Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PEMERIKSAAN FISIK KMB LANJUT

SISTEM NEUORO

Disusun sebagai tugas Mata Kuliah Pengkajian KMB Lanjut

Oleh:

I Made Sumaharianta Radin NPM. 2106679116

PRODI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA, 2021
Sistem saraf dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan juga saraf perifer. Dalam
saraf utama terdapat dua bagian yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Pada otak di bagi
berdasarkan jenisnya, yaitu otak dibagi berdasarkan bagiannya yaitu cerebrum, dienspalon
(Thalamus, Hipotalamus, dan kelenjar pituitary) , batang otak (otak tengah, pons dan medulla
oblongata) dan cerebellum. Otak dibagi
berdasarkan tata letaknya yaitu frontal,
parietal, occipital, temporal. Otak
merupakan penghubung neuron yang
paling luas diantara jaringan yang lain.
Otak juga penerima dan juga penerus dari
sensor yang di terima dari seluruh badan
dimana bagian dienspalon berperan
penting dalam pengaturan semua kerja
bagian dalam tubuh salah satu contoh
yang di atur adalah tekanan darah.

Gambar 2 pembagian otak berdasarkan tata letak

Gambar 1 Sumsum tulang belakang


Dibawah dari medulla terdapat saraf siste saraf pusat yang kedua dan ini adalah sistem
saraf pusat yang panjang yang dinamakan dengan sum-sum tulang belakang. Sumsum tulang
belakang ini dibagi berdasarkan tata letaknya dimana C1 sampai C8 terdapat pada thorak, T1-
T12 terdapat di Lumba, L1 sampai L5 terdapat pada sacral, S1 sampai S5 terdapat pada
coccygeal.

Ada 12 saraf perifer yang dinamakan saraf cranial yang terhubung langsungsung dengan
cranium. saraf cranial III sampai XII terhubung langsung dengan dienspalon sedangkan saraf
cranial I dan II langsung terhubung dengan otak. Semua saraf cranial tersebut berturut-turut
berfungsi sebagai; I: olfaktory (Pembau:sensor), II Optic (Pengheliatan:sensor), III Oculomotor

(Pupil:motor), IV Trochlear (rotasi mata:motor),


Gambar V Trigeminal (otot temporal dan otot
3 XII saraf cranial
masseter:motor, saraf pada wajah:sensor), VI Abducens (pergerakan lateral mata:motor), VII
Facial (pergerakan wajah:motor, perasa:sensor), VIII Acoustic (Pendengaran:sensor), IX
Glossopharyngeal (Faring:motor, posterior pada lidah:sensor), X Vagus (faring dan laring:motor
dan sensor), XI Spinal accessory (otot trapezius:motor), dan XII Hypoglossal (lidah:motor).

Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk memeriksa otot lebih kepada Palpasi dan
Perkusi. Ada beberapa pengkajian yang dilakukan pada pemeriksaan saraf yakni pengkajian saraf
kranial, pengkajian fungsi sensorik, pengkajian fungsi motorik, pengkajian fungsi serebal,
pengkajian reflek dan pengkajian rangsang meningeal.
Dimulai dari pemeriksaan saraf kranial yaitu
saraf I dengan tutup salah satu lubang hidung lalu
dekatkan zat unttuk mengetes indra penciuman jangan
memakai zat yang merangsang mukosa seperti mentol,
amoniak alcohol dan cuka. Saraf II dengan cara
mengetes visus mata, dan lapang pandangan, saraf III,
IV dan VI secara berturut-turut dengan menggerakan
otot ekstraikuler dan mengangkat kelopak mata. Pada
pemeriksaan pupil dengan cara inspeksi yaitu melihat 3
komponen seperti ukuran dan bentuk, reaks terhadap
cahaya, dam gerakan mata. Saraf V dengan cara
menyentuh halus bagian-bagian pada otot temporal.
Saraf VII dengan cara menguji lidah pada rasa manis,
asam, dan pahit dan juga melihat kesimetrisan wajah
dengan mengerutkan kening dan mengankat alis. Saraf
VIII dengan cara memakai garputala untuk mengecek
weber dan Rinne. Saraf IX dan X secara berturut-turt
Gambar 4 Daerah Palpasi
dengan melihat Uvula Faring posterior seperti melihat
kesimetrisan mengangkat lidah ke langit-langit. Saraf XI pemeriksaan otot
sternokleidomastoideus dan juga oto trapezius. Saraf XII dengan melihat kesimetrisan gerakan
lidah dengan menggerakan ke segala arah.

Pengkajian Motorik adalah dengan inspeksi dan palpasi ukuran otot, palpasi pada tonus
otot dan juga mengkaji kekuatan otot. Pengkajian fungsi sensorik dengan sensasi nyeri, sensasi
suhu, sensasi rasa. Mengkaji fungsi serebelum seperti tes balance dan koordinasi contohnya tes
jari hidung dengan mata terbuka dan tertutup, jari pasien menyentuh jari pemeriksa, pronasi dan
supinas dengan cepat. Tes rangsang meningeal untuk melihat adanya infeksi pada selaput otak
terdiri dari, kaku kuduk, kernig sign, tanda brudzinski I, Tanda brudzinski II dan Laseque sign.
Penilaian refelknya ada tendon dalam dengan hasil bisep, trisep, brakioradialis, patella, dan
tendon Achilles. Tes plantar dinilai dan harus diuji pada pasien koma dengan di curigai cedera
pada lumbar 4-5 atau sacral 1-2. Terakhir adalah pemeriksaan batang otak untuk pasien stupor
atau koma dengan mengecek saraf II dan III.
Gambar 5 Pemeriksaan untuk Hemiplegia

Gambar 6 Pemeriksaan Krign Sign

Bibliography
Beth Hogan-Quiley, M. L. (2012). Bates Nusring Guide to Physical Ecamination and History
Taking. China: Wolter Kluwer.

Ns. Elis Nur Hayati, S. M. (-). Pengkajian Keperawatan Neurogis. Jakarta: RS Pusat Otak
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai