b.
Efekto
c.
d.
1)
Sel saraf konektor (interneuron), fungsinya untuk meneruskan rangsangan dari sel saraf
sensorik ke sel saraf motorik. Sel saraf ini disebut pula sebagai sel saraf perantara atau
penghubung.
Gerak Biasa dan Gerak Refleks.
Pada gerak biasa, impuls yang diterima oleh reseptor berjalan ke saraf sensorik,
selanjutnya dibawa ke otak untuk diolah. Hasil olahan di otak berupa tanggapan akan
dibawa oleh saraf motorik menuju ke efektor.
Pada gerak refleks melalu jalan pendek, yaitu diawali dari reseptor sebagai penerima
rangsang kemudian dibawa oleh saraf konektor ke pusat saraf. Impuls tersebut selanjutnya
diterima sel saraf konektor (neuron perantara) tanpa diolah oleh otak, kemudian tanggapan
dikirim oleh saraf motorik menuju ke efektor.
Berdasarkan letak saraf penghubungnya, gerak refleks dibedakan menjadi refleks otak dan
refleks tulang belakang. Disebut refleks otak apabila saraf penghubungnya terletak di dalam
otak, misalnya refleks pupil mata yang membesar atau mengecil. Disebut refleks sumsum
tulang belakang apabila saraf penghubungnya terletak di dalam sumsum tulang belakang,
misalnya refleks pada lutut.
Sistem Saraf Pusat.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh
selaput otak yang disebut meninges. Meninges terdiri dari 3 lapis, yaitu : piameter,
araknoid, dan durameter.
Otak.
Otak merupakan pusat saraf utama, terletak di dalam rongga tengkorak. Otak dibagi
menjadi 3 daerah, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Otak Depan atau Otak Besar (Serebrum).
Otak depan merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi yang penting dalam
pengaturan semua aktifitas tubuh, khususnya berkaitan dengan kepandaian, ingatan,
kesadaran, dan pertimbangan. Secara terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada
daerah yang berbeda.
Otak Tengah (Diensefalon).
Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di dalam otak tengah
terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan kolikulus
inferior yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls antara
otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan mata.
Otak Belakang.
Otak belakang meliputi jembatan Varol, sumsum lanjutan, dan otak kecil.
Jembatan Varol berfungsi menghantarkan impuls dari bagian kiri dan kanan otak kecil.
Selain itu, jembatan varol juga menghubungkan korteks otak besar dengan otak kecil, dan
antara otak depan dengan sumsum tulang belakang.
2)
3)
i.
ii)
Sumsum lanjutan (medulla oblongata), berfungsi saat terjadi proses pengaturan denyut
jantung, tekanan darah, gerakan pernapasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltik,
batuk, dan bersin.
Otak kecil (sereblum), fungsinya adalah sebagai pusat keseimbangan dalam tubuh,
koordinasi motorik/gerakan otot, dan memantau kedudukan posisi tubuh.
Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis).
Fungsi sumsum tulang belakang antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke
otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan
menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.
Sistem Saraf Tepi.
Sistem Saraf Sadar.
Sistem saraf sadar artinya saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar,
dibawah komando kesadaran kita. Sistem saraf sadar (kraniospinal) meliputi sistem saraf
kepala (kranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kepala
terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Dua belas saraf
tersebut meliputi :
Tiga pasang saraf sensorik,
Lima pasang saraf motorik,
Empat pasang saraf gabungan sensorik dan motorik.
Sistem saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang. Saraf tulang punggung melayani reseptor dan efektor lain (selain reseptor dan
efektor yang disarafi oleh otak). Berdasarkan asalnya, saraf tersebut dibedakan atas 8
pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf
pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Autonom).
Saraf tak sadar adalah saraf yang bekerja secara otomatis, tidak di bawah kehendak saraf
pusat.
Susunan saraf autonom terdiri atas susunan saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik terletak pada posisi
ganglion. Saraf simpatetik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung
yang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga memiliki serabut praganglion
pendek dan memiliki serabut postganglion yang panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatetik
memiliki serabut praganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu efektor dan memiliki serabut postganglion pendek. Serabut praganglion yang
dimaksud adalah serabut saraf yang menuju gangliom, sedangkan serabut postganglion
adalah serabut saraf yang keluar dari ganglion.
Sistem saraf simpatetik.
Sistem saraf simpatetik terletak di depan ruas tulang belakang serta bersambung dengan
sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf.
Sistem saraf parasimpatetik.
Susunan saraf simpatetik berupa jaringan susunan saraf yang berhubungan dengan
ganglion-ganglion yang terbesar di seluruh tubuh. Fungsi susunan saraf simpatetik
merupakan kebalikan dari fungsi saraf simpatetik.
Fungsi Saraf Simpatetik dan Parasimpatetik.
Bagian Tubuh yang
Saraf Simpatetik
Saraf Parasimpatetik
Dipengaruhi
Iris (Pupil)
Memperbesar pupil
Mengecilkan pupil
Bronkus
Memperbesar bronkus
Mengecilkan bronkus
Jantung
Mempercepat detak jantung Memperlambat detak
jantung
Arteri
Kostriksi (memperkecil
Dilatasi (memperbesar
diameter)
diameter)
Kandung Kemih
Relaksasi kandung kemih
Kontraksi kandung kemih
Lambung
Menghambat kerja lambung Memacu kerja lambung
Penis
Mengontrol ejakulasi
Merangsang ereksi
2.
ALAT INDRA.
Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu.
a.
Indra Penglihatan (Mata).
Struktur dan Anatomi Mata.
Bola Mata.
Bagian-bagian mata :
1.
Sklera, berfungsi untuk melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi
tempat melekatnya bola mata.
2.
Otot-otot : Otot-otot yang melekat pada mata :
a. muskulus rektus superior : menggerakan mata ke atas
b. muskulus rektus inferior : mengerakan mata ke bawah
3.
Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya
4.
Badan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa
untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor
5.
Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.
6.
Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
7.
Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut
8.
Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata
9.
Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata
10. Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mata
Bola mata dibagi menjadi tiga bagian dari luar ke dalam, yaitu :
1)
Tunica vibrosa
Tunica vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat. Sklera
berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada lapisan ini terdapat kornea, yaitu lapisan yang
berwarna bening dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian
memfokuskannya.
2)
Tunica vasculosa
Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke belakang
terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid.
Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan ini juga kaya
akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris.
Bagian depan dari lapisan iris disebut Pupil yang terletak di belakang kornea tengah.
3)
Tunica nervosa
Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian belakang
koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam dari mata.
Retina tersusun atas sel-sel batang dan sel-sel kerucut.
SEL BATANG, berfungsi untuk penglihatan pada cahaya remang, yaitu melihat bayangan.
SEL KERUCUT, berfungsi untuk penglihatan di waktu terang, untuk melihat warna.
b.
3)
c.
d.
e.
Telinga bagian tengah terdiri dari tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi.
Serta saluran Eustachius yang berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada telinga luar
dan telinga tengah.
Telinga Dalam
Bagian dalam telinga ini terdapat organ pendengaran yang terdiri atas koklea (rumah siput)
dan organ keseimbangan yang terdiri atas kanalis semisirkularis, sakulus dan
ultrikulus.Koklea ini terdiri atas dua ruangan atau saluran, canal vestibulat bagian atas dan
canal timpanik pada bagian bawah. Kedua ruangan tersebut berisikan cairan perilimfe dan
dibatasi oleh duktus koklea. Sedangkan duktus koklea berisikan cairan endolimfe. Pada
bagain dasar duktus koklea ini lah terdapat reseptor pendengaran yang disebut dengan
organ corti.
Telinga kita berfungsi sebagai indra pendengaran dan sebagai indra keseimbangan.
Indra Pengecap (Lidah).
Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot. Di permukaan lidah banyak tonjolan kecil
yang disebut papila lidah, memberi kesan lidah terlihat kasar. Pada papila lidah terdapat
indra pengecap. Permukaan lidah dilapisi epitelium yang banyak mengandung kalenjar
lendir. Selain itu terdapat reseptor pengecap berupa kuncup pengecap. Kuncup pengecap
tersebut terdiri atas kelompok sel sensori yang memiliki tonjolan seperti rambut. Kuncup
pengencap dapat membedakan empat macam rasa, yaitu manis, pahit, asam, dan asin.
Letak kuncup pengecap tertentu lebih banyak berkumpul pada daerah tertentu pada lidah.
Indra Peraba (Kulit)
Kulit merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf sensori sebagai reseptor
khusus untuk sentuhan, tekanan, temperatur (panas dan dingin), serta rasa sakit. Sebagian
besar reseptor terletak pada lapisan dermis, dan ada juga yang terletak pada lapisan
epidermis. Ujung-ujung saraf tersebut ada yang terbungkus kapsul (disebut korpuskula) dan
ada yang tidak terbungkus kapsul (disebut ujung-ujung saraf bebas). Ujung saraf yang
tergolong korpuskula adalah korpuskula Meissner (reseptor untuk sentuhan, terletak dekat
permukaan kulit), korpuskula Pacini (reseptor tekanan), dan korpuskula Ruffini (ujung saraf
peraba). Ujung saraf bebas antara lain reseptor untuk rasa sakit dan sentuhan yang
keduanya terletak di bagian epidermis kulit, serta reseptor sentuhan yang terletak di
pangkal setiap rambut. Selain itu ada pula lempeng Merkel yang merupakan ujung saraf
perasa sentuhan dan tekanan ringan.
Indra Pembau (Hidung).
Hidung merupakan salah satu panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau.
Sel-sel sensori penerima rangsang gas kimia (kemoreseptor) terdapat pada lapisan
epitelium yang terletak di sebelah dorsal rongga hidung, yang terlindungi oleh lendir
(mukus). Di akhir setiap sel sensori terdapat beberapa silia atau rambut pembau. Molekulmolekul yang larut dalam air dan lemak yang ada di udara akan larut dalam lapisan lendir
tersebut dan menimbulkan sensasi bau. Aktifnya indra pembau dirangsang oleh gas yang
terhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang
jika dihadapkan pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama.
Antara indra pengecap dan pembau terdapat hubungan yang erat. Makanan atau bahan
lain yang dapat dirasakan kenikmatannya karena adanya kerjasama antara indra pengecap
dan indra pembau.
3. SISTEM HORMON
Hormon merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh kalenjar endokrin. Kalenjar
endrokrin disebut kalenjar buntu karena tidak memiliki saluran tersendiri. Sekresi kalenjar
endokrin disebut sekresi internal. Hormon yang dihasilkan dikembalikan ke darah dan
beredar mengikuti aliran darah. Dengan demikian sistem hormon dapat berkomunikasi
dengan jaringan atau organ-organ target yang letaknya jauh dari kalenjar.
a.
Kalenjar Hipofisis (Pituitari)
Kelenjar ini seringkali disebut pula sebagai master of gland, sebab hormon yang dihasilkan
dapat memengaruhi fungsi endokrin yang lain. Berdasarkan strukturnya, kelenjar hipofisis
terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian depan (lobus anterior), bagian tengah (intermediet),
dan bagian belakang (posterior). Bagian tengahnya hanya dimiliki oleh bayi, sementara
pada orang dewasa telah hilang atau tinggal sisanya saja. Oleh karena itu, pada orang
dewasa, kelenjar hipofisis hanya tersusun dua bagian saja yakni bagian depan dan bagian
belakang. Berikut dibahas dua bagian kelenjar hipofisis tersebut.
c.
d.
e.
f.
Hormon yang disekresikan oleh kalenjar tiroid adalah hormon tiroksin. Bagi tubuh, hormon
ini berpengaruh dalam proses metabolisme sel. Selain itu, hormon tersebut juga
memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi jaringan tubuh.
Kalenjar Paratiroid (Anak Gondok)
Kalenjar ini menghasilkan hormone paratiroid yang berfungsi mengatur kandungan
ion fosfat (PO4) dan ion kalsium (Ca) dalam darah dan tulang. Kerja hormon ini
dibantu oleh vitamin D. Kekurangan hormon ini mengakibatkan tetani, dengan gejala
kejang pada tangan dan kaki, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan. Apabila kalenjar
ini bekerja terlalu berlebihan mengakibatkan kalsium dan fosforus dalam tulang
dikeluarkan dan dimasukkan kembali kedalam serum darah. Akibatnya tulang
penderita mudah sekali patah, dan di dalam urin mengandung kapur dan fosforus,
sehingga dapat menimbulkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.
Kalenjar Anak Ginjal (Adrenal)
Kalenjar ini terdiri atas duan bagian, yaitu sebelah luar berwarna kekuningan yang disebut
korteks dan di sebelah dalam disebut medula. Salah satu hormon yang dihasilkan adalah
hormon adrenalin. Adrenalin berfungsi mengubah gula otot (glikogen) menjadi gula darah
(glukosa). Hormon adrenalin bekerja berlawanan dengan hormon insulin. Kedua hormon ini
bekerja secara berlawanan, namun tujuannya sama, yaitu mengatur kadar gula dalam
darah agar tetap normal atau stabil.
Pankreas
Pada pankreas terdapat kelompok sel yang dikenal sebagai Pulau Langerhans. Pulau
Langerhans berfungsi sebagai kalenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin.
Ovarium
Ovarium berbentuk seperti buah kenari dan terletak di kanan dan kiri uterus. Selain
menghasilkan ovum, juga menghasilkan hormon. Yaitu hormon estrogen dan progestron.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
0 komentar:
Poskan Komentar
Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat
tubuh agar tubuh dapat bekerja dengan serasi dan sesuai dengan
fungsinya dan itu dinamakan dengan sistem koordinasi. Dalam Sistem
koordinasi terdapat sistem saraf dan hormon dan berikut inilah
pengertiannya :
Sistem Saraf
Sistem saraf itu disusun dari bagian yang paling kecil, yaitu sel saraf
(neuron). Kalau Dilihat dari fungsinya, sel saraf itu dapat dibedakan atau
dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Neuron sensoris yang fungsinya untuk meneruskan rangsang dari
penerima (reseptor) ke saraf pusat (otak).
2. Neuron motoris yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dari otak
menuju ke otot dan kelenjar.
3. Neuron penghubung yang fungsinya itu menghubungkan sel saraf
yang satu dengan sel saraf yang lainnya, dan ternyata neuron penghubung
ini kalau kita bisa lihat banyak ditemukan pada otak dan sumsum tulang
belakang.
4. Neuron ajustor berfungsi sebagai penghubung antara neuron sensorik
dengan motorik di sumsum tulang belakang dan otak.
Berikut ini adalah bagian-bagian dari sel saraf.
1. Badan sel merupakan bagian yang terbesar dari suatu sel saraf, yang
terdiri atas nukleus dan sitoplasma.
2. Dendrit itu seperti serabut sel saraf yang bercabang pendek, serta
keluar dari sel.
Kalau Akson kayak serabut sel saraf yang panjang serta berfungsi dalam
menghantarkan impuls dari badan sel ke sel saraf lain. Dan pada
Umumnya akson itu dibungkus dari selubung yang dinamakan selubung
Myelin, daerah akson yang tidak dibungkus dengan selubung Myelin yang
disebut Nodus Ranvier.
Sistem Saraf Manusia
Pada manusia Sistem saraf itu terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat itu terdiri dari:
1. Otak
Bagian-bagian dari otak, yaitu:
a. kalu Otak besar {Cerebrum) ini merupakan pusat dari
saraf utama yang tugasnya itu untuk mengkoordinasikan semua kegiatan
yang disadari.
b. sementara kalu Otak tengah (Mesenchefalon) itu berfungsi sebagai
pusat refleksi pupil pada mata dan sebagai pengatur keseimbangan tubuh.
c. sedangkan Otak kecil (Cerebellum) ini merupakan pusat dari suatu
keseimbangan, koordinasi gerak,dengan penghalusan gerak.
d. dan kalau Sumsum lanjutan {Medulla oblongata)ini dapat
menghubungkan otak kecil dengan sumsum tulang belakang.
Berikut ini selaput yang melapisi otak.
a. Dura matter: berupa selaput yang kuat dan menempel pada tengkorak.
b. Arakhnoid: bentuknya itu mirip lho kayak sarang laba-laba dan ini
juga terdapat cairan
serebrospinalis. Fungsinya itu untuk melindungi otak dari bahaya
kerusakan mekanik seperti benturan.
c. Pia matter, lapisan ini lapisan yang paling dekat dengan permukaan
dari otak dan mengandung banyak pembuluh.
2. Sumsum tulang belakang {Medula spinalis)
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi yang utama sebagai berikut.
a. dapat Menghubungkan sistem saraf tepi ke otak atau sebagai
penghantar impuls saraf dari otak dan menuju otak.
b. Sebagai pusat gerak refleks.
Sumsum tulang belakang ini terletak di dalam rongga ruas tulang belakang
(dari ruas tulang leher sampai tulang ekor), terdiri atas lapisan dalam yang
berwarna kelabu dan lapisan luaryang berwarna putih.
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang dapat menghubungkan
semua bagian tubuh dengan pusat saraf (otak dan sumsum tulang
belakang). Sistem saraf tepi, terdiri ini dari sistem saraf sadar (somatik)
dan sistem saraf tak sadar (otonom).
1. Sel Saraf
Sel saraf atau neuron merupakan unit dasar dari sistem saraf. Berdasarkan
fungsinya, sel saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu neuron dan neuroglia.
Neuron berfungsi sebagai pembawa impuls dari organ ke saraf pusat atau
sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan untuk mendukung neuron
melaksanakan tugasnya dengan baik. Neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu: badan
sel, dendrit, dan neurit. Badan sel memiliki sebuah inti dan di dalam
sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang mengandung RNA. Butir-butir Nissl
ini berfungsi untuk mensintesis protein. Dendrit berfungsi untuk menyampaikan
impuls (rangsangan) menuju badan sel. Sedangkan, neurit berfungsi
menyampaikan informasi dari badan sel ke sel lainnya. Pertemuan antara neurit
dengan dendrit disebut sinapsis. Di dalam neurit terdapat serabut-serabut halus
yang disebut neurofibril. Neurofibril diselubungi oleh selaput mielin yang
berfungsi melindungi dan memberi makan neurit. Pada tempat tertentu, terdapat
penyempitan yang tidak
diselubungi selaput mielin, disebut nodus ranvier.
a. Neuron Sensorik
Neuron sensorik (neuron aferen) berfungsi untuk menghantarkan impuls dari
indera ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
b. Neuron Motoris
Neuron motoris (neuron eferen) berfungsi untuk menghantar impuls dari sistem
saraf pusat ke kelenjar atau otot.
c. Neuron Konektor (Interneuron)
Interneuron berfungsi untuk meneruskan impuls (rangsangan) dari neuron sensorik
ke neuron motoris. Interneuron merupakan sel saraf yang memiliki banyak dendrit
dan akson (multipolar).
2. Gerak Biasa dan Gerak Refleks
Gerak adalah suatu aktivitas tubuh karena adanya rangsangan oleh saraf. Gerak
dibagi menjadi dua macam, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa adalah
gerak yang dilakukan dengan kesadaran. Sedangkan, gerak
refleks dilakukan di luar kesadaran. Gerak refleks sangat dibutuhkan untuk
menghindari bahaya. Berdasarkan letak neuron penghubung (neuron
konektor), gerak refleks dibagi menjadi dua macam, yaitu refleks otak dan refleks
tulang belakang. Jika neuron konektornya terletak di otak disebut refleks otak.
Contohnya, gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena
rangsangan cahaya. Jika neuron konektornya terletak di sumsum tulang belakang
disebut refleks sumsum tulang belakang. Contohnya, gerakan lutut yang tidak
disengaja.
3. Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi
Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan,
sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (saraf kraniospinal) dan saraf tak
sadar (saraf otonom).
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas tubuh
dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang
belakang dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh
selaput meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah,
dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput
meningia dapat memperkecil benturan dan guncangan. Meningia terdiri atas tiga
lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan duramater.
1) Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak
manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan.
Gambar Otak
2) Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas tulang
belakang. Bagian luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna kelabu.
Sumsum tulang belakang terletak memanjang dari ruas-ruas leher sampai ruas
pinggang yang kedua. Selaput otak juga menyelaputi sumsum tulang belakang.
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:
a) Pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak.
b) Menghantarkan impuls menuju atau dari otak.
c) Mengatur gerak refleks tubuh.
Penampang melintang sumsum tulang belakang terlihat seperti gambar kupu-kupu
dengan warna kelabu, berisi neuron. Rangsang disampaikan ke otot lewat serabut
saraf sensorik. Sedangkan, tanggapan dari pusat ke efektor disampaikan lewat
serabut saraf motorik. Serabut saraf
tersebut terdapat di sumsum tulang belakang.
b. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Sistem
saraf sadar meliputi sistem saraf kepala (kranial). Sedangkan, sistem saraf tidak
sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik.
1) Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar (kraniospinal) merupakan saraf yang mengatur gerakan yang
dilakukan secara sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu kranial
dan spinal. Sistem saraf kranial atau kepala disusun oleh 42 pasang saraf yang
keluar dari otak. Saraf kranial berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk
daerah kepala. Sedangkan, saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar
penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya
menyerap satu macam warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang masingmasing menyerap warna merah, hijau,
dan biru.
c. Otot pada Mata
Mata memiliki enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus, sementara
yang dua lagi agak serong. Aksi otot-otot ini memungkinkan bola mata diputar ke
segala arah. Biasanya, sumbu kedua mata mengarah serentak pada satu titik yang
sama. Jika mata tidak dapat mengarah
secara serentak lagi, mata mengalami kelainan yang disebut juling.
2. Indera Pendengaran (Telinga)
Telinga merupakan organ pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu
telinga luar, telinga tengah, dan rongga telinga dalam.
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga yang merupakan tulang rawan elastis. Daun
telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk, terdapat
rambutrambut halus yang berfungsi untuk menghalangi benda asing yang masuk.
Selain itu, terdapat kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan
gendang telinga tidak kering.
b. Telinga Tengah
Telinga tengah disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang
mengandung udara. Rongga ini terletak di sebelah dalam membran timpani atau
gendang telinga. Di sebelah depan telinga tengah terdapat saluran eustachius yang
menghubungkan rongga dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara di dalam telinga
tengah.
c. Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluransaluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan
dilapisi membran membentuk labirin membranosa. Labirin tulang terdiri atas tiga
bagian, yaitu vestibula, saluran setengah lingkaran yang bersambung dengan
vestibula, dan kokhlea. Kokhlea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang
membelit dirinya seperti rumah siput.
Dalam setiap belitan terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung
akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfa dan
di luar labirin membranosa disebut perilimfa.
d. Saraf Pendengaran
Saraf pendengaran (nervus auditorius) terdiri atas dua bagian, salah satunya
berkaitan dengan bagian vestibuler rongga telinga dalam yang berhubungan
ujung saraf penciuman, bukan pengecapan. Agar dapat dirasakan, semua makanan
harus menjadi cairan dan harus bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu
menerima rangsangan berbeda-beda.
Reseptor rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah, rasa pahit di pangkal lidah,
dan untuk rasa asam ada di sisi lidah bagian dalam.
5. Indera Penciuman
Indera penciuman terdapat di rongga hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang
berupa bau terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung dan dilindungi oleh
mukus (lendir). Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau rambut pembau. Rasa
penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa penciuman ini sangat peka,
tetapi kepekaan ini mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk
waktu yang lama. Rasa penciuman akan melemah bila kamu sedang flu
karena terdapat penumpukan cairan yang menghalangi silia untuk membaui
sesuatu.
C. Kelainan pada Sistem Saraf dan Sistem Indera
Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi pada sistem koordinasi dan panca
indera, antara lain sebagai berikut:
1. Meningitis
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini
dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan
tertentu. Meningitis merupakan penyakit serius karena letaknya dekat otak dan
tulang belakang sehingga dapat menyebabkan
kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis
disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang
menyebar dalam darah ke cairan otak.
2. Alzheimer
Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan karena dapat melumpuhkan
pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran
kecerdasan dan ingatan secara perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial
sehari-hari. Alzheimer timbul karena adanya proses degenerasi sel-sel neuron otak.
Menurut dr. Samino, SpS (K),
Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer merupakan
penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak. Orang yang rentan
terserang alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa
muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor resiko keturunan.
Bahkan, menurut Samino, penderita demensia alzheimer
berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Alzhemier dapat dicegah sejak
dini dengan mengenali gejala-gejalanya. Berikut ini adalah beberapa tanda atau
gejala yang patut diwaspadai tentang kemungkinan hadirnya
penyakit alzhemier:
a) Kemunduran memori/daya ingat.
b) Sulit melaksanakan kegiatan/pekerjaan sederhana.
c) Kesulitan bicara dan berbahasa.
d) Sulit dalam berhitung.
e) Salah meletakkan benda.
f) Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau
berhias.
g) Perubahan emosi dan perilaku.
h) Gangguan berpikir abstrak atau kemampuan imajinasi
penderita terganggu.
i) Hilang minat dan inisiatif, misalnya cenderung menjadi
pendiam, tak mau bergaul, dan menyendiri.
j) Tidak dapat membedakan berbagai jenis bau-bauan
(kecuali sedang menderita flu).
3. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan
gatal. Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema dapat
menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan
tidur. Eksema merupakan penyakit tidak menular. Sebagian besar anak akan
sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus
mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun
penanganan yang tepat akan mencegah dampak negatif penyakit ini terhadap anak
yang mengalami eksema dan keluarganya.
4. Anosmia
Anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membaui,
merupakan kelainan yang paling sering ditemui. Penciuman dapat dipengaruhi oleh
beberapa perubahan di dalam hidung, di dalam saraf yang berasal dari hidung
menuju ke otak atau di dalam otak.
Misalnya, jika rongga hidung tersumbat karena pilek, penciuman bisa berkurang
karena bau tidak sampai ke penerima bau. Kemampuan membaui akan
mempengaruhi rasa sehingga pada penderita pilek, rasa dari makanan terasa kurang
enak. Sel-sel penciuman kadang mengalami kerusakan sementara oleh virus flu.
Beberapa penderita tidak dapat
membaui atau merasa dengan baik setelah mengalami flu. Kadang, hilangnya
penciuman atau pengecapan berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bersifat
menetap.
5. Otitis
Radang telinga atau otitis adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dan rongga
mulut), antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Sebagian besar anakanak pernah
mengalami radang telinga dan tidak sedikit yang mengalami gangguan
pendengaran akibat penanganan yang terlambat.
Bila terjadi proses radang pada telinga tengah, tentu akan terjadi gangguan dalam
penghantaran bunyi/suara ke telinga dalam. Akibatnya, kamu seperti menjadi tuli.
Penyebab terjadinya radang pada telinga tengah, antara lain:
a) Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba.
b) Alergi.
c) Infeksi.
d) Sumbatan pada telinga.
6. Tuli
Tuli merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan saraf pendengaran,
infeksi bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala utama radang telinga (otitis).
Gendang telinga terlihat utuh, namun tertarik/retraksi, suram, kuning kemerahan,
atau keabu-abuan. Penderita tuli tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang
diucapkan oleh orang lain. Akibatnya, ketika berkomunikasi dengan temannya
yang lain, terkadang tidak nyambung. Dalam kondisi yang sudah parah, penderita
tuli
tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang lain.
Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu, penderita
tuli dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini biasanya dipasang di
telinga bagian luar. Dengan alat ini, penderita tuli dapat mendengar dengan jelas.
7. Buta Warna
Istilah buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang
disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk menangkap
suatu spektrum warna tertentu sehingga warna objek yang terlihat bukan warna
yang sesungguhnya. Penyebab buta warna adalah faktor keturunan, gangguan
terjadi biasanya pada kedua mata, namun tidak memburuk. Penyebab lainnya
adalah kelainan yang didapat selama kehidupannya, misalnya kecelakaan/trauma
pada mata, umumnya kelainan hanya terjadi pada salah satu mata saja dan bisa
mengalami
penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.
8. Katarak
Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan tembus cahaya
menjadi keruh sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan. Pada
umumnya, katarak merupakan proses penuaan pada mata. Paparan
sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit tertentu,
misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya katarak. Katarak juga dapat
merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan sudah menderita katarak.
Beberapa gejala umum katarak, antara lain:
a) Pandangan menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering berubah.
b) Warna-warna tampak kusam.
c) Susah melihat di tempat yang terang akibat silau.
d) Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari.
Penderita katarak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata yang sesuai. Akan
tetapi, jika penglihatan penderita katarak tidak dapat diperbaiki dengan kacamata,
harus dilakukan operasi katarak. Operasi katarak dapat dilakukan oleh dokter mata.
9. Hipermetropi
Hipermetropi (rabun dekat) adalah suatu keadaan dimana lensa mata tidak dapat
menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda jatuh di
belakang retina. Penderita hipermetropi akan merasa tidak jelas pada saat melihat
benda dari jarak dekat, meskipun untuk jarak jauh masih lumayan jelas. Keadaan
ini akan diperparah lagi jika sudah menginjak usia tua. Kesulitan yang hebat akan
dialami saat melihat dari jarak dekat atau membaca. Penderita hipermetropi dapat
ditolong dengan lensa cembung atau positif. Dengan menggunakan kacamata yang
berlensa cembung, penglihatan penderita hipermetropi menjadi normal kembali.
10. Miopi
Miopi (rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa mata terlalu cembung atau
bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di depan retina. Miopi
biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14 tahun. Faktor yang
menyebabkannya adalah keturunan membaca sambil tiduran, menonton televisi
dari jarak yang terlalu dekat, atau menggunakan komputer terlalu lama. Penderita
rabun jauh dapat ditolong dengan lensa cekung atau negatif. Dengan menggunakan
kacamata yang berlensa cekung, penderita miopi dapat melihat dengan jelas dan
normal.
11. Presbiopi
Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk melakukan akomodasi karena
umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata tua. Pada umumnya,
penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala yang nampak biasanya
dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca
pada jarak normal, namun tidak mempengaruhi penglihatan jarak jauhnya.
Hilangnya daya akomodasi mata akibat menurunnya kemampuan mata untuk
mengubah bentuk lensa mata. Salah satu cara untuk mengatasi presbiopi adalah
dengan menggunakan kacamata fokus ganda (bifokal).
Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa yang lebih besar ibandingkan
bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan kuat lensa yang lebih
besar.
12. Astigmatisme
Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa mata tidak sama
sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan ini dapat
ditolong dengan lensa silindris.
Untuk lebih memahami mengenai kelainan pada sistem saraf, download materi.
Untuk mengetahui tingkat pemahaman, silakan klik di sini.
(NB: untuk pak Sabar user namenya adalah sabar 429)
Download materi BERBAGAI MACAM KELAINAN SYSTEM SARAF DAN
INDERA PADA MANUSIA.
Download LKS
akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi
pada neuron.
1.1. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron.
Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls
(rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang
berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagianbagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan
pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka
semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.
2.3. Sumsum Lanjutan
Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata terletak di
persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi sumsum lanjutan adalah
untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur beberapa gerak refleks
(seperti batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum
lanjutan berperan untuk mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum
sambung pun mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah,
volume, respirasi, pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
2.4. Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang belakang.
Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan luar yang
berwarna putih dan lapisan dalam yang berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang
dilindungi oleh tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang
punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.
Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik, motorik, dan saraf
penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai pengantar impuls dari otak
dan ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut
antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya,
menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur
terpendek pada gerak refleks.
Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > otak > saraf
motorik > otot > gerakan
Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > sumsum
tulang belakang > saraf motorik > otot > gerak refleks
stres. Mudah terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap
lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol
terhadap fungsi tubuh.
5.4. Gegar Otak
Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif ringan pada
otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang kena gegar otak
mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau setelah luka. Gejala gegar
otak antara lain cadel berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit
kepala, pusing, dan mual.
5.5. Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak dan
berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf dalam otak.
Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa saat, gerak atau sensasi
aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi
umumnya berlangsung hanya 1-2 menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan,
kebingungan, atau kekurangtanggapan.
5.6. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba
dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita
bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau
berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.
5.7. Afasia
Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa yang
disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia bisa disebabkan
oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.
5.8. Dementia
Kemunduran kapasitas intelektual yang kronis dan biasanya kian memburuk
yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas dan penyusutan jaringan
otak. Dementia paling biasa terjadi di kalangan lansia meskipun dementia ini dapat
menyerang segala usia. Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang
mula-mula tampak sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika
memburuk, lingkup kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan
keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar sekalipun.
Artikel bermanfaat lainnya:
Sistem Ekskresi Pada Manusia
Sistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem Pernapasan Pada Manusia
Sumber:
1. Surtiretna, Nina. 2006. Mengenal Sistem Saraf. Bandung: PT Kiblat Buku
Utama
2. Pack, Phillip E. 2007. Anatomy and Physiology. Bandung: Pakar Raya
3. Sloane, Ethel. 1994. Anatomy and Physiology: An Easy Learner. Sudbury:
Jones and Bartlett Publishers, Inc
4. Sistem Saraf Manusia (alvyanto.blogspot.com)
5. Sistem Saraf (mengerjakantugas.blogspot.com)
6. Apa itu sistem saraf? (news-medical.net)
7. Sistem saraf (id.wikipedia.org)
8. Nervous system (en.wikipedia.org)
9. Sistem Saraf (Koordinasi) pada Manusia
(mediabelajaronline.blogspot.com)
10. Sistem saraf (my.opera.com)
11. Mengenal Sistem Saraf Manusia (anneahira.com)
12. Perikaryon (en.wikipedia.org)
13. Neuroglia (en.wikipedia.org)
Bagian dari batang otak yang membantu untuk mengontrol fungsi otonom
Meninges
Membran yang menutupi dan melindungi otak dan saraf tulang belakang
Pencium Bulb
Berbentuk bola-akhir lobus pencium
Terlibat dalam indera penciuman
Kelenjar pineal
Kelenjar endokrin yang terlibat dalam ritme biologis
Mengeluarkan hormon melatonin
Kelenjar di bawah otak
Kelenjar endokrin yang terlibat dalam homeostasis
Mengatur kelenjar endokrin lainnya
Pons
Relay sensorik informasi antara otak besar dan otak kecil
Reticular Formasi
serat saraf yang terletak di dalam batang otak
Mengatur kesadaran dan tidur
Substantia Nigra
Membantu untuk mengontrol gerakan sukarela dan suasana hati regualtes
Tectum
Wilayah dorsal mesencephalon (pertengahan otak)
Tegmentum
Wilayah ventral mesencephalon (pertengahan otak).
Sistem ventrikel - Menghubungkan rongga otak sistem internal yang diisi dengan
cairan serebrospinal
Saluran air dari Sylvius - Kanal yang terletak antara ventrikel ketiga dan
keempat ventrikel
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkembang secara pesat begitu juga ilmu
Biologi, yang terus melaju dengan inovasi-inovasi saat ini, biologi telah memasuki
era rekayasa genetika dan biotekhnologi yang tentu saja menghasilkan temuantemuan baru yang tak terduga sebelumnya. Jadi, Biologi begitu penting dalm
menunjang Ilmu Pengetahuan saat ini.
Pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan Nasional, menyusun suatu
kurikulum yang dapat diterapkan dalam pendidikan di Indonesia. Pemerintah
telah beberapa kali melakukan perubahan yang bertujuan untuk
menyempurnakan kurikulum pendidikan menjelang tahun 2004 Pemerintah
berencana memberlakukan kurikulum pendidikan yang baru, yaitu Kurikulum
Standar Nasional yang berbasis pada kompetensi dasar. Kurikulum ini lebih
memeberi penekanan dan pada proses dan pemahaman terhadap materi yang
diberikan.
SISTEM KOORDINASI
Tubuh manusia terdiri atas bermacam-macam sistem organ tubuh, sistem-sitem
organ tersebut bekerjasama dan saling mendukung dalam menjalankan aktifitas
metabolisme tubuh. Sebagai pengatur dan pengontrol aktifitas tubuh tersebut,
ada suatu sistem yang disebut sistem koordinasi. Otak adalah salah satu
penyusunnya. Sistem koordinasi ini mengatur semua sistem organ agar dapat
bekerja secara serasi. Jika kita mendengar berita sedih, kita akan merasakan
kesedihan tanpa disadari, aktifitas tersebut memerlukan pengkoordinasian yang
cukup rumit, walau tampaknya sederhana. Sistem koordinsai bekerja untuk
menerima rangsang, mengolahnya, kemudian rangsangan itu diteruskan di otak.
Tentu saja otak kita perlu istirahat, untuk bekerja dengan baik.
Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf, alat indera, dan sistem indoktrin atau
sistem hormon. Kegiatan tubuh, seperti memasukkan makanan, merupakan
kegiatan yang disadari. Kedua aktifitas tersebut, dapat berjalan dengan lancar
tanpa mengganggu aktifitas lainnya dan sistem koordinasi merupakan sistem yang
mengatur dan mengendalikan aktifitas organ-organ tubuh.
A. Sistem Saraf
Sistem saraf pada dasarnya mrupakan sistem komunikasi. Sitem saraf mengontrol
menjadi tidak aktif. Perambatan impuls pada sinapsi kimiawi hanya berlangsung
ke satu arah, yaitu ke ujung akson menuju dendrit pada neuron lain.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dikelompokkan ke dalam 3 macam, yaitu sel saraf
sensorik (Saraf Aferon), Saraf motorik (Saraf Eferen), dan Saraf Konektor (Dalam
saraf efisiasi atau ajustor). Sel saraf sensorik merupakan saraf yang membawa
rangsang dari reseptor, misalnya kulit, menuju saraf pusat. Sel saraf motorik
merupakan saraf yang membawa rangsang dari saraf pusat ke efektor (sasaran
rangsang), misalnya otot dan kelenjar. Adapun sel saraf konektor merupakan
saraf yang menghubungkan sel saraf sensorik dengan sel saraf motorik. Sel saraf
ini terdapat pada otak dan sumsum tulang belakang.
1. Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum. Piameter merupakan lapisan
yang langsung menempel pada permukaan otak dan sumsum tulang belakang.
Diantara piameter dan arachnoid terdapat rongga subarachanoid yang berisi
cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi sebagai pelindung otak dan sumsum
tulang belakang, serta penghantar makanan ke sistem saraf pusat.
a. Otak
Otak terdapat didalam rongga kepala yang terlindung atas tulang tengkorak
(Cranium), Selaput Otak (Meninges), dan cairan serebrosfinol.
1. Otak Besar atau Serebro merupakan bagian terbesar otak dengan permukaan
berlipat-lipat. Otak besar terdiri atas otak depan (Lobus Frontalis) dan otak
belakang (Lobus Oksipitalis), dan otak samping (Lobus Temporalis). Lobus frontalis
merupakan pengndali pergerakan otot, lobus oksipitalis merupakan pusat
penglihatan, adapun lobus temporalis merupakan pusat pendengaran.
2. Otak Tengah atau Mesensefalon terletak di depan otak kecil. Bagian terbesar
otak tengah adalah lobus optikus yang berhubungan dengan gerak refleks mata.
Pada dasar otak tengah terdapat kumpulan badan sel saraf (Gangleon) yang
berfungsi untuk mengontrol pergerakan dan kedudukan tubuh.
3. Otak Depan atau Diensefalon terdiri atas talames dan hipotalames. Talames
berfungsi menerima segala rangsang dari reseptor, kecuali bau-bauan, dan
meneruskannya ke area sensor.
4. Otak Kecil merupakan pusat keimbangan gerak dan koordinasi gerak otot serra
posisi tubuh. Tepat di bagian bawah serebelu terdapat jembatan varol yang
berfungsi menghantarkan impuls otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh. Jembatan
varol ini juga menghubungkan otak besar dan otak kecil.
b. Sumsum
Sumsum merupakan bagian dari sistem saraf pusat.
1. Sistem lanjutan juga disebut batang otak. Struktur ini merupakan lanjutan otak
yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang.
2. Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan medula oblon data. Fungsi
sumsum tulang belakang adalah penghubung impuls dari dan ke otak serta
memberi kemungkinan terjadinya gerak refleks
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi juga disebut sistem saraf perifer :
a. Sistem saraf Kraniosfinal, sistem saraf terdiri atas 12 pasang saraf yang keluar
dari otak dan 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang
b. Sitem saraf otonom, sistem saraf ini merupakan sistem saraf yang
mengtendalikan aktifitas tubuh yang tidak disadari, seperti denyut jantung, gerak
saluran pencernaan dan sekresi enzim.
jakun.
3. Kelenjar Paratiroid, berjumlah 4 buah dan terletak di belakang kelenjar tiroid
4. Kelenjar Adrenal, atai kelenjar anak ginjal berjumlah 2 buah dan terletak diatas
ginjal
5. Kelenjar Pankreas, terletak dekat usus 12 jari dan hati
6. Kelenjar Kelamin.
a. Kelenjar Kelamin Pria, atau testis akan mensekresikan hormon testosteron.
Hormon ini berfungsi merangsang pematangan sperma dan pembentukan tandatanda kelamin sekunder pria, seperti pertumbuhan kumis, janggut dan bulu dada.
b. Kelenjar kelamin Wanita, atau ovarium berfungsi menghasilkan sel telur dan
hormon estrogen dan progesteron
E. Hormon dan Tekhnik Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk
menciuptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtewra melalui pengaturan
kelahiran.
Pengaturan kelahiran dapat dilakukan dengan cara mekanik, sterilisasi, permanen,
serat kimiadan hormon.
F. Hubungan Saraf dan Hormon
Sistem saraf dan sistem hormon merupakan sistem koordinasi. Kedua sistem ini
mengatur dan mengendaluikan semua aktivitas tubuh secara langsung maupun
tidak langsung. Pengaturan dan pengendalian tersebut dilakukan dalam bentuk
penyampaian dan pengolaha sistem informasi uyang kemudian dijawab dalam
bentuk respon atau tanggapan. Antara sistem saraf dan sistem hormon terdapat
hubungan yang erat. Sistem hormon dapat bekerja jika ada pengendalian dari
sistem saraf.
Posted by edy mahyudin at 7:59 AM
her WordPress.com site
Home
Halaman Muka
Istilah Penting
Petunjuk
Profile
Referensi
Target Kompetensi
Thanks To
Sel Saraf (Neuron)
24 Jun 2010 Leave a Comment
by adriautami in 2.1. Sel Saraf Tags: akson, asetilkolin (Ach), Badan sel, dendtir,
dentrit, neuron, Neuron bipolar, Neuron unipolar, Penghantar impuls, Saraf
asosiasi, sel saraf, Sel saraf motorik, sel saraf pe, Sel saraf sensorik
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsang). Satu sel
saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
Gambar 2. Bagian-bagian
Sel Saraf
a) Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke
akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria,
sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan sel.
b) Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c) Akson
Akson disebut juga neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang
merupakan penjuluran sitoplasma badan sel. Benang-benang halus yang
terdapat di dalam neurit disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan
berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Pada bagian luar akson
terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel
Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang
membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran
plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi
akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin
disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu:
(1) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan
dari reseptor yaitu alat indera.
(2) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan
rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan
berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
(3) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel
saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak
dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf
sensorik dan sel saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling
berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini
terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan
kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim
kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada
sinapsis.
Pembagian sel neuron
Pembagian sel neuron berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi tiga, yaitu
saraf sensorik/aferen, saraf motorik/eferen dan saraf asosiasi/interneuron.
Saraf sensorik/aferen yaitu neuron yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat (SSP).
berfungsi
untuk
Gambar 4. Sinapsis
Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf
berikutnya. Enzim asetilkolinesterase16 sinapsis (10 quadrillion). Jumlah ini
berkurang seiring bertambahnya usia. Orang dewasa memiliki 10 15 sampai 5
1015 (1-5 quadrillion) sinapsis. menguraikan asetilkolin yang tugasnya sudah
selesai. Pada setiap bagian otak, terdapat jutaan neuron yang saling
terhubung lewat sinapsis. Anak-anak memiliki sekitar 10
2) Muatan listrik dalam neuron
Muatan listrik yang terjadi dalam satu akson akan memiliki muatan listrik
yang berbeda antara lapisan luar dan lapisan dalam akson. Muatan listrik
tersebut terjadi pada peristiwa polarisasi dan depolarosasi. Polarisasi yaitu
keadaan istirahat pada sel neuron yang memperlihatkan muatan listrik positif
dibagian luar dan muatan listrik negatif di bagian dalam. Depolarisasi yaitu
keadaan bekerjanya sel neuron yang memperlihatkan muatan listrik positif
di bagian dalam dan muatan listrik negatif di bagian luar.
3) Impuls
Impuls adalah rangsang atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan
sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh
rangsangan adalah sebagai berikut:
a) Perubahan dari dingin menjadi panas.
b)
Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
c)
d)
e)
Suara bising.
f)
Otak dilapisi oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput meninges
terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan durameter, lapusan araknoid, dan lapisan
piameter.
(a) Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan
bersifat tidak kenyal. Lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak.
Berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan yang halus dari otak dan medula
spinalis.
(b) Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari
lapisan yang berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan
ruang subaraknoid dan memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan
ini berfungsi untuk melindungi otak dan medulla spinalis dari guncangan.
(c) Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan
melekat langsung pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah.
Berfungsi untuk melindungi otak secara langsung.
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari
segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih
kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum),
otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak dibagi menjadi beberapa bagian, di
antaranya adalah cerebrum, mesenchepalon, dienchephalaon, dan cerebellum.
Adapun penjelasan dari masing-masing bagian yaitu:
(a) Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita
yaitu 7/8 dari otak. Cerebrum mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak
besar belahan kiri yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kanan.
Kemudian otak besar belahan kanan yang berfungsi mengatur kegiatan organ
tubuh bagian kiri. Bagian kortex cerebrum berwarna kelabu yang banyak
mengandung badan sel saraf. Sedangkan bagian medulla berwarna putih yang
bayak mengandung dendrit dan neurit. Bagian kortex dibagi menjadi 3 area yaitu
area sensorik yang menerjemahkan impuls menjadi sensasi. Kedua adalah area
motorik yang berfungsi mengendalikan koordinasi kegiatan otot rangka. Ketiga
adalah area asosiasi yang berkaitasn dengan ingatan, memori, kecedasan,
nalar/logika, kemauan.
Cerebrum mempunyai 4 macam lobus yaitu :
(a) Lobus frontal berfungsi sebagai pusat penciuman, indera peraba.
(b) Lobus temporal berungsi sebagai pusat pendengaran
(c) Lobus oxsipetal berfungsi sebagai pusat pengliihatan.
(d) Lobus parietal berfungsi sebagai pusat ingatan, kecerdasan, memori, kemauan,
nalar, sikap.
(2) Mesencephalon
Mesencephalon merupakan bagian otak yang terletak di depan cerebellum dan
jembatan varol. Mesencephalon berfungsi sebagai pusat pengaturanan refleks
mata, refleks penyempitan pupil mata dan pendengaran.
(3) Diencephalaon
Diencephalaon merupakan bagian otak yang terletak di bagian atas dari batang
otak dan di depan mesencephalon. Diencephalaon terdiri dari talamus yang
berfungsi untuk stasiun pemancar bagi impuls yang sampai di otak dan medulla
spinalis. Bagian yang kedua adalah hipotalamus yang berfungsi sebagai pusat
pengaturan suhu tubuh, selera makan dan keseimbangan cairan tubuh, rasa lapar,
sexualitas, watak, dan emosi.
(4) Cerebellum
Cerebellum merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar,
berfungsi sebagai pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan
keseimbangan tubuh serta posisi tubuh. Cerebellum memiliki 2 bagian belahan
yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan cerebellum bagian kanan yang
dihubungkan dengan jembatan varoli yang berfungsi untuk menghantarkan impuls
dari otot-otot belahan kiri dan kanan.
(5) Medulla oblongata
Medulla oblongata disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau
batang otak. Terletak langsung setelah otak dan menghubungkana dengan medulla
spinalis, di depan cerebellum. Susunan kortexmya terdiri dari neeurit dan dendrite
dengan warna putih dan bagian medulla terdiri dari bdan sel saraf dengan warna
kelabu. Medulla oblongata berfungsi sebagai pusat pengaturan ritme respirasi,
denyut jantung, penyempitan dan pelebaran pembuluh darah, tekanan darah, gerak
alat pencernaan, menelan, batuk, bersin, sendawa.
Medula spinalis
daerah
Menuju
7 pasang Servix
12
pasang
Organ-organ dalam
Punggung
5 pasang Lumbal/pinggang
Paha
5 pasang Sakral/kelangkang
1 pasang Koksigeal
Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf
preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem
saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum
tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah untuk mempercepat
denyut jantung, memperlebar pembuluh darah, memperlebar bronkus,
mempertinggi tekanan darah, memperlambat gerak peristaltis, memperlebar pupil,
menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah, dan meningkatkan
sekresi adrenalin.
Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena
saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf
parasimpatik berupa jarring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion
yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai
oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang
berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf
simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf
parasimpatik akan memperlambat denyut jantung(Suyitno, 2007: 34-40).
About these ads
Struktur Otak dan Fungsinya
hingga
membantu
mengingat
informasi.
Saraf menjalar dari otak ke wajah, telinga, mata, hidung, dan sumsum
tulang belakang... dan dari sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh.
Saraf
sensorik
mengumpulkan
informasi
dari
lingkungan,
lalu
Sumsum tulang belakang, yang terbuat dari seikat saraf yang menjalar naik
dan turun tulang belakang, mirip dengan superhighway, bertugas
mempercepat pesan ke dan dari otak di setiap detiknya.
Otak terbuat dari tiga bagian utama: otak depan, otak tengah, dan otak
belakang.
Otak depan terdiri dari cerebrum, thalamus, dan hypothalamus.
Otak tengah ini terdiri dari tectum dan tegmentum.
Otak belakang terbuat dari otak kecil, pons dan medula.
Seringkali otak tengah, pons, dan medula disebut bersama-sama sebagai
batang otak.
Cerebrum (otak besar)
Cerebrum atau korteks adalah bagian terbesar dari otak manusia, yang
berhubungan dengan fungsi otak yang lebih tinggi seperti pikiran dan
tindakan. Korteks serebral dibagi menjadi empat bagian, yang disebut
"lobus": lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, dan lobus temporal.
Berikut adalah representasi visual dari korteks:
parietal-terkait
dengan
gerakan,
persepsi,
pengenalan
Cerebellum, atau "otak kecil", mirip dengan cerebrum, dalam hal ini
memiliki dua belahan otak dan memiliki permukaan yang sangat terlipat
atau korteks. Struktur ini berhubungan dengan pengaturan dan koordinasi
gerakan,
postur,
dan
keseimbangan.
Sistem limbik
Thalamus
Thalamus merupakan sebuah massa besar dari materi abu-abu terletak
mendalam di otak bagian depan di bagian paling atas dari diencephalon.
Struktur ini memiliki fungsi sensorik dan motorik. Hampir semua
informasi sensorik memasuki struktur ini di mana neuron mengirim
informasi tersebut ke korteks atasnya. Akson dari setiap sistem sensorik
(kecuali penciuman) menempel di sini sebagai situs estafet terakhir
sebelum informasi tersebut mencapai korteks serebral.
Hipotalamus
Hipotalamus merupakan bagian dari diencephalon, ventral ke talamus.
Struktur ini terlibat dalam fungsi homeostasis, emosi, kehausan, kelaparan,
irama sirkadian, dan kontrol dari sistem saraf otonom. Selain itu, ia
mengendalikan hipofisis.
Amigdala
Amigdala merupakan bagian dari telencephalon, yang terletak di lobus
temporal, yang terlibat dalam memori, emosi, dan ketakutan. Amigdala
terletak di bawah permukaan bagian depan, sebelah medial dari lobus
temporal di mana menyebabkan tonjolan di permukaan disebut uncus
(komponen dari sistem limbik).
Hippocampus
Hippocampus merupakan bagian dari otak hemisphers di bagian
sebelah medial basal dari lobus temporal. Ini bagian dari otak yang penting
untuk belajar dan memori, untuk mengubah memori jangka pendek ke
memori yang lebih permanen, dan untuk mengingat hubungan spasial.
Batang Otak
Otak Tengah
Otak tengah / mesencephalon terletak di bagian rostral dari batang
otak, yang meliputi tectum dan tegmentum. Otak tengah terlibat dalam
fungsi seperti penglihatan, pendengaran, gerak mata, dan gerak tubuh.
Bagian anterior mempunyai tangkai otak, yang merupakan bundel besar
akson yang bepergian dari korteks serebral melalui batang otak dan serat
ini (bersama dengan struktur lainnya) yang penting untuk fungsi motorik.
Pons
Pons-bagian dari metencephalon di otak belakang. Bagian ini terlibat
dalam kontrol motor dan analisis sensorik... Misalnya, informasi dari
telinga pertama memasuki otak di pons. Pons memiliki bagian yang
penting bagi tingkat kesadaran dan untuk tidur. Beberapa struktur dalam
pons terkait dengan otak kecil, sehingga terlibat dalam gerakan dan postur.
Medulla
Struktur ini merupakan bagian ekor-sebagian besar batang otak, antara
pons dan sumsum tulang belakang. Medulla ini bertanggung jawab untuk
menjaga fungsi tubuh yang vital, seperti pernapasan dan detak jantung.
Baca juga: Tips Meningkatkan Kinerja Daya Ingat dan Fungsi Otak
Indra Peraba
Ada lima macam reseptor pada kulit, yaitu reseptor yang khusus untuk menanggapi
rangsang yang berupa sentuhan, tekanan, sakit, panas, atau dingin. Sebagai contoh,
reseptor rasa sakit merupakan reseptor dengan dendrit yang gundul, terdapat di
seluruh permukaan kulit. Jika rangsang cukup kuat, misalnya rangsang mekanik,
temperatur, listrik atau kimiawi, maka reseptor ini akan bereaksi. Sensasi rasa sakit
yang timbul merupakan suatu upaya untuk proteksi (melindungi diri). Hal ini
merupakan sinyal-sinyal (pertanda) bahwa ada ancaman bagi tubuh yang dapat
menyebabkan luka-luka.
Indra Pembau (Pencium)
Indra pembau pada tubuh kita berupa hidung. Di dalam rongga hidung bagian atas
terdapat serabut-serabut saraf pembau dengan sel-sel pembau di ujungnya.
Serabut-serabut saraf itu bergabung menjadi urat saraf pembau yang menuju pusat
pembau di otak. Sel-sel pembau mempunyai rambut-rambut halus di ujungnya dan
diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Sel-sel pembau peka
terhadap zat-zat kimia dalam udara (berupa gas atau uap).
Indra Pengecap
Indra pengecap pada tubuh kita berupa lidah. Manusia kadang-kadang lebih
menyenangi beberapa makanan tertentu daripada jenis makanan yang lain. Hal itu
disebabkan mereka dapat merasakan perbedaan substansi kimiawi pada makanan
tersebut. Seperti halnya indra yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi
ujung saraf tertentu. Pada manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di
kuncupkuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk
seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga belakang.
Indra Pengecap
Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui
pori-pori bagian atas. Di dalam mulut, makanan akan merangsang ujung saraf yang
mempunyai rambut. Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian
diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk
ke dalam mulut kita.
Manusia hanya mampu mengecap empat macam cita rasa, yaitu rasa asam, asin,
manis, dan pahit. Kuncup pengecap pada lidah untuk masing-masing rasa tersebut
terletak di daerah yang berbeda. Untuk cita rasa manis berada di bagian ujung lidah
sedangkan depan lidah untuk rasa asin. Kuncup pengecap untuk rasa asam ada di
sisi lidah. Adapun, kuncup pengecap untuk cita rasa pahit berada di bagian
belakang lidah. Inilah sebabnya apabila kamu makan makanan yang mempunyai
rasa manis dan pahit sekaligus, maka yang terasa lebih awal adalah rasa manis
Proses Penuaan
Obat Sistem Kardiovaskuler
Sistem Endokrin
September 10, 2011 oleh hmkuliah
sekreta
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain.
Hormon bertindak sebagai pembawa pesan dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan pesan tersebut
menjadi suatu tindakan.
Hormon (dari bahasa Yunani, : horman - yang menggerakkan) adalah
pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Semua organisme
multiselular, memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal
ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas
tertentu. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang
dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu
panjang. Contohnya pertumbuhan dan pematangan seksual.
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis,
tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
a. Hipofisis
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam- macam
hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar
hipofisis disebut master gland ( kelenjar induk / kelenjar ibu). Kelenjar hipofisis
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
Hipofisis bagian anterior
Hipofisis bagian tengah , Menghasilkan hormon perangsang melanosit atau
Melanosit Stimulating Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan
maka menyebabkan kulit menjadi hitam.
Hipofisis bagian posterior
b. Tiroid ( Kelenjar Gon dok )
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya
dapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan
trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi
metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam
waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini
harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan
kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun.
Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan
mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang
masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam
makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik
tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme
meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain
yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid
membesar.
c. Paratiroid ( Kelenjar Anak Gondok )
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon
yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan
hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun,
kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah,
sukar tidur, dan kesemutan.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah.
Hal ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin
banyak mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini
tulang mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen.
d. Kelenjar Adrenal ( Suprarenal / Anak Ginjal )
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal
terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar
(korteks) dan bagian tengah (medula).
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addisondengan gejala
sebagai berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah
muntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan
bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan
memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran
bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan
rambut berdiri.
e. Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai
pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon
insulin. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.
Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi
glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit
<a href="http://psa-d.openx.com/w/1.0/rc?cs=4ec6d94f14679&cb=zsnAeIkrOB"
><img src="http://psad.openx.com/w/1.0/ai?auid=34589&cs=4ec6d94f14679&cb=WYah7AeB8v"
border="0" alt=""></a>
Share this:
Facebook21
Surat elektronik
Cetak
Like this:
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada
hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat
juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang
dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel
saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang
benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk
seperti sel saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang
dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar
endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem
sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang
sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta, Crustaceae,
Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar ensokrin dapat berupa sel tunggal atau
berupa organ multisel.
C. Klasifikasi, Fungsi, dan Sifat Hormon
Berdasarkan hakekat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
hormon peptide dan protein, steroid, dan turunan tirosin.
Steroid
Peptida
Protein Besar
Turunan Tirosin
Testosteron
Hormon
Hipotalamus
Esterogen
Progesteron Angiotensin
Kortikosteroid Somatostatin
Hormon
Pertumbuhan
Prolaktin
LH
Katekolamin, meliputi
:
Noradrenalin
Adrenalin
FSH
Hormon Tiroid,
meliputi :
TSH
Glukagon
Tiroksin (T4)
Kalsitonin
Insulin
Triiodotironin (T3)
Parathormon
Selain berbagai hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat sejumlah zat kimia
yang menyerupai hormon, antara lain :
c. Hipofisis posterior
Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal)
2) Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh
manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur
kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan
tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih
besar oleh epoprostenol. Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH)
hipofisis, dibawah kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui
sistem umpan balik hipofisis-hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju
sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju
metabolik tubuh.
3) Kelenjar Paratiroid
Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon
paratiroid (PTH) yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan
fosfat dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar
fosfat darah dan sel oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel chief.
4) Adrenalin
5)
6)
Testis
7)
Ovum
:Menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi untuk menebalkan
dinding rahim dan progesteron yang berfungsi untuk menjaga ketebalan dinding
rahim.
E. Sifat Hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat
yang umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut.
Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum
aktif (disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon
memiliki rantai yang panjang daripada bentuk aktifnya.
Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan
sebagian hormon berumur pendek.
Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel
sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain
(contohnya esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu
beberapa jam samapai beberapa hari.
Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam
mekanismenya.
F. Mekanisme Aksi Hormon
Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau
sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida.
Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan
reseptornya dan memebentuk komplekss hormon-reseptor. Pembentukan hormonreseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak
kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian
reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan
cara kerja seperti di atas :
Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses
metabolism tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport aktif sangat penting
bagi sel untuk memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.
Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan
mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung padanya,
antara alin pergerakan ameba dan mitosis sel.
Pengubahan aktivitas metabolism DNA : pengubahan aktivitas metabolisme
DNA dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan sel.
Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)
Merupakan hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang
menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam
amino. Hormon tersebut sangat musah larutdalam lipid sehingga mudah melewati
membrane sel sasaran.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan
pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel
sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor
khusus sehingga menghasilkan kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks
tersebut memiliki daya gabung yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah
masuk ke inti, akan segera berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali
transkrip DNA. Pengikatan kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan
merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.
G. Sistem Endokrin Pada Invertebrata
Sejumlah invertebrata tidak mempunya organ khusus untuk sekresi hormon
sehingga sekresinya dilaksanakan oleh sel neurosekretori, yang merupakan sumber
hormon pada invertebrata. Sel neurosekretori dapat ditemukan antara lain,
Coelenterata
Contohnya ialah Hydra. Hydra mempunyai sejumlah sel yang dapat menghasilkan
senyawa kimia yang berperan dalam proses reproduksi, pertumbuhan, dan
regenerasi. Apabila kepala hydra dipotong, sisa tubuhnya akan mengeluarkan
molekul peptide yang disebut activator kepala. Zat tersebut akan memnyebabkan
sisa tubuh hydra dapat membentuk mulut dan tentakel, dan selanjutnya
membenyuk daerah kepala.
Platihelminthes
Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan penting dalam proses
regenerasi. Hormon yang dihasilkan tersebut juga terlibat dalam regulasi osmotic,
ionic, dan dalam proses reproduksi.
Nematoda
Hewan ini dapat mengalami ganti kulit hingga 4 kali dalam siklus hidupnya., serta
mempunyai struktur khusus yang berfungsi untuk sekresi neurohormon, yang
berkaitan erat dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebut terdapat pada ganglion
di daerah kepala dan beberapa pada daeran korda saraf.
Annelida
Cacing poliseta dewasa dapat mengalami epitoki yakni perubahan sejumlah ruas
tubuh menjadi struktur reproduktif. Epitoki ini dikendalikan oleh sistem
neuroendokrin. Hormon yang dilepaskan akan menghambat epitoki sehingga
epitoki akan berlangsung ketika kadar hormon tersebut sangaan rendah.
Moluska
Pada hewan ini ditemukannya hormon yang merangsang pelepasna telur dari
gonad dan pengeluaran telur dari tubuh.dalam hal ini, kelenjar endokrin klasik
memiliki peran yang sangat penting. Kelenjar optic disuga menyekresi beberapa
hormon yang diperlukan untuk perkembangan sperma dan ovum.
Crustacea
Crustacea memiliki sejumlah sel kecil sel endokrin klasik, yaitu organ Y dan
kelenjar mandibula. Organ Y merupakan sepasang kelenjar yang terletak di daerah
toraks tepatnya pada ruas maksila atau antenna. Hormon Y mempengaruhi proses
molting. Kelenjar mandibula terletak di dekat organ Y memiliki fungsi endokrin
juga. Krustasea juga memiliki kelenjar androgenic yang berperan dalam
perkembanagn testis dan produksi sperma.
Insekta
Terdapat 3 kelompok sel neuroendokrin yang utama, sebagai berikut.
Sel neurosekretori medialis : memiliki akson yang membentang hingga ke
korpora kardiaka, yakni sepasng organ yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan dan pelepasan neurohormon.
Sel neurosekretori lateralis : memiliki akson yang membentang hingga ke
korpora kardiaka.
Sel neurosekretori subesofageal : terdapat di bawah kerongkongan dan
memiliki akson yang membentang ke korpora alata yang merupakan organ
endokrin klasik.
Ketiganya berfungsi untuk mengendalikan berbagai aktivitas pertumbuhan dan
pengelupasan rangka luar (kulit luar).
H. Sistem Endokrin Pada Vertebrata
Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar)
karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon
dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim.
a. Hipofisis anterior:
Hormon Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk hormon)
Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria
pembentukan spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus luteum,pada
pria merangsang sel interstitial membentuk hormon testosteron)
b. Hipofisis Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)
c. Hipofisis posterior
Organ
Hormon
Kelenjar Tiroid
Kelenjar Adrenal
Organ Reproduksi
Kelenjar susu
Organ
Fungsi Hormon
oksitosin
Hormon
Fungsi Hormon
Paratiroid
Parathormon
Tiroid
Kalsitonin
Tiroksin
Lambung
Gastrin
Medula adrenal Adrenalin
(aldosteron)
ovarium
Esterogen
progesteron
Testis
Androgen
(testosteron)
I.
Penyakit Pada Sistem Endokrin
Setiap tubuh seseorang pasti mengalami perubahan dan akan mempengaruhi fungsi
sistem endikron dan sekresi (keluarnya) hormon. Berubahnya tingkat hormon bisa
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti stress, infeksi, penuaan, genetik, dan
lingkungan yang bisa merusak keseimbangan badan. Bila sistem endokrin tidak
seimbang, ia akan terganggu dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Hal ini akan
menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan bisa merusak kesehatan kita lewat
beragam cara.
Ada banyak penyakit sistem endokrin yang diakibatkan oleh gangguan pada sistem
yang komplek ini. Di antara penyakit-penyakit yang sudah polpuler antara lain:
v Gangguan pertumbuhan, seseorang yang kelebihan hormon pertumbuhan akan
mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pada anak-anak kelebihan hormon
pertumbuhan disebut gigantisme dan pada orang dewasa disebut ackromegali.
Sebaliknya, bila anak-anak mengalami kekurangan hormon, ia akan mengalami
kekerdilan.
risiko jangka panjang yang bisa terjadi seperti penyakit kardiovaskular meningkat,
kegemukan, perubahan tingkat kolesterol, risiko osteoporosis meningkat, penyakit
Alzhiemer, dsb.
v Diabetes insipidus, penyakit diakibatkan oleh kekurangan hormon antidiuresis.
Masalah ini timbul akibat rusaknya tangkai pituitari atau kelenjar pituitari
posterior. Penderita yang mengidap diabetes insipidus ini selalu merasa dahaga dan
sering kencing.
v Ketidakcukupan Adrenal atau penyakit Addison, yakni akibat rusaknya
fungsi korteks adrenal dan secara langsung mengakibatkan kekurangan
pengeluaran/sekresi hormon kortikosteroid adrenal. Gejala-gejalanya antara lain;
badan lemah, penat, loyo, kekurangan/turunnya berat badan, murung, lesu,
muntah-muntah, anoreksia, dan hiperpigmentasi.
v Sindrom Cushing, yakni keadaan akibat hipersekresi [perembesan yang
berlebih] glukokortikoid dari korteks adrenal. Gejalanya antara lain termasuk
kegemukan, gagal pertumbuhan, lemah otot, kulit mudah lebam, jerawat, tekanan
darah tinggi, dan perubahan psikologis.
KESIMPULAN
Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja secara kooperatif untuk mengatur seluruh
aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormon yang akan
mempengaruhi sel sasaran. Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin sejati
ataupun oleh sel neurosekretori. Hormon dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu
hormon steroid, hormon peptide dan hormon turunan tirosin
Hormon mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh tersebut berkaitan erta
dengan adanya reseptor hormon pada sel target yang sesuai dengan hormon
tertentu. Reseptor hormon ada yang terdapat di membrane sel juga terdapat di
sitoplasma sel.
Sistem endokrin pada invertebrata masih sederhana dan organ endokrin yang
dimiliki pada umumnya berupa organ neuroendokrin, sedangkan sistem endokrin
pada vertebrata sangat kompleks. Organ endokrin yang dimiliki vertebrata
umumnya berupa organ endokrin klasik dan organ endokrin tepi.
PENGERTIAN GERAK
MENURUT ILMU BIOLOGI
Gerak adalah salah satu cara merespon rangsangan karena salah satu
ciri mahluk bisa dikategorikan sebagai mahluk hidup adalah bereaksi
ketika diberi rangsangan.
GERAK BIASA
Pengertian Gerak Biasa adalah gerakan yang terjadi karena
proses yang disadari. Pada Gerak Biasa, impuls dari indra diterima oleh
saraf sensorik langsung disampaikan ke otak sehingga terjadi gerak.
GERAK REFLEKS
Pengertian Gerak Refleks adalah respons yang spontan terhadap
suatu rangsang tanpa melibatkan koordinasi otak. Gerak Refleks sangat
penting untuk perlindungan tubuh terhadap berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan pergerakan, sikap tubuh, dan pergerakan
bermacam organ dalam tubuh.
Refleks baru dapat terjadi bila didukung oleh adanya lengkung
refleks. Lengkung Refleks terdiri dari reseptor, saraf sensorik, sumsum
tulang belakang, saraf motorik. Efektor, dan otot.
Macam-macam gerak refleks berdasarkan pengklasifikasiannya,
antara lain:
a.
Selamat membaca.....
1.
Epilepsi
Tumor otak
Umumnya epilepsi mungkin disebabkan oleh :
Luka kepala
Tumor otak
Alkohol
Kadang-kadang, epilepsi mungkin juga karena genetika, tapi
epilepsi bukan penyakit keturunan. Epilepsi dapat diatasi dengan
pemberian
obat-obatan
carbamazepine.
anti
epilepsi.
Misalnya,
phenytoin
dan
2.
Alzheimer
Kurang berolahraga
Berolahraga rutin
3.
Parkinson
Sel-sel saraf pada ganglia basalis (suatu tempat yang berada di dalam
otak) mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang
dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit
Gejala-gejala penderita Parkinson antara lain :
atau
triheksifenidil),
antihistamin,
anti
depresi,
propanolol
dan
amantadin.
Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan
penyakit atau menghentikan perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut
menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan
memperpanjang
harapan
hidup
penderita.
Faktor
genetik
tidak
Stroke
Penyakit jantung
Kencing manis
Social Profiles
Popular
Tags
Blog Archives
KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM SARAF MANUSIA
Sebelumnya gue sudah ngebahas tentang kelainan dan penyakit pada
sistem ekskresi. sekarang gue mau share tentang kelainan dan penyakit
pa...
KAITAN ILMU KIMIA DENGAN ILMU ILMU LAIN
Ini sebenarnya ppelajaran gue ketika kelas X. tapi gue pos aja untuk bagibagi ilmu tentang pembahasan ini. Bidang Geologi Il...
Daftar Lagu Opening Fairy Tail + download lagu
Kebetulan gue suka sama anime Fairy Tail. Disini gue akan share opening
dari anime Fairy Tail . Klik nama lagu jika kamu ingin downlo...
KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI
Kali ini gue akan ngebahas tentang kelainan penyakit pada sistem ekskresi .
disini gue juga akan ngebahas sebab, akibat, dan cara pence...
Peralatan BMKG
SSANGKAR METEOROLOGI Sangkar metereologi dipasang dalam taman alat
yang berbentuk seperti rumah. Dalam sangkar metereologi dipasang a...
Daftar Lagu Ending Fairy Tail + download lagu
Ini adalah lanjutan dari pos yang sebelmunya yaitu List Lagu Opening Fairy
Tail. Ayo langsung saja jika ingin download lagunya, ...
JAGAT RAYA
kali ini gue mau share dedikit tentang jagat raya. silahkan dibaca :)
A. PENGERTIAN JAGAT RAYA Jagat Raya adaah istilah lai...
Profil Gue
Wahyu Ramadhan
Lihat profil lengkapku
A.
1.
Epilepsi
DEFINISI
Epilepsi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kecenderungan untuk
mengalami kejang berulang. 2% dari penduduk dewasa pernah mengalami
kejang. Sepertiga dari kelompok tersebut mengalami epilepsi.
GEJALA
Kejang Parsial Simplek dimulai dengan muatan listrik di bagian otak
tertentu dan muatan ini tetap terbatas di daerah tersebut. Penderita
mengalami sensasi, gerakan atau kelainan psikis yang abnormal,
tergantung kepada daerah otak yang terkena.
Jika terjadi di bagian otak yang mengendalikan gerakan otot lengan
kanan, maka lengan kanan akan bergoyang dan mengalami sentakan; jika
terjadi pada Lobus Temporalis Anterior sebelah dalam, maka penderita
akan mencium bau yang sangat menyenangkan atau sangat tidak
menyenangkan. Pada penderita yang mengalami kelainan psikis bisa
mengalami dejavu (merasa pernah mengalami keadaan sekarang di masa
yang lalu).
Kejang Jacksonian gejalanya dimulai pada satu bagian tubuh tertentu
(misalnya tangan atau kaki) dan kemudian menjalar ke anggota gerak,
sejalan dengan penyebaran aktivitas listrik di otak.
PENGOBATAN
Jika penyebabnya adalah tumor, infeksi atau kadar gula maupun natrium
yang abnormal, maka keadaan tersebut harus diobati terlebih dahulu.
lanjutan.
Sekitar
sepertiga
penderita
mengalami
kejang
kambuhan, sisanya biasanya hanya mengalami 1 kali serangan. Obatobatan biasanya diberikan kepada penderita yang mengalami kejang
kambuhan. Status epileptikus merupakan keadaan darurat, karena itu
obat anti-kejang diberikan dalam dosis tinggi secara intravena. Obat antikejang sangat efektif, tetapi juga bisa menimbulkan efek samping. Salah
satu diantaranya adalah menimbulkan kantuk, sedangkan pada anak-anak
menyebabkan hiperaktivitas. Dilakukan pemeriksaan darah secara rutin
untuk memantau fungsi ginjal, hati dan sel-sel darah. Obat anti-kejang
diminum berdasarkan resep dari dokter. Pemakaian obat lain bersamaan
dengan obat anti-kejang harus seizin dan sepengetahuan dokter, karena
bisa merubah jumlah obat anti-kejang di dalam darah.
2.
Neuralgia Glossofaringeal
DEFINISI
Neuralgia Glossofaringeal adalah suatu kelainan yang jarang, dimana
terjadi serangan berulang dari nyeri hebat di tenggorokan bagian
belakang dekat amandel, yang kadang-kadang mengenai telinga pada sisi
yang sama. Neuralgia trigeminal biasanya mulai timbul pada usia 40 tahun
dan lebih sering terjadi pada pria.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.
GEJALA
Serangan nyeri hilang timbul dan singkat, tetapi menyebabkan nyeri yang
luar biasa dan bisa dipicu oleh aktivitas tertentu, seperti mengunyah,
menelan, berbicara atau menguap. Nyeri bisa berlangsung selama
beberapa detik sampai beberapa menit dan biasanya hanya mengenai
satu sisi.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya.
PENGOBATAN
Obat yang diberikan adalah karbamazepin, fenitoin, baklofen dan anti
depresi. Jika pemberian obat tidak berhasil mengurangi gejala, mungkin
perlu dilakukan pembedahan untuk menghalangi atau memotong saraf
glossofaringeal di leher maupun di dasar otak.
B.
PENYEBAB
Eksoftalmos bisa disebabkan oleh:
Pseudotumor
Malformasi arteriovenosa.
GEJALA
Salah satu atau kedua bola mata tampak menonjol.
DIAGNOSA
Setiap mata yang menonjol tidak selalu berarti eksoftalmos. Beratnya
penonjolan mata bisa diukur dengan penggaris biasa atau dengan alat
yang disebut oftalmometer. Pemeriksaan lainnya yang dilakukan adalah
CT scan dan tes fungsi tiroid.
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Jika terdapat kelainan
antara arteri dan vena maka dilakukan pembedahan. Jika penyebabnya
adalah hipertiroidisme (terlalu banyak hormon tiroid) maka dilakukan
bola
mata
yang
menonjol,
mungkin
perlu
dilakukan
Eustachius.
Otosklerosis
Penyakit ini merupakan tuli konduksr yang menahun karena tulang
sanggurdi kaku dan tidak dapat bergerak secara leluasa. Penyakit ini
harus ditangani oleh dokter THT. Gangguan dan penyakit yang lain
misalnya tuli. Orang yang tuli sejak lahir akan menjadi bisu. Selain itu,
kebiasaan buruk yang sering dilakukan terhadap telinga kita juga dapat
mengakibatkan gangguan. Kebiasaan itu misalnya, membersihkan telinga
menggunakan benda-benda keras seperti peniti atau klip kertas. Tindakan
ini dapat menyebabkan luka pada telinga atau pecahnya gendang telinga.
Sekarang kamu mengetahui betapa pentingnya telinga bagi kita. Jadi, kita
harus menjaga agar telinga tetap dalam keadaan sehat melalui cara-cara
berikut.
Segera periksakan ke dokter bila merasa ada yang sakit dalam telinga!
BAB IV
KESIMPULAN
Pada sebuah tatanan sistem koordinasi dan indra manusia tidak semuanya
bisa berjalan dengan lancar seperti yang kita harapkan, tentunya banyak
permasalahan yang ada di dalamnya. Berbagai kelainan dan penyakit
tentu ada obatnya, dan semua sudah penulis sampaikan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_KOORDINASI_DAN_ALAT_INDRA_PAD
A_MANUSIA_9.1_DEWI_GANAWATI
http://www.crayonpedia.org/mw/Alat_Indra_Pada_Manusia_9.1
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/03/sistem-koordinasi-dan-alatindera-manusia/
http://adamrochmatulloh.blogspot.com/2011/06/sistem-koordinasi-dan-alatindera-pada.html
http://edukasi-global.blogspot.com/2012/04/sisrtem-regulasi-pada-manusialengkap.html
Diposkan oleh Ahmad Nurdin di 21.28
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: IPA Biologi
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Total Tayangan Laman
22,108
Categories
hewan langka (9)
IPA Biologi (7)
kesehatan (10)
Macam macam Virus (14)
news item and analysis (9)
Olahraga (6)
short functional (19)
2 tahun lalu
Lapor Penyalahgunaan
brnsn...
Komentar Penanya:
thanks
Penyakit dan Kelainan pada Sistem Saraf Manusia
Ini tugas Mata Kuliah Anfisman II (Anatomi Fisiologi Manusia) dengan dosen
pembimbing Dr. Akrom waktu semester 2 yang lalu. Hasil nyari sana-sini tentang
macam-macam penyakit dan kelainan pada sistem saraf, berikut saya nemu 29
jenis penyakit beserta definisi singkatnya. Semoga bermanfaat yaa bloggers :)
3. Migrain, adalah nyeri kepala berdenyut yang disertai mual dan muntah yang
terjadi akibat adanya hiperaktivitas impuls listrik otak yang meningkatkan aliran
darah di otak dan mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah otak
serta proses inflamasi (peradangan).
6. Neurasthonia, (lemah saraf) , penyakit ini ada karena pembawaan lahir, terlalu
berat penderitanya, rohani terlalu lemah atau karena penyakit keracunan.
7. Neuritis, radang saraf yang terjadi karena pengaruh fisis seperti patah tulang,
tekanan pukulan, dan dapat pula karena racun atau defisiensi vitamin B1, B6, B12.
9. Cutter, kelainan di mana penderitanya selalu melukai dirinya sendiri pada saat
depresi, stres, atau bingung.
10. Alzheimer, atau pikun, bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis
sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan,
sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai
penyakit yang sinonim dengan orang tua.
11. Bell's palsy adalah nama penyakit yang menyerang saraf wajah hingga
menyebabkan kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah. Terjadi disfungsi
syaraf VII (syaraf fascialis). Berbeda dengan stroke, kelumpuhan pada sisi wajah
ditandai dengan kesulitan menggerakkan sebagian otot wajah, seperti mata tidak
bisa menutup, tidak bisa meniup, dsb. Beberapa ahli menyatakan penyebab Bell's
Palsy berupa virus herpes yang membuat syaraf menjadi bengkak akibat infeksi.
14. Kelumpuhan atau paralisis adalah hilangnya fungsi otot untuk satu atau
banyak otot. Kelumpuhan dapat menyebabkan hilangnya perasaan atau hilangnya
mobilitas di wilayah yang terpengaruh. Kelumpuhan sering disebabkan akibat
kerusakan pada otak.
17. Lumpuh otak (Inggris: cerebral palsy, spastic paralysis, spastic hemiplegia,
spastic diplegia, spastic quadriplegia, CP) adalah suatu kondisi terganggunya
fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar,
pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir.
18. Meningitis adalah radang selaput pelindung sistem saraf pusat (meninges).
Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obatobatan tertentu.
19. Penyakit Huntington, chorea Hunting atau chore mairo adalah penyakit yang
menyerang saraf. penyakit ini disebabkan oleh faktor genetika, sehingga dapat
diwariskan dari orang tua kepada anaknya.
20. Penyakit Minamata atau Sindrom Minamata adalah sindrom kelainan fungsi
saraf yang disebabkan oleh keracunan akut air raksa.
21. Sklerosis multipel, merupakan suatu kelainan peradangan yang terjadi pada
otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh banyak faktor, terutama
focal lymphocytic infiltration (sel T secara terus-menerus bermigrasi menuju lokasi
dan melakukan penyerangan seperti yang layak terjadi pada setiap infeksi) dan
berakibat pada kerusakan mielin dan akson.
23. Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan
oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan
ke manusia.
24. Radang otak (bahasa Inggris: encephalitis) adalah peradangan akut otak yang
disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies
(disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri).
25. Sindrom Adie atau sindrom Holmes-Adie adalah sindrom yang dikerenakan
kerusakan pada serat pascaganglionik pada sistem saraf parasimpatik pada mata
dan ditandai dengan pupil yang terdilatasi atau midriasis.
ini akan merasa melihat rekannya, bagian tubuh dari manusia, hewan, objek tak
bergerak menjadi lebih kecil dari kenyataan. Secara umum, objek yang dipersepsi
muncul sangat jauh atau sangat dekat pada waktu bersamaan. Sindrom Alice di
Wonderland ini dapat merupakan gejala utama dari mononukleosis atau dapat
menyebabkan epilepsi sebagian kompleks. dan akibat obat psikoaktif.
27. Tumor otak, adalah proliferasi dan pertumbuhan tak terkendali sel-sel di
dalam dan di sekitar jaringan otak. Tumor otak mencakup sekitar 7-9% dari semua
jenis kanker dan dapat terjadi pada semua usia. Tumor otak dinamai menurut
jaringan otak yang terkena, antara lain:
Glioma: pada sel-sel glia atau neuroglia, tisu yang mengelilingi dan mendukung
neuron atau sel-sel saraf otak. Glioma adalah yang paling umum, meliputi 50%
tumor otak primer.
Astrocytoma: pada sel-sel neuroglia astrosit yang berbentuk bintang.
Ependymoma: pada ependyma atau membran epitel yang melapisi ventrikel otak
dan kanal tulang belakang.
Glioma batang otak: pada bagian otak yang berisi medula oblongata, pons varolii,
dan otak tengah, bagian otak yang menghubungkan sumsum tulang belakang ke
otak.
Medulloblastoma: pada otak kecil dan menyebar dengan cepat ke jaringan
sekitarnya, terutama di cairan serebrospinal dan batang otak. Medulloblastoma
adalah tumor ganas yang paling sering terjadi pada anak.
Meningioma: pada meninges atau membran otak dan sumsum tulang belakang.
Meningioma biasanya jinak, tumbuh lambat sehingga sering terlambat terdeteksi.
Neurinoma: biasanya terjadi pada fosa posterior. Saraf kranial kedelapan, yang
menyampaikan
indera
pendengaran
dan
keseimbangan
paling
sering
28. Optic neuritis, peradangan pada saraf optik. Saraf optik merupakan bundel
serat saraf yang mengirimkan informasi visual dari mata ke otak. Rasa sakit dan
kehilangan penglihatan sementara adalah gejala umum dari optic neuritis.
29. Hidrosefalus (kepala air) adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran
cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal
dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan
jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.