Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 7

SISTEM SARAF DAN


PLASTISITAS OTAK
ANGGOTA KELOMPOK

SHELLA APRILIANI 2 DEA ZA'ATIN NITHA AGAINI


200013061 200013075

ANGGREANI FADZAH NUNA LELYTA SUCI ANGGRAENI K.


2200013108 2200013259
QS. AR-RAHMAN : 41

Orang-orang yang berdosa itu diketahui dengan


tanda-tandanya, lalu direnggut ubun-ubun dan
kakinya.
SISTEM SARAF
Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang, dimana masing-masing
organ tersebut memiliki struktur-struktur
penyusun yang lebih kecil.
Sedangkan sistem saraf tepi (SST) adalah semua
saraf selain yang ada di otak dan sumsum tulang
belakang.
SISTEM SARAF
PUSAT
Sumsum tulang belakang

Otak
SISTEM SARAF TEPI
tersusun atas banyak neuron dimana setiap
neuron menghasilkan banyak sinapsis.
Sistem saraf terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Sistem saraf somatik (somatic nervous system):
terdiri dari neuron yang meneruskan pesan dari
panca indra menuju ke sistem saraf pusat dan
neuron yang meneruskan pesan dari sistem saraf
pusat ke otot.
2. Sistem saraf otonom (otonomic nervous
system): mengendalikan jantung, usus, dan organ-
organ lainnya.
SISTEM SARAF SOMATIK

Terdiri dari :
12 pasang saraf kranial
31 pasang saraf sumsum
tulang belakang
12 SISTEM SARAF KRANIAL
1. Kranial I: Olfaktori
Olfaktori merupakan saraf yang terkait dengan fungsi sensorik, yang berhubungan
dengan penciuman. Ini merupakan satu dari dua saraf yang berasal dari cerebrum.
Saat ada bau tertentu, hidung Anda menyampaikan informasi sensorik melalui saraf
olfaktori ke bulbus olfaktorius, lalu ke area limbik, hingga akhirnya Anda bisa mencium
bau tersebut.

2. Kranial II: Optik


Saraf optik merupakan nervus kranial dengan fungsi sensorik yang berhubungan
dengan penglihatan. Saraf ini menyampaikan informasi dari retina mata ke otak,
terutama di bagian korteks serebral yang berperan dalam penglihatan, sehingga Anda
bisa melihat.
3. Kranial III: Okulomotor
Okulomotor juga terkait dengan mata. Namun, saraf ini berhubungan dengan fungsi
motorik yang membantu mata bergerak dan berkedip, fokus pada objek, serta
mengontrol respon pupil terhadap cahaya.
Saraf kranial ini berasal dari bagian depan otak tengah yang kemudian bergerak hingga
mencapai rongga mata.

4. Kranial IV: Troklear


Saraf troklear juga masih terkait dengan motorik pada mata. Namun, saraf ini
mengontrol otot oblikus superior yang berperan untuk menggerakkan mata ke bawah
serta keluar dan dalam.
Adapun saraf ini berasal dari belakang otak tengah dan bergerak ke rongga mata,
tepatnya di area yang mata yang merangsang otot oblikus superior ini.
5. Kranial V: Trigeminal
Saraf trigeminal merupakan saraf kranial terbesar. Jenis saraf ini terbagi lagi menjadi tiga
bagian, yaitu oftamilk, maksila, dan mandibula dengan fungsi sebagai berikut.
Oftalmik: Mengirimkan informasi sensorik dari kulit kepala, dahi, dan kelopak mata atas.
Maksila: Mengirimkan informasi sensorik dari bagian pipi, kelopak mata bawah, bibir
atas, dan rongga hidung.
Mandibula: Mengirimkan informasi sensorik dan motorik dari bagian lidah, bibir bawah,
dagu, dan rahang.
6. Kranial VI: Abdusen
Saraf abdusen juga terkait dengan fungsi motorik pada mata. Saraf kranial ini mengontrol
otot rektus lateral yang berperan dalam menggerakan mata ke luar, seperti melihat ke
samping.
Adapun saraf ini berasal dari bagian batang otak yang bernama pons, yang kemudian
bergerak ke otot rektus lateral di bagian rongga mata.
7. Kranial VII: Fasialis
Sesuai namanya, saraf fasialis merupakan saraf yang terkait dengan wajah. Saraf ini berasal dari
area pons di batang otak di mana terdapat akar saraf motorik dan sensorik pada saraf ini.
Adapun berikut adalah fungsi dari saraf fasialis.
Mengirimkan informasi sensorik dari lidah untuk merasakan makanan.
Menyampaikan informasi motorik untuk mengendalikan gerakan otot terkait ekspresi wajah.
Memasok kelenjar yang menghasilkan air liur dan mengeluarkan air mata.
8. Kranial VIII: Vestibulocochlear
Saraf kranial VIII atau vestibulocochlear memiliki fungsi sensorik yang terkait dengan fungsi
pendengaran dan keseimbangan. Saraf ini terdiri dari dua bagian dengan fungsi yang berbeda.
Vestibular: Mengumpulkan informasi mengenai telinga bagian dalam dan berhubungan
dengan keseimbangan.
Koklea: Berkaitan dengan suara dan sinyal pendengaran dari telinga serta mendeteksi
getaran dari volume dan nada suara.
9. Kranial IX: Glossofaringeal
Saraf glossofaringeal terkait dengan kemampuan merasakan dan menelan. Saraf ini
berasal dari medulla oblongata, yang kemudian menjalar ke leher dan tenggorokan.
Adapun fungsinya mengirimkan informasi sensorik dari telinga luar dan rongga telinga
tengah, bagian belakang lidah, serta bagian belakang tenggorokan.
Saraf ini juga mengirimkan informasi motorik dari dua kelenjar ludah dan gerakan dari
otot di bagian belakang tenggorokan.

10. Kranial X: Saraf vagus


Saraf vagus merupakan saraf kranial terpanjang karena menjalar dari otak ke lidah,
tenggorokan, jantung, dan sistem pencernaan.
Saraf ini juga memiliki banyak cabang, yang terdiri dari sensorik, motorik, dan otonom.
11. Kranial XI: Aksesori tulang belakang
Saraf kranial XI atau aksesori tulang belakang utamanya memiliki fungsi
motorik yang berhubungan dengan otot dan gerakan kepala, leher, dan bahu.
Namun, jenis saraf ini juga membantu merangsang otot-otot laring dan faring
yang terkait dengan fungsi menelan.

12. Kranial XII: Hipoglosus


Saraf hipoglosus memiliki fungsi motorik yang berperan untuk menggerakkan
lidah.
Jenis saraf ini berasal dari medulla oblongata yang kemudian menjalar ke
bagian rahang dan mencapai lidah.
SISTEM SARAF OTONOM
terdiri dari neuron-neuron yang menerima dan mengirimkan informasi dari dan
ke jantung, usus, dan organ-oran lain. Sistem saraf otonom tersusun atas 2
bagian yaitu sistem saraf simpatetik dan sistem saraf parasimpatetik.
1. Sistem saraf simpatetik adalah sebuah jaringan saraf yang mempersiapkan
organ tubuh baian dalam untuk aktivitas berat. Sistem saraf simpatetik ini
terdiri dari sepasang rantai ganglia yang memanjang pada sisi tubuh dimulai
dari bagian tengah tulang belakang dan terhubung ke sumsum tulang
belakang melalui akson.
Sistem saraf parasimpatetik mempersiapkan organ untuk memberi respon
vegetatif yang tidak mendesak. Aktivitas sistem saraf parasimpatetik
berkaitan dengan sistem saraf simpatetik dan secara umum juga
berkebalikan dengannya.
SUMSUM TULANG BELAKANG
Merupakan bagian dari sistem saraf pusat yang dapat
ditemukan pada rongga tulang belakang.
Terdiri dari saraf yang menyampaikan pesan antara otak
ke seluruh tubuh.
Membentang dari medula oblongatta di bagian bawah
otak ke punggung bawah dan ditempatkan di sebuah
terowongan yang dibuat oleh vertebra tulang belakang.
Bedasarkan hukum Bell-Magendie, yang merupakan satu penemuan
awal fungsi sistem saraf pusat, akar dorsal (bekas akson) yang masuk
ke sumsum tulang belakang membawa informasi sensori, dan akar
ventral yang keluar dari sumsum tulang belakang membawa informasi
motor.
Badan-badan sel neuron sensorik berada dalam suatu kelompok di
luar sumsum tulang belakang yang disebut ganglia akar dorsal (dorsal
root gaglia). Pada umumnya kumpulan neuron di luar sistem saraf
pusat disebut dengan gaglia, dan kumpulan neuron dalam sistem saraf
pusat disebut nukleus. Badan sel neuron motorik terletak di dalam
sumsum tulang belakang.
OTAK
Otak bagian belakang (hindbrain)
Otak bagian tengah (midbrain)
Otak bagian depan (forebrain)
OTAK BAGIAN BELAKANG
Merupakan bagian posterior dari otak, yang terdiri dari medula, pons dan
serebelum.
Medula, pons, otak bagian tengah dan beberapa struktur tengah pada otak
bagian depan adalah penyusun dari batang otak. Medula atau medula
oblongata terletak diatas sumsum tulang belakang dan dapat diangap
sebagai perluasan sumsum tulang belakang. Medula mengatur beragam
refleks penting seperti napas, laju denyut jantung, muntah, pengeluaran
saliva, batuk, dan bersin. Semua refleks tersebut dilakukan medula melalui
saraf kranial yang mengatur sensasi, mulai dari pergerakan otot kepala dan
sebagian besar respon parasimpatetik ke organ. Medula dan pons
mengandung formasi retikular dan sistem raphe.
OTAK BAGIAN TENGAH
terletak ditengah-tengah otak.
Permukaan terluar bagian otak tengah disebut dengan tektum.
Terdapat dua tonjolan di kedua sisi tektum yang disebut kolikulus
superior dan kolikulus inferior, kedua tonjoan tersebut merupakan
bagian penting dalam jalur sensori.
Dibawah lapisan tektum terdapat tegmentum yang menutupi
beberapa bagian struktur otak bagian tengah, tetapi tegmentum
juga dilapisi oleh tektum. Struktur lain tegmentum adalah
substansia nigra yang meningkatkan kandungan dopamin pada
jalur-jalur informasi yang menggunakan dopamin.
OTAK BAGIAN DEPAN
bagian otak paling anterior dan paling terlihat, terdiri dari dua belahan, satu
di kiri dan satu di kanan.
Lapisan otak bagian depan disebut korteks serebrum. Dibawah lapisan
korteks serebrum terdapat struktur-struktur lain seperti talamus yang
merupakan sumber input utama untuk korteks serebrum.
Terdapat sejumlah struktur lain yang saling terhubung dan membentuk
pembatas yang mengelilingi batang otak disebut dengan sistem limbik.
Struktur-struktur tersebut berperan penting khususnya untuk pengaturan
motivasi dan emosi, contohnya seperti makan, minum, aktivitas seksual,
kegelisahan, dan perilaku kasar. Sistem limbik terdiri dari : struktur bulbus
olfaktori, hipotalamus, hipokampus, amigdala, dan garis singulat korteks
serebrum.
PLASTISITAS
OTAK
Kemampuan sistem saraf pusat (otak) untuk
beradaptasi atau berubah setelah ada pengaruh atau
stimulasi lingkungan.
PLASTISITAS sistem saraf didasari oleh sebuah
proses yang disebut 'SYNAPTIC REORGANIZATION'
(REORGANISASI SINAPTIK)
TIGA BENTUK DARI REORGANISASI SINAPTIK
SPROUTING : Pertumbuhan axon yang meningkatkan
jumlah dari terminal (ujung) axon di sekitar dendrit
SPREADING : Pertumbuhan dan perkembangan
terminal axon pada daerah target
EXTENSION : Terminasi neuron afferen yang bukan
target normal.
PLASTISITAS OTAK DAN
PEMULIHAN FUNGSI OTAK

Berdasarkan konsep plastisitas, bila ada kerusakan pada otak


di mungkinkan untuk terjadi proses recovery (pemulihan)
Beberapa model proses pemulihan fungsi otak:
- Model equepotensialitas : melalui aksi dari bagian otak dalam
sistem tersebut yang tidak mengalami kerusakan.
- Vicarious functioning : kehilangan fungsi setelah injury
kerusakan) diambil alih oleh bagian (area) lain dari otak.
- Denervation supersensitivity : Setelah kerusakan, sisa
serabut saraf di duga menjadi lebih sensitif terhadap
neurotransmitter dan jaras saraf aktif sehingga fungsinya
dapat kembali.
Stimulasi Stimulasi
Lingkungan yang sering

FAKTOR YANG Durasi yang


MENUNJANG tepat dari
PLASTISITAS
OTAK stimulasi

Konsistensi motivasi
FAKTOR YANG DAPAT MEMBATASI
PLASTISITAS OTAK
PENGARUH DARI LINGKUNGAN PRENATAL :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN DAN PEKEMBANGAN OTAK
JANIN
PERIODE KRITIS SELAMA POSTNATAL,
DALAM ISTILAH LAIN: “JENDELA PELUANG”
JENDELA PELUANG : PERIODE KETIKA OTAK
MEMERLUKAN JENIS-JENIS MASUKAN
(STIMULASI) TERTENTU UNTUK
MENCIPTAKAN ATAU MENSTABILKAN
STRUKTUR YANG BERTAHAN LAMA
TRERIMKATSIH
TSEMUA
LET'S DO A QUIZ!

Anda mungkin juga menyukai