Anda di halaman 1dari 3

MEKANISME GERAK

Para pembaca sekalian, pasti pernah memikirkan.. kog bisa sih ketika kita melihat suatu
kerumunan, atau sesuatu yang memenasarkan diri, secara otomatis tubuh tergerak ke tempat
tersebut. Sebagai contoh, saat kita sedang survival di suatu hutan, kemudian tiba-tiba kita
mendengar suatu auman yang sangat keras, secara otomatis pandangan kita berlari ke asal suara
itu. Setelah tahu bahwa seekor harimau sedang berlari ke arah kita seakan hendak memangsa,
sontak kaki kita secara otomatis berlari. Mengapa hal tersebut bisa terjadi. Bagaimana
sebenarnya mekanisme dalam tubuh sehingga pergerakan-pergerakan itu dapat terlaksana.
Untuk memahami proses terjadinya gerak, langkah pertama harus yang diawali adalah
mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam suatu pergerakan.

Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu pergerakan:


1. Reseptor. Yaitu sel yang menerima rangsangan, baik itu rangsangan berupa sentuhan,
suara, bebauan, rasa, maupun kenampakan. Dan reseptor yang dimaksud di sini (reseptor
manusia) adalah tidak lain yaitu alat indera (hidung, telinga, mata, kulit, dan lidah).
Secara khusus pada pembahasan nanti, yang akan berperan sebagai reseptor secara
hakikatnya adalah neuron sensorik, dimana neuron sensorik tersebar pada alat-alat indera
tadi pada ukuran sel.
2. Sistem saraf. Sistem saraf adalah seunit sistem yang bertugas mencerna informasi dari
reseptor untuk tindakan apa yang akan dilakukan. Entah itu berlari, duduk, atau mungkin
tidak melakukan gerakan apapun. Sistem saraf ada dua: 1. Saraf pusat. 2. Saraf tepi (saraf
perifer).
Saraf pusat terdiri dari otak (pusat berpikir & yang terlibat pada gerak sadar) dan sum-
sum tulang belakang (saraf pusat yang bertanggung jawab atas gerak reffleks).
Saraf tepi secara sederhana adalah saraf-saraf yang berada di tepian saraf pusat. Saraf tepi
yang berada di sekitar kepala (otak) dinamakan kranial, sedangkan saraf tepi yang berada
di sekitar sum-sum tulang belakang disebut spinal.
3. Efektor. Efektor adalah bagian tubuh yang melaksanakan respon terhadap rangsangan.
Contoh saat kita melihat harimau, kemudian setelah reseptor (mata) menyampaikan
informasinya kepada saraf pusat ada harimau, kaki kita tergerak untuk lari secepat
mungkin. Dalam contoh ini , efektornya adalah otot kaki kita.
4. Neuron. Secara sederhana adalah seperti pekerja. Keseluruhan proses gerak, mulai dari
diterimanya rangsangan oleh reseptor, lalu diteruskan ke saraf pusat, sampai kepada
efektor, pasti melibatkan hal ini. Neuron merupakan penghubung kesegalaan proses-
proses tersebut. Neuron ada 3 macam:

a. Neuron sensorik, yaitu sel-sel yang bertanggung jawab atas diterimanya suatu
rangsangan. Neuron ini tersebar keseluruh penjuru indera-indera tubuh. Tugasnya adalah
menerima rangsangan dan meneruskan rangsangan itu ke saraf pusat atau ke neuron
konektor.
b. Neuron motorik, yaitu sel yang bertanggung jawab atas respon dari suatu rangsangan,
atau lebih sederhananya lagi, bahwa neuron motorik adalah neuron yang bertugas untuk
menggerakkan efektor. Saat melihat harimau, neuron sensorik di mata memberikan
informasi pada saraf pusat di otak, kemudian pusat saraf mengirimkan perintah untuk
berlari pada otot kaki melalui neuron motorik ini.
c. Neuron konektor, yaitu neuron yang bertugas sebagai jembatan atau penghubung
antara neuron sensorik dan neuron motorik pada gerak reffleks (gerak yang tidak
melibatkan saraf pusat). Secara sederhana, neuron konektor adalah pengganti saraf pusat
dan neuron ini bekerja hanya pada gerak reffleks. Untuk gerak sadar, neuron ini tidak
berfungsi, karena pada gerak sadar, pusat saraf ikut terlibat, sehingga neuron konektor
yang hakikatnya hanyalah penggantinya tidak diperlukan.
Terjadinya gerak
Kawan, pada dasarnya, gerak ada 2 macam. Yaitu gerak sadar dan gerak tidak sadar.
Pertama, gerak sadar. Gerak sadar adalah gerak yang secara sadar kita ingin lakukan. Seperti
contoh: duduk, berdiri, dan lain sebagainya. Saraf yang bertanggung jawab atas gerak ini adalah
saraf somatik (biasa juga disebut saraf sadar). Proses terjadinya gerak ini adalah:
1. Rangsangan diterima oleh reseptor, atau secara kompleknya diterima oleh neuron sensorik.
2. Setelah rangsangan diterima oleh neuron sensorik, maka olehnya rangsangan itu dikirimkan
kepada saraf pusat dalam bentuk impuls saraf.
3. Oleh saraf pusat informasi itu diolah dan dicerna menghasilkan suatu keputusan yaitu berupa
respon yang akan dilakukan terhadap rangsangan itu. Kemudian, hasil cerna itu dikirimkan
kepada neuron motorik atau efektor.
4. Perintah dari saraf pusat diterima oleh neuron motorik, dan olehnya efektor bekerja sesuai
perintah.
Kedua, gerak reffleks. Yaitu gerak yang secara spontan terjadi karena suatu rangsangan tanpa
perlu berpikir terlebih dahulu. Contoh gerak reffleks, adalah saat kaki kita tidak sengaja
menginjak bara api, maka secara spontan kaki kita akan segera terloncat. Proses terjadinya gerak
ini:
1. Rangsangan diterima oleh reseptor, atau secara kompleknya diterima oleh neuron sensorik.
2. Setelah rangsangan diterima oleh neuron sensorik, maka olehnya rangsangan itu dikirimkan
langsung kepada saraf motorik dan efektor melalui neuron konektor tanpa ikut campur saraf
pusat.
3. Efektor bekerja secara spontan.
Pada konsepnya, gerak sadar dan gerak reffleks memiliki perbedaan yang cukup sederhana.
Pada gerak sadar, setelah rangsangan diterima oleh reseptor atau neuron sensorik, maka
informasi rangsangan itu dikirimkan ke saraf pusat, baru kemudian disalurkan ke neuron motorik
dan efektor. Namun pada gerak reffleks, setelah rangsangan diterima oleh reseptor atau neuron
sensorik, maka informasi rangsangan itu langsung dikirimkan ke neuron motorik dan efektor
melalui neuron konetor tanpa ikut campur saraf pusat. Sehingga pada gerak reffleks responnya
sangat cepat, tidak memerlukan proses berpikir dan menimbang-nimbang sepert halnya gerak
sadar.
Sekarang coba renungkan, betapa maha besarnya Allah SWT, tuhan kita yang telah mengatur
gerak sadar dan reffleks secara terpisah. Andai saja mekanisme gerak reffleks sama halnya
dengan gerak sadar, maka akan banyak kaki-kaki manusia yang gosong gara-gara terlalu lambat
meloncatkan kaki saat tak sengaja menginjak bara api. Hal itu terjadi karena pada gerak sadar
melalui serangkaian proses berpikir terlebih dahulu. Saat orang itu menginjak bara api, dia tak
perlu berpikir terlebih dahulu.. ini kok panas ya kaki saya, terus saya harus ngapain ya? Itu tak
perlu. Karena secara spontan kaki akan meloncat dengan sendirinya. Begitulah salah satu contoh
dari sistem keamanan tubuh kita yang dibangun oleh Allah SWT, tinggal bagaimana kita berhati-
hati dan merawatnya.
Dan salah satu cara agar kita dapat melakukan itu , adalah dengan kita belajar.

Anda mungkin juga menyukai