Anda di halaman 1dari 3

Aspek Sosial Dan Budaya

Kerajaan Demak
• Kehidupan masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan menggunakan hukum Islam.
• Meski begitu, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan. Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan
kebudayaan yang berkaitan dengan Islam.
• Hasil kebudayaan Kerajaan Islam Demak yang terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak.
Masjid Agung Demak adalah lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.
• Bangunan Masjid Agung Demak kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam. Keistimewaan Masjid Agung Demak adalah salah
satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal).
• Kerajaan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam dan menjadi tempat berkumpulnnya para Wali Songo seperti Sunan
Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Bonang.
• Para wali tersebut memiliki peran penting pada masa perkembangan kerajaan Demaksebab juga menjadi penasihat bagi
penguasa kerajaan Demak.
• Terjadi hubungan erat antara para wali dengan raja dan kaum bangsawan maupun rakyat. Pembinaan masyarakat diadakan di
masjid atau pondok pesantren.
• Salah seorang dari Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga juga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa
Kerajaan Demak. Perayaan Sekaten digunakan untuk merayakan hari ulang tahun (maulud) Nabi Muhammad SAW.
• Perayaan Sekaten digunakan Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat agar mau memeluk agama Islam. Sekaten
kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan yang dipelihara sampai sekarang.

•  
Kehidupan ekonomi : posisi kerajaan demak sangat strategis dalam perdagangan laut, pelabuhannya sering dipakai transit kapal2
dagang dari wilayah barat yang hendak ke Selat Malaka, begitu pun sebaliknya. keinginan untuk menjadi kerajaan maritim
dilakukan dengan usaha menaklukan Malaka dari Portugis. Usaha ini gagal, walau demikian tidak meruntuhkan perekonomian
Demak karena didukung oleh hasil pertanian dan memperoleh keuntungan ekonomi yang besar. kesadaran pentingnya
memanfaatkan ekonomi pertanian, Demak melakukan perluasan wilayah ke daerah2 disekitarnya termasuk ke jawa barat.

sosial : Sebagai pusat penyebaran Islam Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria,
Sunan Kudus dan Sunan Bonar.Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan kerajaan Demak
bahkan para wali tersebut menjadi penasehat bagi raja Demak. Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara
raja/bangsawan, para wali/ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang
diselenggarakan di Masjid maupun Pondok Pesantren.Sehingga tercipta kebersamaan atau Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di
antara orang-orang Islam). pesantren adalah cara penyebaran agama Islam yang efektif. Hitu yang berasal dari Ternate, pernah
belajar di pesantren yang didirikan oleh Sunan Giri. Setelah selesai belajar, ia menyebarkan agama Islam di Ternate.

budaya : Demikian pula dalam bidang budaya banyak hal yang menarik yang merupakan peninggalan dari kerajaan Demak.Salah
satunya adalah Masjid Demak, di mana salah satu tiang utamanya terbuat dari pecahan-pecahan kayu yang disebut Soko
Tatal.Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan Masjid (pendopo) itulah Sunan Kalijaga
menciptakan dasar-dasar perayaan Sekaten (Maulud Nabi Muhammad saw) yang sampai sekarang masih berlangsung di
Yogyakarta dan Cirebon.

Anda mungkin juga menyukai