GOVERNMENT
KELOMPOK 6
Rani Khairunnisa
Glagah Krisnawan
Dinda Widiantari
Latar Belakang
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode literatur
review. Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder dan didapat dari jurnal, artikel dan
sebagainya. Metode kajian yang digunakan yaitu menggunakan cara mengkaji jurnal-jurnal yang
membahas tentang e-voting.
Menurut Habibi (2018) [2] dalam data AEC Project menunjukan terdapat sekitar 43 negara yang pernah
menerapkan system e-voting dalam pemilu sampai dengan bulan Januari 2010. Negara tersebut
dibedakan menjadi 4 kategori yaitu : (Kayaknya perlu dicantumkan tabel sekalian)
Dari negara yang masuk dalam kategori tersebut, terdapat klasifikasi lain terkait negara yang sukses
dalam pelaksanaan e-voting dan negara yang gagal dalam pelaksanaan e-voting. Negara yang sukses
melaksanaan system e-voting dalam pemilu dapat diketahui dari pelaksanaan system e-voting tersebut
terus dilakukan serta mendapat tanggapan yang baik dari masyarakat. Sedangkan negara yang gagal
dapat dilihat dari pemberhentian praktik e-voting ini, dimana masih ditemui banyak masalah serta
kurang mendapat tanggapan yang baik dari masyarakatnya sehingga pelaksanaan system e-voting ini
harus diberhentikan.
Implementasi e-voting berbasis e-KTP ini dapat dilakukan dengan melakukan operasi basis data dengan
memanfaatkan teknologi informasi seperti melakukan komputerisasi dalam setiap proses dalam
mengolah data masyarakat disuatu daerah untuk mendapatkan informasi terkait jumlah pemilih yang
berhak untuk mengikuti pemilu.Berikut gambaran proses pelaksanaan e-voting berbasis e-KTP : (kasih
bagan)
pelaksanaan e-voting ini diharapkan dapat memberikan kemudahan serta keefektifan dalam proses
pemilu sehingga segala bentuk kecurangan yang mungkin terjadi dapat dicegah serta tetap berjalan
secara langsung, umum, bebas, rahasia dan jujur serta adil.
Indonesia memiliki pengguna internet yang besar yang akan memudahkan dalam penerapan
sistem e-voting.
Mendeteksi dan mengatasi kecurangan dalam pemilihan umum.
Memberikan kesempatan lebih bagi pemilih untuk lebih mengenal pasangan calon
Kepala Program Sistem Pemilu Elektronik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Andrari
Grahitandaru mengungkapkan dua syarat penting pelaksanaan e-voting [11]. Pertama, e-voting harus
dirancang sedemikian rupa untuk menjamin terpenuhinya asas-asas pemilu yaitu
1. Langsung....
2. Umum
3. Bebas.
4. Rahasia
5. Jujur.
6.. Adil
teknologi
penyelenggara,
anggaran
legalitas
masyarakat.
SIMPULAN
1. Untuk memudahkan proses pemilu yang semakin lama partisipasi politik terus meningkat dari
masyarakat, pemerintah menggunakan teknologi dalam proses pemilu yaitu e-voting yang
berbasis e-KTP sebagai salah satu wujud penerapan e-government.
2. Peluang di Indonesia untuk dapat menerapkan e-voting dalam pemilu yakni Indonesia memiliki
pengguna internet yang banyak akan memudahkan dalam penerapan e-voting, dapat
mendeteksi dan mengatasi kecurangan dalam pemilu, dan memberikan kesempatan lebih
kepada pemilih untuk memilih pasangan calon .
3. Dalam penerapan sistem e-voting harus memenuhi dua syarat, pertama menjamin terpenuhinya
asas-asas pemilu yaitu langsung, umum, bebas, rahasia (luber) dan jujur dan adil (jurdil) dan
kedua memenuhi lima komponen pendukung e-voting yaitu teknologi, penyelenggara,
anggaran, legalitas dan masyarakat.