Kegiatan Belajar 1
FILSAFAT
PANCASILA
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Filsafat Pancasila
A. Konsep Filsafat
B. Konsep Filsafat Pancasila
C. Dasar Filsafat Pancasila
D. Prinsip Filsafat Pancasila
E. Ciri-ciri berpikir Filsafat
F. Kriteria dan ciri khas filsafat Pancasila
Uraian Materi
FILSAFAT PANCASILA
A. Konsep Filsafat
Filsafat menurut J. Greet adalah ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip
mencari sebab-mushababnya yang terdalam. Secara sederhana filsafat dapat diartikan
sebagai kebenaran yang sejati. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai filsafat pancasila
akan dibahas di bawah ini.
Pengertian Filsafat Pancasila menurut Ruslan Abdul gani, Pancasila adalah filsafat
negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia.
Mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat, hal itu karena pancasila merupakan hasil
perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian
dituangkan dalam suatu sistem yang tepat. Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila ini
memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.
Secara ontologi, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakikat dasar sila-sila pancasila. Menurut Notonagoro, hakikat dasar antologi
pancasila adalah manusia, karena manusia ini yang merupakan subjek hukum pokok sila-sila
pancasila.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki susunan lima sila
yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai sifat dasar kesatuan yang
mutlak, yang berupa sifat kodrat monodualis yaitu sebagai makhluk individu sekaligus juga
sebagai makhluk sosial, serta kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri
dan sekaligus juga sebagai makhluk Tuhan. Konsekuensi pancasila dijadikan dasar negara
Indonesia adalah segala aspek dalam penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai
pancasila yang merupakan kodrat manusia yang monodualis tersebut.
Kajian Aksiologi filsafat pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis
atau manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila. Hal ini disebabkan karena sila-sila
pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai
dasar yang terkandung di dalam pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang
utuh. Aksiologi pancasila ini mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai
pancasila.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna
bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus
didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, pesatuan, kerakyatan dan yang terakhir
keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan ini bertolak dari pandangan bahwa negara
merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, di mana
merupakan masyarakat hukum.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki susunan lima sila
yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai sifat dasar kesatuan yang
mutlak, yang berupa sifat kodrat monodualis yaitu sebagai makhluk individu sekaligus juga
sebagai makhluk sosial, serta kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri
dan sekaligus juga sebagai makhluk Tuhan. Konsekuensi pancasila dijadikan dasar negara
Indonesia adalah segala aspek dalam penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai
pancasila yang merupakan kodrat manusia yang monodualis tersebut.
Kajian Aksiologi filsafat pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis
atau manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila. Hal ini disebabkan karena sila-sila
pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai
dasar yang terkandung di dalam pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang
utuh. Aksiologi pancasila ini mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai
pancasila.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna
bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus
didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, pesatuan, kerakyatan dan yang terakhir
keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan ini bertolak dari pandangan bahwa negara
merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, di mana
merupakan masyarakat hukum.
c. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan
budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain
(Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi system filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila
adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
d. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat
Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan
secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan
filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern
Prinsip adalah gagasan dasar, berupa aksioma atau proposisi awal yang memiliki
makna khusus, mengandung kebenaran berupa doktrin dan asumsi yang dijadikan landasan
dalam menentukan sikap dan tingkah laku manusia. Prinsip dijadikan acuan dan dijadikan
dasar menentukan pola pikir dan pola tindak sehingga mewarnai tingkah laku pendukung
prinsip dimaksud. Sila-sila Pancasila itulah prinsip-prinsip Pancasila. Berikut disampaikan
prinsip-prinsip filsafat Pancasila dan penjabarannya. Ketuhanan Yang Maha Esa Dari konsep
religiositas terjabar menjadi :
1. prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa yang berisi ketentuan sebagai berikut:
a) Pengakuan adanya berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
Setiap individu bebas memeluk agama dan kepercayaannya, Tidak memaksakan suatu
agama atau kepercayaan kepada pihak lain, Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, Saling hormat-
menghormati antar pemeluk agama dan kepercayaan, Saling menghargai terhadap
keyakinan yang dianut oleh pihak lain, Beribadat sesuai dengan keyakinan agama yang
dipeluknya, tanpa mengganggu kebebasan beribadat bagi pemeluk keyakinan lain,
Dalam melaksanakan peribadatan tidak mengganggu ketenangan dan ketertiban umum.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab Dari konsep humanitas berkembang menjadi prinsip
kemanusiaan yang adil dan beradab dengan ketentuan-ketentaun sebagai berikut:
Hormati disposisi/kemampuan dasar manusia sebagai karunia Tuhan dengan
mendudukkan manusia sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya, Hormatilah
kebebasan manusia dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat, Hormatilah sifat
pluralistik bangsa dengan cara: Kembangkan sikap inklusif, yang bermakna bahwa dalam
berhubungan dengan pihak lain tidak bersikap menangnya sendiri, bahwa pendapatnya
tidak mesti yang paling benar dan tidak meremehkan pendapat pihak lain. Jangan
bersifat sektarian dan eksklusif yang terlalu membanggakan kelompoknya sendiri dan
tidak memperhitungkan kelompok lain. Sebagai akibat berkembang sikap curiga,
cemburu dan berlangsung persaingan yang kurang sehat. Hindari sifat formalistik yang
Berfilsafat termasuk dalam berfikir namun berfilsafat tidak identik dengan berfikir.
Sehingga, tidak semua orang yang berfikir itu mesti berfilsafat, dan bisa dipastikan bahwa semua
orang yang berfilsafat itu pasti berfikir. Seorang siswa yang berfikir bagaimana agar bisa lulus
dalam Ujian Akhir Nasional, maka siswa ini tidaklah sedang berfilsafat atau berfikir secara
kefilsafatan melainkan berfikir biasa yang jawabannya tidak memerlukan pemikiran yang
mendalam dan menyeluruh.
a. Berfikir secara radikal. Artinya berfikir sampai ke akar-akarnya. Radikal berasal dari kata
Yunani radix yang berarti akar. Maksud dari berfikir sampai ke akar-akarnya adalah berfikir
sampai pada hakikat, esensi atau sampai pada substansi yang dipikirkan. Manusia yang
berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk dapat menangkap pengetahuan hakiki, yaitu
pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan indrawi.
b. Berfikir secara universal atau umum. Berfikir secara umum adalah berfikir tentang hal-hal
serta suatu proses yang bersifat umum. Jalan yang dituju oleh seorang filsuf adalah
keumuman yang diperoleh dari hal-hal yang bersifat khusus yang ada dalam kenyataan.
c. Berfikir secara konseptual. Yaitu mengenai hasil generalisasi dan abstraksi dari pengalaman
tentang hal-hal serta proses-proses individual. Berfikir secara kefilsafatan tidak
bersangkutan dengan pemikiran terhadap perbuatan-perbuatanbebas yang dilakukan oleh
orang-orang tertentu sebagaimana yang biasa dipelajari oleh seorang psikolog, melainkan
bersangkutan dengan pemikiran “apakah kebebasan itu”?
Ciri-ciri filsafat yaitu menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Ciri berfilsafat, yaitu:
1) Menyeluruh; artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan tidak hanya
ditinjau dari satu sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui
hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu lainnya, hubungan ilmu dengan moral,
seni, dan tujuan hidup.
2) Mendasar; artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau
esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap nilai
dan keilmuan. Filsafat tidak hanya berhenti pada kulit-kulitnya (periferis) saja, tetapi sampai
menembus ke kedalamannya (hakikat)
3) Spekulatif; artinya hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi pemikiran
selanjutnya. Hasil pemikiran berfilsafat selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menelusuri
bidang-bidang pengetahuan yang baru. Namun demikian tidaklah berarti hasil pemikiran
kefilsafatan tersebut meragukan kebenarannya, karena tidak pernah ketuntasan.
a) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara radikal. Radikal berasal dari bahasa
Yunani, Radix artinya akar. Berpikir secara radikal adalah berpikir sampai ke akar-akarnya,
berpikir sampai kepada hakikat, esensi atau sampai ke substansi yang dipikirkan. Manusia
yang berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk menangkap pengetahuan hakiki, yaitu
pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan indrawi.
b) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara universal (umum). Berpikir secara universal
adalah berpikir tentang hal-hal serta proses-proses yang bersifat umum, dalam arti tidak
memikirkan hal-hal yang parsial. Filsafat bersangkutan dengan pengalaman umum dari umat
manusia. Dengan jalan penelusuran yang radikal itu filsafat berusaha sampai pada berbagai
kesimpulan yang universal (umum)
c) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual. Konsep di sini adalah hasil
generalisasi dari pengalaman tentang ha-hal serta proses-proses individual. Dengan ciri yang
konseptual ini, berpikir secara kefilsafatan melampaui batas pengalaman hidup sehari-hari.
d) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara koheren dan konsisten. Koheren artinya sesuai
dengan kaidah-kaidah berpikir (logis). Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
e) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara sistematik. Sistematik berasala dari kata sistem.
Sisten di sini adalah kebulatan dari sejumlah unsur yang saling berhubungan menurut tata
pengaturan untuk mencapai sesuatu maksud atau menunaikan sesuatu peranan t5ertentu.
Dalam mengemukakan jawaban terhadap sesuatu masalah. Pendapat-pendapat yang
merupakan uraian kefilsafatan harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung
adanya maksud atau tujuan tertentu.
g) Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara bebas. Sampai batas-batas yang luas makasetiap
filsafat boleh dikatakan merupakan suatu hasil dari pemikiran yang bebas. Bebas dari segala
prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius.
RANGKUMAN
Filsafat menurut J. Greet adalah ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip
mencari sebab-mushababnya yang terdalam. Secara sederhana filsafat dapat diartikan
sebagai kebenaran yang sejati. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai filsafat pancasila
akan dibahas di bawah ini.
Berfilsafat termasuk dalam berfikir namun berfilsafat tidak identik dengan berfikir.
Sehingga, tidak semua orang yang berfikir itu mesti berfilsafat, dan bisa dipastikan bahwa
semua orang yang berfilsafat itu pasti berfikir. Seorang siswa yang berfikir bagaimana agar
bisa lulus dalam Ujian Akhir Nasional, maka siswa ini tidaklah sedang berfilsafat atau berfikir
secara kefilsafatan melainkan berfikir biasa yang jawabannya tidak memerlukan pemikiran
yang mendalam dan menyeluruh.
EVALUASI
Kegiatan Belajar 2
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Uraian Materi
Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari
Bahasa Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta)
atau Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam
bahasa Arab disebut Failasuf. Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran fundamental dan
monumental manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya
kebenaran ini diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup
(filsafat hidup, Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan
dan merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka; yang dapat berbeda antar
ajaran filosof. Karena itulah berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme,
spiritualisme; realisme, dan berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme,
individualisme, liberalisme-kapitalisme; marxisme-komunisme; sosialisme dll.
adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang
bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan beragam
dalam artian BHINEKA TUNGGAL IKA. Esensi seluruh sila-silanya merupakan suatu kasatuan.
Pancasila berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh
Bangsa Indonesia sejak dahulu. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat
sesuatu baik materal konkrit (manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral dan
pandangan hidup). Pancasila mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga
disebut sebagai Dasar Falsafah Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini
mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan
pemerintahan.
Pancasila sebagai dasar atau filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945, serta diundangkan dalam Berita Republik Indonesia, no. 7, yang terdiri atas 2
(dua) bagian, yaitu Pembukaan dan Batang Tubuh (Pasal-Pasal). Pada alinea keempat
Pembukaan tercantum rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara meliputi:
a. Basis atau fundamen Negara
1) Dasar Antologis Sila-sila Pancasila Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah
manusia yang memiliki hakikat mutlak, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut
sebagai dasar antropologis. Subjek pokok pendukung sila-sila Pancasila adalah
manusia.
3) Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya
nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan
manusia. Menurut Notonegoro, nilai-nilai tersebut dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu :
b) Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu
aktivitas atau kegiatan.
1) Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia.
2) Nilai keindahan/estetis : nilai yang bersumber pada perasaan manusia.
3) Nilai kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur kehendak (will, wollen,karsa)
manusia
4) Nilai religius : nilai kerohanian tertinggi dan bersifat mutlak yang berhubungan
dengan kepercayaan dan keyakinan manusia serta bersumber pada wahyu Tuhan
Yang Maha Esa.
1. Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar-benar ada adalah materi. Dengan kata lain Materialisme
merupakan paham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain
materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
2. Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak
adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu
masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham
liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
3. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah
segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada
akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian,
bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana
kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu.
4. Komunisme adalah Paham yang menganut ajaran Karl Marx yang bercita-cita
menghapus hak milik perseorangan dan mengganti hak milik secara bersama
(dikontrol pemerintah).
5. Religiusisme mempunyai pengertian sebagai paham atau keyakinan akan adanya
kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan
manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-
normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak
jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
RANGKUMAN
Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari
Bahasa Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta)
atau Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam
bahasa Arab disebut Failasuf.
Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran fundamental dan monumental manusia
untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya kebenaran ini diakui
sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup,
Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan dan
merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka; yang dapat berbeda antar ajaran
filosof. Karena itulah berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme,
spiritualisme; realisme, dan berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme,
individualisme, liberalisme-kapitalisme; marxisme-komunisme; sosialisme dll, adalah lima
sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari nilai-nilai
budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan beragam dalam artian BHINEKA
TUNGGAL IKA. Esensi seluruh sila-silanya merupakan suatu kasatuan. Pancasila berasal dari
kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak
dahulu. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu baik materal konkrit
(manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral dan pandangan hidup).
EVALUASI
Kegiatan Belajar 3
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Uraian Materi
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau kelompok
orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain unsur-unsur yang
merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal bahan) Pancasila.
1. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata “idea” yang artinya gagasan, pengertian kata “logi” yang
artinya pengetahuan. Jadi ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan,
pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian pengertian
dasar. Istilah ideologi pertama kali di kemukakan oleh Destutt de Tracy seorang perancis
pada tahun 1796. Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang
dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang
politik atau sosial atau sosial ekonomi. Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian
ideologi secara fungsional dan ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional di
golongkan menjadi dua tipe yaitu ideologi doktriner dan ideologi yang pragmatis.
a) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
b) Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup,
yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan, kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus
membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu
yang di hayati menjadi sesuatu keyakinan. Semakin mendalam kesadaran ideologis
seseorang maka akan semakin tinggi pula komitmen nya untuk melaksanakannya.
adalah Pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu
teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi
tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Berdasarkan Tap. MPR No.
XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4, ditegaskan bahwa
Pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Pancasila disebut sebagai ideologi negara karena Pancasila telah memenuhi unsur-
unsur keyakinan hidup, tujuan hidup, cara-cara yang dipilih untuk mencapai tujuan hidup,
sehingga Pancasila dapat dikatakan sebagai suatu ideologi. Unsur keyakinan hidup dalam
Tujuan hidup yang sangat mulia itu tentunya harus diperjuangkan dengan segala
pengorbanan dengan cara-cara yang efektif . Cara-cara yang digunakan untuk mewujudkan
sila kelima adalah melalui sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Dalam sila inilah tercermin makna demokrasi. Dengan prinsip
demokrasi, tujuan hidup bangsa dan negara akan diupayakan untuk diwujudkan dengan
sebaik-baiknya.
Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri dengan kokoh dan mengetahui dengan
jelas arah, ke mana tujuan yang ingin dicapai sangat memerlukan yang namanya "pandangan
hidup". Tanpa mempunyai pandangan hidup, suatu bangsa akan mudah terombang-ambing
Pandangan Hidup adalah sebagai prinsip atau asas yang mendasari berbagai
jawaban mengenai pertanyaan dasar untuk apa seseorang itu hidup. Berdasar dari
pengertian tersebut, maka dalam pandangan hidup bangsa terkandung konsepsi dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung pula dasar pikiran terdalam serta
gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pandangan hidup bagi suatu
negara menjadi hal yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan dan lestarinya bangsa.
Hal ini disadari oleh pendiri bangsa seperti bisa kita buktikan pada pidato Mohammad Yamin
pada sidang BPUPKI yang pertama.
Para pendiri negara dengan dilandasi pemikiran dan semangat kebangsaan tinggi
telah sepakat bahwa dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Mengapa harus Pancasila?
Para pendiri negara memiliki pemikiran bahwa pandangan hidup bangsa harus tepat dengan
ciri khas Bangsa Indonesia, oleh karena itu diambil dari kepribadian bangsa yang tertinggi
dan konsepsi mendasar dari norma bangsa.
Pancasila dianggap oleh pendiri bangsa Indonesia memiliki nilai kehidupan yang
paling baik. Disepakatinya, disetujuinya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia telah melalui serangkaian proses yang panjang serta pemikiran mendalam dan
nantinya dijadikan dasar dan motivasi dalam segala bentuk sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan negara
sebagaimana yang telah tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi
itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah ideologi
memiliki tiga dimensi tersebut:
a. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang mencerminkan
realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu lahir atau
muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita
masyarakat pada awal kelahirannya.
b. Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai
dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan
masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik
kehidupan bersama sehari-hari.
c. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi dalam
mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.
Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan zaman tanpa
menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya.
Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran-tafsiran
terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita-realita baru yang
muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat lalu
lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut, masyarakat akan
memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main yang telah disepakati. Ketika
Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah konsensus, maka Pancasila berperan
sebagai payung hukum dan tata nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila juga mengalami
tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah Pancasila
mampu bertahan.
Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia sendiri dan
berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu religius monotheis,
humanis universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam keberagaman,demokrasi
dalam musyawarah mufakat dan yang berkeadilan sosial. Dengan demikian Pancasila
bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan
rakyat dan kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung pada
kesadaran, pemahaman dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap
bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap
dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel. Ketahanan ideologi Pancasila
harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan keterbukaannya tersebut.
Selain sebagai dasar Negara, Pancasila juga berkedudukan sebagai ideologi Negara.
Ideologi Negara adalah pedoman hidup dalam penyelenggaraan Negara.
Hakikat ideologi Negara adalah nilai-nilai dasar yang disepakati oleh mayoritas
warga Negara dan yang ingin di wujud nyatakan dalam kehidupan bernegara.Pancasila
merupakan ideologi Negara, karena didalamnya terdapat nilai-nilai dasar yang disepakati
oleh mayoritas warga Negara Indonesia dan ingin diwujudkan dalam kehidupan bernegara.
Kesepakatan itu terjadi pada masa awal berdirinya Negara Indonesia, yaitu dalam sidang
PPKI pada tanggal 18 Oktober 1945.
Makna Pancasila sebagai ideologi Negara adalah Pancasila mampu memberika arah,
wawasan, asas, dan pedoman dalam seluruh bidang kehidupan Negara. Setidaknya ada 4
fungsi Pancasila sebagai ideologi, yaitu :
Dengan kata lain, sebagai ideologi Negara, Pancasila berfungsi sebagai pedoman
kehidupan bangsa Indonesia dalam menjaga keutuhan Negara dan memperbaiki
kehidupan bangsa Indinesia.
3) dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi pancasila adalah bersifat
aktual, dinamis, aspiratif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 31
Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika
perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi pancasila bukan berarti
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, namun mengeksplisitkan
wawasannya secara lebih komplit, sehingga memiliki kemampuan reformatif untuk
memecahkan masalah-masalah aktual yang seiring dengan aspirasi rakyat,
perkembangan iptek serta zaman. Menurut Kaelan berdasarkan pengertian tentang
ideologi terbuka, nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi
terbuka adalah sebagai berikut :
a) Nilai dasar yaitu : hakikat kelima sila Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kesatuan, kerakyatan dan keadilan.
b) Nilai instrumental yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta
lembaga pelaksanaannya.
c) Nilai praksis yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu
realisasi perkembangan yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki
tiga dimensi yaitu:
1. Dimensi idealis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam Pancasila yang
bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila pancasila yaitu Ketuhanan, kemanusian, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
2. Dimensi normatif yaitu nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan
dalam suatu sistem norma, sebagaimna terkandung dalam norma-norma
kenegaraan.
3. Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang
hidup dan berkembang di dalam masyarakat.
1) Ideologi Agama
Dalam Ideologi Agama, konsepsi negara dan agama adalah satu, artinya bahwa
pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan, dan segala tata kehidupan
dalam masyarakat, bangsa, dan negara didasarkan atas firman-firman Tuhan. Dengan
demikian agama menguasai masyarakat politis. Dalam praktek kenegaraan terdapat dua
macam pengertian negara berideologi agama, yaitu:
Dalam sistem negara yang demikian, maka agama menyatu dengan negara,
dalam arti seluruh sistem negara, norma-norma negara adalah merupakan otoritas
langsung dari Tuhan melalui Wahyu.
2) Ideologi Liberal
3) Ideologi Komunis
Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai
melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya berada dalam sistem
pemerintahan yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang hanya berisi
suatu orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-
norma sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip
moral yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak
dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara demokratis.
2. Ideologi tertutup bersifat Dogmatis dan Apriori, dogmatis berarti mempercayai suatu
keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori , yaitu berprasangka terlebih dahulu
akan suatu keadaan. ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku dan dipatuhi oleh
masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau kelompok masyarakat , yang
berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter. Bersifat totaliter
berarti menyangkut seluruh aspek kehidupan.
Dari arti kedua Ideologi ini, perbedaannya adalah Ideologi terbuka bersifat
inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok
orang, artinya bahwa sistem ini bersifat demokratis dan terbuka, sedangkan Ideologi
tertutup bersifat otoriter (negara berlaku sebagai penguasa) dan totaliter, arti dari
totaliter itu sendiri adalah bahwa pemerintahan dengan kekuasaannya mempunyai hak
mutlak untuk mengatur di segala bidang aspek yang ada.
a. Ciri-ciri ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
1) Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi,
bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.
2) Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia adalah milik
seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka.
3) Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi ke-kini-an
mereka.
4) Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan
falsafah itu.
5) Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari
berbagai latar belakang budaya dan agama.
Rangkuman
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau kelompok
orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain unsur-unsur yang
merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal bahan) Pancasila.
EVALUASI
Kegiatan Belajar 4
IDENTITAS NASIONAL
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Identitas Nasional
1. Pengertian Identitas.
2. Konsep Identitas Nasional
3. Komponen Identitas Nasional :
a. Bahasa Indonesia.
b. Bendera Kebangsaan.
c. Lagu Kebangsaan.
d. Lambang Negara.
e. Bhineka Tunggal Ika.
Uraian Materi
IDENTITAS NASIONAL
1. Pengertian identitas
Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau Negara sendiri.
Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku
pula pada suatu kelompok.
Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi yang
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan pengertian
tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan
hal ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Identitas nasional merupakan ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat
khas dan membedakannya dengan bangsa yang lain. Ciri khas yang melekat pada suatu
bangsa itulah yang dimaksud dengan identitas nasional. Proses pembentukan identitas
nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang dan
mengikuti perkembangan zaman.
Dengan sifat identitas nasional yang relatif, mengharuskan setiap bangsa untuk
selalu kritis terhadap identitas nasionalnya agar selalu paham akan makna jati dirinya.
Dalam identitas nasional terkandung beberapa unsur yang terlihat secara umum,
diantaranya :
a. Pola perilaku
b. Lambang-lambang
Adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi negara seperti bendera,
bahasa dan lagu kebangsaan.
c. Alat-alat perlengkapan
Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 36A bahwa
lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. garuda Pancasila disini yang
dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung
garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan
kejayaan Indonesia. sedangkan perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa
Indonesia. Simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam
pancasila,yaitu:
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling
benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain. Pandangan
sektarian dan eksklusif ini akan memicu terbentuknya kekakuan yang berlebihan dengan
tidak atau kurang memperhatikan pihak lain, memupuk kecurigaan, kecemburuan, dan
persaingan yang tidak sehat. Bhineka Tunggal Ika bersifat inklusif. Golongan mayoritas dalam
hidup berbangsa dan bernegara tidak memaksakan kehendaknya pada golongan minoritas
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat eormalitas yang hanya menunjukkan perilaku
semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya mempercayai, saling hormat
menghormati, saling cinta mencintai dan rukun. Hanya dengan cara demikian maka
keanekaragaman ini dapat dipersatukan.
Bhineka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen, yang bermakna pebedaan
yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu,
dalam bentuk kesepakatan bersama. Hal ini akan terwujud apabila dilandasi oleh sikap
toleran, non sektarian, inklusif, dan rukun.
Dalam menerapkan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
perlu dilandasi oleh rasa kasih sayang. Saling curiga mencurigai harus dibuang jauh-jauh.
Saling percaya mempercayai harus dikembangkan, iri hati, dengki harus dibuang dari kamus
Bhineka Tunggal Ika.
RANGKUMAN
Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau Negara sendiri.
Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku
pula pada suatu kelompok.
EVALUASI
Kegiatan Belajar 5
KARAKTERISTIK
IDENTITAS NASIONAL
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Uraian Materi
Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
yang lain.Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini
akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,ciri-ciri serta
karakter dari bangsa tersebut.Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional
sebagaimana di jelaskan di atas maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di
pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan
kepribadian suatu bangsa.
RANGKUMAN
Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang
lain.Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki
identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,ciri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut.Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana di jelaskan di atas
maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa
atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa.
kita sebagai bangsa di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah pancasila
yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti yang luas, misalnya
di dalam aturan perundang-undangan atau moral yang secara normatif diterapkan di dalam
pergaulan, baik itu di dalam tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya.
Dengan demikian nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut
bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan domatis, melainkan
sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-menerus bersemi karena adanya hasrat menuju
kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas
nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar
tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
EVALUASI
Kegiatan Belajar 6
POLITIK INDONESIA
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Politik Indonesia
1. Konsep Politik
2. Konsep Politik Indonesia
3. Politik Bebas Aktif
4. Peran Serta Indonesia Dalam Politik Dunia
Uraian Materi
POLITIK INDONESIA
1. Konsep Politik
Secara etimologis, politik berasal dari bahasa Yunani yaitu “polis” yang berarti kota.
Orang yang mendiami polis disebut “polites” atau warga negara, sementara kata
“politikos” berarti kewarganegaraan. Lalu muncul istilah “politike techne” yang berarti
kemahiran politik. “Ars politica” yang berarti kemahiran tentang soal kenegaraan. “Politike
epitesme” berarti ilmu politik, istilah yang saat ini banyak digunakan.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah usaha untuk
menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar
warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis. Untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan
alokasi (allocation) dari sumber daya alam, perlu dimiliki kekuasaan (power) serta wewenang
(authority). Unsur-unsur ini diperlukan sebagai konsep pokok yang akan dipakai untuk
meneropong unsur-unsur lain. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa konsep-
konsep pokok itu ialah;
a. Negara (state)
b. Kekuasaan (power)
c. Pengambilan Keputusan (desicion making)
d. Kebijakan (policy, beleid)
e. Pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).
Dalam berbagai uraian tentang politik Luar Negeri yang bebas aktif, maka Bebas dan
Aktif disebut sebagai sifat politik luar negeri Republik Indonesia. Bahkan di belakang kata
bebas dan aktif masih ditambahkan dengan sifat-sifat yang lain, misalnya anti kolonialisme,
anti imperialisme. Dalam dokumen Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri
Republik Indonesia (1984-1989) yang telah ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri RI tanggal
19 Mei 1983, dijelaskan bahwa sifat Politik Luar Negeri adalah:
a. Bebas Aktif
b. Anti kolonialisme
c. Mengabdi kepada Kepentingan Nasional dan
d. Demokratis
Dalam risalah Politik Luar Negeri yang disusun oleh Kepala. Badan Penelitian dan
Pengembangan. (Litbang) Masalah Luar Negeri Departemen Luar Negeri, Suli Sulaiman yang
disebut sifat politik luar negeri hanya Bebas Aktif serta anti kolonialisme dan anti
Imperialisthe. Sementara M. Sabir lebih cenderung untuk menggunakan istilah dan sifat
secara terpisah. Menurut M. Sabir, ciri atau ciri-ciri khas biasanya disebut untuk sifat yang
lebih permanen, sedangkan kata sifat memberi arti sifat biasa yang dapat berubahubah.
Dengan demikian karena bebas dan aktif merupakan sifat yang melekat secara
permanen pada batang tubuh pollitik bebas aktif, penulis menggolongkannya sebagai ciri-ciri
politik bebas aktif sedangkan Anti Kolonialisme dan Anti Imperialisme disebutnya sebagai
sifat.
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu, rumusan yang ada pada alinea I dan alinea
IV Pembukaan UUD 1945 merupakan dasar hukum yang sangat kuat bagi politik luar negeri
RI. Namun dari rumusan tersebut, kita belum mendapatkan gambaran mengenai makna
politik luar negeri yang bebas aktif. Karena itu dalam uraian ini akan dikutip beberapa
pendapat mengenai pengertian bebas dan aktif:
1. Bebas : dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang
pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan dalam
Pancasila.
2. Aktif : berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak
bersifat pasif-reaktif atas kejadian-kejadian internasionalnya, melainkan bersifat aktif .
Jadi menurut pengertian ini, dapat diberi definisi sebagai "berkebebasan politik
untuk menentukan dan menyatakan pendapat sendiri, terhadap tiap-tiap persoalan inter
nasional sesuai dengan nilainya masing-masing tanpa apriori memihak kepada suatu
blok".
1. Fungsi Hankam, dalam hal ini adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
2. Fungsi Ekonomi yaitu memajukan kesejahteraan UMUITI.
3. Fungsi Sosial dan Budaya, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Fungsi Politik, yaitu pada rumusan kalimat ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.Ke empat fungsi pokok
tersebut sesungguhnya sekaligus juga merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia.
Indonesia mengakui bahwa manusia sebagai ciptaan Allah SWT Tuhan YME yang
mempunyai martabat yang sama. Indonesia tidak menganut rasialisme.
Pasal 13 (3), “Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR”.
b. Landasan operasional:
Misi GBHN 1999-2004 butir 12 (tentang politik luar negeri) menyatakan bahwa
perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermartabat, bebas, dan pro-aktif bagi
kepentingan nasional daiam menghadapi perkembangan global.
Kebijakan Luar Negeri Indonesia menurut Arah Kebiajakan GBHN 1999-2004 sebagai
berikut:
1. Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi
pada kepentingan nasional, menitikberatkan pada solidaritas antamegara
berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa- bangsa, menolak
penjajahan daiam segala bentuk, serta meningkatkan kemandirian bangsa dan
kerjasama intemasional bagi kesejahteraan rakyat.
2. Dalam melakukan perjanjian dan kerjasama intemasional yang menyangkut
kepentingan dan hajat hidup rakyat banyak harus dengan persetujuan lembaga
perwakilan rakyat.
3. Meningkatkan kualitas dan kineija aparatur luar negeri agar mampu melakukan
diplomasi pro-aktif daiam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia
D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 60
Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
di dunia intemasional, memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga
negara dan kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang positif bagi
kepentingan nasional.
4. Meningkatkan kualitas diplomasi guna mempercepat pemuiihan ekonomi dan
pembangunan nasional, melalui kerjasama ekonomi regional maupun intemasional
daiam rangka stabilitas, kerjasama, dan pembangunan kawasan.
5. Meningkatkan kesiapan Indonesia daiam segala bidang untuk menghadapi
perdagangan bebas, terutama daiam menyongsong pemberlakuan AFTA, APEC,
dan WTO.
6. Memperluas perjanjian ekstradisi dengan negara-negara sahabat serta
memperiancar prosedur diplomatik daiam upaya melaksanakan ekstradisi bagi
penyelesaian perkara pidana.
7. Meningkatkan kerjasama daiam segala bidang dengan negara tetangga yang
berbatasan langsung dan kerjasama kawasan ASEAN untuk memelihara stabilitas,
pembangunan, dan kesejahteraan.
Pasal 2
Hubungan luar negeri politik luar negeri didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, dan
GBHN.
Pasal 3
Politik luar negeri menganut prinsip bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan
nasional.
Pasal 4
Politik luar negeri dilakukan melalui diplomasi yang kreatif, aktif, dan antipatif,
tidak sekadar rutin dan reaktif, teguh dalam prinsip dan pendirian, serta rasional dan
luwes dalam pendekatan.
Secara etimologis, politik berasal dari bahasa Yunani yaitu “polis” yang
berarti kota. Orang yang mendiami polis disebut “polites” atau warga negara,
sementara kata “politikos” berarti kewarganegaraan. Lalu muncul istilah “politike
techne” yang berarti kemahiran politik. “Ars politica” yang berarti kemahiran
tentang soal kenegaraan. “Politike epitesme” berarti ilmu politik, istilah yang saat ini
banyak digunakan.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah usaha untuk
menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima dengan baik oleh sebagian
besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang
harmonis. Untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang
menyangkut pengaturan dan alokasi (allocation) dari sumber daya alam, perlu
dimiliki kekuasaan (power) serta wewenang (authority). Unsur-unsur ini diperlukan
sebagai konsep pokok yang akan dipakai untuk meneropong unsur-unsur lain.
Adapun peran serta Indonesia dalam Politik dunia adalah sebagai berikut :
EVALUASI
Kegiatan Belajar 7
SISTEM POLITIK
INDONESIA
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Uraian Materi
Di era modern ini tentu kita semua sudah tidak asing dengan kata “politik”. Namun
saya yakin masih banyak orang yang belum paham mengenai sistem politik di Indonesia.
Sistem politik sendiri merupakan alokasi dari nilai-nilai yang bersifat paksaan atau dengan
Kedua, dengan memahami sistem politik di Indonesia kita dapat memberikan opini-
opini kita untuk Indonesia. Misalnya saat terjadi suatu sengketa politik, kita yang sudah
memahami sistem politik Indonesia dapat menyalurkan opininya lewat internet maupun
media sosial. Namun perlu diketahui bahwa opini yang dilontarkan haruslah sesuai dan tidak
untuk menjatuhkan pihak lain. Karena jika tidak berhati-hati dalam menyatakan opini kita,
kita bisa saja berurusan dengan pihak berwajin. Opini tidak harus berasal dari para ahli
hukum terkemuka. Pendapat dari rakyat juga dapat membantu pemerintah dalam
menyelesaikan suatu sengketa politik.
Ketiga, dengan memahami sistem politik di Indonesia kita dapat berpartisipasi aktif
dalam politik. Menurut Almond bentuk-bentuk partisipasi politik ini dapat berupa bentuk
konvensional maupun Nonkonvensional. Contoh partisipasi konvensional : pemberian suara,
diskusi politik, kegiatan kampanye, membentuk dan bergabung dalam kelompok
kepentingan, komunikasi individu dengan pejabat politik. Sedangkan contoh partisipasi
nonkonvensional : pengajuan petisi,berdemonstrasi,konfontrasi, dan mogok. Namun sebagai
orang terpelajar kita harus menunjukan partisipasi politik kita dengan cara yang baik. Dalam
demonstrasi misalnya, kita harus menunjukan sikap dan etikat yang baik dalam setiap
demonstrasi. Kita harus menunjukan bahwa bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang anarkis
dalam melakukan demo.
Selain tiga prinsip penting dalam pelaksaan sistem demokrasi, terdapat juga ciri-ciri
dalam menjalankan demokrasi yang dilakukan oleh pemerintah.
UUD RIS 1949: Konstitusi RIS tersebut mulai beelaku tgl 27 Desember 1949, yg
terdiri atasMukadimah berisi 4 alinea, Batang Tubuh yg berisi 6 bab & 197 pasal,
sertasebuah lampiran. Negara negara bagian ituadlh : Negara Republik Indonesia, Indonesia
Timur, Pasundan, Jawa Timur,Madura, Sumatera Timur, Sumatera Selatan. Selain itu
terdapat pula satuankenegaraan yg berdiri sendiri, yaitu : Jawa Tengah , Bangka, Belitung,
Riau,Kalimantan Barat, Dayak Besar, Daerah Banjar, Kalimntan Tenggara &Kalimantan Timur.
UUD Sementara 1950: UUDS 1950, adalah kontstitusi yang berlaku di negara
Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang
Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar
Sosial Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14
Agustus 1950 di Jakarta.
RANGKUMAN
EVALUASI
Kegiatan Belajar 8
STRATEGI NASIONAL
Tujuan
Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Strategi Nasional
1. Konsep Strategi.
2. Pengertian Strategi Nasional.
3. Dasar Penyusunan Strategi Nasional.
4. Lembaga Penyusunan Stragtegi Nasional.
Uraian Materi
STRATEGI NASIONAL
1. Konsep Strategi
Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis
bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi
pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David, p.15, 2004).
Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).
a. Pengertian Umum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
b. Pengertian khusus
1) Perumusan Strategi
a) Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan
menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam
lingkungan tersebut.
b) Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam
menjalankan misinya.
c) Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-
strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
d) Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi
dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang
dihadapi.
e) Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan
jangka panjang. (Hariadi, 2005).
b. Tingkat-tingkat Strategi
Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins
(1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut
Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan
functional strategy.
a) Enterprise Strategi
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai
hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar
organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada
pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik
D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 77
Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara
organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat
menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-
sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan
dan kebutuhan masyarakat.
b) Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy
yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi
bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata
untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan
dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang utama? Apakah misi yayasan ini,
yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga itu? Apakah misi utama
direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah misi badan ini, badan itu? Begitu
seterusnya.
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru
dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap misi universitas ialah terjun
kedalam dunia bisnis agar menjadi kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik
terhadap anak didiknya, terhadap pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya.
Bagaimana misi itu dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan
stratejik dan perencanaan strategi yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.
c) Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah
masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para
pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat
memperoleh keuntungan-keuntungan strategi yang sekaligus mampu menunjang
berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
d) Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi
lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:
(1) Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan
organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang
berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan
pengembangan.
1. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang
semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal
memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan /
atau pesaing.
2. Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi
intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan
perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
3. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,
horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih
Politik strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan
sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 berkembang pendapat yang
mengatakan bahwa pemerintah dan lembaga-lembaga negara yang diatur dalam UUD
1945 merupakan suprastruktur politik, lembaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR,
Presiden, BPK, dan MA. Sedangkan badan-badan yang berada didalam masyarakat
disebut sebagai infrastruktur politik yang mencakup pranata politik yang ada dalam
masyarakat seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok
kepentingan (interest group) dan kelompok penekan (pressure group).
Politik dan strategi nasional dapat dilakukan karena kesatuan cita-cita bangsa
yang dapat diwujudkan melalui pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional
itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa
Indonesia. Dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi
juga merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.
RANGKUMAN
Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis
bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi
pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David, p.15, 2004).
Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).
Politik strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan
sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 berkembang pendapat yang
mengatakan bahwa pemerintah dan lembaga-lembaga negara yang diatur dalam UUD 1945
merupakan suprastruktur politik, lembaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden,
BPK, dan MA. Sedangkan badan-badan yang berada didalam masyarakat disebut sebagai
infrastruktur politik yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat seperti
partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest
group) dan kelompok penekan (pressure group).
EVALUASI
Kegiatan belajar 9
DEMOKRASI INDONESIA
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Demokrasi Indonesia
1. Konsep Demokrasi.
2. Pengertian Demokrasi Indonesia.
3. Prinsip Demokrasi.
4. Ciri Negara Demokrasi.
Uraian Materi
Demokrasi indonesia
1. Konsep demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti rakyat dan kratos
yang berarti kekuasaan. Secara bahasa Demokrasi adalah kekuasaan yang berada ditangan
rakyat(pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat adalah pemegang
kekuasaan tertinggi dipenggang oleh rakyat. Jadi demokrasi adalah sebuah /bentuk sistem
pemerintahan dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat yang dijalankan oleh
pemerintah.
2. Pengertian Demokrasi
Dalam membicarakan tentang demokrasi di Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari alur
periodisasi pemerintahan masa revolusi kemerdekaan, Demokrasi Parlementer,
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin (guided democracy), dan Pemerintahan Orde Baru
(Pancasila democracy).
a. Demokrasi Parlementer
Periode kedua pemerintahan negara Indonesia adalah tahun 1950-1959. Dengan
menggunakan UUD Sementara sebagai landasan konstitusionalnya. Periode ini disebut
pemerintahan parlementer. Masa ini merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia,
karena hampir semua elemen demokrasi dapat ditemukan dalam kehidupan politik di
Indonesia.
b. Demokrasi Terpimpin
Sejak berakhirnya Pemilu 1955, Presiden Soekarno sudah menunjukkan gejala ketidak
senangannya kepada partai-partai politik. Hal ini terjadi karena partai politik sangat
berorientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan kurang memperhatikan
kepentingan politik nasional secara menyeluruh. Demokrasi terpimpin merupakan
pernbalikan total dari proses politik yang berjalan pada masa demokrasi parlementer.
Apa yang disebut dengan demokrasi, tidak lain merupakan perwujudan kehendak
presiden dalam rangka menempatkan dirinya sebagai satu-satunya institusi yang paling
berkuasa di Indonesia.
a. Budaya Demokrasi
Kata budaya berasal dari kata budi/akal dan daya/kemampuan maka budaya adalah
kemampuan akal manusia. Secara bahasa budaya demokrasi berarti kemampuan akal
manusia tentang berdemokrasi.
Pengertian Budaya Demokrasi dapat dilihat dari tiga sudut. Yang pertama
adalah budaya demokrasi formal, yaitu suatu sistem pemerintahan yg hanya dilihat dari ada
atau tidaknya lembaga politik demokrasi seperti perwakilan rakyat .
2. Kekurangan
c. Pendidikan Demokrasi
Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan Negara
dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami,
meghayati, megamall kan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi
sesuai dengan status dan peran nya dalam masyarakat (winataputra, 2006 : 12)
Demokrasi memang tidak diwarisi , tetapi ditangkap dan dicerna melalui proses
belajar oleh karena itu untuk memahaminya diperlukan suatu proses pendidikan
demokrasi. Pendidikan demokrasi dalam nerbagai konteks, dalam hal ini untuk
pendidikan formal ( disekolah dan perguruan tinggi), non formal ( pendidikan diluar
sekolah dan informal ( pergaulan dirumah dan masyarakat kulturaluntuk membangun
cita-cita, nilai, konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan demokrasi dalam berbagai
konteks(Winaputra, 2006 : 19).
Hal inilah yang menjadi pemicu pemikiran baru yakni demokrasi liberal. Setiap
individu dapat berpartisipasi melalui wakil yang dipilih melalui pemilihan sesuai
ketentuan. Masyarakat harus dijaminan dalam hal kebebasan individual(politik, sosial,
ekonomi, dan keagamaan).
(4) dilihat dari kewenangan dan hubungan antara alat kelengkapan negara;
1) Demokrasi Sistem Parlementer
Demokrasi sebagai sistem politik yang saat ini dianut oleh sebagian besar negara di
dunia tentu saja memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan sistem yang lain. Henry B.
Mayo sebagaimana dikutip oleh Miriam Budiardjo dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar
Ilmu Politik (2008:118-119) mengungkapkan prinsip dari demokrasi yang akan mewujudkan
suatu sistem politik yang demokratis. Adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah :
Salah satu ciri-ciri negara demokrasi adalah memiliki pers yang bebas dan
bertanggung jawab. Di negara demokrasi, partisipasi rakyat mendapat tempat yang
terhormat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karenanya, negara
demokrasi menjamin kemerdekaan menyampaikan pikiran baik secara lisan maupun
tulisan.
RANGKUMAN
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti rakyat dan kratos
yang berarti kekuasaan. Secara bahasa Demokrasi adalah kekuasaan yang berada ditangan
rakyat(pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat adalah pemegang
kekuasaan tertinggi dipenggang oleh rakyat. Jadi demokrasi adalah sebuah /bentuk sistem
pemerintahan dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat yang dijalankan oleh
pemerintah.
Budaya Demokrasi pada intinya adalah budaya yang menomor satukan kepentingan
masyarakat dalam pembuatan keputusan mengenai kebijakan negara.
a. Kelebihan
1. Demokrasi memberi kesempatan untuk perubahan di tubuh pemerintahan tanpa
menggunakan kekerasan.
2. Adanya pemindahan kekuasaan yang dapat dilakukan melalui pemilihan umum
3. Sistem demokrasi mencegah adanya monopoli kekuasaan Dalam budaya demokrasi,
pemerintah yang terpilih melalui pemilu akan memiliki rasa berutang karena rakyat
yang memilihnya, oleh karena itu hal ini akan menimbulkan pemicu untuk bekerja
sebaik-baiknya untuk rakyat
4. Masyarakat diberi kebebasan untuk berpartisipasi yang menimbulkan rasa memiliki
terhadap negara.
b. Kekurangan
1. Masyarakat bisa salah dalam memilih dikarenakan isu-isu politik
2. Fokus pemerintah akan berkurang ketika menjelang pemilu masa berikutnya
3. Massa dapat memengaruhi orang
EVALUASI
Kegiatan Belajar 10
PENDIDIKAN DEMOKRASI
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Pendidikan Demokrasi
Uraian Materi
PENDIDIKAN DEMOKRASI
Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada
kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal
ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak
mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-
tingginya sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan
pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi,
kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri
handayani, suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan
berkembang menurut kodratnya. Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan
merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak
didik, serta juga dengan pengelola pendidikan.
Sedangkan demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu :
a. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia Demokrasi pada prinsip ini dianggap
sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak manusia dengan tidak
memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa. Dalam pendidikan,
D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Ternate 97
Modul Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan memandang perbedaan antara satu dengan
yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta didik atau hubungan dengan gurunya
yang saling menghargai dan menghormati.
b. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat Dari prinsip inilah timbul
pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena dengan pendidikan itu manusia
akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat, baik dan sempurna. Oleh
karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan persoalan-persoalannya sendiri
secara teratur, sistematis dan komprehensif serta kritis sehingga anak didik memiliki
wawasan, kemampuan dan kesempatan yang luas.
c. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama Dalam konteks ini,
pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentingan individu-individu lain. Dengan
kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang lain menghormati kepentingannya.
Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang karena kebebasannya berbuat sesuka hatinya
sehingga merusak kebebasan orang lain atau kebebasannya sendiri.
Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga negara atau
anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya untuk memanjukan
kepentingan bersama karena kebersamaan dan kerjasama inilah pilar penyangga
demokrasi. Berkenaan dengan itulah maka bagi setiap warga negara diperlukan hal-hal
sebagai berikut :
b. Vebrianto
Demokrasi pendidikan adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang lama
kepada setiap anak (pesert didik) mencapai tingkat pendidikan sekolah yang
setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.
c. Sugarda Purbakatwaja
Demokrasi pendidikan adalah pengajaran pendidikan yang semua anggota
masyarakat mendapatkan pengajaran dan pendidikan secara adil.
d. M. Muchyidin Dimjati dan M. Roqib
Demokrasi pendidikan adalah pendidikan yang berprinsip dasar rasa cinta dan kasih
sayang terhadap semua.
1. Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara dengan
cara adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem politik yang ada.
2. Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik.
3. Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.
Sedangkan pengembangan demokrasi pendidikan yang berorientasi pada
cita-cita dan nilai demokrasi, akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip berikut
ini:
a. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai
luhurnya.
b. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan
berbudi pekerti luhur.
c. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan
pribadinya, dalam rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan
dan kemajuan iptek tanpa merugikan pihak lain.
“dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang laki-laki yang Kami
beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”.
2. Demokratisasi
Demokrasi merupakan terminologi yang sarat akan tafsir dan makna. Hal ini
dapat dilihat bahwa pengertiannya berkaitan erat dengan sistem social yang
mendukungnya. Oleh karena itu, disamping mengandung unsur-unsur universal,
demokrasi juga memuat unsur-unsur kontekstual. Sehingga, dalam pelaksanannya,
demokrasi memiliki berbagai istilah, seperti demokrasi liberal, demokrasi
konstitusional, demokrasi Pancasila, dan lain-lain.
RANGKUMAN
Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada
kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal
ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak
mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-
tingginya sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan
pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi,
kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri
handayani, suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan
berkembang menurut kodratnya. Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan
merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak
didik, serta juga dengan pengelola pendidikan.
EVALUASI
1. Jelaskan tentang Konsep Pendidikan Demokrasi di Indonesia ?
2. Jelaskan Latar Belakang Demokrasi di Indonesia ?
3. Jelaskan Demokratisasi ?
4. Jelaskan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia ?
Kegiatan Belajar 11
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
1. Konsep Ham.
2. Pengertian Rule Of Law.
3. Pelaksanaan HAM di Indonesia
4. Penerapan Rule of Law.
5. Ruang Lingkup HAM dan Rule Of Law.
Uraian Materi
1. Konsep HAM
Hak Asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat diganggu gugat keberadaannya. Hak-hak
tersebut telah dibawa sejak lahir dan melekat pada diri manusia sebagai makhluk Tuhan.
Setiap manusia memiliki derajat dan martabat yang sama . Pada masa yang lalu, manusia
belum mengakui akan adanya derajat manusia yang lain sehingga mengakibatkan terjadinya
penindasan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Contoh yang paling kongkret
dapat dilihat pada penjajahan dari satu bangsa ke bangsa yang lain. Indonesia yang dijajah
dengan sangat tidak berperikemanusiaan oleh kaum kolonialisme dengan menindas, dan
menyengsarakan bangsa ini. Sehingga, dilakukan perjuangan terus menerus untuk tetap
mempertahankan hak asasi manusia yang dimilikinya.
Jika berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hak
asasi manusia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, adalah:
Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pertama kali pada abad
ke-19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Rule of law lahir
sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan terjadinya peningkatan peran parlemen
atau senat (DPR dan MPR) dalam penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi terhadap
negara absolut (absolute state) yang telah berkembang sebelumnya.
Rule of Law merupakan konsep common law atau civil law yang membuat seluruh
lapisan masyarakat (baca pengertian masyarakat) dan negara serta seluruh lembaga
mengedepankan supremasi hukum yang telah dibangun diatas prinsip keadilan (justice) dan
egalitarian. Oleh karena itu, Rule of law dapat diartikan sebagai rule by the law bukan rule by
the man. Rule of law lahir mengambil alih dominasi yang dipunyai oleh kaum gereja,
bangsawan (ningrat) dan kerajaan (kingdom); menggeser negara kerajaan (monarki); dan
memunculkan negara konstitusi.
Rule of law adalah istilah dari tradisi common law dan berbeda dengan
persamaannya dalam tradisi hukum Kontinental, yaitu Rechtsstaat (negara yang diatur oleh
hukum). Keduanya memerlukan prosedur yang adil (procedural fairness), due process dan
persamaan di depan hukum, tetapi rule of law juga sering dianggap memerlukan pemisahan
kekuasaan, perlindungan hak asasi manusia tertentu dan demokratisasi.
1. Komnas HAM mendesak pemerintah dan DPR agar segera meratifikasi berbagai
instrumen internasional hak asasi manusia, dengan memberi prioritas pada Statuta
Roma Mahkamah Pidana Internasional (Rome Statute International Criminal Court),
Protokol Opsional Konvensi Anti Penyiksaan (Optional Protocol Convention Against
Torture), Konvensi Internasionaltentang Penyandang Cacat, Konvensi Internasional
tentang Pekerja HAM, Konvrensi Internasional Tentang Perlindungan Terhadap Semua
Orang Dari Tindakan Penghilangan Secara Paksa. Dalam rangka untuk memberikan
perlindungan yang optimal bagi para Tenaga Kerja Indonesia, pemerintah dan DPR agar
segera meratifikasi juga Konvensi Internasional Perlindungan Hak-hak Buruh Migran dan
Anggota Keluarganya (International C
2. onvention onthe Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their
Families). Dalam konteks ini hendaknya pemerintah segera mengeluarkan Rencana Aksi
Nasional Hak Asasi Manusia 2009 – 2014.
3. Perlu ditinjau kembali pendekatan hukum yang represif dalam penyelesaian konflik
politik diPapua yang diterapkan saat ini. Langkah yang dilakukan sekarang lebih banyak
melahirkankekerasan dan jatuhnya korban. Komnas HAM mendesak perlunya dilakukan
langkah-langkah politik daripada hukum dalam penyelesaian konflik di Papua. Langkah
dialog atau perundingansudah harus dipikirkan oleh pemerintah.
Hak asasi manusia bersifat universal, yang artinya berlaku dimana saja, untuk
siapa saja, dan tidak dapat diambil siapapun. Hak-hak tersebut dibutuhkan individu
melindungi diri dam martabat kemanusiaan, juga seagai landasan moral dlam bergaul
dengan sesama manusia. Meskipun demikian bukan berarti manusia dengan hak-haknya
dapat berbuat sesuka hatinya maupun seenak-enaknya.
1. Pemukulan
2. Penganiayaan
RANGKUMAN
Hak Asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat diganggu gugat keberadaannya. Hak-hak
tersebut telah dibawa sejak lahir dan melekat pada diri manusia sebagai makhluk Tuhan.
Setiap manusia memiliki derajat dan martabat yang sama . Pada masa yang lalu, manusia
belum mengakui akan adanya derajat manusia yang lain sehingga mengakibatkan terjadinya
penindasan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Contoh yang paling kongkret
dapat dilihat pada penjajahan dari satu bangsa ke bangsa yang lain. Indonesia yang dijajah
dengan sangat tidak berperikemanusiaan oleh kaum kolonialisme dengan menindas, dan
menyengsarakan bangsa ini. Sehingga, dilakukan perjuangan terus menerus untuk tetap
mempertahankan hak asasi manusia yang dimilikinya.
Jika berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pertama kali pada abad
ke-19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Rule of law lahir
sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan terjadinya peningkatan peran parlemen
atau senat (DPR dan MPR) dalam penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi terhadap
negara absolut (absolute state) yang telah berkembang sebelumnya.
EVALUASI
Kegiatan Belajar 12
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Uraian Materi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian warga negara adalah penduduk
sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara dari negara itu. Dalam
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia pasal
1 angka (1) pengertian warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundangundangan.
Secara umum, pengertian warga negara adalah anggota suatu negara yang
mempunyai keterikatan timbal balik dengan negaranya. Warga negara dalam bahasa Inggris
dikenal dengan kata citizens. Seseorang dapat menjadi warga negara setelah memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan oleh suatu negara.
Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negara akan terwujud
dalam sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi demokrasi dan hak
asasi manusia sungguh–sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan
kehidupannya sehari–hari.
Pembelaan negara adalah tekad, sikap dan tindakan warganegara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air, serta
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warganegara Indonesia, upaya pembelaan
dilandasi oleh kecintaan pada tanah tumpah darah yakni wilayah Nusantara yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke. Disamping itu pula pembelaan negara juga didasari oleh
kesadaran berbangsa dan bernegara, dengan meyakini Pancasila sebagai dasar negara serta
UUD 1945 sebagai pijakan konstitusi negara.
Wujud dari upaya bela negara adalah kesiapan dan kerelaan warganegara untuk
berkorban demi mempertahankan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan
UUD 1945.
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari
guru dan sebagainya. “Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak
lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro).
Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung
jawab.
Status seorang warga negara menjadi sangat penting, terkait dengan hak dan
kewajibannya sebagai seorang warga dari sebuah negara. Perbedaan status
kewarganegaraan yang dimiliki seorang warga negara memiliki pengaruh yang besar terkait
hak dan kewajiban yang harus ditaati dan dijalankan di segala bidang kehidupan, baik secara
sosial, politik , budaya, perekonomian maupun dari segi keamanan. Berdasarkan teori, ada
beberapa status yang dimiliki seorang warga negara diantaranya sebagai berikut:
1) Status atau peran positif, merupakan status warga negara yang memiliki hak untuk
memperoleh sesuatu yang positif dari lembaga negara, dalam hal ini menuntut haknya
dalam hal perlindungan baik jiwa raga maupun harta seorang warga negara.
RANGKUMAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian warga negara adalah penduduk
sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara dari negara itu. Dalam
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia pasal
1 angka (1) pengertian warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundangundangan.
Secara umum, pengertian warga negara adalah anggota suatu negara yang
mempunyai keterikatan timbal balik dengan negaranya. Warga negara dalam bahasa Inggris
dikenal dengan kata citizens. Seseorang dapat menjadi warga negara setelah memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan oleh suatu negara.
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari
guru dan sebagainya. “Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak
lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro).
Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung
jawab.
EVALUASI
Kegiatan Belajar 13
GEOPOLITIK INDONESIA
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Geopolitik Indonesia
1. Pengertian Geopolotik.
2. Konsep Geopolitik Indonesia.
3. Pengertian Geopolitik dalam wawasan nusantara.
Uraian Materi
GEOPOLITIK INDONESIA
1. Pengertian Geopolitik
Kata geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi dan “Politik”
berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri
(negara) dan teia yang berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu
rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, danalat yang digunakan untuk mencapai cita-cita
atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna
kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas,
prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang
kita kehendaki.
Secara umum geopolitik adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri, lingkungan, yang berwujud Negara kepulauan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Geopolitik berasal dari kata geo (kata Yunani, geo = bumi) dan politik (esensi politik
kekuatan), geopolitik berarti kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
letak bumi sebagai wilayah hidup dalam menentukan alternatif kebijaksanaan untuk
mewujudkan suatu tujuan. Atau bisa diartikan seperti berikut ;
Geopolitik adalah suatu sistem perpolitikan yang mengatur hubungan antar negara-
negara yang letaknya berdekatan di atas permukaan planet bumi ini, yang mutlak dimiliki
dan diterapkan oleh setiap negara dalam melakukan interaksi dengan sesama negara di
sekitarnya. Tak terkecuali Indonesia. Indonesia pun harus memiliki sistem geopolitik yang
cocok diterapkan dengan kondisi kepulauannya yang unik dan letak geografis negara
Indonesia di atas permukaan planet bumi ini.
Keadaan geografi dan demografi Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara
merupakan negara kepulauan (negara maritim), dimana ± 65% terdiri atas lautan, sedang ±
35% terdiri atas daratan. Daratan terdiri atas 17.508 pulau maupun gugusan pulau-pulau
besar dan kecil yang seluruhnya ± 2.028.087 km². Pulau-pulau yang besar antara lain
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya (Papua), dan sekitar 6.044 di antaranya
memakai nama. Wilayah Indonesia seluruhnya adalah ± 5.193.250 km². Kepulauan Indonesia
bertebaran sebelah menyebelah khatulistiwa, dengan ketentuan :
Kepulauan Indonesia yang terletak di wilayah bagian barat adalah daratan lebih
menonjol, sedangkan di bagian timur lautan yang lebih dominan. Di samping itu pada
umumnya wilayah Indonesia adalah subur, kecuali Kalimantan yang sebagian subur dan
sebagian kurang, sedangakan Irian Jaya pada umumnya kurang subur, kecuali daerah
dataran tinggi.
Wawasan nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami,
cara menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai
hasil interaksi proses psikologis, sosiokultural dengan aspek-aspek ASTAGATRA.
RANGKUMAN
Sebagai wawasan nasional dari bangsa Indonesia maka wilayah Indonesia yang
terdiri dari daratan, laut, dan udara di atasnya dipandang sebagai aspek penting dalam
Wawasan Nasional dan Geopolitik Indonesia. Wawasan nusantara bangsa Indonesia
didasarkan pada keadaan lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsep
wawasan nusantara. Jadi, wawasan nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik
bangsa Indonesia. Setiap bangsa di dunia memiliki cara pandang terhadap prinsip-prinsip
kebangsaan dan tanah airnya masing-masing yang kemudian disebut sebagai wawasan
kebangsaan. Sehingga dengan berpedoman kepada cara pandang yang menjadi prinsip dasar
kebangsan itu, maka bangsa tersebut memiliki sikap dan jati diri sesuai dengan nilai-nilai
dasar yang dianutnya.
EVALUASI
Kegiatan Belajar 14
GEOSTRATEGI INDONESIA
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan :
Geostrategi Indonesia
1. Pengertian Geostrategi.
2. Konsep Geostrategi Indonesia.
3. Pengertian Geostrategi dalam wawasan nusantara.
5. Strategi Penyelesaian Masalah (Akademik, Bussiness dan Government, ABG).
Uraian Materi
GEOSTRATEGI INDONESIA
1. Pengertian Geostrategi
Tidak semua negara memiliki ideologi negara karena ia memang bukanlah salah
satu syarat untuk berdirinya satu negara. Akan tetapi bagi negara yang memiliki
ideologi, ia selalu menjadi acuan bagi seluruh sistem yang ada maupun tata-laku
masyarakatnya. Kalau disimak benar maka ideologi negara kita bukanlah berupa satu
uraian ilmiah yang panjang akan tetapi lebih merupakan patok-patok yang membatasi
koridor diantara mana dinamika masyarakat kita sangat diharapkan berada diantaranya.
Apabila kita telusuri lebih jauh lagi maka dapatlah difahami bahwa setelah
prasyarat dipenuhi maka diperlukan satu metode umum atau strategi guna mewujudkan
cita-cita diatas. Metode tersebut dinamakan geo-strategi, yaitu satu strategi dalam
memanfaatkan kondisi lingkungan didalam upaya mewujudkan tujuan politik (cita-cita
nasional). Sedangkan upayanya itu sendiri akan terwujud sebagai program-program di
dalam pembangunan nasional. Bagan berikut menunjukan tatanan dan sekaligus
tataran pemikiran yang ada mulai dari ide tentang kekeluargaan dan kebersamaan
hingga metode pelaksanaan pembangunan.
a). Secara spasial, ruang kepentingan dibagi menjadi Kawasan Strategis Utama,
Kawasan Strategis pertama, Kawasan Strategis kedua dan ketiga. Masing-masing
kawasan strategis memiliki dampak yang berbeda terhadap Ketahanan Nasional
kita.
b). Secara fungsional / vertikal, ruang kepentingan dibagi menjadi ruang kerjasama
yang saling mendukung dengan ruang kerjasama sub-regional (misalnya Asean) dan
pada gilirannya juga harus saling mendukung dengan ruang kerjasama regional
(misalnya APEC, ARF dsb-nya). Kita mengetahui bahwa tiap anggota Asean menjalin
kerjasama bilateral dengan banyak negara ataupun secara multilateral. Akan tetapi
mengingat tiap anggota Asean mematuhi traktat Asean dan TAC, maka diharap
atau bahkan dapat diasumsikan bahwa berbagai kerjasama yang dilakukan tidak
merugikan Asean ; dan bahkan memperkokoh posisi Asean. Demikian juga pada
gilirannya tiap anggota Asean juga menjadi anggota ARF maupun APEC, maka
diharapkan kedua forum dalam cakupan ruang yang berbeda luasnya itu dapat
saling menunjang dan menambah kredibilitas Asean.
RANGKUMAN
EVALUASI
1. Pengertian Geostrategi.
2. Konsep Geostrategi Indonesia.
3. Pengertian Geostrategi dalam wawasan nusantara.
4. Stretegi Penyelesaian Masalah (Akademik, Bussiness dan Government, ABG).
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie, J. 2008. Konstitusi dan Hak Asasi Manusia. Makalah disampaikan pada Lecture
Peringatan 10 Tahun KontraS. Jakarta, 26 Maret 2008.
Busroh, A.D dan Busroh, A.B. 1991. Azas-azas Hukum Tata Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Halili. 2009. Hak Asasi Manusia, Bahan Tayangan Perkuliahan Pendidikan Hak Asasi Manusia,
Universitas Negeri Yogyakarta. Ibn Chamim, A (Ed). 2003. Pendidikan Kewargaengaraan
Menuju Kehidupan yang Demokratis dan Berkeadaban. Yogyakarta: Majelis Pendidikan
Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
ICCE UIN. (2005). Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta:
Kerjasama ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Prenada Media.
Kaho, J R. 1991. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. Jakarta: Rajawali
Pers.
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia Kusnardi, M dan Ibrahim,
H. 1988.
Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Pusat Studi HTN Fakultas Hukum UI
Mahfud MD, M. 2000.
Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia. Rineka Cipta 118 |Dikdik Baehaqi Arif Manan,
B. 2001. Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. Yogyakarta: PSH FHUII.