Anda di halaman 1dari 4

A.

Gerak Refleks
Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu
yang menjalar pada rute lengkung refleks. Sebagian besar proses
tubuh involunter misalnya denyut jantung, pernapasan, aktivitas
pencernaan, dan pengaturan suhu, serta respon otomatis misalnya
sentakan akibat suatu stimuli nyeri atau sentakan pada lutut
merupakan kerja reflex (Syaifuddin 2009).
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf
yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen
neuron
sensor,
interneuron,
dan neuron
motor,
yang
mengalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu. Gerak
refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel
saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks
disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan
dan menyakitkan. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang
diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron
perantara (neuron penghubung) (Wulandari 2009).
Gerak refleks yang paling sederhana memerlukan dua tipe
sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks
bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang
(Wulandari 2009). Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek
atau jalan pintas yaitu dimulai
dari reseptor
penerima
rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah didalam
otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan
ke efektor, yaitu otot atau kelenjar, jalan pintas ini disebut lengkung
reflex (Wilarso 2001).
B. Mekanisme Gerak reflex
Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan melibatkan
banyak bagian tubuh. Terdapat banyak komponen komponen
tubuh yang terlibat dalam gerak, baik disadari maupun tidak
disadari. Seluruh mekanisme gerak yang terjadi ditubuh manusia
tak lepas dari peranan sistem saraf (Wulandari 2009).
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang
terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor,
penarikan kembali tangan secara reflex dari rangsangan yang
berbahaya, merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks
ekstensor (polisinaps), rangsangan dari reseptor perifer yang
dimuali dari fleksi pada anggota badan yang juga berkaitan dengan
ekstensi
anggota
badan.
Serabut
saraf
sensorik
yang
menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks
posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan melanjutkan impuls-

impuls menuju substansi pada kornu posterior medulla spinalis.


Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju
kornu anterior medulla spinalis. Sel saraf menerima impuls dan
mengahntar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ
motorik melaksanakan rangsangan karena dirangsang oleh impuls
saraf motorik (Syaifuddin, 2009).
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung
refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks adalah sebagai berikut (Syaifuddin
2009):
1. Reseptor rangsangan sensoris : ujung distal dendrit yang menerima stimulus
peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit.
2. Neuron aferen (sensoris) : melintas sepanjang neuron sensorik sampai ke
medula spinalis yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf
pusat.
3. Neuron eferen (motorik) : melintas sepanjang akson neuron motorik sampai ke
efektor yang akan merespon impuls eferen menghantarkan impuls ke perifer
sehingga menghasilkan aksi yang khas.
4. Alat efektor : dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos kelenjar
yang merespons, merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu
serat otot atau kelenjar.
C. Kategori Reflex
Reflex dapat dikategorikan berdasarkan :
1. Cara mendapatkannya
- Inborn : Reflex yang sudah ada atau didapatkan sejak lahir atau dapat
dikatakan reflex bawaan. Contoh: Saat jari kita terkena panas,
maka tubuh akan secara ototmatis menarik tangan. Reflex lain
seperti reflex patella(refleks regang). Ketika tendo pada patella
dipukul dengan reflex hammer, maka akan terjadi ekstensi,
sehingga kaki menendang.
- Acquired : Reflex yang didapatkan setelah melalui suatu proses belajar
atau dengan kata lain dilakukan adaptasi atau latihan terlebih
dahulu, untuk mendapatkan reflex tersebut. Contoh : Beladiri
yang didaptkan setelah adaptasi dan latihan. Reflex menginjak
rem ketika hampir menabrak sesuatu, yang juga didaptkan ketika
adaptasi bagi tubuh, yang terus menerus dilakukan ketika
mengendarai kendaraan.
2. Jenis Saraf
- Somatik : Melibatkan otot skelet atau efektornya yaitu otot skelet. Otot
skelt bersifat volunteer (dapat disadari) sehingga pada kondisi biasapun
dapat dilakukan atau disadar untuk melakukanya, intinya reflkes somatic
adalah reflex yang dapat dilakukan sendiri, meskipun tanpa adanya

ransangan dan juga mudah diamata. Misalnya refleks kornea (mengejap)


merupakan refleks somatic, pada kondisi biasa juga dapat dilakukan.
- Otonom : Beda halnya dengan somatic, ototnom memiliki efektor yaitu
adalah otot polos, kelenjar dan otot jantung. Ketiganya bersifat involunter
atau tidak disadari dan tidak dapat dikendalikan dalam keadaan biasa.
Contoh : reflex cahaya, ketika cahay di sinarkan ke mata, maka pupil akan
mengecil, kondisi ini tidak dapat dilakukan ketika dalam keadaan biasa,
seseorng tidak dapat mengendalikan pupilnya.
3. Pusat Integrasi
- Spinal : reflex ini berpusat pada medulla spinalis, sehingga akan
mempengaruhi organ-organ disekitar medulla spinalis mulai dari leher
hingga kebawah. Contoh : Reflex patella
- Cranial : Berpusat pada batang otak, sehingga kebanyakan akan
mempengaruhi anggota tubuh dibagian kepala. Contoh : Reflex kornea
4. Tingkat kenormalannya
-Fisiologis : Reflex yang sama dengan reflex inborn, reflex bawaan, atau
reflex yang ada pada orang-orang kebanyakan dan normal.
- Patologis : Reflex yang ada hanya pada orang-orang yang mengalami
gangguan saraf. Contoh : Reflex hoffman, jaw, glabella, babinski dsb.
5. Jumlah sinaps ( Rokhana et al. 2009)
- Refleks monosinaps, lengkung refleks paling sederhana, melalui satu
sinaps (hanya melalui 2 neuron, satu neuron afferen dan satu neuron
efferen yang langsung berhubungan dengan di saraf pusat). Contoh :
stretch refleks.
- Refleks polisinaps, melalui beberapa sinaps, terdapat beberapa
interneuron yang menghubungkan afferen dan efferen. Kecuali refleks
regang, semua refleks melalui lebih dari satu sinaps.
Rokhana, R., Kemalasari, dan Paulus S.W. 2009. Identifikasi Sinyal
Elektromyograph pada gerak Ekstensi- Fleksi Siku Dengan
Metode Konvolusi Dan Jaringan Syaraf Tiruan . Industrial
Electronic Seminar. pp: 1-6
Syaifuddin 2009.Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa
Keperawatan. Edisi 2.Jakarta: Salemba Medika
Wilarso, J. 2001. Biologi Pendidikan Dasar. Erlangga: Jakarta.
Wulandari, I.P. 2009. PEMBUATAN ALAT UKUR KECEPATAN RESPON
MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT 89S8252. Jurnal
Neutrino. 1(2) : 208-219.

Anda mungkin juga menyukai