Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
SMK merupakan lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan lulusannya siap bekerja,
wirausaha dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagai sekolah kejuruan, setiap
SMK dilengkapi dengan fasilitas pembelajaran sesuai dengan kompetansi keahlian yang ada,
seperti tempat praktik atau bengkel, laboratorium, peralatan dan perabot serta sarana
penunjang lainnya termasuk aula, kantin, dan lain sebagainya. Selain hal tersebut, tenaga
pendidik SMK juga disiapkan secara khusus sehingga mempunyai kualifikasi sebagai
pengajar dengan kompetensi keahlian yang diampunya. Pembelajaran praktik pada SMK
merupakan aspek utama yang mampu meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai dengan
kebutuhan lapangan kerja, sehingga keberadaanya selalu dikembangkan untuk menyesuaikan
dengan perubahan yang ada, baik teknologi maupun struktur ketenagakerjaanya.
Model atau sistem pembelajaran terkini yang diterapkan di SMK adalah teaching factory
(TEFA), dimana dalam pembelajaran praktik siswa harus membuat secara langsung
barang/jasa sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipelajarinya yang dilakukan diruang
atau tempat praktik yang telah dikondisikan mendekati tempat kerja yang sesungguhnya,
menggunakan SOP standar industri, dengan pendampingan guru atau tenaga dari industri,
serta dilengkapi dengan perangkat pembelajaran sesuai dengan struktur kurikulum untuk
mengukur capaian kompetensinya. Prinsip pembelajaran TEFA juga diharapkan diterapkan
sepenuhnya kedalam kegiatan pemanfaatan aset sekolah atau yang lebih dikenal sebagai unit
produksi (UP) seperti penggunaan aula, peralatan, laboratorium, kantin, lahan, tenaga
pendidik serta sumber daya lainnya.
UP sekolah pada awalnya dibentuk atau diadakan sebagai upaya untuk membantu biaya
operasional sekolah dengan memanfaatkan peralatan dan tenaga pendidik untuk mengerjakan
pesanan masyarakat. Perkembangan UP lebih berdasarkan pada inisiasi unsur sekolah melihat
peluang usaha dan kebutuhan masyarakat di lingkungannya, sehingga produk UP mungkin
tidak sesuai dengan kompetensi yang ada disekolahnya, lebih banyak memperkerjakan tenaga
luar dari pada peserta didik untuk memenuhi target produksi atau layanan, serta berorientasi
mendapatkan pendapatan atau keuntungan.
Pengelolaan TEFA dan UP yang sudah berkembang sedemikian besar dibanyak SMK
terutama didalam hal keuangannya sudah mencerminkan perusahaan atau badan usaha pada
umumnya. Oleh karena itu, perlu payung hukum untuk melindunginya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 34 tahun 2018 tentang standar nasional
pendidikan SMK/MAK, khususnya pada lampiran VII standar pengelolaan di bab II
pengelolaan oleh SMK/MAK mengamanatkan bahwa “dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan pendidikan bagi Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK) yang memiliki spesifikasi teknis dibidang layanan umum dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan diberikan fleksibilitas sesuai peraturan perundang-undangan
dalam pengelolaan keuangannya untuk ditetapkan menjadi BLUD atau sejenisnya.
BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola
pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan pola pengelolaan daerah pada
umumnya. Unit pelaksana teknis dinas/badan daerah yang telah menerapkan BLUD antara
lain Rumah Sakit Umum Daerah, puskesmas, persampahan, pengolahan limbah, pasar,
pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, perparkiran, terminal, pariwisata, konservasi,
stadion olahraga, dan lain sebegainya. BLUD memberikan peluang yang besar kepada SMK
untuk menerapkan pola tata kelola keuangan yang fleksibel. Contoh daerah yang telah
menerapkan BLUD yaitu provinsi jawa timur, dimulai pada tahun 2018 pada 20 SMK
menunjukan hasil yang baik, efektif, namun perlu dievaluasi sebelum diseminasi kedalam
skala yang lebih luas. Implementasi BLUD telah menunjukan SMK menjadi lebih mandiri,
produktif, efisien, dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan.

B. TUJUAN
Tujuan yang diharapkan adalah:
1. Secara umum
Menyediakan pedoman bagi SMK yang mampu mempercepat proses pembentukan status
BLUD.
2. Secara khusus
 Menjelaskan konsep BLUD
 Menjelaskan bidang layanan yang menjadi potensi income generating BLUD SMK
 Menjelaskan manfaat penerapan BLUD SMK
 Menjelaskan hambatan pengelolaan BLUD SMK
 Menjelaskan penerapan BLUD SMK berbasis Good School Governance (GSG)
 Menjelaskan prosedur penyusunan dokumen BLUD SMK

C. HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan antara lain:
1. Pedoman pengembangan BLUD
2. Penerapan BLUD SMK yang fleksibel
3. Prosedur penyusunan dokumen BLUD SMK

D. OUTCOME
Outcome yang diharapkan antara lain:
1. Sekolah mampu menciptakan dan mengelola SDM yang kreatif, kritis, mandiri, unggul,
dan inovatif
2. Partisipasi stakeholder sekolah menjadi lebih baik
3. Pengelolaan sumber daya sekolah menjadi lebih efisien dan efektif
4. Sekolah mampu memberikan layanan yang lebih baik pada stakeholder
5. Sekolah mampu menciptakan akuntabilitas yang lebih baik
BAB II
KONSEP BLUD

A. DEFINISI BLUD
BLUD SMK adalah unit kerja pada satuan kerja perangkat daerah dilingkungan pemerintah
daerah provinsi yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama
peserta didik, berupa penyediaan barang/jasa tanpa mengutamakan mencari keuntungan.
BLUD SMK dalam melakukan kegiatannya harus didasarkan pada prinsip efisiensi,
efektivitas, dan produktivitas. Pelaksanaan BLUD mendapatkan pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan daerah pada umumnya dalam bentuk fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menerapkan bisnis yang sehat. Tujuannya adalah meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat terutama peserta didik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan dan daya
saing sumber daya manusia indonesia. Fleksibilitas yang diberikan dalam bentuk keleluasaan
pengelolaan keuangan/barang BLUD SMK, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pejabat pengelola BLUD SMK adalah pimpinan BLUD SMK yang bertanggung jawab
terhadap kinerja operasional BLUD SMK yang terdiri atas pimpinan BLUD/Kepala sekolah,
pejabat keuangan/kepala subbag tata usaha, pejabat teknis/wakil kepala sekolah atau pejabat
setingkat. BLUD SMK dalam melaksanakan kegiatannya dapat memperoleh pendapatan
berupa penerimaan dalam bentuk kas BLUD SMK. Pendapatan ini akan menambah ekuitas
dalam periode anggaran bersangkutan yang tidak perlu dibayar kembali. BLUD SMK juga
melakukan belanja, berupa semua pengeluaran dari rekening kas yang mengurangi ekuitas
dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh BLUD SMK. Pendapatan dari operasional BLUD SMK akan menghasilkan nilai
omset, yaitu jumlah seluruh pendapatan operasional yang diterima oleh BLUD SMK yang
berasal dari barang/jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat, hasil kerja BLUD SMK
dengan pihak lain/hasil usaha lainnya. Nilai aset BLUD SMK adalah jumlah aktivitas yang
tercantum dalam neraca BLUD SMK pada akhir suatu tahun buku tertentu, dan merupakan
bagian dari aset pemerintah daerah provinsi yang tidak terpisahkan. Tarif yang dikenakan
adalah imbalan atas barang/jasa yang diberikan oleh BLUD SMK termasuk imbelan hasil
yang wajar dari investasi dana, dapat bertujuan untuk meutup seluruh atau sebagian dari biaya
per unit layanan selama beroperasi. BLUD SMK akan mengeluarkan biaya, berupa sejumlah
pengeluaran yang akan mengurangi ekuitas untuk memperoleh barang/jasa untuk keperluan
operasional. BLUD SMK juga diizinkan untuk investasi jangka pendek dalam bentuk
pemanfaatan surplus kas jangka pendek, selama bisa memberikan manfaat ekonomis yang
dapat meningkatkan kemampuan BLUD SMK dalam pelayanan kepada masyarakat dengan
memperhatikan likuiditas keuangan BLUD SMK.
Pada sisi pengelolaan keuangan, dikenal basis akrual, yaitu basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan kas atau setara kas diterima atau dibayar. BLUD SMK memiliki rekening kas
yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan uang BLUD SMK yang dibuka oleh pejabat
pengelola BLUD SMK pada bank umum untuk menampung seluruh penerimaan pendapatan
dan pembayaran pengeluaran BLUD SMK’

B. LANDASAN TATA KELOLA BLUD SMK


1. Landasan filosofis
SMK merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs
atau bentuk lain yang sederajat yang tujuan utamanya adalah menghasilkan lulusan siap
kerja dibidang tertentu. SMK dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan
pola tata kelola yang baik supaya pengelolaannya menjadi lebih efisien, mandiri dan
produktif. Upaya peningkatan mutu tata kelola SMK dapat dilakukan dengan penerapan
BLUD untuk memberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan berdasarkan praktik bisnis
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
2. Landasan yuridis
Landasan yuridis penerapan pola tata kelola Badan Layanan Umum Daerah pada Sekolah
Menengah Kejuruan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
2. Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
3. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 34 tahun
2018 tentang standar nasional pendidikan sekolah menengah kejuruan
4. Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara
5. Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara
6. Undang-undang nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara
7. Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional
8. Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang telah diganti
dengan Undang-Undang nomor 23 tahun 2014, kemudian diganti dengan Undang-
Undang nomor 9 tahun 2015
9. Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang pertimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
10. Peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah
11. Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2006 tentang laporan keuangan dan kinerja
instansi pemerintah
12. Peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2012 tentang revisi peraturan pemerintah nomor
23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
13. Peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 tantang revisi peraturan pemerintah nomor
24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintah
14. Peraturan pemerintah nomor 65 tahun 2005 tentang pedoman penyusunan dan
penerapan standar pelayanan minimal
15. Peraturan presiden nomor 29 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah
16. Peraturan menteri dalam negeri nomor 64 tahun 2013 tentang standar akuntansi
pemerintah berbasis akrual
17. Peraturan menteri dalam negeri republik indonesia nomor 79 tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah
18. Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 12 tahun 2019 tentang pengelolaan
keuangan daerah

C. KEUNGGULAN BLUD SMK


Keunggulan SMK yang telah menerapkan BLUD yaitu:
1. Dapat meningkatkan pelayanan publik
2. Dapat mengefisiensi anggaran yang ada
3. Sekolah dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki
D. TUJUAN BLUD SMK
E. ASAS BLUD SMK
F. MANFAAT BLUD SMK

BAB III
PEMBENTUKAN BLUD SMK
A. PERSIAPAN
B. PERSYARATAN MENJADI BLUD SMK
C. PENILAIAN BLUD SMK
D. PROSES PENILAIAN
E. PENETAPAN BLUD SMK
BAB IV
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SMK
YANG AKAN MENERAPKAN BLUD
A. PENGELOLAAN KEUANGAN SMK
B. LAPORAN KEUANGAN SMK
C. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
D. LAPORAN OPERASIONAL
E. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
F. NERACA
G. PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN
OPERASIONAL
BAB V
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai