Anda di halaman 1dari 29

SUMBER DAYA SMK

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


1. Potret SMK
2. Sumberdaya SMK;
3. Pemanfaatan SDM SMK
4. Dampak Pemanfaatan Sumberdaya SMK

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


01
‘TRUST IDUKA DARI MASA KE MASA’

Hasil FGD dengan para “Lulusan SMK masih perlu mengikuti


Pengusaha melalui
program ACDP 30 2017 pelatihan 3 (tiga) bulan untuk mebiasakan
tahun 2017 –
ADB/Balitbang Dikbud diri dengan lingkungan dan
fasilitas/peralatan yang ada”
"Anak-anak lulusan SMK dinilai belum siap
kerja. Sifat anak--anak, masih senang
ngobrol, kumpul-kumpul, main handphone,
2020 itu tidak bisa diterima industri," Industri lebih
bisa menerima lulusan vokasi dari
pendidikan tinggi (Politeknik). Itupun harus
Dirjen Wikan dalam Webinar Praktik
Baik Vokasi dan Industri, Senin
ditempa sekitar 6 bulan.
(2020).
POPULASI SMK
Klasifikasi Jumlah Siswa A B C TT BT Total
Sesuai Peraturan
Menteri Pendidikan
>1000 847 220 4 1 182 1.254
dan Kebudayaan
801-999 293 184 6 79 562
Nomor 13 tahun 2018,
601-800 361 307 18 138 824 Akreditasi Sekolah
401-600 411 574 72 233 1.290 Menengah Kejuruan
201-400 523 1.446 279 13 593 2.854 (SMK) mengalami
101-200 274 1.328 573 42 805 3.022 perubahan dari yang
<100 153 1.222 1.045 149 1.782 4.351 sebelumnya berbasis
Total 2.862 5.281 1.997 205 3.812 14.157 Program Keahlian
(PK) menjadi Satuan
Akreditasi A kebanyakan Pendidikan (SP)
diperoleh oleh SMK yang 42% SMK masih perlu TT = Tidak Terakreditasi
jumlah siswanya banyak ditingkatkan mutu
BT = Belum Terakreditasi
akreditasinya

5
Sumber: Diolah dari Dapodik 18 Januari 2019, Data Akreditasi BAN SM 2018
KEBEKERJAAN
2010 2015 2017 2018
No Tingkat Pendidikan Peb Agust Peb Agust Peb Agust Peb Agust
1 Tidak Sekolah 1.02 2.95 2.46 1.25 2.21 1.63 1.13 0.94
2 Putus Sekolah SD 2.92 3.23 3.22 2.42 3.06 2.47 2.54 2.02
3 SD 4.63 4.29 4.02 3.09 3.98 2.82 2.91 2.79
4 SMP 7.55 7.45 7.14 6.22 5.36 5.54 5.18 4.80
5 SMA 11.90 11.90 8.17 10.32 7.03 8.29 7.19 7.95
6 SMK 13.81 11.87 9.05 12.65 9.27 11.41 8.92 11.24
7 Akademi/Diploma 15.71 12.78 7.49 7.54 6.35 6.88 7.92 6.02
8 Universitas 14.24 11.92 5.34 6.40 4.98 5.18 6.31 5.89

Bentuk survey yang diadakan setahun 2 kali Pebruari dan Agsutus terhadap sejumlah keluartga sebagai
sample, kurang mewakili atau tidak bisa menjeralisasi
ALOKASI DUKUNGAN PUSAT
2019 2020 2021 2022
2017
• RKB = 5.373 Ruang
• USB = 126 Unit
• RPS = 5.799 Ruang
• Peralatan = 2.277 Set
• BOS = 5,1 juta Siswa 2018
• PIP • Siswa
= 1,8 juta RKB = 3.749 Ruang
2015 • Siswa
USB = 126 Unit
• RKB = 3.100 Ruang • Beasiswa = 19.655
• RPS = 5.799 Ruang 2019
• USB = 136 Unit • Peralatan = 2.277 Set • RKB = 3.065 Ruang
• RPS = 1.543 Ruang • BOS •
= 5,2 juta Siswa USB = 126 Unit COE
• Peralatan = 1.718 Set • PIP •
= 1,8 juta Siswa RPS = 5.799 Ruang
• BOS = 4,3 juta Siswa • Beasiswa = 19.655 Siswa• Peralatan = 2.277 Set
2016
• PIP = 970.378 Siswa • BOS = 5,3 juta Siswa
• RKB = 5.962 Ruang
• Beasiswa = 19.655 Siswa
• USB = 341 Unit • PIP = 1,8 juta Siswa PK
• RPS = 2.036 Ruang • Beasiswa = 19.655 Siswa
• Peralatan = 3.108 Set
2015 • BOS = 4,9 juta Siswa
PK +
• PIP = 1,8 Juta Siswa
• Beasiswa = 19.655 Siswa Ketercapaian 2019/ Kontrak Kinerja
Baseline :
• Siswa SMA:SMK = 49%:51% • Siswa SMA:SMK = 40%: 60%
• APK SMK = 33% • APK SMK = 44 %
• SMK Rujukan= 109 Sekolah • SMK Rujukan= 1.650 Sekolah

7
02
PEMANFAATN SUMBERDAYA SMK
Sumber Daya sekolah adalah segala sesuatu yang dimiliki
sekolah baik berbentuk fisik maupun non fisik yang
keberadaanyan berpotensi sangat besar untuk dimanfaatkan
oleh masyarakat:
• SDM sekolah tanpa kecuali baik pendidik dan tenaga kependidikan
atau siswa karena keahliannya atau kompetensinya dipandang
mampu membantu dan atau menyelesaikan suatu pekerjaan baik
membuat barang maupun menyelesaikan layanan jasa tertentu;
• Aset sekolah, lahan, sarana bangunan dan peralatan yang karena
kalayakannya dapat dimanfaatkan masyarakat untuk
menggunakannya;
• Teacing Factory atau Tefa, model pembelajaran bebasis produk
03
DASAR HUKUM TEACHING FACTORY
(TEFA)
PP No. 41/2015 Pengembangan Sumber Daya Industri:
Pabrik P5, Ayat 5: Pendidikan Vokasi Industri berbasis kompetensi diselenggarakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
P6, Ayat 1: Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Industri berbasis kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 harus dilengkapi dengan LSP, pabrik dalam sekolah, dan TUK.
P6, Ayat 2: Dalam hal penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Industri berbasis kompetensi belum
dilengkapi dengan LSP, penyelenggara harus melakukan kerja sama dengan LSP yang
bidangnya sejenis.
P6, Ayat 3: Dalam hal penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Industri berbasis kompetensi belum
dilengkapi dengan pabrik dalam sekolah dan/atau TUK, penyelenggara harus melakukan kerja
sama dengan Perusahaan Industri dan/atau Lembaga Penelitian dan Pengembangan
P6, Ayat 5. Pabrik dalam sekolah (teaching factory) adalah sarana produksi yang dioperasikan
berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk
sesuai dengan kondisi nyata di Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI) dan tidak berorientasi
mencari keuntungan”.
Permendikbud No. 34/2018 tentang SNP SMK/MAK:
TeFa (Teaching factory) adalah model pembelajaran yang bernuansa industri melalui sinergi
SMK/MAK dengan dunia usaha/industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai
dengan kebutuhan pasar.
Bidang Tata Kelola Direktorat SMK
TEFA/UP SMK

Pembelajaran berbasis produksi


(benda/jasa) sesuai kompetensi yang
dipelajarinya, sepenuhnya dikerjakan oleh
peserta didik, dilaksanakan dalam ruang
praktik/bengkel/lahan yang telah
dikondisikan lingkungannya mendekati
situasi dan suasana tempat kerja
sesungguhnya, waktu, prosedur, dan
cara/aturan (standar Industri).

Bidang Tata Kelola Direktorat SMK


TUJUAN MODEL PEMBELAJARAN
TEFA SMK
1. Meningkatkan dan menyelaraskan
kualitas lulusan dengan kebutuhan
tenaga kerja yang dinamis
• Kompetensi
• Kesiapan kerja
• Karakter kerja (attitude)
2. Menanggulangi permasalahan PKL
3. Meningkatkan jiwa kewirausahaan
peserta didik

Bidang Tata Kelola Direktorat SMK


PRINSIP MODEL PEMBELAJARAN
TEFA SMK
1. Pembelajaran praktik berbasis produksi (benda/jasa) sesuai
dengan kompetensi keahlian;
2. Dilengkapi dengan perangkat pembelajaran/Instructional
Sheet, silabus, RPP, atau Job Sheet dari industri;
3. Peserta didik mengerjakan sebagaian atau seluruh pekerjaan
produksi secara langsung;
4. Dilakukan di tempat yang telah dikondisikan lingkungannya
mendekati suasana Industri atau tempat kerja sebenarnya,
alur produksi, aturan, norma kerja, SOP serta ketentuan
lainnya.

Bidang Tata Kelola Direktorat SMK


HASIL MODEL PEMBELAJARAN
TEFA SMK
1. Hasil utama adalah meningkatnya kompetensi,
kesiapan kerja dan jiwa wirausaha peserta didik;
2. Media belajar atau produk (barang/jasa) standar
berkualitas dan layak dimanfaatkan masyarakat
pada umumnya;

Bidang Tata Kelola Direktorat SMK


PERKEMBANGAN TEFA SMK
a. Media belajar/produk belum/tidak dimanfaatkan Masyarakat
• Media belajar/produk hanya untuk kepentingan pembelajaran dan
dikerjakan/diselesaikan pada jam belajar;
• Kuaitas/mutu ada yang belum layak untuk dimanfaatkan masyarakat.
b. Media belajar sudah dimanfaatkan Masyarakat
• Media belajar/produk sudah dimanfaatkan masyarakat hingga
pengerjaannya sampai diluar jam pelajaran;
• Menyediakan tempat khusus dan tambahan tenaga luar.
c. Media belajar sudah dimanfaatkan masyarakat melalui IDUKA
• Media belajar/produk sudah dimanfaatkan masyarakat dan
pengerjaannya di sekolah dan di IDUKA;
• Menyediakan tempat khusus dan tambahan tenaga luar.
Bidang Tata Kelola Direktorat SMK
DAMPAK PEMANFAATAN
SUMBERDAYA SMK
1. Terjadi kegiatan-kegiatan baru di luar lingkup tupoksi
institusi pendidikan, yaitu aktivitas yang lebih
menampakkan suatu usaha, transaksi pemanfaatan
dengan masyarakat pengguna, pembuatan perjanjian,
aliran pemasukan dan pengeluaran keuangan.
2. Peningkatan variasi dan intensitas aktivitas tersebut
perlu dilengkapi dengan tata kelola sesuai peraturan dan
ketentuan yang berlaku tanpa mempengaruhi tupoksi
sebagai institusi pendidikan.

“PERLU PAYUNG HUKUM”


04
SMKN 6 KENDAL
JAWA TENGAH
▪ Mengedukasi Gapoktan
▪ Kerja sama dengan PT Vertindo
Lancar Semarang
▪ 17.000 pohon
▪ Lahan milik petani dan ortu siswa
▪ Lahan sekitar 10 ha, tersebar di
pedesaan
▪ Hasil panen di kemas di sekolah dan
dibeli oleh industri
EDOTEL
SMK NEGERI 9 BANDUNG
SMK KARYA NASIONAL KUNINGAN
TEFA: SERVICE SEPEDA MOTOR
TEACHING FACTORY SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO

Kompetensi Keahlian :
Teknik Elektronika industri
TeFa:
Perakitan & Servise
Tablet M ONE
SMK PGRI 2 PONOROGO
TEFA: SERVICE SMARTPHONE
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN
SMK NEGERI 1 SLAHUNG PONOROGO
KEBUDAYAAN

TeFa: SMK Coffee.Lab


• SMK Coffee Lab adalah Teaching Factory
SMK Negeri 1 Slahung Ponorogo, yang akan
mempersiapkan lulusan yang memiliki
Kompetensi sebagai Barista. Dengan
meningkatnya Gaya Hidup masyarakat akan
kopi yang terbukti dengan meningkatnya
perkembangan Industri Café di Indonesia
maka tenaga Barista sangat dibutuhkan
dimasa-masa yang akan datang.

• Ruangan SMK Coffee.Lab


SMK NEGERI 9 BANDUNG
TEFA: JASA HOTEL
AP
CV. Anas Production

SMK NEGERI 1 KALASAN


TEFA: PEMBUATAN TAS PUNGGUNG
05
Bidang Tata Kelola Direktorat SMK

Anda mungkin juga menyukai