara memperbanyak kawan daripada lawan, menjauhkan
kontradiksi dengan mencari keserasian yang sesuai dengan falsafah Pancasila.
Pelaksanaan politik luar negeri dilakukan dengan keluwesan untuk kepentingan
nasional terutama kepentingan ekonomi rakyat.

Misi GBHN 1999-2004 butir 12 (tentang politik luar negeri) menyatakan bahwa
perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermartabat, bebas, dan pro-aktif bagi
kepentingan nasional daiam menghadapi perkembangan global.

Kebijakan Luar Negeri Indonesia menurut Arah Kebiajakan GBHN 1999-2004 sebagai
berikut:

1. Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi
pada kepentingan nasional, menitikberatkan pada solidaritas antamegara
berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa- bangsa, menolak
penjajahan daiam segala bentuk, serta meningkatkan kemandirian bangsa dan
kerjasama intemasional bagi kesejahteraan rakyat.
2. Dalam melakukan perjanjian dan kerjasama intemasional yang menyangkut
kepentingan dan hajat hidup rakyat banyak harus dengan persetujuan lembaga
perwakilan rakyat.
3. Meningkatkan kualitas dan kineija aparatur luar negeri agar mampu melakukan
diplomasi pro-aktif daiam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia
D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 60
Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
di dunia intemasional, memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga
negara dan kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang positif bagi
kepentingan nasional.
4. Meningkatkan kualitas diplomasi guna mempercepat pemuiihan ekonomi dan
pembangunan nasional, melalui kerjasama ekonomi regional maupun intemasional
daiam rangka stabilitas, kerjasama, dan pembangunan kawasan.
5. Meningkatkan kesiapan Indonesia daiam segala bidang untuk menghadapi
perdagangan bebas, terutama daiam menyongsong pemberlakuan AFTA, APEC,
dan WTO.
6. Memperluas perjanjian ekstradisi dengan negara-negara sahabat serta
memperiancar prosedur diplomatik daiam upaya melaksanakan ekstradisi bagi
penyelesaian perkara pidana.
7. Meningkatkan kerjasama daiam segala bidang dengan negara tetangga yang
berbatasan langsung dan kerjasama kawasan ASEAN untuk memelihara stabilitas,
pembangunan, dan kesejahteraan.

2. UU No. 37/1999 tentang Hubungan Luar Negeri


Pasa 1
Ayat (1)
Hubungan luar negeri adalah setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional
dan intemasional yang dilakukan oleh pemerintah di tingkat pusat dan daerah, atau
lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau warga negara.
Ayat (2)
Politik luar negeri adalah kebijakan, sikap, dan langkah pemerintah Rl yang
diambil daiam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi intemasional, dan
subjek hukum intemasional lainnya daiam rangka menghadapi masalah intemasional
untuk mencapai tujuan nasional.
Ayat (3)
Perjanjian intemasional adalah perjanjian daiam bentuk dan sebutan apa pun,
yang diatur daiam hukum intemasional dan dibuat secara tertulis oleh pemerintah Rl
dengan satu atau lebih negara, organisasi intemasional, atau subjek hukum
internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada pemerintah Rl yang
bersifat hukum publik.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 61


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Ayat (4)

Organisasi intemasional adalah organisasi antarpemerintah.

Pasal 2

Hubungan luar negeri politik luar negeri didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, dan
GBHN.

Pasal 3

Politik luar negeri menganut prinsip bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan
nasional.

Pasal 4

Politik luar negeri dilakukan melalui diplomasi yang kreatif, aktif, dan antipatif,
tidak sekadar rutin dan reaktif, teguh dalam prinsip dan pendirian, serta rasional dan
luwes dalam pendekatan.

4. Peran Serta Indonesia dalam Politik Dunia


Adapun peran serta Indonesia dalam Politik dunia adalah sebagai berikut :
1. Indonesia sebagai anggota perserikatan bangsa-bangsa (PBB) pada tanggal 28
september 1966, Indonesia secara resmi kembali menjadi anggota PBB. Hal ini di
sambut baik oleh pihak PBB kemudian Adam Malik di pilih sebagai ketua Majelis
Umum PBB untuk masa sidang 1974.
2. Normalisasi hubungan dengan Malaysia pernah renggang. Pada tanggal 29 Mei
sampai 1 juni di adakan perundingan Bangkok, yang isinya :
a. Rakyat Sabah dan Serawak diberi kesempatan untuk menegaskan kembali
keputusan yang di ambil mengenai keputusan yang telah diambil mengenai
kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.
b. Pemerintak kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatic.
c. Tindakan permusuhan antar kedua belah pihak akan dihentikan.
Secara resmi pemulihan hubungan Indonesia dengan Malaysia di Jakarta, 11
Agustus 1966.
3. Peran serta Indonesia dalam ASEAN. ASEAN merupakan perhimpunan bangsa di asia
tenggara, tujuan berdirinya ASEAN :
a. Mempererat kemajuan ekonomi, social, dan budaya di kawasan Asia Tenggara.
b. Meningkatkan kerja sama antar bangsa untuk saling membantu satu sama lain.
D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 62
Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
c. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional .
d. beker jasama dalam upaya meningkatkan pendayagunaan pertanian, industry,
perluasan perdagangan komoditi Internasional, perbaikan sarana distribusi dan
komunikasi dan peningkatan hidup rakyat.
e. Peran serta Indonesia sebagaisalah satu Negara pendiri Gerakan Non Blok lahir
sekitar tahun 1960-an. Blok barat yang menganut komunis dalam pengaruh uni
soviet. Penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi pertama pergerakan non blok
di Beogard, Yugoslavia. Indonesia pernah menjadi tuan rumah pada KTT ke-10
yang berlangsung di Jakarta pada tahun 1 sampai 6 september 1992.
f. Peran serta Indonesia dalam Organisasi Internasional APEC. APEC merupakan
forum kerja sama bidang ekonomi antar bangsa-bangsa dikawasan asia dan
pasifik. Indonesia sebagai anggota APEC ikut berperan aktif dalam organisasi
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa politik luar negeri Indonesia telah
diterapkan dalam upaya mencapai tujuan Negara yang sesuai dengan pembukaan
UUD 1945.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 63


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
g.
RANGKUMAN

Secara etimologis, politik berasal dari bahasa Yunani yaitu “polis” yang
berarti kota. Orang yang mendiami polis disebut “polites” atau warga negara,
sementara kata “politikos” berarti kewarganegaraan. Lalu muncul istilah “politike
techne” yang berarti kemahiran politik. “Ars politica” yang berarti kemahiran
tentang soal kenegaraan. “Politike epitesme” berarti ilmu politik, istilah yang saat ini
banyak digunakan.

Politik memiliki banyak definisi tergantung sudut pandang si pembuat


definisi. Miriam Budiardjo (1993) mendefinisikan politik sebagai berbagai macam
kegiatan yang terjadi di suatu negara, yang menyangkut proses menentukan tujuan
dan bagimana cara mencapai tujuan itu. Sementara itu, Hoogerwerf, mendefinisikan
politik sebagai pertarungan kekuasaan. Hans Morgenthau juga mendefinisikan
politik sebagai usaha mencari kekuasaan (struggle power). Sementara David Easton
mengartikan politik sebagai semua aktivitas yang mempengaruhi kebijaksanaan dan
cara bagaimana kebijaksanaan itu dilaksanakan.

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah usaha untuk
menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima dengan baik oleh sebagian
besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang
harmonis. Untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang
menyangkut pengaturan dan alokasi (allocation) dari sumber daya alam, perlu
dimiliki kekuasaan (power) serta wewenang (authority). Unsur-unsur ini diperlukan
sebagai konsep pokok yang akan dipakai untuk meneropong unsur-unsur lain.

Adapun peran serta Indonesia dalam Politik dunia adalah sebagai berikut :

1. Indonesia sebagai anggota perserikatan bangsa-bangsa (PBB) pada tanggal 28


september 1966, Indonesia secara resmi kembali menjadi anggota PBB. Hal ini di
sambut baik oleh pihak PBB kemudian Adam Malik di pilih sebagai ketua Majelis
Umum PBB untuk masa sidang 1974.
2. Normalisasi hubungan dengan Malaysia pernah renggang. Pada tanggal 29 Mei
sampai 1 juni di adakan perundingan Bangkok
3. Peran serta Indonesia dalam ASEAN. ASEAN merupakan perhimpunan bangsa di
asia tenggara.
D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 64
Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI

1. Jelaskan tentang Konsep Politik ?


2. Jelaskan Konsep Politik Indonesia ?
3. Jelaskan Politik Bebas Aktif ?
4. Jelaskan Peran Serta Indonesia dalam Politik Dunia ?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 65


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 7

SISTEM POLITIK
INDONESIA

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan tentang Pengertian Sistem Politik Indonesia.


2. Menjelaskan Manfaat Sistem Politik Indonesia.
3. Menjelaskan Ciri dan Prinsip Sistem Politik Indonesia.
4. Menjelaskan pelaksanaan Sistem Politik Indonesia.

Pokok Bahasan :

Sistem Politik Indonesia

Sub Pokok Bahasan :

1. Sistem Politik Indonesia.


2. Manfaat Sistem Politik Indonesia.
3. Ciri dan Prinsip Sistem Politik Indonesia.
4. Pelaksanaan Sistem Politik Indonesia.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 66


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

SISTEM POLITIK INDONESIA

1. Pengertian sistem politik indonesia

Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai


kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk
proses penentuan tujuan, Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di
dalam konstitusi negara ( termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam
Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang
seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur politik
sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam
hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-
lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan
Wakil Presiden.

Sistem pemerintahan demokrasi mengutamakan kepentingan rakyat tanpa


membedakan suku, ras, dan agama sebagai warga negara. Setiap warga negara memiliki
kesetaraan hak dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup
mereka di sebuah negara. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwasannya rakyat
memiliki kekuasaan tertinggi untuk pelaksanaan pemerintahan. Sistem politik demokrasi
memiliki prinsip yang harus dijalankan antara lain, Persamaan warga negara dalam praktik
politik, Menjamin kebebasan setiap warga negara untuk keterlibatannya mengambil
keputusan politik, Kebebasan diakui, diterima, dan digunakan oleh warga negara.

2. Manfaat sistem Politik Indonesia

Di era modern ini tentu kita semua sudah tidak asing dengan kata “politik”. Namun
saya yakin masih banyak orang yang belum paham mengenai sistem politik di Indonesia.
Sistem politik sendiri merupakan alokasi dari nilai-nilai yang bersifat paksaan atau dengan

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 67


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
kewenangan, dan mengikat masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Menurut saya penting
bagi bangsa Indonesia untuk memahami sistem politik di Indonesia, berikut alasannya.

Pertama, dengan memahami sistem politik di Indonesia kita dapat memahami


gejolak politik yang sedang dialami oleh bangsa kita. Misalnya saat terjadi suatu sengketa
politik di negara kita, kita yang sudah memahami sistem politik dapat setidaknya mengerti
apa yang terjadi. Memahami suatu peristiwa politik merupakan awal dari perubahan bagi
bangsa kita. Bila kita tidak memahami sistem politik di Indonesia, bisa saja kita hanya
dipermainkan oleh pihak yang berkuasa dalam bidang politik.

Kedua, dengan memahami sistem politik di Indonesia kita dapat memberikan opini-
opini kita untuk Indonesia. Misalnya saat terjadi suatu sengketa politik, kita yang sudah
memahami sistem politik Indonesia dapat menyalurkan opininya lewat internet maupun
media sosial. Namun perlu diketahui bahwa opini yang dilontarkan haruslah sesuai dan tidak
untuk menjatuhkan pihak lain. Karena jika tidak berhati-hati dalam menyatakan opini kita,
kita bisa saja berurusan dengan pihak berwajin. Opini tidak harus berasal dari para ahli
hukum terkemuka. Pendapat dari rakyat juga dapat membantu pemerintah dalam
menyelesaikan suatu sengketa politik.

Ketiga, dengan memahami sistem politik di Indonesia kita dapat berpartisipasi aktif
dalam politik. Menurut Almond bentuk-bentuk partisipasi politik ini dapat berupa bentuk
konvensional maupun Nonkonvensional. Contoh partisipasi konvensional : pemberian suara,
diskusi politik, kegiatan kampanye, membentuk dan bergabung dalam kelompok
kepentingan, komunikasi individu dengan pejabat politik. Sedangkan contoh partisipasi
nonkonvensional : pengajuan petisi,berdemonstrasi,konfontrasi, dan mogok. Namun sebagai
orang terpelajar kita harus menunjukan partisipasi politik kita dengan cara yang baik. Dalam
demonstrasi misalnya, kita harus menunjukan sikap dan etikat yang baik dalam setiap
demonstrasi. Kita harus menunjukan bahwa bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang anarkis
dalam melakukan demo.

3. Ciri dan Prinsip Sistem Politik Indonesia

Selain tiga prinsip penting dalam pelaksaan sistem demokrasi, terdapat juga ciri-ciri
dalam menjalankan demokrasi yang dilakukan oleh pemerintah.

Beberapa ciri-ciri sistem politik demokrasi diantaranya adalah sebagai berikut:

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 68


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pemerintahan Rakyat
Rakyatnya adalah segala bentuk keputusan yang dicanangkan oleh pemerintah
berdasarkan kepentingan rakyat dan keinginan rakyat. Disini rakyat yang mengambil
keputusan dan pemerintah yang bertindak sebagai pelaksananya.
2. Ciri Konstitusional
Konstitusional adalah segala hal yang bersangkutan dengan konstitusi suatu negara.
Artinya, dalam demokrasi maka semua hal yang berkaitan dengan keinginan, kepentingan,
dan kekuasaan rakyat tertulis dalam konstitusi dan undang-undang negara yang menganut
sistem demokrasi.
3. Ciri Perwakilan
Perwakilan yang dimaksud dalam alinea ini adalah dalam sistem demokrasi,
kedaulatan milik rakyat akan diwakilkan pada beberapa orang yang telah dipilih oleh rakyat
sebelumnya. Wakil rakyat yang telah ditunjuk rakyat tersebut yang akan mengatur negara
berdasarkan amanat yang dibebankan rakyat terhadapnya.
4. Sistem Kepartaian
Dalam sistem demokrasi, partai akan dijadikan sebagai sebuah media dalam
pelaksanaan sistem politik demokrasi. Dengan adanya kepartaian maka rakyat dapat
memilih untuk menentukan wakilnya yang bertugas menjalankan pemerintahan.
5. Sistem Pemilu
Sistem politik demokrasi menggunakan pemilihan umum sebagai sraana untuk
menentukan pihak yang bertanggungjawab dalam pemerintahan. Kegiatan politik ini dipakai
setiap beberapa tahun sekali dengan maksud re-generasi wakil rakyat yang baru dan
pemuda kompeten.
6. Ciri Tanggung jawab
Pihak yang dipilih menjadi wakil rakyat harus memiliki tanggungjawab penuh
terhadap amanat yang telah dibebankan rakyat kepadanya. Hal ini diatur dalam undang-
undang dan apabila tidak dipenuhi maka rakyat dapat mengutarakan pendapat untuk
memberhentikan pihak yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.
7. Ciri Kekuasaan
Dalam sistem demokrasi terdapat pemisahan dan pembagian kekuasaan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki
potensi sumber daya yang berbeda- beda bergantung pada penduduk dan budaya yang ada
di daerah tersebut.
4. Pelaksaan sistem politik indonesia

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 69


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang
membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan
serta melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau
kelompok individu satu sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan
Negara. SISTEM POLITIK menurut Rusadi Kartaprawira adalah Mekanisme atau cara kerja
seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik yang berhubungan satu sama lain
dan menunjukkan suatu proses yang langggeng. Sistem politik Indonesia diartikan sebagai
kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan
dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan
tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya. Pelaksanaan
sistem politik Indonesia tidak lepas dari perkembangan sistem politik demokrasi dan sejarah
ketatanegaraan Indonesia. Sistem politik di Indonesia telah ditentukan dalam UUD 1945
bahwa Indonesia adalah Negara kesatuan berbentuk republic dan kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh majelis permusyawaratan rakyat (MPR).
Berikut akan diuraikan mengenai sistem pelaksanaan politik Indonesia sejak awal
kemerdekaan sampai sekarang.
Sistem politik Liberal di Indonesia dikeluarkannya maklumat pemerintah 14
November 1945 sampai dikeluarkan dekrit presiden 5 Juli 1959. Asas-asas sistem politik
liberal sebagai berikut:
1. Mengunakan dasar Negara Pancasila
2. Berdasarkan UUD 1945, UUD RIS 1949, dan UUD sementara 1950.

UUD RIS 1949: Konstitusi RIS tersebut mulai beelaku tgl 27 Desember 1949, yg
terdiri atasMukadimah berisi 4 alinea, Batang Tubuh yg berisi 6 bab & 197 pasal,
sertasebuah lampiran. Negara negara bagian ituadlh : Negara Republik Indonesia, Indonesia
Timur, Pasundan, Jawa Timur,Madura, Sumatera Timur, Sumatera Selatan. Selain itu
terdapat pula satuankenegaraan yg berdiri sendiri, yaitu : Jawa Tengah , Bangka, Belitung,
Riau,Kalimantan Barat, Dayak Besar, Daerah Banjar, Kalimntan Tenggara &Kalimantan Timur.

UUD Sementara 1950: UUDS 1950, adalah kontstitusi yang berlaku di negara
Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang
Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar
Sosial Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14
Agustus 1950 di Jakarta.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 70


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
1. Mengunakan sistem multipartai dengan asas partai politik yang berbeda-beda.
2. Pemilu dengan sistem proposional (seimbang ).
3. Sistem proporsional ada beberapa sistem yang merupakan kebalikan dari sistem distrik.
Dalam sistem proporsional jumlah penduduk di suatu wilayah tidak berpengaruh
terhadap jumlah wakilnya di pemerintahan. Daerah pemilihan juga cukup luas (setara
propinsi di Indonesia) sehingga membuat jumlah daerah pemilihan tidak sebanyak pada
sistem distrik. Caleg yang akan maju menurut sistem proporsional ini tidaklah harus
berasal dari daerah pemilihan, melainkan dapat berasal dari daerah lain.
4. Ekonomi nasional dengan sistem mekanisme pasar (liberalisme).
Mekanisme pasar adalah kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan
harga sampai pasar menjadi seimbang(jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang
diminta).

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 71


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

RANGKUMAN

Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai


kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk
proses penentuan tujuan, Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di
dalam konstitusi negara ( termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam
Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang
seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur politik
sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam
hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-
lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan
Wakil Presiden.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 72


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI

1. Jelaskan tentang Sistem Politik Indonesia.


2. Sebutkan Manfaat Sistem Politik Indonesia.
3. Sebutkan Ciri dan Prinsip Sistem Politik Indonesia.
4. Jelaskan pelaksanaan Sistem Politik Indonesia.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 73


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 8

STRATEGI NASIONAL

Tujuan
Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan konsep Strategi


2. Menjelaskan Pengertian Strategi Nasional.
3. Menjelaskan Dasar Penyusunan Strategi Nasional.
4. Sebutkan lembaga penyusunan Strategi Nasional.

Pokok Bahasan :

Strategi Nasional

Sub Pokok Bahasan :

1. Konsep Strategi.
2. Pengertian Strategi Nasional.
3. Dasar Penyusunan Strategi Nasional.
4. Lembaga Penyusunan Stragtegi Nasional.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 74


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi
STRATEGI NASIONAL

1. Konsep Strategi

Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis
bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi
pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David, p.15, 2004).
Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).

2. Pengertian Strategi Nasional


Strategi nasional adalah perencanaan dan memutuskan sesuatu untuk kepentingan
negara. Kata strategi sendiri berasal dari bahasa Yunani stratēgos. Politik dan strategi
pertahanan nasional harus berjalan selaras. Strategi nasioanal dirancang untuk menjawab
kepentingan nasional negara tersebut. Setiap strategi di masing-maisng negara berbeda
karena kebijakan dan kebutuhan masyarakat disetiap negar berbeda-beda satu sama
lainnya. Sebagai salah satu negara berdaulat dan bermartabat, tentunya Indonesia harus
memiliki strategi besar yang dapat menjamin tercapainya segala kepentingan nasional guna
mewujudkan tujuan nasional menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD
1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.
Dikutip dari Letkol Laut (P) Erwin S. Aldedharma, Komandan KRI Nala Khusus di
bidang pertahanan negara, terkesan saat ini belum adanya keseragaman pola sikap dan pola
tindak dalam lingkup Departemen Pertahanan, termasuk di jajaran TNI. Walaupun Undang-
undang Pertahanan menyatakan bahwa strategi pertahanan negara disusun berdasarkan

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 75


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
kondisi geografis bangsa, namun implementasi di lapangan masih sepertinya
mengedepankan strategi pertahanan semesta, di mana dalam menghadapi kekuatan lawan,
militer Indonesia masih berorientasi pada taktik perang gerilya. Artinya, musuh akan
ditunggu hingga masuk dan menginjakkan kaki ke wilayah daratan Indonesia, yang mana
berarti pula bahwa rakyat akan ikut terlibat dalam perang. Bukan berarti bahwa strategi
pertahanan semesta merupakan sesuatu yang keliru, karena sejarah membuktikan bahwa
dengan strategi tersebut bangsa ini berhasil merebut dan mempertahankan
kemerdekaannya melawan penjajah. Namun dengan perkembangan situasi politik, hukum
dan teknologi era sekarang, strategi itu hendaknya tidak ditempatkan sebagai strategi
utama, karena hukum internasional melarang keterlibatan rakyat (non kombatan) dalam
perang. Sebaliknya, Indonesia harus mampu mencegah musuh masuk ke wilayahnya,
sehingga mewajibkan kita mempunyai militer yang memiliki daya pukul dan daya hancur
cukup besar serta dapat dikerahkan hingga jauh ke batas terluar yurisdiksi nasional. Bertolak
dari pemikiran demikian dan dikaitkan dengan kondisi geografis Indonesia, sudah
sewajarnya bila fokus pembangunan kekuatan militer terletak pada Angkatan Laut dan
Angkatan Udara.

Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut:

a. Pengertian Umum

Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

b. Pengertian khusus

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)


dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu
dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya
kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan
kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di
dalam bisnis yang dilakukan.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 76


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

1) Perumusan Strategi

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke


depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan
tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk
mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan


strategi, yaitu:

a) Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan
menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam
lingkungan tersebut.
b) Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam
menjalankan misinya.
c) Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-
strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
d) Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi
dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang
dihadapi.
e) Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan
jangka panjang. (Hariadi, 2005).

b. Tingkat-tingkat Strategi

Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins
(1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut
Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan
functional strategy.

a) Enterprise Strategi
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai
hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar
organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada
pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik
D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 77
Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara
organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat
menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-
sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan
dan kebutuhan masyarakat.
b) Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy
yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi
bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata
untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan
dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang utama? Apakah misi yayasan ini,
yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga itu? Apakah misi utama
direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah misi badan ini, badan itu? Begitu
seterusnya.
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru
dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap misi universitas ialah terjun
kedalam dunia bisnis agar menjadi kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik
terhadap anak didiknya, terhadap pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya.
Bagaimana misi itu dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan
stratejik dan perencanaan strategi yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.
c) Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah
masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para
pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat
memperoleh keuntungan-keuntungan strategi yang sekaligus mampu menunjang
berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
d) Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi
lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:
(1) Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan
organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang
berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan
pengembangan.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 78


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
(2) Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning,
organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating,
communicating, decision making, representing, dan integrating.
(3) Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi
lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang
selalu berubah (J. Salusu, p 101, 1996).
Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi
isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak
boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya
memperhitungkan soal “kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi (J. Salusu, p 104,
1996).
e) Jenis-jenis Strategi

Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan,


namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di
perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan
ketika divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda.

Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan


gabungan dari sejumlah strategi defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi
biaya secara bersamaan.

Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:

1. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang
semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal
memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan /
atau pesaing.
2. Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi
intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan
perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
3. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,
horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 79


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru
yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal.
Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.
4. Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat
menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya,
terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya
dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun.
Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi
biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama
proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas
dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media.
Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi
sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan
untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian
dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis
yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok
dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual semua aset
sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi
merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang
secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi
daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.
5. Strategi Umum Michael Porter
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi
memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus.
Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya menekankan pada
pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen
yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan
membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan
ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan
harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi
keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 80


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
3. Dasar Penyusunan Strategi Nasional

Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran


yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi
Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional . Politik dan strategi
nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraaan
menurut UUD 1945 . sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan
bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945
merupakan “suprastruktur politik” . Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR,
Presiden, DPA, BPK, MA.

Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai


“infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat,
seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan
(interest group), dan kelompok penekan (pressure group) . Suprastruktur dan
infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang .
Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politik
diatur oleh presiden/mandataris MPR . Sedangkan proses penyusunan politik dan
strategi nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima
GBHN. Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga
pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh
presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat
pelaksanaan . Salah satu wujud pengapilikasian politik dan strategi nasional dalam
pemerintahan adalah sebagai berikut :

1. Otonomi Daerah Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah


yang merupakan salah satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah
memberikan dua bentuk otonomi kepada dua daerah, yaitu otonomi terbatas bagi
daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerah Kabupaten/Kota. Perbedaan Undang-
undang yang lama dan yang baru ialah:
a. Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari pusat
(central government looking).
b. Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari daerah
(local government looking).

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 81


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
2. Kewenangan Daerah
a. Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999tenang Otonomi Daerah, kewenagan
daerah mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan, kecuali
kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,
moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.
b. Kewenagnan bidang lain, meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan
pengendalian pembangunan secara makro.
c. Bentuk dan susunan pemerintahan daerah:
1) DPRD sebagai badan legislatif daerah dan pemerintah daerah sebagai
eksekutif daerah dibentuk di daerah.
2) DPRD sebagai lwmbaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk
melaksanakan demokrasi
a) Memilih Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan
Walikota/Wakil Walikota.
b) Memilih anggota Majelis Permusawartan Prakyat dari urusan Daerah.
c) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/ Wakil
Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota.
d. Membentuk peraturan daerah bersama gubernur, Bupati atas Wali Kota.
e. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersama
gubernur, Bupati, Walikota.
f. Mengawasi pelaksanaan keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota, pelaksanaan
APBD, kebijakan daerah, pelaksanaan kerja sama internasional di daerah, dan
menampung serta menindak-lanjuti aspirasi daerah dan masyarakat.

4. Lembaga Penyusun Strategi Nasional

Politik strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan
sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 berkembang pendapat yang
mengatakan bahwa pemerintah dan lembaga-lembaga negara yang diatur dalam UUD
1945 merupakan suprastruktur politik, lembaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR,
Presiden, BPK, dan MA. Sedangkan badan-badan yang berada didalam masyarakat
disebut sebagai infrastruktur politik yang mencakup pranata politik yang ada dalam
masyarakat seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok
kepentingan (interest group) dan kelompok penekan (pressure group).

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 82


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Mekanisme penyusunan politik strategi nasional ditingkat suprastruktur politik
diatur oleh Presiden, karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat maka dalam
menjalankan pemerintahan berpegang pada visi dan misi. Visi dan misi inilah yang
dijadikan politik dan strategi dalam menjalankan pemerintahan dan melaksanakan
pembangumnan selama lima tahun. Sebelumnya Politik dan strategi nasional mengacu
kepada GBHN yang dibuat dan ditetapkan oleh MPR.

Proses penyusunan politik strategi nasional pada infrastruktur politik merupakan


sasaran yang akan dicapai oleh rakyat Indonesia. Sesuai dengan kebijakan politik
nasional. Setelah kita ketahui tentang penyusunan politik dan strategi nasional,
selanjutnya yang saling berkaitan adalah tentang stratifikasi politik dan strategi nasional
yang meliputi beberapa hal, antara lain, tingkat penentu kebijakan puncak, tingkat
kebijakan umum, tingkat penentu kebijakan khusus. Tingkat penentu kebijakan khusus ini
berada di tangan menteri, yang meliputi kebijakan teknis dan daerah.

Politik dan strategi nasional dapat dilakukan karena kesatuan cita-cita bangsa
yang dapat diwujudkan melalui pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional
itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa
Indonesia. Dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi
juga merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 83


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

RANGKUMAN

Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis
bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi
pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David, p.15, 2004).
Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan


terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari
apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi
pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Politik strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan
sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 berkembang pendapat yang
mengatakan bahwa pemerintah dan lembaga-lembaga negara yang diatur dalam UUD 1945
merupakan suprastruktur politik, lembaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden,
BPK, dan MA. Sedangkan badan-badan yang berada didalam masyarakat disebut sebagai
infrastruktur politik yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat seperti
partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest
group) dan kelompok penekan (pressure group).

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 84


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI

1. Jelaskan Konsep Strategi ?


2. Jelaskan Pengertian Strategi Nasional ?
3. Jelaskan Dasar Penyusunan Strategi Nasional ?
4. Jelaskan penyusunan trategi Nasional ?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 85


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan belajar 9

DEMOKRASI INDONESIA

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan tentang Konsep Demokrasi.


2. Menjelaskan Pengertian Demokrasi Indonesia.
3. Menjelaskan Prinsip Demokrasi.
4. Menjelaskan Ciri Negara Demokrasi.

Pokok Bahasan :

Demokrasi Indonesia

Sub Pokok Bahasan :

1. Konsep Demokrasi.
2. Pengertian Demokrasi Indonesia.
3. Prinsip Demokrasi.
4. Ciri Negara Demokrasi.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 86


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

Demokrasi indonesia

1. Konsep demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti rakyat dan kratos
yang berarti kekuasaan. Secara bahasa Demokrasi adalah kekuasaan yang berada ditangan
rakyat(pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat adalah pemegang
kekuasaan tertinggi dipenggang oleh rakyat. Jadi demokrasi adalah sebuah /bentuk sistem
pemerintahan dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat yang dijalankan oleh
pemerintah.

2. Pengertian Demokrasi
Dalam membicarakan tentang demokrasi di Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari alur
periodisasi pemerintahan masa revolusi kemerdekaan, Demokrasi Parlementer,
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin (guided democracy), dan Pemerintahan Orde Baru
(Pancasila democracy).
a. Demokrasi Parlementer
Periode kedua pemerintahan negara Indonesia adalah tahun 1950-1959. Dengan
menggunakan UUD Sementara sebagai landasan konstitusionalnya. Periode ini disebut
pemerintahan parlementer. Masa ini merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia,
karena hampir semua elemen demokrasi dapat ditemukan dalam kehidupan politik di
Indonesia.
b. Demokrasi Terpimpin
Sejak berakhirnya Pemilu 1955, Presiden Soekarno sudah menunjukkan gejala ketidak
senangannya kepada partai-partai politik. Hal ini terjadi karena partai politik sangat
berorientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan kurang memperhatikan
kepentingan politik nasional secara menyeluruh. Demokrasi terpimpin merupakan
pernbalikan total dari proses politik yang berjalan pada masa demokrasi parlementer.
Apa yang disebut dengan demokrasi, tidak lain merupakan perwujudan kehendak
presiden dalam rangka menempatkan dirinya sebagai satu-satunya institusi yang paling
berkuasa di Indonesia.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 87


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

c. Demokrasi dalam Pemerinlahan Orde Baru


Rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hampir tidak pemah terjadi. Kecuali yang
terdapat pada jajaran yang lebih rendah, seperti gubernur, bupati/walikota, camat dan
kepala desa. Kalaupun ada perubahan, selama Orde Baru hanya terjadi pada jabatan
wakil presiden, sementara pemerintahan secara esensial masih tetap sama. Rekruitmen
politik tertutup. Dalam negara demokratis, semua warga negara yang mampu dan
mernenuhi syarat mempunyai peluang yang sama untuk mengisi jabatan politik
tersebut. Akan tetapi, di Indonesia, sistem rekruitmen tersebut bersifat tertutup, kecuali
anggota DPR yang berjumlah 400 orang. Pengisian jabatan di lembaga tinggi negara,
seperti MA, BPK, DPA, dan jabatan-jabatan dalam birokrasi, dikontrol sepenuhnya oleh
lembaga kepresidenan. Pemilihan Umum. Pemilu pada masa Orde Baru telah
dilangsungkan sebanyak enam kali, dengan frekuensi yang teratur, yaitu setiap lima
tahun sekali. Tetapi kalau kita mengamati kualitas penyekenggaraannya, masih jauh dari
semangat demokrasi. Pemilu sejak tahun 1971, dibuat sedemikian rupa sehingga Golkar
memenangkan pemilihan dengan mayoritas mutlak.
Adapun pembagian Demokrasi itu sendiri adalah sebagai berikut :

a. Budaya Demokrasi

Kata budaya berasal dari kata budi/akal dan daya/kemampuan maka budaya adalah
kemampuan akal manusia. Secara bahasa budaya demokrasi berarti kemampuan akal
manusia tentang berdemokrasi.

Pengertian Budaya Demokrasi dapat dilihat dari tiga sudut. Yang pertama
adalah budaya demokrasi formal, yaitu suatu sistem pemerintahan yg hanya dilihat dari ada
atau tidaknya lembaga politik demokrasi seperti perwakilan rakyat .

Yang kedua adalah budaya demokrasi wajah(permukaan), yaitu demokrasi yang


hanya tampak dari luar, sedangkan di dalamnya tidak ada sama sekali unsur demokrasi.

Yang ketiga demokrasi substantif, yaitu demokrasi yang memberikan


kesempatan(hak suara) untuk menentukan kebijakan kepada seluruh golongan masyarakat
tanpa memandang kedudukan atau apapun dengan tujuan menjalankan agenda kerakyatan.
Budaya Demokrasi pada intinya adalah budaya yang menomor satukan kepentingan
masyarakat dalam pembuatan keputusan mengenai kebijakan negara.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 88


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

b. Kelebihan dan Kekurangan Budaya Demokrasi


1. Kelebihan
a) Demokrasi memberi kesempatan untuk perubahan di tubuh pemerintahan tanpa
menggunakan kekerasan.
b) Adanya pemindahan kekuasaan yang dapat dilakukan melalui pemilihan umum
c) Sistem demokrasi mencegah adanya monopoli kekuasaan Dalam budaya demokrasi,
pemerintah yang terpilih melalui pemilu akan memiliki rasa berutang karena rakyat
yang memilihnya, oleh karena itu hal ini akan menimbulkan pemicu untuk bekerja
sebaik-baiknya untuk rakyat
d) Masyarakat diberi kebebasan untuk berpartisipasi yang menimbulkan rasa memiliki
terhadap negara.

2. Kekurangan

a) Masyarakat bisa salah dalam memilih dikarenakan isu-isu politik


b) Fokus pemerintah akan berkurang ketika menjelang pemilu masa berikutnya
c) Massa dapat mempengaruhi orang

c. Pendidikan Demokrasi
Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan Negara
dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami,
meghayati, megamall kan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi
sesuai dengan status dan peran nya dalam masyarakat (winataputra, 2006 : 12)
Demokrasi memang tidak diwarisi , tetapi ditangkap dan dicerna melalui proses
belajar oleh karena itu untuk memahaminya diperlukan suatu proses pendidikan
demokrasi. Pendidikan demokrasi dalam nerbagai konteks, dalam hal ini untuk
pendidikan formal ( disekolah dan perguruan tinggi), non formal ( pendidikan diluar
sekolah dan informal ( pergaulan dirumah dan masyarakat kulturaluntuk membangun
cita-cita, nilai, konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan demokrasi dalam berbagai
konteks(Winaputra, 2006 : 19).

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 89


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
d. jenis-jenis Demokrasi

1) dilihat dari cara penyaluran aspirasi rakyat;


(1) Demokrasi Langsung

Demokrasi langsung adalah sistem demokrasi yang memberikan kesempatan


kepada seluruh warga negaranya dalam permusyawaratan saat menentukan arah
kebijakan umum dari negara atau undang-undang. Bisa dikatakan demokrasi
langsung adalah demokrasi yang bersih karena rakyat diberikan hak mutlak untuk
memberikan aspirasinya.

(2) Demokrasi Tidak Langsung

Demokrasi tidak langsung adalah sistem demokrasi yang dijalankan


menggunakan sistem perwakilan.

2) dilihat dari dasar yang dijadikan prioritas atau titik perhatian;


(1) Demokrasi Material
(2) Demokrasi Formal
(3) Demokrasi Campuran

3) dilihat dari prinsip ideologi;


(1) Demokrasi Rakyat

Demokrasi rakyat(proletar) adalah sistem demokrasi yang tidak mengenal


kelas sosial dalam kehidupan. Tidak ada pengakuan hak milik pribadi tanpa ada
paksaan atau penindasan tetapi untuk mencapai masyarakat yang dicita-citakan
tersebut dilakukan dengan cara kekerasan atau paksa atau dengan kata lain negara
adalah alat untuk mencapai cita-cita kepentingan kolektif. Demokrasi rakyat
merupakan demokrasi yang berdasarkan paham marxisme atau komunisme.

(2) Demokrasi Konstitusional

Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang dilandaskan kebebasan


setiap orang atau manusia sebagai makhluk sosial. Hobbe, Lockdan Rousseaue
mengemukakan pemikirannya tentang negara demokrasi bahwa negara terbentuk
disebabkan oleh benturan kepentingan hidup orang yang hidup bermasyarakat. Ini
mengakibatkan terjadinya penindasan diantara mereka.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 90


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh sebab itu kumpulan orang tersebut membentuk komunitas yang
dinamakan negara atas dasar kepentingan bersama. Akan tetapi fakta yang terjadi
kemudian adalah munculnya kekuasaan berlebih atau otoriterianisme.

Hal inilah yang menjadi pemicu pemikiran baru yakni demokrasi liberal. Setiap
individu dapat berpartisipasi melalui wakil yang dipilih melalui pemilihan sesuai
ketentuan. Masyarakat harus dijaminan dalam hal kebebasan individual(politik, sosial,
ekonomi, dan keagamaan).

(4) dilihat dari kewenangan dan hubungan antara alat kelengkapan negara;
1) Demokrasi Sistem Parlementer

Indonesia pernah menerapkan demokrasi parlementer yaitu pada tahun


1945-1959. Dalam sistem demokrasi parlementer, Indonesia memiliki kepala negara
dan kepala pemerintahan sendiri. Selama periode ini konstitusi yang digunakan
adalah Konstitusi RIS dan UUDS 1950. BAnyak kelebihan yang dirasakan ketika
Indonesia menerapkan sistem demokrasi parlementer antara lain:

a) Parlemen menjalankan peran yang sangat baik


b) Akuntabilitas pemengang jabatan tinggi
c) Partai plitik diberi kebebasan dan peluang untuk berkembang
d) Hak dasar setiap individu tidak dikurangi
e) Pemilihan umum dilaksanakan benar2 dengan prinsip demokrasi (Pemilu 1955)
f) Daerah diberikan otonomi dalam mengembangkan daerahnya sesuai dengan asas
desentralisasi

Meskipun banyak sekali kelebihan yang dirasakan, demokrasi


parlementer dianggap gagal karena beberapa alasan yang dikemukakan para ahli
sebagai berikut:

(1) Usulan Presiden(Konsepsi Presiden) tentang Pemerintahan yang berasaskan


gotong-royong( berbau komunisme).
(2) Dewan Konstituante yang bertugas menyusun Undang-undang(konstitusi)
mengalami kegagalan dalam merumuskan ideologi nasional.
(3) Dominan sekali politik aliran yang memicu konflik
(4) Kondisi ekonomi pasca kemerdekaan masih belum kuat.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 91


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
3. Prinsip demokrasi

Demokrasi sebagai sistem politik yang saat ini dianut oleh sebagian besar negara di
dunia tentu saja memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan sistem yang lain. Henry B.
Mayo sebagaimana dikutip oleh Miriam Budiardjo dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar
Ilmu Politik (2008:118-119) mengungkapkan prinsip dari demokrasi yang akan mewujudkan
suatu sistem politik yang demokratis. Adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah :

a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.


b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah.
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
f. Menjamin tegaknya keadilan Kemudian, menurut menurut Alamudi sebagaimana dikutip
oleh Sri Wuryan dan Syaifullah dalam bukunya yang berjudul Ilmu Kewarganegaraan
(2006:84), suatu negara dapat disebut berbudaya demokrasi apabila memiliki soko guru
demokrasi sebagai berikut :
1) Kedaulatan rakyat.
2) Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
3) Kekuasaan mayoritas.
4) Hak-hak minoritas.
5) Jaminan hak-hak asasi manusia.
6) Pemilihan yang bebas dan jujur
7) Persamaan di depan hukum.
8) Proses hukum yang wajar.
9) Pembatasan pemerintahan secara konstitusional.
10) Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik.
11) Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat.
4. Ciri negara demokrasi
Ciri negara demokrasi adalah adanya kebebasan bagi warganya untuk mengurusi diri
sendiri. Salah satu wujudnya adalah adanya otonomi daerah. Dengan otonomi ini,
pemerintah daerah diberikan kebebasan oleh pemerintah pusat untuk mengurus diri sendiri.
Pemerintah daerah diberi keleluasan untuk mengelola wilayah sesuai aspirasi rakyat di
daerah bersangkutan. Keleluasaan itu meliputi hampir semua hal yang berkaitan dengan

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 92


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
pengelolaan pemerintahan. Yang tidak termasuk wewenang daerah antara lain sosial politik,
luar negeri, pertahanan, keamanan, mata uang, peradilan dan agama.
a. Ciri Negara Demokrasi
1. Legitimasi pemerintah
2. Pengaturan organisasi secara teratur dalam negara paling tidak terdapat 2 partai
politik.
3. Setiap warga negara sudah memenuhi syarat berhak dalam pemilu
4. Setiap warga negara dalam pemilu dijamin kerahasiannya
5. Masyarakat dijamin kebebasannya
6. Memiliki pers yang bebas

Salah satu ciri-ciri negara demokrasi adalah memiliki pers yang bebas dan
bertanggung jawab. Di negara demokrasi, partisipasi rakyat mendapat tempat yang
terhormat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karenanya, negara
demokrasi menjamin kemerdekaan menyampaikan pikiran baik secara lisan maupun
tulisan.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 93


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

RANGKUMAN

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti rakyat dan kratos
yang berarti kekuasaan. Secara bahasa Demokrasi adalah kekuasaan yang berada ditangan
rakyat(pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat adalah pemegang
kekuasaan tertinggi dipenggang oleh rakyat. Jadi demokrasi adalah sebuah /bentuk sistem
pemerintahan dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat yang dijalankan oleh
pemerintah.

Budaya Demokrasi pada intinya adalah budaya yang menomor satukan kepentingan
masyarakat dalam pembuatan keputusan mengenai kebijakan negara.

Kelebihan dan Kekurangan Budaya Demokrasi :

a. Kelebihan
1. Demokrasi memberi kesempatan untuk perubahan di tubuh pemerintahan tanpa
menggunakan kekerasan.
2. Adanya pemindahan kekuasaan yang dapat dilakukan melalui pemilihan umum
3. Sistem demokrasi mencegah adanya monopoli kekuasaan Dalam budaya demokrasi,
pemerintah yang terpilih melalui pemilu akan memiliki rasa berutang karena rakyat
yang memilihnya, oleh karena itu hal ini akan menimbulkan pemicu untuk bekerja
sebaik-baiknya untuk rakyat
4. Masyarakat diberi kebebasan untuk berpartisipasi yang menimbulkan rasa memiliki
terhadap negara.
b. Kekurangan
1. Masyarakat bisa salah dalam memilih dikarenakan isu-isu politik
2. Fokus pemerintah akan berkurang ketika menjelang pemilu masa berikutnya
3. Massa dapat memengaruhi orang

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 94


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI

1. Jelaskan tentang Konsep Demokrasi ?

2. Jelaskan Pengertian Demokrasi Indonesia ?

3. Jelaskan Prinsip Demokrasi ?

4. Sebutkan Ciri Negara Demokrasi ?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 95


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 10

PENDIDIKAN DEMOKRASI

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan tentang Konsep Pendidikan Demokrasi di Indonesia.


2. Menjelaskan Latar Belakang Demokrasi di Indonesia.
3. Menjelaskan Demokratisasi.
4. Menjelaskan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia.

Pokok Bahasan :

Pendidikan Demokrasi

Sub Pokok Bahasan :

1. Konsep Pendidikan Demokrasi di Indonesia.


2. Latar Belakang Demokrasi di Indonesia.
3. Demokratisasi.
4. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 96


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

PENDIDIKAN DEMOKRASI

1. Konsep Pendidikan Demokrasi di Indonesia

Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang


sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan
kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal maupun
vertikal.

Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada
kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal
ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak
mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-
tingginya sesuai dengan kemampuannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan
pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi,
kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri
handayani, suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan
berkembang menurut kodratnya. Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan
merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak
didik, serta juga dengan pengelola pendidikan.

Sedangkan demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu :

a. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia Demokrasi pada prinsip ini dianggap
sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak manusia dengan tidak
memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa. Dalam pendidikan,
D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 97
Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan memandang perbedaan antara satu dengan
yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta didik atau hubungan dengan gurunya
yang saling menghargai dan menghormati.
b. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat Dari prinsip inilah timbul
pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena dengan pendidikan itu manusia
akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat, baik dan sempurna. Oleh
karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan persoalan-persoalannya sendiri
secara teratur, sistematis dan komprehensif serta kritis sehingga anak didik memiliki
wawasan, kemampuan dan kesempatan yang luas.
c. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama Dalam konteks ini,
pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentingan individu-individu lain. Dengan
kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang lain menghormati kepentingannya.
Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang karena kebebasannya berbuat sesuka hatinya
sehingga merusak kebebasan orang lain atau kebebasannya sendiri.

Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga negara atau
anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya untuk memanjukan
kepentingan bersama karena kebersamaan dan kerjasama inilah pilar penyangga
demokrasi. Berkenaan dengan itulah maka bagi setiap warga negara diperlukan hal-hal
sebagai berikut :

1. pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah kewarganegaraan (civic),


ketatanegaraan, kemasyarakatan, soal-soal pemerintahan yang penting.
2. suatu keinsyafan dan kesanggupan semangat menjalankan tugasnya dengan
mendahulukan kepentingan negara atau masyarakat daripada kepentingan sendiri.
3. suatu keinsyafan dan kesanggupan memberantas kecurangan-kecurangan dan
perbuatan-perbuatan yang menghalangi kemajuan dan kemakmuran masyarakat dan
pemerintah. Dan apabila dihubungkan dengan pendidikan maka definisi demokrasi
pendidikan menurut beberapa ahli sebagaimana berikut:
a. Dalam kamus New book of Knowledge volum 4 disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan demokrasi pendidikan adalah demokrasi yang memberikan kesempatan
pendidikan yang sama kepada semua orang, tanpa membedakan suku, kepercayaan,
warna dan status social.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 98


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

b. Vebrianto
Demokrasi pendidikan adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang lama
kepada setiap anak (pesert didik) mencapai tingkat pendidikan sekolah yang
setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.
c. Sugarda Purbakatwaja
Demokrasi pendidikan adalah pengajaran pendidikan yang semua anggota
masyarakat mendapatkan pengajaran dan pendidikan secara adil.
d. M. Muchyidin Dimjati dan M. Roqib
Demokrasi pendidikan adalah pendidikan yang berprinsip dasar rasa cinta dan kasih
sayang terhadap semua.

mereka berada, karena dalam realitasnya bahwa pengembangan demokrasi


pendidikan itu akan banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan
penghidupan masyarakat. Misalnya masyarakat agraris akan berbeda dengan
masyarakat metropolitan dan modern, dan sebagainya.

Apabila yang dikemukakan tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip


demokrasi pendidikan yang telah diungkapkan, tampaknya ada beberapa butir
penting yang harus diketahui dan diperhatikan,diantaranya:

1. Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara dengan
cara adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem politik yang ada.
2. Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik.
3. Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.
Sedangkan pengembangan demokrasi pendidikan yang berorientasi pada
cita-cita dan nilai demokrasi, akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip berikut
ini:
a. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai
luhurnya.
b. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan
berbudi pekerti luhur.
c. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan
pribadinya, dalam rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan
dan kemajuan iptek tanpa merugikan pihak lain.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 99


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Prinsip-prinsip demokrasi dalam pandangan Islam Acuan pemahaman demokrasi
dan demokrasi pendidikan dalam pandangan ajaran Islam bersumber dari Al-Qur’an dan
Al-Hadits.

a. Surat Asy-Syura ayat 38

“dan (bagi) orang-rang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan


mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan
kepada mereka“.

b. Surat An-Nahl ayat 43

“dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang laki-laki yang Kami
beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”.

c. Hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :


”menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim (baik pria maupun
wanita)”.
1. Latar belakang demokrasi di indonesia

Dewasa ini, hampir seluruh warga di dunia mengaku menjadi penganut


paham demokrasi. Demokrasi dipraktekkan di seluruh dunia secara berbeda-beda
dari satu negara ke negara lain. Konsep demokrasi diterima oleh hampir seluruh
negara di dunia. Diterimanya konsep demokrasi disebabkan oleh keyakinanmereka
bahwa konsep ini merupakan tata pemerintahan yang paling unggul menganut
sistem demokrasi, demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat,
artinya kekuasaan negara itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha


untuk membangun sistem politik demokrasi sejak menyatakan kemerdekaan dan
kedaulatannya pada tahun 1945. Sebagai sebuah gagasan, demokrasi sebenarnya
sudah banyak dibahas atau bahkan dicoba diterapkan di Indonesia. Pada awal
kemerdekaan Indonesia berbagai hal dengan negaramasyarakat telah diatur dalam
UUD 1945.

Para pendiri bangsa berharap agar terwujudnya pemerintahan yang


melindungi bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 100
Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Semua itu merupakan gagasan-gagasan dasar yang melandasi kehidupan
negara yang demokratis.

Sebagai bentuk kesungguhan negara Indonesia, landasan tentang demokrasi


telah tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 maupun Batang Tubuh UUD 1945.
Seluruh pernyataan dalam UUD 1945 dilandasi oleh jiwa dan semangat demokrasi.
Penyusunan naskah UUD 1945 itu sendiri juga dilakukan secara demokratis. UUD
1945 merangkum semua golongan dan kepentingan dalam masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, demokrasi bagi bangsa Indonesia adalah konsep yang tidak dapat
dipisahkan.Budaya demokrasi di Indonesia perlu dikembangkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta hendaknya mengacu kepada akar
budaya nasionalisme yang memiliki nilai gotong royong atau kebersamaan dan
mementingkan kepentingan umum. Namun, budaya individualisme dan budaya.
liberal yang masuk melanda masyarakat dengan melalui arus globalisasi tidak
mungkin bisa dibendung karena kemajuan teknologi.

2. Demokratisasi

menurut definisi para para ahli/pakar mengatakan bahwa pengertian


demokratisasi adalah proses pendemokrasian segenap rakyat untuk turut serta
dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya atau turut serta dalam berbagai bidang
kegaitan (masyarakat/negara) baik langsung atau tidak langsung, dengan
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi
warga negara. Pengertian demokrasi juga dapat dikatakan sebagai proses menuju
demokrasi yang disebut sebagai demokratisasi.Dalam menuju ke demokrasi yang
kita dambakan merupakan proses yang tidaklah mudah.

Demokratisasi merupakan jalan keluar dariotoritarianisme, disebabkan,


demokratisasi adalah proses yang mengembalikan hak-hak rakyat, sehingga
mengapa banyak rakyat yang menyukai demokrasi,sedangkan dibawah
pemerintahan yang sifatnya atau bentuknya otoriter dengan meniadakan
demokrasi, menyebabkan hak-hak rakyat untuk berpartisipai dalam kegiatan politik,
kebudayaan, atau ekonomi dibatasi. Karena itu dukungan terhadap demokratisasi
akan sangat menentukan keberhasilan proses tersebut.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 101


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
3. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia

Demokrasi merupakan terminologi yang sarat akan tafsir dan makna. Hal ini
dapat dilihat bahwa pengertiannya berkaitan erat dengan sistem social yang
mendukungnya. Oleh karena itu, disamping mengandung unsur-unsur universal,
demokrasi juga memuat unsur-unsur kontekstual. Sehingga, dalam pelaksanannya,
demokrasi memiliki berbagai istilah, seperti demokrasi liberal, demokrasi
konstitusional, demokrasi Pancasila, dan lain-lain.

Berdasarkan Pembukaan UUD 1945, telah dijelaskan bahwa bentuk


pemerintahan Indonesia adalah demokrasi Pancasila dengan sistem pemerintahan
presidensiil. Namun, dalam pelaksanaannya pernah terjadi penyelewengan
demokrasi Pancasila dengan mempraktekan:

1. Demokrasi Liberal, kondisi ini ditunjukkan adanya kabinet parlementer yang


dipimpin oleh Perdana Menteri Syahrir. Selain itu, terjadi penggunaan konstitusi
Republik Indonesia Serikat da UUDS, dimana prinsip yang dipakai adalah suara
mayoritas yang berbeda dengan penekanan musyawarah mufakat yang
terdapat dalam demokrasi Pancasil.
2. Demokrasi Terpimpin, lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Indonesia kembali
pada UUD 1945, namun lahir gagasan lahirnya demokrasi terpimpin yang intinya
tidak boleh melakukan pungutan suara, dan jika terjadi perbedaan pendapat
yang tidak mungkin dicari pemecahannya diserahkan kepada presiden. Hal ini
menunjukkan kecenderungan sistem pemerintahan kearah otoriter dimana
presidan merupakan seorang yang memiliki kuasa penuh untuk mengambil
keputusan.
Setelah era Reformasi, demokrasi di Indonesia mulai berkembang.
Demonstrasi yang terjadi pada tahun 1998, menginspirasi pemuda untuk terus
mengawasi jalannya pemerintahan di Indonesia. Dengan aktifnya masyarakat
melakukan evaluasi terhadap pemerintahan, hal ini menunjukkan demokrasi
Pancasila telah terlaksana dengan baik. Pesta Demokrasi juga sudah terlaksana
dengan adanya pemilihan umum yang terlaksana telah membuktikan bahwa
dalam tubuh pemerintahan saat ini, rakyat menjadi komponen utama
terbentukya sistem. Demokrasi Pancasila telah Terlaksana namun Belum
Optimal Kehidupan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat telah
diatur dalam pasal 28 UUD 1945. Namun, dalam pelaksanaannya, masih banyak

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 102


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
ketakutan yang terdapat dalam tubuh masyarakat terhadap pemerintah. Hal ini
disebabkan karena masih banyak pemikiran yang ada dalam masyarakat bahwa
rakyat adalah sosok yang lemah dibandingkan dengan orang-orang yang berada
dalam tubuh pemerintahan. Ketimpangan sosial ini yang menyebabkan masih
banyak ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.
Seharusnya, apabila pelaksanaan demokrasi Pancasila yang menekankan
mufakat dan kekeluargaan dalam prinsip sistemnya, pemerintah tidak akan
selalu mendapatkan keluhan dan kitik dari rakyatnya karena seharusnya
masyarakat sudah dalam keadaan mufakat.
Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat juga belum menuai hasil yang terbaik
karena dalam pelaksanaannya kepentingan politik partai yang membuat mereka
duduk di kursi parlemenlah yang lebih diutamakan. Hal ini disebabkan tidak
adanya komunikasi langsung antara rakyat dengan Dewan yang menjadi
wakilnya. Sorotan dan kabar dari media yang menjadi dasar pengambilan
kebijakan mereka. Selain itu, terjadi penyimpangan kembali dalam tubuh
demokrasi Pancasila dengan adanya dwi partai (oposisi dan koalisi) yang ada
dalam sistem pemerintahan.
Dampak Kurang Optimalnya Pelaksanaan Demokrasi Pancasila. Kurang
optimalnya pelaksanaan demokrasi Pancasila akan mengakibatkan beberapa
dampak yang kurang baik bagi tubuh pemerintahan. Seperti, Terjadi banyak
penyelewengan kekuasaan. Kurang terbukanya pemerintahan terhadap rakyat,
menyebabkan banyak sekali kasus-kasus politik seperti korupsi,
penyalahgunaan wewenang, dan lain sebagainya yang akan merugikan negara
dan rakyatnya.
Masyarakat semakin jauh dari hak dan kesempatannya sebagai pemilik
kekuasaan tertinggi. Hal ini akan mengakibatkan munculnya penguasa dalam
sistem pemerintahan dan pemimpin rakyat akan jauh dari tanggung jawabnya
sebagai pengayom masyarakat. Sehingga banyak bermunculan anggapan bahwa
menjadi anggota parlemen adalah untuk mendapatkan uang sebagai balik
modal atas usaha kampanyenya.
Mulai memudarnya kepercayaan terhadap pemerintah. Hal ini terjadi
sebagai dampak kasus-kasus politik yag terjadi dalam tubuh pemerintahan.
Sebagai contoh pajak yang diselewengkan akan membuat masyarakat ragu
untuk membayar pajak. Padahal pajak adalah komponen utama dalam

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 103


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
pelaksanaan pembangunan, dengan keraguan masyarakat akan membayar
pajak, pembangunan negara akan macet dan program kerja pemerintahan tidak
akan erlakana dengan baik.
Banyak terjadi kasus yang berbau SARA. Demokrasi Pancasila banyak
mengatur tentang persatuan dan kesatuan dalam masyarakat Indonesia yang
majemuk. Berbagai ras, suku, dan agama akan hidup secara damai jika
pelaksanaan demokrai Pancasila, jika tidak, akan terjadi ketimpangan antar
masyarakat seperti adanya suatu kaum yang selalu dikhususkan dalam
menentukan kebijakan. Hal ini akan menimbulkan kecemburuan sosial yang
menyebabkan konflik-konflik yang berbau SARA.
Program kerja pemerintah tidak bisa optimal dijalankan. Perlu ditelaah
kembali tentang adanya sistem koalisi dan oposisi, sebetulnya bagus apabila
negara siap untuk menjalankan, namun seperti yang kita lihat banyak sekali
kemacetan program kerja karena keputusan pemerintah yang hanya
berladaskan partai-partai mereka saja.
Upaya yang Harus Dilakukan agar Demokrasi Berjalan Optimal Harus
ada sosialisasi terhadap masyarakat untuk sadar demokrasi. Dengan adanya
sosialisasi yang dijalankan dalam masyarakat, mereka akan mengerti hak dan
kewajiban yang sama sebagai warga negara sehingga tidak ada ketakutan untuk
memberikan aspirasi terhadap pemerintah.
Dibentuknya agen mediasi yang mampu mempertemukan antara dewan
perwakilan dan masyarakat secara langsung. Dengan adanya agen seperti ini,
masyarakat akan merasa puas karena aspirasinya akan merasa langsung
ditanggapi pemerintah dan mengurangi dampak kerusakan dan konflik yang
diakibatkan demo terbuka.
Membubarkan kelompok-kelompok organisasi yang cenderung
menimbulkan konflik berbau SARA. Ketegasan pemerintah dalam
memperhatikan kehidupan masyarakat perlu diperhatikan guna pemerintahan
dapat berjalan penuh dengan kerukunan. Banyak timbulnya organisasi seperti
NII, menunjukan bahwa ada upaya dari suatu golongan masyarakat untuk
mengubah Ideologi Pancasila, ini berarti mereka telah menganggap Pancasila
sudah tidak layak lagi untuk menjadi Ideologi negara ini. Dengan dibubarkannya
dan diberantas secara optimal, organisasi seperti ini dan semacamnya akan
mengurangi konflik-konflik yang berbau SARA seperti terorisme dan adu domba

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 104


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
yang sekarang banyak bermunculan. Pendidikan Demokrasi harus diwajibkan
untuk dipelajari di berbagai jenjang pendidikan. Karena demokrasi mengandung
nilai-nilai yang sangat penting, hal ini harus ditanamkan kepada masyarakat
sebagai dasar pendidikan disamping agama. Sehingga pendidikan demokrasi
akan tertanam dalam jiwa masyarakat dan membenuk pribadi yang mengerti
akan tata negara dan dapat memanfaatkan hak dan kesempatannya sebagai
warga negara dengan optimal kelak.
Memberikan pelindungan dan sikap terbuka terhadap masyarakat.
Ketidak percayaan masyarakat sudah tidak dapat dipungkiri lagi, sehingga
pemerintah harus mengembalikan citranya untuk kembali dipercayai
masyarakat. Sehingga dengan sikap terbuka, maka nada interaksi yang baik
antara rakyat dengan pemerintah.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 105


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

RANGKUMAN

Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang


sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan
kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal maupun
vertikal.

Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada
kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal
ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak
mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-
tingginya sesuai dengan kemampuannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan
pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi,
kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri
handayani, suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan
berkembang menurut kodratnya. Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan
merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak
didik, serta juga dengan pengelola pendidikan.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 106


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI
1. Jelaskan tentang Konsep Pendidikan Demokrasi di Indonesia ?
2. Jelaskan Latar Belakang Demokrasi di Indonesia ?
3. Jelaskan Demokratisasi ?
4. Jelaskan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia ?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 107


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 11

HAK ASASI MANUSIA


DAN RULE OF LAW

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan Konsep Ham.


2. Menjelaskan Pengertian Rule Of Law.
3. Menjelaskan Pelaksanaan HAM di Indonesia.
4. Menjelaskan Penerapan Rule of Law.
5. Menjelaskan Ruang Lingkup HAM dan Rule Of Law.

Pokok Bahasan :

Hak Asasi Manusia dan Rule of Law

Sub Pokok Bahasan :

1. Konsep Ham.
2. Pengertian Rule Of Law.
3. Pelaksanaan HAM di Indonesia
4. Penerapan Rule of Law.
5. Ruang Lingkup HAM dan Rule Of Law.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 108


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

Hak Asasi Manusia & Rule of Law

1. Konsep HAM

Hak Asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat diganggu gugat keberadaannya. Hak-hak
tersebut telah dibawa sejak lahir dan melekat pada diri manusia sebagai makhluk Tuhan.
Setiap manusia memiliki derajat dan martabat yang sama . Pada masa yang lalu, manusia
belum mengakui akan adanya derajat manusia yang lain sehingga mengakibatkan terjadinya
penindasan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Contoh yang paling kongkret
dapat dilihat pada penjajahan dari satu bangsa ke bangsa yang lain. Indonesia yang dijajah
dengan sangat tidak berperikemanusiaan oleh kaum kolonialisme dengan menindas, dan
menyengsarakan bangsa ini. Sehingga, dilakukan perjuangan terus menerus untuk tetap
mempertahankan hak asasi manusia yang dimilikinya.

Jika berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hak
asasi manusia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, adalah:

a. Hak untuk hidup


b. Hak untuk berkeluarga
c. Hak mengembangkan diri
d. Hak keadilan
e. Hak kemerdekaan
f. Hak berkomunikasi
g. Hak keamanan
h. Hak kesejahteraan, dan
i. Hak perlindungan

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 109


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
a. Ciri pokok dari hakikat hak asasi manusia adalah:
1. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. Hak asasi manusia
adalah bagian dari manusia secara otomatis
2. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal
usul, ras, agama, etnik, dan pandangan politik.
3. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap memiliki hak asasi manusia
meskipun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi bahkan melanggar
hak asasi manusia.
4. Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang menjadi
keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam konstitusinya. Melalui
Deklarasi Universal HAM 10 desember 1948 merupakan tonggak bersejarah
berlakunya penjaminan hak mengenai manusia sebagai manusia. Naskah tersebut
meruakan pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia, sehingga tanggal 10
Desmber sering diperingati sebagai hari hak asasi manusia. Isi pokok deklarasi
tersebut tertuang pada Pasal 1 yang menyatakan bahwa “Sekalian orang dilahirkan
merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal
dan budi, hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan”. Hak- hak yang
diatur menurut Piagam PBB tentang deklarasi Universal Human Rights 1948 itu adalah:
a) Hak berpikir dan mengeluarkan pendapat
b) Hak memiliki sesuatu
c) Hak mendapatkan aliran kepercayaan atau agama
d) Hak untuk hidup
e) Hak untuk kemerdekaan hidup
f) Hak untuk memperoleh nama baik
g) Hak untuk memperoleh pekerjaan
h) Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 110


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
2. Pengertian Rule of Law

Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pertama kali pada abad
ke-19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Rule of law lahir
sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan terjadinya peningkatan peran parlemen
atau senat (DPR dan MPR) dalam penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi terhadap
negara absolut (absolute state) yang telah berkembang sebelumnya.

Rule of Law merupakan konsep common law atau civil law yang membuat seluruh
lapisan masyarakat (baca pengertian masyarakat) dan negara serta seluruh lembaga
mengedepankan supremasi hukum yang telah dibangun diatas prinsip keadilan (justice) dan
egalitarian. Oleh karena itu, Rule of law dapat diartikan sebagai rule by the law bukan rule by
the man. Rule of law lahir mengambil alih dominasi yang dipunyai oleh kaum gereja,
bangsawan (ningrat) dan kerajaan (kingdom); menggeser negara kerajaan (monarki); dan
memunculkan negara konstitusi.

Rule of law adalah istilah dari tradisi common law dan berbeda dengan
persamaannya dalam tradisi hukum Kontinental, yaitu Rechtsstaat (negara yang diatur oleh
hukum). Keduanya memerlukan prosedur yang adil (procedural fairness), due process dan
persamaan di depan hukum, tetapi rule of law juga sering dianggap memerlukan pemisahan
kekuasaan, perlindungan hak asasi manusia tertentu dan demokratisasi.

3. Pelaksanaan HAM di Indonesia

Indonesia adalah sebuah negara demokrasi. Indonesia merupakan negara yang


sangat menghargaikebebasan. Juga, Indonesia sangat menghargai hak asasi manusia(HAM).
Ini bisa dilihat dengan adanyaTAP No. XVII/MPR/1998 tentang HAM, Undang-Undang No. 39
tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang peradilan HAM yang cukup memadai.
Ini merupakan tonggak baru bagi sejarahHAM Indonesia.ini merupakan kebanggaan
tersendiri bagi Indonesia, karena baru Indonesia dan AfrikaSelatan yang mempunyai undang
undang peradilan HAM. Aplikasi dari undang undang ini adalah sudahmulai adanya
penegakan HAM yang lebih baik, dengan ditandai dengan adanya komisi nasional HAMdan
peradilan HAM nasional.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 111


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Dengan adanya penegakan HAM yang lebih baik ini, membuat pandangan dunia
terhadapIndonesia kian membaik. Tapi, meskipun penegakan HAM di Indonesia lebih baik,
Indonesia tidak boleh senang dulu, karena masih ada setumpuk PR tentang penegakan HAM
di Indonesia yang belumtuntas. DiantaraPR itu adalah masalah kekerasan di Aceh, di Ambon,
Palu, dan Irian Jaya tragedy Priok,kekerasan pembantaian ”dukun santet” di Banyuwangi,
Ciamis, dan berbagai daerah lain, tragedi Mei diJakarta, Solo, dan berbagai kota lain, tragedi
Sabtu Kelabu, 27 Juli 1996, penangkapan yang salahtangkap, serta rentetan kekerasan
kerusuhan massa terekayasa di berbagai kota, yang bagaikan kisah bersambung sepanjang
tahun-tahun terakhir pemerintahan kedua: tragedi Trisakti, tragedy Semanggi,kasus-kasus
penghilangan warga negara secara paksa, dan sebagainya. Pemerintah di negeri ini, harus
lebih serius dalam menangani kasus HAM ini jika ingin lebih dihargai dunia. Karena itu,
pemerintah harus membuat aturan aturan yang lebih baik. Juga kejelasan pelaksanaan
aturan itu. Komnas HAM sebagai harus melakukan gebrakan diantaranya :

1. Komnas HAM mendesak pemerintah dan DPR agar segera meratifikasi berbagai
instrumen internasional hak asasi manusia, dengan memberi prioritas pada Statuta
Roma Mahkamah Pidana Internasional (Rome Statute International Criminal Court),
Protokol Opsional Konvensi Anti Penyiksaan (Optional Protocol Convention Against
Torture), Konvensi Internasionaltentang Penyandang Cacat, Konvensi Internasional
tentang Pekerja HAM, Konvrensi Internasional Tentang Perlindungan Terhadap Semua
Orang Dari Tindakan Penghilangan Secara Paksa. Dalam rangka untuk memberikan
perlindungan yang optimal bagi para Tenaga Kerja Indonesia, pemerintah dan DPR agar
segera meratifikasi juga Konvensi Internasional Perlindungan Hak-hak Buruh Migran dan
Anggota Keluarganya (International C
2. onvention onthe Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their
Families). Dalam konteks ini hendaknya pemerintah segera mengeluarkan Rencana Aksi
Nasional Hak Asasi Manusia 2009 – 2014.
3. Perlu ditinjau kembali pendekatan hukum yang represif dalam penyelesaian konflik
politik diPapua yang diterapkan saat ini. Langkah yang dilakukan sekarang lebih banyak
melahirkankekerasan dan jatuhnya korban. Komnas HAM mendesak perlunya dilakukan
langkah-langkah politik daripada hukum dalam penyelesaian konflik di Papua. Langkah
dialog atau perundingansudah harus dipikirkan oleh pemerintah.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 112


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
4. Penuntasan berbagai bentuk kasus pelanggaran hak asasi manusia merupakan
kewajiban pemerintah, oleh karena itu, Komnas HAM mendesak agar pemerintah secara
berkalamenginformasikan kepada publik mengenai status perkembangan penyelesaian
kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang ditangani. Hal ini perlu dilakukan untuk
memberikankeyakinan kepada masyarakat tentang tidak adanya kemungkinan untuk
menutupi keterlibatanaparatur pemerintah serta menjamin tidak adanya praktik-praktik
impunity bagi mereka yangterlibat. Langkah ini juga menjadi penting dalam rangka terus
membangun suatu kepercayaan publik terhadap kesungguhan pemerintah untuk
melindungi, menegakkan, memajukan danmemenuhi hak asasi manusia.Tapi, yang jelas
penegakan HAM tidak akan terlaksana tanpa adanya partisipasi dan
dukunganmasyarakat kepada pemerintah, dan juga keseriusan pemerintah dalam
menegakan HAM, karena itu merupakan hak dasar setiap orang.

Kasus pelanggaran HAM dapat terjadi di lingkungan apa saja, termasuk di


lingkungan sekolah. Sebagai tindakan pencegahan maka di lingkungan sekolah antara
lain perlu dikembangkan sikap dan perilaku jujur, saling menghormati, persaudaraan dan
menghindarkan dari berbagai kebiasaan melakukan tindakan kekerasan atau perbuatan
tercela yang lain. Misalnya, dengan mengembangkan nilai-nilai budaya lokal yang sangat
mulia. Sebagai contoh masyarakat Sulawesi Selatan menganut budaya “Siriq”. Budaya ini
mengedepankan sikap sipakatau atau saling menghormati serta malu berbuat tidak
wajar di depan umum.

Upaya penegakan terhadap kasus pelanggaran HAM tergantung pada apakah


pelanggaran HAM itu masuk kategori berat atau bukan. Apabila berat, maka
penyelesaiannya melalui Peradilan HAM, namun apabila pelanggaran HAM bukan berat
melalui Peradilan Umum. Kita sebagai manusia dan sekaligus sebagai warga negara yang
baik, bila melihat atau mendengar terjadinya pelanggaran HAM sudah seharusnya
memiliki kepedulian. Meskipun pelanggaran itu tidak mengenai diri kalian atau keluarga
kalian. Kita sebagai sesama anak bangsa harus peduli terhadap korban pelanggaran HAM
atas sesamanya. Baik korban itu anak, wanita, laki – laki, berbeda agama, suku dan
daerah semua itu saudara kita. Saudara kita di Merauke – Papua menyatakan “IZAKOD
BEKAI IZAKOD KAI” (satu hati satu tujuan) .

Kepedulian kita terhadap penegakan HAM merupakan amanah dari nilai


Pancasila yakni kemanusiaan yang adil dan beradab yang sama – sama kita junjung

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 113


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
tinggi, karena akan dapat menghantarkan sebagai bangsa yang beradab. Oleh karena itu
sikap tidak peduli harus dihindari.

4. Penerapan Rule of Law


Penerapan prinsip rule of law mensyaratkan adanyapenyelenggaraan
pemerintah yang demokratis.Pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahanyang
berjalan sesuai dengan prinsip-prinsipnya yaitu :1. Adanya perlindungan konstitusional
artinya bahwa kedudukan dan hak setiap warga negara dijamin oleh konstitusi yang
berlaku di negara tersebut. Jika ada aturan dibawah konstitusi yang melanggar hak-hak
warga negara maka aturan tersebut harus dapat diuji menurut konstitusi. Dan jika
ternyata bertentangan dengan konstitusi, maka aturan tersebut harus dinyatakan tidak
memiliki kekuatan hukum.
a. Adanya badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak. Artinya kekuasaan
kehakiman tidak boleh diinterfensi oleh kekuasaan yang lain yaitu yudikatif atau
eksekutif.
b. Adanya pemilihan umum yang bebas. Artinya, pemilu harus diselenggarakan secara
bebas tanpa adanya campur tangan kekuasaan.
c. Lembaga pembuat undang-undangan.
d. Adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat.
e. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
f. Pers yang bebas.
g. Adanya perlindungan kelompok minoritas.
h. Adanya hak access to justice dan access to legal information.
i. Militer mengambil peran sebagai pelindung demokrasi.

5. Ruang Lingkup HAM & Rule of Law

Hak asasi manusia bersifat universal, yang artinya berlaku dimana saja, untuk
siapa saja, dan tidak dapat diambil siapapun. Hak-hak tersebut dibutuhkan individu
melindungi diri dam martabat kemanusiaan, juga seagai landasan moral dlam bergaul
dengan sesama manusia. Meskipun demikian bukan berarti manusia dengan hak-haknya
dapat berbuat sesuka hatinya maupun seenak-enaknya.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 114


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :
1. Pembunuhan masal (genosida: setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa).
2. Pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan pengadilan.
3. Penyiksaan.
4. Penghilangan orang secara paksa.
5. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis

b. Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :

1. Pemukulan

2. Penganiayaan

3. Pencemaran nama baik

4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya

5. Menghilangkan nyawa orang lain Penindakan terhadap pelanggaran HAM dilakukan


melalui proses peradilan HAM mulai dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan
persidangan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat nondiskriminatif dan
berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan
Pengadilan Umum.

Pengadilan HAM berkedudukan di daerah kabupaten atau daerah kota yang


daerah hukumnya meliputi daerah hokum Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
Pengadilan HAM bertugas memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang berat. Pengadilan HAM berwewenang juga memeriksa dan memutuskan
perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berada dan dilakukan diluar batas territorial
wilayah Negara Republik Indonesia oleh warga Negara Indonesia.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 115


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

RANGKUMAN
Hak Asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat diganggu gugat keberadaannya. Hak-hak
tersebut telah dibawa sejak lahir dan melekat pada diri manusia sebagai makhluk Tuhan.
Setiap manusia memiliki derajat dan martabat yang sama . Pada masa yang lalu, manusia
belum mengakui akan adanya derajat manusia yang lain sehingga mengakibatkan terjadinya
penindasan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Contoh yang paling kongkret
dapat dilihat pada penjajahan dari satu bangsa ke bangsa yang lain. Indonesia yang dijajah
dengan sangat tidak berperikemanusiaan oleh kaum kolonialisme dengan menindas, dan
menyengsarakan bangsa ini. Sehingga, dilakukan perjuangan terus menerus untuk tetap
mempertahankan hak asasi manusia yang dimilikinya.

Jika berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pertama kali pada abad
ke-19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Rule of law lahir
sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan terjadinya peningkatan peran parlemen
atau senat (DPR dan MPR) dalam penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi terhadap
negara absolut (absolute state) yang telah berkembang sebelumnya.

Indonesia adalah sebuah negara demokrasi. Indonesia merupakan negara yang


sangat menghargaikebebasan. Juga, Indonesia sangat menghargai hak asasi manusia(HAM).
Ini bisa dilihat dengan adanyaTAP No. XVII/MPR/1998 tentang HAM, Undang-Undang No. 39
tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang peradilan HAM yang cukup memadai.
Ini merupakan tonggak baru bagi sejarahHAM Indonesia.ini merupakan kebanggaan
tersendiri bagi Indonesia, karena baru Indonesia dan AfrikaSelatan yang mempunyai undang
undang peradilan HAM. Aplikasi dari undang undang ini adalah sudahmulai adanya

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 116


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
penegakan HAM yang lebih baik, dengan ditandai dengan adanya komisi nasional HAMdan
peradilan HAM nasional.

Penerapan prinsip rule of law mensyaratkan adanyapenyelenggaraan pemerintah


yang demokratis.Pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahanyang berjalan sesuai
dengan prinsip-prinsipnya yaitu : Adanya perlindungan konstitusional artinya bahwa
kedudukan dan hak setiap warga negara dijamin oleh konstitusi yang berlaku di negara
tersebut. Jika ada aturan dibawah konstitusi yang melanggar hak-hak warga negara maka
aturan tersebut harus dapat diuji menurut konstitusi. Dan jika ternyata bertentangan
dengan konstitusi, maka aturan tersebut harus dinyatakan tidak memiliki kekuatan hukum.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 117


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI

1. Jelaskan Konsep Ham ?


2. Jelaskan Pengertian Rule Of Law ?
3. Jelaskan Pelaksanaan HAM di Indonesia ?
4. Jelaskan Penerapan Rule of Law ?
5. Jelaskan Ruang Lingkup HAM dan Rule Of Law ?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 118


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 12

HAK DAN KEWAJIBAN


WARGA NEGARA

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan Pengertian Warga Negara


2. Menjelaskan Peran warga negara
3. Menjelakan pengertian hak warga negara
4. Menjelaskan Pengertian kewajiban warga negara
5. Menjelaskan kedudukan warga negara dalam negara

Pokok Bahasan :

Hak dan Kewajiban Warga Negara

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Warga Negara


2. Peran warga negara
3. Pengertian hak warga negara
4. Pengertian kewajiban warga negara
5. Kedudukan warga negara dalam negara

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 119


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

Hak & kewajiban warga Negara

1. Pengertian Hak warga negara

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian warga negara adalah penduduk
sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara dari negara itu. Dalam
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia pasal
1 angka (1) pengertian warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundangundangan.

Secara umum, pengertian warga negara adalah anggota suatu negara yang
mempunyai keterikatan timbal balik dengan negaranya. Warga negara dalam bahasa Inggris
dikenal dengan kata citizens. Seseorang dapat menjadi warga negara setelah memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan oleh suatu negara.

2. Peran warga negara


a. Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Peran aktif merupakan aktivitas warga negara untuk terlibat (berpartisipasi) serta ambil
bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik.
c. Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
d. Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan negara
dalam persoalan pribadi.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 120


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
3. Pengertian Hak Warga Negara

Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negara akan terwujud
dalam sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi demokrasi dan hak
asasi manusia sungguh–sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan
kehidupannya sehari–hari.

Pembelaan negara adalah tekad, sikap dan tindakan warganegara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air, serta
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warganegara Indonesia, upaya pembelaan
dilandasi oleh kecintaan pada tanah tumpah darah yakni wilayah Nusantara yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke. Disamping itu pula pembelaan negara juga didasari oleh
kesadaran berbangsa dan bernegara, dengan meyakini Pancasila sebagai dasar negara serta
UUD 1945 sebagai pijakan konstitusi negara.

Wujud dari upaya bela negara adalah kesiapan dan kerelaan warganegara untuk
berkorban demi mempertahankan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan
UUD 1945.

Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari
guru dan sebagainya. “Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak
lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

Contoh Hak Warga Negara Indonesia


a. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
b. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
c. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan.
d. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
e. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
f. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
NKRI dari serangan musuh.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 121


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
g. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

4. pengertian kewajiban warga negara

Kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro).
Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung
jawab.

Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia


a. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
b. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
c. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
d. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara indonesia.
e. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik

5. kedudukan warga negara dalam negara

Status seorang warga negara menjadi sangat penting, terkait dengan hak dan
kewajibannya sebagai seorang warga dari sebuah negara. Perbedaan status
kewarganegaraan yang dimiliki seorang warga negara memiliki pengaruh yang besar terkait
hak dan kewajiban yang harus ditaati dan dijalankan di segala bidang kehidupan, baik secara
sosial, politik , budaya, perekonomian maupun dari segi keamanan. Berdasarkan teori, ada
beberapa status yang dimiliki seorang warga negara diantaranya sebagai berikut:

1) Status atau peran positif, merupakan status warga negara yang memiliki hak untuk
memperoleh sesuatu yang positif dari lembaga negara, dalam hal ini menuntut haknya
dalam hal perlindungan baik jiwa raga maupun harta seorang warga negara.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 122


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
2) Status atau peran Negatif, bahwa negara tidak boleh turut campur dalam hak asasi warga
negaranya, seperti halnya dalam menentukan keyakinan beragama seorang warga
negara. (Baca juga: Jenis jenis pelanggaran HAM beserta Contohnya).
3) Status atau peran Aktif, bahwa warga negara diberikan hak untuk turut berperan serta
aktif dalam kegiatan penyelenggaraan negara, seperti halnya dalam pemilihan umum.
4) Status atau peran Pasif, bahwa warga negara memiliki kewajiban untuk tunduk dan patuh
terhadap setiap peraturan yang dibuat oleh penyelenggara negara, dan juga peraturan
perundangan yang berlaku.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 123


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

RANGKUMAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian warga negara adalah penduduk
sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara dari negara itu. Dalam
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia pasal
1 angka (1) pengertian warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundangundangan.

Secara umum, pengertian warga negara adalah anggota suatu negara yang
mempunyai keterikatan timbal balik dengan negaranya. Warga negara dalam bahasa Inggris
dikenal dengan kata citizens. Seseorang dapat menjadi warga negara setelah memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan oleh suatu negara.

Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari
guru dan sebagainya. “Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak
lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

Kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro).
Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung
jawab.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 124


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI

1. Jelaskan Pengertian Warga Negara ?


2. Sebutkan Peran warga negara ?
3. Jelaskan Pengertian hak warga negara ?
4. Jelaskan Pengertian kewajiban warga negara ?
5. Sebutkan Kedudukan warga negara dalam negara ?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 125


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 13

GEOPOLITIK INDONESIA

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan Pengertian Geopolotik.


2. Menjelaskan Konsep Geopolitik Indonesia.
3. Menjelaskan Pengertian Geopolitik dalam wawasan nusantara.

Pokok Bahasan :

Geopolitik Indonesia

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Geopolotik.
2. Konsep Geopolitik Indonesia.
3. Pengertian Geopolitik dalam wawasan nusantara.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 126


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

GEOPOLITIK INDONESIA

1. Pengertian Geopolitik

Kata geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi dan “Politik”
berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri
(negara) dan teia yang berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu
rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, danalat yang digunakan untuk mencapai cita-cita
atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna
kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas,
prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang
kita kehendaki.

Secara umum geopolitik adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri, lingkungan, yang berwujud Negara kepulauan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

2. Konsep geopolitik indonesia

Geopolitik berasal dari kata geo (kata Yunani, geo = bumi) dan politik (esensi politik
kekuatan), geopolitik berarti kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
letak bumi sebagai wilayah hidup dalam menentukan alternatif kebijaksanaan untuk
mewujudkan suatu tujuan. Atau bisa diartikan seperti berikut ;

Geopolitik adalah suatu sistem perpolitikan yang mengatur hubungan antar negara-
negara yang letaknya berdekatan di atas permukaan planet bumi ini, yang mutlak dimiliki
dan diterapkan oleh setiap negara dalam melakukan interaksi dengan sesama negara di
sekitarnya. Tak terkecuali Indonesia. Indonesia pun harus memiliki sistem geopolitik yang
cocok diterapkan dengan kondisi kepulauannya yang unik dan letak geografis negara
Indonesia di atas permukaan planet bumi ini.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 127


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Geopolitik adalah politik yang tidak lepas dari pengaruh letak dan kondisi geografis
bumi yang menjadi wilayah hidup. Politik dalam ketatanegaraan berdasarkan tiga hal, yaitu
bagaimana menyatukan bangsa dan nusanya, bagaimana cara berpemerintahan dengan
bangsa yang majemuk, dan bagaimana menyejahterakan bangsa dan rakyatnya. Tiga hal ini
atas dasar tiga hal pokok pikiran dalam Pembukan UUD 1945, sebagai fundamen politik
negara.

Politik ketatanegaraan yang mendasarkan pengaruh geografis bumi maka yang


penting adalah manusia yang hidup di atas bumi itulah berperan sebagai penentu terhadap
bumi tempatnya berada, sehingga geopolitik adalah ilmu tentang pengaruh faktor-faktor
geografis terhadap ketatanegaraan.

Keadaan geografi dan demografi Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara
merupakan negara kepulauan (negara maritim), dimana ± 65% terdiri atas lautan, sedang ±
35% terdiri atas daratan. Daratan terdiri atas 17.508 pulau maupun gugusan pulau-pulau
besar dan kecil yang seluruhnya ± 2.028.087 km². Pulau-pulau yang besar antara lain
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya (Papua), dan sekitar 6.044 di antaranya
memakai nama. Wilayah Indonesia seluruhnya adalah ± 5.193.250 km². Kepulauan Indonesia
bertebaran sebelah menyebelah khatulistiwa, dengan ketentuan :

1. Panjang wilayah mencakup ⅛ khatulistiwa


2. Jarak terjauh utara-selatan 1.888 km.
3. Jarak terjauh barat-timur 5.110 km.
4. Terletak diantara 06° 08´ LU – 11° 15´ LS, dan di antara 94° 45´ – 141° 05´ Bujur
Timur.
5. Jumlah luas keseluruhan daratan pulau-pulau yang terpenting 1.849.731 km².
6. Luas lautan ⅔ dari seluruh wilayah.
7. Persebaran penduduk tidak merata, ada yang padat (Jawa, Madura, dan Bali)
dan ada pula yang sangat jarang (Irian Jaya).

Kepulauan Indonesia yang terletak di wilayah bagian barat adalah daratan lebih
menonjol, sedangkan di bagian timur lautan yang lebih dominan. Di samping itu pada
umumnya wilayah Indonesia adalah subur, kecuali Kalimantan yang sebagian subur dan
sebagian kurang, sedangakan Irian Jaya pada umumnya kurang subur, kecuali daerah
dataran tinggi.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 128


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
3. Pengertian Geopolitik dalam Wawasan Nusantara
Geopolitik berasal dari bahasa Yunani (bumi) dan (politik). Geopolitik
termasuk prasyarat, analisis praktek, penggunaan dan perkiraan kekuasaan politik ke
daerah. Secara khusus, geopolitik adalah metode analisis kebijakan luar negeri yang
berusaha untuk memahami, memprediksi dan menjelaskan perilaku politik internasional
dalam variabel geografis. Variabel geografis umumnya mengarah ke: negara atau lokasi
geografis negara yang bersangkutan, ukuran negara yang terlibat, iklim di daerah di
mancanegara ini, sumber daya alam, perkembangan teknologi, topografi dan demografi.

Geopolitik Indonesia tiada lain adalah Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara


tidak mengandung unsur-unsur ekspansionisme maupun kekerasan. Cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi
Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam
mencapai tujuan nasional.

Wawasan nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami,
cara menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai
hasil interaksi proses psikologis, sosiokultural dengan aspek-aspek ASTAGATRA.

Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia


dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik
luar negeri bebas aktif. sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep
Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan
maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin
pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan
adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim
(maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai
ancaman.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 129


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

RANGKUMAN

Sebagai wawasan nasional dari bangsa Indonesia maka wilayah Indonesia yang
terdiri dari daratan, laut, dan udara di atasnya dipandang sebagai aspek penting dalam
Wawasan Nasional dan Geopolitik Indonesia. Wawasan nusantara bangsa Indonesia
didasarkan pada keadaan lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsep
wawasan nusantara. Jadi, wawasan nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik
bangsa Indonesia. Setiap bangsa di dunia memiliki cara pandang terhadap prinsip-prinsip
kebangsaan dan tanah airnya masing-masing yang kemudian disebut sebagai wawasan
kebangsaan. Sehingga dengan berpedoman kepada cara pandang yang menjadi prinsip dasar
kebangsan itu, maka bangsa tersebut memiliki sikap dan jati diri sesuai dengan nilai-nilai
dasar yang dianutnya.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 130


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI

1. Jelaskan Pengertian Geopolotik ?


2. Jelaskan Konsep Geopolitik Indonesia ?
3. Jelaskan Pengertian Geopolitik dalam wawasan nusantara ?

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 131


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kegiatan Belajar 14

GEOSTRATEGI INDONESIA

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan Pengertian Geostrategi.


2. Menjelaskan Konsep Geostrategi Indonesia.
3. Menjelaskan pengertian Geostrategi dalam wawasan nusantara.
4. Menjelaskan Strategi Penyelesaian Masalah (Akademik, Bussiness dan
Government, ABG).

Pokok Bahasan :

Geostrategi Indonesia

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Geostrategi.
2. Konsep Geostrategi Indonesia.
3. Pengertian Geostrategi dalam wawasan nusantara.
5. Strategi Penyelesaian Masalah (Akademik, Bussiness dan Government, ABG).

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 132


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Uraian Materi

GEOSTRATEGI INDONESIA

1. Pengertian Geostrategi

Geopolitik berasal dari bahasa Yunani (bumi) dan (politik). Geopolitik


termasuk prasyarat, analisis praktek, penggunaan dan perkiraan kekuasaan politik ke daerah.
Secara khusus, geopolitik adalah metode analisis kebijakan luar negeri yang berusaha untuk
memahami, memprediksi dan menjelaskan perilaku politik internasional dalam variabel
geografis. Variabel geografis umumnya mengarah ke: negara atau lokasi geografis negara
yang bersangkutan, ukuran negara yang terlibat, iklim di daerah di mana negara ini, sumber
daya alam, perkembangan teknologi, topografi dan demografi.

2. konsep geosrategi indonesia

Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan


untuk penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara
lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara untuk
mengembangkan potensi kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga
keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan
gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan geostrategis
Indonesia akhirnya dirumuskan Bangsa Indonesia dengan Ketahanan Nasional Republik
Indonesia.

3. Pengertian geostrategi dalam wawasan nusantara

Tidak semua negara memiliki ideologi negara karena ia memang bukanlah salah
satu syarat untuk berdirinya satu negara. Akan tetapi bagi negara yang memiliki
ideologi, ia selalu menjadi acuan bagi seluruh sistem yang ada maupun tata-laku
masyarakatnya. Kalau disimak benar maka ideologi negara kita bukanlah berupa satu
uraian ilmiah yang panjang akan tetapi lebih merupakan patok-patok yang membatasi
koridor diantara mana dinamika masyarakat kita sangat diharapkan berada diantaranya.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 133


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

Wawasan Nusantara pada intinya mengisyaratkan perwujudan kesatuan politik,


ekonomi, sosial-budaya dan hankam sebagai satu prasyarat seutuhnya. Makna
sesungguhnya akan pentingnya inti sari geo-politik kita itu amat terasa pada saat
menjelang maupun setelah berakhirnya Orde Baru dimana seakan-akan segala bentuk
kesatuan (dan juga persatuan) ditenggelamkan dibawah emosi kesukuan, keagamaan
maupun kepolitikan.

Apabila kita telusuri lebih jauh lagi maka dapatlah difahami bahwa setelah
prasyarat dipenuhi maka diperlukan satu metode umum atau strategi guna mewujudkan
cita-cita diatas. Metode tersebut dinamakan geo-strategi, yaitu satu strategi dalam
memanfaatkan kondisi lingkungan didalam upaya mewujudkan tujuan politik (cita-cita
nasional). Sedangkan upayanya itu sendiri akan terwujud sebagai program-program di
dalam pembangunan nasional. Bagan berikut menunjukan tatanan dan sekaligus
tataran pemikiran yang ada mulai dari ide tentang kekeluargaan dan kebersamaan
hingga metode pelaksanaan pembangunan.

Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam bentuk Ketahanan Nasional yang


unsur-unsur utamanya terdiri dari keuletan dan kualita kekuatan/ketangguhan. Keuletan
sesungguhnya merupakan satu kualita integratif yang menunjukan adanya kebersamaan
diantara sesama komponen yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan. Keuletan
diperlukan dalam menghadapi tantangan/tekanan dari luar yang harus dihadapi secara
elastis konsisten dan berlanjut. Tanpa adanya kualita keuletan maka jaringan sosial
masyarakat akan retak, atau bahkan putus, apabila dihadapkan pada tantangan/tekanan
yang berkepanjangan. memerlukan keuletan masyarakat agar tidak terjadi hal-hal yang
mengakibatkan perpecahan dalam masyarakat karena masyarakat memiliki “kelenturan”
yang mampu meng-absorbir tekanan kesulitan ekonomi.

Singkatnya dalam upaya pembangunan nasional, geopolitik dan geostrategi


harus dijadikan pedoman yang tidak boleh sekali-kali dilupakan, tidak hanya oleh para
perencana saja akan tetapi oleh kita sekalian seluruh anak bangsa.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 134


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
4. Strategi Penyelesaian Masalah (Akademik, Bussines dan Government, ABG)

Dalam menghadapi anasir-anasir luar perlu disusun satu geostrategi dengan


memperhatikan adanya kenyataan bahwa dunia telah saling terkait satu sama lain
dengan derajat transparansi yang semakin tinggi. Geostrategi itu juga dilandasi dengan
kesadaran bahwa Ketahanan Nasional saja tidaklah cukup untuk menjamin rasa aman
rakyat maupun kelangsungan pembangunan nasional, apabila tidak didukung oleh
Ketahanan Regional. Atas dasar itu maka geostrategi Indonesia secara stereoskopis
berbentuk sebagai satu Kerucut Ketahanan.

Kerucut Ketahanan pada dasarnya merupakan satu arsitektur kerjasama, yang


pada bidang dasarnya adalah visualisasi kerjasama spatial sedangkan pada bidang
vertikalnya adalah visualisasi dari kerjasama struktural yang terproyeksikan secara
kawasan. Kerucut Ketahanan harus dibina secara bersama-sama agar manfaatnya dapat
terwujud yaitu berupa “penyangga” atau “selubung” bagi Ketahanan Nasional kita.
Arsitektur demikian ini adalah representasi dari kesadaran ruang yang harus terus
dihidupkan agar dapat menjadi acuan visi politik luar negeri (termasuk politik
perekonomian) dan politik pertahanan.

Ketahanan tingkat regional, dimana para unsur pelakunya merupakan negara-


negara berdaulat hanya bisa terwujud apabila terdapat saling percaya, saling
menghormati yang diwujudkan dalam bentuk kerjasama se-erat-eratnya atas dasar
manfaat bersama. Kebersamaan yang multi-dimensional ini meliputi bidang politik,
ekonomi, kebudayaan dan keamanan. Mengingat luasnya ruang yang ada maka
arsitektur kerjasama diwujudkan secara tiga dimensional sebagai berikut :

a). Secara spasial, ruang kepentingan dibagi menjadi Kawasan Strategis Utama,
Kawasan Strategis pertama, Kawasan Strategis kedua dan ketiga. Masing-masing
kawasan strategis memiliki dampak yang berbeda terhadap Ketahanan Nasional
kita.

Adalah Asean / Asia Tenggara (Kawasan A) yang kita anggap memiliki


dampak paling langsung seandainya terjadi apa-apa di dalam kawasan tersebut
oleh karenanya kepentingan kita amat vital untuk menciptakan kebersamaan
dalam kawasan ini. Karena itu kawasan Asean atau proses Asean pada umumnya
dijadikan “corner stone“ dari politik Luar Negeri Indonesia. Demikianlah seterusnya
dengan kawasan-kawasan berikutnya yaitu B dan C yang memiliki tingkat

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 135


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
kesegeraan dari dampak yang timbul di masing-masing kawasan terhadap
Indonesia.

b). Secara fungsional / vertikal, ruang kepentingan dibagi menjadi ruang kerjasama
yang saling mendukung dengan ruang kerjasama sub-regional (misalnya Asean) dan
pada gilirannya juga harus saling mendukung dengan ruang kerjasama regional
(misalnya APEC, ARF dsb-nya). Kita mengetahui bahwa tiap anggota Asean menjalin
kerjasama bilateral dengan banyak negara ataupun secara multilateral. Akan tetapi
mengingat tiap anggota Asean mematuhi traktat Asean dan TAC, maka diharap
atau bahkan dapat diasumsikan bahwa berbagai kerjasama yang dilakukan tidak
merugikan Asean ; dan bahkan memperkokoh posisi Asean. Demikian juga pada
gilirannya tiap anggota Asean juga menjadi anggota ARF maupun APEC, maka
diharapkan kedua forum dalam cakupan ruang yang berbeda luasnya itu dapat
saling menunjang dan menambah kredibilitas Asean.

Apabila pembentukan kerucut ketahanan merupakan geostrategi Indonesia


didalam menangkal anasir-anasir luar, maka didalamnya harus dilandasi oleh saling
percaya dan saling menghargai tadi.

Untuk itu, Ketahanan Regional pada arsitektur kerucut pada dasarnya


memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

1) Ketahanan Nasional tiap negara di dalam kerucut perlu diupayakan se-optimal


mungkin, agar dapat memberikan kontribusi positif pada kawasannya. Asumsinya
adalah bahwa hanya dengan Ketahanan Nasional yang baik sajalah satu negara akan
dapat memberikan peran yang bermakna pada kawasan. Sebaliknya, apabila in-
stabilitas politik dan ekonomi terus mengguncang satu negara mana mungkin negara
bersangkutan menyisakan waktu untuk menopang kepentingan kawasan.
2) Komitmen terhadap asosiasi negara sekawasan haruslah utuh dan konsisten
(misalnya sesuai TAC) agar dengan demikian kepentingan bersama (misalnya saja
Asean) tidak disubordinasikan pada kepentingan lainnya (misalnya saja kepentingan
FPDA). Komitmen terhadap Asean akan menguat apabila organisasi ini dapat
memberikan manfaat bagi anggotanya ; setidak-tidaknya mampu memberikan
exposure internasional yang bergengsi. Sebaliknya apabila kemanfaatan rendah
(seperti SAARC) maka jangan diharapkan terwujud komitmen yang solid. Disini
nampak bahwa manakala komitmen bagus dari seluruh anggota asosiasi, maka

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 136


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
kawasan yang bersangkutan tidak akan kondusif bagi persemaian anasir-anasir
negatif bagi tiap negara anggota.
3) Kualitas interaksi antar anggota asosiasi yang komponen-komponennya adalah
tingkat kerjasama (dalam arti kualitasnya) dan kemauan untuk mengakomodasikan
kepentingan negara anggota lainnya di dalam kebijaksanaan nasional. Terutama
yang terakhir ini, ia hanya dapat terwujud apabila sudah terjalin rasa saling percaya.
Sebagai contoh : kepentingan Singapura untuk menjamin keselamatan penerbangan
dari dan ke Singapura telah diakomodasikan oleh Indonesia dalam bentuk
pemberian delagasi atas sebagian FIR Indonesia. Selain saling percaya, kualitas
interaksi juga menunjukkan adanya komitmen yang kuat.
4) Kemampuan adaptasi dari asosiasi terhadap fluktuasi maupun arus perkembangan
lingkungan. Sesungguhnya hal ini merupakan indikator terhadap kualitas
kebersamaan yang telah terjalin.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 137


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

RANGKUMAN

1. Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara


untuk menentukan kebijakan, tujuan, serta sarana-sarana untuk mencapai tujuan
nasional. Geostrategi dapat pula dikatakan sebagai pemanfaatan kondisi
lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik.
2. Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945.
3. Metode astragatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan
manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan
segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya.
4. Pada awalnya pengembangan awal geostrategi Indonesia digagas. Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962. Pada tahun 1965-an
lembaga ketahanan nasional mengembangkan konsep geostrategi Indonesia yang
lebih maju. Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan
pengkajian tentang geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi
Indonesia. Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya
dalam bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin
dalam pembangunan nasional.
5. Geostrategi Indonesia tiada lain adalah ketahanan nasional. Ketahanan Nasional
merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun
dari dalam, yang langsung maupun tidak langsug membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar
tujuan nasional.
6. Banyak ancaman yang dihadapi Trigatra dan Pancagatra bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, diperlukan suatu ketahanan nasional yang kuat.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 138


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

EVALUASI
1. Pengertian Geostrategi.
2. Konsep Geostrategi Indonesia.
3. Pengertian Geostrategi dalam wawasan nusantara.
4. Stretegi Penyelesaian Masalah (Akademik, Bussiness dan Government, ABG).

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 139


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, J. 2005. Konstitusi dan Konstitusionalisme. Jakarta: Konstitusi Press.

Asshiddiqie, J. 2005. Model-Model Pengujian Konstitusional Di Berbagai Negara. Jakarta:


Konstitusi Press.

Asshiddiqie, J. 2006. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi.


Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.

Asshiddiqie, J. 2008. Konstitusi dan Hak Asasi Manusia. Makalah disampaikan pada Lecture
Peringatan 10 Tahun KontraS. Jakarta, 26 Maret 2008.

Budiardjo, M. 1998. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Busroh, A.D dan Busroh, A.B. 1991. Azas-azas Hukum Tata Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Halili. 2009. Hak Asasi Manusia, Bahan Tayangan Perkuliahan Pendidikan Hak Asasi Manusia,
Universitas Negeri Yogyakarta. Ibn Chamim, A (Ed). 2003. Pendidikan Kewargaengaraan
Menuju Kehidupan yang Demokratis dan Berkeadaban. Yogyakarta: Majelis Pendidikan
Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

ICCE UIN. (2005). Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta:
Kerjasama ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Prenada Media.

Kaelan. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.

Kaho, J R. 1991. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. Jakarta: Rajawali
Pers.

Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia Kusnardi, M dan Ibrahim,
H. 1988.

Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Pusat Studi HTN Fakultas Hukum UI
Mahfud MD, M. 2000.

Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia. Rineka Cipta 118 |Dikdik Baehaqi Arif Manan,
B. 2001. Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. Yogyakarta: PSH FHUII.

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 140


Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 141

Anda mungkin juga menyukai