Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan komponen penting dalam
program pembelajaran disamping komponen-komponen yang lain. Komponen tersebut saling
terkait antara satu dengan yang lain. Kurikulum berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar yang menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya
untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu,
kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi
Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu kurikulum yang baik dan proses
pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana dan
berkesinambungan.
B. Tujuan
Pedoman Penilaian ini disusun dengan tujuan agar para pendidik dapat melaksanakan
penilaian yang meliputi perencanaan, penyiapan bahan, penyelenggaraan, pemeriksaan hasil
penilaian, pengolahan, analisis, dan pemanfaatan hasil penilaian serta penyusunan laporan
pembelajaran yang sesuai dengan prinsip/teknik penilaian dan tuntutan standar isi serta
standar kompetensi lulusan. Pedoman Penilaian ini dapat berfungsi sebagai acuan pendidik
dalam melaksanakan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik, laporan kemajuan
hasil belajar, dan perbaikan proses pembelajaran.
BAB II
PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP
PENILAIAN HASIL BELAJAR
A. Pengertian
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga
melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan
melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan dilengkapi
dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk. Hasil
pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu.
Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek,
pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk
mengisi nilai rapor pada semester dua.
B. Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar
1. Tujuan Penilaian Hasil Belaja
a. Tujuan Umum :
1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
2) Memperbaiki proses pembelajaran;
3) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;
2) Mendiagnosis kesulitan belajar;
3) Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar;
4) Penentuan kenaikan kelas;
5) Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan
merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar
Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut.
a. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.
b. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
c. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
d. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa
C. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar
Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-
prinsip penilaian sebagai berikut:
1. Valid/Sahih
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang
ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar
kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan
menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
2. Objektif
Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas
penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan
hubungan emosional.
3. Transparan/terbuka
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian,
kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik
dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
4. Adil
Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.
5. Terpadu
Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
7. Sistematis
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Akuntabel
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
9. Beracuan kriteria
Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
D. Jenis Penilaian Hasil belajar
Penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur
dan sasaran pelaksanaannya.
1. Jenis Penilaian Berdasarkan Cakupan Kompetensi yang Diukur
Sebagaimana dijelaskan dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil
belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas.
a. Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara periodik
untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu
kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan Harian merujuk pada indikator dari setiap
KD. Bentuk Ulangan harian selain tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan,
tugas dan produk. Frekuensi dan bentuk ulangan harian dalam satu semester
ditentukan oleh pendidik sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi.
Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari hasil tes tertulis,
pengamatan, atau tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar
ketuntasan belajar siswa pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh
pendidik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut
baik remedial atau pengayaan, sehingga perkembangan belajar siswa dapat segera
diketahui sebelum akhir semester.
Dalam rangka memperoleh nilai tiap mata pelajaran selain dengan ulangan harian
dapat dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan
produk. Tugas-tugas tersebut dapat didokumentasikan dalam bentuk portofolio.
Ulangan harian ini juga berfungsi sebagai diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa.
b. Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Bentuk Ulangan
Tengah Semester selain tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan
produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan tengah semester, nilai ulangan tersebut diolah dan
dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa dapat
diketahui sedini mungkin. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan
program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa
dapat diketahui sebelum akhir semester.
c. Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester satu. Cakupan
ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD
pada semester satu. Ulangan akhir semester dapat berbentuk tes tertulis, lisan,
praktik/perbuatan pengamatan, tugas, produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah mengolah dan menganalisis
nilai ulangan akahir semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak
lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui
sebelum akhir tahun pelajaran.
d. Ulangan Kenaikan Kelas
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
semester genap. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester tersebut. Ulangan kenaikan kelas dapat
berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan, pengamatan, tugas dan produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan kenaikan kelas adalah mengolah dan menganalisis
nilai ulangan kenaikan kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak
lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa untuk hal-hal
yang bersifat esensial dapat diketahui sedini mungkin sebelum menamatkan sekolah.
2. Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran
Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian
individual dan penilaian kelompok.
a. Penilaian individual
Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi atau hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perlu
memperhatikan nilai universal seperti: disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti,
tanggungjawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran, sederhana, bebas, antusias,
kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.
b. Penilaian kelompok
Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi atau hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu
memperhatikan nilai universal seperti: kerjasama, menghargai pendapat orang lain,
kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran, dan lain-lain.
E. Teknik Penilaian
Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua
yaitu tes dan non tes.
1. Teknik Tes
Teknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa pertanyaan
yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus
dilaksanakan oleh orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur
adalah kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi
aspek pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian dengan teknik tes
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis,
baik berupa pilihan maupun isian. Tes tertulis dapat digunakan pada ulangan harian
atau ulangan tengah dan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas. Tes tertulis
dapat berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, atau uraian
(essay).
b. Tes Lisan
Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan jawabannya
atau pernyataannya atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan dan spontan.
Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran.
c. Tes Praktik/Perbuatan
Tes praktik/perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut peserta
didik mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam
bentuk unjuk kerja. Tes praktik/perbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi
dan tes petik kerja. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran
mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat
indera. Tes simulasi digunakan .untuk mengukur kemahiran bersimulasi
memperagakan suatu tindakan. Tes petik kerja digunakan untuk mengukur kemahiran
mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya.
2. Teknik Nontes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama
mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang
digunakan dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan
penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek
pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada
saat menentukan siswa. Seiring dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik
penilaian harus disesuaikan dengan:
- kompetensi yang diukur;
- aspek yang akan diukur, pengetahuan, keterampilan atau sikap;
- kemampuan siswa yang akan diukur;
- sarana dan prasarana yang ada.
Teknik penilaian nontes dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik
dengan menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan cara
menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya.
Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Matematika:
- ketelitian;
- kecepatan kerja;
- kerjasama;
- kejujuran.
Alat/instrumen untuk penilaian melalui pengamatan dapat menggunakan skala
sikap dan atau angket (kuesioner).
Skala sikap
Skala sikap adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah pernyataan
sikap tentang sesuatu yang jawabannya dinyatakan secara berskala, misalnya skala
tiga, empat atau lima.
Pengembangan skala sikap dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan skalanya misalnya sikap
terhadap kebersihan
2) Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan
objek penilaian sikap. Misalnya : menarik, menyenangkan, mudah dipelajari dan
sebagainya.
3) Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
4) Menentukan skala dan penskoran.
Angket (kuesioner)
Angket adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan tertulis
untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga
siswa, kesehatan siswa, tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran, media, dan
lain-lain.
b. Penugasan
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta
didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian
dengan penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penilaian
dengan penugasan dapat berupa tugas atau proyek.
Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar
kegiatan kelas, misalnya tugas membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis
cerita, mengamati suatu obyek, dan lain-lain. Hasil pelaksanaan tugas ini bisa berupa
hasil karya, seperti: karya puisi, cerita; bisa pula berupa laporan, seperti: laporan
pengamatan.
Pelakksanaan pemberian tugas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Banyaknya tugas setiap mata pelajaran diusahakan agar tidak memberatkan siswa
karena memerlukan waktu untuk istirahat, bermain, belajar mata pelajaran lain,
bersosialisasi dengan teman, dan lingkungan sosial lainnya.
2) Jenis dan materi pemberigan tugas harus didasarkan kepada tujuan pembemberian
tugas yaitu untuk melatih siswa menerapkan atau menggunakan hasil
pembelajarannya dan memperkaya wawasan pengetahuannya. Materi tugas dipilih
yang esensial sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan hidup yang
sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, perkembangan, dan lingkungannya.
3) Diupayakan pemberian tuga dapat mengembangkan kreatifitas dan rasa tanggung
jawab serta kemandirian.
Proyek
Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
Contoh proyek antara lain: melakukan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
percobaan foto sintesis tumbuhan dan perkembangan tanaman, mengukur tinggi pohon dan lebar
sungai menggunakan klinometer.

c. Produk
Penilaian produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu produk
dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses maupun
hasil akhir.
Tahap-tahap penilaian produk
1) Tahap Persiapan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam hal
merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk
2) Tahap Pembuatan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik
3) Tahap Hasil, meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk sesuai
kegunaan dan kriteria yang telah ditentukan
d. Portofolio
1) Pengertian
Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan oleh pendidik dan
siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam mata
pelajaran tertentu. Portofolio menggambarkan perkembangan prestasi, kelebihan dan kekurangan
kinerja siswa, seperti kreasi kerja dan karya siswa lainnya.
2) Bagian-bagian Portofolio
Bentuk fisik dari portofolio adalah folder, bendel, atau map yang berisikan dokumen. Agar
portofolio siswa mudah dianalisis untuk kepentingan penilaian, maka idealnya perlu diorganisir
dalam beberapa bagian sebagai berikut.
a) Halaman Judul

Pada halaman depan map portofolio adalah judul atau cover portofolio berisi nama siswa, kelas,
dan sekolah.

b) Daftar isi dokumen

Pada halaman dalam dari judul berisi daftar isi dokumen yang berada dalam map portofolio.

c) Dokumen Portofolio

Bendel dokumen portofolio berisi kumpulan semua dokumen siswa baik hasil karya siswa,
lembar kerja (worksheet), koleksi bacaan, koleksi lukisan, maupun lembaran-lembaran informasi
yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar.
d) Pengelompokan Dokumen

Dokumen-dokumen dalam portofolio perlu dikelompokkan, misalnya berdasarkan mata


pelajaran, sehingga mudah untuk mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok dokumen
mudah diorganisir, maka perlu diberi pembatas, misalnya dengan kertas berwarna. Batasan
tersebut sangat berguna untuk memisahkan antara dokumen satu kelompok dengan kelompok
yang lain. Tidak semua berkas karya siswa didokumentasikan tetapi hanya karya siswa yang
terpilih saja. Penentuan karya siswa yang terpilih merupakan kesepakatan antara pendidik dan
siswa.

e) Catatan Pendidik dan Orangtua

Pada dokumen yang relevan baik yang berupa lembar kerja, hasil karya, maupun kumpulan
dokumen yang dipelajari siswa terutama yang berupa tugas dari pendidik harus terdapat
catatan/komentar/nilai dari pendidik dan tanggapan orang tua. Lebih baik lagi jika terdapat
catatan/tanggapan siswa yang bersangkutan, dengan demikian pada setiap dokumen terdapat
informasi lengkap tentang masukan dari pendidik dan tanggapan dari orang tua. Setiap siswa
juga dapat memasukkan dokumen yang diperoleh secara mandiri, misalnya diperoleh dari buku
bacaan atau majalah yang membuat anak tertarik untuk mempelajari atau mengoleksinya.
Sehingga dalam portofolio siswa, dokumen tidak hanya berasal dari pendidik atau pelajaran
semata, tetapi juga bisa berisi kumpulan koleksi siswa yang bersangkutan sesuai dengan minat
dan bakatnya. Dengan demikian, portofolio siswa akan berbeda antara satu dengan yang lain,
tergantung dari keaktifan siswa dalam mengembangkan bakat dan minatnya serta keaktifannya
dalam belajar. Dari portofolio ini diperoleh informasi tentang bakat dan minat, kelebihan dan
kekurangan dari setiap siswa yang sangat membantu pendidik dalam melakukan pembinaan
kemampuan individu.

Catatan pendidik, siswa, dan orang tua dapat langsung dituliskan pada dokumen yang ada, atau
ditulis secara terpisah pada kertas kecil yang ditempelkan atau disatukan pada dokumen.

3) Penggunaan Portofolio
Perlu ditegaskan bahwa portofolio bukan menggantikan sistem penilaian yang ada.
Portofolio yang berisi dokumen-dokumen selama siswa belajar dalam kurun waktu tertentu,
dipilih kembali untuk dilampirkan dan dilaporkan kepada orang tua bersama rapor.

Pada akhir suatu periode, misalnya semester, portofolio dianalisis dan hasil analisis berupa
catatan komentar guru tentang informasi proses dan hasil belajar siswa selama periode tersebut.
F. PELAKSANAAN PENILAIAN
a. Penilaian oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik bertujuan untuk memantau proses dan
kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran

1. Waktu
Penilaian oleh pendidik dapat dilakuakan setiap akhir satu atau beberapa kompetensi
dasar atau setiap dua minggu sekali atau minimal 3 kali dalam satu semester. Penilaian oleh
pendidik boleh dilakukan dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas.

2. Teknik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dilakukan dengan berbagai teknik sebagai berikut:
a. Tes
b. Observasi
c. Penugasan perorangan, pasangan, dan kelompok
Sebaiknya instrumen yang digunakan dalam teknik tes tersebut dibuat dan dianalisis oleh guru.

3. Pengolahan Hasil Belajar


Contoh pengolahan hasil belajar yang diperoleh dari ulangan harian, sebagai berikut:
1. Nilai ulangan harian diperoleh dari hasil tes lisan atau tertulis dan dari pengamatan atau tes
praktik/perbuatan.
2. Hasil Ulangan harian yang diperoleh dari tes lisan, tertulis, dan tes praktik/perbuatan, setelah
dikoreksi perlu diberi nilai (skor) 1-100 dengan diberi catatan dan komentar.
3. Cara menghitung nilai tes tertulis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Pilihan Ganda, setiap soal diberi skor 1
b. Menjodohkan, setiap soal diberi skor 1
c. Isian, setiap soal diberi skor 2
d. Uraian, setiap soal diberi skor sesuai bobot soal. (Pada contoh di bawah ini, skor soal uraian
ditetapkan 3)

4. Analisis Penilaian Hasil Belajar


Hasil penilaian belajar dianalisis untuk mendapatkan umpan balik tentang berbagai
komponen dalam proses pembelajaran. Analisis hasil penilaian dilakukan dengan memperhatikan
nilai yang diperoleh siswa pada ulangan harian (tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap,
tugas, produk), ulangan tengah semester(tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas
dan produk), ulangan akhir semester (tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan
produk), dan ulangan kenaikan kelas (tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan
pruduk).

Analisis untuk ulangan harian dan tengah semester ditekankan untuk memperoleh informasi
tentang latar belakang dan faktor penyebab mengapa siswa memperoleh nilai kurang. Bagi anak
yang memperoleh nilai kurang dari batas nilai minimal ketuntasan belajar akan diberi remedial,
sedang bagi anak yang nilainya telah mencapai batas ketuntasan akan diberikan pengayaan.
Analisis untuk ulangan akhir semester, ulangan harian dan tengah semester untuk
menentukan nilai di rapor semester satu. Sedangkan analisis ulangan kenaikan kelas, nilai
ulangan harian, dan tengah semester dipergunakan untuk menentukan nilai rapor semester dua
dan kenaikan kelas. Selain itu analisis dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar.
5. Tindak Lanjut
Tindak lanjut diberikan sebagai suatu tindakan terhadap analisis hasil penilaian Tindak lanjut
yang diberikan antara lain melalui remedial, dan pengayaan. Contoh, jika kriteria minimal
ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran tertentu 75%, maka siswa
yang pencapaian kompetensinya kurang dari 75%, perlu mendapatkan remedial untuk indikator-
indikator yang belum dikuasai.
Sebaliknya bila seorang anak sudah mencapai kompetensi 75%, maka anak tersebut perlu
mendapatkan pengayaan.
Tindak lanjut remedial dan pengayaan dilakukan atas dasar analisis hasil evaluasi
perorangan. Pendidik juga perlu melakukan analisis pencapaian kompetensi kelas, dan
menemukan sebab-sebab yang mempengaruhi ketidaktercapaian ketuntasan minimal yang telah
ditetapkan. Misalnya, kurangnya jam belajar yang tersedia, kurangnya sarana prasarana, suasana
belajar yang kurang kondusif dan sebagainya yang bisa ditindaklanjuti dengan kebijakan
sekolah maupun pemerintah daerah.
6. Pelaporan
Laporan kemajuan hasil belajar siswa merupakan sarana komunikasi dan hubungan
kerjasama antara sekolah, siswa, dan orang tua. Proses pelaporan penilaian hasil belajar siswa,
merupakan suatu tahapan dari serangkaian suatu proses pendidikan di sekolah yang harus
dilewati. Pada pelaksanaannya, pelaporan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian di sekolah.
2. Memuat rincian hasil belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan
dengan penilaiaan yang bermanfaat bagi pengembangan siswa.
3. Menjamin orang tua akan informasi permasalahan anaknya dalam belajar.
4. Mengandung berbagai cara atau strategi komunikasi.
5. Memberikan Informasi yang benar , jelas, dan akurat.
Secara garis besar tujuan pelaporan hasil belajar siswa untuk :
1. Memberikan informasi yang tepat, dan jelas tentang kemajuan hasil belajar siswa dalam kurun
waktu tertentu.
2. Memberikan umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kelebihan dan kekurangannya sehingga
menimbulkan motivasi untuk hasil belajarnya.
3. Menetapkan kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam mencapai kompetensi.
7. Format Pelaporan
Agar peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan semakin meningkat, bentuk laporan
kemajuan siswa harus disajikan secara sederhana, mudah dibaca, dipahami, komunikatif, serta
menampilkan profil atau tingkat kemajuan siswa. Dengan demikian orang tua atau pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dengan mudah mengidentifikasi kompetensi yang harus
ditingkatkan.
Pelaporan Pencapaian Kemajuan Belajar
Laporan pencapaian kemajuan belajar secara menyeluruh, menggambarkan kualitas pribadi
siswa sebagai internalisasi dan kristalisasi belajar melalui sebagian kegiatan baik intra maupun
ektrakurikuler pada kurun waktu satu semester.
8. Unsur Penilaian Hasil Belajar
Hasil dari setiap kegiatan penilaian hasil belajar dicantumkan dalam buku daftar nilai.
Unsur penilaian hasil belajar yang dicantumkan dalam buku daftar nilai adalah sebagai berikut:
a. Ulangan Harian
b. Ulangan Tengah Semester
c. Tugas (seperti Penugasan, produk, pengamatan)
d. Ulangan Akhir Semester
e. Ulangan Kenaikan Kelas
Formulasi Penilaian Rapor
Semester I:
Nilai rapor semester I diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis Ulangan Harian, Ulangan
Tengah Semester, Tugas dan Ulangan Akhir Semester. Pada dasarnya pendidik dalam
menentukan nilai rapor dapat menggunakan berbagai formula.
Pendidik juga dapat melakukan pembobotan pada jenis ulangan atau tugas tertentu. Misalnya
memberikan bobot 2 pada UAS, maka formulasi penilaian di atas menjadi:
Semester II:
Nilai rapor semester II diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis Ulangan Harian, Ulangan
Tengah Semester, Tugas dan Ulangan Kenaikan Kelas. Pada dasarnya pendidik dalam
menentukan nilai rapor dapat menggunakan berbagai formula. Sebagai contoh penilaian rapor
semester II
Pendidik juga dapat melakukan pembobotan pada jenis ulangan atau tugas tertentu. Misalnya
memberikan bobot
Pembulatan Nilai Akhir.
Penulisan nilai pada rapor diisi angka skala 100 tanpa desimal.
Contoh: 75
Aturan pembulatan sebagai berikut:
a. Apabila kurang dari 0,5 dibulatkan ke bawah,
contoh: 66,45 dibulatkan menjadi 66.
b. Apabila 0,5 atau lebih dibulatkan ke atas,
contoh: 75,5 dibulatkan menjadi 76.
75,6 dibulatkan menjadi 76.
9. Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, pendidik, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan
antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling untuk pengembangan diri berkaitan dengan:
a. Kehidupan pribadi, membantu individu menilai kecakapan, minat, bakat, dan karakteristik
kepribadian sendiri untuk mengembangkan diri secara realitik.
b. Kehidupan sosial, membantu individu menilai dan mencari alternatif hubungan sosial yang sehat
dan efektif dengan teman sebaya atau dengan lingkungan sosial yang lebih luas.
c. Kegiatan belajar, membantu individu dalam kegiatan belajarnya dalam rangka mengikuti
jenjang dan jalur pendidikan tertentu dan/atau dalam rangka menguasai sesuatu kecakapan dan
keterampilan tertentu.
d. Perencanaan dan pengembangan karir, membantu individu dalam mencari dan menetapkan
pilihan erta mengambil keputuan berkenaan dengan karir tertentu, baik karir di masa depan
maupun karir yang sedang dijalaninya.
e. Kehidupan keberagamaan, membantu individu dalam memantapkan diri berkenaan dengan
perilaku keberagamaan menurut agama yang dianutnya.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran, tetapi harus diprogramkan sekolah dan
dievaluasi secara periodik dan berkelanjutan. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan
secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.
a. Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh satuan pendidikan dimaksudkan untuk
menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut
meliputi penentuan KKM, penentuan kriteria kenaikan kelas, penentuan kriteria program
pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menerapkan sistem paket dan sistem kredit semester,
penyelenggaraan ujian sekolah, dan penentuan kelulusan.
Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran yang tidak termasuk dalam mata pelajaran
ujian nasional. Cakupan materinya diambil dari materi kelas 4, 5, dan 6.
1. Waktu
Penentuan KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah antara guru,
kepala sekolah, dan stake holder lainnya. Begitupula penentuan kriteria kenaikan kelas sebaiknya
melalui musyawarah warga sekolah dan stake holder.

Pelaksanaan ujian sekolah dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran.

2. Teknik
Teknik pelaksanaan ujian sekolah dapat diberikan dalam bentuk tertulis dan praktik

3. Langkah-langkah menentukan KKM


Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya
pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut:
1. Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas!
2. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan masing-
masing aspek:
a. Aspek Kompleksitas:
Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka
nilainya semakin tinggi.
b. Aspek Sumber Daya Pendukung
Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c. Aspek intake
Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.
3. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap KD!
4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan KKM
mata pelajaran!
5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas KD, daya
dukung, dan potensi siswa.
4. Kriteria Kenaikan Kelas
Siswa dinyatakan naik kelas ke tingkat di atasnya bila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Jumlah mata pelajaran yang belum tuntas tidak boleh lebih dari 25% dari jumlah mata pelajaran
yang diajarkan di kelasnya masing-masing.
2. Memiliki nilai minimal baik pada aspek kepribadian
3. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester pada kelas yang diikuti.
c. Penilaian oleh Pemerintah
Penilaian yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk ujian nasional bertujuan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Materi yang diujikan disesuaikan
dengan kisi-kisi soal yang mengacu pada POS ujian nasional yang berlaku pada tahun
bersangkutan.
1. Waktu
Waktu pelaksanaan ujian nasional pada akhir tahun pelajaran dan diharapkan berentetan
dengan pelaksanaan ujian sekolah.
2. Teknik
Ujian nasional dilkukan dalam bentuk tertulis dan ujian praktiknya dilaksanakan oleh
sekolah.
BAB III

PENUTUP
Penilaian merupakan bagian penting dari sistem pembelajaran di sekolah. Penilaian
merupakan suatu alat ukur untuk mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan
dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan pendidik dapat dijadikan umpan balik proses
pembelajaran baik bagi pendidik untuk memperbaiki cara dan strategi mengajar maupun bagi
siswa untuk memperbaiki cara belajar.
Penilaian yang dilakukan oleh guru harus memperhatikan kompetensi yang diukur,
metode pembelajaran yang digunakan, sarana prasarana yang tersedia serta kemampuan siswa.
Selain itu teknik penilaian manapun yang digunakan guru perlu diinformasikan secara terbuka
baik kepada siswa maupun orang tua siswa.
Hasil analisis penilaian bahkan dapat pula digunakan sebagai masukan bagi peningkatan
mutu pendidikan secara umum oleh pengambil keputusan termasuk kepala sekolah, dinas
pendidikan dan komite sekolah. Sehingga dapat dilakukan perencanaan program pembelajaran
selanjutnya yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai