Anda di halaman 1dari 113

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN

Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan

kerjasama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan

saraf kita dapat mengisap suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerja otot. Susunan

syaraf pusat terdiri dari tiga bagian yang dihubungkan secara erat yaitu; susunan syaraf pusat,

susunan syaraf perifer, susunan syaraf autonom.

Susunan syaraf dibagi atas dua bagian penting:


a. Susunan Syaraf pusat (Sistem Serebrospinal)
1) Otak
2) Sumsum tulang belakang

Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningia yang melindungi struktur syaraf

yang halus itu, membawa pembuluh darah kesitu, dan dengan sekresi jenis cairan, yaitu

cairan serebrospinal, lapisan otak terdiri dari tiga bagian: Pia mater, Arachnoid, Dura mater.

Otak merupakan organ kompleks yang didominasi oleh serebrum.

Bagian-bagian otak terdiri dari otak depan (menjadi belahan otak, hemisperium serebri,

korpus stranium, dan talami, thalamus dan hipotalamus), otak tengah (diesensefalon), otak

belakang (Pons Varolii, medulla oblongata, serebelum).


Otak dibagi menjadi batang otak, serebrum, dan serebelum. Kecuali saraf kranial

pertama, saraf kranial berasal dari batang otak. Batang otak dan medula spinalis saling

berhubungan. Kesadaran berasal dari interaksi antara serebrum dan batang otak. Serebelum

terutama berfungsi untuk koordinasi. Jumlah sel saraf pada orang dewasa dibentuk secara

sempurna pada pertengahan periode prenatal. Neuron; bertanggung jawab terhadap memori,

kesadaran, respon sensorik dan motorik dan pengontrolan fikiran; bertambah ukuran dan

jumlahnya sampai umur 4 tahun. Dendrit bertanggung jawab terhadap transmisi impuls

melewatai sinaps, bertambah jumlah dan cabangnya. Akson bertambah panjang. Ukuran otak

meningkat dari 325 gr saat lahir sampai 1000 gr pada umur 1 tahun (berat otak orang dewasa

adalah 1400 gr). Mielinisasi, dimulai pada bulan keempat kehamilan, seluruhnya berkembang

diawal masa bayi dan masa anak-anak, sampai anak dapat bergerak secara volunter dan dapat

menggunakan fungsi kortikal yang lebih tinggi. Urutan dimana mielinisasi terjadi dapat

disamakan dengan urutan perkembangan yang normal.

Neuron adalah unit dasar sistem persarafan. Terdapat berjuta-juta neuron didalam sistem

saraf. Masing-masing mengandung sel-sel saraf dan serat-serat saraf. Dendrit adalah serat-

serat seperti sikat yang pendek melekat pada sebelah luar sel, melalui dendrit impuls masuk

dari sel ke sel yang lain. Akson adalah serat dimana impuls saraf keluar sel untuk

mentransmisikan ke sel yang lain.

b. Susunan Syaraf otonom (susunan syaraf simpatis dan parasimpatis)

Masing-masing sel saraf mempunyai satu akson, yang mempunyai panjang bervariasi

dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Selain itu sebagian besar akson

bermielin, yaitu tertutup dalam lapisan mielin, suatu substansi lipid.

1) Impuls saraf adalah perubahan kimia listrik yang kompleks yang menjalar sepanjang serat

saraf. Pada serat tersebut ion-ion (partikel yang dikeluarkan) bergerak dari bagian dalam

akson keluar dan yang lainnya bergerak dari luar kedalam. Sebagaimana gelombang
disepanjang akson ion-ion kalium (K +) meninggalkan akson dan ion-ion natrium (Na +)

masuk kedalam. Pergerakan satu ion K + terlihat menstimulasi pergerakan satu ion

disebelahnya dan seterusnya sepanjang akson. Impuls saraf adalah sebagai akibat dari

perbedaan dalam potensial listrik antara K + dan ion Na +. Setelah gelombang menjalar

disepanjang akson, ion-ion K + dan ion-ion Na + dengan relatif lambat kembali ke posisi

semula mereka. Segera setelah impuls saraf menjalar terdapat periode singkat dimana impuls

lainnya tidak dapat menjalar disepanjang serat ( John Gibson, 2002 : 264 ).

a) Implus motorik adalah implus yang dibangkitkan dalam salah sebuah sel pyramidal pada

daerah motorik dalam kortex, melintas axon atau serabut saraf yang sewaktu menyusun

sumsum tulang belakang, berada dalam substansi putih

b) Implus sensorik diterima oleh ujung-ujng syaraf dalam kulit, melintas serabut syaraf

(Dendron) menuju sel sensorik dalam ganglion akar posterior, dan kemudian, melalui axon

sel-sel ini masuk kedalam sumsum tulang belakang, lantas naik menuju sebuah nucleus

dalam medulla oblongata, dan akhirnya dikirim ke otak.

DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Pisiologi Untuk Paramedis. Jakarta :
EGC.
Smeltzer Suzanne C. dan Brenda G. Brenda. 2002. Keperawatan Medikal bedah
Brunner & Suddarth Volume 3. Jakarta : EGC.

Sumber : http://macrofag.blogspot.co.id/2013/07/anatomi-fisiologi-sistem-
persyarafan.html
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Anatomi Fisiologi

Oleh:
Setyaningrum Adi Kusuma
G1B013041
Kelas: A

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat
khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan
interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting
ini juga mengatur aktivitas sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi
sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai
sistem (Price dan Wilson, 2005).
Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan
semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar, dan
berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi sistem saraf, yang
memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang (Price dan Wilson, 2005).

A. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah; bagaimana
anatomi dan fisiologi sistem saraf?

B. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi
sistem saraf.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Organisasi dan Sel Saraf


Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau
dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan
konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur
oleh sistem saraf dalam tiga cara utama:
1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di
tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor viseral).
2. Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di
sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi
dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi.
3. Output motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot
dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai efektor.

B. Organisasi Struktural Sistem Saraf


Sistem saraf dibagi menjadi:
1. Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulang
kranium dan kanal vertebral.
2. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari
saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan reseptor
dan efektor.
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
b. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi:
1) Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan pembentukan
respons motorik volunteer pada otot rangka.
2) Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos, otot
jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur:
a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis.
b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi simpatis dan
parasimpatis.

C. Sel-Sel Pada Sistem Saraf


1. Pengertian Neuron
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.

a. Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
1) Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti kompleks golgi dan
mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
2) Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta
berperan dalam sintesis protein.
3) Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop
cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
b. Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi
untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c. Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite.
Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau
kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.

2. Klasifikasi Neuron
a. Fungsi
Klasifikasi neuron secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya:
1) Neuron sensorik (aferen), menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indera
atau suatu organ internal ke SSP.
2) Neuron motorik, menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
3) Interneuron (neuron yang berhubungan), ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini
menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron
lain.
b. Struktur
Klasifikasi neuron secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya:
1) Neuron unipolar, memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar neuron
motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dalam golongan ini.
2) Neuron bipolar, memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan pada organ
indera, seperti amta, telinga dan hidung.

3. Sel Neuroglial
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang
berfungsi sebagai jaringan ikat.
a. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian
besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki vascular”.
b. Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih
sedikit dan lebih pendek.
c. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki peran
fagositik.
d. Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan ronggal
medulla spinalis.

4. Kelompok Neuron
a. Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.
b. Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam saraf
perifer.
c. Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP.
d. Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan; saraf ini mengandung
serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak termielinisasi.
e. Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang memiliki origo
dan tujuan yang sama.
f. Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan pada
otak atau medulla spinalis.

D. Susunan Saraf Manusia


1. Sistem Saraf Pusat
a. Otak
1) Perkembangan Otak
Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% oksigen
dan menerima 1,5% curah jantung. Bagian cranial pada tabung saraf membentuk tiga
pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi untuk membentuk otak: otak depan, otak tengah
dan otak belakang.

a) Otak depan (proensefalon), terbagi menjadi dua subdivisi : telensefalon dan


diensefalon.
i) Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal ganglia serta
korpus striatum (substansi abu-abu) pada serebrum.
ii) Diensefalon menjadi thalamus, hipotalamus dan epitalamus.
b) Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh dan pada orang dewasa disebut otak tengah.
c) Otak belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : metensefalon dan
mielensefalon.
i) Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum.
ii) Mielensefalon menjadi medulla oblongata.

2) Lapisan Pelindung
Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat yang disebut
meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter, lapisan araknoid dan durameter.

a) Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak.
b) Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit pembuluh
darah. Ruang araknoid memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan mengandung cairan
cerebrospinalis, pembuluh darah serta jaringan penghubung serta selaput yang
mempertahankan posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya.
c) Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini
biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal
luar pada durameter melekat di permukaan dalam kranium dan berperan sebagai periosteum
dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada durameter tertanam sampai ke
dalam fisura otak dan terlipat kembali di arahnya untuk membentuk falks serebrum, falks
serebelum, tentorium serebelum dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter
dari araknoid pada regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial
antara perioteal luar dan lapisan meningeal dalam pada durameter di regia medulla spinalis.

3) Cairan Cerebrospinalis
Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang sub araknoid di sekitar otak dan medulla
spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan cerebrospinalis menyerupai
plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. Cairan serebrospinalis
dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh
darah serebral dan melapisi kanal sentral medulla spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis
adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan
sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla
spinalis.

4) Serebrum
Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang membentuk bagian terbesar otak.

a) Koterks serebral terdiri dari 6 lapisan sel dan serabut saraf.


b) Ventrikel I dan II (ventrikel lateral) terletak dalam hemisfer serebral.
c) Korpus kolosum yang terdiri dari serabut termielinisasi menyatukan kedua hemisfer.
d) Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh fisura dan sulkus menjadi 4 lobus (frontal,
paritetal, oksipital dan temporal) yang dinamakan sesuai tempat tulangnya berada.
i) Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan.
ii) Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum.
iii) Sulkus pusat / fisura Rolando memisahkan lobus frontal dari lobus parietal.
iv) Sulkus lateral / fisura Sylvius memisahkan lobus frontal dan temporal.
v) Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital.
d) Girus. Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut girus.

5) Area Fungsional Korteks Serebri

a) Area motorik primer pada korteks


Area primer terdapat dalam girus presentral. Disini neuron mengendalikan kontraksi
volunteer otot rangka. Area pramotorik korteks terletak tepat di sisi anterior girus presentral.
Neuron mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang seperti mengetik. Area
broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya.
b) Area sensorik korteks
Terdiri dari area sensorik primer, area visual primer, area auditori primer. Area
olfaktori primer dan area pengecap primer (gustatory).
c) Area asosiasitraktus serebral
Terdiri area asosiasi frontal, area asosiasi somatic, area asosiasi visual, area wicara
Wernicke.
d) Ganglia basal
Adalah kepulauan substansi abu-abu yang terletak jauh di dalam substansi putih
serebrum.

6) Diensefalon
Terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di balik hemisfer
serebral, kecuali pada sisi basal.
a) Talamus
Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 ¼ cm dan panjang 3 ¾ cm) substansi abu-abu yang
sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar untuk membentuk
sisi dinding ventrikel ketiga.
b) Hipotalamus
Terletak di didi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding
ventrikel ketiga. Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang
melakukan fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekwensi jantung,
tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas
seksual. Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan,
nyeri, kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur
pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofise sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem
endokrin.
c) Epitalamus
Membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil, badan
pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior epitalamus.

7) Sistim Limbik
Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat dalam
aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tak sadar. Girus singulum, girus
hipokampus dan lobus pitiformis merupakan bagian sistem limbic dalam korteks serebral.

8) Otak Tengah
Merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan
serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks. Otak
tengah, pons dan medulla oblongata disebut sebagai batang otak.

9) Pons
Hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan medulla yang
panjang dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. Pusat respirasi terletak
dalam pons dan mengatur frekwensi dan kedalaman pernapasan. Nuclei saraf cranial V, VI
dan VII terletak dalam pons, yang juga menerima informasi dari saraf cranial VIII.

10) Serebelum
Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua otak. Terdiri dari
bagian sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar. Serebelum
bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan
baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di SSP
berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkordinasi. Serebelum juga
berfungsi untuk mempertahankan postur.

11) Medulla Oblongata


Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan terus
memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen magnum tengkoral. Pusat medulla adalah
nuclei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekwensi jantung, tekanan darah,
pernapasan, batuk, menelan dan muntah. Nuclei yang merupakan asal saraf cranial IX, X, XI
dan XII terletak di dalam medulla.

12) Formasi Retikular


Formasi retukular atau sistem aktivasi reticular adalah jarring-jaring serabut saraf dan
badan sel yang tersebar di keseluruhan bagian medulla oblongata,pons dan otak tengah.
Sistem ini penting untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.

b. Medulla Spinalis
1) Fungsi Medulla Spinalis
Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh. Bagian ini
mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden.

2) Struktur Umum
Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter
medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking.
Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi
keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai. Tiga puluh satu pasang (31)
saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral.

3) Struktur Internal
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih. Kanal
sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu bentuknya seperti huruf H. Batang
atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan mengandung badan sel, dendrite
asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasi. Tanduk dorsal adalah batang
vertical atas substansi abu-abu. Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral
adalah protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem
saraf perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan
medulla spinalis. Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral.

4) Traktus Spinal
Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulus
anterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau traktus. Traktus diberi
nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.

2. Sistem Saraf Perifer


Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla
spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal dari otak; saraf spinal, yang
berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.

a. Saraf Kranial
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf cranial
hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan
serabut motorik.

1) Saraf Olfaktorius ( CN I )
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal.
Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori
sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi indera penciuman berada.
2) Saraf Optik ( CN II )
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke badan sel
akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta
dan masuk ke rongga cranial melaui foramen optic. Seluruh serabut memanjang saat traktus
optic, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai ke
area visual lobus oksipital untuk persepsi indera penglihatan.
3) Saraf Okulomotorius ( CN III )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron
motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata (kecuali otot
oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka kelopak mata dan ke otot polos
tertentu pada mata. Serabut sensorik membawa informasi indera otot (kesadaran perioperatif)
dari otot mata yang terinervasi ke otak.
4) Saraf Traklear ( CN IV )
Adalah saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan
saraf terkecil dalam saraf cranial. Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan
membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut sensorik dari spindle otot
menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik superior ke otak.
5) Saraf Trigeminal ( CN V )
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta
rongga oral. Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot mastikasi kecuali otot
buksinator. Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal.
Serabut ini bercabang ke arah distal menjadi 3 divisi:
i) Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air mata, sisi
hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
ii) Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas, gusi dan
bibir) dan palatum.
iii) Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang dan area
temporal kulit kepala.
6) Saraf Abdusen ( CN VI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron
motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus lateral mata.
Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons.
7) Saraf Fasial ( CN VII )
Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron ini
menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva. Neuron
sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga bagian anterior lidah.
8) Saraf Vestibulokoklearis ( CN VIII )
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi.
i) Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera
pendengaran dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli
inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area auditori
pada lobus temporal.
ii) Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi
kepala terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam.

9) Saraf Glosofaringeal ( CN IX )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi
otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik membawa
informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum
dari faring dan laring; neuron ini juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari
reseptor sensorik dalam pembuluh darah tertentu.
10) Saraf Vagus ( CN X )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan
menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik membawa
informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke medulla dan
pons.
11) Saraf Aksesori Spinal ( CN XI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik. Neuron
motorik berasal dari dua area: bagian cranial berawal dari medulla dan menginervasi otot
volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan
menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa
informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf motorik ; misalnya otot laring,
faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid.
12) Saraf Hipoglosal ( CN XII )
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron
motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron sensorik membawa informasi
dari spindel otot di lidah.

b. Saraf Spinal
31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan
ventral(anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk
satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik),
membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron
eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat
munculnya saraf tersebut.
1) Saraf serviks ; 8 pasang, C1 – C8.
2) Saraf toraks ; 12 pasang, T1 – T12.
3) Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 – L5.
4) Saraf sacral ; 5 pasang, S1 – S5.
5) Saraf koksigis, 1 pasang.

Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf


kemudian bercabang menjadi empat divisi yaitu: cabang meningeal, ramus dorsal, cabang
ventral dan cabang viseral.
Pleksus adalah jarring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh
saraf spinal, kecuali TI dan TII yang merupakan awal saraf interkostal.

c. Sistem Saraf Otonom


SSO merupakan sistem motorik eferen visceral. Sistem ini menginervasi jantung;
seluruh otot polos, seperti pada pembuluh darah dan visera serta kelenjar-kelenjar. SSO tidak
memiliki input volunteer; walaupun demikian, sistem ini dikendalikan oleh pusat dalam
hipotalamus, medulla dan korteks serebral serta pusat tambahan pada formasi reticular batang
otak.
Serabut aferen sensorik (visera) menyampaikan sensasi nyeri atau rasa kenyang dan
pesan-pesan yang berkaitan dengan frekwensi jantung, tekanan darah dan pernapasan, yang
di bawa ke SSP di sepanjang jalur yang sama dengan jalur serabut saraf motorik viseral pada
SSO.
Divisi SSO memiliki 2 divisi yaitu divisi simpatis dan divisi parasimpatis. Sebagian
besar organ yang diinervasi oleh SSO menerima inervasi ganda dari saraf yang berasal dari
kedua divisi. Divisi simpatis dan parasimpatis pada SSO secara anatomis berbeda dan
perannya antagonis.
1) Divisi Simpatis / Torakolumbal
Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan satu neuron postganglionic panjang.
Badan sel neuron preganglionik terletak pada tanduk lateral substansi abu-abu dalam
segemen toraks dan lumbal bagian atas medulla spinalis.
Fungsi saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa
yang malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak
jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat,
antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat
kontraksi kantung seni.

2) Divisi Para Simpatis / Kraniosakral


Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati organ yang
terinervasi dan memiliki serabut postganglionic pendek. Badan sel neuron terletak dalam
nuclei batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf XI, juga dalam substansi
abu-abu lateral pada segmen sacral kedua, ketiga dan keempat medulla spinalis dan keluar
melalui radiks ventral.
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf
simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung,
memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan,
merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu
berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.

3) Neurotransmiter SSO
Asetilkolin dilepas oleh serabut preganglionik simpatis dan serabut preganglionik
parasimpatis yang disebut serabut kolinergik. Norepinefrin dilepas oleh serabut post
ganglionik simpatis, yang disebut serabut adrenergic. Norepinefrin dan substansi yang
berkaitan, epinefrin juga dilepas oleh medulla adrenal.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:


1. Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang mengoordinasikan, mengatur,
dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya.
2. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan
konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur
oleh sistem saraf dalam tiga cara utama: input sensorik, antivitas integratif, dan output
motorik.
3. Unit fungsional sistem saraf adalah neuron. Secara umum, setiap neuron terdiri dari: badan
sel, dendrite, dan akson.
4. Sistem saraf dibagi menjadi: sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem saraf perifer terdiri dari saraf cranial yang
berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis.
DAFTAR PUSTAKA

Heryati,Euis dan Nur Faizah. 2008. “Psikologi Faal”, Diktat Kuliah. Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Price, Sylvia Anderson dan Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit; alih bahasa, Brahm U. Pendit, dkk; editor edisis bahasa Indonesia,
Huriawan Hertanto, dkk. Volume 2. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula; alih bahasa, James Veldman, editor
edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sumber : http://tyaarumkusuma.blogspot.co.id/2014/11/anatomidan-fisiologi-sistem-saraf.html
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN PADA MANUSIA

Anatomi dan Fisiologi Sistem Persarafan Manusia

Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas sel neuron yang
mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau menghentikan masukan
dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron yang
diikat oleh sel-sel neuroglia, neuron memainkan peranan penting dalam koordinasi.
Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi.

Neuron
Neuron atau sel saraf yaitu merupakan sel yang terpanjang yang dimilki oleh tubuh manusia
dan bertugas untuk menerima dan menghantarkan impuls ke tempat yang dituju. Selain itu
juga sel neuron mempunyai kemampuan untuk menanggapi impuls yang mengenainya untuk
disampaikan pada efektor.

Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel.
Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang.
Sebaliknya, dendrit pendek.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini
berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang
merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia
yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel
Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi.
Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier , yang berfungsi
mempercepat penghantaran impuls.

Nodus Ranvier adalah bagian atau titik pada akson yang tidak terbungkus selubung mielin.
Nodus Ranvier memiliki diameter sekitar 1 mikrometer. Nodus Ranvier ditemukan oleh
Louis-Antoine Ranvier. Selubung mielinberfungsi sebagai pelindung akson dan
membungkusnya, namun selubung ini tidak membungkus secara keseluruhan, dan yang tidak
terbungkus merupakan Nodus Ranvier.

Selubung Mielin adalah lapisan phospholipid yang mengelilingi akson pada banyak neuron.
Sel Schwann mengsuplai mielin untuk neuron periferal, dimana oligodendrosit mengsuplai ke
sistem saraf pusat. Mielin merupakan karakteristik dari vertebrata (gnathostome), tetapi juga
diangkat oleh evolusi pararel beberapa invertebrata.[1] Mielin ditemukan oleh Louis-Antoine
Ranvier pada tahun 1878

Macam-macam sel neuron


a.Berdasarkan fungsinya/jenisnya
1. Saraf sensorik/aferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat (SSP).
2. Saraf motorik/eferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari SSP
ke efektor.
3. Saraf asosiasi/interneuron yaitu neuron yang menghubungkan antara neuorn sensorik satu
dengan neuron motorik yang lain. Berdasarkan tempatnya dibedakan menjadi neuron ajustor
yang berfungsi untuk menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik di dalam
Sistem Saraf Pusat (SSP). Selain itu ada juga neuron konektor yang secara umum
menghubungkan antara satu sel neuron dengan sel neuron yang lain.

b.Berdasarkan strukturnya

1. Neuron unipolar (neuron berkutub satu) yaitu neuron yang memiliki satu buah axon yang
bercabang.
2. Neuron bipolar (neuron berkutub dua) yaitu neuron yang memiliki satu axon dan satu
dendrite.
3. Neuron multipolar (neuron berkutub banyak) yaitu neuron yang memiliki satu axon dan
sejumlah dendrite.

Komunikasi antar sel saraf adalah melalui penghantaran impuls. Hubungan penyampaian
impuls dari satu neuron ke neuron yg lain disebut Sinapsis. Biasanya terjadi di ujung
percabangan axon dengan ujung dendrite neuron yang lain. Celah antara satu neuron dengan
neuron yang lain disebut dengan celah sinapsis. Di dalam celah sinapsis inilah terjadi
loncatan-loncatan listrik yang bermuatan ion, baik ion positif dan ion negatif. Di dalam celah
sinapsis ini juga terjadi pergantian antara impuls yang satu dengan yang lain, sehingga
diperlukan enzim kolinetarase untuk menetralkan asetilkolin pembawa impuls yang ada.
Dalam celah sinapsis juga terdapat penyampaian impuls dengan bantuan zat kimia berupa
asetilkolin yang berperan sebagai pengirim (neurotransmitter/neurohumor).

Muatan listrik yang terjadi dalam satu axon akan memiliki muatan listrik yang berbeda antara
lapisan luar dan lapisan dalam axon.

- Polarisasi yaitu keadaan istirahat pada sel neuron yang memperlihatkan muatan listrik
positif dibagian luar dan muatan listrik negative di bagian dalam. Keadaan ini merupakan
keadaan sel neuron yang tidak menerima impuls/tidak adanya implus yang masuk.
- Depolarisasi yaitu keadaan bekerjanya sel neuron yang memperlihatkan muatan listrik
positif di bagian dalam dan muatan listrik negative di bagian luar. Keadaan ini merupakan
keadaan sel neuron yang mendapatkan impuls atau menerima implus.

Neuroglia
Neuroglia merupakan suatu matriks jaringan penunjang khusus, fungsi neuroglia diantaranya
adalah memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit,
oligodendroglia mikroglia, dan sel schwan.

Mikroglia adalah tipe dari sel glial yang merupakan sel imun pada sistem saraf pusat.
Mikroglia, sel glial terkecil dapat juga beraksi sebagai fagosit, membersihkan debris sistem
saraf pusat. Kebanyakan merupakan sebagai representatif sistem imun otak dan medula
spinalis. Mikroglia adalah sepupu dekat sel fagosit lainnya, termasuk makrofaga dan sel
dendritik. Mikroglia memainkan beberapa peran penting dalam melindungi sistem saraf.

Astrosit atau Astroglia berfungsi sebagai “sel pemberi makan“ bagi neuron yang ada di
dekatnya.
Astrosit dibedakan atas:
1. Astrosit dengan beberapa juluran panjang disebut astrosit fibrosa dan berlokasi di
substansia putih.
2. Astrosit protoplasmatis, dengan banyak cabang-cabang pendek ditemukan dalam substansi
kelabu.

Badan sel Astrosit berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir pada
pembuluh darah sebagai kaki ‘perivaskular’ atau ‘foot processes’.

Oligodendrosit merupakan sel glia yang berperan membentuk selaput mielin dalam SSP.
Sel ini mempunyai lapisan dengan substansi lemak yang mengelilingi serabut-serabut akson
sehingga terbentuk selubung mielin. Dibanding astrosit, oligodendrosit mempunyai badan sel
yang relatif lebih kecil.

Sel Schwann sebagai neuron unipolar, sebagaimana oligodendrosit, membentuk mielin dan
neurolemma pada SST. Neurolema adalah membran sitoplasma halus yang dibentuk oleh sel–
sel Schwann yang membungkus serabut akson neuron dalam SST, baik yang bermielin
maupun tidak bermielin. Neurolema merupakan struktur penyokong dan pelindung bagi
serabut akson.

Walaupun neuroglia secara struktur menyerupai neuron, tetapi neuroglia tidak dapat
menghantarkan impuls saraf, suatu fungsi yang merupakan bagian yang paling berkembang
pada neuron.

Perbedaan lain yang penting adalah neuroglia tidak pernah kehilangan kemampuan untuk
melakukan pembelahan. Kemampuan ini tidak dipunyai oleh neuron, khususnya neuron
dalam SSP. Karena alasan inilah kebanyakan tumor–tumor otak adalah Gliomas atau tumor
yang berasal dari sel–sel glia.

SSP (Sistem Saraf Pusat)

1.Otak

Diselimuti oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput meninges terdiri dari 3
lapisan :

a. Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan bersifat tidak
kenyal. Lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak. Berfungsi untuk melindungi
jaringan-jaringan yang halus dari otak dan medula spinalis.
b. Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari lapisan yang
berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan ruang subaraknoid dan
memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi
otak dan medulla spinalis dari guncangan.
c. Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan melekat langsung
pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah. Berfungsi untuk melindungi otak
secara langsung.

Otak dibagi menjadi beberapa bagian :


a. Cerebrum/Otak besar

1. Merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita yaitu 7/8 dari otak.
2. Mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak besar belahan kiri yang berfungsi mengatur
kegaiatan organ tubuh bagian kanan. Kemudian otak besar belahan kanan yang berfungsi
mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri.
3. Bagian kortex cerebrum berwarna kelabu yang banyak mengandung badan sel saraf.
Sedangkan bagian medulla berwarna putih yang banyak mengandung dendrite dan neurit.
Bagian kortex dibagi menjadi 3 area yaitu area sensorik yang menerjemahkan impuls menjadi
sensasi. Kedua adalah area motorik yang berfungsi mengendalikan koordinasi kegiatan otot
rangka. Ketiga adalah area asosiasi yang berkaitasn dengan ingatan, memori, kecedasan,
nalar/logika, kemauan.
4. Mempunyai 4 macam lobus yaitu :
• Lobus frontal berfungsi sebagai pusat penciuman, indera peraba.
• Lobus temporal berungsi sebagai pusat pendengaran
• Lobus oksipetal berfungsi sebagai pusat pengliihatan.
• Lobus parietal berfungsi sebagai pusat ingatan, kecerdasan, memori, kemauan, nalar, sikap.

b. Mesencephalon/Otak tengah

1. Merupakan bagian otak yang terletak di depan cerebellum dan jembatan varol.
2. Berfungsi sebagai pusat pengaturanan refleks mata, refleks penyempitan pupil mata dan
pendengaran.

c. Diencephalon/Otak depan

1. Merupakan bagian otak yang terletak dibagian atas dari batang otak dan di depan
mesencephalon.
2. Terdiri dari talamus yang berfungsi untuk stasiun pemancar bagi impuls yang sampai di
otak dan medulla spinalis.
3. Bagian yang kedua adalah hipotalamus yang berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu
tubuh, selera makan dan keseimbangan cairan tubuh, rasa lapar, daya sexualitas, watak,
emosi.

d. Cerebellum

1. Merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar. Berfungsi sebagai
pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan tubuh serta posisi
tubuh.
2. Terdapat 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan cerebellum
bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli/ponds varoli yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls dari kedua bagian cerebellum. Jadi ponds varoli berfungsi sebagai
penghantar impuls dari otot-otot kiri dan kanan tubuh.

2. Medula

a. Medulla oblongata

1. Disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang otak.
2. Terletak langsung setelah otak dan menghubungkana dengan medulla spinalis, di depan
cerebellum.
3. Susunan kortexmya terdiri dari neeurit dan dendrite dengan warna putih dan bagian
medulla terdiri dari bdan sel saraf dengan warna kelabu.
4. Berfungsi sebagai pusat pengaturan ritme respirasi, denyut jantung, penyempitan dan
pelebaran pembuluh darah, tekanan darah, gerak alat pencernaan, menelan, batuk,
bersin,sendawa.

b. Medulla spinalis

1. Disebut juga dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-ruas tulang
belakang yaitu ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang yang kedua.
2. Berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan impuls dari organ ke otak dan
dari otak ke organ tubuh.

SST (Susunan Saraf Tepi/Perifer)

Merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan sistem saraf
pusat.

1. Sistem saraf sadar/somatik

Merupakan sistem saraf yang kerjanya berlangsung secara sadar/diperintah oleh otak.
Dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Sistem saraf pada otak

Merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan dibedakan menjadi 12 pasang saraf

b. Sistem saraf sumsum spinalis

Merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinalis (sumsum tulang belakang) yang
berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medula spinalis

2.Sistem saraf Otonom

1. Merupakan sistem saraf yang cara kerjanya secara tidak sadar/diluar kehendak/tanpa
perintah oleh otak.
2. Sistem saraf yang mensarafi seluruh otot polos, otot jantung, kelenjar endokrin dan
kelenjar eksokrin.
3. Dibedakan menjadi 2 bagian yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik yang keduanya
bekerja secara antagonis/berlawanan.

a. Sistem saraf simpatik

1. Merupakan 25 pasang simpul saraf (ganglion) yang terdapat di medulal spinalis.


2. Disebut juga dengan sistem saraf thorakolumbar karena saraf ini keluar dari vertebrae
thorak ke-1 sampai ke-12 dan vertebrae kolumbar ke-1 sampai dengan ke-3.
- Beberapa fungsi sistem saraf simpatik yaitu :
- Mempercepat denyut jantung
- Memperlebar pembuluh darah
- Menghambat pengeluaran air mata
- Memperluas/memperlebar pupil
- Menghambat sekresi air ludah
- Memperbesar bronkus
- Mengurangi aktivitas kerja usus
- Menghambat pembentukan urine

b. Sistem saraf parasimpatik

1. Merupakan sistem saraf yang keluar dari daerah otak.


2. Terdiri dari 4 saraf otak yaitu saraf nomor III (okulomotorik), nomor VII (Facial), nomor
IX (glosofaring), nomor X (vagus).
3. Disebut juga dengan sistem saraf craniosakral karena saraf ini keluar dari daerah cranial
dan juga dearah sakral.
- Beberapa fungsi sistem saraf parasimpatik yaitu :
- Memperlambat denyut jantung
- Mempersempit pembuluh darah
- Memperlancar pengeluaran air mata
- Memperkecil pupil
- Memperlancar sekresi air ludah
- Menyempitkan bronkus
- Menambah aktivitas kerja usus
- Merangsang pembentukan urine
Sumber : http://maulanaajiprasetyo.blogspot.co.id/2011/12/anatomi-fisiologi-sistem-
persarafan.html
Anatomi dan Fisiologi Sistem Persyarafan

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN


I. ORGANISASI DAN SEL SARAF

A. SISTEM SARAF
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan
stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau
sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu
respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama :
1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor,yang
terletakdi tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor
viseral).
2. Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar
di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian
akan menginterprestasikan dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon
terhadap informasi bisa terjadi.
3. Output motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai
dari otot dan kelenjar tubuh , yang disebut sebagai efektor.

B. ORGANISASI STRUKTURAL SISTEM SARAF


a. Sistem saraf pusat (SSP).
Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral.
b. Sistem saraf perifer .
Meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf cranial dan saraf
spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara
fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a) Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
b) Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar. Sistem eferen
dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi :
Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan
pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka.
Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos,
otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur
(a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis
(b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
(c) Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi simpatis dan
parasimpatis.

C. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

A. NEURON adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan
neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti konpleks golgi
dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta
berperan dalam sintesis protein.
Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop
cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
b) Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta
berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite.
Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau
kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.
B. KLASIFIKASI NEURON
a) Fungsi. Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya.
1. Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indera
atau suatu organ internal ke SSP.
2. Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
3. Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini
menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron
lain.

b) Struktur. Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya.


1. Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar neuron
motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dlam golongan ini.
2. Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan pada organ
indera, seperti amta, telinga dan hidung.
3. Neuron unipolar kelihatannya memiliki sebuah prosesus tunggal, tetapi neuron ini
sebenarnya bipolar.

c. Sel Neuroglial. Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada
SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian
besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki vascular”.
b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih
sedikit dan lebih pendek.
c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki peran
fagositik.
d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan ronggal
medulla spinalis.

d. kelompok Neuron
a) Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.
b) Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam saraf
perifer.
c) Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP.
d) Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan ; saraf ini mengandung
serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak termielinisasi.
e) Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang memiliki
origo dan tujuan yang sama.
f) Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan pada
otak atau medulla spinalis.
II. SISTEM SARAF PUSAT DAN SISTEM SARAF PERIFER

SISTEM SARAF PUSAT


A. OTAK

Merupakan alat tubuh yang sangat vital karena pusat pengatur untuk seluruh alat
tubuh,terletak di dalam rongga tengkorak (Kranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang
kuat.Otak terdiri dari 3 bagian besar yaitu:
a. Perkembangan otak
Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% oksigen dan
menerima 1,5% curah jantung.
Bagian cranial pada tabung saraf membentuk tiga pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi
untuk membentuk otak : otak depan, otak tengah dan otak belakang.
1. Otak depan (proensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : telensefalon dan diensefalon.
Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal ganglia serta korpus
striatum (substansi abu-abu) pada serebrum. Diensefalon menjadi thalamus, hipotalamus dan
epitalamus.
2. Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh dan pada orang dewasa disebut otak tengah.
3. Otak belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : metensefalon dan
mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum.
Mielensefalon menjadi medulla oblongata.
Rongga pada tabung saraf tidak berubah dan berkembang menjadi ventrikel otak dan kanal
sentral medulla spinalis.
b. Lapisan pelindung otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat
yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter, lapisan araknoid dan
durameter.
1) Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak.
2) Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit pembuluh
darah. Runga araknoid memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan mengandung cairan
cerebrospinalis, pembuluh darah serta jaringan penghubung serta selaput yang
mempertahankan posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya.
3) Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini
biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal
luar pada durameter melekat di permukaan dalam kranium dan berperan sebagai periosteum
dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada durameter tertanam sampai ke
dalam fisura otak dan terlipat kembali di arahnya untuk membentuk falks serebrum, falks
serebelum, tentorium serebelum dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter
dari araknoid pada regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial
antara perioteal luar dan lapisan meningeal dalam pada durameter di regia medulla spinalis.

c. Cairan Serebrospinalis
Cairan serebrospinal yang berada di ruang subarakhnoid merupakan salah satu
proteksi untuk melindungi jaringan otak dan medula spinalis terhadap trauma atau gangguan
dari luar.
Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700 ml, volume otak sekitar
1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml) dan darah sekitar 150 ml.
80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra sel maupun intra sel.
Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit atau 500 ml/hari,
sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam sewaktu. Ini
merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi dan absorpsi. Untuk
mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam sewaktu, maka cairan serebrospinal
diganti 4-5 kali dalam sehari. Perubahan dalam cairan serebrospinal dapat merupakan proses
dasar patologi suatu kelainan klinik. Pemeriksaan cairan serebrospinal sangat membantu
dalam mendiagnosa penyakit-penyakit neurologi. Selain itu juga untuk evaluasi pengobatan
dan perjalanan penyakit, serta menentukan prognosa penyakit. Pemeriksaan cairan
serebrospinal adalah suatu tindakan yang aman, tidak mahal dan cepat untuk menetapkan
diagnosa, mengidentifikasi organism penyebab serta dapat untuk melakukan test sensitivitas
antibiotika.
ANATOMI DAN FISIOLOGI CAIRAN SEREBROSPINAL
Dalam membahas cairan serebrospinal ada baiknya diketahui mengenai anatomi yang
berhubungan dengan produksi dan sirkulasi cairan serebrospinal, yaitu:
• Sistem Ventrikel
Sistem ventrikel terdiri dari 2 buah ventrikel lateral, ventrikel III dan ventrikel IV. Ventrikel
lateral terdapat di bagian dalam serebrum, masing-masing ventrikel terdiri dari 5 bagian yaitu
kornu anterior, kornu posterior, kornuinferior, badan dan atrium.
Ventrikel III adalah suatu rongga sempit di garis tengah yang berbentuk corong unilokuler,
letaknya di tengah kepala, ditengah korpus kalosum dan bagian korpus unilokuler ventrikel
lateral, diatas sela tursica, kelenjar hipofisa dan otak tengah dan diantara hemisfer serebri,
thalamus dan dinding hipothalanus. Disebelah anteropeoterior berhubungan dengan ventrikel
IV melalui aquaductus sylvii.
Ventrikel IV merupakan suatu rongga berbentuk kompleks, terletak di sebelah ventral
serebrum dan dorsal dari pons dan medula oblongata

• Meningen dan ruang subarakhnoid


Meningen adalah selaput otak yang merupakan bagian dari susunan saraf yang
bersiaft non neural. Meningen terdiri dari jarningan ikat berupa membran yang menyelubungi
seluruh permukaan otak, batang otak dan medula spinalis.
Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu Piamater, arakhnoid dan duramater.
Piameter merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak yang mengikuti
setiap lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisura-fisura, juga melekat pada permukaan
batang otak dan medula spinalis, terus ke kaudal sampai ke ujung medula spinalis setinggi
korpus vertebra. Arakhnoid mempunyai banyak trabekula halus yang berhubungan dengan
piameter, tetapi tidak mengikuti setiap lekukan otak.
Diantara arakhnoid dan piameter disebut ruang subrakhnoid, yang berisi cairan
serebrospinal dan pembuluh-pembuluh darah. Karena arakhnoid tidak mengikuti
lekukanlekukan otak, maka di beberapa tempat ruang subarakhnoid melebar yang disebut
sisterna. Yang paling besar adalah siterna magna, terletak diantara bagian inferior serebelum
danme oblongata. Lainnya adalah sisterna pontis di permukaan ventral pons, sisterna
interpedunkularis di permukaan venttralmesensefalon, sisterna siasmatis di depan lamina
terminalis. Pada sudut antara serebelum dan lamina quadrigemina terdapat sisterna vena
magna serebri. Sisterna ini berhubungan dengan sisterna interpedunkularis melalui sisterna
ambiens. Ruang subarakhnoid spinal yang merupakan lanjutan dari sisterna magna dan
sisterna pontis merupakan selubung dari medula spinalis sampai setinggi S2. Ruang
subarakhnoid dibawah L2 dinamakan sakus atau teka lumbalis, tempat dimana cairan
serebrospinal diambil pada waktu pungsi lumbal.
• Ruang Epidural
Diantara lapisan luar dura dan tulang tengkorak terdapat jaringan ikat yang
mengandung kapiler-kapiler halus yang mengisi suatu ruangan disebut ruang epidural
• Ruang Subdural
Diantara lapisan dalam durameter dan arakhnoid yang mengandung sedikitcairan, mengisi
suatu ruang disebut ruang subdural .
Pembentukan, Sirkulasi dan Absorpsi Cairan Serebrospinal (CSS)
Cairan serebrospinal (CSS) dibentuk terutama oleh pleksus khoroideus, dimana
sejumlah pembuluh darah kapiler dikelilingi oleh epitel kuboid/kolumner yang menutupi
stroma di bagian tengah dan merupakan modifikasi dari sel ependim, yang menonjol ke
ventrikel. Pleksus khoroideus membentuk lobul-lobul danmembentuk seperti daun pakis yang
ditutupi oleh mikrovili dan silia. Tapi sel epitel kuboid berhubungan satu sama lain dengan
tigth junction pada sisi aspeks, dasar sel epitel kuboid terdapat membran basalis dengan ruang
stroma diantaranya. Ditengah villus terdapat endotel yang menjorok ke dalam (kapiler
fenestrata). Inilah yang disebut sawar darah LCS. Gambaran histologis khusus ini
mempunyai karakteristik yaitu epitel untuk transport bahan dengan berat molekul besar dan
kapiler fenestrata untuk transport cairan aktif.
Pembentukan CSS melalui 2 tahap, yang pertama terbentuknya ultrafiltrat plasma di luar
kapiler oleh karena tekanan hidrostatik dan kemudian ultrafiltrasi diubah menjadi sekresi
pada epitel khoroid melalui proses metabolik aktif.
Mekanisme sekresi CSS oleh pleksus khoroideus adalah sebagai berikut: Natrium
dipompa/disekresikan secara aktif oleh epitel kuboid pleksus khoroideus sehingga
menimbulkan muatan positif di dalam CSS. Hal ini akan menarik ion-ion bermuatan negatif,
terutama clorida ke dalam CSS. Akibatnya terjadi kelebihan ion di dalam cairan neuron
sehingga meningkatkan tekanan somotik cairan ventrikel sekitar 160 mmHg lebih tinggi dari
pada dalam plasma. Kekuatan osmotik ini menyebabkan sejumlah air dan zat terlarut lain
bergerak melalui membran khoroideus ke dalam CSS. Bikarbonat terbentuk oleh
karbonikabhidrase dan ion hidrogen yang dihasilkan akan mengembalikan pompa Na dengan
ion penggantinya yaitu Kalium.
Proses ini disebut Na-K Pump yang terjadi dgnbantuan Na-K-ATP ase, yang
berlangsung dalam keseimbangan. Obat yang menghambat proses ini dapat menghambat
produksi CSS. Penetrasi obat-obat dan metabolit lain tergantung kelarutannya dalam lemak.
Ion campuran seperti glukosa, asam amino, amin danhormon tyroid relatif tidak larut dalam
lemak, memasuki CSS secara lambat dengan bantuan sistim transport membran. Juga insulin
dan transferin memerlukan reseptor transport media. Fasilitas ini (carrier) bersifat
stereospesifik, hanya membawa larutan yang mempunyai susunan
spesifik untuk melewati membran kemudian melepaskannya di CSS. Natrium
memasuki CSS dengan dua cara, transport aktif dan difusi pasif. Kalium disekresi ke CSS
dgnmekanisme transport aktif, demikian juga keluarnya dari CSS ke jaringan otak.
Perpindahan Cairan, Mg dan Phosfor ke CSS dan jaringan otak juga terjadi terutama dengan
mekanisme transport aktif, dan konsentrasinya dalam CSS tidak tergantung pada
konsentrasinya dalam serum.
Perbedaan difusi menentukan masuknya protein serum ke dalam CSS dan juga
pengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan juga
pengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan ruang
interseluler, demikian juga sebaliknya. Hal ini dapat menjelaskan efek cepat penyuntikan
intervena cairan hipotonik dan hipertonik.
Ada 2 kelompok pleksus yang utama menghasilkan CSS: yang pertama dan terbanyak
terletak di dasar tiap ventrikel lateral, yang kedua (lebih sedikit) terdapat di atap ventrikel III
dan IV. Diperkirakan CSS yang dihasilkan oleh ventrikel lateral sekitar 95%. Rata-rata
pembentukan CSS 20 ml/jam. CSS bukan hanya ultrafiltrat dari serum saja tapi
pembentukannya dikontrol oleh proses enzimatik.
CSS dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular monroe masuk ke dalam
ventrikel III, selanjutnya melalui aquaductus sylvii masuk ke dlam ventrikel IV. Tiga buah
lubang dalam ventrikel IV yang terdiri dari 2 foramen ventrikel lateral (foramen luschka)
yang berlokasi pada atap resesus lateral ventrikel IV dan foramen ventrikuler medial
(foramen magendi) yang berada di bagian tengah atap ventrikel III memungkinkan CSS
keluar dari sistem ventrikel masuk ke dalam rongga subarakhnoid. CSS mengisi rongga
subarakhnoid sekeliling medula spinalis sampai batas sekitar S2, juga mengisi keliling
jaringan otak.
Dari daerah medula spinalis dan dasar otak, CSS mengalir perlahan menuju sisterna
basalis, sisterna ambiens, melalui apertura tentorial dan berakhir dipermukaan atas dan
samping serebri dimana sebagian besar CSS akan diabsorpsi melalui villi arakhnoid (granula
Pacchioni) pada dinding sinus sagitalis superior. Yang mempengaruhi alirannya adalah:
metabolisme otak, kekuatan hidrodinamik aliran darah dan perubahan dalam tekanan osmotik
darah. CSS akan melewati villi masuk ke dalam aliran adrah vena dalam sinus.
Villi arakhnoid berfungsi sebagai katup yang dapat dilalui CSS dari satu arah, dimana
semua unsur pokok dari cairan CSS akan tetap berada di dalam CSS, suatu proses yang
dikenal sebagai bulk flow. CSS juga diserap di rongga subrakhnoid yang mengelilingi batang
otak dan medula spinalis oleh pembuluh darah yang terdapat pada sarung/selaput saraf
kranial dan spinal. Vena-vena dan kapiler pada piameter mampu memindahkan CSS dengan
cara difusi melalui dindingnya. Perluasan rongga subarakhnoid ke dalam jaringan sistem
saraf melalui perluasaan sekeliling pembuluh darah membawa juga selaput piametr
disamping selaput arakhnoid. Sejumlah kecil cairan berdifusi secara bebas antara cairan
ekstraselluler dan css dalam rongga perivaskuler dan juga sepanjang permukaan ependim dari
ventrikel sehingga metabolit dapat berpindah dari jaringan otak ke dalam rongga
subrakhnoid. Pada kedalaman sistem saraf pusat, lapisan pia dan arakhnoid bergabung
sehingga rongga perivaskuler tidak melanjutkan diri pada tingkatan kapiler.
Komposisi dan fungsi cairan serebrospinal (CSS)
Cairan serebrospinal dibentuk dari kombinasi filtrasi kapiler dan sekresi aktif dari
epitel. CSS hampir meyerupai ultrafiltrat dari plasma darah tapi berisi konsentrasi Na, K,
bikarbonat, Cairan, glukosa yang lebih kecil dankonsentrasi Mg dan klorida yang lebih
tinggi. Ph CSS lebihrendah dari darah.
CSS mempunyai fungsi:
1. CSS menyediakan keseimbangan dalam sistem saraf. Unsur-unsur pokok pada CSS berada
dalam keseimbangan dengan cairan otak ekstraseluler, jadi mempertahankan lingkungan luar
yang konstan terhadap sel-sel dalam sistem saraf.
2. CSS mengakibatkann otak dikelilingi cairan, mengurangi berat otak dalam tengkorak dan
menyediakan bantalan mekanik, melindungi otak dari keadaan/trauma yang mengenai tulang
tengkorak
3. CSS mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari otak, seperti CO2,laktat, dan ion
Hidrogen. Hal ini penting karena otak hanya mempunyai sedikit sistem limfatik. Dan untuk
memindahkan produk seperti darah, bakteri, materi purulen dan nekrotik lainnya yang akan
diirigasi dan dikeluarkan melalui villi arakhnoid.
4. Bertindak sebagai saluran untuk transport intraserebral. Hormonhormon dari lobus posterior
hipofise, hipothalamus, melatonin dari fineal dapat dikeluarkan ke CSS dan transportasi ke
sisi lain melalui intraserebral.
5. Mempertahankan tekanan intrakranial. Dengan cara pengurangan CSS dengan
mengalirkannya ke luar rongga tengkorak, baik dengan mempercepat pengalirannya melalui
berbagai foramina, hingga mencapai sinus venosus, atau masuk ke dalam rongga
subarachnoid lumbal yang mempunyai
Serebrum
Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang membentuk bagian terbesar otak.
o Koterks serebral terdiri dari 6 lapisan sel dan serabut saraf.
o Ventrikel I dan II (ventrikel lateral) terletak dalam hemisfer serebral.
o Korpus kolosum yang terdiri dari serabut termielinisasi menyatukan kedua hemisfer.
o Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh fisura dan sulkus menjadi 4 lobus (frontal,
paritetal, oksipital dan temporal) yang dinamakan sesuai tempat tulangnya berada.
Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan.
Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum.
Sulkus pusat / fisura Rolando memisahkan lobus frontal dari lobus parietal.
Sulkus lateral / fisura Sylvius memisahkan lobus frontal dan temporal.
Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital.
o Girus. Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut girus.
e. Area fungsional Korteks Serebri
1. Area motorik primer pada korteks
Area primer terdapat dalam girus presentral. Disini neuron mengendalikan kontraksi
volunteer otot rangka. Area pramotorik korteks terletak tepat di sisi anterior girus presentral.
Neuron mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang seperti mengetik.
Area broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya.
2. Area sensorik korteks
Terdiri dari area sensorik primer, area visual primer, area auditori primer. Area olfaktori
primer dan area pengecap primer (gustatory).
3. Area asosiasitraktus serebral
Terdiri area asosiasi frontal, area asosiasi somatic, area asosiasi visual, area wicara Wernicke.
4. Ganglia basal
Adalah kepulauan substansi abu-abu yang terletak jauh di dalam substansi putih serebrum.
Korteks Serebri
Otak Besar atau Korteks berdasarkan fungsinya para ahli membagi menjadi 4 (empat) bagian
yang disebut Lobus (lobe) masing-masing adalah :
1. Lobus Frontal, pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir abstrak
dan nalar, motorik bicara (areabroca di hemisfer kiri), pusat penghirup. Pusat pengontrolan
gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik primer). Didalamnya terdapat area
asosiasi motorik (area premotor)
2. Lobus Parietal, pusat kesadaran sensorik di gyrus postsentralis(area sensorik primer) terdapat
area asosiasi sensorik.
3. Lobus Oksipital, merupakan lobus terkecil sebagai pusat penglihatan dan area asosiasi
penglihatan. Berfungsi juga menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan dari
nervus optikus dan mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain dan memori.
4. Lobus Temporal, Sebagai pusat pendengaran dan berperan dalam pembentukan dan
perkembangan emosi.
Selain dibagi dalam lobus dapat dibagi juga berdasarkan fungsu dan banyaknya area.
Campbel membagi bentuk korteks serebri menjadi 20 area. Secara umum korteks serebri
dibagi menjadi empat bagian :
1. Korteks sensori. Pusat bagian sensasi umum primer suatu hemisfer serebri yang mengurus
bagian badan, luas daerah korteks yang menangani suatu alat atau bagian tubuh bergantung
pada fungsi alat yang bersangkutan. Di samping itu juga korteks sensori bagian fisura
lateralis menangani bagian tubuh bilateral lebih dominan.
2. Korteks asosiasi. Tiap indra manusia, korteks asosiasi sendiri merupajan kemampuan otak
manusia dalam bidang intelektual, ingatan, berfikir, rangsangan yang diterima diolah dan
disimpan serta dihubungkan dengan daya yang lain. Bagian anterior lous temporalis
mempunyai hubungan dengan fungsi luhur dan disebut psikokorteks.
3. korteks motoris menerima impuls dari korteks sensoris, fungsi utamanya adalah kontribusi
pada traktur piramidalis yang mengatur bagian tubuh kontralateral.
4. Korteks pre-frontal terletak pada lobus frontalis berhubungan dengan sikap mental dan
kepribadian.
f. Diensefalon
Terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di balik hemisfer
serebral, kecuali pada sisi basal. Yang terdiri dari :
TALAMUS
Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 ¼ cm dan panjang 3 ¾ cm) substansi abu-abu
yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar untuk
membentuk sisi dinding ventrikel ketiga.

HIPOTALAMUS
Terletak di didi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi
dinding ventrikel ketiga.
Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang melakukan
fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekwensi jantung, tekanan
darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas seksual.
Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri,
kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan
atau inhibisi hormon kelenjar hipofise sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin.
EPITALAMUS
Membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil, badan
pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior epitalamus.

g. Sistim Limbik
Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat dalam
aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tak sadar.
Girus singulum, girus hipokampus dan lobus pitiformis merupakan bagian sistem limbic
dalam korteks serebral.

h. Otak tengah
Merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan
serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks. Otak
tengah, pons dan medulla oblongata disebut sebagai batang otak.

i. Pons
Hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan medulla yang panjang
dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. Pusat respirasi terletak dalam pons
dan mengatur frekwensi dan kedalaman pernapasan. Nuclei saraf cranial V, VI dan VII
terletak dalam pons, yang juga menerima informasi dari saraf cranial VIII.

j. Serebelum
Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua otak. Terdiri dari bagian
sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar.
Serebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan
otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di
SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkordinasi. Serebelum juga
berfungsi untuk mempertahankan postur.

k. Medulla Oblongata
Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan terus
memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen magnum tengkoral.
Pusat medulla adalah nuclei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekwensi
jantung, tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan dan muntah. Nuclei yang merupakan asal
saraf cranial IX, X, XI dan XII terletak di dalam medulla.

l. Formasi retikular
Formasi retukular atau sistem aktivasi reticular adalah jarring-jaring serabut saraf dan badan
sel yang tersebar di keseluruhan bagian medulla oblongata,pons dan otak tengah. Sistem ini
penting untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.

B. MEDULLA SPINALIS

a. FUNGSI MEDULLA SPINALIS


Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh. Bagian ini
mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden.

b. STRUKTUR UMUM
Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter medulla
spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking. Panjang rata-
rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi keluar saraf
spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai.
Tiga puluh satu pasang (31) saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina
intervertebral.

c. STRUKTUR INTERNAL
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih. Kanal
sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu bentuknya seperti huruf H.
Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan mengandung badan
sel, dendrite asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasi. Tanduk dorsal adalah
batang vertical atas substansi abu-abu. Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk
lateral adalah protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal
sistem saraf perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan
kanan medulla spinalis.
Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral.

d. TRAKTUS SPINAL
Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulus
anterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau traktus. Traktus diberi
nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya.

SISTEM SARAF TEPI (Perifer)


Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri
dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan
reseptor dan efektor.

a. SARAF KRANIAL
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf cranial
hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan
serabut motorik.

SARAF OLFAKTORIUS ( CN I )
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal. Berkas
serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori sampai
ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi indera penciuman berada.
SARAF OPTIK ( CN II )
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke badan sel akson
yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta dan
masuk ke rongga cranial melaui foramen optic.
Seluruh serabut memanjang saat traktus optic, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi
thalamus dan menonjol ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi indera
penglihatan.
SARAF OKULOMOTORIUS ( CN III )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata
(kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka kelopak mata dan ke
otot polos tertentu pada mata.
Serabut sensorik membawa informasi indera otot (kesadaran perioperatif) dari otot mata yang
terinervasi ke otak.
SARAF TRAKLEAR ( CN IV )
Adalah saraf gabungan , tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan saraf
terkecil dalam saraf cranial.
Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik
superior bola mata.
Serabut sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik
superior ke otak.
SARAF TRIGEMINAL ( CN V )
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta
rongga oral.
Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot mastikasi kecuali otot buksinator.
Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal. Serabut ini bercabang ke arah
distal menjadi 3 divisi :
o Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air mata, sisi
hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
o Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas, gusi dan
bibir) dan palatum.
o Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang dan area
temporal kulit kepala.
SARAF ABDUSEN ( CN VI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus lateral
mata.
Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons.
SARAF FASIAL ( CN VII )
Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron ini
menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva.
Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga bagian anterior
lidah.
SARAF VESTIBULOKOKLEARIS ( CN VIII )
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi.
Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera
pendengaran dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli
inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area auditori
pada lobus temporal.
Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi
kepala terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam.
SARAF GLOSOFARINGEAL ( CN IX )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi otot
untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid.
Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian
posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring ; neuron ini juga membawa informasi
mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah tertentu.
SARAF VAGUS ( CN X )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan menginervasi
hampir semua organ toraks dan abdomen.
Neuron sensorik membawa informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan
visera abdomen ke medulla dan pons.
SARAF AKSESORI SPINAL ( CN XI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik.
Neuron motorik berasal dari dua area : bagian cranial berawal dari medulla dan menginervasi
otot volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan
menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoideus.
Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf motorik
; misalnya otot laring, faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid.
SARAF HIPOGLOSAL ( CN XII )
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah.
Neuron sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah.

b. SARAF SPINAL
31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui rasiks dorsal (posterior) dan ventral
(anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu
saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa
informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat munculnya
saraf tersebut.
o Saraf serviks ; 8 pasang, C1 – C8.
o Saraf toraks ; 12 pasang, T1 – T12.
o Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 – L5.
o Saraf sacral ; 5 pasang, S1 – S5.
o Saraf koksigis, 1 pasang.
Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf kemudian
bercabang menjadi empat divisi yaitu : cabang meningeal, ramus dorsal, cabang ventral dan
cabang viseral.
Pleksus adalah jarring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh saraf
spinal, kecuali TI dan TII yang merupakan awal saraf interkostal.

Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a) Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
b) Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi :
1. Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan
pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka.
2.Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos, otot
jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur
(a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis
(b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
(c) Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi simpatis dan
parasimpatis.
Sistem saraf tepi terdiri dari :
-12 pasang saraf serabut otak ( saraf cranial ) yang terdiri dari 3 pasang saraf sensorik, 5
pasang saraf motorik dan 4 pasang saraf gabungan.
-31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( saraf spinal ) yang terdiri dari 8 pasang saraf
leher,12 pasang saraf punggung,5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul dan 1
pasang saraf ekor.
Otak dan sumsum tulang belakang berkomunikasi dengan seluruh bagian tubuh melalui
cranial nerves (saraf-saraf kepala) dan spinal nerves (saraf-saraf tulang belakang). Sarafsaraf
tersebut adalah bagian dari sistem saraf perifer yang membawa informasi sensoris ke sistem
saraf pusat dan membawa pesan-pesan dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-
kelenjar di seluruh tubuh atau disebut juga dengan sistem saraf somatik (somatic nervous
system).. Selain dari keduamacam saraf perifer yang termasuk sistem saraf somatic di atas,
juga terdiri darisistem saraf autonomik (autonomic nervous system). Ketiganya akan kita
bicarakan lebih lanjut di bawah ini.
A. SISTEMSARAF SOMATIK(SOMATIC NERVOUS SYSTEM)
Saraf-saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves)
Saraf tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf somatik; dimulai dari ujung
saraf dorsal dan ventral dari sumsum tulang belakang (bagian di luar sumsum tulang
belakang). Saraf-saraftersebut mengarah keluar rongga dan bercabang-cabang di sepanjang
perjalanannya menuju otot atau reseptor sensoris yang hendak dicapainya. Cabang-cabang
saraf tulang belakang ini umumnya disertai oleh pembuluh-pembuluh darah, terutama
cabang-cabang yang menuju otot-otot kepala (skeletal muscles)
Mekanisme input (masuknyainformasi-informasi sensoris ke sumsum tulang belakang) dan
output dari proses tersebut yang menghasilkan informasi-informasi motorik dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Soma sel dari axon-axon saraf tulang belakang yang membawa informasi sensoris ke otak
dan sumsum tulang belakang terletak di luar sistem saraf pusat (kecuali untuk system visual
karena retina mata adalah bagian dari otak). Axon-axon yang datang membawa informasi
sensoris ke susunan saraf pusat ini adalah saraf-saraf afferent. Soma-soma sel dari axon yang
membawa informasi sensoris tersebut berkumpul di dorsal root ganglia. Neuron-neuron ini
merupakan neuron-neuron unipolar. Batang axon yang bercabang di dekat soma sel,
mengirim informasi ke sumsum tulang belakang dan ke organ-organ sensoris. Semua axon di
dorsal root menyampaikan informasi sensorimotorik.
B. SISTEM SARAF AUTONOM (AUTONOMIC NERVOUS SYSTEM)
Autonomic Nervous System (sistem saraf autonom) mengatur fungsi otot-otot halus,
otot jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh (autonom berarti mengatur diri sendiri). Otot-otot
halus terdapat di bagian kulit (berkaitan dengan folikel-folikel rambut di tubuh, di pembuluh-
pembuluh darah, di mata (mengaturukuran pupil dan akomodasi lensa mata), di dinding serta
jonjot usus, di kantung empedu dan di kandung kemih. Jadi dapat disimpulkan bahwa organ-
organ yang dikontrol oleh sistem saraf autonom memiliki fungsi untuk melangsungkan
"proses vegetatif' (proses mandiri dan paling dasar) di dalam tubuh.

SISTEM SYARAF OTONOM


Sistem syaraf otonom merupakan bagian sistem syaraf yang mengatur fungsi fisceral tubuh.
Sistem ini mengatur tekanan arteri, motilitas dan sekresi gastrointestinal, pengosongan
kandung kemih, berkeringat, suhu tubuh dan aktivitas lain .

Pleksus
Beberapa syaraf post ganglionik terdistribusi seperti kabel yang bercabang-cabang berjalan
sepanjang pembuluh darah di thorak, abdomen dan rongga pelvis disebut dengan pleksus
otonom.

Pleksus Otonom:
• Pleksus kardiak
• Pleksus Pulmonal
• Pleksus celiak/Solar/Abdomen
• Pleksus hipogastrik
• Pleksus enteric

SYARAF SIMPATIS (TORAKOLUMBAL, ADRENERJIK)

Syaraf bermyelin yang keluar dari syaraf spinal torakal 1 sampai dengan lumbal 2atau 3.
Neuron neuron preganglionik dan post ganglilonik simpatis .Setiap jaras simpatis dari
medulla. jaringan yang terangsang terdiri atas dua neuron yakni neuron preganglionik dan
neuron postganglionik

SYARAF PARASIMPATIS (KRANIOSAKRAL, KOLINERJIK)


Serat-serat syaraf parasimpatis meninggalkan sistem syaraf pusat melalui syaraf cranial
III,VII,IX,X, Syaraf sakral spinal ke 2 dan ke 3 dan kadangkala syaraf sakral 1 dan 4 .
Sejumlah 75% dai seluruh serat syaraf parasimpatis terdapat dalam nervus Kranial X.

SIFAT-SIFAT DASAR FUNGSI SIMPATIS DAN PARASIMPATIS


Serat simpatis dan parasimpatis mensekresi salah satu dari neurotarnsmitter asetilkolin atau
norepinefrin. Serat yang mensekresi asetilkolin disebut serat kolinerjik, Serat yang
mensekresi norepinefrin disebut serat adrenergik (dari adrenalin=epinefrin). Semua neuron
preganglionik simpatis dan parasimpatis bersifat kolinerjik. Hampr semua neuron post
ganglionik parasimpatis bersifat kolinergik dan Hampir semua neuron post ganglionik
simpatis bersifat adrenerjik. Karena itu asetilkolin disebut transmitter parasimpatis dan
norepinefrin disebut transmitter simpatis.

PUSAT KONTROL SISTEM SYARAF OTONOM DI SSP


1. Batang otak dan medula spinalis
2. Hipotalamus
3. Korteks serebri dan sistem limbik
4. Refleks visceral
Respon tanda bahaya atau respon stress dari sistem syaraf simpatis
Bila syaraf simpatis melepaskan impuls pada saat yang bersamaan maka terjadi:
1. Peningkatan tekanan arteri
2. Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot dan menurunkan aliran ke organ yang
tidak diperlukan seperti Traktus gastrointestinal (menyebabkan aktivitas motorik yang cepat)
3. Peningkatan kecepatan metabolisme sel di seluruh tubuh
4. Peningkatan konsentrasi glukosadarah
5. Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot
6. Peningkatan kekuatan otot
7. Peningkatan aktivitas mental
8. Peningkatan kecepatan koagulasidarah

METABOLISME OTAK
Seperti jaringan lain, otak memerlukan O2 dan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolismenya. Namun demikian, terdapat keunikan metabolisme otak yang perlu
diperhatikan.
Kecepatan metabolisme otak total dan kecepatan metabolisme neuron. Dalam keadaan
istirahat (sadar), metabolisme otak kira-kira mencapai 15 % dari seluruh metabolisme dalam
tubuh walaupun massa otak hanya 2 % dari massa tubuh total. Oleh karena itu, metabolisme
otak per unit massa jaringan kira-kira 7,5 kali metabolisme rata-rata jaringan selain sistem
saraf dalam keadaan istirahat. Sebagian besar kelebihan metabolisme otak terjadi di neuron
bukan di jaringan penyangga glia. Kebutuhan utama untuk berlangsungnya metabolisme di
neuron adalah pemompaan ion melalui membran neuron terutama untuk mengangkut Na+
dan Ca2+ ke bagian luar membran neuron dan K+ ke bagian dalam. Setiap kali neuron
menghantarkan potensial aksi, ion-ion ini bergerak melalui membran yang meningkatkan
kebutuhan transpor membran untuk memulihkan konsentrasi ion yang sesuai. Oleh karena
itu, metabolisme neuron dapat meningkat sebesar 100-150 % ketika aktivitas otak berlebih.
Kebutuhan khusus otak terhadap O2. Kebanyakan jaringan tubuh dapat “hidup” tanpa
O2 selama beberapa menit dan sebagian jaringan lain sampai 30 menit. Selama waktu itu,
jaringan sel memperoleh energinya melalui proses metabolisme anaerob yang berarti
pelepasan energi dari pemecahan sebagian glukosa dan glikogen tanpa adanya penggabungan
zat-zat tersebut dengan O2. Pengiriman energi ini hanya terjadi pada pemakaian sejumlah
besar glukosa dan glikogen. Akan tetapi, hal ini dapat menjaga agar jaringan tetap hidup.
Otak tidak mampu melangsungkan metabolisme anaerob selama itu. Salah satu alasan
untuk hal tersebut adalah tingginya kecepatan metabolisme neuron sehingga sebagian besar
aktivitas neuron bergantung pada pengiriman O2 detik demi detik dari darah. Dengan
merangkum faktor ini bersama-sama, kita dapat mengerti mengapa penghentian aliran darah
ke otak atau kehilangan O2 yang tiba-tiba dalam darah dapat menyebabkan hilangnya
kesadaran dalam waktu 5-10 detik.
Dalam kondisi normal, sebagian besar energi otak disuplai oleh glukosa. Dalam
kondisi normal, hampir seluruh energi yang digunakan oleh sel otak disuplai oleh glukosa
yang berasal dari darah. Seperti O2, sebagian besar glukosa berasal dari darah kapiler menit
demi menit dan detik demi detik dengna jumlah total hanya sekitar dua menit suplai glukosa
yang normalnya disimpan sebagai glikogen dalam neuron di setiap saat.
Ciri khas pengiriman glukosa ke neuron adalah bahwa transpornya ke dalam neuron
melalui membran tidak bergantung pada insulin meskipun insulin dibutuhkan untuk
pengangkutan glukosa ke dalam sebagian besar sel tubuh lainnya. Oleh karena itu, pada
pasien yang menderita diabetes berat oleh sekresi insulin yang mencapai nol, glukosa masih
berdifusi dengan mudah ke dalam neuron yang sangat bermanfaat untuk mencegah hilangnya
fungsi mental pada pasien diabetes. Akan tetapi, bila pasien diabetes diberi insulin secara
berlebihan, konsentrasi glukosa darah dapat menjadi sangat rendah karena kelebihan insulin
menyebabkan hampir seluruh glukosa dalam darah ditranspor dengan cepat ke dalam
sejumlah besar sel selain saraf yang sensitif insulin ke seluruh tubuh, khususnya ke dalam sel
otot dan sel hati. Bila hal ini terjadi, glukosa yang tersisa dalam darah tidak cukup untuk
menyuplai neuron dengan baik dan fungsi mental kemudian menjadi sangat terganggu,
kadang-kadang sampai menyebabkan koma dan bahkan lebih sering menimbulkan
ketidakseimbangan mental serta gangguan psikotik—semua gangguan tersebut disebabkan
oleh terapi yang berlebihan dengan insulin.
DAFTAR PUSTAKA
 Wade, Carole dan Carol Tavris. 2007. Psikologi Edisi Ke-9 Jilid 1. Jakarta : Erlangga

 Pratiwi, D.A., dkk., 2007. Biologi SMA Jilid 2 untuk Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

 Pinel, John P.J. 2009. Biopsikologi Edisi Ke-7. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

 Guyton, N Hall.2001.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

 Scanlon, Valarie C. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

 Pearce, Evelyn C. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia

Sumber : http://ricarach.blogspot.co.id/2013/04/tugas-it_2.html
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN

Gambar 1
1. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan
dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk
hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar
maupun dalam. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai
reseptor adalah organ indera.
2. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung
(akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf
disebut neuron.
3. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls.
Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
a. Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu
jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel,
dendrit, dan akson.
b. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat
inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel
merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
c. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan
dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
d. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran
sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.
Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak
dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh
sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan
untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma
yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan
mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya
rangsangan.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf
sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
a) Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu
otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b) Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang
hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem
saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan
aksonnya dapat sangat panjang.
c) Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem
saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan
membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul
saraf.
1. Sistem Saraf Pusat

gambar 2
a) Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari
berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan
batang otak.
b) Otak Besar ( cerebrum )
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Yaitu Berpikir, berbicara,
melihat, bergerak, mengingat, dan mendengar termasuk kegitan tubuh yang disadari. Otak besar
dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Masing-masing belahan pada
otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan mengendalikan
kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian
tubuh sebelah kanan.
c) Otak tengah ( Mesensefalon )
Otak tengah merupakan pebghubung antara otak depan dan otak belakang, bagian otak tengah
yang berkembang adalah lobus optikus yang berfungsi sebagai pusat refleksi pupil mata,
pengatur gerak bola mata, dan refleksi akomodasi mata.
d) Otak kecil ( cerebellum )
Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil terdiri
atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak
kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh
jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan
mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. Dan pusat
keseimbangan tubuh. Otak kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang.
1) Otak depan meliputi :
a) Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, keseimbangan cairan tubuh,
haus, tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.
b) Talamus, merupakan pusat pengatur sensori, menerima semua rangsan yang berasal dari
sensorik cerebrum.
c) Kelenjar pituitary, sebagai sekresi hormon.
2) Otak Tengah dengan bagian atas merupakan lobus optikus yang merupakan pusat refleks
mata.
3) Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan medulla oblongata. Medula
oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah, mengatur pernafasan, sekresi
ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.

1. Sumsum lanjutan (medula oblongata)


sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam dan
luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih, berisi
neurit dan dendrit. Fungsi sumsum tulang belakang adalah mengatur reflex fisiologis, seperti
kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak
disadari.

2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)


Sumsum tulang belakang terletak memanjang didalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-
ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang
terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu.
Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. Di dalam
sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf
penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai
pusat pengatur gerak refleks.
a. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem saraf
pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk perubahan cepat dalam
tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi
sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
b. Sistem saraf somatic ( saraf sadar )
sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar. Sistem saraf somatis terdiri dari
12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( spinal ) Kedua belas
pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit.
Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan berhubungan
dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik. Saraf-saraf dari sistem
somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses
ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau
tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.
Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut.
a).Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak
menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu
dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.
b).Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan informasi
tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas angin.
c).Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi tersebut ke otak,
otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan kaki untuk
bergerak membersihkan kamar.
c. Sistem saraf otonom
Apa yang kamu rasakan ketika kejatuhan cicak? Kamu kaget, ketakutan, dan menjerit keras.
Jantungmu berdetak dengan cepat. Pikiranmu kacau. Reaksi yang membuat responmu dalam
situasi ketakutan ini dikontrol oleh sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja
jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita.
Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan
jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.
a) Sistem saraf simpati
Disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang
toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf
yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai
berikut.
 Mempercepat denyut jantung.
 Memperlebar pembuluh darah.
 Memperlebar bronkus.
 Mempertinggi tekanan darah.
 Memperlambat gerak peristaltis.
 Memperlebar pupil.
 Menghambat sekresi empedu.
 Menurunkan sekresi ludah.
 Meningkatkan sekresi adrenalin.
b) Sistem saraf parasimpatik
Disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak
dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan
dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang
dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang
berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi
mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat
denyut jantung.
1. Mekanisme kerja saraf
Neuron mampu menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang dari dendrit ke badan
sel saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang lain. Bila sampai di ujung akson,
maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang memacu dendrit yang berhubungan
dengan akson tadi.
a. Penghantaran Inpuls
Rangsangan yang diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan
sinapsis.
b. Penghantaran lewat sel saraf
Sel saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel saraf positif (+), sedangkan
muatan listrik di dalam membran (-). Keadaan ini disebut polarisasi.

c Penghantaran lewat Sinapsis


1) Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan peningkatan permiabelitas
membran prasinapsis terhadap ion Ca.
2) Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis sambil mengeluarkan
neurotransmiter ke celah sinapsis.
3) Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah itu neurotransmitter
dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan asam stanont. Zat ini disimpan
dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.

ASUHAN KEPERAWATAN
dengan
GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Penyakit sekarang
1. Keluhan utama, Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, Trauma kepala;
Hipertensi, Jantung, Migrain, Sakit kepala, Epilepsi, Obesitas, Kanker, Hiperlipidemia,
Diabetes, Infeksi dan lain – lain.
2. Riwayat Keluarga
Hipertensi, Jantung, Obesitas, Stroke, Kanker, Retradasi Mental, Epilepsi atau gangguan kejang
lainnya.
2. Review Sistem :
a. Susunan Saraf Pusat : vertigo, Paralisis, Pingsan, Insomnia
b. Sistem Kardio Respiratori: Palpitasi, dada tegang
c. Sistem Gastro Intestinal : gangguan mengunyah dan menelan ; Sistem Saluran Kemih :
gangguan mengontrol spinkter, polyuri.
1. E ( Membuka mata ) : 4=Membuka secara spontan, 3=Membuka mata karena suara, 2=Membuka
mata dengan rangsangan nyeri atau bahaya, 1=Tidak ada respon, tidak dapat membuka mata karena
edema atau balutan.
2. M ( Motorik / Gerakan ) : 6=Mematuhi perintah sederhana, 5=Melokalisasi nyeri / menunjuk arah
nyeri berasal, 4=Menarik fleksi ( bila ada rangsangan nyeri) ; 3=Fleksi abnormal ( bila ada
rangsangan nyeri ), rigiditas dekortikasi, 2=Ekstensi abnormal ( nyeri ), rigiditas desebrasi, 1=Tidak
terdapat respon motorik.
3. V ( Verbal ) : 5=Berorientasi bila di tanya, 4=Bingung, 3=Mengatakan kata – kata yang tidak tepat /
ngelantur, 2=Menyuarakan suara / bunyi yang tidak bermakna / menggumam, 1=Tidak terdapat
respon verbal.
4. Selain mengkaji tingkat kesadaran, kita periksa juga fungsi saraf kranial yang terganggu dari 12 saraf
berikut :
I = Olfaktorius ( penghidu )
II = Optikus ( Ketajaman penglihatan, lapang pandang, pemeriksaan fundus )
III = Okulomotorius ( Reflek pupil, otot okuler ekterna, termasuk gerakan keatas, kebawah dan
mediana ; kerusakan akan menyebabkan ptosis, dilatasi pupil )
IV = Troklearis ( gerakan okular ; kerusakan akan menyebabkan ketidakmampuan melihat
kebawah dan kesamping ; nistagmus / jereng ) ;
V = Trigeminus ( Fungsi sensori, reflek kornea, kilit wajah dan dahi, mukosa hidung dan
mulut ; fungsi motorik, refleks maksilaris ” rahang “)
VI = Abdusen ( sama seperti saraf ke IV )
VII = Fasialis ( Fungsi motorik wajah bagian atas dan bawah; kerusakan akan menyebabkan
asimetris wajah dan paresis ; fungsi sensori di uji dengan pengecapan )
VIII = Akustikus ( Tes saraf koklear : pendengaran, konduksi udara dan tulang ; kerusakan akan
menyebabkan tinitus, kurang pendengaran atau ketulian )
IX = Glosofaringeus ( Fungsi motorik : refleks gangguan faringeal, menelan )
X = Vagus (pengkajian pita suara berbicara dengan jelas tanpa serak )
XI = Asesorius ( Kekuatan otot trapesius dan sternokleidomastoid; kerusakan akan
menyebabkan ketidak mampuan mengangkat bahu )
XII = Hipoglosus ( Fungsi motorik lidah; kerusakan akan menyebabkan penyimpangan ke arah
lateral, atrofi, tremor, ketidakmampuan menjulurkan atau menggerakkan lidah dari samping kiri
ke samping kanan atau sebaliknya ).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan pola pernafasan b/d Kerusakan neurologis atau Ketidak efektifan bersihan jalan
napas b/d kerusakan batuk dan ketidakmampuan mengatasi lendir.
2. Gangguan perfusi jaringan otak b/d vasospasme sekunder terhadap cidera hemoragi ; Peningkatan
Tekanan Intra Kranial sekunder terhadap cidera hemoragi
3. Perubahan eliminasi : inkontinensia urine b/d kerusakan atau gangguan neurologis pada spinkter uri
4. Perbahan eliminasi : konstipasi b/d kerusakan neurologis
5. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan fungsi neurofisiologis
6. Gangguan komunikasi verbal b/d kerusakan saraf pada pusat bicara ( broca )
7. Perubahan persepsi sensori, kognitif, visual, auditori, kinestetik b/d trauma neurologis
8. Perubahan respon psikis dan emosi b/d perubahan fisik
9. Potensial terjadinya deformitas
10. Potensial terjadinya gangguan integritas kulit b/d imobilitas fisik
C. Rencana Keperawatan
1. Mempertahankan fungsi vital sign
2. Mencegah terjadinya kerusakan otak irreversibel
3. Mencegah terjadinya komplikasi : cacat fisik, mental dan sosial
Tindakan Keperawatan Utama pada Stroke
1. Manajemen pembebasan jalan napas: Kaji dan pantau pernapasan, reflek batuk dan sekresi ;
posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan memberikan pengeluaran
sekresi yang optimal ; penghisapan lendir; berikan oksigen sesuai kebutuhan ; pantau gas darah arteri
dan hemoglobin sesuai indikasi
2. Pemeriksaan nutrisi
3. Kompensasi untuk kesulitan persepsi
4. Meningkatkan mobilisasi, kolaborasi dengan rehab medik
5. Meningkatkan suport mental
6. Meningkatkan komunikasi
7. Meningkatkan rehabilitasi
8. Mencegah disuse syndrome
D. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
E. Evaluasi
1. Klien bisa mengekspresikan perasaannya/ kebutuhannya
2. Mengerti dan menjalankan perintah
3. Dapat mengenali bagian – bagian tubuh
4. Bekerja sama dengan perawat dalam pemenuhan aktivitas sehari – harinya
Sumber : http://jiwaperawat.blogspot.co.id/2014/06/anatomi-dan-fisiologi-sistem-persyarafan.html
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN PADA MANUSIA
Anatomi dan Fisiologi Sistem Persarafan Manusia
Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas sel neuron yang
mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau menghentikan masukan
dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron yang
diikat oleh sel-sel neuroglia, neuron memainkan peranan penting dalam koordinasi.
Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi.

Neuron
Neuron atau sel saraf yaitu merupakan sel yang terpanjang yang dimilki oleh tubuh manusia
dan bertugas untuk menerima dan menghantarkan impuls ke tempat yang dituju. Selain itu
juga sel neuron mempunyai kemampuan untuk menanggapi impuls yang mengenainya untuk
disampaikan pada efektor.

Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel.
Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang.
Sebaliknya, dendrit pendek.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini
berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang
merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia
yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel
Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi.
Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier , yang berfungsi
mempercepat penghantaran impuls.

Nodus Ranvier adalah bagian atau titik pada akson yang tidak terbungkus selubung mielin.
Nodus Ranvier memiliki diameter sekitar 1 mikrometer. Nodus Ranvier ditemukan oleh
Louis-Antoine Ranvier. Selubung mielinberfungsi sebagai pelindung akson dan
membungkusnya, namun selubung ini tidak membungkus secara keseluruhan, dan yang tidak
terbungkus merupakan Nodus Ranvier.

Selubung Mielin adalah lapisan phospholipid yang mengelilingi akson pada banyak neuron.
Sel Schwann mengsuplai mielin untuk neuron periferal, dimana oligodendrosit mengsuplai ke
sistem saraf pusat. Mielin merupakan karakteristik dari vertebrata (gnathostome), tetapi juga
diangkat oleh evolusi pararel beberapa invertebrata.[1] Mielin ditemukan oleh Louis-Antoine
Ranvier pada tahun 1878

Macam-macam sel neuron


a.Berdasarkan fungsinya/jenisnya
1. Saraf sensorik/aferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat (SSP).
2. Saraf motorik/eferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari SSP
ke efektor.
3. Saraf asosiasi/interneuron yaitu neuron yang menghubungkan antara neuorn sensorik satu
dengan neuron motorik yang lain. Berdasarkan tempatnya dibedakan menjadi neuron ajustor
yang berfungsi untuk menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik di dalam
Sistem Saraf Pusat (SSP). Selain itu ada juga neuron konektor yang secara umum
menghubungkan antara satu sel neuron dengan sel neuron yang lain.

b.Berdasarkan strukturnya

1. Neuron unipolar (neuron berkutub satu) yaitu neuron yang memiliki satu buah axon yang
bercabang.
2. Neuron bipolar (neuron berkutub dua) yaitu neuron yang memiliki satu axon dan satu
dendrite.
3. Neuron multipolar (neuron berkutub banyak) yaitu neuron yang memiliki satu axon dan
sejumlah dendrite.

Komunikasi antar sel saraf adalah melalui penghantaran impuls. Hubungan penyampaian
impuls dari satu neuron ke neuron yg lain disebut Sinapsis. Biasanya terjadi di ujung
percabangan axon dengan ujung dendrite neuron yang lain. Celah antara satu neuron dengan
neuron yang lain disebut dengan celah sinapsis. Di dalam celah sinapsis inilah terjadi
loncatan-loncatan listrik yang bermuatan ion, baik ion positif dan ion negatif. Di dalam celah
sinapsis ini juga terjadi pergantian antara impuls yang satu dengan yang lain, sehingga
diperlukan enzim kolinetarase untuk menetralkan asetilkolin pembawa impuls yang ada.
Dalam celah sinapsis juga terdapat penyampaian impuls dengan bantuan zat kimia berupa
asetilkolin yang berperan sebagai pengirim (neurotransmitter/neurohumor).

Muatan listrik yang terjadi dalam satu axon akan memiliki muatan listrik yang berbeda antara
lapisan luar dan lapisan dalam axon.

- Polarisasi yaitu keadaan istirahat pada sel neuron yang memperlihatkan muatan listrik
positif dibagian luar dan muatan listrik negative di bagian dalam. Keadaan ini merupakan
keadaan sel neuron yang tidak menerima impuls/tidak adanya implus yang masuk.
- Depolarisasi yaitu keadaan bekerjanya sel neuron yang memperlihatkan muatan listrik
positif di bagian dalam dan muatan listrik negative di bagian luar. Keadaan ini merupakan
keadaan sel neuron yang mendapatkan impuls atau menerima implus.

Neuroglia
Neuroglia merupakan suatu matriks jaringan penunjang khusus, fungsi neuroglia diantaranya
adalah memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit,
oligodendroglia mikroglia, dan sel schwan.

Mikroglia adalah tipe dari sel glial yang merupakan sel imun pada sistem saraf pusat.
Mikroglia, sel glial terkecil dapat juga beraksi sebagai fagosit, membersihkan debris sistem
saraf pusat. Kebanyakan merupakan sebagai representatif sistem imun otak dan medula
spinalis. Mikroglia adalah sepupu dekat sel fagosit lainnya, termasuk makrofaga dan sel
dendritik. Mikroglia memainkan beberapa peran penting dalam melindungi sistem saraf.

Astrosit atau Astroglia berfungsi sebagai “sel pemberi makan“ bagi neuron yang ada di
dekatnya.
Astrosit dibedakan atas:
1. Astrosit dengan beberapa juluran panjang disebut astrosit fibrosa dan berlokasi di
substansia putih.
2. Astrosit protoplasmatis, dengan banyak cabang-cabang pendek ditemukan dalam substansi
kelabu.

Badan sel Astrosit berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir pada
pembuluh darah sebagai kaki ‘perivaskular’ atau ‘foot processes’.

Oligodendrosit merupakan sel glia yang berperan membentuk selaput mielin dalam SSP.
Sel ini mempunyai lapisan dengan substansi lemak yang mengelilingi serabut-serabut akson
sehingga terbentuk selubung mielin. Dibanding astrosit, oligodendrosit mempunyai badan sel
yang relatif lebih kecil.

Sel Schwann sebagai neuron unipolar, sebagaimana oligodendrosit, membentuk mielin dan
neurolemma pada SST. Neurolema adalah membran sitoplasma halus yang dibentuk oleh sel–
sel Schwann yang membungkus serabut akson neuron dalam SST, baik yang bermielin
maupun tidak bermielin. Neurolema merupakan struktur penyokong dan pelindung bagi
serabut akson.

Walaupun neuroglia secara struktur menyerupai neuron, tetapi neuroglia tidak dapat
menghantarkan impuls saraf, suatu fungsi yang merupakan bagian yang paling berkembang
pada neuron.

Perbedaan lain yang penting adalah neuroglia tidak pernah kehilangan kemampuan untuk
melakukan pembelahan. Kemampuan ini tidak dipunyai oleh neuron, khususnya neuron
dalam SSP. Karena alasan inilah kebanyakan tumor–tumor otak adalah Gliomas atau tumor
yang berasal dari sel–sel glia.

SSP (Sistem Saraf Pusat)

1.Otak

Diselimuti oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput meninges terdiri dari 3
lapisan :

a. Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan bersifat tidak
kenyal. Lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak. Berfungsi untuk melindungi
jaringan-jaringan yang halus dari otak dan medula spinalis.
b. Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari lapisan yang
berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan ruang subaraknoid dan
memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi
otak dan medulla spinalis dari guncangan.
c. Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan melekat langsung
pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah. Berfungsi untuk melindungi otak
secara langsung.

Otak dibagi menjadi beberapa bagian :


a. Cerebrum/Otak besar

1. Merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita yaitu 7/8 dari otak.
2. Mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak besar belahan kiri yang berfungsi mengatur
kegaiatan organ tubuh bagian kanan. Kemudian otak besar belahan kanan yang berfungsi
mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri.
3. Bagian kortex cerebrum berwarna kelabu yang banyak mengandung badan sel saraf.
Sedangkan bagian medulla berwarna putih yang banyak mengandung dendrite dan neurit.
Bagian kortex dibagi menjadi 3 area yaitu area sensorik yang menerjemahkan impuls menjadi
sensasi. Kedua adalah area motorik yang berfungsi mengendalikan koordinasi kegiatan otot
rangka. Ketiga adalah area asosiasi yang berkaitasn dengan ingatan, memori, kecedasan,
nalar/logika, kemauan.
4. Mempunyai 4 macam lobus yaitu :
• Lobus frontal berfungsi sebagai pusat penciuman, indera peraba.
• Lobus temporal berungsi sebagai pusat pendengaran
• Lobus oksipetal berfungsi sebagai pusat pengliihatan.
• Lobus parietal berfungsi sebagai pusat ingatan, kecerdasan, memori, kemauan, nalar, sikap.

b. Mesencephalon/Otak tengah

1. Merupakan bagian otak yang terletak di depan cerebellum dan jembatan varol.
2. Berfungsi sebagai pusat pengaturanan refleks mata, refleks penyempitan pupil mata dan
pendengaran.

c. Diencephalon/Otak depan

1. Merupakan bagian otak yang terletak dibagian atas dari batang otak dan di depan
mesencephalon.
2. Terdiri dari talamus yang berfungsi untuk stasiun pemancar bagi impuls yang sampai di
otak dan medulla spinalis.
3. Bagian yang kedua adalah hipotalamus yang berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu
tubuh, selera makan dan keseimbangan cairan tubuh, rasa lapar, daya sexualitas, watak,
emosi.

d. Cerebellum

1. Merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar. Berfungsi sebagai
pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan tubuh serta posisi
tubuh.
2. Terdapat 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan cerebellum
bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli/ponds varoli yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls dari kedua bagian cerebellum. Jadi ponds varoli berfungsi sebagai
penghantar impuls dari otot-otot kiri dan kanan tubuh.

2. Medula

a. Medulla oblongata

1. Disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang otak.
2. Terletak langsung setelah otak dan menghubungkana dengan medulla spinalis, di depan
cerebellum.
3. Susunan kortexmya terdiri dari neeurit dan dendrite dengan warna putih dan bagian
medulla terdiri dari bdan sel saraf dengan warna kelabu.
4. Berfungsi sebagai pusat pengaturan ritme respirasi, denyut jantung, penyempitan dan
pelebaran pembuluh darah, tekanan darah, gerak alat pencernaan, menelan, batuk,
bersin,sendawa.

b. Medulla spinalis

1. Disebut juga dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-ruas tulang
belakang yaitu ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang yang kedua.
2. Berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan impuls dari organ ke otak dan
dari otak ke organ tubuh.

SST (Susunan Saraf Tepi/Perifer)

Merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan sistem saraf
pusat.

1. Sistem saraf sadar/somatik

Merupakan sistem saraf yang kerjanya berlangsung secara sadar/diperintah oleh otak.
Dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Sistem saraf pada otak

Merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan dibedakan menjadi 12 pasang saraf

b. Sistem saraf sumsum spinalis

Merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinalis (sumsum tulang belakang) yang
berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medula spinalis

2.Sistem saraf Otonom

1. Merupakan sistem saraf yang cara kerjanya secara tidak sadar/diluar kehendak/tanpa
perintah oleh otak.
2. Sistem saraf yang mensarafi seluruh otot polos, otot jantung, kelenjar endokrin dan
kelenjar eksokrin.
3. Dibedakan menjadi 2 bagian yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik yang keduanya
bekerja secara antagonis/berlawanan.

a. Sistem saraf simpatik

1. Merupakan 25 pasang simpul saraf (ganglion) yang terdapat di medulal spinalis.


2. Disebut juga dengan sistem saraf thorakolumbar karena saraf ini keluar dari vertebrae
thorak ke-1 sampai ke-12 dan vertebrae kolumbar ke-1 sampai dengan ke-3.
- Beberapa fungsi sistem saraf simpatik yaitu :
- Mempercepat denyut jantung
- Memperlebar pembuluh darah
- Menghambat pengeluaran air mata
- Memperluas/memperlebar pupil
- Menghambat sekresi air ludah
- Memperbesar bronkus
- Mengurangi aktivitas kerja usus
- Menghambat pembentukan urine

b. Sistem saraf parasimpatik

1. Merupakan sistem saraf yang keluar dari daerah otak.


2. Terdiri dari 4 saraf otak yaitu saraf nomor III (okulomotorik), nomor VII (Facial), nomor
IX (glosofaring), nomor X (vagus).
3. Disebut juga dengan sistem saraf craniosakral karena saraf ini keluar dari daerah cranial
dan juga dearah sakral.
- Beberapa fungsi sistem saraf parasimpatik yaitu :
- Memperlambat denyut jantung
- Mempersempit pembuluh darah
- Memperlancar pengeluaran air mata
- Memperkecil pupil
- Memperlancar sekresi air ludah
- Menyempitkan bronkus
- Menambah aktivitas kerja usus
- Merangsang pembentukan urine
ANFIS SISTEM PERSYARAFAN

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Terima kasih udah berkunjung ke blogQ...
Saya ingin berbagi ilmu pengetahuan tentang sistem persyarafan...
Semogha bermanfaat... :-)

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf.Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi
untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan
tubuh.
Fungsi sistem saraf yaitu :
1. Mendeteksi perubahan dan merasakan sensasi
2. Menghantarkan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain
3. Mengolah informasi sehingga dapat digunakan segera atau menyimpannya untuk masa
mendatang sehingga menjadi jelas artinya pada pikiran.
Sistem saraf dibedakan atas 2 divisi anatomi yaitu :

1. Sistem saraf pusat (sentral), terbagi atas:


a. Otak
b. Sumsum tulang belakang(medula spinalis)

2. Sistem saraf perifer (tepi) terdiri atas:


a. Divisi Aferen, membawa informasi ke SSP (memberitahu SSP mengenai lingkungan
eksternal dan aktivitas-aktivitas internal yg diatur oleh SSP
b. Divisi Eferen, informasi dari SSP disalurkan melalui divisi eferen ke organ efektor (otot
atau kelenjar yg melaksanakan perintah untuk menimbulkan efek yg diinginkan), terbagi
atas:
 Sistem saraf somatik, yg terdiri dari serat-serat neuron motorik yg mempersarafi otot-otot
rangka
 Sistem saraf otonom, yg mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar, terbagi atas :
 Sistem saraf simpatis
 Sistem saraf Parasimpatis

B. Organisasi Struktural Sistem Saraf


a.
Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan med
ulla spinalis yang dilindungi
tulang kranium dan kanal vertebral.
b.
Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan sara
f lain dalam tubuh. Sistem ini
terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang me
nghubungkan otak dan medulla
spinalis dengan reseptor dan efektor.
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menj
adi sistem aferen dan sistem eferen.
a) Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi d
ari reseptor sensorik ke SSP
b) Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi da
ri SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki du
a sub divisi :
Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubaha
n
θ
lingkungan eksternal dan
pembentukan respons motorik volunteer pada otot ran
gka.
Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh re
spon involunter pada otot polos,
otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi
impuls saraf melalui dua jalur
o Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumba
l pada medulla spinalis
o Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sac
ral pada medulla spinalis.
o Sebagian besar organ internal di bawah kendali ot
onom memiliki inervasi simpatis
dan parasimpatis.
2
C. Sel-Sel Pada Sistem Saraf
a. Pengertian Neuron
adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri da
ri badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengenda
likan metabolisme keseluruhan
neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan o
rganel lain seperti konpleks
golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak me
miliki sentriol dan tidak dapat
bereplikasi.
Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasa
r dan ribosom-ribosom bebas
serta berperan dalam sintesis protein.
Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yan
g dapat dilihat melalui
mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak
.
b) Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang bias
anya berganda dan pendek serta
berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih
tipis dan lebih panjang dari
dendrite.
Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke
neuron lain, ke sel lain (sel
otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang m
enjadi asal akson.
b. Klasifikasi Neuron
a) Fungsi.
Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan
arah transmisi impulsnya.
Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listr
ik dari reseptor pada kulit, organ
indera atau suatu organ internal ke SSP.
Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efek
tor.
Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan sel
uruhnya dalam SSP.
Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motori
k atau menyampaikan
informasi ke interneuron lain.
b) Struktur.
Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan
jumlah prosesusnya.
3
Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderi
t atau lebih. Sebagian besar
neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medul
la spinalis, masuk dlam
golongan ini.
Neuron bipolar memiliki satu
θ
akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan
pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung
.
Neuron unipolar kelihatannya memiliki sebuah proses
us tunggal, tetapi neuron ini
sebenarnya bipolar.
c.
Sel Neuroglial.
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel pe
nunjang tambahan pada SSP
yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memil
iki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah m
elalui pedikel atau “kaki
vascular”.
b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan
selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh da
rah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik.
d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang m
elapisi rongga serebral dan
ronggal medulla spinalis.
d. Kelompok Neuron
a) Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang te
rletak di dalam SSP.
b) Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang t
erletak di bagian luar SSP
dalam saraf perifer.
c) Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabu
t) yang terletak di luar SSP.
d) Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer ada
lah saraf gabungan ; saraf ini
mengandung serabut arefen dan eferen yang termielin
isasi dan yang tidak
termielinisasi.
e) Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak
atau medulla spinalis yang
memiliki origo dan tujuan yang sama.
f) Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubu
ngkan sisi-sisi yang
berlawanan pada otak atau medulla spinalis.
4
SISTEM SARAF PUSAT DAN SISTEM SARAF PERIFER
A. Otak
a. Perkembangan Otak
Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tub
uh, mengkonsumsi 25%
oksigen dan menerima 1,5% curah jantung. Bagian cra
nial pada tabung saraf
membentuk tiga pembesaran (vesikel) yang berdiferen
siasi untuk membentuk otak :
otak depan, otak tengah dan otak belakang.
Otak depan (proensefalon) terbagi menjadi dua subd
ivisi : telensefalon dan
diensefalon.

Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau
serebrum dan
basal ganglia serta korpus striatum (substansi abu-
abu) pada serebrum.

Diensefalon menjadi thalamus, hipotalamus dan epit
alamus.
Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh dan pada o
rang dewasa disebut otak tengah.
Otak belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua
subdivisi : metensefalon dan
mielensefalon.

Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) da
n serebelum.

Mielensefalon menjadi medulla oblongata.
Rongga pada tabung saraf tidak berubah dan berkemb
ang menjadi ventrikel otak dan
kanal sentral medulla spinalis.
b. Lapisan Pelindung
Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tig
a lapisan jaringan ikat yang disebut
meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter,
lapisan araknoid dan durameter.
a) Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan
tipis, serta melekat erat pada otak.
b) Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pi
a meter dan mengandung sedikit
pembuluh darah. Runga araknoid memisahkan lapisan a
raknoid dari piameter dan
mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah s
erta jaringan penghubung
serta selaput yang mempertahankan posisi araknoid t
erhadap piameter di bawahnya.
c) Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang t
ebal dan terdiri dari dua lapisan.
Lapisan ini biasanya terus bersambungan tetapi terp
utus pada beberapa sisi spesifik.
Lapisan periosteal luar pada durameter melekat di p
ermukaan dalam kranium dan
berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengk
orak. Lapisan meningeal
dalam pada durameter tertanam sampai ke dalam fisur
a otak dan terlipat kembali di
arahnya untuk membentuk falks serebrum, falks sereb
elum, tentorium serebelum
dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan duram
eter dari araknoid pada regia
cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah
ruang potensial antara perioteal
luar dan lapisan meningeal dalam pada durameter di
regia medulla spinalis.

5
c. Cairan Cerebrospinalis
Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang sub arakn
oid di sekitar otak dan medulla
spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam o
tak. Cairan cerebrospinalis
menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, te
tapi tidak mengandung protein.
Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh plesus koroi
d dan sekresi oleh sel-sel ependimal
yang mengitari pembuluh darah serebral dan melapisi
kanal sentral medulla spinalis.
Fungsi cairan cerebrospinalis adalah sebagai bantal
an untuk pemeriksaan lunak otak dan
medulla spinalis, juga berperan sebagai media pertu
karan nutrient dan zat buangan
antara darah dan otak serta medulla spinalis.
d. Serebrum
Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang
membentuk bagian terbesar otak.
Koterks serebral terdiri dari 6 lapisan sel dan ser
abut saraf.
Ventrikel I dan II (ventrikel lateral) terletak dal
am hemisfer serebral.
Korpus kolosum yang terdiri dari serabut termielini
sasi menyatukan kedua hemisfer.
Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh fisu
ra dan sulkus menjadi 4 lobus
(frontal, paritetal, oksipital dan temporal) yang d
inamakan sesuai tempat tulangnya
berada.

Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemis
fer kiri dan kanan

Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral da
ri serebelum

Sulkus pusat / fisura Rolando memisahkan lobus fro
ntal dari lobus parietal.

Sulkus lateral / fisura Sylvius memisahkan lobus f
rontal dan temporal.

Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal
dan oksipital.
Girus. Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam
konvolusi yang disebut girus.
e. Area Fungsional Korteks Serebri
a) Area motorik primer pada korteks
Area primer terdapat dalam girus presentral. Disini
neuron mengendalikan kontraksi
volunteer otot rangka. Area pramotorik korteks terl
etak tepat di sisi anterior girus
presentral. Neuron mengendalikan aktivitas motorik
yang terlatih dan berulang seperti
mengetik. Area broca terletak di sisi anterior area
premotorik pada tepi bawahnya.
b) Area sensorik korteks
Terdiri dari area sensorik primer, area visual prim
er, area auditori primer. Area olfaktori
primer dan area pengecap primer (gustatory).
6
c) Area asosiasitraktus serebral
Terdiri area asosiasi frontal, area asosiasi somati
c, area asosiasi visual, area wicara
Wernicke.
d) Ganglia basal
Adalah kepulauan substansi abu-abu yang terletak ja
uh di dalam substansi putih
serebrum.
f. Diensefalon
Terletak di antara serebrum dan otak tengah serta t
ersembunyi di balik hemisfer serebral,
kecuali pada sisi basal.
TALAMUS Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 ¼ cm d
an panjang 3 ¾ cm) substansi
abu-abu yang sebagian tertutup substansi putih. Mas
ing-masing massa menonjol ke
luar untuk membentuk sisi dinding ventrikel ketiga.
HIPOTALAMUS Terletak di didi inferior thalamus dan
membentuk dasar serta
bagian bawah sisi dinding ventrikel ketiga.
Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian akt
ivitas SSO yang melakukan
fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti p
engaturan frekwensi jantung, tekanan
darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan,
saluran pencernaan dan aktivitas
seksual.
Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk
emosi seperti kesenangan, nyeri,
kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi
hormon yang mengatur
pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofise se
hingga mempengaruhi keseluruhan
sistem endokrin.
EPITALAMUS Membentuk langit-langit tipis ventrikel
ketiga. Suatu massa
berukuran kecil, badan pineal yang mungkin memiliki
fungsi endokrin, menjulur
dari ujung posterior epitalamus.
g. Sistim Limbik
Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan
diensefalon yang terlibat dalam
aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku
tak sadar. Girus singulum, girus
hipokampus dan lobus pitiformis merupakan bagian si
stem limbic dalam korteks
serebral.
h. Otak Tengah
Merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang
menghubungkan pons dan
serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jal
ur penghantar dan pusat refleks.
Otak tengah, pons dan medulla oblongata disebut seb
agai batang otak.
i. Pons
7
Hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons
menghubungkan medulla yang
panjang dengan berbagai bagian otak melalui pedunku
lus serebral. Pusat respirasi
terletak dalam pons dan mengatur frekwensi dan keda
laman pernapasan. Nuclei saraf
cranial V, VI dan VII terletak dalam pons, yang jug
a menerima informasi dari saraf
cranial VIII
j. Serebelum
Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian
terbesar kedua otak. Terdiri dari
bagian sentral terkontriksi, vermis dan dua massa l
ateral, hemisfer serebelar. Serebelum
bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengenda
likan ketepatan gerakan otot
dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan ya
ng dicetuskan di suatu tempat di
SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan
tidak terkordinasi. Serebelum
juga berfungsi untuk mempertahankan postur.
k. Medulla Oblongata
Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sa
mpai medulla spinalis dan terus
memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen ma
gnum tengkoral. Pusat medulla
adalah nuclei yang berperan dalam pengendalian fung
si seperti frekwensi jantung,
tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan dan munta
h. Nuclei yang merupakan asal
saraf cranial IX, X, XI dan XII terletak di dalam m
edulla.
l. Formasi Retikular
Formasi retukular atau sistem aktivasi reticular ad
alah jarring-jaring serabut saraf dan
badan sel yang tersebar di keseluruhan bagian medul
la oblongata,pons dan otak tengah.
Sistem ini penting untuk memicu dan mempertahankan
kewaspadaan serta kesadaran.
B. Medulla Spinalis
a. Fungsi Medulla Spinalis
Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas r
efleks dalam tubuh. Bagian ini
mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktu
s asenden dan desenden.
b. Struktur Umum
Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan ag
ak pipih. Walaupun diameter
medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini
biasanya sekitar ukuran jari kelingking.
Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran
lumbal dan serviks menandai
sisi keluar saraf spinal besar yang mensuplai lenga
n dan tungkai. Tiga puluh satu
pasang (31) saraf spinal keluar dari area urutan ko
rda melalui foramina intervertebral.
c. Struktur Internal
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang dis
elubungi substansi putih. Kanal
sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi
abu-abu bentuknya seperti huruf H.
Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau k
olumna dan mengandung badan
sel, dendrite asosiasi dan neuron eferen serta akso
n tidak termielinisasi. Tanduk dorsal
8
adalah batang vertical atas substansi abu-abu. Tand
uk ventral adalah batang vertical
bawah. Tanduk lateral adalah protrusi di antara tan
duk posterior dan anterior pada area
toraks dan lumbal sistem saraf perifer. Komisura ab
u-abu menghubungkan substansi
abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis. Se
tiap saraf spinal memiliki satu radiks
dorsal dan satu radiks ventral.
d. Traktus Spinal
Substansi putih korda yang terdiri dari akson termi
elinisasi, dibagi menjadi funikulus
anterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus ter
dapat fasiukulu atau traktus. Traktus
diberi nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuanny
a.
C. Sistem Saraf Perifer
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada
di bagian luar otak dan medulla
spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial ya
ng berasal dari otak ; saraf spinal,
yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia sert
a reseptor sensorik yang berhubungan.
a. Saraf Kranial
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian
batang otak. Beberapa saraf cranial
hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebaga
ian besar tersusun dari serabut
sensorik dan serabut motorik.
1. SARAF OLFAKTORIUS ( CN I )
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari ep
ithelium olfaktori mukosa nasal.
Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktor
i dan menjalar melalui traktus
olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olf
aktori), tempat persepsi indera
penciuman berada.
2. SARAF OPTIK ( CN II )
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan ke
rucut retina di bawa ke badan sel
akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf opti
c keluar dari bola mata pada bintik
buta dan masuk ke rongga cranial melaui foramen opt
ic. Seluruh serabut memanjang
saat traktus optic, bersinapsis pada sisi lateral n
uclei genikulasi thalamus dan menonjol
ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk
persepsi indera penglihatan.
3. SARAF OKULOMOTORIUS ( CN III )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar ter
diri dari saraf motorik. Neuron
motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls
ke seluruh otot bola mata
(kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), k
e otot yang membuka kelopak mata dan
ke otot polos tertentu pada mata. Serabut sensorik
membawa informasi indera otot
(kesadaran perioperatif) dari otot mata yang terine
rvasi ke otak.
4. SARAF TRAKLEAR ( CN IV )
Adalah saraf gabungan , tetapi sebagian besar terdi
ri dari saraf motorik dan merupakan
saraf terkecil dalam saraf cranial.
9
Neuron motorik berasal dari langit-langit otak teng
ah dan membawa impuls ke otot
oblik superior bola mata. Serabut sensorik dari spi
ndle otot menyampaikan informasi
indera otot dari otot oblik superior ke otak.
5. SARAF TRIGEMINAL ( CN V )
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan te
tapi sebagian besar terdiri dari saraf
sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama
pada wajah dan rongga nasal serta
rongga oral.
Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi o
tot mastikasi kecuali otot
buksinator.
Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia tr
igeminal. Serabut ini bercabang ke
arah distal menjadi 3 divisi :

Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mat
a, bola mata, kelenjar air mata,
sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepa
la.

Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah
, rongga oral (gigi atas, gusi
dan bibir) dan palatum.

Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawa
h, gusi, bibir, kulit rahang dan
area temporal kulit kepala.
6. SARAF ABDUSEN ( CN VI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar ter
diri dari saraf motorik. Neuron
motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang
menginervasi otot rektus lateral
mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif
dari otot rektus lateral ke pons.
7. SARAF FASIAL ( CN VII )
Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak d
alam nuclei pons. Neuron ini
menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar
air mata dan kelenjar saliva.
Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pen
gecap pada dua pertiga bagian
anterior lidah.
8. SARAF VESTIBULOKOKLEARIS ( CN VIII )
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua
divisi.
Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi
dari reseptor untuk indera
pendengaran dalam organ korti telinga dalam ke nucl
ei koklear pada medulla, ke
kolikuli inferior, ke bagian medial nuclei genikula
si pada thalamus dan kemudian ke
area auditori pada lobus temporal.
Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan
dengan ekuilibrium dan orientasi
kepala terhadap ruang yang diterima dari reseptor s
ensorik pada telinga dalam.
10
9. SARAF GLOSOFARINGEAL ( CN IX )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal da
ri medulla dan menginervasi
otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva
parotid. Neuron sensorik membawa
informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga
bagian posterior lidah dan sensasi
umum dari faring dan laring ; neuron ini juga memba
wa informasi mengenai tekanan
darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah t
ertentu.
10. SARAF VAGUS ( CN X )
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal da
ri dalam medulla dan
menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen.
Neuron sensorik membawa
informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, j
antung dan visera abdomen ke medulla
dan pons.
11. SARAF AKSESORI SPINAL ( CN XI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar ter
diri dari serabut motorik. Neuron
motorik berasal dari dua area : bagian cranial bera
wal dari medulla dan menginervasi
otot volunteer faring dan laring, bagian spinal mun
cul dari medulla spinalis serviks dan
menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoid
eus. Neuron sensorik membawa
informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh
saraf motorik ; misalnya otot laring,
faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid.
12. SARAF HIPOGLOSAL ( CN XII )
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terd
iri dari saraf motorik. Neuron
motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lid
ah. Neuron sensorik membawa
informasi dari spindel otot di lidah.
b. Saraf Spinal
31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui r
adiks dorsal (posterior) dan ventral
(anterior). Pada bagian distal radiks dorsal gangli
on, dua radiks bergabung membentuk
satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah sara
f gabungan (motorik dan sensorik),
membawa informasi ke korda melalui neuron aferen da
n meninggalkan korda melalui
neuron eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan re
gia kolumna bertebra tempat
munculnya saraf tersebut.

Saraf serviks ; 8 pasang, C1 – C8.

Saraf toraks ; 12 pasang, T1 – T12.

Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 – L5.

Saraf sacral ; 5 pasang, S1 – S5.

Saraf koksigis, 1 pasang.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM SARAF
Gambar 1

1. Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf
memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).
Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf,
yaitu:

1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
3. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar.

a. Sel Saraf (Neuron)


Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk
suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan
sel, dendrit, dan akson.
b. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf
terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
c. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan
dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan
sel.
d. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran
sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.
Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat
lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin
sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada
yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan
berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf
sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
a) Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu
otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b) Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar
yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c) Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem
saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan
membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau
simpul saraf.

1. Sistem Saraf Pusat

gambar 2
a) Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari
berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan
batang otak.
b) Otak Besar ( cerebrum )
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Yaitu Berpikir,
berbicara, melihat, bergerak, mengingat, dan mendengar termasuk kegitan tubuh yang
disadari. Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri.
Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan
mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri
mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.
c) Otak tengah ( Mesensefalon )
Otak tengah merupakan pebghubung antara otak depan dan otak belakang, bagian otak
tengah yang berkembang adalah lobus optikus yang berfungsi sebagai pusat refleksi pupil
mata, pengatur gerak bola mata, dan refleksi akomodasi mata.
d) Otak kecil ( cerebellum )
Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil
terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih.
Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang
dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan
tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. Dan
pusat keseimbangan tubuh. Otak kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan
otak belakang.
1) Otak depan meliputi :
a) Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, keseimbangan cairan
tubuh, haus, tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.
b) Talamus, merupakan pusat pengatur sensori, menerima semua rangsan yang berasal dari
sensorik cerebrum.
c) Kelenjar pituitary, sebagai sekresi hormon.
2) Otak Tengah dengan bagian atas merupakan lobus optikus yang merupakan pusat
refleks mata.
3) Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan medulla oblongata. Medula
oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah, mengatur pernafasan, sekresi
ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.

1. Sumsum lanjutan (medula oblongata)


sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam
dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih,
berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum tulang belakang adalah mengatur reflex fisiologis,
seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang
tidak disadari.

2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)


Sumsum tulang belakang terletak memanjang didalam rongga tulang belakang, mulai dari
ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang
belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam
berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung
badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan
saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta
sebagai pusat pengatur gerak refleks.
a. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem saraf
pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk perubahan cepat
dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan
menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
b. Sistem saraf somatic ( saraf sadar )
sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar. Sistem saraf somatis terdiri dari
12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( spinal ) Kedua belas
pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit.
Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan
berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik. Saraf-saraf
dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot
rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk
menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.
Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut.
a).Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak
menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati
pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.
b).Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan informasi
tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas
angin.
c).Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi tersebut ke
otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan kaki
untuk bergerak membersihkan kamar.
c. Sistem saraf otonom
Apa yang kamu rasakan ketika kejatuhan cicak? Kamu kaget, ketakutan, dan menjerit keras.
Jantungmu berdetak dengan cepat. Pikiranmu kacau. Reaksi yang membuat responmu dalam
situasi ketakutan ini dikontrol oleh sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja
jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita.
Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan
jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.
a) Sistem saraf simpati
Disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang
toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul
saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah
sebagai berikut.

 Mempercepat denyut jantung.


 Memperlebar pembuluh darah.
 Memperlebar bronkus.
 Mempertinggi tekanan darah.
 Memperlambat gerak peristaltis.
 Memperlebar pupil.
 Menghambat sekresi empedu.
 Menurunkan sekresi ludah.
 Meningkatkan sekresi adrenalin.

b) Sistem saraf parasimpatik


Disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah
otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-
hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ
tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi
yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik
berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan
memperlambat denyut jantung.
1. Mekanisme kerja saraf
Neuron mampu menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang dari dendrit ke badan
sel saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang lain. Bila sampai di ujung akson,
maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang memacu dendrit yang berhubungan
dengan akson tadi.
a. Penghantaran Inpuls
Rangsangan yang diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan
sinapsis.
b. Penghantaran lewat sel saraf
Sel saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel saraf positif (+), sedangkan
muatan listrik di dalam membran (-). Keadaan ini disebut polarisasi.

c Penghantaran lewat Sinapsis


1) Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan peningkatan permiabelitas
membran prasinapsis terhadap ion Ca.
2) Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis sambil mengeluarkan
neurotransmiter ke celah sinapsis.
3) Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah itu neurotransmitter
dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan asam stanont. Zat ini disimpan
dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.

ASUHAN KEPERAWATAN
dengan
GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN
A. Pengkajian

1. Riwayat Penyakit sekarang


1. Keluhan utama, Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, Trauma
kepala; Hipertensi, Jantung, Migrain, Sakit kepala, Epilepsi, Obesitas, Kanker,
Hiperlipidemia, Diabetes, Infeksi dan lain – lain.
2. Riwayat Keluarga

Hipertensi, Jantung, Obesitas, Stroke, Kanker, Retradasi Mental, Epilepsi atau gangguan
kejang lainnya.
2. Review Sistem :
a. Susunan Saraf Pusat : vertigo, Paralisis, Pingsan, Insomnia
b. Sistem Kardio Respiratori: Palpitasi, dada tegang
c. Sistem Gastro Intestinal : gangguan mengunyah dan menelan ; Sistem Saluran Kemih :
gangguan mengontrol spinkter, polyuri.

1. E ( Membuka mata ) : 4=Membuka secara spontan, 3=Membuka mata karena suara,


2=Membuka mata dengan rangsangan nyeri atau bahaya, 1=Tidak ada respon, tidak
dapat membuka mata karena edema atau balutan.
2. M ( Motorik / Gerakan ) : 6=Mematuhi perintah sederhana, 5=Melokalisasi nyeri /
menunjuk arah nyeri berasal, 4=Menarik fleksi ( bila ada rangsangan nyeri) ; 3=Fleksi
abnormal ( bila ada rangsangan nyeri ), rigiditas dekortikasi, 2=Ekstensi abnormal (
nyeri ), rigiditas desebrasi, 1=Tidak terdapat respon motorik.
3. V ( Verbal ) : 5=Berorientasi bila di tanya, 4=Bingung, 3=Mengatakan kata – kata
yang tidak tepat / ngelantur, 2=Menyuarakan suara / bunyi yang tidak bermakna /
menggumam, 1=Tidak terdapat respon verbal.
4. Selain mengkaji tingkat kesadaran, kita periksa juga fungsi saraf kranial yang
terganggu dari 12 saraf berikut :

I = Olfaktorius ( penghidu )
II = Optikus ( Ketajaman penglihatan, lapang pandang, pemeriksaan fundus )
III = Okulomotorius ( Reflek pupil, otot okuler ekterna, termasuk gerakan keatas, kebawah
dan mediana ; kerusakan akan menyebabkan ptosis, dilatasi pupil )
IV = Troklearis ( gerakan okular ; kerusakan akan menyebabkan ketidakmampuan melihat
kebawah dan kesamping ; nistagmus / jereng ) ;
V = Trigeminus ( Fungsi sensori, reflek kornea, kilit wajah dan dahi, mukosa hidung dan
mulut ; fungsi motorik, refleks maksilaris ” rahang “)
VI = Abdusen ( sama seperti saraf ke IV )
VII = Fasialis ( Fungsi motorik wajah bagian atas dan bawah; kerusakan akan
menyebabkan asimetris wajah dan paresis ; fungsi sensori di uji dengan pengecapan )
VIII = Akustikus ( Tes saraf koklear : pendengaran, konduksi udara dan tulang ; kerusakan
akan menyebabkan tinitus, kurang pendengaran atau ketulian )
IX = Glosofaringeus ( Fungsi motorik : refleks gangguan faringeal, menelan )
X = Vagus (pengkajian pita suara berbicara dengan jelas tanpa serak )
XI = Asesorius ( Kekuatan otot trapesius dan sternokleidomastoid; kerusakan akan
menyebabkan ketidak mampuan mengangkat bahu )
XII = Hipoglosus ( Fungsi motorik lidah; kerusakan akan menyebabkan penyimpangan ke
arah lateral, atrofi, tremor, ketidakmampuan menjulurkan atau menggerakkan lidah dari
samping kiri ke samping kanan atau sebaliknya ).
B. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidak efektifan pola pernafasan b/d Kerusakan neurologis atau Ketidak efektifan
bersihan jalan napas b/d kerusakan batuk dan ketidakmampuan mengatasi lendir.
2. Gangguan perfusi jaringan otak b/d vasospasme sekunder terhadap cidera hemoragi ;
Peningkatan Tekanan Intra Kranial sekunder terhadap cidera hemoragi
3. Perubahan eliminasi : inkontinensia urine b/d kerusakan atau gangguan neurologis
pada spinkter uri
4. Perbahan eliminasi : konstipasi b/d kerusakan neurologis
5. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan fungsi neurofisiologis
6. Gangguan komunikasi verbal b/d kerusakan saraf pada pusat bicara ( broca )
7. Perubahan persepsi sensori, kognitif, visual, auditori, kinestetik b/d trauma neurologis
8. Perubahan respon psikis dan emosi b/d perubahan fisik
9. Potensial terjadinya deformitas
10. Potensial terjadinya gangguan integritas kulit b/d imobilitas fisik

C. Rencana Keperawatan

1. Mempertahankan fungsi vital sign


2. Mencegah terjadinya kerusakan otak irreversibel
3. Mencegah terjadinya komplikasi : cacat fisik, mental dan sosial

Tindakan Keperawatan Utama pada Stroke

1. Manajemen pembebasan jalan napas: Kaji dan pantau pernapasan, reflek batuk dan
sekresi ; posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan
memberikan pengeluaran sekresi yang optimal ; penghisapan lendir; berikan oksigen
sesuai kebutuhan ; pantau gas darah arteri dan hemoglobin sesuai indikasi
2. Pemeriksaan nutrisi
3. Kompensasi untuk kesulitan persepsi
4. Meningkatkan mobilisasi, kolaborasi dengan rehab medik
5. Meningkatkan suport mental
6. Meningkatkan komunikasi
7. Meningkatkan rehabilitasi
8. Mencegah disuse syndrome

D. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
E. Evaluasi

1. Klien bisa mengekspresikan perasaannya/ kebutuhannya


2. Mengerti dan menjalankan perintah
3. Dapat mengenali bagian – bagian tubuh
4. Bekerja sama dengan perawat dalam pemenuhan aktivitas sehari – harinya
5. Kemajuan dalam fungsi motorik

6. anfis sistem saraf


7.
8. BAB II

9. PEMBAHASAN

10.
11.
12. 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF

13. A. Pengertian sistem Saraf


14. Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf. Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi
untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan
tubuh.
15. B. Fungsi sistem saraf
16. Fungsi sistem saraf yaitu :
17. 1. Mendeteksi perubahan dan merasakan sensasi
18. 2. Menghantarkan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain
19. 3. Mengolah informasi sehingga dapat digunakan segera atau
20. menyimpannya untuk masa mendatang sehingga menjadi jelas artinya pada pikiran.
21. C. Sistem Saraf Secara Mikroskopis
22. Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuralgia dan sel
Schwann).
23. 1. Jaringan Saraf
24. Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (Neuroglia dan sel
Schwann) kedua jenis sel ini berkaitan erat dan terintegrasi satu sama lain sehingga bersama-
sama berfungsi sebagai satu unit.
25. a. Neuron
26. Neuron adalah suatu sel saraf dan merupakan unit anatomis dan fungsional sistem
saraf.sistem saraf manusia terdiri dari sekitar 1 milyar neuron. Neuron ini bervariasi dari hal
bentuk,ukuran dan panjang tonjolan juga dibedakan berdasarkan arah aliran impuls neural.
27.

28.
29.
30.
31.
32.
33.

34. Gambar 1.1 Neuron


35. Neuron serupa dengan sel-sel lain dalam tubuh dalam beberapa hal : memiliki nukleus yang
mengandung gen, mengandung organela seperti mitokondria, dan melakukan proses seluler
mendasar seperti menghasilkan energi dan dan mensintesis protein. Sebuah sel saraf terdiri
tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson) dendrit dan akson saling
berhubungan melalui proses kimia dan listrik.
36. 1) Badan sel
37. Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf
mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf
(neuron). Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi
untuk membawa rangsangan.
38. 2) Dendrit
39. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan
dari badan sel. Yang berfungsi menghantarkan informasi ke badan sel.
40. 3) Neurit (akson)
41. Neurit adalah yang menghantarkan informasi ke luar dari badan sel. Sifat khusus sel neuron
adalah mudah dirangsang dan dapat menghantarkan pesan elektrokimia.
42.
43. Klasifikasi Neuron
44. Klasifikasi neuron berdasarkan bentuknya :
45. a) Neuron unipolar
46. Terdapat satu tonjolan yg bercabang dua dekat dengan badan sel, satu cabang menuju perifer
& cabang lain menuju SSP (neuron sensorik saraf spinal)
47. b) Neuron Bipolar
48. Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit
49. c) Neuron Multipolar
50. Terdapat beberapa dendrit dan 1 akson yg dpt bercabang-cabang banyak sekali. Sebagian
besar organela sel pd neuron terdapat pada sitoplasma badan sel.
51.
52. Berdasarkan panjangnya :
53. a) Neuron Golgi tipe I
54. Mempunyai akson yang panjangnya lebih dari 1 meter. Seperti neuron motorik dari medula
spinalissakralis yang memanjang sampai ke uujung jari kaki.
55. b) Neuron Golgi tipe II
56. Mempunyai akson yang pendek sekali dan berakhir dekat badan sel.seperti dendrit yang
pendek dan banyak berkumpul di sekitar badan sel.
57. Neuron seperti halnya sel lain menjalani proses biokimia yaitu membuat dan melepaskan zat
kimia yang disebut Neurotransmitter. Neurotransmitter diseimpan dalam gelombang sinap
pada ujung akson. Terdapat sekitar 30 neurotransmitter yang telah diketahui maupun masih
disuga. Contoh neurotransmiter : asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, asam gama-
aminobutirat (GABA) dan glisin. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal melalui
eksositosis. Begitu dilepaskan pada taut parasinaps, neurotransmitter berikatan dengan
reseptornya pada sel pascasinaps, menyebabkan hantaran potensial aksi dan kascade
perubahan kimia dalam sel kedua. Neurotransmitter yang masih berada pada celah sinaps
kemudian dibuang dari taut, yang memungkinkan repolarisasi membran sel pasca sinaps dan
dihantarkan potensial aksi yang abru. Pembuangan molekul neurotransmitter dapat terjadi
dalm 3 mekanisme utama:
58. (1) Pembuangan dari celah sinaps melalui difusi atau kerja sel glia
59. (2) Degradasi enzimatik (deaktivasi) sehingga struktur neurotransmitter tidak lagi dikenali
oleh reseptornya. Ex asetilkolin
60. (3) Ambilan kembali (reuptake), dengan diambilnya kembali seluruh molekul
neurotransmitter kedalam akson terminal yang melepaskannya. Ex noreepineprin dan
serotonin.
61. Neuron menghantarkan sinyal-sinyal saraf keseluruh tubuh menggunakan hantaran listrik
dalam neuron dan hantaran kimia diantara neuron. Secara anatomis neuron-neuron tidak
bersambungan satu sama lain. Tempatneuron mengadakan kontak dengan neuron lain atau
dnegan organ efektor disebbut Sinaps.ruang antara neuron satu dengan yang lainnya (organ
efektor) disebut celah sinaps.neuron yang menghantarkan impuls saraf menuju sinaps disebut
neuron pra sinaps. Neuron yang membawa impuls dari sinaps disebut neuron pascasinaps.
Satu neuron dapat mengadakan kontak sinaps dengan banyak neuron (divergensi) dan dapat
menerima kontak sinaps dari banyak neuron (divergensi).
62. Permeabilitas sel neuron terhadap ion natrium dan kalium bervariasi dan dipengaruhi oleh
perubahan kimia serta listrik dalam neuron tersebut (terutama neurotransmitter dan stimulus
organ reseptor). Dalam keadaan istirahat, permeabilitas membran sel menciptakan kadar
kalium intrasel yang tinggi dan kadar natrium intrasel yang rendah bahkan natrium ekstrasel
yang tinggi. Impuls istrik timbul karena ada perbedaan kadar ion intrasel dan ekstrasel yang
melewati membran sel.
63. Bila rangsang menimbulkan perubahan listrik dalam membran sel menyebabkan peningkatan
permeabilitas terhadap ion kalium neuron menjadi hiperpolar dan terhambat sehingga tidak
sanggup meneruskan impuls saraf. Tapi sebaliknya jika menyebabkan peningkatan
permeabilitas terhadap ion natrium maka terjadi depolarisasi atau neuron sedang terangsang
dan terjadi potensial aksi. Bila potensial aksi mencapai ujung akson terjadi pelepasan
neurotransmitter oleh gelembung sinaps dengan eksositosis kedalam celah sinaps.
Transmitter melekatkan diri pada reseptor pascasinaps dan dapat atau tidka dapat
menimbulkan potensial aksi pada membran postsinaps tergantung dari keseimbangan impuls
eksitasi dan inhibisi yang diterima oleh neuron pada saat itu dari semua hubungan sinaps
yang dimiliki.
64.
65. b. Sel Penyokong (Neuroglia dan Sel Schwann)
66. 1) Neuroglia
67. Neuralgia adalah sel penyokong untuk neuron-neuron SSP, sedangkan sel schwann menjalani
fungsi tersebut pada PNS. Neuroglia Menyusun 40% volume otak dan medula spinalis.
Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar 10
banding 1. Ada 4 sel neuroglia yang berhasil diidentifiskasi yaitu : Mikroglia dan tiga jenis
makroglia (sel ependim, astroglia dan oligodendroglia).
68. Mikroglia
69. Mempunyai sifat-sifat fagosit : bila jaringan saraf rusak, maka sel ini bertugas untuk mencerna
sisa-sisa jaringan yang rusak. Sel ini ditemukan di seluruh SSP dan dianggap berperan penting
dalam proses melawan infeksi.
70. Sel ependim
71. Berperan dalam produksi CSF. Sel-sel tersebut adalah neuroglia yang membatasi sistem
ventrikel SSP. Sel-sel inilah yang merupakan epitel dari pleksus koroideus ventrikel otak.
72. Astroglia (astrosit)
73. Menyediakan nutrisi esensial yang diperlukan oleh neuron dan membantu neuron
mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi impuls dan transmisi
sinaptik badan sel astroglia berbentuk seperti bintang dengan banyak tonjolan. Tonjolan ini
berakhir pada pembuluh darah sebagai podosit perivaskuler yang terlibat dalam sistem
transport cepat metabolit juga mencegah beberapa zat tertentu melewati pembuluh darah ke
jaringan saraf. Oleh karena itu tonjolan astrosit membentuk satu dari 3 interface yang dikenal
bersamaan sebagai Sawar darah Otak. sawar yang dibentuk oleh endotel kapiler mencegah
molekul-molekul besar seperti albumin untuk tidak memasuki CSF.
74. Secara umum, interface antara darah dan CSF dan cairan intertisial otak sangat permeabel
terhadap zat lipofilik (alkohol,sebagain besar zat anestesi, air, CO2 dan oksigen). Agak
permeabel terhadap natrium, kallium, dan bikarbonat. Tidak permeabel terhadap protein
plasma dan sebagain besar molekul organik yang tidak larut dalam lemak.
75. Saraf Penting terhadap aliran darah ke otak adlaah sawar CSF-darah yang berperan
menyediakan sistem kontrol yang mengatur dan mempertahankan lingkungan kimia yang
stabil dan optimal untuk neuron SSP.
76. Bila neuron-neuron ati akibat cedera, astrosit-astrosit akan berfloriferasi dan mengisi ruang
yang sebelumnya ditempati oleh badan sel saraf dan tonjolan-tonjolannya (Gliosis
penggantian).Bila kerusakan berat pada SSP akan terbentuk suatu rongga yang dibatasi oleh
astrosit.
77. Oligodendroglia
78. Sel glia yang menghasilkan mielin pada SSP. Setiap oligodendrosit mengelilingi beberapa
neuron dan membran plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga terbentuk selubung
mielin. Mielin dan PNS dibentuk oleh Sel Schwann.
79. Mielin merupakan suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang melapisi tonjolan
saraf. Mielin mengalangi aliran ion natrium dan kalium melintasi membran neural dengan
hampir sempurna. Namun tidak semua mengandung mielin ada celah-celah tanpa mielin
(Nodus Ranvier). Serabut saraf ada yang bermielin dan tidak. Serabut bermielin pada SSP
disebut Substansia Alba, sedangkan yang tak bermielin disebut Substansia Grisea.transmisi
impuls saraf pada serabut bermielin lebih cepat dari yang tidka bermielin.
80. 2) Sel Schwann
81. Membentuk mielin dan neurilemma saraf tepi. Membran plasmanya secara konsentris
mengelilingi tonjolan saraf dari neuron PNS untuk memnbentuk mielin.Tidak semua neuron
PNS bermielin. Neurilemma merupakan membran sitoplasma halus yang dibentuk oleh sel-sel
Schwann yang membungkus semua neuron PNS (bermielin atau tidak) fungsinya sebagai
struktur penyokong dan pelindung bagi tonjolan saraf. Bila terjadi kerusakan pada tonjolan
SSP ada kemungkinan serabut saraf akan beregenerasi.terjadi serangkaian perubahan
regeneratif dan degeneratif yang kompleks disepanjang daerah yang emngalami kerusakan
selama sel tubuh masih hidup. Neurilemma beregenerasi, tonjolan baru akan bertunas dan
tumbuh pada neurilemma. Sebaliknya pada SSP apabila terjadi kerusakan tidak dapat
beregenrasi akan diisi oleh sel glia (astrosit) proses ini disebut Gliosis. Jaringan parut gliotik
setelah cedera otak akan menimbulkan epilepsi fokal.
82.
83. D. Pembagian Sistem Saraf
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.

93. Gambar 1.2 Susunan Sistem Saraf Manusia


94. Pembagian Sistem Saraf terbagi menjadi Sistem Saraf Pusat (SSP) dan sistem saraf tepi
(PNS):
95. 1. Sistem Saraf Pusat (SSP)
96. Sistem saraf pusat terdiri dari Otak dan Medulla Spinalis.
97. a. Otak
98. Otak manusia kira-kira 2% dari berat badan orang dewasa. Otak menerima sekitar 20% curah
jantung dan memerlukan 20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kilokalori energi
setiap harinya.otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi terutama berasal
dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak snagat rentan akan oksigen dan
glukosa melalui aliran darah yang konstan.bila aliran darah berhenti selama 10 detik saja,
kesadarna mungkin sudah hilang dan penghentian dalam beberapa menit dapat menyebabkan
kerusakan yang irreversibel.
99.
100.
101.

102.
103.
104.
105.
106.
107.

108. Gambar 1.3 Otak


109. Fungsi otak :
110. 1) Pusat integrasi dan koordinasi organ-organ sensorik dan sistem efektor ferifer
tubuh
111. 2) Pengatur informasi yang masuk, simpanan pengalaman, impuls yang keluar, dan
tingkah laku.
112. Struktur dan fungsi bagian-bagian otak :
113. a) Batang Otak
114. Batang otak merupakan pusat penyampaian dan refleks yang penting dari SSP.
Bagian-bagian batang otak dari atas kebawaha adalah Otak tengah (Mesensefalon), pons dan
medulla oblongata.dalam batang otak terdapat nervus I (Olfaktorius), nervus II (Optikus) dan
nuklei nervus kranialis.
115. Medulla oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung,
vasokontriksor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, salivasi dna muntah.semua jaras asenden
dan desenden medula spinalis dapat terlihat disini. Pada permukaan anterior terdapat 2
pembesaran (piramid) yang mengandung serabut motorik voluntar. Dibagian posterior
terdapat pula 2 pembesaran yang merupakan fasikuli dari jaras asendens kolumna dorsalir,
yaitu fsikulus grasilis dan fasikulus kuneatus. Jaras ini mengantarkan tekanan, propiosepsi
otot-otot sadar, sensasi getar, dan diskriminasi taktil dua titik. Medulla oblongata mengandung
nukleus-nukleus 4 saraf kranial terakhir (saraf IX-XII).
116. Pons merupakan jembatan serabut - serabut yng menghubungkan kedua himisferium
serebri, serta menghubungkan mesensefalon disebelah atas dengan medulla oblongata.bagian
bawah pons berperan dalam pengaturan pernafasan. Nukleus saraf kranial V (Trigeminus), VI
(Abdusen), VII (Fasialis), VIII (Vestibulokoklearis dan auditorius) terdapat disini.
117. Otak tengah merupakan bagian pendek dari batang otak yang letaknya di atas pons.
Bagian ini terdiri dari :
118. (1) Bagian posterior, tektum yang terdiri dari kolikulus superior (berperan dalam
refleks penglihatan dan koordinasi gerakan penglihatan) dan inferior (refleks pendengaran)
119. (2) Bagian anterior,pedunkulus serebri.terdiri dari berkas serabut-serabut motorik
yang berjalan turun dari serebrum. Dua saraf kranial yang berada pada otak tenagh adalah :
nervus III (Okulomotorius) dan N.IV (Troklearis).
120.
121. Ringkasan Fungsi-fungsi saraf Kranial
Komponen
Saraf Kranial Fungsi
saraf
I Olfaktorius Sensorik Penciuman
II Optikus Sensorik Penglihatan
III Okulomotorius Motorik Mengangkat kelopak mata atas, konstriksi
pupil
IV Troklearis Motorik Gerakan mata kebawah dan kedalam
V Trigeminus Motorik Otot Temporalis dan masseter (Menutup
rahang, mengunyah); gerakan rahang ke
lateral
Sensorik Kulit wajah dan dua pertiga depan kulit
kepala; mukosa mata; mukosa hidung dan
rongga mulut, lidah serta gigi
VI Abdusen Motorik Deviasi mata ke lateral
VII Fasialis Motorik Otot-otot ekspresi wajah termasuk otot
dahi, sekeliling mata dan mulut, lakrimasi
dan salivasi.
VIII
Vestibulokoklearis
Cabang vestibularis Sensorik Keseimbangan
Cabang Koklearis Sensorik Pendengaran
IX Glosofaringeus Motorik Faring; menelan, refleks muntah,
parotis;salivasi
X Vagus Motorik Faring,laring; menelan, refleks muntah,
fonasi; visera abdomen
Sensorik Faring,laring; refleks muntah, visera
leher, thoraks dan abdomen
XI Assesorius Motorik Otot sternokleidomastoid dan bagian atas
dari otot trapezius; pergerakan kepala dan
bahu
XII Hipoglosus Motorik Gerakan Lidah
122.
123. b) Serebelum
124. Terletak di dalam fosa kranii posterior dan di tutupi oleh duramater yang menyerupai
tenda (tentorium), yang memisahkan dari bagian posterior serebrum. dan Fungsi serebeluma
adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta
mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan postur
tubuh.
125. c) Diensefalon
126. Diensefalon adalah istilah untuk menyatakan struktur-struktur di sekitar ventrikel ke
tiga dan membentuk inti bagian dalam serebrum. fungsinya memproses rangsang sensorik dan
membantu memulai atau memodifikasi reaksi tubuh terhadap rangsangan tersebut.
Diensefalon dibagi menjadi 4 wilayah yaitu :
127. (1) Talamus
128. Merupakan stasiun penghubung yang penting dalam otak dan juga merupakan
pengintegrasi subkortikal yang penting. Semua jaras sensorik utama (kecuali sistem
olfaktorius)membentuk sinaps dengan nukleus talamus dalam perjalanan menuju korteks
serebri. Talamus bertindak sebagai pusat sensasi primitif sehingga individu secara samar dapat
merasakan nyeri, takanan, raba, getar dan suhu yng ekstrim.talamus juga berperan penting
dalam integrglizasi ekspresi motorik karena hubungan fungsinya terhadap pusat motorik
utama dalam korteks motorik serebri, serebelum dan ganglia basalis.
129. (2) Hipotalamus
130. Terletak dibawah talamus, hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan
sistem susunan saraf autonom ferifer yang menyertai ekspresi tingkah laku dan emosi juga
dalam pengaturan hormon-hormon seperti hormon antidiuretik dan oksitosin. Fungsi
hipotalamus diantaranya adalah pengaturan cairan tubuh dan elektrolit, suhu tubuh, fungsi
endokrin dari tingkah laku seksual dann refroduksi normal, ekspresi ketenangan dan
kemarahan serta lapar dan haus.
131. (3) Subtalamus
132. Nukleus motorik ekstrapiramidal penting mempunyai hubungan nukleus rubra,
substansia nigra dan globus palidus dari ganglia basalis.
133. (4) Epitalamus
134. Pita sempit jaringan saraf yang membentuk atap diensefalon. Epitalamus
berhubungan dnegan sistem limbik dan tampaknya berperan dalam dorongan emosi dasar dan
integrasi informasi olfaktorius.
135. d) Sistem Limbik
136. Merupakan suatu konsep fungsional yang tidak memiliki definisi yang diterima
secara umum. Struktur kortikal utama adalah girus singuli, girus hipokampus dan
hipokampus.fungsi utama sistem limbik adalah pengalaman dan ekspresi alam perasaan,
perasaan dan emosi, terutama reaksi takut, marah, dan emosi yang berhubungan dengan
perilaku seksual.sistem ini memiliki hubungan timbal balik dengan banyak struktur saraf
sentral pada beberapa tingat integrasi termasuk neokorteks, hipotalamus, dan sistem aktivasi
retikularis batang otak.
137. e) Serebrum
138. Bagian otak terbesar dan paling menonjol. Disini terletak pusat-pusat saraf yang
mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik, juga mengatur proses penalaran, ingatan dan
intelegensia.Serebrum dibagi menjadi hemisfer kiri dan kanan oleh Fisura longitudinalis
mayor. Bagian luar terdiri dari substansi grisea (korteks serebri) dan bagian dalamnya oleh
substansia alba yang didalamnya tertanam massa substansi grisea (Ganglia basalis). Kedua
hemisfer ini dihubungkan oleh pita serabut lebar (Corpus colosum) pusat aktivitas motorik
dan sensorik pada masing-masing hemisfer berlawanan dengan bagian tubuh. Himisfer
sebelah kanan mengatur bagian tubuh sebelah kiri dan hemisfer kiri mengatur bagian tubuh
sebelah kanan.Konsep ini disebut Pengendalian Kontralateral.
139. f) Korteks serebri
140. Korteks serebri pada serebrum mempunyai banyak lipatan yang disebut konvolusi
atau giri. Struktur ini memungkinkan permukaan otak menjadi luas yang terkandung dalam
rongga tengkorak yang sempit.dari lipatan tersebut terbentuk sulki (celah/lekukan)sehingga
hemisfer terbagi menjadi lobus frontalis, parietalis, temporalis dan oksipitalis.
141. g) Selubung otak
142. Jaringan gelatinosa otak dan medula spinalis dilindungi oleh tulang tengkorak, tulang
belakang dan tiga lapisan jaringan penyambung yaitu piamater, araknoid dan duramater.
Masing-masing merupakan suatu lapisan yang terpisah dan kontinu.
143. Piamater langsung berhubungan dengan otak dan jaringan spinal, dan mengikuti
kontur struktur eksternal.merupakan lapisan vaskular yang pembuluh-pembuluh darahnya
berjalan menuju struktur dalam SSP untuk memberi nutrisi pada jaringan saraf.piamater
meluas kebagian bawah medula spinalis dan berakhir kira-kira setinggi bagian bawah L1.
144. Araknoid merupakan suatu membran fibrosa yang tipis, halus dan avaskular.
Araknoid meliputi otak dan medula spinalis, tetapi tidak mengikuti kontur luar seperti
piamater.daerah antara araknoid dan piamater disebut subaraknoid dan terdapat arteri, vena
serebral dan trabekula araknoid dan cairan serebrospinal yang membasahi SSP. Subaraknoid
mempunyai pelebaran disebut sisterna yaitu sisterna lumbalis. Bagian bawah lumbal (biasanya
antara L3 dan L4 atau L4 dan L5).
145. Duramater merupakan jaringan tidak elastis dan mirip kulit sapi. Yang terdiri dari 2
lapisan yaitu dura endosteal dan dura meningeal.
146. h) Sumsum tulang belakang/Medula Spinalis
147. Medula spinalis terdiri dari 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing memiliki
sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui foramina intervertebralis.
Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari
ruas-ruas tulang leher sampai ruas tulang pinggang ke dua. Sumsum tulang belakang juga
dibungkus oleh selaput meninges. Bila diamati secara melintang, sumsum tulang belakang
bagian luar tampak berwarna putih (substansi alba) karena banyak mengandung akson
(neurit) dan bagian dalam yang berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna kelabu (substansi
grissea) karena banyak mengandung badan sel-sel saraf. Sumsum tulang belakang berfungsi
untuk:
148. (1) Menghantarkan impuls dari dan ke otak,
149. (2) Memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.
150.
151. 2. Sistem Saraf Tepi (PNS/Periperal Nerves System)
152. Secara anatomis PNS dibagi menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf
Kranial. Saraf ferifer terdiri dari neuron-neuron yang menerima pesan-pesan neural sensorik
(aferen) yang menuju SSP atau meneriam pesan motorik (eferen) dari SSP atau keduanya.
Saraf spinal menghantarkan pesan-pesan aferen maupun efferen. Saraf kranial berasal dari
bagian permukaan otak. Lima pasang merupakan saraf motorik, tiga pasang sensorik dan
empat pasang campuran. Secara fungsional PNS dibagi menjadi sistem saraf somatis dan
sistem saraf autonom.
153. Sistem saraf somatis terdiri dari saraf campuran. Bagian eferen membawa informasi
sensorik yang disadari maupun tak disadari (nyeri, suhu, raba, propiosepsi yang disadari
maupun tidak, penglihatan, pengecapan, pendengaran dan penciuman). Dari kepala, dinding
tubuh dan ekstremitas. Saraf eferen terutama berhubungan dengan otot rangka tubuh. Sistem
saraf somatis menangani interaksi dan respons terhadap lingkungan luar.
154. Sistem saraf autonom adalah sistem saraf campuran. Serabut-serabut aferennya
membawa masukan dari organ-organ viseral. Sistem autonom dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
Saraf Simpatis meninggalkan SSP dari daerah thorakal dan lumbal (Torakolumbal) medula
spinalis. Saraf Parasimpatis keluar dari otak (melalui komponen-komponen saraf kranial)dan
bagian sakral medula spinalis (kraniosakral). Tujuan utama saraf autonom adalah
mempersiapkan tubuh agar siap menghadapi stress, atau yang disebutrespon bertempur atau
lari. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut :
155. a. Mempercepat denyut jantung.
156. b. Memperlebar pembuluh darah.
157. c. Memperlebar bronkus.
158. d. Mempertinggi tekanan darah
159. e. Memperlambat gerak peristaltis.
160. f. Memperlebar pupil.
161. g. Menghambat sekresi empedu.
162. h. Menurunkan sekresi ludah.
163. i. Meningkatkan sekresi adrenalin.
164. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem
saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung,
sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.
165. 2.2 Anatomi Fisiologi Sistem Saraf Pusat
166. Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat.
Sistem ini yang mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat
keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar.
Sistem saraf pusat terdiri dari :
167. A. Otak
168. Gambar 1.2
169.
170.
171. Otak dilindungi oleh tulang tengkorak serta dibungkus membran jaringan ikat yang
disebut meninges. Meninges terdiri dari 3 lapisan yaitu :
172. a. Dura mater adalah meninges luar, terdiri atas jaringan ikat padat. Dura mater
dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit, disebut ruang subdural. Permukaan dalam dan
luar dura mater dilapisi epitel selapis gepeng yang asalnya dari mesenkim.
173. b. Arachnoidea mater bentuknya seperti jaring laba-laba. Terdiri atas jaringan ikat
tanpa pembuluh darah. Permukaannya dilapisi oleh epitel selapis gepeng. Memiliki 2
komponen, yaitu lapisan yang berkontak dengan dura mater dan sebuah sistem trabekel yang
menghubungkan lapisan itu dengan pia mater.Rongga di antara trabekel membentuk ruang
subaraknoid, yang terisi cairan serebrospinal (CSF). Pada beberapa daerah, araknoid
menerobos dura mater, membentuk juluran-juluran yang berakhir pada sinus venosus dalam
dura mater. Juluran ini (yang dilapisi oleh sel-sel endotel dari vena) disebut vili araknoid,
fungsinya ialah untuk menyerap cairan serebrospinal ke dalam darah dari sinus venosus.
174. c. Pia mater terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh
darah. Pia mater dilapisi oleh sel-sel gepeng yang berasal dari mesenkim. Pia mater
menyusuri seluruh lekuk permukaan SSP dan menyusup ke dalamnya untuk jarak tertentu
bersama pembuluh darah. Pembuluh darah menembus SSP melalui terowongan yang dilapisi
oleh pia mater, disebut ruang perivaskular. Pia mater lenyap sebelum pembuluh darah
ditransformasi menjadi kapiler.
175. Bagian – bagian otak :

176. 1. Korteks cerebrum (cerebral cortex)


177. fungsinya :
178.  Persepsi sensorik
179.  Kontrol gerakan volunteer
180.  Kemampuan berbahasa
181.  Sifat dan kepribadian
182.  Berpikir, memori, pembuatan keputusan, kreatifitas, dan kesadaran diri
183.
184. 2. Ganglia basalis
185.  Koordinasi gerakan berulang dan lambat
186.  Supresi gerakan yang tidak dibutuhkan
187. 3. Thalamus
188.  Stasiun relay input sensorik
189.  Kesadaran terhadap sensasi
190.  Kesadaran
191.  Berperan dalam control motorik
192.
193. 4. Hipothalamus
194.  Regulasi fungsi homeostatic seperti control suhu, rasa haus, pengeluaran urin,
dan rasa lapar
195.  Penghubung antara sistem saraf dan sistem endokrin
196.  Pengatur emosi dan pola sifat dasar
197.
198. 5. Cerebellum
199.  Keseimbangan
200.  Pengaturan tonus otot
201.  Koordinasi pergerakan
202.
203. 6. Batang otak (mesenchepalon, pons, dan medulla oblongata)
204.  Tempat keluar nervus cranialis
205.  Pusat pernapasan, kardiovaskular, dan pencernaan
206.  Pengaturan refleks otot yang berhubungan dengan kesembangan dan postur
207.  Penerima dan pengintregasi input sinaptik dari medulla spinalis, aktivasi korteks
cerebrum
208.  Pengatur siklus tidur
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218. Secara umum, terdapat 4 lobus pada otak yaitu lobus frontalis, parietalis, temporalis,
dan occipital. Tabel di bawah ini menjabarkan fungsi korteks serebri masing-masing lobus.
219.
220.
221.
222.
223.

Lobus Letak Fungsi


Frontalis Anterior sulkus 1. Aktivitas motorik volunter pada sisi
frontalis tubuh yang berlawanan (terletak di gyrus
presentralis).
2. Sebagai area bicara motorik yang
sering disebut area broca (terletak di gyrus
frontalis inferior).
3. Elaborasi pikiran
Parietalis Di sulkus sentralis Bertanggung jawab dalam area sensoris
yaitu menerima dan mengintreprestasikan
sensasi nyeri, raba, tekanan dari permukaan
tubuh (terletak di gyrus postsentralis).
Temporalis Di sebelah lateral Menerima dan menginterprestasikan suara.
Area wernicke yang berfungsi sebagai area
pemahaman bahasa (asosiasi) afasia
reseptif.
Occipitalis Posterior occipital Area visual primer yang berfungsi
menerima informasi dari retina mata.
Area asosiasi visual yang berperan untuk
menginterprestasikan pengalaman visual.

224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249. Bagian otak lainnya :
250.
251. a. Otak besar (cerebrum)
252.
Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan
(hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri mengatur tubuh bagian
kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. Otak besar terdiri atas dua
lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi
serabut saraf yaitu dendrit dan neurit. Otak besar merupakan saraf pusat yang utama.Setiap
aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi),
berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun
mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat
penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat
berbicara juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain
sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran.

253. b.Otak tengah (midbrain)


254.
Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah
berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak mata, refleks
penyempitan pupil mata.
255.

256.
257.
258. c. Otak belakang (hindbrain)
259.
Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu :
260.
- Jembatan Varol (pons Varolli),
Jembatan Varol berisi serabut yang menghubungkan lobus kiri dan lobus kanan otak kecil,
menghubungkan antara otak kecil dengan korteks otak besar.
- Otak kecil (serebelum),
Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang. Otak kecil berperan sebagai
pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka.
- Sumsum lanjutan (medula oblongata).
Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat pengatur
refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat
pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.
261. Ketiga bagian otak belakang ini membentuk batang otak.
262.
263. B. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
264. Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang
belakang,yaitu lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya
sampai ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis vertebrae). Sumsum tulang belakang
berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik dari kulit atau otot ke otak,
dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di dalam tulang punggung terdapat
sumsum punggung dan cairan serebrospinal. Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang
belakang tampak dua bagian yaitu bagian luar berwarna putih sedang bagian dalamnya
berwarna abu-abu. Bagian luar berwarna putih karena mengandung dendrit dan akson dan
berbentuk seperti tiang, sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu berbentuk seperti sayap
atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke perut disebut sayap ventral dan banyak
mengandung neuron motorik dengan akson menuju ke efektor. Sedangkan sayap yang
mengarah ke punggung disebut sayap dorsal, mengandung badan neuron sensorik.
265. Saat memasuki medulla spinalis, serabut saraf sensorik akan dipisahkan
menjadi tractus di substansia alba. Beberapa serabut saraf berperan menghubungkan segmen-
segmen medulla spinalis sedangakn serabut yang lain naik menuju ke otak. Berkas serabut
saraf yang berjalan menuju otak inilah yang disebut tractus ascenden. Tractus ascenden
menghantarkan informasi aferen baik yang disadari maupun tidak. Informasi ini dapat dibagi
menjadi informasi eksteroseptif (input dari luar tubuh seperti nyeri, suhu dll.) dan
proprioreseptif (input dari dalam tubuh seperti dari otot atau sendi). Berikut nama tractus
ascenden dan rangsang yang dibawa:
266. 1. Tractus spinothalamicus lateralis : jaras nyeri dan suhu.
267. 2. Tractus spinothalamicus anterior : jaras raba dan tekanan ringan.
268. 3. Tractus spinocerebellaris posterior : jaras sensasi sendi otot ke
cerebellum.
269. 4. Tractus spinocerebellaris anterior : jaras sensasi sendi otot ke
cerebellum.
270. 5. Tractus cuneocerebellaris : jaras sensasi sendi otot ke
cerebellum.
271. 6. Tractus spinotectalis : jaras refleks spinovisual
272. 7. Tractus spinoreticularis : mempengaruhi kesadaran.
273. Tractus descenden merupakan serabut saraf yang turun di dalam substansia
alba dari berbagai pusat saraf. Berikut nama tractus descenden dan fungsinya:
274. 1. Tractus corticospinalis :jaras gerakan volunter
275. 2. Tractus reticulospinalis : memfasilitasi dan menghambat
aktivitas refleks dan gerakan volunter.
276. 3. Tractus tectospinalis : respon stimulus visual.
277. 4. Tractus rubrospinalis : antigravitasi
278. 5. Tractus vestibulospinalis : memfasilitasi otot ekstensor, menghambat otot
fleksor dan keseimbangan.
279. 6. Tractus olivospinalis : belum diketahui, berhubungan dengan aktivitas
otot
280.
281.
282.

283. 2.2 Anatomi Fisiologi Sistem Saraf Tepi


284.
285.
286. Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari
neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Saraf
perifer meliputi 12 saraf kranial, saraf tulang belakang, dan saraf otonom yang mengatur otot
jantung, otot-otot di dinding pembuluh darah, dan kelenjar.
287. Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu :
288. a. Sistem saraf sadar atau somatik
289. Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau
dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan
menjadi dua yaitu:
290. sistem saraf kepala (kranial) yang terdiri dari :
291.
292.
293.
294. sistem saraf tulang belakang (spinal) yang terdiri dari :

295.
Jumlah Medula spinalis Menuju
daerah
7 pasang Serviks Kulit kepala, leher dan otot
tangan
12 pasang Punggung Organ-organ dalam
5 pasang Lumbal/pinggang Paha
5 pasang Sakral/kelangkang Otot betis, kaki dan jari kaki
1 pasang Koksigeal Sekitar tulang ekor
296.
297. b. Sistem saraf tak sadar
298. Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari
atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem
saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung.
299. Sistem saraf otonom terdiri atas :
300.  sistem saraf simpatik
301. Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf
preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini
berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang.
Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah untuk mempercepat denyut jantung, memperlebar
pembuluh darah, memperlebar bronkus, mempertinggi tekanan darah, memperlambat gerak
peristaltis, memperlebar pupil, menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah, dan
meningkatkan sekresi adrenalin. Sistem ini mengatur fungsi kelenjar keringat dan
merangsang sekresi glukosa dalam hati. Sistem saraf simpatik diaktifkan terutama dalam
kondisi stres. Bandingkan sistem saraf parasimpatik.
302.
303.  sistem saraf parasimpatik.
304. Sistem saraf parasimpatik adalah bagian dari sistem saraf otonom yang cenderung
bertindak berlawanan terhadap sistem saraf simpatik. Sistem saraf parasipatik disebut juga
dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah
sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan
ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai
oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan
dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi
mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat
denyut jantung
305.

306. 2.3 Anatomi Fisiologi Sistem Saraf Otonom


307.
308. Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja
tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang.
Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ
dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan,
otot polos pembuluh darah. Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan
menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion
yang terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang,
sehingga memilki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang.
Serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang
keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf
yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sebelum sampai pada
organ serabut saraf akan mempunyai sinaps pada sebuah ganglion seperti pada bagan berikut.
Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion
pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama tetapi pengaruh
kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis.
309. Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain: Saraf simpatik
mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi,
memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan
mengembangkan kantung kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut
jantung, mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter
pembuluh arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.

Sumber : http://aprillovegreen.blogspot.co.id/2015/07/anatomi-fisiologi-sistem-persarafan.html
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF (NEUROLOGI KLINIK)

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF


Struktur dan FungsiSistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan
penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf
tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan susunan
saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi
dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap
mencapai keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan
internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat
mengadaptasi sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi perubahan
berlangsung melalui kegiatan saraf yang dikenal sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu
mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit.

Stimulasi dapat Menghasilkan Suatu Aktifitas

Stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf
tepi dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat. Bagian sistem saraf tepi yang menerima
rangsangan disebut reseptor, dan diteruskan menuju sistem saraf pusat oleh sistem saraf sensoris.
Pada sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau respon
diteruskan kembali melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus
jawaban akhir. Sistem saraf yang membawa jawaban atau respon adalah sistem saraf motorik.
Bagian sistem saraf tepi yang mencetuskan jawaban disebut efektor. Jawaban yang terjadi dapat
berupa jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi
oleh kemauan (involunter). Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatis sedangkan yang
involunter melibatkan sistem saraf otonom. Efektor dari sitem saraf somatik adalah otot rangka
sedangkan untuk sistem saraf otonom, efektornya adalah otot polos, otot jantung dan kelenjar
sebasea.
Fungsi Saraf

1. Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensori . Saraf
sensori disebut juga Afferent Sensory Pathway.

2. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat.

3. Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula spinalis maupun di otak untuk
selanjutnya menentukan jawaban atau respon.
4. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik ke organ-organ tubuh sebagai kontrol
atau modifikasi dari tindakan. Saraf motorik disebut juga Efferent Motorik Pathway.

Sel Saraf (Neuron)


Merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan menghantarkan impuls listrik. Neuron
merupakan unit dasar dan fungsional sistem saraf yang mempunyai sifat exitability artinya siap
memberi respon saat terstimulasi. Satu sel saraf
mempunyai badan sel disebut soma yang mempunyai satu atau lebih tonjolan disebut dendrit.
Tonjolan-tonjolan ini keluar dari sitoplasma sel saraf. Satu dari dua ekspansi yang sangat panjang
disebut akson. Serat saraf adalah akson dari satu neuron. Dendrit dan badan sel saraf berfungsi
sebagai pencetus impuls sedangkan akson berfungsi sebagai pembawa impuls. Sel-sel saraf
membentuk mata rantai yang panjang dari perifer ke pusat dan sebaliknya, dengan demikian impuls
dihantarkan secara berantai dari satu neuron ke neuron lainnya. Tempat dimana terjadi kontak
antara satu neuron ke neuron lainnya disebut sinaps. Pengahantaran impuls dari satu neuron ke
neuron lainnya berlangsung dengan perantaran zat kimia yang disebut neurotransmitter

Jaringan Penunjang

Jaringan penunjang saraf terdiri atas neuroglia. Neuroglia adalah sel-sel penyokong untuk neuron-
neuron SSP, merupakan 40% dari volume otak dan medulla spinalis. Jumlahnya lebih banyak dari sel-
sel neuron dengan perbandingan sekitar 10 berbanding satu. Ada empat jenis sel neuroglia yaitu:
mikroglia, epindima, astrogalia, dan oligodendroglia

Mikroglia

Mempunyai sifat fagositosis, bila jaringan saraf rusak maka sel-sel ini bertugas untuk mencerna atau
menghancurkan sisa-sisa jaringan yang rusak. Jenis ini ditemukan diseluruh susunan saraf pusat dan
di anggap berperan penting dalam proses melawan infeksi. Sel-sel ini mempunyai sifat yang mirip
dengan sel histiosit yang ditemukan dalam jaringan penyambung perifer dan dianggap sebagai sel-
sel yang termasuk dalam sistem retikulo endotelial sel.

Epindima

Berperan dalam produksi cairan cerebrospinal. Merupakan neuroglia yang membatasi sistem
ventrikel susunan saraf pusat. Sel ini merupakan epitel dari pleksus choroideus ventrikel otak.

Astroglia

Berfungsi sebagai penyedia nutrisi esensial yang diperlukan oleh neuron dan membantu neuron
mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi dan transmisi sinaptik. Astroglia
mempunyai bentuk seperti bintang dengan banyak tonjolan. Astrosit berakhir pada pembuluh darah
sebagai kaki I perivaskuler dan menghubungkannya dalam sistem transpot cepat metabolik. Kalau
ada neuron-neuron yang mati akibat cidera, maka astrosit akan berproliferasi dan mengisi ruang
yang sebelumnya dihuni oleh badan sel saraf dan tonjolan-tonjolannya. Kalau jaringan SSP
mengalami kerusakan yang berat maka akan terbentuk suatu rongga yang dibatasi oleh astrosit

Oligodendroglia

Merupakan sel yang bertanggungjawab menghasilkan myelin dalam SSP. Setiap oligodendroglia
mengelilingi beberapa neuron, membran plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga
terbentuk lapisan myelin. Myelin merupakan suatu komplek putih lipoprotein yang merupakan
insulasi sepanjang tonjolan saraf. Myelin menghalangi aliran ion kalium dan natrium melintasi
membran neuronal .

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis. SSP dibungkus oleh selaput meningen yang
berfungsi untuk melindungi otak dan medula spinalis dari benturan atau trauma. Meningen terdiri
atas tiga lapisan yaitu durameter, arachnoid dan piamater.

Rongga Epidural

Berada diantara tulang tengkorak dan durameter. Rongga ini berisi pembuluh darah dan jaringan
lemak yang berfungsi sebagai bantalan. Bila cidera mencapai lokasi ini akan menyebabkan
perdarahan yang hebat oleh karena pada lokasi ini banyak pembuluh darah sehingga mengakibatkan
perdarahan epidural

Rongga Subdural

Berada diantara durameter dan arachnoid, rongga ini berisi berisi cairan serosa.

Rongga Sub Arachnoid

Terdapat diantara arachnoid dan piameter. Berisi cairan cerebrospinalis yang salah satu fungsinya
adalah menyerap guncangan atau shock absorber. Cedera yang berat disertai perdarahan dan
memasuki ruang sub arachnoid yang akan menambah volume CSF sehingga dapat menyebabkan
kematian sebagai akibat peningkatan tekanan intra kranial (TIK).

Otak

Otak, terdiri dari otak besar yang disebut cerebrum, otak kecil disebut cerebellum dan batang otak
disebut brainstem. Beberapa karateristik khas Otak orang dewasa yaitu mempunyai berat lebih
kurang 2% dari berat badan dan mendapat sirkulasi darah sebenyak 20% dari cardiac out put serta
membutuhkan kalori sebesar 400 Kkal setiap hari. Otak merupakan jaringan yang paling banyak
menggunakan energi yang didukung oleh metabolisme oksidasi glukosa. Kebutuhan oksigen dan
glukosa otak relatif konstan, hal ini disebabkan oleh metabolisme otak yang merupakan proses yang
terus menerus tanpa periode istirahat yang berarti. Bila kadar oksigen dan glukosa kurang dalam
jaringan otak maka metabolisme menjadi terganggu dan jaringan saraf akan mengalami kerusakan.
Secara struktural, cerebrum terbagi menjadi bagian korteks yang disebut korteks cerebri dan sub
korteks yang disebut struktur subkortikal. Korteks cerebri terdiri atas korteks sensorik yang berfungsi
untuk mengenal ,interpretasi impuls sensosrik yang diterima sehingga individu merasakan,
menyadari adanya suatu sensasi rasa/indra tertentu. Korteks sensorik juga menyimpan sangat
banyak data memori sebagai hasil rangsang sensorik selama manusia hidup. Korteks motorik
berfungsi untuk memberi jawaban atas rangsangan yang diterimanya.

Struktur sub kortikal

a. Basal ganglia; melaksanakan fungsi motorik dengan merinci dan mengkoordinasi gerakan dasar,
gerakan halus atau gerakan trampil dan sikap tubuh.
b. Talamus; merupakan pusat rangsang nyeri

c. Hipotalamus; pusat tertinggi integrasi dan koordinasi sistem saraf otonom dan terlibat dalam
pengolahan perilaku insting seperti makan, minum, seks dan motivasi

d. Hipofise

Bersama dengan hipothalamus mengatur kegiatan sebagian besar kelenjar endokrin

dalam sintesa dan pelepasan hormon.

Cerebrum

Terdiri dari dua belahan yang disebut hemispherium cerebri dan keduanya dipisahkan oleh fisura
longitudinalis. Hemisperium cerebri terbagi menjadi hemisper kanan dan kiri. Hemisper kanan dan
kiri ini dihubungkan oleh bangunan yang disebut corpus callosum. Hemisper cerebri dibagi menjadi
lobus-lobus yang diberi nama sesuai dengan tulang diatasnya, yaitu:

1. Lobus frontalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang frontalis

2. Lobus parietalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang parietalis

3. Lobus occipitalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang occipitalis

4. Lobus temporalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang temporalis

Cerebelum (Otak Kecil)

Terletak di bagian belakang kranium menempati fosa cerebri posterior di bawah lapisan durameter
Tentorium Cerebelli. Di bagian depannya terdapat batang otak. Berat cerebellum sekitar 150 gr atau
8-8% dari berat batang otak seluruhnya. Cerebellum dapat dibagi menjadi hemisper cerebelli kanan
dan kiri yang dipisahkan oleh vermis. Fungsi cerebellum pada umumnya adalah mengkoordinasikan
gerakan-gerakan otot sehingga gerakan dapat terlaksana dengan sempurna.

Batang Otak atau Brainstern

Terdiri atas diencephalon, mid brain, pons dan medula oblongata. Merupakan tempat berbagai
macam pusat vital seperti pusat pernafasan, pusat vasomotor, pusat pengatur kegiatan jantung dan
pusat muntah, bersin dan batuk.

Komponen Saraf Kranial

a. Komponen sensorik somatik : N I, N II, N VIII

b. Komponen motorik omatik : N III, N IV, N VI, N XI, N XII

c. Komponen campuran sensorik somatik dan motorik somatik : N V, N VII, N IX, N X

d. Komponen motorik viseral

Eferen viseral merupakan otonom mencakup N III, N VII, N IX, N X. Komponen eferen viseral yang
'ikut' dengan beberapa saraf kranial ini, dalam sistem saraf otonom tergolong pada divisi
parasimpatis kranial.

1. N. Olfactorius

Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu, yang terletak dibagian atas dari mukosa hidung di
sebelah atas dari concha nasalis superior.

2. N. Optikus

Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen sensori khusus. Pada
dasarnya saraf ini merupakan penonjolan dari otak ke perifer.

3. N. Oculomotorius

Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada mesensephalon. Saraf ini berfungsi sebagai saraf
untuk mengangkat bola mata

4. N. Trochlearis

Pusat saraf ini terdapat pada mesencephlaon. Saraf ini mensarafi muskulus oblique yang berfungsi
memutar bola mata

5. N. Trigeminus

Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu saraf optalmikus, saraf maxilaris dan saraf mandibularis
yang merupakan gabungan saraf sensoris dan motoris. Ketiga saraf ini mengurus sensasi umum pada
wajah dan sebagian kepala, bagian dalam hidung, mulut, gigi dan meningen.

6. N. Abducens

Berpusat di pons bagian bawah. Saraf ini menpersarafi muskulus rectus lateralis. Kerusakan saraf ini
dapat menyebabkan bola mata dapat digerakan ke lateral dan sikap bola mata tertarik ke medial
seperti pada Strabismus konvergen.

7. N. Facialias

Saraf ini merupakan gabungan saraf aferen dan eferen. Saraf aferen berfungsi untuk sensasi umum
dan pengecapan sedangkan saraf eferent untuk otot wajah.

8. N. Statoacusticus

Saraf ini terdiri dari komponen saraf pendengaran dan saraf keseimbangan

9. N. Glossopharyngeus

Saraf ini mempersarafi lidah dan pharing. Saraf ini mengandung serabut sensori khusus. Komponen
motoris saraf ini mengurus otot-otot pharing untuk menghasilkan gerakan menelan. Serabut sensori
khusus mengurus pengecapan di lidah. Disamping itu juga mengandung serabut sensasi umum di
bagian belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan telinga tengah.
10 N. Vagus

Saraf ini terdiri dari tiga komponen: a) komponen motoris yang mempersarafi otot-otot pharing yang
menggerakkan pita suara, b) komponen sensori yang mempersarafi bagian bawah pharing, c)
komponen saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat dalam tubuh.

11. N. Accesorius

Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus dan komponen spinal yang
dari nucleus motoris segmen C 1-2-3. Saraf ini mempersarafi muskulus Trapezius dan
Sternocieidomastoideus.

12. Hypoglosus

Saraf ini merupakan saraf eferen atau motoris yang mempersarafi otot-otot lidah. Nukleusnya
terletak pada medulla di dasar ventrikularis IV dan menonjol sebagian pada trigonum hypoglosi.

Medula Spinalis

Medula spinalis merupakan perpanjangan medula oblongata ke arah kaudal di dalam kanalis
vertebralis mulai setinggi cornu vertebralis cervicalis I memanjang hingga setinggi cornu vertebralis
lumbalis I - II. Terdiri dari 31 segmen yang setiap segmennya terdiri dari satu pasang saraf spinal.
Dari medula spinalis bagian cervical keluar 8 pasang , dari bagian thorakal 12 pasang, dari bagian
lumbal 5 pasang dan dari bagian sakral 5 pasang serta dari coxigeus keluar 1 pasang saraf spinalis.
Seperti halnya otak, medula spinalispun terbungkus oleh selaput meninges yang berfungsi
melindungi saraf spinal dari benturan atau cedera.

Gambaran penampang medula spinalis memperlihatkan bagian-bagian substansia grissea dan


substansia alba. Substansia grisea ini mengelilingi canalis centralis sehingga membentuk columna
dorsalis, columna lateralis dan columna ventralis. Massa grisea dikelilingi oleh substansia alba atau
badan putih yang mengandung serabut-serabut saraf yang diselubungi oleh myelin. Substansi alba
berisi berkas-berkas saraf yang membawa impuls sensorik dari SST menuju SSP dan impuls motorik
dari SSP menuju SST. Substansia grisea berfungsi sebagai pusat koordinasi refleks yang berpusat di
medula spinalis.Disepanjang medulla spinalis terdapat jaras saraf yang berjalan dari medula spinalis
menuju otak yang disebut sebagai jaras acenden dan dari otak menuju medula spinalis yang disebut
sebagai jaras desenden. Subsatansia alba berisi berkas-berkas saraf yang berfungsi membawa impuls
sensorik dari sistem tepi saraf tepi ke otak dan impuls motorik dari otak ke saraf tepi. Substansia
grisea berfungsi sebagai pusat koordinasi refleks yang berpusat dimeudla spinalis.

Refleks-refleks yang berpusat di sistem saraf puast yang bukan medula spinalis, pusat koordinasinya
tidak di substansia grisea medula spinalis. Pada umumnya penghantaran impuls sensorik di
substansia alba medula spinalis berjalan menyilang garis tenga. ImPuls sensorik dari tubuh sisi kiri
akan dihantarkan ke otak sisi kanan dan sebaliknya. Demikian juga dengan impuls motorik. Seluruh
impuls motorik dari otak yang dihantarkan ke saraf tepi melalui medula spinalis akan menyilang.

Upper Motor Neuron (UMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari korteks motorik
serebri atau batang otak yang seluruhnya (dengan serat saraf-sarafnya ada di dalam sistem saraf
pusat. Lower motor neuron (LMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari sistem saraf
pusat tetapi serat-serat sarafnya keluar dari sistem saraf pusat dan membentuk sistem saraf tepi dan
berakhir di otot rangka. Gangguan fungsi UMN maupun LMN menyebabkan kelumpuhan otot
rangka, tetapi sifat kelumpuhan UMN berbeda dengan sifat kelumpuhan UMN. Kerusakan LMN
menimbulkan kelumpuhan otot yang 'lemas', ketegangan otot (tonus) rendah dan sukar untuk
merangsang refleks otot rangka (hiporefleksia). Pada kerusakan UMN, otot lumpuh (paralisa/paresa)
dan kaku (rigid), ketegangan otot tinggi (hipertonus) dan mudah ditimbulkan refleks otot rangka
(hiperrefleksia). Berkas UMN bagian medial, dibatang otak akan saling menyilang. Sedangkan UMN
bagian Internal tetap berjalan pada sisi yang sama sampai berkas lateral ini tiba di medula spinalis. Di
segmen medula spinalis tempat berkas bersinap dengan neuron LMN. Berkas tersebut akan
menyilang. Dengan demikian seluruh impuls motorik otot rangka akan menyilang, sehingga
kerusakan UMN diatas batang otak akan menimbulkan kelumpuhan pada otot-otot sisi yang
berlawanan.

Salah satu fungsi medula spinalis sebagai sistem saraf pusat adalah sebagai pusat refleks. Fungsi
tersebut diselenggarakan oleh substansia grisea medula spinalis. Refleks adalah jawaban individu
terhadap rangsang, melindungi tubuh terhadap pelbagai perubahan yang terjadi baik dilingkungan
internal maupun di lingkungan eksternal. Kegiatan refleks terjadi melalui suatu jalur tertentu yang
disebut lengkung refleks

Fungsi medula spinalis

1. Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu dikornu motorik atau kornu ventralis.

2. Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks tungkai

3. Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju cerebellum

4. Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh.

Lengkung refleks

o Reseptor: penerima rangsang

o Aferen: sel saraf yang mengantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat (ke pusat refleks)

o Pusat refleks : area di sistem saraf pusat (di medula spinalis: substansia grisea), tempat terjadinya
sinap ((hubungan antara neuron dengan neuron dimana terjadi pemindahan /penerusan impuls)

o Eferen: sel saraf yang membawa impuls dari pusat refleks ke sel efektor. Bila sel efektornya berupa
otot, maka eferen disebut juga neuron motorik (sel saraf /penggerak)

o Efektor: sel tubuh yang memberikan jawaban terakhir sebagai jawaban refleks. Dapat berupa sel
otot (otot jantung, otot polos atau otot rangka), sel kelenjar.

Sistem Saraf Tepi

Kumpulan neuron diluar jaringan otak dan medula spinalis membentuk sistem saraf tepi (SST).
Secara anatomik digolongkan ke dalam saraf-saraf otak sebanyak 12 pasang dan 31 pasang saraf
spinal. Secara fungsional, SST digolongkan ke dalam: a) saraf sensorik (aferen) somatik : membawa
informasi dari kulit, otot rangka dan sendi, ke sistem saraf pusat, b) saraf motorik (eferen) somatik :
membawa informasi dari sistem saraf pusat ke otot rangka, c) saraf sesnsorik (eferen) viseral :
membawa informasi dari dinding visera ke sistem saraf pusat, d) saraf mototrik (eferen) viseral :
membawa informasi dari sistem saraf pusat ke otot polos, otot jantung dan kelenjar. Saraf eferen
viseral disebut juga sistem saraf otonom. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf otak (s.kranial) dan saraf
spinal.

Saraf Otak (s.kranial)

Bila saraf spinal membawa informasi impuls dari perifer ke medula spinalis dan membawa impuls
motorik dari medula spinalis ke perifer, maka ke 12 pasang saraf kranial menghubungkan jaras-jaras
tersebut dengan batang otak. Saraf cranial sebagian merupakan saraf campuran artinya memiliki
saraf sensorik dan saraf motorik

Saraf Spinal

Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari medula apinalis dan kemudian dari kolumna
vertabalis melalui celah sempit antara ruas-ruas tulang vertebra. Celah tersebut dinamakan foramina
intervertebrelia. Seluruh saraf spinal merupakan saraf campuran karena mengandung serat-serat
eferen yang membawa impuls baik sensorik maupun motorik. Mendekati medula spinalis, serat-
serat eferen memisahkan diri dari serat –serat eferen. Serat eferen masuk ke medula spinalis
membentuk akar belakang (radix dorsalis), sedangkan serat eferen keluar dari medula spinalis
membentuk akar depan (radix ventralis). Setiap segmen medula spinalis memiliki sepasang saraf
spinal, kanan dan kiri. Sehingga dengan demikian terdapat 8 pasang saraf spinal servikal, 12 pasang
saraf spinal torakal, 5 pasang saraf spinal lumbal, 5 pasang saraf spinal sakral dan satu pasang saraf
spinal koksigeal. Untuk kelangsungan fungsi integrasi, terdapat neuron-neuron penghubung disebut
interneuron yang tersusun sangat bervariasi mulai dari yang sederhana satu interneuron sampai
yang sangat kompleks banyak interneuron. Dalam menyelenggarakan fungsinya, tiap saraf spinal
melayani suatu segmen tertentu pada kulit, yang disebut dermatom. Hal ini hanya untuk fungsi
sensorik. Dengan demikian gangguan sensorik pada dermatom tertentu dapat memberikan
gambaran letak kerusakan.

Sistem Saraf Somatik

Dibedakan 2 berkas saraf yaitu saraf eferen somatik dan eferen viseral. Saraf eferen somatik :
membawa impuls motorik ke otot rangka yang menimbulkan gerakan volunter yaitu gerakan yang
dipengaruhi kehendak. Saraf eferen viseral : membawa impuls mototrik ke otot polos, otot jantung
dan kelenjar yang menimbulkan gerakan/kegiatan involunter (tidak dipengaruhi kehendak). Saraf-
saraf eferen viseral dengan ganglion tempat sinapnya dikenal dengan sistem saraf otonom yang
keluar dari segmen medula spinalis torakal 1 – Lumbal 2 disebut sebagai divisi torako lumbal
(simpatis). Serat eferen viseral terdiri dari eferen preganglion dan eferen postganglion. Ganglion
sistem saraf simpatis membentuk mata rantai dekat kolumna vertebralis yaitu sepanjang
sisiventrolateral kolumna vertabralis, dengan serat preganglion yang pendek dan serat post ganglion
yang panjang. Ada tiga ganglion simpatis yang tidak tergabung dalam ganglion paravertebralis yaitu
ganglion kolateral yang terdiri dari ganglion seliaka, ganglion mesenterikus superior dan ganglion
mesenterikus inferior. Ganglion parasimpatis terletak relatif dekat kepada alat yang disarafinya
bahkan ada yang terletak didalam organ yang dipersarafi.

Semua serat preganglion baik parasimpatis maupun simpatis serta semua serat postganglion
parasimpatis, menghasilkan asetilkolin sebagai zat kimia perantara. Neuron yang menghasilkan
asetilkolin sebagai zat kimia perantara dinamakan neuron kolinergik sedangkan neuron yang
menghasilkan nor-adrenalin dinamakan neuron adrenergik. Sistem saraf parasimpatis dengan
demikian dinamakan juga sistem saraf kolinergik, sistem saraf simpatis sebagian besar merupakan
sistem saraf adrenergik dimana postganglionnya menghasilkan nor-adrenalin dan sebagian kecil
berupa sistem saraf kolinergik dimana postganglionnya menghasilkan asetilkolin. Distribusi anatomik
sistem saraf otonom ke alat-alat visera, memperlihatkan bahwa terdapat keseimbangan pengaruh
simpatis dan parasimpatis pada satu alat. Umumnya tiap alat visera dipersarafi oleh keduanya. Bila
sistem simpatis yang sedang meningkat, maka pengaruh parasimpatis terhadap alat tersebut kurang
tampak, dan sebaliknya. Dapat dikatakan pengaruh simpatis terhadap satu alat berlawanan dengan
pengaruh parasimpatisnya. Misalnya peningkatan simpatis terhadap jantung mengakibatkan kerja
jantung meningkat, sedangkan pengaruh parasimpatis menyebabkan kerja jantung menurun.
Terhadap sistem pencernaan, simpatis mengurangi kegiatan, sedangkan parasimpatis meningkatkan
kegiatan pencernaan. Atau dapat pula dikatakan, secara umum pengaruh parasimpatis adalah
anabolik, sedangkan pengaruh simpatis adalah katabolik.

Sirkulasi Darah pada Sistem Saraf Pusat

Sirkulasi darah pada sistem saraf terbagi atas sirkulasi pada otak dan medula spinalis. Dalam
keadaan fisiologik jumlah darah yang dikirim ke otak sebagai blood flow cerebral adalah 20% cardiac
out put atau 1100-1200 cc/menit untuk seluruh jaringan otak yang berat normalnya 2% dari berat
badan orang dewasa. Untuk mendukung tercukupinya suplai oksigen, otak mendapat sirkulasi yang
didukung oleh pembuluh darah besar.

Suplai Darah Otak

1. Arteri Carotis Interna kanan dan kiri

– Arteri communicans posterior

Arteri ini menghubungkan arteri carotis interna dengan arteri cerebri posterior

– Arteri choroidea anterior, yang nantinya membentuk plexus choroideus di dalam ventriculus
lateralis

– Arteri cerebri anterrior

Bagian ke frontal disebelah atas nervus opticus diantara belahan otak kiri dan kanan. Ia kemudian
akan menuju facies medialis lobus frontalis cortex cerebri. Daerah yang diperdarahi arteri ini adalah:
a) facies medialis lobus frontalis cortex cerebro, b) facies medialis lobus parietalis, c) facies convexa
lobus frontalis cortex cerebri, d) facies convexa lobus parietalis cortex cerebri, e) Arteri cerebri
media

– Arteri cerebri media

2. Arteri Vertebralis kanan dan kiri

Arteri Cerebri Media

Berjalan lateral melalui fossa sylvii dan kemudian bercabang-cabang untuk selanjutnya menuju
daerah insula reili. Daerah yang disuplai darah oleh arteri ini adalah Facies convexa lobus frontalis
coretx cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus frontalis superior, facies convexa
lobus parielatis cortex cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus temporalis media
dan facies lobus temporalis cortex cerebri pada ujung frontal.

Arteri Vertebralis kanan dan kiri

Arteri vertebralis dipercabangkan oleh arteri sub clavia. Arteri ini berjalan ke kranial melalui foramen
transversus vertebrae ke enam sampai pertama kemudian membelok ke lateral masuk ke dalam
foramen transversus magnum menuju cavum cranii. Arteri ini kemudian berjalan ventral dari medula
oblongata dorsal dari olivus, caudal dari tepi caudal pons varolii. Arteri vertabralis kanan dan kiri
akan bersatu menjadi arteri basilaris yang kemudian berjalan frontal untuk akhirnya bercabang
menjadi dua yaitu arteri cerebri posterior kanan dan kiri. Daerah yang diperdarahi oleh arteri cerbri
posterior ini adalah facies convexa lobus temporalis cortex cerebri mulai dari tepi bawah sampai
setinggi sulcus temporalis media, facies convexa parietooccipitalis, facies medialis lobus occipitalis
cotex cerebri dan lobus temporalis cortex cerebri. Anastomosis antara arteri-arteri cerebri berfungsi
utnuk menjaga agar aliran darah ke jaringan otak tetap terjaga secara continue. Sistem carotis yang
berasal dari arteri carotis interna dengan sistem vertebrobasilaris yang berasal dari arteri vertebralis,
dihubungkan oleh circulus arteriosus willisi membentuk Circle of willis yang terdapat pada bagian
dasar otak. Selain itu terdapat anastomosis lain yaitu antara arteri cerebri media dengan arteri
cerebri anterior, arteri cerebri media dengan arteri cerebri posterior.

Suplai Darah Medula Spinalis

Medula spinalis mendapat dua suplai darah dari dua sumber yaitu: 1) arteri Spinalis anterior yang
merupakan percabangan arteri vertebralis, 2) arteri Spinalis posterior, yang juga merupakan
percabangan arteri vertebralis.

Antara arteri spinalis tersebut diatas terdapat banyak anastomosis sehingga merupakan anyaman
plexus yang mengelilingi medulla spinalis dan disebut vasocorona. Vena di dalam otak tidak berjalan
bersama-sama arteri. Vena jaringan otak bermuara di jalan vena yang terdapat pada permukaan
otak dan dasar otak. Dari anyaman plexus venosus yang terdapat di dalam spatum subarachnoid
darah vena dialirkan kedalam sistem sinus venosus yang terdapat di dalam durameter diantara
lapisan periostum dan selaput otak.

Cairan Cerebrospinalis (CSF)

Cairan cerebrospinalis atau banyak orang terbiasa menyebutnya cairan otak merupakan bagian yang
penting di dalam SSP yang salah satu fungsinya mempertahankan tekanan konstan dalam kranium.
Cairan ini terbentuk di Pleksus chroideus ventrikel otak, namun bersirkulasi disepanjang rongga sub
arachnoid dan ventrikel otak. Pada orang dewasa volumenya berkisar 125 cc, relatif konstan dalam
produksi dan absorbsi. Absorbsi terjadi disepanjang sub arachnoid oleh vili arachnoid. Ada empat
buah rongga yang saling berhubungan yang disebut ventrikulus cerebri tempat pembentukan cairan
ini yaitu: 1) ventrikulus lateralis , mengikuti hemisfer cerebri, 2) ventrikulus lateralis II, 3) ventrikulus
tertius III dtengah-tengah otak, dan 4) ventrikulus quadratus IV, antara pons varolli dan medula
oblongata.

Ventrikulus lateralis berhubungan dengan ventrikulus tertius melalui foramen monro. Ventrikulus
tertius dengan ventrikulus quadratus melalui foramen aquaductus sylvii yang terdapat di dalam
mesensephalon. Pada atap ventrukulus quadratus bagian tengah kanan dan kiri terdapat lubang
yang disebut foramen Luscka dan bagian tengah terdapat lubang yang disebut foramen magendi.
Sirkulasi cairan otak sangat penting dipahami karena bebagai kondisi patologis dapat terjadi akibat
perubahan produksi dan sirkulasi cairan otak. Cairan otak yang dihasilkan oleh flexus ventrikulus
lateralis kemudian masuk kedalam ventrikulus lateralis, dari ventrikulus lateralis kanan dan kiri
cairan otak mengalir melalui foramen monroi ke dalam ventrikulus III dan melalui aquaductus sylvii
masuk ke ventrikulus IV. Seterusnya melalui foramen luscka dan foramen megendie masuk kedalam
spastium sub arachnoidea kemudian masuk ke lakuna venosa dan selanjutnya masuk kedalam aliran
darah.
Fungsi Cairan Otak

1. Sebagai bantalan otak agar terhindar dari benturan atau trauma pada kepala

2. Mempertahankan tekanan cairan normal otak yaitu 10 – 20 mmHg

3. Memperlancar metabolisme dan sirkulasi darah diotak.

Komposisi Cairan Otak

1. Warna : Jernih , disebut Xanthocrom

2. Osmolaritas pada suhu 30 C : 281 mOSM

3. Keseimbangan asam basa

a. PH : 7,31

b. PCO2 : 47,9 mmHg

c. HCO3 : 22,9 mEq/lt

d. Ca : 2,32mEq/lt

e. Cl : 113 –127 mEq/lt

f. Creatinin : 0,4 –1,5 mg%

g. Glukosa : 54 – 80 mg%

h. SGOT : 0 - 19 unit

i. LDH : 8 – 50 unit

j. Posfat : 1,2 – 2,1 mg%

k. Protein : 20 –40 mg% pada cairan Lumbal

15 25 mg% pada cairan Cisterna

5 – 25 mg% pada cairan Ventrikuler

l. Elektroporesis Protein LCS:

– Prealbumin : 4,6 %

– Albumin : 49,5%

– Alpha 1 Globulin : 6,7%

– Alpha 2 Globulin : 8,7%


– Beta dan Lamda Globulin : 18,5%

– Gamma Globulin : 8,2%

• Kalium : 2,33 – 4,59 mEq/lt

• Natrium : 117 – 137 mEq/lt

• Urea : 8 –28 mg%

• Asam urat : 0,07 –2,8 mg%

• Sel : 1 - 5 limposit/mm3

Refrensi :

1. Neuroanatomi Klinik, Snell, EGC, 2007

2. Diagnosis topik Neurologi, Peter duus, EGC, 2007


Sumber : http://duniakedokteranakmal.blogspot.co.id/2011/03/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
saraf.html

Anda mungkin juga menyukai