Anda di halaman 1dari 31

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kalorimetri adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari

tentang menghitung energi panas atau kalor. Dalam praktikum kalorimetri

media cair yang digunakan adalah larutan air garam dan kopi. Dengan

adanya kalor menyebabkan perubahan suhu atau bentuk wujudnya.

Dalam SI, satuan kalor adalah joule (J). Satuan lainnya dari kalor adalah

kalori (kal) dan kilokalori (kkal).

Pengertiannya adalah sebagai berikut :

a. 1 kalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 gram air

sebesar 1℃

b. 1 kilokalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1

kilogram air sebesar 1℃

Cara-cara perpindahan kalor, yaitu ; konduksi, konveksi, dan radiasi.

Konduksi merupakan perpindahan kalor dengan melalui zat perantara

yang disertai dengan perpindahan molekul dari tempat yang bersuhu

tinggi ke tempat yang bersuhu rendah. Konveksi merupakan perpindahan

panas melalui zat perantara yang disertai perpindahan molekulnya di

dalam zat alir. Radiasi adalah perpindahan panas secara pancaran

dengan gelombang elektromagnetik. Hantaran panas bisa terjadi hanya

jika suatu benda yang satu dan yang lainnya suhunya berbeda. Arah

hantaran panas itu sendiri ialah dari tempat yang bersuhu lebih tinggi ke

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

tempat yang bersuhu lebih rendah. Penerapan kalorimetri dalam bidang

pertanian terjadi pada pembuatan susu,dan pembuatan keju. Ketika

pembuatan keju susu dipanaskan pada suhu

tertentu dan diproses sesuai prosedur, kemudian difermentasikan dan

di jaga suhunya pada suhu tertantu sehingga menghasilkan kualitas keju

yang baik. Pada proses tersebut terjadi sesuai proses konveksi karena

panas atau kalor yang berpindah disertai partikel molekulnya.

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Mempelajari cara kerja kalorimeter

2. Menentukan kapasitas kalor kalorimeter.

3. Menentukan kalor jenis zat padat.

4. Menentukan kalor lebur es

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori

Kalor adalah tenaga yang mengalir dari suatu benda ke benda yang

lain. Bahan yang dipindahkan dari atau ke suatu sistem dapat diukur

dengan alat kalorimeter, yang terdiri dari sebuah wadah cuplikan kecil

yang dibenamkan dalam sebuah bejana luar yang lebih besar. Tidak ada

usaha yang dikerjakan oleh system atau lingkungan, sebagai akibatnya

perubahan suhu lingkungan hanyalah karena kalor yang dipertukarkan

antara air dan system. Perubahan suhu ini diukur dengan sebuah

thermometer dan kalor yang diperlukan dihitung dari massa dan kalor

jenis yang diketahui (Prawirosusanto,2003).

Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda

yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya.

Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam suatu

derajat panas. Kalor merupakansuatu kuantitas atau jumlah panas baik

yang diserap maupun dilepaskan suatu benda.

Bila perpindahan energi terjadi karena suatu perbedaan temperatur

maka, kita mengatakan bahwa energi termal atau energi kalor yang

dipindahkan kesuatu zat melalui kerja pada zat itu seperti: mengaduk

suatu cairan, mengkompresikan suatu zat (Kane dan Sternheim, 1998).

Jumlah kalor yang diserap pada suatu benda sama dengan jumlah

kalor yang diterima. Kalor jenis suatu benda atau suatu zat didefinisikan
Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

dengan bilangan yang menunjukkan berapa kalor yang diperlukan untuk

menaikkan 1 gram zat itu dalam derajat celcius Sebagaimana yang kita

ketahui jika sebuah benda panas disentuh oleh benda yang dingin maka

suhu benda panas tadi akan menurun. Sedangkan, benda yang dingin

suhunya akan naik. Hal ini disebabkan karena adanya sesuatu yang

berpindah dari benda panas kebenda dingin dan kita menyebutnya kalor.

Kalor selalu berpindah dari temperatur tinggi menuju temperatur yang

lebih rendah. In merupakan konsep dasar perpindahan kalor (Smith,

2001).

Gambar 2.1 Kalorimeter


Sumber : http://elfia-physics.blogspot.co.id/2012/02/kalorimeter.html

Besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh suatu benda berbanding

lurus dengan:

1. Massa benda

2. Kalor jenis benda

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3. Perubahan suhu

Jadi besarnya kalor dapat dirumuskan:

Q  m.c.T ................................................................................(2.1)

Dalam satuan SI, kalor adalah joule. Satuan kalor yang lain adalah

kalori. Kesetaraan joule dan kalori adalah sebagai berikut :

1 joule = 0,24 kalori

1 kalori = 4,184 joule

Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk

menaikan suhu 1℃ air murni yang massanya 1 gram.Kalor jenis (c)

adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan 1 kg zat sebesar

1K atau 1℃.

Q
c  .....................................................................................
m. ∆ T

(2.2)

Keterangan:

Q = jumlah kalor (kalori)

m = massa zat (gram)

c = kalor jenis zat (kal/gr ℃)

∆T = perubahan suhu suhu (℃)

Bila kalor yang diserap atau dilepaskan oleh sebuahbenda hanya

menyebabkan perubahan wujud benda itu, maka jumlah kalor itu adalah :

Q = m . L ....................................................................................(2.3)

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Dengan L (kalori/gram) adalah kalor laten perubahan wujud tersebut.

Dengan menggunakan sebuah kalorimeter yang dicari terlebih dahulu

kapasitas kalornya, dalam percobaan ini akan ditentukan kalor jenis kalor

zat padat dan kalor lebur es.

2.2. Hukum Kekekalan Energi

Hukum kekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat

dimusnahkan dan diciptakan melainkan hanya dapat diubah dari suatu

bentuk energi kebentuk energi yang lain. Misalnya pada peristiwa gesekan

energi mekanik berubah menjadi panas. Pada mesin uap panas diubah

menjadi energimekanik. Demikian pula energi listrik dapat diubah menjadi

panas atau sebaliknya. Sehingga dikenal adanya kesetaraan antara

panas dengan energi mekanik/listrik, secara kuantitatif hal ini dinyatakan

dengan angka kesetaraan panas-energi listrik/mekanik. Kesetaraan

panas-energi mekanik pertama kali diukur oleh Joule dengan mengambil

energi mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam kalorimeter

sehingga air menjadi panas. Energi listrik dapat diubah menjadi panas

dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat tahanan yang

tercelup dalam air yang berada dalam kalorimeter. Energi listrik yang

hilang dalam kawat tahanan besarnya adalah:

W v.i.t .......................................................................................(2.4)
Keterangan:
W = energi listrik (joule)

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

v = tegangan listrik (volt)

i = arus listrik (ampere)

t = lama aliran listrik (sekon)

Hukum kekalan energi kalor (azas black) menyatakan bahwa “Pada

pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat bersuhu tinggi

sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat bersuhu rendah.”

Gambar 2.2 asas black


Sumber :https://fendymaniz.wordpress.com/tag/asas-black/

Atau dapat dirumuskan :

Q lepas Q terima………………………………………......................(2.5)

Maka energi listrik yang dilepaskan akan diterima oleh air dalam

kalorimeter dan kalorimeter itu sendiri, sehingga akan terjadi perubahan

panas pada air dan kalorimeter. Adapun besarnya nilai kesetaraan kalor

listrik dapat dinyatakan dengan persamaan:

v . i. t
γ=
( m ¿ ¿ k c k + ma c a )(T a−T )¿

……………………………………………….(2.6)

Keterangan :

γ = kesetaraan kalor
Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

ma = massa air dalam calorimeter (gram)

ca = kalor jenis air (kal/gr ℃)

mk = massa kalorimeter (gram)

ck= kalor jenis calorimeter (kal/gr ℃)

Ta = suhu akhir (℃)

T = suhu awal (℃)

Kapasitas Kalor (C) adalah yaknya kalor yang dibutuhkan untuk

menaikan suhu suatu benda sebesar 1K atau 1℃.

Dirumuskan dengan:

C = m.c........................................................................................(2.7)

Atau

Q
C= ...........................................................................................
∆T

(2.8)

Keterangan :

Q = jumlah kalor (kalori)

m = massa zat (gram)

c = kalor jenis zat (kal/gr ℃)

∆T = perubahan suhu suhu (℃)

C = kapasitas kalor (kal/℃)

2.2.1 Hukum Termodinamika

Pada termodinamika, terdapat 4 hukum yang berlaku secara

universal. Yaitu sebagai berikut.

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1. Hukum Termodinamika 0

Hukum termodinamika 0 menjelaskan kesetimbangan termal berlaku

universal, dengan kata lain apapun zat atau materi benda akan memiliki

kesetimbangan termal yang sama bila disatukan. “Jika dua sistem berada

dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka berada

dalam kesetimbangan termal satu sama lain”

2. Hukum Termodinamika 1

Hukum termodinamika 1 menunjukkan hukum kekekalan energi.

“Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan

hanyabisa diubah bentuknya saja”

Terdapat persamaan matematik yang menjelaskan hukum ini, yaitu:

................................................................................(2.9)

Keterangan :

Q = kalor/panas yang diterima/lepas (J)

W = energi/usaha (J)

∆U = perubahan energi (J).

J adalah satuan internasional untuk energi atau usaha, yaitu Joule.

Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa seluruh kalor yang

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

diterima atau dilepas oleh benda akan dijadikan usaha ditambahkan

dengan perubahan energi.

3. Hukum Termodinamika 2

Hukum 2 termodinamika menunjukkan kondisi alami dari alur kalor

suatu objek dengan sistem. “Kalor mengalir secara alami dari benda yang

panas ke benda yang dingin; kalor tidak akan mengalir secara spontan

dari benda dingin ke benda panas tanpa dilakukan usaha”

4. Hukum Termodinamika 3

“Entropi dari suatu kristal sempurna pada absolut nol adalah sama

dengan nol,”

2.2.2. Proses-proses Termodinamika

Proses termodinamika terbagi menjadi empat macam, tergantung

dari keadaan tekanan, volume, dan suhu saat terjadinya proses tersebut.

Proses-proses tersebut umumnya digambarkan dalam diagram P-V, yaitu

diagram yang menggambarkan tekanan (P) dan volume (V) saat proses

terjadi. Ada dua hal penting yang harus diingat dari berbagai jenis proses-

proses termodinamika, yaitu variabel yang berubah dan usaha yang

dilakukan. Usaha yang terjadi pada suatu proses termodinamika dapat

diketahui dengan menghitung luasan grafik P-V.

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1. Isobarik

Isobarik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai

tekanan sistem ( ). Nilai usaha dapat dihitung dengan persamaan

berikut.

.............................................................................(2.10)

Dari rumus tersebut, diketahui juga bahwa apabila volume membesar

(terjadi pemuaian) maka usaha bernilai positif, dan bila volume mengecil

(terjadi penyusutan) maka usaha bernilai negatif.

Gambar 2.3 isobarik


Sumber : figures.boundless-cdn.com

2. Isokhorik

Isokhorik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai

volume sistem ( ). Pada proses ini, nilai usaha adalah 0 karena

tidak terdapat suatu luasan bangun yang terdapat pada gambar P-V.

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 2.4 isokhorik

Sumber : cft.fis.uc.pt

3. Isotermik

Isotermik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai

suhu sistem ( ).

Gambar 2.5 isotermik


Sumber : bu.edu
Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Nilai usaha pada proses isotermik dinyatakan dengan persamaan berikut:

................................................................(2.11)

Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R

adalah konstanta gas, dan T adalah suhu. Rumus ini didapatkan dengan

menggabungkan persamaan usaha di diagram P-V dengan persamaan

gas ideal.

4. Adibatik

Adiabatik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai

kalor sistem ( ).

Gambar 2.6
Sumber : gsu.edu

Pada gas monoatomic, usaha yang dilakukan pada proses adiabatik dapat

dinyatakan dengan persamaan:

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

...................................................................(2.12)

Jika diperhatikan dengan sekilas, proses adiabatik dan isotermik memiliki

diagram P-V yang serupa. Secara detil, dapat dilihat bahwa proses

adiabatik memiliki kemiringan yang lebih curam dibandingkan proses

isotermik seperti contoh grafik berikut.

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kalorimeter zat cair ini dilaksanakan pada hari Kamis,

tanggal 05 April 2018, pukul 08.00 sampai selesai WITA, bertempat di

Laboratorium Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lambung

Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan kalorimeter

antara lain:

1. Kalorimeter lengkap dengan pengaduk

2. Termometer Batang

3. Gelas ukur 100 ml

4. Pemanas Bunsen

5. Bejana Panas

6. Air

3.3 Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan kalorimeter ini yaitu:

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar. kalorimeter sederhana

1. Siapkan alat dan bahan, kemudian susunlah alat percobaan.

2. Panaskan air sebanyak 50 ml dengan menggunakan pemanas

bunsen yang tersedia!

3. Masukkan air dingin sekitar 50 gr (1 gr = 1 ml) kedalam kalorimeter.

Catat massa air dingin sebagai mab.

4. Dengan menggunakan termometer ukur suhu kesetimbangan awal

antara air dingin dan kalorimeter sebagai t 1.

5. Ambil 50 ml air yang telah dipanaskan (dari langkah dua), buatlah

temperatur air panas 50o C dan dimasukkan dengan cepat kedalam

kalorimeter. Catat suhu ini sebagai t2.

6. Aduk pelan-pelan campuran air dingin dan panas tersebut sambil

amati terus perubahan temperatur yang ditunjukan oleh termometer.

Setelah penunjukkan termometer stabil dan suhunya hampir turun,

catat suhunya sebagai t3.

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

7. Buatlah air pada kalorimeter, lalu ulangi langkah butir 3 sampai

dengan 8 sebanyak 3 kali.

8. Catat data yang anda peroleh pada lembar data pengamatan yang

tersedia.

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan

Tabel 4.1.1 Data hasil pengamatan kalorimeter

mad map t1 t2 t3 Waktu


No
(gram) (gram) (°C) (°C) (°C) (t)
1 50gr 50gr 25°C 52°C 43°C 56

2 50gr 50gr 27°C 49°C 42°C 23

3 50gr 50gr 26°C 45°C 38°C 58

Keterangan:

Mad : massa air dingin (gram)

Map : massa air panas (gram)

t1 : temperatur kesetimbangan antara kalorimeter dan air dingin (°C)

t2 : temperatur air panas tepat ketika akan dimasukan ke kalorimeter

(°C)

t3 : temperatur kesetimbangan antara kalorimeter, air dingin dan air

panas (°C)

4.2. Perhitungan

4.2.1. Persamaan CK

Persamaan CK yang digunakan adalah sebagai berikut:

(t 2−t 3)
Ck= map x cair - mad x cair ………….………………………(3.1)
(t 3−t 1)

a. Data I
Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

(t 2−t 3)
Ck = map x cair - mad x cair
(t 3−t 1)

52−43
= 50g x 1 kal/g°C – 50g x 1 kal/g°C
43−25

= 25 kal/°C – 50 kal/°C

= - 25 kal/°C

b. Data II

(t 2−t 3)
Ck = map x cair - mad x cair
(t 3−t 1)

49−42
= 50g x 1 kal/g°C – 50g x 1 kal/g°C
42−27

= 23,33 kal/°C – 50 kal/°C

= -26 kal/°C

c. Data III

(t 2−t 3)
Ck = map x cair - mad x cair
(t 3−t 1)

45−38
= 50g x 1 kal/g°C – 50g x 1 kal/g°C
38−26

= 29,167 kal/°C – 50 kal/°C

= - 20,833 kal/°C1

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tabel 4.2.1 Data hasil perhitungan Ck

mad map t1 t2 t3 Ck
No
(gram) (gram) (°C) (°C) (°C) (kal/°C)
1 50gr 50gr 25°C 52°C 43°C -25 kal/°C

2 50gr 50gr 27°C 49°C 42°C -26 kal/°C


-20,833
3 50gr 50gr 26°C 45°C 38°C
kal/°C

Pada penentuan kapasitas kalor kalorimeter digunakan pengkuran

tunggal sehingga masing-masing ralat ditntukan oleh ralat alat:

map → ∆map = 0,01 gram

map → ∆mad = 0,01 gram

t1 → ∆t1 = ½nst = ½ - 1°C = 0,5°C

t2 → ∆t2 = ½nst = ½ - 1°C = 0,5°C

t3 → ∆t3 = ½nst = ½ - 1°C = 0,5°C

persamaan yang digunakan untuk ralat rambat kapasitas kalorimeter:

∆Ck =

2 2 2 2 2

√[ 2 ck
2map 3
2
× ∆ map +
2ck
][ 2
× ∆ mad + ⌈
2 mad 3
2 ck 2
]
× ∆t1⌉ +
2t1 3
2 ck 2
[
× ∆t 2 +
2t 2 3
2ck 2
× ∆t3
2t 3 3 ][ ]
Berikut disajikan turunan dari rumus diatas adalah:

a. Data I

∂ ck ( t 2−t 3 )
= Cair
∂ map ( t 3−t 1 )

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

58−45
= 1 kal/g°C x
45−30

= 0,5 kal/g°C

∂Ck Kal
=−e air =−1 °
∂ mad g c

∂Ck ( t −t )
=−map ×e air 2 3 ׿1)
∂ t1 ( t 3 −t1 )

Kal 58−45 Kal


¿−50 g×1 × ×¿1) ¿ 25 °
g c 45−30
°
gC

∂Ck map × eair


¿
∂ t2 (t 3−t 1)

Kal
50 g ×1
g° c Kal
¿ =2,94 °
( 43−26) gc

∂Ck map × eair ( t 3 −t 1 ) + map −e air ( t 2−t 3 )


¿
∂ t3 ( t 3−t 1)
2

map × eair { – ( t 3−t 1 ) −( t 2 −t 3 ) }


¿ 2
( t 3−t 1)

Kal
50 g ×1 {− ( 43−26 ) – ( 52 – 43 ) }
g° c
¿
( 43−26 )2

Kal
¿−4,49
g° c

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2 2 2
∂Ck 2 ∂ Ck 2 ∂ Ck 2

√ | || || |
× ∆ map + × ×∆ mad + × ∆t
∂t 1 3 1
∆ C= ∂ map 3 ∂ mad 3
∂Ck 2 ∂Ck 2
+
∂t 2 3 |
× ∆ t 2 ²+ × ∆t ²
∂t 3 3 3 || |

2 2 2
2 2 2

√ | || || |
0,5 × × 0,01 + −1 × ×0,01 + 25× ×0,5
3 3 3
¿ 2
2
2
2 ¿
|
+ 2,94 × ×0,5 + −4,49 × × 0,5
3 3 || |
¿

¿ √ 0,0000111111+ 0,00004449+69,4444444439+ 0,9604+2,2400111111

¿ √ 72,66 kal/ g° c

¿ 8.523 kal/ g ° c

b. Data II

∂ Ck ( t 2−t 3 )
=eair
∂ map ( t 3−t 1 )
Kal 49−42
¿1 ×
g° c 42−27

Kal
¿ 0,467
g° c

∂Ck
=−e air
∂ m ad

Kal
¿−1
g° c
Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

∂Ck ( t 2−t 3 )
=−map ×e air × ¿1)
∂ t1 ( t 3−t 1 )

Kal (49−42)
¿ 50 g × 1 ×
g° c (42−27)

Kal
¿ 23,33
°C

∂Ck map × e air


=
∂ t2 (t 3−t 1)

Kal
50 g ×1
g° c Kal
¿ =3.33 °
( 42−27) gc

∂Ck map × e air ( t 3−t 1 )+ map−e air ( t 2−t 3 )


= 2
∂ t3 ( t 3−t 1 )

map × eair { – ( t 3−t 1 ) −( t 2 −t 3 ) }


¿ 2
( t 3−t 1)

Kal Kal
50 g ×1 °
{− ( 42−27 ) – ( 49 – 42 ) } 50 ° ×(−22)
g c g c
¿ 2
=
( 42 – 27 ) 225

Kal
¿−4.89
g° c

2 2 2
∂Ck 2 ∂ Ck 2 ∂ Ck 2

√ | || || |
× ∆ map + × × ∆ m ad + × ∆t
∂ t1 3 1
∆ Ck 2= ∂ map 3 ∂ Ck 3
∂ Ck 2 ∂ Ck 2
+
∂ t2 3 |
× ∆ t 2 ²+ × ∆t ²
∂ t3 3 3 || |

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2 2 2
2 2 2
¿

√ |
2
|
||
2
||
+ 3,33 × × 0,5 ²+ −4,89 × × 0,5 ²
3 3
||
0,467 × × 0,01 + −1 × × 0,01 + 23,33× ×0,5
3 3 3

|
¿ √|0,000009692|+|0,00004449|+|60,4765|+|1,2321|+|2.6569|
|

¿ √ 64,365554182kal /g ° c=8,023 kal/ g ° c

c. Data III

∂ Ck ( t 2−t 3 )
=eair
∂ map ( t 3−t 1 )

Kal (45−38)
¿1 ×
g° c (38−26)

Kal
¿ 0,58
g° c

∂Ck
=−e air
∂ m ad

Kal
¿−1
g° c

∂Ck ( t 2−t 3 )
=−map ×e air × ¿1)
∂ t1 ( t 3−t 1 )

Kal (45−38) Kal


¿ 50 g × 1 °
× =29
gc (38−26) °C

∂Ck map × e air


=
∂ t2 (t 3−t 1)

Kal
50 g ×1
g° c
¿
( 38−26)
Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Kal
¿ 4,167
g° c

∂Ck map × e air ( t 3−t 1 )+ map−e air ( t 2−t 3 )


= 2
∂ t3 ( t 3−t 1 )

m ap × eair { – ( t 3−t 1 ) −( t 2 −t 3 ) }
¿ 2
( t 3−t 1)

Kal
50 g ×1 {− ( 38−26 ) – ( 45 – 38 ) }
g° c
¿
( 38−26 )2

Kal
50 ×(−19)
g° c
¿
144

Kal
¿−6,597
g° c

2 2 2
∂Ck 2 ∂ Ck 2 ∂ Ck 2

√ | || || |
× ∆ map + × × ∆ mad + × ∆t
∂ t1 3 1
∆ Ck 3= ∂ map 3 ∂ Ck 3
∂ Ck 2 ∂ Ck 2
+
∂ t2 3 2|
× ∆ t ²+ × ∆t ²
∂ t3 3 3 || |
2 2 2
2 2 2
¿

√|
|2
||
0,58 × × 0,01 + −1 × ×0,01 + 29× ×0,5
3 3
2
3

||
+ 4,167 × ×0,5 ² + −6,597 × × 0,5 ²
3 3
||
|
|

¿ |0,0000149511|+|0,00004449|+|93,4|
√ +|1,389|+|4,84|

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

¿ √ 99,63 kal / g ° c

¿ 9,98 kal/ g ° c

Untuk menghitung Ck rata-rata digunakan rumus rata-rata berbobot;

3 Σ Ck i
´ (
i=1 ΔCki )
Ck=
3 Σ x
(
i=1 ΔCki )

Ck 1 Ck 2 Ck 3

¿
[ + +
ΔCk 1 ΔCk 2 Δ Ck 3 ]
1 1 1
[ + +
ΔCk1 Δ Ck2 Δ Ck3
2 2 2 ]
−25 −26 −20,833
¿
[ +
8.523 8,023
+
9,98 ]
1 1 1
[ + +
8,523 8,023 9,98 2
2 ]
−2.93−3,24−2,09
¿
0,0058+0,0155+0.01

−8,26
¿
0.0313

¿−26,389 kal/g ° c

´ 1
Δ Ck=
3 Σ ( Δ Ck 1 ) 2

i=1

1
ΔCk=
72,6+64,4 +99,6

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1
¿
236,6

¿ 0,00423 kal/ g ° c

Δ Ck
Ralat Relatif ¿ ∙100 %
´
Ck

0,00423 kal/g ° c
¿ ∙ 100 %
−26,389 kal/g ° c

¿ 0,0000016029 %

´ ± ∆ Ck
Kapasitas kalor calorimeter ¿ ( Ck ´ )

¿ (−26,389 ± 0,00423 ) kal /g ° c

Jadi hasil perhitungan kapasitas kalorimeter sebesar,

(−26,389 ± 0,00423 ) kal/g ° cdengan ralat relative sebesar 0,0000016029 %

4.3. Pembahasan

Kalor adalah suatu bentuk energi, kalor juga dapat di definisikan

sebagai aliran energi (berupa panas) yang berpindah dari suatu zat yang

mempunyai temperatur tinggi ke zat yang mempunyai temperatur rendah

apabila kedua objek itu saling bersentuhan perpindahan kalor dapat

menyebabkan benda yang berbeda temperatur memiliki kesetimbangan

termal.

Temperatur adalah intensitas derajat panas atau dinginnya suatu

benda yang dinyatakan dalam bentuk derajat, kalor jennis zat adalah

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

banyaknya kalor yang digunkan untuk menaikan temperatur persatuan

perubahan temperatur. Dengan kata lain kapasitas kalor adah kalor jenis

zat per satuan massa. Kapasitas kalor zat adalah kalor yang diberikan

untuk menaikan temperatur persatuan massa zat tersebut sebesar 1°C.

Berdasarkan hasil analisis data, pengukuran kapasitas kalor pada

kalorimeter didasarkan pada asas Black “kalor yang diserap sama dengan

kalor yang diterima”, dimna ( Ql = Qt). Jika kapasitas kalor kalorimeter

telah diketahui, maka tidak perlu menggunakan pengukuran kalor jenis

kalorimeter untuk menentukan kalor jenis zat.

Dalam percobaan ini, menggunakan metode pencampuran yang

mensyaratkan benda dalam keadaan adiabatik, dimana kondisi didalam

kalorimeter terisilasi dari lingkungan, sehingga tidak terjadi pertukaran kalor

dengan lingkungan. Pada metode ini benda yang ingin dicari kalor jenisnya

dipanaskan hingga temperatur tertentu (t 2) kemudian dimasukan kedalam

kalorimeter yang telah di idi air dingin (t 1). Pencampuran tersebut akan

menyebabkan kesetimbangan termal (t3). Hal ini menyebabkan kalor yang

dilepas benda sama dengan kalor yang diterima air dingin dan kalorimeter.

Adapun hasil analisis data:

1. Pada percobaan menetukan kapasitas kalor kalorimeter diproleh harga

Ck terbesar (−26,389 ± 0,00423 ) kal/g ° cdengan ralat relative sebesar

0,0000016029 %. Dengan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa data

penelitian memiliki toleransi kesalahan yang relatif kecil.

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2. Jeda waktu saat memasukkan air dingin ke dalam kalorimeter terlalu

lama sehingga sistem terpengaruh oleh suhu lingkungan.

3. Kurangnya ketelitian dalam membaca skala termometer.

Selama proses percobaan, kalor jenis air di asumsikan konstan jika

dalam percobaan ini tidak dipengaruhi suhu lingkungan, maka hal tersebut

dapat mempengaruhi hasil pengamatan yang akan berbeda jauh dengan

teori.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan

kalorimeter ini adalah sebagai berikut.

1. Kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari benda yang

bersuhu tinggi ke yang bersuhu rendah ketika benda itu saling

berhubungan.

2. Kapasitas kalor adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk

mengikat suhu zat 1º C. Kalor jenis adalah banyaknya energi yang

dibutuhkan untuk meningkatkan 1 g zat sebesar 1º C.

Akbar Fauziansyah
2010816310012
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3. Kalorimeter berfungsi dalam pengukuran panas secara kuantitatif

yang masuk selama proses kimia

4. Praktikan mengetahui teori yang berhubungan tentang kalorimeter

salah satunya adalah teori tentang kepastian ralat alat yang

merupakan ketidakpastian atau error saat pengukuran.

5. Termometer digunakan untuk mengukur suatu cairan dalam sebuah

wadah.

5.2 Saran

Berdasarkan praktikum Kalorimeter yang dilaksanakan pada tanggal

26 April 2018, saya menyarankan bahwa kita harus menjaga dan merawat

alat – alat yang dipakai pada saat percobaan praktikum dapat berjalan

dengan lancar dan tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.

Akbar Fauziansyah
2010816310012

Anda mungkin juga menyukai