Anda di halaman 1dari 18

RANGKUMAN ANFIS SISTEM RESPIRASI

Disusun oleh :

Nama : Ira Puspita Agustin

Nim : 202102030057

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2021-2022


DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ......................................................................................................... .i


BAB II PEMBAHASAN

Tinjauan teori...……………………………………………………………………...i

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................................i

DAFTAR PUTAKA……… .....................................................................................ii


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Suatu organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan atau
organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta manfaat
tertentu bagi mahluk hidup. Salah satu sistem yang ada pada suatu organisme yakni
sistem pernafasan. Sistem pernafasan ini sendiri memiliki fungsi dan peranan yang sangat
struktural dan terkoordinir. Dalam ilmu histologi, sistem pernafasan akan dibahas secara
detail bahkan sampai anatominya, sehingga kita bisa mengetahui organ dan saluran apa
saja yang ikut berperan dalam menyalurkan oksigen (O2) yang kita hirup.

Pernafasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
(oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
CO2(karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Jadi, dalam paru-paru
terjadi pertukaran zat antara oksigen ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO2
akan dikeluarkan dari darah secara osmose.

Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui tractus respiratorius(jalan pernafasan) dan


masuk ke dalam tubuh melalui kapiler –kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke
serambi kiri jantung (atrium sinistra) kemudian ke aorta keseluruh tubuh disini terjadi
oksidasi sebagai ampas dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui
peredaran darah vena masuk ke jantung, ke bilik kanan, dan dari sini keluar melalui arteri
pulmonalis ke jaringan-jaringan paru-paru akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel
dari alveoli.
BAB II

PEMBAHASAN

1. STRUKTUR ANATOMI SISTEM RESPIRASI


1. Nasal (hidung)

Hidung adalah organ penting pada wajah yang berguna untuk mengidentifikasi seseorang dan
estetika wajah karena merupakan hal pertama yang terlihat oleh mata. Hidung memiliki peran
penting sebagai organ pernapasan dan penghidu (AlJulaih &Lasrado, 2019).
Hidung bagian luar tersusun atas dasar, puncak hidung, collumela. Sedangkan hidung lainnya
tersusun atas ala nasi, alar sulcus, dan nostril. Semuanya disusun oleh tulang, kartilago, otot, dan
subcutaneous fat (AlJulaih & Lasrado, 2019).

Bagian septum nasi mendapatkan vaskularisasi dari cabang-cabang arteri sfenopalatina posterior,
arteri etmoid anterior, arteri labialis superior, dan arteri palatina mayor. Bagian lateral hidung
mendapatkan vaskularisasi dari arteri etmoid anterior, dan arteri sfenopalatina (AlJulaih &
Lasrado, 2019).

Persarafan sensorik mendapatkan inervasi dari n.oftalmikus dan n.maxilaris yang merupakan
cabang dari n.trigeminus (AlJulaih & Lasrado, 2019).

Fungsi Hidung memiliki 3 fungsi utama yaitu sebagai organ respirasi, sebagai penyaring udara
dan pertahanan melawan partikel-partikel dari luar dan alergen, dan sebagai indera penghidu
(Freeman & Kahwaji, 2020). Sebagai organ respirasi, hidung berfungsi untuk mempersiapkan
pertukaran oksigen dan menyesuaikan dan melembabkan temperatur udara yang masuk sebelum
masuk ke paru-paru (Freeman & Kahwaji, 2020). Hidung juga berfungsi untuk mempertahankan
jaringan pada organ pernapasan. Sekresi mukus berfungsi untuk menyaring partikel dan antigen
yang masuk bersamaan dengan udara pernapasan (Freeman & Kahwaji, 2020). Sedangkan
sebagai indera penghidu, hidung berfungsi untuk mengidentifikasi sumber yang berbahaya atau
nutrisi yang dapat mempengaruhi mood dan seksualitas (Freeman & Kahwaji, 2020).

2. Sinus Paranasalis
Salah satu organ tubuh pada manusia yang bentuknya yang bervariasi pada setiap individu
adalah sinus paranasal. Terdapat empat pasang sinus paranasal, yaitu sinus maksila, sinus

frontal, sinus etmoid, dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil
pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga membentuk rongga di dalam tulang. Setiap sinus
memiliki muara (ostium) ke dalam rongga hidung (Soetjipto & Mangunkusumo, 2017).

Sinus merupakan rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang
tengkorak. Sinus paranasal adalah rongga yang terdapat pada tulang-tulang wajah yang terdiri
dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (di pangkal hidung), sinus maksilari (dipipi kanan dan
kiri) dan sinus sfenoid (di belakang sinus etmoid).

Fungsi Sinus

1. Sebagai pengatur kondisi udara, melembabkan dan menghangatkan udara pernapasan


2. Membantu keseimbangan kepala, terutama pada tengkorak bagian depan dan tulang
wajah
3. Membantu menguatkan resonansi suara
4. Peredam perubahan tekanan udara di dalam rongga hidung
5. Membantu produksi mukus untuk membersihkan rongga hidung
6. Membantu sistem pertahanan imunologis.

Sinus paranasal adalah rongga yang terdapat pada tulang-tulang wajah yang terdiri dari sinus
frontal (di dahi), sinus etmoid (di pangkal hidung), sinus maksilari (dipipi kanan dan kiri) dan
sinus sfenoid (di belakang sinus etmoid).
3. Faring

Pengertian Faring

Faring adalah saluran berbentuk mirip tabung kerucut yang dimulai dari bagian belakang hidung
serta rongga mulut hingga dengan bagian sebelum trakea (batang tenggorokan) serta esofagus
(Tabung yang terhubun ke lambung). Bagian faring semakin menyempit dari awal menuju akhir
sampai mirip sebuah corong. Faring masuk ke dalam bagian dari sistem pernapasan pun bagian
dari sistem pencernaan. Kata faring berasal dari bahasa yunani yakni Pharynx yang berarti
tenggorokkan. Faring biasanya mempunyai panjang sekitar 12 – 15 cm.

Fungsi Faring

1. Faring berperan penting dalam sistem pernapasan, sistem pencernaan, serta proses
berbicara (suara).
2. Dalam sistem pencernaan, Faring berfungsi sebagai penyalur makanan dari mulut sampai
kerongkongan. Saat makanan didorong ke belakang oleh lidah, maka saluran pernapasan
akan menutup serta makanan akan masuk ke kerongkongan.
3. Dalam sistem pernapasan faring berfungsi sebagai penyaring, pengatur tekanan serta bisa
mengatur kelembaban udara yang masuk. Udara tersebut akan diteruskan ke batang
tenggorokan (trakea).
4. Proses pengeluaran suara, pada proses tersebut faring yang merupakan jalur masuknya
udara bisa berperan signifikan. Udara mesti terlebih dahulu melewati faring lalu laring,
barulah udara tersebut menggetarkan pita suara sehingga kita bisa berbicara.
5. Faring juga bisa mengatur tekanan udara di telinga. Pada bagian awal faring ada saluran
yang berhubungan langsung dengan telinga yang disebut tuba eustachius. Nah saluran
tersebut berfungsi guna mengatur tekanan udara antara lingkungan luar tubuh dengan
lingkungan dalam telinga.

Bagian-bagian Faring

1. Nasofaring

Nasofaring merupakan bagian faring yang ada pada bagian belakang rongga hidung.
Nasofaring adalah satu – satunya bagian faring yang hanya bisa dilewati oleh udara, bagian
faring lainnya bisa dilalui oleh udara ataupun makanan. Nasofaring berasal dari 2 kata, yakni
naso yang berarti hidung serta faring yang berarti tenggorokkan, oleh sebab itu nasofaring
dinamakan sebagai Saluran Hidung – Tenggorok. Nasofaring mempunyai ukuran lebar dan
panjang masing – masing berkisar antara 2 – 4 cm.

2. Orofaring

Orofaring merupakan bagian faring yang ada di belakang rongga mulut. Orofaring bisa
dilewati udara dan makanan sehingga berperan dalam sistem pernapasan serta sistem
pencernaan. Selain itu orofaring memiliki klep yang berfungsi mengatur makanan supaya
tidak masuk ke saluran pernapasan, klep ini dinamakn epiglotis. Pada bagian dinding lateral
(kiri dan kanan)nya ada tonsil palatina yang merupakan massa jaringan limfatik, tonsil ini
berfungsi guna melindungi dari infeksi.

3. Laringofaring

Laringofaring merupakan bagian paling akhir dari faring. Bagian ini juga bisa dilewati oleh
udara dan makanan. Laringofaring dilapisi dari sel epitel skuamosa berlapis. Laringofaring
dinamakan dengan hipofaring. Laringofaring adalah tempat pertemuan antara saluran
pernapasan dengan saluran pencernaan. Ketika proses menelan makanan makan makanan
tersebut mempunyai “hak jalan” sehingga tertutupnya saluran pernapasan, karena itu kita
tidak bisa menelan sambil bernapas.

4. Laring

Pengertian Laring
Laring adalah bagian dari sistem pernapasan. Organ ini menghubungkan trakea (saluran udara)
dan tenggorokan. Selain memiliki peran penting dalam menghasilkan suara, laring juga berfungsi
mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan.

Fungsi Laring
1. Untuk Melindungi Pernapasan Dari Makanan
2. Mengarahkan Makanan ke Esofagus
3. Menghasilkan Nada Suara

Bagian-Bagian Laring
1. Jaringan Epitel

Pada jaringan ini merupakan suatu rangkaian dalam menyusun laring, akan tetapi secara umum
hampir seluruh menjadi sebagian dari serangkai dalam hasil penyususnan jaringan epitel silindris
berilia tau dengan kata lainnya yakni jaringan epitel pipih dan telah menyusun epiglotis.
2. Jaringan Ikat

Berikut ada dua Jenis jaring yang terdapat pada laring yakni:

 Lamina Propia

Pada kelompok jaringan ini masih terkait dengan jaringan ikat dan merupakan suatu bagian
membran basal yang terdapat didalam lapisan epitel dan bekerja guna menyatukan lapisan
epidermis dengan jaringan lainnya. Kemudian pada kelompok popria ini juga ada suatu tulang
rawan yang disebut dengan laringeal dan dapat mengkapur dengan bertambahnya usia.

 Ligamen

Apa yang dimaksud dengan Ligamen yakni suatu kelompok jaringan ikat yang bersifat padat dan
merupakan sebuah penghubung otot ke tulang.

3. Tulang Rawan (Kartilago)

Kemudian mengenai tulang rawan membuat tersusunnya laring pada dasarnya dikatagorikan
sebagi tulang rawan hialin. Adapun kegunaan dari Tulang rawan tersebut adalah guna
penyokong struktural dan fungsional laring. Untuk memehami mengenai tulang rawan, maka
diabwah ini terdapat suatu tulang yang menyusun laring tidak berpasangan yakni sebagai berikut.
Cricoid, Thyroid, Epiglottis Sedangkan pada tulang rawan yag saling berpasangan Arytenoids,
Corniculate, Cuneiform

4. Jaringan Otot

Selanjut sebuah otot yang dapat mengatur laring ialah disebut dengan otot rangka (otot lurik),
yakni merupakan suatu otot yang dapat difungsikan dengan sesukanya. Beriringan dengan
ligamen, pada otot ini dikatagorikan sebagai penyusun pita suara. Dalam mengelolah suara
biasanya terjadi sebuah getaran dalam hal ini disebakan oleh suara yakni merupakan suatu yang
diperoleh dari adanya gesekan pita suara dengan otot dan ligamen ini dengan udara yang masuk.

5. Jakun

Apa yang dimaksu dengan Jakun ? yakni merupakan suatu kelenjar tiroid yang biasanya akan
nampak seperti tojolan yang terdapat dileher pria. Sedangkan untuk kaum wanita pada dasarnya
ia juga mempunyai benjolan tersebut namun, hanya saja ia tidak begitu terlihat. Adapun letak
Jakun sendiri yakni berada dibagian tulang rawan thyroid dan menjadi sebuah tempat pertemuan
2 kartilago hyalin.

6. Epiglotis

Apa yang dimaksud dengan Epiglotis? yakni suatu rangkaian dalam penyusunan tulang rawan
dan berda pada bagian belakang lidah dan didepan laring. Kemudian secara umum biasanya
Epiglotis memiliki suatu konformasi yang mengarah ke atas dengan tujuan agar udara dapat
masuk ke dalam jalur pernapasan selanjutnya. Dengan begitu apabila berlangsung sebuah proses
menelan makanan, maka pada epiglotis akan berubah arah yakni ke bawah guna menutup jalur
pernapasan dan membawa makanan menuju esofagus.

5. Trachea

Pengertian Trachea

Trakea atau batang tenggorokan merupakan bagian dari sistem pernapasan yang berbentuk pipa
tabung memiliki diameter sekitar 20 sampai dengan 25 mm dan panjang sekitar 10-16 cm.
Trakea yang berbentuk tabung memanjang yang tersusun atas 20 tulang rawan berbentuk cincin
yang kuat, tetapi fleksibel. Trakea ini terletak bersebelahan dengan esofagus yaitu salran
pernapasan.

Fungsi Trachea

1. Sebagai sistem pernapasan


2. Berperan dalam proses pencernaan
3. Mencegah benda berbahaya masuk ke dalam paru-paru
Bagian-bagian Trachea

1. Lapisan Dalam (Jaringan Mukosa)

Lapisan dalam pada trakea tersusun oleh sel epitel silindris bersilia dengan sel goblet. Lapisan ini
berfungsi menghasilkan lendir atau cairan kental (Mukus) yang akan melindungi dinding trakea
dan melindungi saluran pernapasan dari bakteri, kotoran dan debu.

2. Lapisan Tengah (Jaringan Otot dan Tulang Rawan)

Lapisan tengah atau tulang rawan adalah lapisan tempat letaknya tulang rawan berbentuk seperti
huruf C. Bagian pada tulang rawan ini berada pada bagian posterior atau belakangnya yang
merupakan tempat bertemunya trakea dengan esofagus.

Sekitar cincin tulang rawan tersebut ada jaringan otot berupa otot polos, fungsinya untuk
menggerakan pernapasan, mengontrol refleks batuk dan tesedak. Pada lapisan tersebut juga
terdapat struktur yang mengubungkan cincin tulang rawan trakea serta melindungi kedua ujung
cincin agar tetap dalam keadaan optimalnya.

3. Lapisan Terluar Adventitia (Jaringan Ikat)

Lapisan terluar yang disusun oleh jaringan ikat. Pada lapisan ini juga dapat ditemukan saraf,
pembuluh darah dan juga jaringan lemak.

Sedangkan ada pula yang menyebutkan bahwa dinding trakea terdiri dari empat lapisan, Jika
demikian maka yang dimaksud lapisan ke 4 yakni lapisan submukosa yang terletak setelah
lapisan mukosa. Lapisan submukosa ini tersusun oleh jaringan ikat yang terpisah dari epitel pada
lapisan mukosa. Lapisan ini banyak pembuluh darah dan saraf. Lapisan ini memungkinkan
terjadi pergerakan mukosa trakea.
6. Bronchus

Pengertian Bronchus

Pengertian Bronkus merupakan cabang batang tenggorokkan yang terletak setelah trakea dan
juga berada sebelum paru-paru. Setelah masuk ke dalam paru, bronkus ini akan bercabang lagi
menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan itu akan bercabang menjadi 3 bronkus lobaris,
sedangkan untuk bronkus sebelah kiri akan bercabang menjadi 2 bronkus lobaris. Bronkus ini
berfungsi untuk membawa udara ke paru-paru.

Struktur Bronchus

1. Lapisan Epitel

Jaringan epitel yang menjadi penyusun bronkus ini merupakan epitel silindris bersilia, sel ini
akan menghasilkan mukus (cairan kental seperti lendir) yang memiliki fungsi untuk menangkap
kotoran serta melindungi saluran pernapasan dari benda asing.

2. Lamina Propia (Jaringan Ikat)


Lamina Propia merupakan suatu lapisan yang memiliki fungsi sebagai pondasi sel epitel (tempat
menempelnya sel – sel epitel). Lamina propia ini adalah suatu lapisan jaringan ikat yang
mengandung pembuluh darah, saraf dan juga pembuluh limfa.

3. Lapisan otot

Lapisan otot yang menyusun bronkus ini terdiri dari otot polos. Sifat dari otot polos ini ialah
tidak dapat dikendalikan atau bekerja dengan secara involunter (tidak sadar). Lapisan otot ini
berfungsi sebagai pengatur lebar dari dinding bronkus, mereka juga dapat menjalankan fungsi ini
dengan kontraksi ataupun juga relaksasi otot tersebut.

4. Lapisan Tulang Rawan

Tulang rawan ini merupakan tulang utama yang menyusun sebagian besar dari saluran
pernapasan. Tulang rawan pada bronkus ini tersusun seperti jala yang tidak teratur. Tulang
rawan memiliki sifat yang lunak sera elastis sehingga bisa memudahkan gerakan pernapasan.
Bronkiolus yang merupakan percabangan dari bronkus ini tidak lagi memiliki tulang rawan

Fungsi Bronchus

1. Menyaring Udara Pernapasan


2. Lapisan epitel bronkus ini memiliki sel yang bisa menghasilkan mukus, selain itu dinding
sel bronkus ini juga mempunyai silia (bulu halus). Hal tersebut akan membuat kotoran
atau juga benda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan itu menempel dan
tersaring sehingga tidak masuk ke paru-paru.
3. Melembabkan Udara pernapasan selain berfungsi untuk mengeliminasi komponen
berbahaya, mukus yang dihasilkan oleh sel goblet di jaringan epitel ini juga bisa
melebabkan atau juga menghangatkan udara pernapasan.
4. Juga berfungsi sebagai konduktor udara itu antara atmosfer (lingkunganluar) dengan
alveoli.
5. Menghubungkan tenggorokkan (trakea) dan paru-paru
7. Paru-Paru

Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem
peredaran darah (sirkulasi) vertebrata dengan pernapasan. Fungsinya adalah untuk pertukaran
oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Proses ini disebut “pernapasan eksternal”
atau bernapas. Paru-paru juga memiliki fungsi nonrespirasi. Istilah medis yang berkaitan dengan
paru-paru sering mulai di paru-paru, dari kata Latin untuk pulmones paru-paru.

Fungsi Paru-Paru

Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang tidak dibutuhkan
tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru diantaranya sebagai penjaga keseimbangan
asam basa tubuh. bila terjadi acidosis, maka tubuh akan mengkompensasi dengan mengeluarkan
banyak karbondioksida yang bersifat asam ke luar tubuh. Dalam sistem ekskresi, fungsi paru-
paru adalah untuk mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Dalam sistem pernapasan, fungsi
paru-paru adalah untuk proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam darah. Dalam
sistem peredaran darah, fungsi paru-paru adalah untuk membuang karbondioksida di dalam
darah dan menggantinya dengan oksigen.

Struktur Bagian Paru-Paru

1. Bronkus
Bronkus bercabang batang yang menghubungkan paru-paru kiri, paru-paru kanan, dan trakea.
Bronkial terdiri dari tulang rawan, lapisan mukosa dan otot polos. Cartilage berfungsi sebagai
kerangka bronkial lapisan mukosa menghasilkan lendir untuk menjebak partikel asing memasuki
paru-paru, dan otot polos memungkinkan kita untuk bernapas secara otomatis tanpa disadari.

2. Bronkiolus

Bronkiolus adalah cabang bronkus yang bermuara di alveoli. Struktur bronkus tidak memiliki
tulang rawan, silia, dan akhirnya terdiri dari bersilia berbentuk kubus jaringan epitel.

3. Alveolus

Alveoli yang mana pertukaran oksigen dan karbon dioksida difusi. Struktur alveolar terdiri dari
membran tipis dan ada banyak kapiler darah. Dalam alveolar rilis darah karbon dioksida ke udara
dan mengambil oksigen dari udara.

4. Pleura

Pleura adalah selaput yang melapisi paru-paru. Struktur kantong-seperti juga halus dan licin.
Fungsi pleura adalah untuk mengurangi gesekan ketika paru-paru mengembang atau mengempis.
Pleura terdiri dari dua lapisan, pleura parietalis dan pleura visceral. Ada cairan sedikit
mengandung glikosaminoglikan antara kedua daerah.

5. Diafragma

Diafragma adalah serat otot yang membentuk perbatasan antara rongga dada dan rongga perut.
Diafragma juga memainkan peran penting dalam proses pernapasan perut. Diafragma terdiri dari
otot, pembuluh darah, dan saraf yang disebut saraf frenikus.

6. Trakea (Tenggorokan)

Trakea adalah tabung dengan panjang sekitar 5 inci yang menghubungkan laring ke bronkus.
Trakea terdiri dari tulang rawan hialin berbentuk seperti huruf C dan dilapisi oleh epitel bersilia.
Fungsi trakea adalah sebagai saluran pernapasan. Silia ditemukan dalam sel-sel epitel berfungsi
untuk menangkap partikel asing dan membawanya ke faring sehingga dapat memasuki sistem
pencernaan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh organism hidup yang
digunakan untuk serangkaian metabolism yang akan menghasilkan karbondioksida (CO2) yang
harus dikeluarkan, karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Alat pernafasan setiap makhluk tidaklah
sama, pada hewan invertebratea memiliki alat pernafasan dan mekanisme pernafasan yang
berbeda dengan hewan vertebrata.

Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas metabolism khususnya
produksi atau perubahan energy kimia yang terikat dalam materi organic menjadi energy siap
pakai (ATP) dalam sel. Secara khusus organ respirasi merupakan media pertukaran O2 dan CO2
dari dalam dan luar tubuh. Udara dari atmosfer masuk ke dalam tubuh dengan perantara alat
pernapasan tertentu. Selanjutnya oksigen yang diperlukan untuk proses pernapasan masuk ke
dalam sel-sel darah kapiler menuju ke sel-sel jaringan tubuh dengan bantuan sistem transpor.

Pernapasan ada dua jenis yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi
karena otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga rusuk terangkat, akibatnya volume rongga
dada membesar. Membesarnya rongga dada membuat tekanan dalam dada mengecil dan paru-
paru mengembang. Padas saat paruparu mengembang, tekanan udara diluar lebih besar daripada
di dalam paru-paru, akibatnya udara masuk. Sebaliknya, saat otot antar tulang rusuk
berkontraksi, tulang rusuk turun. Akibatnya, volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di
dalamnya pun naik. Pada keadaan ini paru-paru mengempis sehingga udara kelurar. Pada
pernapasan perut terjadi karena karena gerakan diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi,
rongga dada membersar dan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara masuk ke dalam paru-
paru. Saat otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaaan semula. Saat itu rongga dada
menyempit, mengorong paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya udara dari paru-paru akan
keluar.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/66254/3/BAB%202.pdf

https://duniapendidikan.co.id/faring/

https://www.pelajaran.co.id/laring/

https://materibelajar.co.id/pengertian-trakea/

https://hellosehat.com/pernapasan/anatomi-paru/

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-paru-paru/

Anda mungkin juga menyukai