Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam konteks pendidikan di satuan pendidikan formal, peningkatan mutu
pendidikan sangat berkaitan dengan jaminan penyelenggaraan pendidikan yang
sejalan dengan standar yang ditetapkan, dalam hal ini seperti yang ditetapkan dalam
PP no.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Peraturan
Pemerintah ini menetapkan 8 (delapan) SNP yaitu Standar Isi, Proses, Kompetensi
Lulusan, Penilaian, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana,
Pengelolaan, dan Pembiayaan. Dalam konteks pelaksanaan penjaminan mutu
pendidikan ke-8 SNP tersebut harus merupakan standar yang mengikat dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam lingkungan sistem pendidikan, khususnya persekolahan, tuntutan akan
penjaminan mutu merupakan gejala yang wajar, karena penyelenggaraan pendidikan
yang bermutu merupakan akuntabilitas publik. Setiap komponen pemangku
kepentingan pendidikan orang tua, masyarakat, dunia kerja, pemerintah) dalam
peranan dan kepentingannya masing-masing memeiliki kepentingan terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 2 menyatakan bahwa untuk melakukan penjaminan dan pengendalian mutu
pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi,
dan sertifikasi. Kemudian dalam pasal 91 ayat 3 menyatakan bahwa Penjaminan mutu
pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program
penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas. Berdasarkan
peraturan tersebut bahwa untuk melakukan penjaminan mutu sekolah perlu melakukan
evaluasi terhadap kinerja 8 estándar mutu sekolah. Kemudian penjaminan mutu dan
peningkatan mutu pendidikan memerlukan standar mutu atau target mutu, dilakukan
dalam satu prosedur tata kerja yang jelas, strategi, kerjasama dan kolaborasi antar
pemangku kepentingan; dan dilakukan secara terus-menerus berkelanjutan juga harus
memiliki waktu yang jelas dalam upaya pemenuhan target tersebut. Oleh karena itu
sekolah dalam melakukan penjaminan mutu perlu memiliki data-data kualitatif maupun
kuantitatif tentang mutu sekolah saat ini. Data mutu tersebut merupakan pedoman atau
pijakan awal dalam menyususn program peningkatan mutu berkelanjutan.

1
Gambar 1.1. Peranan Evaluasi dalam SPMP

Berdasarkan hal itu pelaksanaan evaluasi proses penjaminan mutu pendidikan


mutlak harus dilakukan oleh sekolah, dimana dalam prosesnya evaluasi tersebut harus
benar-benar menggambarkan kondisi capaian kinerja sekolah terhadap 8 Standar
Nasional Pendidikan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. Prinsip
kejujuran dan tanggungjawab dalam melakukan evaluasi mutlak harus dimiliki oleh
semua warga sekolah, dengan demikian data mutu yang tergambar merupakan data
yang diyakini kebenarannya sehingga upaya peningkatan mutu yang berpedoman
terhadap data mutu tersebut target dan arah peningkatan mutunya akan jelas.
Dari proses evaluasi sistem penjamian mutu ini akan diperoleh 2 (dua) hal
diantaranya adalah : Pertama. Mengetahui tingkat kinerja sekolah sesungguhnya atau
posisi sekolah dalam capaian Standar Nasional atau informasi mengenai pengelolaan
sekolah yang telah memenuhi atau belum memenuhi SNP untuk digunakan sebagai
dasar penyusunan pengembangan sekolah. Kedua. Menentukan cara memperbaiki
kinerja sekolah dengan menggunakan informasi yang dikumpulkan berdasarkan hasil
evaluasi untuk menetapkan apa yang menjadi prioritas bagi peningkatan sekolah.

B. Tujuan
Tujuan pelaksanaan Evaluasi Sistem Penjaminan Mutu di Satuan Pendidikan
adalah agar :
1. Sekolah mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya
sebagai dasar penyusunan rencana pengembangan lebih lanjut.

2
2. Sekolah mampu mengenal peluang untuk memperbaiki mutu pendidikan, menilai
keberhasilan upaya peningkatan, dan melakukan penyesuaian program-program
yang ada.

3. Sekolah mampu mengetahui tantangan yang dihadapi dan mendiagnosis jenis


kebutuhan yang diperlukan untuk perbaikan.

4. Sekolah dapat mengetahui tingkat pencapaian kinerja berdasarkan Standar


Nasional Pendidikan (SNP).

5. Sekolah dapat menyediakan laporan resmi kepada para pemangku kepentingan


tentang kemajuan dan hasil yang dicapai.

3
BAB II
EVALUASI SPMP

Evaluasi sistem penjaminan mutu di Satuan Pendidikan menjadi tanggung


awab kepala sekolah dan dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri
dari Kepala Sekolah, guru, komite sekolah dan pengawas. Pelaksanaan evaluasi ini
dapat dirancang sendiri oleh sekolah untuk digunakan oleh TPS dalam melakukan
penilaian kinerja sekolah terhadap dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang
hasilnya menjadi masukan dan dasar penyusunan Pengembangan Sekolah dalam
upaya peningkatan kinerja sekolah.
Evaluasi sistem penjaminan mutu pendidikan dilakukan dengan 2 (dua)
bentuk : Pertama evaluasi mutu kinerja, evaluasi ini dilakukan awal dan akhir yang
bertujuan untuk melihat ketercapaian pemenuhan standar, dalam evaluasi ini dilakukan
penilaian kinerja terhadap 8 SNP. Kedua audit mutu pada saat proses peningkatan
mutu pendidikan yang bertujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan dengan
prosesdur yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan evaluasi SPMP ini perlu dilakukan melalui pendekatan audit.
Auditee ditentukan oleh TPS dan merupakan yang secara langsung terlibat dalam
melakukan layanan atau penerima layanan 8 Standar Nasional Pendidikan. Auditor
adalah pendidik atau tenaga kependidikan yang melakukan audit. Yang berperan
sebagai auditor adalah TPS dan kepala sekolah. Teraudit adalah pendidik atau tenaga
kependidikan sebagai pribadi atau yang ditunjuk oleh unit yang diaudit.

A. Teknik Pelaksanaan Audit SPMP


Tanggungjawab dan wewenang pelaksanaan audit dilakukan oleh tim audit yang
ditunjuk oleh kepala sekolah untuk menjadwalkan, mengatur pelaksanaan, dan
melaporkan hasil audit mutu. Semua pendidik dan tenaga kependidikan untuk
berperan aktif dalam audit mutu, baik sebagai auditor maupun sebagai teraudit. Dalam
pelaksanaan audit perlu dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Tim auditor menyusun jadwal tahunan untuk audit. Dalam jangka waktu setahun
semua pendidik dan tenaga kependidikan atau unit harus pernah diaudit.
2. Setiap auditor haruslah seseorang yang telah mendapat pelatihan dalam hal
ketrampilan mengaudit; tetapi ia boleh ditemani oleh seseorang yang ahli dalam
bidang atau kegiatan yang diaudit.

4
3. Setiap auditor, sebelum melaksanakan kegiatan audit, sebaiknya menyiapkan
instrumen yang dituliskan di dalam lembar pengamatan untuk dipakai sebagai alat
pemicu ingatan pada saat melaksanakan audit. Semua temuan dalam audit
haruslah dicatat dalam Lembar Pengamatan. Sedangkan temuan yang bersifat
ketidaksesuaian dipindahkan Semua dokumen pelaksanaan audit dikumpulkan
oleh Tim administrasi sistem manajemen mutu sekolah sebagai salah satu
dokumen pelaksanaan audit internal.
4. Pendidik atau tenaga kependidikan atau unit yang diaudit harus menanggapi
laporan ketidaksesuaian itu dan menentukan koreksi, tindakan koreksi serta lama
penyelesaian koreksi dan tindakan koreksinya.
5. Apabila pimpinan bagian atau kegiatan yang diaudit tidak dapat menentukan
sendiri, maka masalah koreksi serta tindakan koreksinya dibawa ke kepala
sekolah.
6. Jika koreksi, tindakan koreksi dan kurun waktu penyelesaiannya telah disepakati,
TPS harus mengusahakan adanya audit terhadap hasil koreksi serta tindakan
koreksi tersebut.
7. Jika verifikasi ini menunjukkan hasil yang negatif, dibuatkan laporan
ketidaksesuaian lagi.
8. Proses terkait masalah yang diaudit harus diulangi kembali sesuai dengan
prosedur atau instruksi kerja.
9. Dapat dilakukan penyesuaian pada bagian yang mengakibatkan ketidak sesuaian.
10. Jika verifikasi ini menunjukkan hasil yang positif, TPS merekomendasikan kepada
kepala sekolah untuk dilakukan peningkatan mutu.
11. Peningkatan mutu dapat dilakukan melalui peningkatan sasaran mutu atau
penyesuaian prosedur dan instruksi kerja.
12. Tanggal pelaksanaan, laporan serta verifikasi hasil audit internal dibuatkan
rangkumannya dalam formulir seperti yang tertera dalam lampiran 3. Rangkuman
Pelaksanaan Audit Internal.

B. Keberhasilan Audit Mutu


1. Teknik audit agar berhasil
Tidak ada seorang auditor yang menghendaki audit tidak berhasil, namun
kenyataan tidak semua audit berhasil dengan baik. Dalam keadaan ini baik auditor
maupun teraudit merasa kecewa karena telah membuang waktu tanpa manfaat yang

5
berarti. Audit berlangsung seperti rutinitas atau karena auditor dan teraudit melakukan
audit karena agak terpaksa.
Gambaran diatas mungkin terjadi namun tentu tidak kita kehendaki. Secara
umum auditor dan teraudit ingin kegiatan audit sukses dan bermanfaat. Dalam kaitan
ini maka diadakan pelatihan/penyegaran auditor internal. Berikut beberapa kiat agar
audit berhasil yang dimaksudkan sebagai tambahan materi pelatihan yang sudah ada:
a. Lakukan audit dengan sepenuh hati, aAudit yang dilakukan dengan setengah,
seperempat atau seperlima hati akan diketahui oleh teraudit. Pada intinya lakukan
audit dengan kesungguhan dan penuh semangat untuk perbaikan mutu program
yang kita audit.
b. Kenalilah karakter tim auditor, Anggota Tim auditor mungkin mempunyai latar
belakang, tingkat pendidikan, pengalaman atau fakultas yang berbeda. Semua
perbedaan tersebut bukanlah sumber masalah apabila kita saling mengenal
karakter masing-masing. Pengenalan Kenalilah karakter tim auditor Anggota Tim
auditor mungkin mempunyai latar belakang, tingkat pendidikan, pengalaman atau
fakultas yang berbeda. Semua perbedaan tersebut bukanlah sumber masalah
apabila kita saling mengenal karakter masing-masing. Pengenalan
c. Lakukan audit tepat waktu, Periode kegiatan audit mutu internal sudah ditentukan
maka sebisa mungkin mulai audit pada periode awal. Apabila hal tersebut tidak
dapat maka usahakan masih didalam periode tersebut. Apabila termin audit telah
ditentukan/disepakati maka sebaiknya auditor dan teraudit siap sebelum saat yang
ditentukan.
d. Mulailah audit pagi hari, Pagi hari secara umum lebih segar baik teraudit maupun
auditor belum mengalami kelelahan. Maka mulai audit pagi hari sangat
menguntungkan, apabila mungkin jadikan kegiatan audit menjadi agenda pertama
pada hari tersebut.
e. Tumbuhkan ketertarikan pada unit atau program yang kita audit, Pengalaman baik
dalam melakukan audit akan sangat membantu auditor dalam menumbuhkan
ketertarikan pada kegiatan Audit. Ketertarikan pada unit yang diaudit dapat
ditumbuhkan dengan menjalankan asas asas dalam kode etik auditor yaitu :
1) Asas Integritas.
2) Asas Objektivitas.
3) Asas Kerahasiaan.
4) Asas Kompetensi.
5) Asas Independen.

6
Asas-asas kode etik audit mutu di atas sebaiknya melandasi sikap dan perilaku
auditor dalam menjalankant tugas.

2. Beberapa Praktek audit yang kurang berhasil


Berikut adalah beberapa penyebab yang sering terjadi sehingga kegiatan audit
kurang berhasil dengan baik.
a. Auditor merasa terpaksa menjalankan tugas.
b. Sesama auditor saling mendahului dalam menyampaikan pertanyaan
c. Audit tidak tepat waktu
d. Kesehatan auditor kurang prima
e. Gaya komunikasi kurang baik, misalnya suka merendahkan/ membandingkan
dengan pihak lain.
f. Auditor mengandalkan pengetahuan lama (metode, instrumen, penguasaan IT).
g. Auditor banyak tugas lain pada hari yang sama sehingga terburu-buru
h. Auditor terpaku pada daftar pertanyaan atau dokumen yang ada
i. Auditor dan teraudit berdebat secara tidak proporsional
j. Auditor yang membebankan tugas laporan pada anggota auditor lain yang kurang
baik antar auditor.
k. Mendiskusikan topik lain saat audit.

3. Praktek Audit dan solusi permasalahannya


Berikut beberapa masalah umum yang banyak dihadapi auditor dan alternatif
pemecahannya.
a. Waktu
Termin waktu audit sering kali menjadi permasalahan bersama baik auditor
maupun teraudit. Akar masalahnya adalah adanya kegiatan lain yang bersamaan
periode waktunya. Teoritis penyelesaiannya mudah dengan mengatur jadwal bersama,
dalam praktek jadwal bersama tidak mudah didapat apalagi semua auditor berasal dari
berbagai fakultas. Salah satu solusinya adalah buatlah jadwal audit yang rinci sesuai
kesepakatan agar auditor dan teraudit dapat berbagi waktu. Dalam hal ini dapat diatur
misalnya auditor melakukan audit pagi sampai sore namun teraudit secara bergantian
sesuai waktu yang disepakati.

b. Apresiasi yang tulus


Memberi apresiasi belum menjadi kebiasaan bagi banyak orang namun sebagai
auditor kita perlu belajar memberikan apresiasi dari hati kita (bukan sandiwara).

7
Apresiasi biasanya akan membawa suasana menjadi lebih cair. Memberikan apresiasi
bukan hal yang sukar kalau kita mau karena hal ini dapat dilatih dan dipelajari. Dalam
hal ini yang dilatih adalah hati kita masing-masing agar selalu penuh syukur dalam
berbagai hal juga dalam kegiatan audit.

c. Jangan mudah terpancing emosi/marah


Marah seringkali muncul sebagai cerminan kekecewaan atau tidak sesuainya
harapan dengan kenyataan. Begitu auditor menjumpai unit yang tidak sesuai dengan
idealismenya maka kemungkinan marah akan berpotensi muncul. Dalam hal ini
pengendalian diri menjadi katakunci. Perlu kita ingat audit jangan sampai memutus tali
silaturahmi. Jangan sampai karena kemarahan kita teraudit menjadi putus asa atau tak
semangat melakukan kegiatan penjaminan mutu. Apalagi kalau diingat auditor dan
teraudit berdiri pada satu sisi yang sama yaitu sisi untuk meningkatkan mutu unit atau
program yang diaudit.

d. Berikan empati Jadikan teraudit sahaba


Empati itu menyejukkan, empati itu menumbuhkan dan empati itu menjadikan
hidup bersama nyaman. Empati dapat diberikan dengan berbagai cara namun disini
tentu tidak perlu berlebihan agar tidak menimbulkan multi interpretasi. Empati dapat
diberikan auditor dengan beberapa ragam kalimat atau dapat diwujudkan dengan
membangun semangat kekitaan, kita adalah kesatuan yang membuat segala sesuatu
kuat. Berikut beberapa bagian frasa kalimat yang bisa untuk mengungkapkan empati
pada teraudit.

1) Saya rasa bagus sekali, tak ada masalah dengan hal ini, namun yang perlu
ditingkatkan adalah............ dan bapak atau ibu telah mulai dengan sangat baik.
2) Menurut hemat saya bapak ibu memiliki banyak pengalaman mengatasi
permasalahan yang pernah terjadi.......... sekarang yang diperlukan adalah
bagaimana kita mencegah agar hal tersebut tak terjadi lagi dimasa depan.
3) Proses ini sangat menarik dan bapak ibu telah mengalami kemajuan yang sangat
berarti bagaimana kiranya dalam hal tsb............ kita dapat meningkatkan ......
untuk 10 tahun ke depan.

8
C. Standar Mutu Pendidikan

No Standar Indikator Kode Respon-den


1 Kompetensi Hasil belajar peserta didik sesuai KL1 KS, Guru, siswa
Lulusan dengan target akademis
(pengetahuan) dalam standar
kompetensi lulusan
Peserta didik dapat KL2 KS, Guru, siswa
mengembangkan sikap dan
keterampilannya sebagai anggota
masyarakat
2 Proses Relevansi silabus dengan standar PR1 Guru dan siswa
Isi dan diarahkan pada pencapaian
SKL
Setiap guru harus mempersiapkan PR2 Guru dan siswa
rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang
mencakup: identitas mata
pelajaran, alokasi waktu,
kompetensi inti, kompetensi dasar,
tujuan pembelajaran, materi,
kegiatan pembelajaran, metode/
teknik pembelajaran, dan penilaian
(mencakup indikator dan
prosedur). Rancangan kegiatan
pembelajaran meliputi
pendahuluan, kegiatan inti, dan
penutup sesuai K2013
Dalam pelaksanaan proses PR3 Guru dan siswa
pembelajaran, selain
menggunakan buku pelajaran, guru
juga menggunakan buku panduan,
buku pengayaan, buku referensi
dan sumber belajar lain
Proses pembelajaran dilaksanakan PR4 Guru dan siswa
secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik
Proses pembelajaran PR5 Guru dan siswa
menggabungkan pendekatan
tematis dan mempertimbangkan
isu keanekaragaman dan lintas
budaya. Saling menghargai
pendapat peserta didik.tanpa
memandang agama, ras, gender
dan keadaan sosial ekonomi.

9
No Standar Indikator Kode Respon-den
Guru memberikan penguatan dan PR6 Guru dan siswa
umpan balik terhadap respon dan
hasil belajar peserta didik
3 Penilaian Guru membuat perencanaan NI1 KS dan Guru
penilaian terhadap pencapaian
kompetensi peserta didik.
Memberikan informasi kepada
peserta didik mengenai kriteria
penilaian termasuk Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Melaksanakan penilaian secara
teratur berdasarkan rencana yang
telah dibuat. Dan menerapkan
berbagai teknik, bentuk, dan jenis
penilaian untuk mengukur prestasi
dan kesulitan belajar peserta didik

Penilaian memberikan masukan NI2 Guru dan Siswa


dan komentar mengenai penilaian
yang mereka lakukan pada peserta
didik dan menggunakan hasil
penilaian untuk perbaikan
pembelajaran
Sekolah melaporkan hasil NI3 Guru dan siswa
penilaian mata pelajaran untuk
semua kelompok mata pelajaran
pada setiap akhir semester kepada
orangtua/wali peserta didik dalam
bentuk buku laporan pendidikan
4 Isi Kerangka kerja dasar dan struktur IS1 KS dan Guru
kurikulum sekolah memenuhi
standar untuk jenis satuan
pendidikan
Sekolah memenuhi standar untuk IS2 KS dan Guru
memenuhi kebutuhan
pengembangan pribadi peserta
didik yang meliputi bimbingan,
konseling, dan kegiatan ekstra
kurikuler
5 Sarana dan Sarana sekolah memenuhi standar SA1 KS, guru dan
Prasarana terkait dengan ukuran ruangan dan siswa
jumlah ruangan, memenuhi standar
terkait dengan jumlah peserta didik
dalam rombongan belajar dan
memenuhi standar terkait dengan
penyediaan alat dan sumber
belajar termasuk buku pelajaran
Pemeliharaan bangunan SA2 KS, guru dan
dilaksanakan paling tidak setiap 5 siswa
tahun sekali , dan bangunan aman
dan nyaman untuk semua peserta

10
No Standar Indikator Kode Respon-den
didik dan memberi kemudahan
kepada peserta didik yang
berkebutuhan khusus
6 Pengelolaan Perencanaan Program LO1 Kepala Sekolah
 Sekolah merumuskan visi dan
misi serta disosialisasikan
kepada warga sekolah dan
pemangku kepentingan.
 Rencana kerja tahunan
dijadikan dasar pengeloaan
sekolah/madrasah yang
menunjukkan adanya
kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas.
Perencanaan Program LO2 Kepala Sekolah
Sekolah merumuskan rencana
kerja dengan tujuan yang jelas
untuk peningkatan dan
perbaikan serta disosialisasikan
kepada warga sekolah dan pihak
yang bekepentingan.
 Rencana Kerja tahunan LO3 Kepala Sekolah
dinyatakan dalam rencana
kegiatan dan anggaran
sekolah/madrasah dilaksanakan
berdasarkan rencana jangka
menengah
 Sekolah melakukan evaluasi diri
terhadap kinerja sekolah.
 Sekolah menetapkan prioritas
indikator untuk mengukur,
menilai kinerja, dan
melakukan perbaikan dalam
rangka pelaksanaan SNP
 Sekolah mengelola sistem LO4 Kepala Sekolah
informasi pengelolaan dengan
cara yang efektif, efisien dan
dapat dipertanggungjawabkan
 Sekolah menyediakan sistem
informasi yang efisien, efektif,
dan dapat diakses
 Sekolah menyediakan laporan
dan data yang dibutuhkan oleh
kabupaten/kota dan tingkatan
lain dalam sistem
 Sekolah meningkatkan LO5 Kepala Sekolah
kefektifan kinerja pendidik dan
tenaga kependidikandan
pengembangan profesi pendidik
dan tenaga kependidikan

11
No Standar Indikator Kode Respon-den
 Supevisi dan evaluasi
pelaksanaan tugas pendidik dan
tenaga kependidikan dan
kesesuaian dengan standar
nasional
 Warga sekolah terlibat dalam LO6 Kepala Sekolah
pengelolaan kegiatan akademis
dan nonakademis.
 Sekolah melibatkan anggota
masyarakat khususnya
pengelolaan kegiatan
nonakademis.
7 Pendidik dan  Jumlah dan kualifikasi pendidik TK1 Kepala Sekolah
Tenaga dan tenaga kependidikan dan guru
Kependidikan memenuhi standar
 Pendidik dan tenaga
kependidikan memenuhi standar
kompetensi
8 Pembiayaan  Anggaran sekolah dirumuskan BI1 Kepala Sekolah,
merujuk Peraturan Pemerintah, guru dan komite
pemerintahan provinsi, dan
pemerintahan kabupaten/kota
 Pengelolaan keuangan sekolah
transparan, efisien, dan
akuntabel.
 Sekolah membuat pelaporan
keuangan kepada Pemerintah
dan pemangku kepentingan
Sekolah memiliki kapasitas untuk BI2 Kepala Sekolah,
mencari dana dengan inisiatifnya guru dan komite
sendiri
 Sumbangan orangtua siswa BI3 Kepala Sekolah,
sekolah ditentukan berdasarkan guru dan komite
kemampuan ekonomi orangtua
 Sekolah melakukan subsidi
silang kepada siswa kurang
mampu di bidang ekonomi

12
BAB III
INSTUMEN EVALUASI SPMP

A. Instrumen Evaluasi Mutu Kinerja

1. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


KODE PERNYATAAN
Hasil belajar peserta didik masih rendah disebabkan oleh pemakaian
□ KL1D
program belajar yang kurang beragam.
Kami belum merumuskan dan mengupayakan target belajar yang
□ KL1C
bisa dicapai bagi semua peserta didik agar mereka bisa berhasil.

□ KL1B Peserta didik kami mampu menjadi pembelajar yang mandiri.

Peserta didik kami memiliki rasa percaya diri dan mampu


□ KL1B
mengekspresikan diri dan mengungkapkan pendapat mereka.
Peserta didik kami mengembangankan keterampilan berpikir logis,
□ KL1A
kritis, dan analititis serta mengembangkan kreatifitas mereka.
Peserta didik kurang memiliki motivasi belajar, rasa percaya diri serta
□ KL1D
semangat belajar
Sebagian besar (sekitar 90%) peserta didik menunjukkan kemajuan

□ KL1B yang baik dalam mencapai target yang ditetapkan dibandingkan


dengan kondisi sebelumnya.
Sebagian kecil peserta didik telah menunjukkan prestasi belajar yang
□ KL1C
lebih baik, namun tidak konsisten.
Sekolah kami memastikan kebutuhan peserta didik yang
□ KL1A
berkemampuan rendah dapat terpenuhi secara efektif
Sekolah kami sudah mampu meningkatkan prestasi belajar peserta
□ KL1A
didik yang sebelumnya masih rendah/kurang.
Semua peserta didik menunjukkan kemajuan, percaya diri, dan
□ KL1A
memiliki harapan yang tinggi dalam berprestasi.
Kami belum bisa memberi kesempatan belajar bagi peserta didik
□ KL2D
yang dapat menjamin pencapaian potensi mereka secara penuh.
Kami hanya menyediakan sedikit program pembelajaran dan belum
□ KL2D
bisa mengembangkan keterampilan lain

13
Kami menawarkan beberapa kegiatan ekstra kurikuler tetapi belum
□ KL2C
sesuai dengan minat peserta didik
Peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan di sekolah
dan di tengah masyarakat luas. Mereka memiliki kemampuan secara
□ KL2A
pribadi dan sosial dan melakukan berbagai jenis kegiatan untuk
keberhasilan pribadi dalam ruang lingkup yang lebih luas.
Peserta didik kami memiliki kesempatan untuk mengembangkan rasa
□ KL2A
estetika dan kesehatan fisik.
Peserta didik kami memiliki pengetahuan agama yang terbatas dan
□ KL2D
belum mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik kami memiliki pengetahuan yang memadai mengenai
□ KL2C
agama mereka dan sudah mulai berusaha menerapkannya.
Peserta didik kami menerapkan ajaran agama dalam kehidupan
□ KL2B
mereka
Peserta didik kami menunjukkan sikap yang baik di sekolah dan di

□ KL2B tengah masyarakat luas. Mereka memahami tentang disiplin,


toleransi, kejujuran, kerja keras, dan perhatian kepada orang lain.
Peserta didik menerapkan ajaran agama dalam kehidupan mereka
□ KL2A
secara konsisten.
Potensi dan minat peserta didik kami telah berkembang secara penuh
□ KL2A
melalui partisipasi mereka dalam berbagai jenis kegiatan.
Sekolah kami menyediakan beragam kegiatan pengembangan
□ KL2B
pribadi

2. STANDAR PROSES

KODE PERNYATAAN
Kami belum sepenuhnya mempertimbangkan kesesuaian antara
□ PR1C
mata pelajaran dan komponennya dalam penyusunan silabus.
Kami selalu mempertimbangkan kesesuaian antara mata pelajaran
□ PR1B
dan komponennya dalam penyusunan silabus.
Program dan kegiatan pembelajaran sudah relevan dengan tingkat
□ PR1B
usia dan minat peserta didik.
Sekolah kami berusaha mempertimbangkan usia dan minat peserta
□ PR1C
didik saat membuat program pembelajaran.

14
Sekolah kami tidak mempertimbangkan usia dan minat peserta didik
□ PR1D
saat membuat program pembelajaran.
Silabus sudah dikembangkan oleh sekolah dan disesuaikan dengan
□ PR1B
situasi dan kondisi sekolah.

□ PR1D Silabus sekolah kami berusaha mengikuti SI dan SKL

Silabus sekolah kami dikaji dan diperbaiki secara teratur dan

□ PR1A disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah serta kebutuhan


setempat.

Silabus sekolah kami dirancang untuk menerapkan pembelajaran


yang relevan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah,

□ PR1A menciptakan suasana yang mendukung dan menyenangkan, serta


mendorong kemajuan sesuai tingkat usia dan kemampuan peserta
didik.

Silabus sekolah kami memiliki kelenturan (fleksibilitas) bagi guru


□ PR1A
untuk memenuhi beragam kebutuhan semua peserta didik.

Silabus sekolah kami menyesuaikan dengan SI dan SKL, namun

□ PR1C kami belum mengembangkannya sesuai dengan situasi dan


kondisi sekolah.

Sistematika dan rancangan silabus sekolah kami tidak memberikan

□ PR1D kesempatan kepada para peserta didik untuk memahami konsep


baru secara utuh sebelum melanjutkan pembelajaran.

Guru-guru di sekolah kami mengkaji ulang RPP setelah mengajar


□ PR2B
untuk membantu merencanakan pembelajaran selanjutnya.

Guru-guru di sekolah kami biasanya membuat rencana pembelajaran


□ PR2C
tetapi kebanyakan hanya mengulang saja.

Guru-guru di sekolah kami kadangkala mengkaji ulang RPP setelah


□ PR2C
mengajar untuk membantu merencanakan pembelajaran selanjutnya.
Guru-guru di sekolah kami membuat RPP berdasarkan program
□ PR2B
tahunan (prota), program semester (prosem) dan silabus.

PR2B
□ Guru-guru di sekolah kami mempertimbangkan berbagai kebutuhan
pembelajaran yang berbeda dan merencanakan pembelajaran

15
berdasarkan kebutuhan tersebut.

Guru-guru di sekolah kami merencanakan pembelajaran


□ PR2D
berdasarkan pada isi buku pelajaran saja.

Guru-guru di sekolah kami tidak mengkaji ulang RPP setelah


□ PR2D
mengajar.
Guru-guru di sekolah kami hanya membuat rencana pembelajaran
□ PR2D
untuk mata pelajaran tertentu saja.

Guru-guru di sekolah kami mengkaji ulang dan mengembangkan RPP

□ PR2A setelah pelaksanaan pembelajaran untuk perbaikan pada kegiatan


pembelajaran selanjutnya.
Guru-guru di sekolah kami perlu memasukkan lebih banyak lagi jenis

□ PR2C bahan-bahan belajar mengajar dalam rencana pembelajaran yang


dibuat.

Kepala sekolah kadang-kadang mengkaji ulang rencana


□ PR2C
pembelajaran dan memberikan saran dan bimbingan.

Kepala sekolah kami mengkaji ulang semua rencana pembelajaran


□ PR2B
dan memberikan saran dan bimbingan.

Kepala sekolah kami tidak mengkaji ulang rencana pembelajaran


□ PR2D
yang dibuat oleh para guru atau memberikan saran dan dukungan.

Pembelajaran di sekolah kami dirancang agar peserta didik dapat

□ PR2A mengkaji ulang materi sebelumnya, memahami materi baru, serta


melatih keterampilan yang tercermin dalam sikap mereka sehari-hari.

Rencana pembelajaran dirancang secara inovatif berdasarkan


□ PR2A
prinsip-prinsip penyusunan RPP.

Seluruh guru membuat RPP yang dirancang berdasarkan prota,

□ PR2A prosem, dan silabus, yang mecakup penggunaan sumber belajar dan
metode yang bervariasi.

Guru-guru di sekolah kami memiliki berbagai jenis sumber belajar

□ PR3A dan media, yang digunakan secara tepat dalam pembelajaran untuk
membantu dan memotivasi peserta didik.
PR3B Guru-guru di sekolah kami selalu menggunakan alat peraga dalam

16
pembelajaran dan memperbaharuinya.

Guru-guru di sekolah kami dalam melakukan proses pembelajaran


□ PR3C memakai berbagai sumber dan tidak hanya tergantung pada buku
pelajaran saja.

□ PR3D Guru-guru di sekolah kami dalam melakukan proses pembelajaran


sepenuhnya bergantung hanya pada buku pelajaran saja.
Sebagian besar guru di sekolah kami cukup kreatif dalam memilih
□ PR3A
bahan pembelajaran yang sesuai.
Beberapa(sekitari 40%) guru di sekolah kami cukup kreatif dalam
□ PR3B
memilih bahan pembelajaran yang sesuai.

□ PR3C Guru-guru di sekolah kami sudah menggunakan alat peraga dalam


proses pembelajaran tetapi hanya pada mata pelajaran tertentu.
Bahan bacaan tambahan di sekolah kami kondisinya sudah jelek
□ PR3D
dan ketinggalan zaman.
Guru-guru di sekolah kami tidak hanya menggunakan ruang kelas

□ PR3A untuk kegiatan pembelajaran, tapi juga memanfaatkan tempat belajar


lain yang tersedia di sekitar sekolah.
Sebagian(sekitar 70%) besar guru di sekolah kami mendapatkan
□ PR3B
bahan penunjang pembelajaran dalam jumlah yang cukup.
Guru-guru di sekolah kami mendapatkan bahan penunjang
□ PR3C
pembelajaran dalam jumlah terbatas
Guru-guru di sekolah kami belum mampu mempersiapkan dan
□ PR3D
menggunakan alat peraga.
Semua guru di sekolah kami mendapatkan bahan penunjang
□ PR3A
pembelajaran dalam jumlah yang cukup.
Sebagian besar(sekitar 90%) guru di sekolah kami memakai hasil
□ PR3B
karya peserta didik sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran
Sebagian guru di sekolah kami sudah memakai hasil karya peserta
□ PR3C
didik sebagai alat peraga dan memajangnya.
Guru-guru di sekolah kami tidak pernah memajang hasil karya
□ PR3D
peserta didik.
PR3A
□ Semua guru di sekolah kami memakai hasil karya peserta didik
sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran dan selalu

17
memperbaharuinya secara berkala
Guru-guru di sekolah kami cenderung hanya mengarahkan

□ PR4C pembelajaran, dan kurang memberikan kesempatan kepada peserta


didik untuk menyampaikan pendapat atau terlibat secara aktif.

Guru-guru di sekolah kami masih lebih terfokus pada penyelesaian


□ PR4C
kurikulum dan tidak mempertimbangkan berbagai kebutuhan belajar.

Guru-guru di sekolah kami tidak hanya mengarahkan pembelajaran,

□ PR4B tapi juga memberi kesempatan bagi peserta didik untuk


menyampaikan pendapat dan terlibat secara aktif.

□ PR4D
Guru-guru di sekolah kami hanya mengajar secara klasikal dan
bersumber pada buku teks saja.

Guru-guru di sekolah kami masih melakukan pembelajaran secara


□ PR4C
klasikal dan jarang menggunakanmetode yang beragam.

Guru-guru di sekolah kami melaksanakan pembelajaran secara


□ PR4B
bertahap dan menarik

Guru-guru di sekolah kami mendorong peserta didik untuk


menyalurkan ide dan pendapat serta memberi kesempatan untuk
□ PR4A
menggali, memperluas, dan mengkonfirmasikan pengetahuan dan
ketrampilan baru.

Guru-guru di sekolah kami secara teratur menggunakan metode

□ PR4B pembelajaran yang beragam dengan pendekatan pembelajaran


scientific.

Guru-guru di sekolah kami selalu melaksanakan pembelajaran


□ PR4A
dengan metode yang beragam.

Guru-guru di sekolah kami tidak menggunakan metode yang beragam


□ PR4D
dan tidak menggunakan alat peraga.

Peserta didik mampu bekerja secara mandiri maupun berkelompok


□ PR4A
dalam menyelesaikan masalah.

Sebagian besar peserta didik kurang termotivasi dalam proses


□ PR4D
pembelajaran.

18
Sebagian besar(sekitar 90%) peserta didik memiliki motivasi dan
□ PR4B
terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Sebagian peserta didik masih kurang termotivasi dalam proses
□ PR4C
pembelajaran.
Sekolah kami menyediakan lingkungan belajar yang kondusif untuk
□ PR4A
melaksanakan pembelajaran yang optimal.

Semua peserta didik menunjukkan minat belajar dan terlibat aktif


□ PR4A
dalam proses pembelajaran.
Guru-guru di sekolah kami memberikan layanan bantuan atau

□ PR5C pembelajaran tambahan bagi sebagian peserta didik setelah jam


sekolah

Guru-guru di sekolah kami melaksanakan pembelajaran secara

□ PR5C klasikal dan belum mempertimbangkan kebutuhan belajar individu


peserta didik.

Guru-guru di sekolah kami memberikan dorongan positif kepada


□ PR5A
semua peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi mereka
Guru-guru di sekolah kami memiliki kebijakan dalam memberikan

□ PR5B kesempatan yang sama kepada peserta didik dan menjamin


pelaksanaannya.
Guru-guru di sekolah kami memperhatikan kesulitan belajar yang
□ PR5C
dihadapi sebagian peserta didik dan membantu menyelesaikannya
Guru-guru di sekolah kami memperhatikan perbedaan kemampuan

□ PR5B peserta didik dan berusaha merencanakan pembelajaran yang


sesuai.
Guru-guru di sekolah kami mengakui adanya perbedaan kemampuan

□ PR5A peserta didik dan memberikan tugas sesuai dengan kemampuan


mereka.
Guru-guru di sekolah kami menggunakan berbagai metode

□ PR5A pembelajaran dan memberikan berbagai jenis kegiatan pembelajaran


sesuai kebutuhan belajar peserta diidik.
Guru-guru di sekolah kami merencanakan dan melaksanakan

□ PR5B pembelajaran yang berkesinambungan, dan sesuai dengan tingkat


kemampuan peserta didik

19
Guru-guru di sekolah kami tidak memberikan kesempatan yang sama
□ PR5D
kepada peserta didik.
Guru-guru di sekolah kami tidak memperhatikan peserta didik yang
□ PR5D
berkemampuan kurang dan yang berkemampuan lebih.
Guru-guru di sekolah kami tidak mempertimbangkan perbedaan
□ PR5D
kemampuan peserta didik
Peserta didik dan orangtua mereka terlibat dalam upaya pencapaian
□ PR5A
target belajar
Peserta didik dapat berkembang sesuai dengan kapasitas mereka
□ PR5A
dan ditantang untuk lebih berkembang secara optimal.
Ada guru di sekolah kami yang masih bersifat otoriter, dan banyak
□ PR6D
peserta didik berperilaku kurang baik.

Banyak peserta didik kami yang tidak sepenuhnya berpartisipasi


□ PR6D
dalam kegiatan sekolah.
Belum semua guru (sekitar 50%) di sekolah kami memberikan respon
□ PR6C
dan penguatan yang memadai terhadap hasil belajar peserta didik.

□ PR6D Guru-guru di sekolah kami belum menghargai peserta didik.

Guru-guru dan peserta didik di sekolah kami memiliki motivasi yang


□ PR6A
tinggi.

Guru-guru di sekolah kami secara konsisten memberikan

□ PR6B penghargaan kepada peserta didik pada saat yang tepat, dan
melakukan berbagai cara untuk menilai keberhasilan

Guru-guru di sekolah kami belum memberikan pujian pada peserta


□ PR6C
didik secara konsisten.

Guru-guru di sekolah kami memberikan penguatan dan umpan balik

□ PR6A atas berbagai laporan hasil belajar peserta didik untuk memotivasi
mereka agar lebih berprestasi.

Hubungan timbal balik antara guru, peserta didik, dan tenaga


□ PR6B
kependidikan terpelihara dengan baik.

PR6B Pada umumnya peserta didik di sekolah kami hadir sesuai jadwal,
□ berperilaku baik, dan mencapai prestasi belajar sesuai dengan

20
kecakapan mereka.

Peserta didik di sekolah kami selalu hadir sesuai jadwal,

□ PR6A berperilaku baik, dan mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai
dengan kecakapan mereka.

□ PR6D Peserta didik kami memiliki motivasi yang rendah.

Sebagian guru (sekitar 40%) di sekolah kami tidak mengakui dan


□ PR6C
menghargai perbedaan kemampuan peserta didik.

Sebagian peserta didik kami kurang percaya diri terhadap


□ PR6C
kemampuannya.

Sekolah kami melaksanakan pendidikan inklusif dan partisipatif yang


□ PR6A
menjamin keikutsertaan semua peserta didik secara penuh.
Semua guru dan peserta didik di sekolah kami mengakui dan
□ PR6A
menghargai perbedaan kemampuan di antara mereka.

Semua peserta didik di sekolah kami diperlakukan dengan adil dan


□ PR6B
dihargai pendapatnya.

3. STANDAR PENILAIAN

N0 KODE PERNYATAAN
Guru-guru di sekolah kami dalam melaksanakan penilaian hasil
□ NI1D
belajar peserta didik hanya menggunakan tes dan ujian.
Guru-guru di sekolah kami melaksanakan penilaian sesuai dengan
□ NI1B
silabus dan RPP.
Guru-guru di sekolah kami melaksanakan penilaian terhadap peserta

□ NI1C didik secara periodik, tapi sebagian besar hanya menggunakan tes
dan ujian.
Guru-guru di sekolah kami memberikan informasi kepada peserta
□ NI1B
didik mengenai KKM.
Guru-guru di sekolah kami membuat instrumen yang tepat dan dapat
□ NI1A
diandalkan untuk menerapkan berbagai teknik penilaian.
NI1A Guru-guru di sekolah kami menggunakan berbagai jenis metode
□ untuk menilai kemajuan belajar peserta didik secara berkelanjutan
baik formal maupun nonformal termasuk diskusi, observasi, dan

21
penugasan.
Guru-guru di sekolah kami selalu memantau kemajuan belajar
□ NI1B
peserta didik melalui observasi dan penilaian secara berkala.
guru-guru di sekolah kami tidak membicarakan hasil penilaian
□ NI1C
dengan peserta didik.
Guru-guru di sekolah kami tidak menilai atau memonitor kemajuan
□ NI1D
peserta didik secara sistematis
Semua penilaian terhadap hasil belajar peserta didik di sekolah kami
□ NI1A
didasarkan pada pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Setiap guru di sekolah kami mengembangkan dan menerapkan

□ NI1C program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan


belajar peserta didik.
Guru-guru di sekolah kami memberi kesempatan kepada peserta

□ NI2B didik untuk mengkaji ulang kemajuan belajar mereka untuk


menetapkan target pembelajaran selanjutnya.
Guru-guru di sekolah kami mengkaji ulang tingkat kemajuan semua
peserta didik pada setiap akhir semester dan menggunakan
□ NI2B
informasi tersebut untuk merencanakan program pembelajaran
selanjutnya.
Hasil penilaian tidak berpengaruh pada peningkatan motivasi peserta
□ NI2D
didik.
Hasil tes kadang-kadang digunakan guru untuk merencanakan
□ NI2C
bahan pembelajaran selanjutnya.

□ NI2D Hasil tes tidak berpengaruh pada program pembelajaran.

Sebagian guru (sekitar 40%) di sekolah kami tidak melibatkan


□ NI2C
peserta didik dalam mengkaji ulang kemajuan belajar mereka.
Sekolah kami memberikan kesempatan kepada semua peserta didik
untuk memberikan pendapat terhadap hasil pencapaian kemajuan
□ NI2A
belajar yang mereka peroleh dan terlibat dalam penetapan target
pembelajaran.
Semua guru di sekolah kami secara rutin mencatat kemajuan peserta
□ NI2A
didik sebagai dasar perencanaan dan tindak lanjutnya.
NI2C
□ Setiap guru menyampaikan hasil Evaluasi mata pelajaran serta hasil
penilaian setiap peserta didik kepada Kepala sekolah pada akhir

22
semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik.
Kepala Sekolah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir
Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian

□ NI3C Akhir (US/UN) kepada orangtua peserta didik dan menyampaikan


rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan Kab/Kota atau Kantor
Kemenag pada setiap akhir semester.

Orangtua berperan serta secara aktif dalam kegiatan sekolah,


□ NI3A
termasuk kegiatan proses pembelajaran.

Orangtua terlibat aktif dalam penyelesaian PR (Pekerjaan Rumah)


□ NI3B
anak mereka.

Sekolah kami melaporkan hasil belajar peserta didik secara berkala

□ NI3A dan memberikan kesempatan setiap saat kepada orangtua untuk


membahas kemajuan belajar anak mereka.

Sekolah kami melibatkan sebagian kecil orangtua peserta didik untuk

□ NI3C berpartisipasi dalam kegiatan sekolah tetapi kami masih


menganggap perlu untuk mendorong keterlibatan semua orangtua.

Sekolah kami membuat laporan berkala pada orangtua mengenai


pencapaian hasil belajar peserta didik setiap semester dan
□ NI3B
menawarkan kesempatan untuk mendiskusikan kemajuan anak
mereka.

Sekolah kami membuat laporan kepada orangtua tidak secara rutin


□ NI3D
dan sistematis.

Sekolah kami membuat laporan tahunan mengenai pencapaian hasil

□ NI3C belajar peserta didik kepada orangtua tetapi tidak memberi


kesempatan untuk berdiskusi

□ NI3B Sekolah kami memiliki kemitraan dengan orangtua

Sekolah kami mendorong orangtua untuk berpartisipasi dan peduli


□ NI3A
terhadap pendidikan anak-anak mereka.
Sekolah kami menyampaikan laporan semua hasil penilaian peserta
□ NI3A
didik kepada orangtua.

NI3C
□ Sekolah kami perlu membangun kerja sama dengan orangtua agar

23
membantu anak mereka belajar di rumah.
Sekolah kami tidak melibatkan orangtua dalam PR (Pekerjaan
□ NI3D
Rumah) peserta didik dan kegiatan tugas sekolah lainnya
Sekolah kami tidak melibatkan orangtua secara aktiif dalam kegiatan
□ NI3D
sekolah.

4. STANDAR ISI
N0 KODE PERNYATAAN
Kurikulum Sekolah kami memiliki fleksibilitas untuk memenuhi
□ IS1A
beragam kebutuhan semua peserta didik di sekolah.
Kurikulum Sekolah kami sesuai dengan standar isi, standar

□ IS1B kompetensi lulusan, dan panduan Kurikulum 2013 dan


penyusunannya disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan daerah.
Kurikulum Sekolah kami sesuai dengan standar isi, standar

□ IS1C kompetensi lulusan, dan panduan Kurikulum 2013 , namun masih


perlu dikembangkan lagi.
Kurikulum Sekolah kami berusaha mengikuti standar isi, standar
□ IS1D
kompetensi, dan panduan dalam Kurikulum 2013.
Kurikulum Sekolah kami dikaji dan diperbaiki secara teratur dan
□ IS1A
disesuaikan dengan karakter daerah dan kebutuhan masyarakat.
Kurikulum Sekolah kami menawarkan kegiatan pembelajaran
berjenjang yang sesuai,dan dirancang agar menciptakan suasana
□ IS1A
yang mendukung dan menyenangkan untuk berbagai usia dan
kemampuan peserta didik.
Kurikulum sekolah kami sedang berusaha memenuhi persyaratan

□ IS1D nasional (kuriulum 2013) dan belum mempertimbangkan karakter


daerah dan kebutuhan masyarakat.

□ IS1D Program remedial dan pengayaan belum pernah dilaksanakan.

□ IS1C Program remedial dan pengayaan kadang kala dilaksanakan.

Sebagian besar (sekitar 70%) peserta didik kami termotivasi untuk


□ IS1B
belajar dan tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.

24
Sebagian besar (sekitar 70%) peserta didik kami tidak termotivasi
□ IS1D
untuk belajar dan tidak tertarik pada pelajaran yang diajarkan.
Sekolah kami memberikan bimbingan secara umum dalam hal

□ IS2B pemilihan jenis kegiatan ekstra kurikuler dan keterampilan bagi


peserta didik.
Sekolah kami menyediakan kegiatan ekstra kurikuler tetapi kegiatan
□ IS2C
tersebut kurang diminati.
Sekolah kami menyediakan layanan dan bimbingan bagi peserta
didik secara perorangan dalam mengatasi masalah belajar maupun
□ IS2A
memilih kegiatan ekstra kurikuler dan keterampilan untuk
pengembangan diri mereka sesuai dengan kondisi setempat.
Sekolah kami tidak mampu memberikan layanan bagi peserta didik

□ IS2D untuk membuat keputusan sendiri dalam memilih jenis kegiatan


ekstra kurikuler.

□ IS2D Sekolah kami belum mampu memberikan kegiatan ekstra kurikuler.

Sekolah kami masih sangat terbatas dalam memberikan layanan

□ IS2C yang memadai bagi peserta didik agar mereka dapat memilih jenis
kegiatan ekstra kurikuler yang mereka minati.
Sekolah kami menawarkan beberapa mata pelajaran tambahan
□ IS1B
berdasarkan karakter daerah dan kebutuhan masyarakat.
Sekolah kami menawarkan beberapa mata pelajaran tambahan

□ IS1C tetapi kami masih harus mempertimbangkan karakter daerah dan


kebutuhan masyarakat dalam perencanaan kami.
Sekolah kami menawarkan berbagai mata pelajaran tambahan dan

□ IS1A beban belajar tambahan berdasarkan karakter daerah dan


kebutuhan masyarakat.
Sekolah kami menerapkan Kurikulum 2013 sesuai ketentuan yang
□ IS1C
berlaku.
Sekolah kami menyediakan berbagai jenis kegiatan ekstra kurikuler
□ IS2A
yang disesuaikan dengan minat peserta didik.
Sekolah kami sudah menyediakan beberapa kegiatan ekstra
□ IS2B
kurikuler bagi peserta didik, termasuk didalamnya Pramuka
IS1A
□ Semua peserta didik amat termotivasi dengan program pembelajaran
yang menyenangkan dan sesuai dengan tingkat perkembangan dan

25
minat mereka.
Setiap guru di sekolah kami menerapkan RPP yang disusun
□ IS1C
berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya.
Struktur kurikulum sekolah kami kurang mengalokasikan waktu yang

□ IS1C cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru
sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya.
Struktur kurikulum sekolah kami telah mengalokasikan waktu yang
cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru
□ IS1B
sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya dengan selalu
melaksanakan program remedial dan pengayaan.
Struktur kurikulum sekolah kami tidak mengalokasikan waktu yang

□ IS1D cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru
sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya.

26
5. STANDAR SARANA

N0 KODE PERNYATAAN
Bangunan sekolah kami tidak memenuhi standar dari segi ukuran
□ SA1D
atau jumlah ruangan.
Beberapa kelas di sekolah kami diisi peserta didik melebihi jumlah
□ SA1C
yang ditetapkan dalam standar.
Jumlah peserta didik di dalam rombongan belajar kami lebih kecil

□ SA1A dari yang ditetapkan dalam standar agar dapat lebih meningkatkan
proses pembelajaran.
Kebanyakan ruang kelas sekolah kami diisi terlalu banyak peserta
□ SA1D
didik dan kami tidak mampu memenuhi standar.
Lahan, bangunan, dan prasarana termasuk toilet di sekolah kami,

□ SA2A dalam keadaan bersih (sehat), dan dipelihara dengan baik secara
berkala.
Perabot beserta alat-alat dan kelengkapan lainnya berada dalam
□ SA2B
kondisi yang baik dan terpelihara.
Sarana dan prasarana yang kami miliki amat terbatas dan sebagian
□ SA1D
besar sudah ketinggalan zaman dan dalam kondisi buruk.
Sebagian prasarana sekolah kami di bawah standar, harus diperbaiki
□ SA2D
dan dibersihkan atau diganti.
Sekitar 95% calon siswa di kecamatan mendpat akses belajar
□ SA1B
disekolah kami.
Sekolah kami memiliki kebijakan untuk membantu menyediakan

□ SA2B kemudahan layanan bagi semua peserta didik termasuk yang


berkebutuhan khusus.
Sekolah kami menyediakan buku teks yang sudah disertifikasi oleh

□ SA1C Pemerintah, alat peraga dan judul buku pengayaan sesuai Standar
Pelayanan Minimal.
Sekolah kami akan mempertimbangkan kemudahan pelayanan bagi
□ SA2C
peserta didik yang berkebutuhan khusus.
Sekolah kami aman, sehat, nyaman, menyenangkan, menarik dan

□ SA2A mendorong terciptanya suasana bekerja dan belajar bagi peserta


didik dan warga sekolah lainnya.

27
Sekolah kami belum memiliki semua sarana dan alat-alat yang
□ SA1C
dibutuhkan untuk memenuhi ketetapan dalam standar.
Sekolah kami belum mempertimbangkan kemudahan pelayanan
□ SA2D
bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus.
Sekolah kami membutuhkan pemeliharaan, dan masih berusaha

□ SA2C menyediakan lingkungan yang lebih menarik dan memberikan


rangsangan kerja dan belajar.
Sekolah kami memenuhi standar dalam hal jumlah peserta didik
□ SA1B
pada setiap rombongan belajar.
Sekolah kami memenuhi standar terkait dengan sarana dan
□ SA1C
prasarana.
Sekolah kami memenuhi standar terkait dengan sarana, prasarana
□ SA1B
dan peralatan.
Sekolah kami memiliki bangunan gedung yang ukuran, ventilasi dan

□ SA1A kelengkapan lainnya melebihi ketentuan dalam standar Sarpras


yang ditetapkan.
Sekolah kami memiliki dan menggunakan sarpras sesuai standar
□ SA1B
yang ditetapkan.
Sekolah kami memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang

□ SA1A melebihi dari ketetapan Standar Sarpras yang digunakan untuk lebih
membantu proses pembelajaran.
Sekolah kami sudah memberikan layanan dan fasilitas pembelajaran

□ SA2A yang baik dan sama bagi semua peserta didik termasuk mereka
yang berkebutuhan khusus.

6. STANDAR PENGELOLAAN

N0 KODE PERNYATAAN
Beberapa tenaga kependidikan di sekolah kami tidak mendukung

□ LO1D pengembangan meskipun mereka ditugasi untuk melakukan


perbaikan

LO1A Kami memiliki pemahaman bersama yang jelas dan baik untuk
□ mewujudkan sekolah sebagai lingkungan kerja yang mendukung
sehingga pendidik, tenaga kependidikan, orangtua, dan masyarakat
mewujudkan kebersamaan dan berbagi tanggung jawab untuk

28
mewujudkan keberhasilan peserta didik.
Komite sekolah kami melakukan pertemuan secara teratur, namun
□ LO1C
kurang melibatkan diri secara aktif dalam kepentingan sekolah.

□ LO1D Komite sekolah kami tidak berfungsi.

Pimpinan sekolah kami belum melibatkan diri secara memadai dalam

□ LO1C kegiatan sekolah yang mempunyai pengaruh langsung terhadap


peningkatan pembelajaran.
Pimpinan sekolah kami mendorong evaluasi diri pendidik sehingga

□ LO1A memperkuat rasa percaya diri dan keyakinan bahwa mereka mampu
melaksanakan tugas di dalam maupun di luar kelas

Pimpinan sekolah kami menunjukkan kesungguhan untuk


memperbaiki pembelajaran dengan melakukan kunjungan kelas,
□ LO1B
mengkaji model pembelajaran yang efektif, dan memberikan umpan
balik.

Pimpinan sekolah kami tidak secara konsisten mendukung dan

□ LO1D memberi tantangan dan arah yang memadai dalam perumusan target
bagi perbaikan kinerja sekolah.

□ LO1D Sekolah kami belum sepenuhnya merumuskan visi dan misi.

□ LO1B Sekolah kami memiliki komite sekolah dan dewan guru yang aktif

Sekolah kami memiliki tim pengelolaan yang kuat, komite yang

□ LO1A mendukung dan melibatkan diri pada pada seluruh kegiatan untuk
menjamin keterlaksanaan pelayanan sekolah.

Sekolah kami memiliki visi-misi yang jelas yang dirumuskan

□ LO1B berdasarkan kesepakatan pemangku kepentingan dan terfokus pada


peningkatan mutu pendidikan.
Sekolah kami menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis
□ LO1C
Sekolah (MBS).
Visi dan misi sekolah kami tidak dirumuskan bersama dan belum
□ LO1C
disebarluaskan.
Kami memiliki pengharapan yang jelas dan sikap positif terhadap
□ LO2A
keberagaman dalam peningkatan dan perbaikan sekolah.

29
Kepala sekolah kami memimpin dan mengelola sekolah secara

□ LO2A efektif dengan memprioritaskan sejumlah inisiatif dan


mengkomunikasikannya dengan baik.

Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan


□ LO2C
balik kepada guru dua kali dalam setiap semester.

Para guru dan tenaga administrasi sekolah (TAS) sekolah kami tidak

□ LO2C memiliki rasa kepemilikan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan
yang hendak sekolah capai.

Pemangku kepentingan terlibat dalam perencanaan pengembangan


□ LO2B
sekolah serta menilai kemajuannya
Pimpinan sekolah kami tidak efektif dalam memperbaiki mutu dan
□ LO2D
pendayagunaan sumber daya yang ada.
Pimpinan sekolah kami tidak melakukan evaluasi terhadap upaya

□ LO2C yang kami lakukan dan mengubah rencana sesuai dengan hasil
evaluasi.
Pimpinan sekolah kami tidak memperhatikan pengembangan proses
□ LO2D
pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
Pimpinan sekolah kami tidak mengkomunikasikan rencana
□ LO2C
peningkatan dan perbaikan sekolah kepada pemangku kepentingan.

Sekolah kami memiliki rencana kerja yang jelas dan sesuai untuk
□ LO2B
kelancaran pengelolaan sekolah

Sekolah kami merumuskan tujuan berdasarkan hasil yang telah

□ LO2A tercapai dan target belajar peserta didik sejalan dengan prioritas
daerah dan pusat.

Tujuan dan rencana sekolah kami disosialisasikan kepada pemangku


□ LO2B
kepentingan sehingga memahaminya dengan baik

Tujuan sekolah kami tidak jelas dan tidak banyak terkait dengan
□ LO2D
kegiatan utama sekolah.

Kami cenderung mengutamakan perbaikan system, fungsi, dan

□ LO3C proses, dan tidak menaruh perhatian pada peningkatan hasil belajar
peserta didik.
LO3A Kami bekerja secara perorangan maupun bersama-sama untuk

30
meningkatkan kinerja sekolah dan prestasi belajar peserta didik
secara berkelanjutan.

Kami memiliki visi-misi yang jelas dan dibutuhkan sehingga


□ LO3A
kepemimpinan sekolah kami siap menghadapi perubahan.
Kami menggunakan informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi diri

□ LO3B sebagai bahan penyusunan RPS/RKS dan mengutamakan kegiatan


peningkatan mutu pembelajaran.

Kami menilai dampak implementasi Rencana Pengembangan


□ LO3A
Sekolah terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik.

Kami merasa perlu untuk memperbaiki struktur dan tampilan rencana

□ LO3C pengembangan sekolah, sehingga menjadi jelas dan bermanfaat


bagi peningkatan kinerja sekolah.
Peningkatan kinerja sekolah memperhitungkan kemampuan yang
□ LO3B
dimiliki untuk melakukan perbaikan dan perubahan.

Prioritas-prioritas kegiatan di dalam Rencana Pengembangan


Sekolah telah menunjukkan dampak nyata terhadap prestasi belajar
□ LO3B
peserta didik , kehadiran, kondisi keseharian peserta didik dan
kondisi kerja di sekolah kami.

□ LO3D
Rencana kerja sekolah kami tidak terarah pada peningkatan mutu
pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

Rencana pengembangan sekolah kami tidak didukung dengan


□ LO3D
informasi yang didapat dari hasil evaluasi diri sekolah.

Rencana pengembangan sekolah telah menunjukkan sejumlah

□ LO3C perbaikan dalam kinerja sekolah, namun belum terarah pada


kegiatan peningkatan hasil belajar peserta didik.

Sejumlah staf di sekolah kami tidak terbuka terhadap perubahan, dan


□ LO3D
evaluasi diri belum menjadi tata kerja di sekolah kami.
Pegawai kami hanya mendapatkan sedikit pelatihan atau bahkan

□ LO4D tidak pernah sama sekali mengenai interpretasi penggunaan sistem


informasi untuk merencanakan perbaikan.

31
Sekolah kami berbagi informasi mengenai perkembangan peserta
□ LO4A
didik kepada orangtua mereka.

□ LO5D Sekolah kami hanya melaksanakan pengumpulan data jika diminta.

Sekolah kami memiliki sistem pengumpulan dan penyimpanan data


□ LO4A
yang efektif.

□ LO4B Sekolah kami memperbaharui data dan informasi secara berkala.

Sekolah kami menganalisis semua data yang terhimpun sebagai


□ LO4B
bahan penyusunan RKJM.

Sekolah kami menggunakan informasi untuk memetakan tingkat


pencapaian kinerja sekolah, bahan perumusan perencanaan,
□ LO4A
membangun dukungan dan sumber daya kebijakan yang dapat
meningkatkan pembelajaran dan tingkat pencapaian sekolah.

Sekolah kami mengirim data dan informasi secara berkala ke kantor


□ LO4B
Dinas Pendidikan atau Kankemenag kabupaten/kota.

□ LO4C Sekolah kami mengumpulkan dan menyimpan berbagai jenis data.

Sekolah kami tidak banyak berbagi informasi antar sesama pegawai

□ LO4C untuk memperluas pandangan mengenai upaya yang dilakukan oleh


sekolah.
Sekolah kami tidak memiliki sistem informasi yang efektif sebagai

□ LO4D sumber data yang dibutuhkan untuk meningkatkan hasil


pembelajaran.
Sekolah kami tidak menggunakan data secara efektif untuk

□ LO4C memonitor, melaksanakan perbaikan, menentukan tolok ukur kinerja,


dan mengidentifikasi kecenderungan yang ada.

Banyak pendidik dan tenaga kependidikan sekolah kami yang

□ LO5D merasa tidak ada pengakuan dan penghargaan atas prestasi


sehingga mereka tidak termotivasi.

Kami menyikapi dan memonitor masalah kesetaraan dan keadilan di


□ LO5A
sekolah secara sistematis.
Kepala sekolah melakukan penilaian kinerja guru dengan prosedur
□ LO5B
yang jelas.

32
Pendidik bermotivasi tinggi dan mendapat pengakuan atas prestasi
□ LO5B
yang diraihnya.

Pendidik dan tenaga kependidikan sekolah kami mendapatkan


□ LO5A
informasi dan dukungan materi untuk pengembangan profesi.

Pendidik sekolah kami kurang mendapatkan kesempatan terhadap


□ LO5C
pengembangan profesinya yang sesuai.

Pendidik sekolah kami mendapatkan peluang untuk


□ LO5B
mengembangkan profesi yang relevan.

Pihak pimpinan tidak memberikan teguran kepada pegawai sesuai


□ LO5D
kebutuhan.
Pimpinan sekolah tidak mendorong pendidik dan tenaga
kependidikan mengembangkan profesi karena pimpinan sekolah
□ LO5D
khawatir pendidik dean tenaga kependidikan tidak berkosentrasi
pada pekerjaannya.
Sebagian (sekitar 40%) pendidik dan tenaga kependidikan merasa

□ LO5C kurang mendapatkan penghargaan yang memadai serta kurang


termotivasi oleh pimpinan sekolah.

Sekolah kami belum melakukan penilaian kinerja pendidik dan


□ LO5C
tenaga kependidikan secara berkelanjutan
Sekolah mendukung dan menghargai prestasi pendidik dan tenaga

□ LO5A kependidikan serta mengkomunikasikan keberhasilan dan upaya


terbaik yang telah dilakukan.

Anggota masyarakat di luar komite sekolah, tidak berpartisipasi aktif


□ LO6C
di sekolah dan kami tidak mendorong mereka secara proaktif

Anggota masyarakat yang tergabung dalam komite sekolah,


berpartisipasi aktif mengkaji kebutuhan, memperluas pengalaman
□ LO6A
peserta didik dan memberikan dukungan untuk mengurangi
hambatan dalam belajar.

Kami menghargai dan mempertimbangkan pandangan masyarakat,

□ LO6B merespon keluhan masyarakat dan menghargai keterlibatannya


dalam meniingkatkan reputasi kehidupan sekolah.

33
□ LO6C Komite sekolah kami cukup aktif membantu kegiatan sekolah.

Komite sekolah kami tidak aktif dan tidak banyak membantu kegiatan
□ LO6D
sekolah.
Masyarakat di lingkungan sekolah termasuk anggota masyarakat
yang kurang mampu dan pelaku industri di daerah kami memberikan

□ LO6A tanggapan positif atas laporan mutu pendidikan yang kami berikan,
seperti meningkatnya motivasi peserta didik dan keluarga melibatkan
diri pada kegiatan sekolah.

Masyarakat menilai sekolah kami relevan dan memenuhi kebutuhan


□ LO6B
masyarakat daerah.

□ LO6B Sekolah kami melibatkan masyarakat dalam kegiatan sekolah.

Sekolah kami melibatkan perorangan, keluarga dan kelompok

□ LO6A masyarakat dalam berbagai kegiatan dan dalam pembuatan


keputusan yang mempengaruhi masyarakat.
Sekolah kami tidak banyak berkomunikasi dengan masyarakat
setempat, tidak memberikan perhatian terhadap kepentingan

□ LO6D masyarakat atau meminta masukan mengenai upaya untuk


perbaikan sekolah dan kurang mendorong mereka agar lebih
terlibat secara aktif.

34
7. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

N0 KODE PERNYATAAN
Beberapa pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah kami tidak
□ TK1C
memiliki kualifikasi minimum yang dipersyaratkan.
Guru guru disekolah kami memliki dedikasi dan integritas yang tinggi
□ TK1B
terhadap pekerjaannya.
Kualifikasi dan kompetensi semua pendidik dan tenaga

□ TK1A kependidikan di sekolah kami sudah melebihi ketentuan yang


ditetapkan dalam standar
Sebagian besar pendidik di sekolah kami tidak memenuhi kualifikasi
□ TK1D
minimum.
Sekolah kami memiliki jumlah pendidik dan tenaga kependidikan
□ TK1B
sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan dalam standar.
Sekolah kami memiliki pendidik dan tenaga kependidikan dengan
jumlah, kualifikasi, dan kompetensi yang memadai untuk memberikan
□ TK1A
pengalaman belajar dengan kualitas tinggi bagi semua peserta didik,
termasuk peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus.
Sekolah kami mempunyai tenaga pendidik yang cukup untuk
□ TK1B
menangani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
Sekolah kami tidak memiliki jumlah pendidik dan tenaga

□ TK1D kependidikan seperti yang dipersyaratkan dalam standar nasional


pendidikan.

□ TK1C Setiap guru tetap kami telah bekerja sesuai dengan ketentuan.

Tingkat keahlian mengajar pendidik memungkinkan tercakupnya

□ TK1C sebagian besar tuntutan kurikulum, tetapi masih ada kesenjangan


dibidang keahlian tertentu.

35
8. STANDAR PEMBIAYAAN

N0 KODE PERNYATAAN

Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja

□ BI1A
sekolah (RAPBS) merujuk pada peraturan pemerintah dengan
melibatkan partisipasi komite sekolah dan pemangku kepentingan
yang terkait.

Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja

□ BI1B
sekolah (RAPBS) merujuk pada Peraturan Pemerintah dan
dikomunikasikan kepada komite sekolah dan pemangku kepentingan
yang terkait.

□ BI1C
Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja
sekolah (RAPBS) merujuk pada Peraturan Pemerintah.

Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja

□ BI1D
sekolah (RAPBS) belum sepenuhnya merujuk pada Peraturan
Pemerintah, pemerintahan provinsi, dan pemerintahan
kabupaten/kota.
Sekolah belum membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan

□ BI1D dan penggunaan keuangan kepada Pemerintah dan pemangku


kepentingan.
Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan
penggunaan keuangan kepada Pemerintah dan pemangku
□ BI1C
kepentingan, tetapi masih perlu dilakukan secara rutin dan proses
yang transparan.
Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan

□ BI1A penggunaan keuangan secara berkala dan menyeluruh kepada


Pemerintah dan pemangku kepentingan.
Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan

□ BI1B penggunaan keuangan secara periodik kepada Pemerintah dan


pemangku kepentingan.

□ BI2C
Hubungan kami dengan pemangku kepentingan harus dikembangkan
lebih lanjut agar mendapatkan bantuan keuangan dari mereka.
BI2B Kami akan melanjutkan hubungan dengan alumni dan mereka

36
membantu upaya kami walaupun bukan dalam hal pembiayaan.

□ BI2D
Kami belum memiliki hubungan yang kuat dengan dunia usaha dan
industri setempat.

□ BI2D
Kami belum mempertimbangkan penggunaan sumber daya atau
prasarana sekolah untuk mencari sumber pembiayaan tambahan.

Kami berencana untuk memperluas penggunaan sumber daya dan


□ BI2C prasarana sekolah untuk mendapatkan pembiayaan tambahan tetapi
kami belum mengimplementasikannya.
Kami melanjutkan hubungan dengan alumni kami dan menggunakan
□ BI2A
mereka sebagai sumber pendanaan dan bantuan lainnya.

□ BI2C
Kami menyimpan catatan alumni dan sebagian dari mereka
membantu sekolah tetapi bukan dalam hal pembiayaan

Kami telah membangun jaringan kerja yang kuat dengan pemilik


□ BI2A usaha dan industri setempat dan pemangku kepentingan lainnya
yang membantu sekolah kami dalam hal pembiayaan.

Kami telah mengembangkan hubungan kerja sama dengan


□ BI2B pemangku kepentingan, khususnya orangtua yang mampu untuk
membantu sekolah kami.

□ BI2D Kami tidak menyimpan catatan alumni sekolah kami.

□ BI2A
Sekolah kami kreatif menggali berbagai sumber untuk mendapatkan
pendapatan tambahan.

□ BI2B
Sekolah kami mendapatkan pembiayaan tambahan melalui
pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah.
Beberapa kelompok dari masyarakat setempat tidak terwakili dalam
□ BI3C
populasi peserta didik di sekolah kami

Kami mematuhi standar mengenai biaya sumbangan orangtua dan

□ BI3A subsidi silang pembiayaan dan juga memiliki alokasi persentasi untuk
memberikan tempat bagi anak yang sangat miskin
Kami mendorong keterlibatan semua golongan siswa (program

□ BI3B inklusif) dan mempromosikan kesetaraan akses bagi semua peserta


didik

37
Kami merumuskan besarnya sumbangan orangtua berdasarkan

□ BI3B kemampuan ekonomi orangtua dan menerapkan prinsip subsidi


silang.
Kesetaraan kesempatan peserta didik bukan bagian penting dari apa
□ BI3D
yang sekolah kami lakukan

Sekolah kami melayani anak usia sekolah dari berbagai tingkatan


□ BI3A
sosial masyarakat sekitar, termasuk anak dengan kebutuhan khusus

Sumbangan orangtua dan biaya kegiatan sekolah lainnya ditentukan

□ BI3D sama untuk semua peserta didik dengan tidak mempertimbangkan


kemampuan ekonomi orangtua.
Sumbangan orangtua dirumuskan berdasarkan kemampuan ekonomi

□ BI3C orangtua peserta didik, tetapi sekolah tidak menerapkan subsidi


silang dalam membiayai program kegiatan peserta didik.

Teknik Analisis Data


Analisis data dilakukan setelah responden melakukan pengisian dengan tanda chek
list pada pernyataan yang sesuai dengan kondisi yang dialami pada sekolah terkumpul
secara lengkap dari semua warga sekolah yang terlibat. Langkah analisis adalah sebagai
berikut :
Langkah pertama adalah menentukan skoring terhadap isian responden karena
setiap pernyataan memiliki nilai yang berbeda. contoh kode PR2A

PR = Standar Proses
2 = Indikator ke-2
A = Pilihan Jawaban A
Setiap responden yang memilih jawaban A diberi skor 4, jawaban B skor 3,
jawaban C skor 2 dan jawaban D skor 1. Sehingga apabila responden mengisi
pernyataan PR2A maka diberi skor 4.
Langkah Kedua adalah menjumlahkan skor pada masing-masing indikator
dan standar kemudian dibagi dengan jumlah pernyataan yang diisi, sehingga
diperoleh nilai skor capaian per indikator dan per standar. Contoh : Jika dalam
Standar Proses yang di ceklis pernyataan dengan kode PR1A, PR1B, PR1A

38
dan PR1C, maka skor yang diperoleh adalah dalam Standar Proses Indikator 1
4+ 3+4 +2
adalah =3,25
4

39
C. Instrumen Evaluasi Mutu Audit Internal

LEMBAR PENGAMATAN

Nama Sekolah : <jelas>


Tgl : <waktu pelaksanaan audit>
Teraudit :<nama > ;Tugas : <guru/kepsek/TU>

Standar Indikator Pengamatan Catatan


<diisi <diisi <mendeskripsikan hasil pengamatan  KTS : standar
dengan dengan pada indikator tersebut. Deskripsi tidak dijalankan
nama indikator indikator merupakan kondisi faktual yang  (!) standar
dijalankan tetapi
standar dari standar menjadi jawaban dari pertanyaan kunci belum
yang yang dari tiap indikator. Pertanyaan kunci sepenuhnya
menjadi menjadi dapat dilihat pada Lampiran 2.4 Buku  OK : standar
objek audit> objek audit> Pegangan PMP > sudah
dijalankan
Standar Guru 1. Pa Agus mempunyai rencana OK
Proses mempunyai pembelajaran untuk semua KD mata
rencana pelajaran IPA kelas 8;
2. Hanya 8 rencana pembelajaran yang (!)
pembelajar
dibuat mandiri, sedangkan 6 lainnya
an saintifik menggunakan rencana pembelajaran
yang dibuat yang dibuat oleh kelompok kerja;
secara 3. Semua rencana pembelajaran yang OK
mandiri dimiliki oleh Pa Agus sistematikanya
sudah sesuai dengan SNP;
4. Semua rencana pembelajaran yang (!)
dimiliki oleh Pa Agus belum
sepenuhnya menggambarkan
pendekatan saintifik terutama pada
aktivitas menanya dan
mengeksplorasi

Kategori catatan hasil audit :

KTS ketidaksesuaian (Major)


(!) Untuk diperhatikan (Minor) Auditor :
OK tidak ada masalah

________________

40
Contoh Laporan hasil audit

LAPORAN HASIL AUDIT

Unit / Nama PTK : <jelas> Tanggal :

Bidang kegiatan : <jelas>

Auditor : <jelas>

Pengamatan auditor :
<diisi dengan hasil pengamatan yang belum mencapai standar dengan capaian
(!) atau KTS>
Contoh :
Hanya 8 rencana pembelajaran yang dibuat mandiri, sedangkan 6 lainnya
menggunakan rencana pembelajaran yang dibuat oleh kelompok kerja

Tandatangan Auditor : ............. Teraudit : .............

Akar penyebab :
<mendeskripsikan penyebab dari ketidak tercapaian standar atau indikator>
Contoh :
Penguasaan Pa Agus terhadap materi dari KD untuk 6 rencana pembelajaran
kurang dikuasai.

Usulan tindakan koreksi:


Perlu ada pendampingan oleh kepala sekolah, pengawas, atau guru lain yang
menguasai materi KD tersebut paling lambat minggu pertama bulan Agustus 2014

Teraudit : ............. Tgl: .............

Tinjauan koreksi dan tindakan koreksi:


Pengawas telah memberikan bimbingan materi KD yang kurang dikuasai.
Sehingga Pa Agus sudah dapat membuat rencana pembelajaran 6 KD secara
mandiri.

Auditor : ............. Tgl: ............. Kepala Sekolah : ............. Tgl: .............

41
LOG STATUS AUDIT

Audit Tanggal Tanggal Tindakan Koreksi Tindakan


Unit /PTK Kegiatan/Proses Auditor
no. Audit Laporan Yang diperlukan Selesai

1 Guru / Penyusunan rencana Ali 6 Juni 2014 8 Juni 2014 Perlu ada pendampingan oleh 25 Agustus
Agus pembelajaran kepala sekolah, pengawas, 2014
atau guru lain yang menguasai
materi KD tersebut paling
lambat minggu pertama bulan
Agustus 2014

Instrumen Evaluasi Sistem Penjaminan Mutu di Satuan Pendidikan 42

Anda mungkin juga menyukai