Anda di halaman 1dari 20

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum anatomi dan fisiologi manusia dengan judul


“Refleks Pada Manusia” disusun oleh :
nama : Nurasmila Nasrun
NIM : 1614042026
kelas : Pendidikan Biologi B
kelompok : 5 (Lima)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten maka
dinyatakan diterima.

Makassar, Maret 2019


Koordinator Asisten, Asisten,

Alamsyah, S.Pd Zulfika Sariana

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr.A.Musawwir Taiyeb,M.Kes
NIP : 1961 1212 1986 01 2 002

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….……….. i

DAFTAR ISI….………………………………………………………………….ii

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………….1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………...1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….3

C. Tujuan Praktikum……………………………………………………………... 3

E. Manfaat Praktikum……………………………………………………………. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….. 4

BAB III METODE PRAKTIKUM ……………………………………………10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………13

A. Hasil Pengamatan………………..………………………………………….13

B. Pembahasan ………………...………………………………………………..14

BAB V PENUTUP……...……………………………..………………………...17

DAFTAR PUSTAKA……...……………………………..……………………..18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Refleks dan reaksi, walaupun tampak serupa, sangat berbeda. Refleks

tidak disengaja, digunakan untuk melindungi tubuh, dan lebih cepat dari reaksi.

Refleks biasanya merupakan umpan balik negatif dan bertindak untuk membantu

mengembalikan tubuh ke stabilitas fungsi normal, atau homeostasis. Contoh

klasik dari refleks adalah refleks patela.

Refleks adalah gerakan atau tindakan yang tidak disengaja. Beberapa

gerakan spontan dan terjadi sebagai bagian dari aktivitas normal. Belajar tentang

refleks manusia, bagaimana tubuh kita bereaksi terhadap rangsangan dan

bagaimana beberapa reaksi dan gerakan tubuh dikendalikan secara otomatis, tanpa

berpikir secara sadar tentang gerakan atau responsnya. Bagaimana refleks bekerja

dalam tubuh manusia dengan mengamati refleks manusia yang tidak disengaja.

Setelah siswa memahami komponen stimulus-to-respons sebagai cara untuk

menggambarkan refleks manusia .

Refleks, atau tindakan refleks, adalah gerakan tak disengaja dari setiap

organ atau bagian tubuh yang telah menerima stimulus. Itu terjadi tanpa kesadaran

dan langsung. Refleks melindungi tubuh dari bahaya. Jadi, bagaimana refleks itu

terjadi setelah anda menyentuh kompor? Di tangan anda ada ujung saraf yang

mengambil rangsangan dan membawanya ke tulang belakang dan otak. Ujung

saraf (dalam hal ini pembakaran tangan) disebut neuron sensorik (juga dikenal

1
2

sebagai neuron aferen) karena dibutuhkan stimulus - panas ke tangan - ke tulang

belakang dan otak untuk interpretasi. Otak kemudian menafsirkan rangsangan dan

mengirim pesan kembali ke otot-otot di tangan oleh motor neuron (juga disebut

neuron eferen). Proses neuron sensorik membawa rangsangan ke tulang belakang

dan otak, dan kemudian otak mengirimkan pesan ke motor neuron disebut busur

refleks.

Jalur anatomis dari sebuah refleks disebut busur refleks. Ini terdiri dari

saraf aferen (atau sensorik), biasanya satu atau lebih interneuron dalam sistem

saraf pusat, dan saraf eferen (motorik, sekretorik, atau motor sekretorik). Mungkin

refleks paling terkenal adalah refleks cahaya pupil. Jika cahaya menyala dekat

satu mata, pupil kedua mata berkontraksi. Cahaya adalah stimulus; impuls

mencapai otak melalui saraf optik; dan responsnya disampaikan ke otot-otot pupil

oleh saraf otonom yang memasok mata.

Refleks lain yang melibatkan mata dikenal sebagai refleks lakrimal. Ketika

sesuatu mengiritasi konjungtiva atau kornea mata, refleks lakrimal menyebabkan

impuls saraf melewati sepanjang saraf kranial kelima (trigeminal) dan mencapai

otak tengah. Ekstraksi eferen dari busur refleks ini bersifat otonom dan terutama

parasimpatis. Serabut saraf ini merangsang kelenjar lakrimal dari orbit,

menyebabkan curahan air mata. Refleks lain dari otak tengah dan medula

oblongata adalah refleks batuk dan bersin. Refleks batuk disebabkan oleh iritasi

pada trakea dan refleks bersin oleh satu di hidung. Pada keduanya, respons refleks

melibatkan banyak otot; ini termasuk selang pernafasan sementara untuk

mengeluarkan iritasi.
3

Refleks dapat diklasifikasikan menurut jenis dan fungsi otot atau organ yang

bergerak atau berfungsi karena refleks. Beberapa refleks yang menggerakkan otot

rangka disebut: fleksor, ekstensor, lokomotor, dan statokinetik. Ketika seseorang

secara tidak sengaja menyentuh benda panas, mereka secara otomatis

menyentakkan tangan mereka tanpa berpikir. Refleks tidak memerlukan input

pemikiran apa pun. Untuk lebih jelasnya, maka dilakukanlah suatu praktikum.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana refleks dan reaksi-reaksi pada beberapa bagian tubuh sebagai

akibat dari rangsangan pada manusia ?

C. Tujuan

Untuk memahami pengertian reflex dan mempelajari reaksi-reaksi pada

beberapa bagian tubuh sebagai akibat dari rangsangan.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini, yaitu laporan praktikum ini

dapat digunakan sebagai literatur untuk menambah wawasan tentang ilmu

pengetahuan, khususnya pengetahuan yang terkait dengan gerak refleks pada

manusia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ada dua sistem gerak pada manusia, yaitu gerak reflex dan gerak sadar

(terkoordinasi). Refleks ialah aktifitas yang timbul langsung sebagai respon

terhadap rangsangan tanpa olahan syaraf sentral bagian korteks. Refleks

bermacam-macam dari yang sederhana hingga yang kompleks. Contoh refleks

yang sederhana adalah refleks menyusu. Bayi yang baru lahir dan sehat sudah

dapat menghisap susu dari payudara ibunya. Refleks alimentasi ini dapat dimulai

dari pipi bayi yang disentuh puting payudara. Bayi akan menengok ke arah

payudara yang akan dihisap itu. Mulutnya membuka, bibirnya menangkap puting

payudara, mungkin tangannya akan memegang payudara itu, lalu timbul gerakan

menghisap dan menelan. Semua aktifitas ini berjalan reflektoris (Suyanto, 2010).

Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling

sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensr, interneuron, dan

neuron motor, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak

refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron

sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang

biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan

yang diterima oleh sel saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara

atau neuron penghubung (Wulandari, 2009).

Gerak reflex adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan

respon seger setelah adanya rangsangan. Pada manusia gerak reflex terjadi

4
5

melalui (reflex arc), namun reflex-reflex ini sangat penting artinya didalam

mendiagnosis dan melokalisasi lesi neurologi. Gerak reflex dapat dilatih misalnya

pengulanga dari gerakan motorik pada latihan olah raga atau pengaitan dari

rangsang oleh reaksi otomatis selama pengkondisian klasikal pengelolaan

homeostasis yang kita sebut sebagai waktu reaksi. Waktu reaksi adalah umlah

waktu yang dibutuhkan oleh organisme untuk bereaksi sejak rangsang muncul

(Giandika dkk, 2016).

Gerak refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan

respon segera setelah adanya rangsangan pada manusia gerak refleks terjadi

melalui reflex Arc flash dapat digunakan pada pemeriksaan neurologis untuk

mengetahui kerusakan atau pengungsian dari sistem saraf pusat dan sistem saraf

tepi gerak refleks dapat dilatih misalnya Pengulangan dari gerakan motorik pada

latihan olahraga atau mengaitkan dari rangsangan oleh reaksi otomatis lama

pengisian klasikal (Suharto, 2015).

Mekanisme yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system

saraf.Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-

sel saraf atau neuron.tersusun dengan sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya

tersusun atas 2 jenis sel, yaitu sel saraf dan sel neuroglia.Adapun berdasarkan

fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atas tiga jenis : Sel saraf

sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf penghubung(suharto,2015).

Sistem syaraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas

menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

tubuh.Sistem syaraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat


6

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun

dalam.Sistem syaraf terdiri dari jutaan sel syaraf (neuron).Fungsi sel syaraf adalah

mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Ada tiga

komponen yang harus dimiliki oleh sistem syaraf untuk menanggapi

rangsangan,yaitu: 1) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada

tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indra. 2) Penghantar

impuls, dilakukan oleh syaraf itu sendiri. Syaraf tersusun dari berkas serabut

penghubung (akson).Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang

memanjang dan meluas.Sel syaraf disebut neuron. 3) Efektor, adalah bagian yang

menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor

yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar (Ganong, 2009).

Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak

di sadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks.

Neuron konektor merupakan penghubung antara neuron sensorik dan neuron

motorok. Jika neuron konektor berada di otak, maka refleksnya di sebut refleks

otak. Jika terletak di sumsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks

tulang belakang (Taiyeb dkk, 2019).

Prinsip kegiatan system saraf ditampilkan dalam bentuk kegiatan gerak

refleks. Dengan adanya gerak refleks dimungkinkan terjadinya kerja yang baik

dan tepat antara berbagai organ dari individu dan hubungan individu dengan

sekelilingnya. Refleks merupakan reaksi organism terhadap perubahan lingkungan

baik di dalam maupun luar organism (Syaifuddin: 2006)


7

Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara ototmatis tanpa di

sadari. Terdapat dua tipe refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar yang

menyatu tanpa dipelajari, seperti menutup mata pada saat ada benda menuju ke

arahnya dan refleks yang dipelajari atau refleks yang di kondisikan (conditioned

refleks), yang dihasilkan dari berbuat dan belajar, sepeti membelokkan stri mobil

kalau mau menabrak benda. Kita mengerjaka hal tersebut secara ototmatis, tetapi

hanya setelah banyak berlatih secara sadar (Basoeki, 2003)

Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan

terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar misalnya menutup mata dari debu,

menarik tangan dari benda panas yang menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja.

Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar, misalnya bukan saja tidak

menarik tangan dari benda panas bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan

benda panas itu (Pearce 2009).

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara ototmatis

terhadap rangsangan tanpa memerlukan kontrol dari otak. Gerak refleks yang

paling sederhana memerlukan dua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron

motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan

seseorang. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas yaitu

dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori

ke pusat saraf, di terima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa di olah di

dalam otak langsung di kirim tanggapan ke saraf motor untuk di sampaikan ke

efektor, yaitu otot atau kelenjar, jalan pintas ini di sebut lengkung refleks

(Wulandari, 2009).
8

Kegiatan pada lengkung refleks di mulai di reseptor sensorik sebagai

potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial

reseptor ini akan membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas di

saraf eferen. Bila potensial aksi ini sampai ke efektor, terjadi lagi respon yang

besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Efektor yang berupa otot rangka,

respon bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensil aksi yang

mampu menghasilkan kontraksi otot. Hubungan antara neuron aferen dengan

eferen biasanya terdapat di sistem saraf pusat (Ganong, 2009).

Reflex kornea adalah reflex yang paling sering diperiksa oleh karena

banyak informasi yang diungkapna. Teknnik pemeriksaannya reflex kornea dimlai

berkedip ketika korneanya hendak disentuh oleh seutas kapas. Goresan pada

kornea dengaan uujung sseutas kapas pada satu sisi membangkitkan kedipan

kelopak matas atas refektorik secara bilateral. Komponen aferen dan komponen

eferen busur reflex tersebut disusun oleh sensorik dari reflex yang merupakan

cabang oftaalmikus dari saraf V, sedangkan reflex mengedip (motoric)

diakibatkan oleh inervasi saraf fasialis pada otot-otot orbicularis okuli

(Muttaqin, 2008).

Gerakan refleks ialah gerakan yang tidak disadari yang timbul karena

adanya rangsangan.gerak refleks ini ada yang monosinap dan ada yang

polisinap.lintasan impulsnya selain melalui susunan saraf tepi juga mencakup

susunan saraf pusat ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan

cepat dan tidak disadari. sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek

gerak refleks. Neuron konektor merupakan penghubung antara neuron sensorik


9

dan neuron motorik neuron konektor berada di otak maka refleks nya disebut

refleks otak jika terletak di sumsum tulang belakang maka refleks nya disebut

refleks tulang belakang (Taiyeb dkk, 2019).

Pergerakan aktif maupun pasif dapat terjadi biamana otot antagonnis

rileks/kendor.Rileks atau kenornya otot antagonis tersebut sangat bergantunng

pada ada tidaknya stimulus pada MSO-nya.Bilamana terjadi kontraksi yang

mengakibatkan bertambah panjangnya otot, maka MSO tidak terstimulus

(Wahyono dan Budi, 2016).

Respons refleks memberikan garis pertahanan pertama yang cepat dan

stereotip, dengan bereaksi secara memadai terhadap rangsangan permusuhan dan

mengoptimalkan peluang untuk bertahan hidup.Model ini baru-baru ini

ditingkatkan, sesuai dengan teori Bayesian yang menyatakan bahwa otak

menggunakan inferensi probabilistik dan menyimpan model-model ada tingkat

subkortikal, penjumlahan lintas modal dari rangsangan multisensor kemungkinan

terjadi di medula spinalis ventral, di mana integrasi antara jalur vestibulospinal

dan reticulospinal memediasi refleks kejut dan memfasilitasi respons perilaku

berikutnya yang diperlukan untuk melarikan diri dari predasi dan pukulan.Dalam

skenario ini, peran otak kecil dalam perilaku defensif dalam ruang peripersonal

belum didefinisikan secara jelas sejauh ini. Otak kecil terlibat dalam sejumlah

besar fungsi integratif, mulai dari memori kerja dan pembelajaran asosiatif hingga

kontrol motorik itu juga ditujukan pada perilaku antinosiseptif, serta dalam respon

afektif dan perilaku yang berhubungan dengan salience terhadap stimulasi

nosiseptif (Wahyono dan Budi, 2016).


BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Jumat/22 Maret 2019

Waktu : Pukul 09.30 – 10.50 WITA

Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan

Alat :

1. Martil refleks

2. Senter

3. Jarum

4. Kursi

Bahan :

1. Kapas

2. Aquadest

3. Tubuh praktikan

C. Prosedur Kerja

1. Refleks lutut

a. Mencoba duduk dengan bertumpang kaki (kaki kanan diatas) dan

mengalihkan perhatiannya ke sekelilingnya.

b. Penguji memukul ligamentum patella dengan martil refleks.

c. Mengamati hasilnya dan mencatat pada lembar pengamatan.

10
11

2. Refleks tumit

a. Mencoba berdiri dengan kaki kiri dibengkokkan dan naracoba

mengalihkan perhatiannya ke sekelilingnya.

b. Penguji memukul tendo Achilles kaki kiri naracoba dengan martil refleks.

Mengamati gerak refleks yang terjadi.

3. Refleks bisep

a. Meluruskan lengan naracoba secara pasif dan meletakkannya di atas meja.

Naracoba mengalihkan perhatiannya.

b. Penguji memukul tendi m. Bisep brakii lengan dengan martil refleks dan

mengamati gerak refleks yang terjadi.

4. Refleks trisep

a. Membengkokkan lengan kiri naracoba secara pasif, mengalihkan

perhatiannya.

b. Penguji memukul tendo m. Trisep brakii lengan dengan martil refleks,

mengamati gerak refleks yang terjadi.

5. Refleks mengejap

a. Naracoba membuka kedua matanya dan mengarahkan pandangannya ke

titik yang jauh.

b. Penguji menyentuh permukaan kornea mata kanan dengan ujung kapas

yang telah di basahi dengan aquadest.

c. Mengamati dan mencatat gerak refleks yang terjadi.

6. Refleks dinding perut

a. Naracoba membuka bagian perut dan bersikap rileks atau santai.


12

b. Penguji menggores dinding perut daerah epigastrik, supra umbilikal,

umbilikal, intra umbilikal dari lateral ke medial dengan menggunakan bagian

tumpul jarum.

c. Mengamati dan mencatat refleks yang terjadi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel. 4.1 Data hasil gerak refleks

Gerak Refleks
No. Probandus
Lutut Tumit Trisep Bisep Mata Perut
1 Hardianto - - - - + +
2 Aulya Novira + + - - + +
3 Dita Saskia Avisa + + - - + +
4 Nurasmila Nasrun + + + + + +
5 Musdalifa + - + + + -
6 Andi Nur Safitri + + + + + +
7 Asih Luklu Susiati + + + + + +
8 Nurcahaya + - + + + +
9 Irnawati + + + + + +
10 Abdul Rahman + + + + + -
11 Husnaini Bahri + + - - + +
12 Ainul Mardiah K - + + + + +
13 Raid Mahdi Arma + - + - + +
14 I Made Liawati + + - - + +
15 Nur Afni + + + + - +
16 Tri Rahayu - + - + + +
17 Nuramina + + + + + +
18 Hasriani + - - + + +
19 Sri Har Wulan Suci + + + + + +

Keterangan : (+) = ada gerak reflleks

(-) = tidak ada gerak refleks

13
14

B. Pembahasan

Gerak refleks (refleks) ialah gerakan cepat yang tidak disadari, yang

timbul akibat adanya rangsang. Ciri gerak refleks adalah cepat, respon tidak

direncanakan, tidak dibawah kesadaran (uncosciusness) namun urutan gerakan

yang timbul dapat diprediksi. Refleks merupakan respon dari suatu rangsang

berupa perubahan kondisi lingkungan yang diterima oleh reseptor. Secara umum,

refleks dibagi menjadi refleks somatik dan refleks otonom/ viseral. Efektor dari

refleks somatik adalah otot skelet. Sedangkan efektor dari refleks otonom adalah

otot polos, kelenjar, dan otot jantung. Gerak refleks ini ada yang monosinaptik,

dan ada yang polisinaptik. Lintasan impulsnya selain melalui susunan saraf tepi,

juga mencakup susunan saraf pusat sebagai pusat integrasinya. Sebuah refleks

disebut sebagai refleks spinal, bila pusat integrasi lengkung refleks tersebut

berada di medula spinalis. Sedangkan pusat integrasi refleks kranial adalah batang

otak.

Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar

pada rute lengkung refleks. Lengkung refleks adalah proses yang terjadi pada

refleks melalui jalan tertentu .Refleks patela (tempurung lutut) adalah refleks

sistem saraf berupa refleks kontraksi otot di sekitar patela sehingga kaki akan

terlihat seperti menendang . Refleks patela disebut juga dengan Knee Pess refleks

(KPR). Refleks patela merupakan refleks tendon dalam dan juga merupakan

refleks monosynaptic karena hanya satu sinaps yang menyeberang untuk

melengkapi sirkuit yang memicu refleks yaitu ketika area di bawah tempurung

lutut dipukul dengan palu refleks, otot paha depan di paha berkontraksi, dan
15

menyebabkan kaki menendang keluar. Respon ini tidak melibatkan otak , hanya

sumsum tulang belakang.

Refleks patela bernilai positif/baik maka menunjukkan sistem saraf di area

ekstremitas bawah termasuk baik. Jika pada ibu hamil reaksinya negatif

kemungkinan ibu hamil tersebut mengalami kekurangan vitamin B1. Selain itu

ketiadaan atau penurunan refleks patela dikenal juga sebagai tanda Westphal.

Tanda westphal menunjukkan bahwa ada masalah di saraf tulang belakang pasien

atau saraf perifer. Pemeriksaan medis ini tidak berkaitan dengan sifat dan sikap

seseorang namun lebih kepada profil kesehatan.

Refleks pergelangan kaki atau refleks tendon pergelangan kaki, juga

dikenal sebagai refleks Achilles, terjadi ketika tendon Achilles diketuk sementara

kaki disimpan oleh penguji dalam posisi dorsiflexed. pada refleks tumit gerakan

yang terjadi menjauhi martil refleks dan merupakan gerak refleks monosinaps

karena hanya gerakan kaki yang ada.

Refleks fisiologi terbagi menjadi dua yaitu, refleks fisiologi ekstremitas

atas dan refleks fisiologi ekstremitas bawah. Refleks ekstremitas atas terdiri dari

Refleks Bisep, Refleks Trisep, Refleks Brakhioradialis, Refleks Periosteum

Radialis, dan Refleks Periosteum Ulnaris. Pada pemeriksaan refleks biseps

didapatkan bahwa refleks biseps didapat melalui peregangan tendon biseps pada

saat siku dalam keadaan fleksi. Orang yang menguji menyokong lengan bawah

dengan satu tangan sambil menempatkan jari telunjuk dengan menggunakan palu

refleks pada tendon fosa cubiti. Respons normal adalah fleksi pada siku dan

kontraksi biseps. Pada pemeriksaan refleks triseps didapatkan bahwa untuk


16

menimbulkan refleks triseps, lengan pasien difleksikan pada siku dan diposisikan

di samping badan. Pemeriksa menyokong lengan pasien dan mengidentifikasi

tendon triseps. Pemukulan langsung pada tendon. Jika tendo otot triseps diketuk,

maka respon yang terjadi berupa ekstensi lengan dan supinasi.

Percobaan reflex kornea, didekatkan kapas ke arah mata, dan reaksi

pelaku langsung berkedip, hal ini menunjukkan refleks dasar sebagai bentuk

respon adanya benda yang akan masuk ke mata. Refleks kornea mata merupakan

refleks kranial yang diintegrasikan oleh otak. Sedangkan refleks ini dengan

serabut sensori pada percabangan opnthalmik dari saraf kranial ke-5 yang

berpusat dalam pons dan serabut motoriknya pada saraf kranial ke-7.

Refleks dinding perut yaitu gerak mekanis pada otot lambung gerak

kimiawi (enzim) pada lambung gerakan pendulum pada usus halus gerakan

peristaltik pada usus halus dan tenggorokan. Termasuk kategori reflek superfisial.

Reaksi reflek adalah otot tertarik ke arah umbilikus, sedangkan keadaan yang

mempengaruhi reflek antara lain obesitas, perut tegang, perut terlalu kendur,

pasen tidak rileks.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Praktikum yang kita lakukan kali ini dapat disimpulkan bahwa gerak

reflex merupakan gerak yang terjadi secara tiba-tiba serta stimulus yang diberikan

dari lingkungan hanya diteruskan hingga sumsum tulang beakang. Serta gerak

reflex dapat dilakukan oleh setiap orang dan ada juga beberapa orang yang tidak

merasakan gerak reflex tersebut pada beberapa bagian tubuhnya hal ini

dikarenakan probandus telah mengalami adaptasi dengan lingkungan pada bagian

tersebut sehingga apabila diberi ransangan hanya merasakan biasa saja.

B. Saran

Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan harus belajar

sebelumnya agar paham apa yang akan dilakukan saat praktikum berlangsung,

dan mengikuti arahan dari asisten.

17
DAFTAR PUSTAKA

Basoeki, soedjono. 2003. Fisiologi Manusia. JICA: Malang.

Ganong. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Penerbit Buku Kedokteran:
Jakarta.

Giandika, R. M. D., Nurlan,Kusmedi.,&Agus, Rusdiana. Hubungan Kemampuan


Waktu Reaksi Dan Fleksibilitas Atlet Ukm Taekwondo Upi Dengan Hasil
Tendangan Dollyo-Chagi. Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan. Vol (1), No. 1, hal
12-16.

Muttaqin,Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika.

Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Ilmu

Suyanto, slamet. 2010. Hasil Kajian Neuroscience dan Implikasinya dalam


Pendidikan. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY: Yogyakarta.

Syaifuddin. 2006. Anatomo Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2.


Jakarta: Salemba Medika

Taiyeb, Mushawwir., Andi Asmawati., Irma Suryani Idris. 2019. Penuntun Anatomi
Dan Fisiologi Manusia. Makassar:Universitas Negeri Makassar

Wahyono, Yulianto., Budi Utomo. 2016. Efek Pemberian Latihan Hold Relax Dan
Penguluran Pasif Otot Kuadrisep Terhadap Peningkatan Lingkup Gerak Fleksi
Sendi Lutut Dan Penurunan Nyeri Pada Pasien Pasca Orif Karenaa Fraktur Femur
1/3 Bawah Dan Tibia 1/3 Atas. Jurnaal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5,No.1,
Mei 2016.

Wulandari, puspita. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis
Mikrokontroller AT 89S8252. Jurnal Neutrino Vol. 1 No. 2.

18

Anda mungkin juga menyukai