Anda di halaman 1dari 26

Kerajaan Demak

Oktavina Nikmatuz Zahra


Peta Konsep

01 03 05 07
Letak Kerajaan Sistem Politik Sistem Sosial Kesimpulan
Demak Budaya

02 04 06
Sumber Sejarah Sistem Ekonomi Runtuhnya
Kerajaan
01
Letak Kerajaan
Demak
Demak dulu berlokasi di tepi laut,berada di kampung
Bintara/Bintoro,yang saat ini telah menjadi bagian kota Demak
Jawa Tengah. Sebutan kerajaan pada periode beribu kota disana
dikenal sebagai Demak Bintoro.
Pada masa raja ke-4 (Sunan Prawoto), keraton dipindahkan ke
Prawata (dibaca "Prawoto") dan untuk periode ini kerajaan
disebut Demak Prawata. Sepeninggal Sunan Prawoto, Arya
Penangsang memerintah kesultanan yang sudah lemah ini dari
Jipang-Panolan (sekarang dekat Cepu). Kotaraja Demak
dipindahkan ke Jipang dan untuk priode ini dikenal dengan
sebutan Demak Jipang.
02
Sumber Sejarah
Kerajaan Demak
1.Masjid Agung Demak
Masjid ini dibangun oleh walisongo dan diprakarsai oleh Sunan
Kalijaga, lokasinya berada di tengah pusat kota Demak. Di
komplek Masjid Agung juga terdapat pemakaman raja-raja Demak
yang telah wafat.
2. Makam Sunan Kalijogo
Di Demak juga ada makam salah satu anggota Walisongo yaitu
Sunan Kalijogo. Sunan Kalijogo dikenal sebagai seorang penyebar
agama Islam di tanah Jawa yang menggunakan dan
memaksimalkan seni tradisional.
3.Pintu Bledeg
Yang bisa dijadikan sebagai sumber sejarah Kerajaan Demak
selanjutnya adalah Pintu Bledeg. Pintu Bledeg ini adalah karya dari
Ki Ageng Selo, untuk saat ini Pintu Bledeg yang asli masih
tersimpan di musium Masjid Agung Demak.
4. Soko Tatal dan Soko Guru
Soko tatal dan soko guru adalah termasuk juga sebagai
peninggalan Kerajaan Demak yang sekaligus bisa dijadikan
sebagai sumber berita sejarah Kerajaan Demak. Menurut ceritanya,
soko tatal adalah soko masjid Demak yang terbuat dari sobekan
kayu sisa pembuatan Masjid Demak.
5. Bedug dan Kentongan
Bedug dan kentongan yang terdapat di Masjid Agung Demak juga
merupakan peninggalan Kerajaan Demak yang bersejarah dan tak
boleh dilupakan. Kedua alat ini digunakan pada masa silam
sebagai alat untuk memanggil masyarakat sekitar mesjid agar
segera datang melaksanakan sholat 5 waktu setelah adzan
dikumandangkan.
03
Sistem Politik
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya
Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan ditandai
candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi (artinya tahun 1400 Saka atau tahun 1478
Masehi). Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Patah menjadi raja di
Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan
Palembang Sayidin Panatagama. Untuk jabatan patih diangkat Ki Wanapala dengan
gelar Mangkurat.
Kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan besar, di bawah kepemimpinan
Raden Patah (1481-1518). Negeri-negeri di pantai utara Jawa yang sudah menganut
Islam mengakui kedaulatan Demak. Bahkan Kekuasaan Demak meluas ke Sukadana
(Kalimantan Selatan), Palembang, dan Jambi. Pada tahun 1512 dan 1513, di bawah
pimpinan putranya yang bernama Adipati Unus, Demak dengan kekuatan 90 buah jung
dan 12.000 tentara berusaha membebaskan Malaka dari kekuasaan Portugis dan
menguasai perdagangan di Selat Malaka. Karena pernah menyerang ke Malaka Adipati
Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor (Pangeran yang pernah menyeberang ke
utara).
Setelah Raden Patah wafat pada tahun 1518 M, Kerajaan Demak dipimpin oleh
Adipati Unus (1518-1521). Ia menjadi Sultan Demak selama tiga tahun. Kemudian ia
digantikan oleh adiknya yang bernama Sultan Trenggana (1521- 1546) melalui
perebutan takhta dengan Pangeran Sekar Sedo Lepen. Untuk memperluas daerah
kekuasaannya, Sultan Trenggana menikahkan putra-putrinya, antara lain dinikahkan
dengan Pangeran Hadiri dari Kalinyamat (Jepara) dan Pangeran Adiwijaya dari Pajang.
Sultan Trenggana berhasil meluaskan kekuasaannya ke daerah pedalaman. Ia berhasil
menaklukkan Daha (Kediri), Madiun, dan Pasuruan. Pada saat melancarkan ekspedisi
melawan Panarukan, Sultan Trenggana terbunuh. Pada masa Sultan Trenggana,
wilayah kekuasaan Kerajaan Demak sangat luas meliputi Banten, Jayakarta, Cirebon
(Jawa Barat), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.
SILSILAH KERAJAAN DEMAK
04
Sistem Ekonomi
Kerajaan Demak
Perekonomian Demak berkembang ke arah perdagangan
maritim dan agraria. Ambisi Kerajaan Demak menjadi negara
maritim diwujudkan dengan upayanya merebut Malaka dari
tangan Portugis, namun upaya ini ternyata tidak berhasil.
Perdagangan antara Demak dengan pelabuhan-pelabuhan lain di
Nusantara cukup ramai, Demak berfungsi sebagai pelabuhan
transito (penghubung) daerah penghasil rempah-rempah dan
memiliki sumber penghasilan pertanian yang cukup besar.
Demak dalam bidang ekonomi, berperan penting karena
mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai
penghasil bahan makanan, terutama beras.
Selain itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang
diekspor, antara lain beras, madu, dan lilin. Barang tersebut
diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. Dengan demikian,
kehidupan ekonomi masyarakat berkembang lebih baik.
Sebagai negara maritim, Demak menjalankan fungsinya sebagai
penghubung atau transito antara daerah penghasil rempah-
rempah di bagian timur dengan Malaka, dan dari Malaka
kemudian dibawa para pedagang menuju kawasan Barat.
Berkembangnya perekonomian Demak di samping faktor dunia
kemaritiman, juga faktor perdagangan hasil-hasil pertanian.
05
Sistem Sosial
Budaya Kerajaan
Demak
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur.
Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau
tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja.Hasil kebudayaan Kerajaan
Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil
kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri
adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak
sebagai kerajaan Islam. Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran
bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat
dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang
disatukan (tatal).Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari
Wali Sanga juga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan
Demak. Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat
masyarakat agar masuk Islam. Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau
kebudayaan yang terus dipelihara sampai sekarang.
06
Runtuhnya Kerajaan
Demak
Sultan Trenggana yang merupakan raja terbesar dari kerajaan Demak
meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan
Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto. Suksesi ke tangan
Sunan Prawoto tidak berlangsung mulus. Penunjukannya sebagai sunan
ditentang oleh adik Trenggana, yaitu Pangeran Sekar Seda Lepen. Dalam
penumpasan pemberontakan, Pangeran Sekar Seda Lepen akhirnya terbunuh.
Akan tetapi, pada tahun 1561 Sunan Prawoto beserta keluarganya dihabisi oleh
suruhan Arya Penangsang, putera Pangeran Sekar Seda Lepen. Arya Penangsang
kemudian menjadi penguasa tahta Demak. Suruhan Arya Penangsang juga
membunuh Pangeran Hadiri, adipati Jepara, dan hal ini menyebabkan adipati-
adipati di bawah Demak memusuhi Arya Penangsang, salah satunya adalah
Adipati Pengging.Arya Penangsang akhirnya berhasil dibunuh dalam peperangan
oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir. Joko Tingkir memindahkan pusat
pemerintahan ke Pajang, dan di sana Joko Tingkir mendirikan Kerajaan Pajang.
07
Kesimpulan
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, putra dari Raja Brawijaya
V (Bhre Kertabumi) dengan seorang putri Campa sekitar tahun 1500 M.
Setelah berhasil mengalahkan Majapahit dan memindahkan seluruh
perangkat kerajaan ke Demak. Kerajaan Demak terletak di daerah Bintoro
atau Gelagahwangi yang sebelumnya merupakan daerah kadipaten di
bawah kekuasaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan Kerajaan Islam
Pertama di tanah Jawa dan berkuasa selama hampir setengah abad
sebelum runtuh dan berganti nama menjadi pajang.
Kerajaan Demak Mencapai kejayaan pada masa sultan trenggono,
kejayaan ini terlihat dari kemajuan dibidang ekonomi, sosial, politik, dan
kebudayaan. Dibidang ekonomi Demak merupakan negara yang menjadi
daerah penghasil beras dan penghubung jalur perdagangan nusantara
Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dan menjadi pusat
penyebaran Islam, dibidang Kebudayaan kerajaan Demak menjadi
pelopor dari lahirnya karya-karya sastra Jawa yang berakulturasi dengan
budaya Islam.
Kerajaan Demak runtuh akibat perebutan kekuasaan dan pembalasan
dendam diantara para penerus kerajaan tersebut, yaitu antara arya
penangsang, putra Pangeran Sekar Ing Seda Lepen dengan Sunan
Prawoto, anak dari Sultan Trenggono.Sebuah pelajaran dari sejarah
bahwa perebutan kekuasaan dan perpecahan dari dalam akan
membahayakan kesatuan dan persatuan. Bangsa Indonesia harus belajar
dari sejarah Kerajaan Demak jika tidak ingin hancur, bukan tidak mungkin
jika para penguasa negeri ini melakukan kesalahan yang sama maka nasib
negeri ini akan seperti Kerajaan Demak.
ADA
PERTANYAAN?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai