Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PEMERIKSAAN FISIK KMB LANJUT

RESPIRASI

Disusun sebagai tugas Mata Kuliah Pengkajian KMB Lanjut

Oleh:

I Made Sumaharianta Radin NPM. 2106679116

PRODI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA, 2021
Sistem pernapasan tidak terlepas dari yang namanya paru-paru, jika di lihat dari
sistemnya maka dapat di bagi menjadi dua yaitu sistem pernapasan atas dan sistem pernapasan
bawah, dalam sistem pernapasan atas terdiri dari Hidung-Sinus-Adenoid-Tonsil-Faring-Epiglotis
sedangkan sistim pernafasan bawah terdiri dari Laring-Trakea-Tulang Rusuk-Paru-paru-Pleura-
Bronkiolus-Alveoli-Tabung Bronkial-Diafragma. Pada sistem pernafasan semua yang disebutkan
baik sistem pernafasan atas maupun bawah sama-sama pentingnya, namu pada sistem pernafasan
yang paling ditekankan adalah pada patu-paru. Paru-paru sendiri berbeda antara kanan dan kiri,
perbedaannya terletak pada jumlah lobusnya. Pada paru-paru kiri jumlah lobusnya lebih sedikit
yaitu 2 lobus dibandingkan dengan di sebelah kanan yakni 3 lobus, jumlah lobusnya berkaitan
dengan adanya sistim kardiovaskuler pada sebelah kiri sehingga paru-paru kiri harus berbagi
ruang dengan jantung.

Gambar 1 Sistim Pernafasan

Pernapasan dimulai dari tempat masuknya dan keluarnya udara yaitu dari hidung
ataupun dari mulut, pada sistem pernafasan tempat masuk dan keluarnya udara yaitu pada hidung
di selimuti oleh rambut-rambut halus yaitu rambut untuk menyaring kotorang (debu) dari udara
yang bebas, sehingga ketika debu tersebu tersaring oleh rambut pada hidung maka debu yang
tersaring akan menumpuk pada mukosa hidung. Selanjutnya adalah Sinus, dimana sinus ini
terletak pada masing-masing kedua sisi hidung dekat dengan tulang pipi, sinus ini berupa rongga
udara di tulang tengkorak, dimana sinus ini berfungsi untuk mengatur suhu dan kelembaban yang
di hirup oleh hidung. Setelah itu ada yang dinakana Adenoid, walaupu jarang mendengarnya
tetapi Adenoid yang sering dikenal dengan kelenjar getah bening pada hidung memiliki tugas
memproduksi sel limfosit guna melawan bateri yang masuk ke dalam hidung bersamaan dengan
udara.
Selanjutnya adalah Tonsil yang terletak tepat pada pintu masuk menuju
faring/tenggorakan bagian atas dimana fungsinya juga sama dengan Adenoid yaitu sebagai
pertahanan pertama pada masuknya udara dan sama-sama dari system kelenjar getah bening,
tonsil sangat mempengaruhi sisitim pernafasan karena ketika tonsil meradang maka jalan udara
menuju faring akan terhambat atau udara yang masuk sangat sedikit. Jika sudah melewati tonsil
udara akan menuju faring (tenggorokan atas) untuk dilanjutkan ke trakea, sebelum sampai di
trakea terdapat pintu pemisah antara udara dan makanan agar makanan tidak masuk ke system
pernafasan, pintu pemisah itu terdapat di epiglottis. Semua itu menyangkut pada sistim
pernafasan bagian atas.

Sistim pernafasan bagian bawah dimulai dari Laring letaknya tepat di belakang epiglottis,
laring memiliki dua pita suara kanan dan kiri sehingga ketika kita akan bersuara udara yang
mengalir keluar menggetarkan pita suara, getaran tersebut yang menghasilkan suara. Setelah
melewati epiglottis dan laring maka udara akan melewati yang namanya Trakea (Tenggorokan)
yang terletak pada leher, di depan dari kerongkongan yang memiliki fungsi mengalirkan udara ke
paru-paru. Tulang rusuk termasuk dalam sistim pernapasan karena tulang rusuk berfungsi untuk
menompang paru-paru dan juga untuk melindungi paru-paru. Organ yang paling penting dalam
sistem pernapasan adalah Paru-paru, paru-paru ini memiliki fungsi sebagai tempat penukaran
oksigen dan juga karbon dioksida. Diantara paru-paru dan dinding dada terdapat ruang yang di
sebut dengan pleura yang berfungsi sebagai pelumas dalam mengembang dan mengempiskan
dada. Di dalam paru-paru terdapat bronkeulus dan juga alveoli dimana bronkeulus dilapisi oleh
berbagai alveoli. Selanjutnya ada bronkial dimana berfungsi untuk menyalurkan oksigen ke
bronkeulus dan yang terakhir adalah diafragma yang terdapat pada lapisan paling bawah pemisah
antara rongga dada dengan rongga perut.

Dalam sistem pernapasan yang sangat perlu di kaji adalah jumlah pernafasan dalam satu
menit yang biasanya jumlah pernapasannya untuk orang dewasa adalah 12-20 x/menit,
selanjutnya untuk sistem pernapasan atas hal yang perlu dikaji adalah hidung dan mulut melalui
inspeksi dan palpasi (hidung) yang di lihat adalah kebersihan dari hidung dan mulut, jumlah
lubang hidung, terdapatnya luka pada hidung dan mulut, jika yang di palpasi adalah pada bagian
hidung yaitu adakah pembengkakan pada kelenjar getah bening yang terdapat pada hidung atau
adalah pembengkakan tonsil yang dilihat dari mulut dengan cara membuka mulut menekan lidah
menggunaka tounge spatel (stik) untuk melihat tonsil lebih jelas.

Memeriksa sistim pernafasan bagian bawah menggunakan kelima aspek pemeriksaan


fisik seperti inspeksi, palpasi, perkusi dan juga auskultasi. Langkah yang pertama dalam
mengkaji sistim pernafasan yang bawah adalah mengkaji dengan melakukan inspeksi, dengan
melihat bentuk pada dada dan menyamakan antara kiri dan kanan, melihat pergerakan dada saat
bernafas antara kiri dan kanan harus simetris, melihat apakah ada jejas ataupun bekas luka pada
dada. Jika tidak simetris harus di tanyakan mengenai kelaiana ataupun mengenai bawaan yang
terdapat pada klien, karena bisa saja kelainan pada pasien adalah bawaan sejak lahir.
Tekni kedua adalah palpasi, yaitu menyentuh pada area kulit sehingga dapat merasakan
ketidak normalan pada kulit dada, otot dan tulang rusuk, ekspansi pernapasan, dan juga
dengungan. Meraba pada bagian dada untuk melihat apakah ada nyeri tekan di sekitaran dada,
memijat di sekitaran yang di kira abnormal pada saat inspeksi, bukan hanya itu untuk meraba
bagian dada dilakukan palpasi dengan menggunakan kata “tujuh-tujuh” atau “Sembilan-
sembilan” bila bahasa inggris menggunakan kata “ninety-nine” atau “one-one-one” saat meraba
bagian dada yang bertujuan untuk merasakan getaran sepanjang bronchopulmonary ketika
klien/pasien mengatakan kata yang tadi. Urutan dalam palpasi dapat dilihat pada gambar 2

Gambar 2 Pemeriksaan Palpasi Bagian Belakang

Teknik yang ketiga adalah dengan cara perkusi atau mengetuk pada bagian interkosta.
Teknik ini bertujuan untuk merasakan getaran/mendengar getaran pada paru-paru antara isi
udara, isi cairan ataupun isian yang padat. Tekniknya adalah dengan menggunakan jari terunjuk
yang paling lemah dilatakan pada dada selanjutnya jari telunjuk yang paling kuat unutk
mengetuk jari telunjuk yang telah diletakan pada dada.

Teknik yang terakhir adalah dengan cara auskultasi atau mendengarkan bagian dada
dengan alat stetoskop. Teknik ini untuk mendengar bagian-bagian dari suara dada, baik itu
inspirasi maupun ekspirasi yang di dengarkan pada titik-titik seperti pernapasan vesicular,
pernapasan bronchovesikularm pernapasan bronchial, dan pernapasan tracheal. Pada pernapasan
vesicular inspirasi lebih panjang dari ekspirasi, pada pernafasan bronchovesikular inspirasi dan
ekspirasi sama panjangnya, pernapasan bronchial pernapasan inspirasi lebih pendek dari
pernapasan ekspirasi, dan yang terakhir adalah pernapasan tracheal dimana inspirasi dan
ekspirasi sama panjangnya. Letak saat mendengar keempat pernapasan dapat dilihat pada gambar
3
Gambar 3 Perkusi dan Auskultasi Bagian Belakang
Teknik pemeriksaan fisik berlainan antara depan dan belakang, yang di jelaskan di atas
adalah teknik pemeriksaan fisik pada bagian belakang, selnjutnya teknik pemeriksaan fisik pada
bagian depan dimana langkah-langkah yang digunakan sama dengan langkah-langkah pada
bagian dada bagian belakang, namun perbedaannya terletak pada palpasi dan askultasi diman
palpasi pada bagian dada belakang tangan diletakan pada bagian diafragma dada, sedangkan
pada bagian depan palpasi dilakukan terletak pada gambar 4 dengan menyebutkan hal yang
sama.

Gambar 4 Palpasi Bagian Depan

Pemeriksaan yang ketiga yaitu perkusi dapat dilakukan hal yang sama tetapi pada letak
yang berbeda, yaitu dapat dilihat pada gambar 5 berikut dengan urutan dari awal sampai akhir.
Seangkan pada teknik yang keempat adalah auskultasi hampir sama dengan teknik auskultasi
pada bagian dada belakang tetapi terdapat beberapa perbedaan saat mendengarnya seperti suara
yang terengar lebih besar terkhusus pada bronchovasikular yang terdapat pada sebelah kanan.

Gambar 5 Perkusi dan Auskultasi Bagian Depan

Bibliography
Beth Hogan-Quiley, M. L. (2012). Bates Nusring Guide to Physical Ecamination and History
Taking. China: Wolter Kluwer.

Joseph, N. (2021, 07 27). Kesehtan Pernapasan. Retrieved 09 15, 2021, from hellosehat.com:
https://hellosehat.com/pernapasan/sistem-pernapasan-manusia/

Anda mungkin juga menyukai