Anda di halaman 1dari 6

12 SISTEM SARAF PADA MANUSIA

1. Solfaktorius (Kranial 1)

Saraf olfaktorius merupakan saraf kranial yang pertama. Pada saraf olfaktorius berkaitan atau
berhubungan dengan aktivitas manusia terhadap aroma atau lebih tepatnya dengan sistem
pembauan atau indera penciuman. Jadi, saraf olfaktorius berfungsi untuk mencium bau atau
aroma tertentu. Selain itu, saraf olfaktorius merupakan salah satu dari saraf kranial yang terletak
pada otak besar (cerebrum).
Cara kerja dari saraf olfaktorius dimulai dari ketika seseorang mencium suatu aroma atau bau
dari hidung, seperti aroma makanan, bau sampah, dan sebagainya. Kemudian, setelah itu, saraf
olfaktorius atau saraf pembauan akan bekerja untuk mengirim informasi bau atau aroma
tersebut ke otak. Setelah sampai otak akan diidentifikasi, bau apakah ini, sehingga manusia
dapat mengenali aroma atau bau tersebut. Namun, bagi sebagian orang mungkin akan
mengalami hambatan dalam mencium aroma atau bau tertentu atau disebut juga dengan istilah
anosmia. Anosmia itu sendiri dapat terjadi karena beberapa hal, seperti seseorang mengalami
flu, pilek, kebiasaan merokok, sinusitis, dan sebagainya.

2. Optik (Kranial II)

Saraf optik adalah saraf yang berkaitan dengan indera penglihatan. Oleh sebab itu, saraf optic
ini memiliki fungsi sensorik yang berhubungan dengan mata atau aktivitas manusia dalam
melihat. Letak saraf optik terletak pada bagian organ tubuh mata, seperti kornea, pupil, bilik
mata depan, korpus viterus, dan sebagainya. Dengan adanya saraf optik, maka manusia bisa
mengetahui apa yang sedang dilihatnya.
Saraf optik bekerja dimulai dari masuknya cahaya dari depan mata atau kornea yang kemudian
dilanjutkan ke lensa mata. Setelah cahaya diproses oleh kornea dan lensa, maka cahaya akan
masuk ke bagian belakang mata, yaitu retina. Dari sel-sel retina inilah akan melakukan
penyerapan terhadap cahaya yang masuk kemudian mengubah cahaya menjadi impuls
elektrokimia. Setelah itu, akan dilanjutkan lagi ke saraf optik barulah sampai ke otak.
Secara sederhana, saraf optik memiliki fungsi berupa meneruskan informasi rangsangan berupa
cahaya hingga sampai ke otak yang kemudian informasi tersebut akan dibawa ke otak untuk
diidentifikasi, benda apa yang sedang dilihat atau warna apa yang sedang dilihat saat ini. Maka
dari itu, dapat dikatakan bahwa cara kerja mata apabila dilihat secara sekilas hampir sama
dengan cara kerja kamera.

3. Okulomotor (Kranial III)

Letak dari saraf okulomotor ada pada bagian depan otang tengah. Kemudian, saraf ini bergerak
sampai rongga mata, sehingga saraf oculomotor dapat menggerakkan otot-otot pada mata.
Saraf okulomotor memiliki fungsi motorik berupa membantu pergerakan mata. Dalam hal ini,
pergerakan mata yang dimaksud adalah mata bergerak ke arah yang ditentukan dan mata
berkedip. Jadi, dapat dikatakan bahwa mata manusia dapat bergerak karena adanya fungsi dari
saraf okulomotor. Bahkan, saraf okulomotor juga membantu mata dalam fokus terhadap suatu
objek yang dilihatnya.
Selain itu, saraf okulomotor juga berfungsi untuk membantu mata dalam mengontrol pupil
terhadap cahaya yang masuk Dengan adanya saraf okulomotor, maka pupil bisa melakukan
respons terhadap cahaya yang masuk, sehingga mata tidak menerima cahaya berlebihan.

4. Troklear (Kranial IV)

Saraf troklear merupakan saraf kranial yang memiliki fungsi motorik yang hampir sama dengan
saraf okulomotor, yaitu menggerakkan otot mata. Namun, pada saraf toklear, otot mata yang
akan digerakkan adalah otot oblikus superior. Dengan adanya saraf troklear yang
menggerakkan otot oblikus superior, maka bagian mata yang bergerak adalah bagian bawah.
Selain itu, saraf troklear berfungsi juga membuat mata menjadi melotot dan bisa kembali seperti
semula.
Selain itu, saraf troklear juga dapat bergerak maju sampai dengan bagian rongga mata. Saraf
troklear ini terletak pada bagian ventral yang berasal dari gray matter periaqueductal dan
letaknya berada langsung di bawah kompleks inti saraf okulomotor pada tingkat colloculi
rendah.

5. Trigeminal (Kranial V)

Saraf trigeminal ini terletak pada bagian sisi wajah. Selain itu, saraf trigeminal dibagi lagi
menjadi tiga bagian, yaitu oftamilk, maksila, dan mandibula. Ketiga bagian itu memiliki fungsi
yang berbeda, seperti oftalmik berfungsi memberikan informasi sensorik dari kulit kepala,
kelopak mata atas, dan dahi. Maksila memiliki fungsi memberikan informasi sensorik dari
bagian pilpi, rongga hidung, kelopak mata bawah, dan bibir atas. Mandibula memiliki fungsi
memberikan informasi sensorik dan motorik mulai dari bagian bibir bawah, rahang, dagu, dan
lidah.
Saraf trigeminal adalah saraf kranial yang memiliki fungsi motorik dan sensorik. Dalam hal ini,
fungsi sensorik pada saraf trigeminal, seperti dapat merasakan sentuhan atau sensasi pada
bagian wajah, leher atas, dan kulit kepala. Sementara itu, fungsi motorik dari saraf trigeminal,
seperti memiliki peran dalam mengontrol setiap gerakan otot yang ada di bagian mulut, telinga,
dan rahang

6. Abdusen (Kranial VI)

Saraf kranial yang keenam adalah saraf abdusen. Saraf abdusen memiliki keterkaitan dengan
fungsi motorik pada mata. Dengan adanya saraf abdusen, maka mata manusia dapat bergerak
untuk melihat ke arah samping dan dapat menggerakkan mata ke luar. Hal itu dapat terjadi juga
karena saraf kranial dapat mengendalikan otot rektus lateral.
Saraf abdusen ini letaknya berada pada bagian kaudal dari tegmentum pons atau tepat berada
di bawah lantai ventrikel keempat. Saraf abdusen juga dapat bergerak ke arah otot rektus lateral
yang letaknya ada pada bagian rongga mata. Jika dilihat dari cara kerjanya, saraf abdusen ini
bermula dari pons batang otak, kemudian masuk ke area kanal Dorello, kemudian bergerak
lewat sinus kavernosus, hingga sampai pada otot rektus lateral.
7. Fasialis (Kranial VII)

Saraf kranial selanjutnya adalah saraf fasialis. Fungsi dari saraf fasialis ini tidak jauh dari
anggota tubuh wajah. Saraf fasialis memiliki fungsi, seperti menyimpan kelenjar yang dapat
menghasilkan air liur dan dapat mengeluarkan air mata, memberikan informasi sensorik dari
lidah agar dapat merasakan berbagai macam rasa makanan, dan memberikan informasi motorik
untuk mengontrol setiap gerakan otot yang berhubungan dengan ekspresi atau mimik wajah.
Saraf fasialis letaknya ada di bagian dalam kelenjar liur parotis yang sudah meninggalkan
foramen stilomastoideus. Saraf ini membentuk beberapa cabang terminal pada batas anterior
kelenjar parotis. Setiap cabang tersebut akan bergerak ke arah otot-otot yang dapat
menggerakkan mimik wajah.

8. Vestibulokoklearis (Kranial VIII)

Fungsi sensorik pada saraf vestibulokoklearis ada dua, yaitu fungsi yang berkaitan dengan
kesimbangan dan fungsi yang berkatan dengan pendengaran. Oleh karena itu, pada saraf
vestibulokoklearis ada dua bagian,yaitu vestibular dan koklea. Vestibular memiliki fungsi
berupa mengumpulkan setiap informasi yang berkaitan dengan bagian telinga dalam serta
berkaitan dengan kesimbangan. Sedangkan koklea memiliki fungsi berupa mendeteksi setiap
adanya getaran yang berasal dari nada suara dan volume.
Saraf vestibulokoklearis asalnya dari lateral dari sudut yang sudah dibentuk antara cerebellum
dan pons. Kemudian akan melewati saraf fasialis untuk mengarah ke internal acoustic meatus
pada bagian tulang temporal bone.

9. Glossofaringeal (Kranial IX)


Saraf glossofaringeal memiliki fungsi berupa memberikan informasi sensorik yang berasal dari
telinga bagian luar hingga pada rongga bagian tengah telinga. Selain itu, saraf glossofaringeal
juga berfungsi memberikan informasi sensorik pada bagian belakang tenggorokan dan pada
belakang lidah. Dengan kata lain, fungsi utama dari saraf glossofaringeal yaitu adanya suplai
persarafan yang bersifat sensorik dari orofaring serta bagian belakang dari lidah.
Saraf glossofaringeal asalnya dari bagian medulla oblongata yang bergerak ke arah leher dan
tenggorokan. Peran dari saraf glossofaringeal berkiatan dengan gag reflex, sehingga dapat
dikatakan bahwa peran dari saraf glossofaringeal tidak begitu penting.

10. Saraf Vagus (Kranial X)

Saraf vagus memiliki beberapa fungsi yang berhubungan dengan organ dalam manusia. Adapun
fungsi dari saraf vagus, seperti mengendalikan setiap gerakan jantung, paru-paru, hingga pita
suara. Selain itu, saraf vagus juga memiliki fungsi mengontrol organ pencernaan, seperti
lambung dan usus. Saraf vagus juga dapat membantu proses terjadinya hormon metabolism
tubuh dengan melakukan rangsangan terhadap kelenjar endokrin.
Saraf vagus letaknya berhadapan dengan saraf parasimpatis. Saraf vagus adalah saraf paling
panjang dari sistem saraf otonom yang ada di tubuh manusia. Panjangnya saraf vagus ini mulai
dari otak ke lidah, kemudian ke jantung, dan sampai ke organ pencernaan.

11. Aksesorius (Kranial XI)

Saraf aksesorius letaknya ada di atas segitiga posterior dari leher, sepert, trapezius dan
sternocleidomastoid. Saraf aksesorius ini merupakan saraf kranial yang kesebelas. Saraf ini juga
dikenal dengan sebutan aksesori tulang belakang. Saraf ini terdiri dari dua bagian, pertama
tengkorak, dan kedua, tulang belakang.
Pada kedua bagian itu satu sama lain saling bersinggungan dalam waktu yang sebentar sebelum
bagian saraf tulang belakang melakukan pergerakan untuk mengirim otot-otot leher. Sementara
itu, pada bagian kranialnya, ikut dengan saraf vagus.
Saraf ini memiliki fungsi berupa membantu saraf motorik otot leher bekerja. Maka dari itu,
saraf aksesorius ini dapat mengendalikan setiap pergerakan yang terjadi pada otot leher,
sehingga leher dapat bergerak sesuai dengan keinginan kita. Selain itu, fungsi saraf aksesorius
juga berhubungan dengan setiap otot yang ada pada bagian bahu, leher, dan kepala.
12. Hipoglosus (Kranial XII)

Saraf kranial yang kedua belas atau yang terakhir adalah saraf hipoglosus. Saraf ini berasa dari
bagian medulla oblongata yang kemudian bergerak ke arah rahang hingga sampai pada bagian
lidah. Maka dari itu, saraf ini memiliki peran yang cukup penting dalam menggerakkan lidah
dan berperan dalam menelan, berbicara, dan mengunyah makanan.
Bagian otot-otot pada lidah ini dapat bergerak karena adanya saraf hipoglosus. Apabila saraf
hipoglosus mengalami gangguan, maka lidah akan sulit bergerak atau bahkan mengalami
kelumpuhan. Kelumpuhan lidah ini biasanya terjadi pada satu sisi saja.
Demikian penjelasan tentang 12 saraf kranial. Semoga dengan mengetahui 12 saraf kranial
membuak kita semakin yakin untuk menjaga setiap bagian anggota tubuh kita agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat berfungsi dengan sebagaimana semestinya.

Anda mungkin juga menyukai