Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM PEMERIKSAAN FISIK KMB LANJUT

KARDIOVASKULER

Disusun sebagai tugas Mata Kuliah Pengkajian KMB Lanjut

Oleh:

I Made Sumaharianta Radin NPM. 2106679116

PRODI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA, 2021
Jantung adalah salah satu sistem organ di dalam tubuh yang bertujuan untuk mengalirkan
darah ke seluruh organ tubuh yang terbuat dari otot berongga terletak pada belakang sternum dan
terletak diantara intercostae 2 sampai 5. Jantung memiliki empat bilik besar diantaranya ventrikel
kanan dan ventrikel kiri, Atrium kanan dan Atrium kiri. Atrium kanan dan juga ventrikel kanan
di hubungkan dipisahkan oleh katup yang bernama trikuspidalis sedangkan ventrikel kiri dan
Atrium kiri di pisahkan oleh katup mitral atau katup atriovetrikular. Darah yang kaya akan
oksigen akan masuk ke dalam vena pulmonari menuju atrium kiri dan melewati katup mitral
untuk menuju ventrikel kiri sehingga akan di pompa ke aorta melewati katup aorta. Darah
dengan karbondioksida yang tinggi masuk melalui vena cava superior menuju atrium kanan
melewati katup trikuspidalis menuju ventrikel kanan yang akan meneruskan ke paru-paru
melewati arteri pulmonary. Penghalang agar darah tidak tercampur antara ventrikel kanan dan
ventrikel kiri adalah septum interventrikular.

Gambar 1 Jantung

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik lanjutan ada baiknya kita melakukan anamnesa
terlebih dahulu dimana yang perlu di kaji adalah riwayat kesehatan seperti apakah dahulu
memiliki riwayat penyakit yang lain seperti riwayat pernah di rawat karena jantung, pemeriksaan
selanjutnya untuk mendukung ada kelainan jantung adalah tanyakan mengenai nyeri dada, jika
tidak maka lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya atau jika pernah di sebelah mana nyeri dada,
berapa lama untuk nyeri dada tersebut, tanyakan skoring 1-10, aktifitas apa yang memberatkan,
apakah nyeri terasa samapai ke punggu belakang, bagaimana dengan cara bernapas akhir-akhir
ini, apakah akhir-akhir ini napas menjadi pendek, apakah pernah terbangun karena nafas terasa
pendek, apakah mengalami batuk dan bagaimana intensitas batuknya, apakah ada bengkak di
sekitaran tubuh, apakah sering buang air kecil di malam hari dan apakah pernah melihat kuku
anda menjadi kebiruan. Pertanyaan tersebut yang perlu di tanyakan ketika klien datang dan
memiliki riwayat nyeri dada atau jika memiliki riwayat penyakit jantung.

Selanjutnya mengenai riwayat kesehatan keluarga terdekat yang perlu di kaji adalah
apakah ada dalam keluarga yang memiliki riwayat hipertensi, stroke, diabetes, obesitas. Setelah
mengkaji riwayat keluarga selanjutnya mengkaji mengenai kebiasaan dalam kehidupan yaitu
riwayat makanan, rokok, minum-minuman beralkohol, dan jika memiliki riwayat meminum
obat-obatan, obat-obatan apa yang di minum.

Setelah melakukan anamnesa terhadap klien, selanjutnya kita melakukan pemeriksaan


fisik seperti pemeriksaan Tekanan darah, karena tekanan darah di sini sanngat erat kaitannya
dengan jantung. Ketika tekanan darah tidak normal itu menandakan kinerja jantung menunjukan
ketidak normalan pula. Seperti ketika tekanan systole lebih tinggi maka pompa darah dari
jantung ke luar sangat cepat dan ketika tekanan diastole tinngi menandakan arus kembali ke
jantung tinngi dan kedua ini bisa sangat mempengaruhi kerja jantung.

Gambar 2 tekanan darah sistole dan diastole

Tidak hanya jantung mempengaruhi tekanan darah tetapi kerja jantung juga
mempengaruhi nadi. Nadi pada tangan dan kaki terkadang memiliki ketidak cocokan jumlah
tekanan dikarenakan efek dari grafitasi tetapi terkadang curah jantung yang mengalir lebih cepat
dari darah itu sendiri. Curah jantung sendiri adalah darah yang dikeluarkan oleh jantung dan
hasilnya sama dengan darah yang masuk ke jantung, ini di hitung dalam jumlah permenit. Curah
jantung akan lebih cepat (takikardia) saat berolah raga biasanya lebih dari 100 BPM tetapi curah
jantung atau nadi juga berbeda pada atlet memiliki curah jantung yang lambat (bradikardi)
kurang dari 60 BPM dengan volume sekuncup lebih besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan
tubuh. Pada pemeriksaan nadi lebih di utamakan pemeriksaan pada Vena Jugularis karena VJP
(Vena Jugularis Pressure) karena lebih mempresentasikan arterium kanan dimana menyerupai
dengan CVP (Central Vena Presure). JVP yang paling maksimal adalah JVP yang berada di
sebelah kanan.

Untuk pemeriksaan secara mendalam dilakukan 4 cara pemeriksaan yaitu inspeksi,


palpasi, perkusi, dan juga auskultasi. Inspeksi adalah cara pemeriksaan dengan melihat, dimana
kita mengobservasi letak apecial pada jantung atau di sebut dengan impuls maximal dan juga
apakah ada terjadi kelainan impuls seperti kelebihan dari pericardium dimana peningkatan
pergerakan ventricular. Melihat dengan seksama belum tentu mendapatkan hasil yang maksimal
sehingga perlu pemeriksaan lanjutan untuk menguatkan prognosis kasus, yaitu dengan palpasi
dimana metode ini adalah meraba bagian yang ingin di lakukan pemeriksaan. Palpasi yang
dilakukan untuk pemeriksaan lanjutan salah satunya dengan menyentuh garis medivasikular
karena getaran pada jantung terasa pada garis ini. Jika sudah melakukan palpasi selanjutnya akan
dilakukan perkusi tetapi ini cukup tidak relevan karena getaran pada jantung yang menyebabkan
tidak maksilanya perkusi, di tambah dengan adanya alat bantu yang lain seperti Ultra Sonograf
(USG) dan juga X-Ray untuk melihat apakah ada pembesaran pada jantung atau tidak. Tetapi
jika ingin menggunakan ini tidak kenapa dengan perkusi pada interkostae 3, 4, 5, dan 6 dengan
suara dullness. Pemeriksaan dasar yang terakhir adalah dengan menggunakan alat stetoskop yaitu
dengan cara mendengar (auskultasi) biasanya auskultasi di dengar dari apex menuju interkostae 2
pada sebelah kanan. Caranya letakan stetoskop pada apex untuk mendengar suara di katuo mitral
biasanya pada apex terdengar juga suara paru-paru, setelah itu diletakan pada bagian bawah
sternal sebelah kiri untuk mendengar katup trikuspidalis, lalu di lanjutkan pada interkostae 3
sebelah kiri untuk mendengar suara area pulmonal setelah itu dilanjutkan dengan interkostae 2
sama juga untuk mendengarkan suara area pulmonal, dan yang terakhir di letakan pada
interkostae 2 sebelah kanan untuk mendengarkan suara aorta.

Selain dari mendengarkan menggunakan teknik 4 teknik pemeriksaan dasar, dilakukan


juga pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan X-ray, pemeriksaan
Ultra Sono Graf (USG), dan juga pemeriksaan Electro Cardio Graf (ECG) untuk menegakan
diagnose lebih tepat.
Bibliography
Beth Hogan-Quiley, M. L. (2012). Bates Nusring Guide to Physical Ecamination and History
Taking. China: Wolter Kluwer.

Yiniaty, Y. (-). Fisiologis Interaktif. -: -.

Anda mungkin juga menyukai