Anda di halaman 1dari 2

Aspek sosial

Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan menggunakan hukum Islam. Meski
begitu, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan. Hasil kebudayaan Kerajaan
Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil kebudayaan Kerajaan
Islam Demak yang terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung
Demak. Masjid Agung Demak adalah lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.
Bangunan Masjid Agung Demak kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam. Keistimewaan
Masjid Agung Demak adalah salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas
pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal). Kerajaan Demak menjadi pusat
penyebaran agama Islam dan menjadi tempat berkumpulnnya para Wali Songo seperti Sunan
Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peran
penting pada masa perkembangan kerajaan Demak sebab juga menjadi penasihat bagi
penguasa kerajaan Demak. Terjadi hubungan erat antara para wali dengan raja dan kaum
bangsawan maupun rakyat. Pembinaan masyarakat diadakan di masjid atau pondok
pesantren. Salah seorang dari Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga juga meletakkan dasar-dasar
perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak. Perayaan Sekaten digunakan untuk
merayakan hari ulang tahun (maulud) Nabi Muhammad SAW. Perayaan Sekaten digunakan
Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat agar mau memeluk agama Islam. Sekaten
kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan yang dipelihara sampai sekarang.

Kehidupan Politik

Sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, tentu saja Demak memiliki perjalanan panjang yang
sangat menarik untuk kita peplajari. Dari mulai kehidupan politik kerajaan Islam Demak,
yang selalu menjadi ruang untuk memulai berdiskusi tentang kerajaan Islam Demak itu
sendiri. Kerajaan Islam Demak sendiri adalah kerajaan Islam dengan raja pertamanya
bernama Raden Patah. Raden Patah memiliki gelar Senapati Jumbung Ngabdurrahman
Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Perjalanan Raden Patah menjadi raja berhenti
pada tahun 1507 yang kemudian digantiukan oleh putranya yang bernama Pati Unus.
Sebelum menjadi raja, Pati Unus ini pernah memimpin pasukan untuk menyerang Portugis
yang berada di Selat Malaka.

Namun syang, armada laut yang dipimpun Pati Unus tersebut mengalami kekalahan. Namun
karena keberanian Pati Unus dalam menyerang POrtugis, ia kemudian mendapatkan gelar
Pangeran Sabrang Lor. Pati Unus meninggal pada tahun 1521 yang kemudian tahtanya
digantikan oleh sang adik yaitu Sultan Trenggono. Dan pada masa inilah Sultan Trenggono
berhasil membawa Demak mencapai masa kejayaannya. Pada masa kejayaan Demak ini bisa
dibuktikan dengan semakin sejahternya rakyat dan kehidupan politik kerajaan Islam Demak
yang stabil.
HASIL ANALISA

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur
dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak
ditinggalkan begitu saja.
Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam.
Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri
adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai
kerajaan Islam. Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam
juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa
kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal).

Sedangkan, Kehidupan politik kerajaan demak dapat dilihat pada bagian di bawah ini,
yakni:
1. Raja pertama Demak adalah Raden fatah yang mendapat gelar Senapati Jumbung
Ngabdurrahman Panembahan Sayidin Panatagama, dimana selama pemerintahannya
kerajaan demak berkembang dengan pesat sebagai pusat perdagangan dan penyebaran
agama islam  
2. Memiliki sistem pemerintahan kesultanan, yang salah satu sultan yang memimpin
kerajaan Demak adalah Sultan Trenggono
3. Kehidupan politik pasti identik dengan wilayah kekuasaan. Awalnya kekuasaan
Kesultanan Demak berada hanya di Jawa Tengah. Hingga kemudian di bawah
kekuasaan Sultan Trenggono, kerajaan ini berhasil meluaskan wilayahnya hingga
Jawa Barat, Banten, Jayakarta, Jawa Timur, dan beberapa bagian di Cirebon.

Anda mungkin juga menyukai